OLEH :
1. PANJI KUSUMO W
2. YULIANA
3. RIRIN ANGGRAINI
Waktu : 1 x 30 menit
A. LATAR BELAKANG
Sejatinya program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) telah diluncurkan
sejak tahun 1996 oleh Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, yang sekarang bernama
Pusat Promosi Kesehatan. Kebijakan Indonesia Sehat 2010 menetapkan tiga pilar utama
yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat dan pelayanan kesehatan bermutu adil dan merata.
Untuk mendukung pencapaian visi Indonesia Sehat 2010 telah ditetapkan Sistem
Kesehatan Nasional (SKN) dengan Keputusan Menteri Kesehatan
No.131/Menkes/SK/II/2004 dan salah satu subsistem dari SKN adalah subsistem
Pemberdayaan Masyarakat. Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan (Promkes) untuk
mendukung upaya peningkatan perilaku sehat ditetapkan visi nasional Promkes sesuai
Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.1193/MENKES/SK/X/2004 yaitu Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat 2010 (PHBS 2010). Untuk melaksanakan program Promkes di daerah
telah ditetapkan Pedoman Pelaksanaan Promkes di daerah dengan Keputusan Menteri
Kesehatan RI. No.1114/Menkes/SK/VIII/2005 (Eva Yanti, 2010).
PHBS yang kini tidak lagi menjadi istilah asing di masyarakat, jika dilihat dari
kepanjangannya yakni Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, tentu terkait dengan perilaku
seseorang menyangkut kebersihan lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatannya.
Banyak penyakit dapat dihindari dengan pelaksanan PHBS, mulai dari diare, DBD, flu
burung, atau pun flu babi yang akhir-akhir ini marak terjadi. Salah satu faktor yang
mendukung PHBS adalah kesehatan lingkungan yang ada di sekitar tempat tinggal
individu. Penerapan PHBS di berbagai tatanan menjadi hal yang utama dalam mencegah
penyebaran penyakit, diantaranya di tatanan rumah tangga sebagai tempat tinggal
individu serta di tatanan rumah sakit sebagai tempat yang sangat rawan dalam
penyebaran penyakit. Meskipun, hal ini menjadi hal yang patut dijadikan sorotan oleh
banyak pihak, namun masih banyak masyarakat yang belum memahami dan belum
mengaplikasikan PHBS dalam kehidupan sehari-hari mereka. Hal ini dapat dilihat pada
situasi Rumah Sakit, dimana masih terdapat pihak-pihak yang merokok di area rumah
sakit yang dapat mengganggu kondisi pasien lain dan mengotori lingkungan sekitar.
Berdasarkan hal tersebut, maka sangat penting untuk dilakukan penyuluhan mengenai
penerapan PHBS baik di tatanan rumah tangga serta rumah sakit sebagai bekal mereka
untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
2. Tujuan Khusus :
Setelah dilakukan penyuluhan peserta penyuluhan dapat:
C. PESERTA PENYULUHAN
Pasien dan Keluarga Pasien yang dirawat di ruang 7A RSU Dr. Saiful Anwar Malang
D. PEMBAHASAN MATERI
Pengertian PHBS.
Tatanan PHBS
Sasaran dan manfaat PHBS di tatanan rumah tangga dan RS
Indikator PHBS di rumah tangga dan RS
Mendemonstrasikan cara mencuci tangan yang benar.
E. METODE
Ceramah
Tanya jawab
Demonstrasi
F. MEDIA
Power point
Leaflet
LCD
Laptop
G. LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Materi
2. Leaflet
H. Kegiatan penyuluhan
Media dan
No Waktu Kegiatan Penyuluan Kegiatan Peserta
Metode
Pembukaan :
Pelaksanaan :
Menjelaskan tentang
pengertian PHBS. Ceramah
Memperhatikan
Menjelaskan tatanan PHBS dengan
Mendengarkan
Menjelaskan tentang sasaran menampilkan
15 Bertanya dan
2. dan manfaat PHBS di tatanan power point
menit menjawab
rumah tangga dan RS dan
pertanyaan yang
Menjelaskan indikator PHBS membagikan
diajukan
di rumah tangga dan RS leaflet
Mendemonstrasikan cara
mencuci tangan yang benar.
Evaluasi :
10 Menjawab
3. Menanyakan tentang materi Tanya jawab
menit pertanyaan
yang telah diberikan dan
reinforcement kepada peserta
Terminasi :
2 Mendengarkan
4. Ceramah
menit Menyampaikan kesimpulan Menjawab salam
Mengucapkan salam penutup
I. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
2. Evaluasi Proses
3. Evaluasi Hasil
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. 2006. PHBS di Rumah Tangga. Available at :
http://www.diskes.jabarprov.go.id/index.php?mod=&idMenuKiri=50&idMenuT
ab=51 . (Akses :12 Agustus 2015)
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. 2006. PHBS di tempat Kerja. Available at :
http://www.diskes.jabarprov.go.id/index.php?mod=&idMenuKiri=50&idMenuT
ab=54. (Akses :11 Agustus 2015)
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2009. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
http://www.dinkesjatengprov.go.id/index.php?option=com_content&view=articl
e&id=47%3Astrategi-memasyarakatkan-phbs&catid=48%3Apkpm&lang=en.
(Akses : 10 Agustus 2015 )
A. PENGERTIAN PHBS
Program Perilaku hidup Bersih dan Sehat (PHBS) telah diluncurkan sejak
tahun 1996 oleh Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, yang sekarang bernama
Pusat Promosi Kesehatan. Program ini dijalankan dengan kesadaran bahwa dampak
dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar, dengan demikian diperlukan
berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat. (Dinas
Kesehatan Prov. Jawa Tengah, 2009)
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah upaya untuk memberikan pengalaman
belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan
masyarakat dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan
melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku guna
membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri sehingga
masyarakat sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS melalui pendekatan
pimpinan (Advocacy), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat
(Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi
masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat/dapat
menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. (Dinas Kesehatan Prov. Jawa Tengah, 2009)
PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) adalah semua perilaku kesehatan yang
dilakukan atas kesadaran, sehingga keluarga beserta semua yang ada di dalamnya
dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.
Perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan rumah tangga merupakan
upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu
melakukan PHBS untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah
risiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta
berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.
Bagi Masyarakat:
Lingkungan di sekitar tempat-tempat umum menjadi lebih bersih, indah dan sehat,
sehingga meningkatkan citra tempat umum.
Meningkatkan pendapatkan bagi tempat-tempat umum sebagai akibat dari
meningkatnya kunjungan pengguna tempat-tempat umum.
Masyarakat pengunjung
Pedagang dan Pembeli/konsumen
Pengelola (pramusaji)
Jamaah
3. PHBS di Sekolah
1. Sasaran primer : sasaran utama yang akan diubah perilakunya yaitu murid dan guru
yang bermasalah.
2. Sasaran sekunder: sasaran yang dapat mempengaruhi individu yang bermasalah
(Kepala sekolah, guru, orang tua, murid).
3. Sasaran tersier: sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur pembantu dlm
menunjang pendanaan, kebijakan dan kegiatan untuk tercapainya PHBS.
1. Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga peserta didik, guru, dan
masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman
penyakit
2. Meningkatnya semangat proses belajar-mengajar yang berdampak pada prestasi
belajar peserta didik.
3. Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu
menarik minat orang tua (masyarakat).
4. Meningkatnya citra pemerintah daerah di bidang pendidikan
5. Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain. (Eva Yanti, 2010)
Bagi Pekerja :
Setiap pekerja meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit.
Produktivitas pekerja meningkat yang berdampak pada peningkatan penghasilan
pekerja dan ekonomi keluarga.
Pengeluaran biaya rumah tangga hanya ditujukan untuk peningkatan taraf hidup
bukan untuk biaya pengobatan.
Bagi Masyarakat :
Tetap mempunyai lingkungan yang sehat walaupun berada di sekitar tempat kerja.
Dapat mencontoh perilaku hidup bersih dan sehat yang diterapkan oleh tempat kerja
setempat.
Bagi Tempat Kerja :
Meningkatnya produktivitas kerja pekerja yang berdampak positif terhadap
pencapaian target dan tujuan.
Menurunnya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan.
Meningkatnya citra tempat kerja yang positif.
Bagi Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota :
Peningkatan Tempat Kerja Sehat menunjukkan kinerja dan citra pemerintah provinsi
dan kabupaten/kota yang baik.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dapat dialihkan untuk peningkatan
kesehatan bukan untuk menanggulangi masalah kesehatan.
Dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam pembinaan PHBS di
Rumah Tangga.
Instansi Terkait :
Adanya bimbingan teknis pelaksanaan pembinaan PHBS di Tempat Kerja.
Dukungan buku panduan dan media promosi.
Lalu lalang berkumpulnya orang sakit dan sehat di institusi kesehatan dapat
menjadi sumber penularan penyakit bagi pasien, petugas kesehatan maupun
pengunjung. Terjadinya infeksi oleh bakteri atau virus yang ada di institusi kesehatan,
penularan penyakit dari penderita yang dirawat di institusi kesehatan kepada penderita
lain atau petugas di institusi kesehatan ini disebut dengan Infeksi Nosokomial. Infeksi
Nosokomial dapat terjadi karena kurangnya kebersihan institusi kesehatan atau
kurang higienis, tenaga kesehatan yang melakukan prosedur medis tertentu kurang
terampil. Penularan penyakit juga dapat terjadi karena tidak memadainya fasilitas
institusi kesehatan seperti ketersediaan air bersih, jamban, pengelolaan sampah dan
limbah, juga perilaku dari pasien, petugas kesehatan dan pengunjung seperti
membuang sampah dan meludah sembarangan.
Pasien.
Keluarga Pasien.
Pengunjung.
Petugas Kesehatan di institusi kesehatan.
Karyawan di institusi kesehatan.
C. Indikator PHBS
(Sudayasa, 2009).
Cuci Tangan
Adalah cara pencegahan infeksi yang paling penting. Cuci tangan harus selalu
dilakukan sebelum dan sesudah melakukan tindakan, walaupun memakai sarung
tangan atau alat pelindung lainnya.
1. sebelum makan
2. sebelum menyiapkan makanan
3. setelah memegang daging mentah
4. sebelum dan setelah menyentuh orang sakit
5. sesudah menggunakan kamar mandi
6. setelah batuk atau bersin atau membuang ingus
7. setelah mengganti popok atau pembalut
8. sebelum dan setelah mengobati luka
9. setelah membersihkan atau membuang sampah
10. setelah menyentuh hewan atau kotoran hewan