Daftar Isi PDF
Daftar Isi PDF
Disusun Oleh :
NIM : 41414010024
FAKULTAS TEKNIK
JAKARTA
2018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
LEMBAR PENGESAHAN
“SALURAN DISTRIBUSI LISTRIK DIBANDARA SOEKARNO
HATTA”
Disusun Oleh:
Nama : Muhamad isnaini
NIM : 41414010024
Menyetujui,
Dosen Pembimbing Kerja Praktek Koordinator Kerja Praktek
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Elektro
( Dr.Setyo Budiyanto )
ii
http://digilib.mercubuana.ac.id/
LEMBAR PENGESAHAN
“SALURAN DISTRIBUSI LISTRIK YANG ADA DIBANDARA
SOEKARNO HATTA”
DI
PT.ANGKASA PURA II
Disusun Oleh:
Nama : Muhamad isnaini
NIM : 41414010024
Sumantri Widodo
NIK:20001335
iii
http://digilib.mercubuana.ac.id/
KATA PENGANTAR
1. Terima kasih kepada orang tua yang selalu mensuport saya hingga kerja
praktek saya selesai dengan lancar.
2. Terima kasih kepada pembimbing Bapak Akhmad Wahyu Dani,ST,MT
yang bersedia sebagai pembimbing saya membuat laporan saya.
3. Terima kasih kepada Bapak Sumantri Widodo selaku Manager Of Energy
& Power supply PT.Angkasa Pura II yang sudah mengizinkansaya
melaksanakan kerja praktek.
4. Terima kasih kepada Bapak M.Yusuf selaku Assistant Manager Of
Electrical Network PT.Angkasa Pura II yang sudah mengizinkansaya
melaksanakan kerja praktek.
5. Terima kasih kepada pembimbing lapangan Bapak Franky C.H.L Siahaan
yang bersedia sebagai pembimbing saya ditempay saya melaksanakan
kerja praktek.
6. Terima kasih kepada para karyawan di MPS yang membantu dalam
melaksanakan kerja praktek.
Muhamad Isnaini
iv
http://digilib.mercubuana.ac.id/
LEMBAR PERNYATAAN
NIM : 41414010024
Fakultas : Teknik
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan laporan kerja praktek yang
telah saya buat ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila
ternyata di kemudian hari penulisan laporan kerja praktek ini merupakan hasil
plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia untuk
mempertanggung jawabkan sesuai dengan aturan tata tertib di Universitas Mercu
Buana.
Penulis,
Muhamad Isnaini
http://digilib.mercubuana.ac.id/
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................................i
KATAPENGANTAR…………………………………………………………..………...………………...iv
DAFTAR ISI............................................................................................................................. v
DAFTARGAMBAR…………………………………………………………………………ix
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.4 Proteksi Pada Jaringan Distribusi ............................................................................. 22
3.5 Gangguan Pada Jaringan Distribusi.......................................................................... 23
vi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
vii
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB I
PENDAHULUAN
fasilitas, antara lain : fasilitas sisi udara, sisi darat, navigasi penerbangan, komunikasi
adanya suplai daya listrik tentunya fasilitas tersebut, khususnya fasilitas yang berkaitan
penerbangan dan alat bantu pendaratan visual tidak dapat berfungsi untuk mendukung
pengoperasian bandara, oleh karena itu suplai daya listrik di suatu bandara diusahakan
PT. Angkasa Pura II selaku perusahaan yang bergerak dibidang pelayanan jasa
Soekarno-Hatta tidak padam sehingga aktifitas penerbangan dapat berjalan dengan aman,
station (MPS). MPS ini mengatur pendistribusian kelistrikan tegangan menengah dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
sebagai berikut:
Soekarno-Hatta.
Internasional Soekarno-Hatta.
Untuk menghindari pembahasan yang tidak searah sehingga dapat berfokus pada
masalah yang dibicarakan. Adapun batasan masalah dalam laporan kerja praktek ini
adalah:
Kerja Praktek merupakan program wajib bagi setiap mahasiswa program S1 Teknik
Internasional Soekarno-Hatta.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
antara lain:
b. Metode wawancara, adalah metode pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab
secara langsung dengan narasumber dalam hal ini pembimbing Kerja Praktek, guna
c. Metode Studi Literatur, adalah metode pengumpulan data dengan cara membaca dan
Praktek. Maka dikelompokkan dalam bagian-bagian laporan dalam lima bab, dengan
maksud mudah dipahami, dan di dalam bab terdapat sub-sub bab yang merupakan bagian
BAB I : PENDAHULUAN
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
Berisi latar belakang Kerja Praktek, rumusan masalah, batasan masalah, metode
penulisan beserta sistematika penulisan Laporan Kerja Praktek agar lebih mudah dalam
pembahasannya.
Menjelaskan secara umum profil PT. Angkasa Pura II meliputi sejarah berdirinya,
Praktek.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II
PT Angkasa Pura II (Persero), selanjutnya disebut “Angkasa Pura II” atau “Perusahaan”
merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang usaha
pelayanan jasa kebandarudaraan dan pelayanan jasa terkait bandar udara di wilayah Indonesia
Barat. Angkasa Pura II telah mendapatkan kepercayaan dari Pemerintah Republik Indonesia
untuk mengelola dan mengupayakan pengusahaan Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng yang
kini berubah nama menjadi Bandara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta serta Bandara
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
Menjadi Perum Angkasa Pura II. Selanjutnya, pada 17 Maret 1992 melalui Peraturan
Pemerintah Nomor 14 tahun 1992 berubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). Seiring
perjalanan perusahaan, pada 18 November 2008 sesuai dengan Akta Notaris Silvia Abbas
Sudrajat, SH, SpN Nomor 38 resmi berubah menjadi PT Angkasa Pura II (Persero).
dalam bidang jasa kebandarudaraan dan jasa terkait bandar udara dengan mengoptimalkan
pemberdayaan potensi sumber daya yang dimiliki dan penerapan praktik tata kelola perusahaan
yang baik. Hal tersebut diharapkan agar dapat menghasilkan produk dan layanan jasa yang
bermutu tinggi dan berdaya saing kuat sehingga dapat meningkatkan nilai Perusahaan dan
kepercayaan masyarakat.
Kiprah Angkasa Pura II telah menunjukkan kemajuan dan peningkatan usaha yang pesat
dalam bisnis jasa kebandarudaraan melalui penambahan berbagai sarana prasarana dan
Angkasa Pura II telah mengelola 13 Bandara, antara lain yaitu Bandara Soekarno-Hatta
(Pekanbaru), Husein Sastranegara (Bandung), Sultan Iskandarmuda (Banda Aceh), Raja Haji
Fisabilillah (Tanjungpinang), Sultan Thaha (Jambi), Depati Amir (Pangkal Pinang) dan Silangit
(Tapanuli Utara).
Angkasa Pura II telah berhasil memperoleh berbagai penghargaan dari berbagai instansi.
performance Perusahaan dalam memberikan pelayanan, diantaranya adalah “The Best BUMN in
Logistic Sector” dari Kementerian Negara BUMN RI (2004-2006), “The Best I in Good
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
Corporate Governance” (2006), Juara I “Annual Report Award” 2007 kategori BUMN Non-
Keuangan Non-Listed, dan sebagai BUMN Terbaik dan Terpercaya dalam bidang Good
Corporate Governance pada Corporate Governance Perception Index 2007 Award. Pada tahun
2009, Angkasa Pura II berhasil meraih penghargaan sebagai 1st The Best Non Listed Company
dari Anugerah Business Review 2009 dan juga sebagai The World 2nd Most On Time Airport
untuk Bandara Soekarno-Hatta dari Forbestraveller.com, Juara III Annual Report Award 2009
kategori BUMN Non-Keuangan Non-Listed, The Best Prize ‘INACRAFT Award 2010’ in
category natural fibers, GCG Award 2011 as Trusted Company Based on Corporate Governance
Perception Index (CGPI) 2010, Penghargaan Penggunaan Bahasa Indonesia Tahun 2011 dari
Minangkabau Padang sebagai Indonesia Leading Airport dalam Indonesia Travel & Tourism
Award 2011, dan Penghargaan Kecelakaan Nihil (Zero Accident) selama 2.084.872 jam kerja
terhitung mulai 1 Januari 2009-31 Desember 2011 untuk Bandara Sultan Syarif Kasim II
Pekanbaru, serta berbagai penghargaan di tahun 2012 dari Majalah Bandara kategori Best Airport
2012 untuk Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru) dan Bandara Sultan
dan kategori Progressive Airport Service 2012 untuk Bandara Internasional Soekarno-Hatta
Terminal 3 (Cengkareng).
Sebagai Badan Usaha Milik Negara, Angkasa Pura II selalu melaksanakan kewajiban
untuk membayar dividen kepada negara selaku pemegang saham. Angkasa Pura II juga
senantiasa berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik dan perlindungan konsumen
kepada pengguna jasa bandara, menerapkan praktik tata kelola perusahaan yang baik,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
terhadap masyarakat umum dan lingkungan sekitar bandara melalui program Corporate Social
Responsibility.
Visi dari PT Angkasa Pura II adalah ”The Best Smart Connected Airport in the region”.
The best smart connected airport in the region memiliki makna bahwa bandara-bandara
yang dikelola Angkasa Pura II menjadi bandara yang terhubung ke banyak rute atau tujuan baik
di dalam maupun di luar negeri, sesuai dengan status masing-masing bandara (bandara
maupun barang harus bisa berjalan dengan mudah dan tanpa sekat. Bandara-bandara AP II juga
sepenuhnya menjadi bandara yang pintar (smart) dengan memanfaatkan teknologi modern.
Region yang dimaksud dalam visi adalah Asia. Sehingga dapat disimpulkan bahwa visi Angkasa
Pura II adalah menjadi bandara dengan konektivitas tinggi ke banyak kota atau negara dan
mempergunakan teknologi modern yang terintegrasi dalam operasional bandara dan peningkatan
pelayanan penumpang.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
perusahaan.
Menjadi BUMN pilihan dan memaksimalkan potensi dari setiap karyawan perusahaan.
Logo ANGKASA PURA II sendiri memiliki arti dan makna tersendiri dari warna-warna
tersebut :
Biru adalah warna yang melambangkan pergerakan sektor logistik yang terus tumbuh
berkembang pesat.
Kuning melambangkan kemakmuran sebagai buah keberhasilan yang akan didapat dari kerja
keras PT Angkasa Pura II untuk para pemegang saham, manajemen, karyawan, dan Indonesia.
Hijau melambangkan arah kepemimpinan yang tegas, berintegritas, dan terarah menuju
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
Komitmen penerapan GCG merupakan hal yang mutlak bagi Angkasa Pura II. Hal
Untuk mewujudkan perusahaan yang tumbuh berkembang dan berdaya saing tinggi,
Angkasa Pura II telah mengembangkan struktur dan sistem tata kelola perusahaan (Good
peraturan serta best practise yang berlaku. Pelaksanaan GCG merupakan tindak lanjut
Keputusan Menteri BUMN No. 117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002 yang kemudian
diperbarui dengan Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER 01/MBU/2011 tanggal 01
Agustus 2011 tentang Penerapan Tata Kelola yang Baik pada BUMN, yang menyebutkan
bahwa “BUMN wajib melaksanakan operasional perusahaan dengan berpegang pada prinsip-
Semangat yang terkandung dalam penerapan GCG di Angkasa Pura II adalah niat dan
tekad manajemen Angkasa Pura II untuk menjadikan Angkasa Pura II sebuah perusahaan yang
terus tumbuh dan berkembang dengan kualitas Produk dan Proses Kerja yang baik, serta
Dewan Komisaris, Direksi), karyawan, pelanggan, mitra kerja, serta masyarakat dan
10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
Untuk mewujudkan hal tersebut, Angkasa Pura II memiliki komitmen penuh dan secara
konsisten menegakkan penerapan GCG dengan mengacu kepada beberapa aturan formal yang
2. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha No. PER- 01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata
Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik
Negara dan perubahannya Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. PER-
tanggal 06 Juni 2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan
Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha
Milik Negara.
4. Undang Undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas yang diperbaharui oleh
11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada
mengenai perusahaan.
profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang
sehat.
perundang-undangan.
12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
Organisasi Pusat Angkasa Pura II terletak dibandara soekarno hatta dan memiliki bagan
13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
Electrical Network and Protection adalah unit yang menangani listrik tegangan
Dadi Suhendi
Sumantri Widodo
M. Yusuf
Franky C.H.L. Siahaan M. Fadjar Sidiq Aris Kurniawan Wahyu Eko Bawono
14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
Pemerintah membagi dalam dua wilayah usaha yaitu, wilayah Indonesia Bagian Timur
dikelola oleh PT (Persero) Angkasa Pura I dan Wilayah Indonesia Bagian Barat dikelola oleh
PT (Persero) Angkasa Pura II, wilayah usaha berdasarkan Flight Information Region (FIR)
PT (Persero) Angkasa Pura II memiliki lingkup bidang usaha yang meliputi pelayanan
jasa Aeronautika dan jasa Non Aeronautika, yang masing‐masing lingkup bidang usaha
1. Jasa Aeronautika
15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
Jasa Non Aeronautika merupakan jasa pelayanan PT (Persero) Angkasa Pura II yang
b) Kegiatan konsesioner.
c) Parkir kendaraan.
d) Pas Bandara.
e) Penyediaan lahan untuk bangunan, lapangan dan industri serta bangunan yang
16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Pemeliharaan
Menurut Sofy an Assauri (2004) pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau
yang diperlukan agar supaya terdapat sesuatu keadaan operasi produksi yang memuaskan
2. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi dan
3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam
2. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi dan
3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam
17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
1. Prefentive Maintenance, disebut juga tindakan pencegahan atau overhaul, yaitu kegitaan
pemeliharaan dan perawatan untuk mencegah kerusakan yang tak terduga dan
menemukan kondisi atau keadaan yang menyebabkan fasilitas operasi lebih tepat.
kegagalan atau kerusakan, sebab apabila terjadi kerusakan peralatan operasi dapat
pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan, kegagalan, atau
(Badaruddin, kiswanto H. (2014)). Distribusi adalah bagian dari sistem tenaga listrik
yang menyalurkan tegangan listrik dari gardu induk ke gardu distribusi yang kemudian
(Ramdhani, S. H. (2014)). Daya Listrik yang dihasilkan dari pembangkit tenaga listrik
akan didistribusikan kepada pelanggan listrik melalui beberapa tahapan, seperti pada diagram
berikut:
18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
1. Gardu Induk Distribusi: Gardu utama yang mendistribusikan tenaga listrik ke tiap
penyulang.
2. Jaringan Primer (JTM): Jaringan tenaga listrik tegangan menengah 20 kV yang keluar
ke tegangan tegangan rendah (JTR) 220-230 volt untuk didistribusikan ketiap pelanggan
listrik.
4. Jaringan Sekunder (JTR): Jaringan tegangan rendah 220-230 volt yang keluar dari trafo
19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
Jaringan Pada Sistem Distribusi tegangan menengah (20kV) yang umum digunakan,
yaitu:
Bentuk jaringan sistem ini merupakan bentuk dasar yang paling sederhana dan paling
banyak digunakan. Sistem disebut radial karena jaringan ini ditarik secara radial dari Gardu
Induk ke pusat-pusat beban atau konsumen yang dilayani. Sistem ini terdiri dari saluran utama
Sistem jaringan ini disebut rangkaian tertutup karena saluran primer yang menyalurkan
daya sepanjang daerah beban yang dilayani membentuk suatu rangkaian tertutup seperti
20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
Sistem jaringan ini merupakan kombinasi antara jaringan radial dengan jaringan
rangkaian terbuka (open loop). Titik beban memiliki kombinasi alternatif penyulang sehingga
bila salah satu penyulang terganggu, maka dengan segera dapat digantikan oleh penyulang
lain. Dengan demikian kontinuitas penyaluran daya sangat terjamin. Bentuk sistem jaringan
distribusi spindel dapat dilihat pada gambar 2.4.
Pasokan daya listrik pada sistem distribusi 20 kV PLN didapat dari sistem penyaluran
150 kV atau 70 kV melalui Trafo Tenaga yang berfungsi sebagai trafo step down 150/20 kV
atau 70/20 kV yang terpasang di Gardu Induk dengan kapasitas yang bervariasi antara 5, 10,
21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
20, 30 s/d 60 MVA. Keluaran dari Trafo Daya dikumpulkan dulu pada Bus 20 kV di kubikel
konsumen dengan jaringan berupa Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) atau Saluran
(Mudiana, N. dan I. G., & Sangka, N. (2015)) Sistem proteksi tenaga listrik merupakan
sistem proteksi pada peralatan-peralatan yang terpasang pada sistem tenaga listrik, seperti
generator, bus bar, transformator, saluran udara tegangan tinggi, saluran kabel bawah tanah,
dan lain sebagainya terhadap kondisi abnormal operasi sistem tenaga listrik tersebut.
peralatan tenaga dari kondisi operasi abnormal. Kondisi abnormal tersebut antara lain:
2. Beban berlebihan.
3. Arus lebih.
a) Untuk mengamankan manusia terutama terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh listrik.
b) Untuk menghindari atau mengurangi kerusakan peralatan listrik akibat adanya gangguan
(kondisi abnormal).
c) Untuk mempercepat lokalisir atau zone daerah yang terganggu menjadi sekecil mungkin.
22
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
(Kume, J. T. I., Lisi, I. F., & Silimang, S. (2016)) Gangguan pada sistem kelistrikan
dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang tidak berjalan dengan normal yang
mengakibatkan aliran arus listrik menjadi terganggu ataupun tidak seimbang dari sistem
tenaga listrik.
(Supriyadi, E. (2000)) Sistem tenaga listrik merupakan suatu sistem yang melibatkan
banyak komponen dan sangat kompleks. Oleh karena itu, ada beberapa faktor yang
Faktor Internal menyangkut gangguan-gangguan yang berasal dari sistem itu sendiri.
Misalnya usia pakai (ketuaan), keausan, dan sebagainya. Hal ini bisa mengurangi
sensitivitas relai proteksi, juga mengurangi daya isolasi peralatan listrik lainnya.
sistem. Misalnya cuaca, gempa bumi, banjir, dan sambaran petir. Di samping itu ada
kemungkinan gangguan dari binatang, misalnya gigitan tikus, burung, kelelawar, ular,
dan sebagainya.
Jika ditinjau dari sifat dan penyebabnya, jenis gangguan dapat dikelompokkan menjadi
1. Tegangan lebih merupakan suatu gangguan akibat tegangan pada system tenaga listrik
lebih besar dari seharusnya. Gangguan tegangan lebih dapat terjadi karena kondisi
a) Kondisi internal terutama karena isolasi akibat perubahan yang mendadak dari kondisi
rangkaian atau karena resonansi. Misalnya operasi hubung pada saluran tanpa beban,
23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
perubahan beban yang mendadak, operasi pelepasan pemutus tenaga yang mendadak
b) Kondisi eksternal terutama karena adanya sambaran petir. Petir terjadi disebabkan oleh
posisif dengan muatan negatif, atau awan bermuatan positif atau negatif dengan tanah.
Bila beda tegangan ini cukup tinggi maka akan terjadi loncatan muatan listrik dari
awan ke awan atau dari awan ke tanah. Jika ada menara (tiang) listrik yang cukup
tinggi maka awan bermuatan yang menuju ke bumi ada kemungkinan akan menyambar
menara atau kawat tanah dari saluran transmisi dan mengalir ke tanah melalui menara-
dan tahanan pentanahan menara. Bila arus petir ini besar, sedangkan tahanan tanah
menara kurang baik maka akan timbul tegangan tinggi pada menaranya. Keadaan ini
akan berakibat dapat terjadinya loncatan muatan dari menara ke penghantar fase. Pada
penghantar fase ini akan terjadi tegangan tinggi dan gelombang tegangan tinggi petir
yang sering disebut surja petir. Surja petir ini akan merambat atau mengalir menuju ke
tidak bertegangan secara langsung tidak melalui media (resistor/beban) yang semestinya
sehingga terjadi aliran arus yang tidak normal (sangat besar). Hubung singkat merupakan
jenis gangguan yang sering terjadi pada sistem tenaga listrik, terutama pada saluran udara
3 fase. Meskipun semua komponen peralatan listrik selalu diisolasi dengan isolasi padat,
cair (minyak), udara, gas, dan sebagainya. Namun karena usia pemakaian, keausan,
tekanan mekanis, dan sebab-sebab lainnya, maka kekuatan isolasi pada peralatan listrik
24
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
bisa berkurang atau bahkan hilang sama sekali. Hal ini akan mudah menimbulkan hubung
singkat. Arus hubung singkat yang begitu besar sangat membahayakan peralatan,
sehingga untuk mengamankan perlatan dari kerusakan akibat arus hubung singkat maka
hubungan kelistrikan pada seksi yang terganggu perlu diputuskan dengan peralatan
3. Beban lebih merupakan gangguan yang terjadi akibat konsumsi energi listrik melebihi
energi listrik yang dihasilkan pada pembangkit. Gangguan beban lebih sering terjadi
terutama pada generator dan transfornator daya. Ciri dari beban lebih adalah terjadinya
arus lebih pada komponen. Arus lebih ini dapat menimbulkan pemanasan yang berlebihan
sekunder yang menyalurkan eneergi listrik pada konsumen akan memutuskan aliran
melalui relai beban lebih jika konsumsi tenaga listrik oleh konsumen melebihi
25
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV
International Airport Cengkareng) JIAC I, II, III, IV. JIAC I dan II disuplai dari Gardu Induk
Cengkareng, JIAC III disuplai dari Gardu Induk Teluk Naga, dan JIAC IV disuplai dari Gardu
Induk Tangerang Lama. Dari keempat JIAC tersebut 2 JIAC digunakan sebagai suplai utama
dan 2 JIAC sebagai backup. JIAC I dan III dipakai untuk suplai terminal 1 dan 2, sedangkan
JIAC I dan III berada di Gardu Hubung (GH) 126. Suplai listrik kemudian masuk ke
Panel MCA dan MCB yang digunakan salah satunya serta di dalamnya terdapat kopling atau
interlock dari sisi PLN yang apabila salah satunya bermasalah yang lainnya dapat mem-
backup.
Saat ini Bandara Internasional Soekarno-Hatta memerlukan daya sebesar 65 MVA dan
berlangganan tegangan sebesar 20 kV, dengan faktor daya 0.96. Dalam peningkatan kualitas
(Remote Control Monitoring System) yang digunakan untuk memonitor dan mengontrol
semua peralatan semua peralatan yang ada pada gardu-gardu dan ruang tenaga dibandara
26
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
Berdasarkan Single Line Diagram, topologi jaringan listrik yang digunakan adalah
jaringan loop/ring.
27
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
Jaringan teknik (T) dibagi menjadi 2 wilayah North Circuit terdapat interlock dengan
incoming MSg incoming PLN dan MSh incoming genset teknik, terdapat gardu T8, T9, T10
dan T7 yang terhubung dengan P7. Pada South Circuit terdapat interlock dengan incoming
MSe incoming genset teknik dan MSf incoming PLN, terdapat pula gardu T1, T2, T2E, T3,
T4, T5, T6 dan MSSR. Dengan incoming genset yaitu MSk dan MSi terdapat interlock juga
dimana MSk incoming genset teknik tersambung ke MSi incoming genset prioritas.
genset sebesar 850 kVA, genset ini berada di MPS, dan untuk disetiap gardu teknik terdapat
28
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
Dimana genset ini digunakan untuk membackup beban pada jaringan teknik, pada saat
suplai catu daya utama (PLN) mengalami kegagalan atau failure, maka secara otomatis ketiga
Genset akan running dan sinkron setelah itu akan bertahap mengambil alih beban pada
jaringan Teknik.
operasional bandara yang sifatnya prioritas dan memerlukan backup listrik seperti, garbarata,
Pada jaringan prioritas (P) dibagi menjadi 2 wilayah yaitu North Circuit dan South
Circuit. Incoming jaringan prioritas yaitu MSn dan MSm terdapat interlock juga dimana
jaringan PLN tersambung ke MSn dan genset tersambung ke MSm. North Circuit di jaringan
prioritas (P) terdapat gardu P22, P23, P24, P50 dan GRC. Pada South Circuit terdapat gardu
P12, P14, P15, P55 dan P7 yang tersambung juga ke T7 karena terletak di Tower yang
29
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
Genset ini digunakan untuk membackup beban pada jaringan prioritas, pada saat suplai
catu daya utama (PLN) mengalami kegagalan atau failure, maka secara otomatis ketiga Genset
akan sinkron setelah itu akan bertahap mengambil alih beban pada jaringan prioritas.
Jaringan non-prioritas digunakan untuk mensuplai beban yang sifatnya bukan prioritas
dan tidak memerlukan backup listrik seperti, lampu penerangan jalan, sebagian lampu
Pada jaringan non-prioritas (NP) dibagi menjadi 4 wilayah yaitu North Circuit, Central
Circuit, South Circuit dan terminal 3 lama. Di North Circuit memakai jaringan close ring yang
berarti jaringan listrik disini tersambung satu sama lain jadi jika ada 1 gardu yang bermasalah
maka yang lainnya akan bisa terpengaruh tetapi hal itu bisa dihindari karena ketika salah satu
gardu bermasalah akan terlihat di MPS dan bisa otomatis dipindahkan langsung incoming
yang masuk dari MCh ke MCi ataupun sebaliknya. Pada North Circuit ada beberapa gardu
30
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
Pada gardu tersebut terdapat panel incoming listrik yaitu Msa dan MSb, CB (Circuit
Breaker), trafo step down dan trafo step up (untuk di NP24). Di Central Circuit dan South
Circuit juga sama seperti di North Circuit memakai close ring hanya saja incoming close ring
Central Circuit dari MCf dan MCg sedangkan South Circuit dari MCd dan Mce. Di Central
Circuit terdapat gardu NP52, NP53, NP53 Ext 1, NP53 Ext 2, NP54, SEREM, NP55 dan di
South Circuit terdapat gardu NP11, NP12, NP13, NP14, NP15. Pada terminal 3 lama memakai
open ring yang berarti jaringan listriknya hanya satu jalur, tidak tersambung satu sama lain.
Proteksi pada jaringan tegangan menengah perlu dikoordinasikan dengan baik, sehingga
keamanan jaringan dapat terpelihara dengan baik dan jika terjadi gangguan dapat dilakukan
1. Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal pada bagian sistem yang
diamankannya.
2. Melokalisir gangguan.
Circuit Breaker (CB) adalah alat pemutus otomatis yang mampu memutus/menutup
rangkaian pada semua kondisi, yaitu pada kondisi normal ataupun gangguan. Secara singkat
31
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
2. Keadaan tidak normal, dengan bantuan relay, PMT dapat membuka sehingga
Load Break Switch (LBS) atau saklar pemutus beban adalah peralatan hubung yang
digunakan sebagai pemisah ataupun pemutus tenaga dengan beban nominal. Berfungsi untuk
membuka dan menutup aliran listrik dalam keadaan berbeban atau tidak berbeban, Proses
pemutusan atau pelepasan jaringan, terjadinya busur api tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang. Saklar pemutus beban ini tidak dapat bekerja secara otomatis pada waktu terjadi
32
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
Pelebur adalah suatu alat pemutus, dimana dengan meleburnya bagian dari komponen
yang telah dirancang khusus dan disesuaiakan ukurannya untuk membuka rangkaian dimana
pelebur tersebut dipasang dan memutuskan arus bila arus tersebut melebihi suatu nilai dalam
waktu tertentu. Oleh karena pelebur ditujukan untuk menghilangkan gangguan permanen,
maka pelebur dirancang meleleh pada waktu tertentu pada nilai arus gangguan tertentu.
33
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
Disconnecting switch adalah saklar pemutus yang didesain tidak bisa terbuka pada saat
arus beban yang melewatinya masih ada.Biasanya disconnecting switch dipasang untuk
DS tidak didiesain sebagai pemutus tegangan seperti CB-CB yang terdapat pada panel
atau gardu induk, oleh karena itu DS harus dilengkapi dengan pemutus beban, kerja dari DS
pun harus setelah CB benar –benar open atau tidak ada daya yang mengalir ke DS, atau dapat
dikatakan kerja dari DS dan CB adalah interlocking juga. Pemisah atau DS digunakan untuk
menjamin keamanan para pekerja pada saat melakukan pekerjaan yang menyangkut tegangan
listrik, dan juga memberikan efisiensi karena harganya yang lebih murah dibandingkan harga
CB.
Over Current Relay adalah suatu rangkaian peralatan rele pengaman yang memberikan
respon terhadap kenaikan arus yang melebihi harga arus yang telah ditentukan pada rangkaian
yang diamankan. Keuntungan dari penggunaan proteksi rele arus lebih ini antara lain :
34
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
Mudah penyetelannya.
Mengamankan gangguan hubung singkat antar fasa, satu fasa ke tanah, dan dalam
digunakan sebagai proteksi overload dan shortcircuit. Proteksi TMA 111 memiliki 1
earthfault.
Proteksi TA 2220 sama seperti TMA 222 yakni memiliki 2 fungsi dengan menggunakan
35
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
TA 1110 juga sama seperti TMA 111 yakni memiliki 1 fungsi dengan menggunakan 1
Proteksi TMA 211 hampir sama seperti TMA 222 hanya saja TMA 211 hanya
shortcircuit. Ptoteksi TMA 110 hampir sama juga seperti TMA 111 hanya saja untuk
3. Proteksi A321K
36
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
4. Proteksi Sepam
Sepam adalah rele yang digunakan sebagai pengaman gangguan fasa ke tanah, gangguan
beban lebih dan short circuit pada jaringan tegangan menengah 20 kV. Selain itu rele
37
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
Under voltage relay adalah rele yang bekerja dengan menggunakan tegangan sebagai
besaran ukur. Rele akan bekerja jika mendeteksi adanya penurunan tegangan melampaui batas
yang telah ditetapkan..Untuk waktu yang relatif lama tegangan turun adalah lebih kecil dari
5% dari tegangan nominal dan dalam jangka waktu jam beberapa peralatan yang beroperasi
1. Proteksi SEG
Differential relay adalah rele yang bekerja berdasarkan Hukum Kirchof, dimana arus
yang masuk pada suatu titik sama dengan arus yang keluar dari titik tersebut. Sehingga jika
terjadi perubahan arus yang signifikan maka kedua rele memerintahkan CB untuk trip dan
dianggap terjadi gangguan pada jalur tersebut, dalam hal ini dibatasi oleh 2 buah trafo arus.
1. Proteksi LG3C
2. Proteksi DLC3
38
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
4.2.8 Arrester
Arrester berfungsi untuk melindungi isolasi atau peralatan listrik terhadap tegangan
lebih yang disebabkan oleh sambaran petir, dengan cara mengalirkan arus surja (surge
current) ke tanah serta membatasi berlangsungnya arus ikutan (follow current) serta
Trafo Arus (Current Transformator) yaitu peralatan yang digunakan untuk melakukan
pengukuran besaran arus pada intalasi tenaga listrik disisi primer yang berskala besar dengan
39
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
melakukan transformasi dari besaran arus yang besar menjadi besaran arus yang kecil secara
tinggi ke suatu tegangan sistem yang lebih rendah untuk kebutuhan peralatan indikator, alat
Pemeliharaan jaringan dan proteksi dilakukan secara rutin agar panel-panel dan yang
lainnya terlihat bersih dan awet meskipun hingga pemakaian bertahun-tahun. Hal ini dilakukan
Pemeliharaan 2 Mingguan
40
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
Pemeliharaan Tahunan
c) Pemeriksaan isolator, current transformer, terminal kabel dan baut terminal kabel.
41
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
42
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
a) Open LBS/CB secara “Remote” (koordinasi dengan petugas di MPS) atau secara “Local”
(Putar selector switch pada cubicle), atau dengan cara memutar LBS/CB keposisi open (O)
b) Putar kunci interlock pada LBS/CB dan lepaskan kunci dari tempatnya, setelah itu
c) Open isolating switch dengan menggunakan tongkat engkol, putar kearah kanan untuk
membuka isolating.
e) Gunakan kunci tersebut pada kunci grounding B pada cubicle pasangannya (*misal) MSB,
dan gunakan langkah diatas (langkah A-D) pada panel MSB untuk melepaskan kunci
f) Setelah kedua kunci isolating B (untuk MSA dan MSB) terpasang, putar kunci agar
g) Putar kunci grounding (untuk MSA dan MSB) hingga kunci dapat terlepas dan gunakan
h) Open semua fuse control dan power supply 24 Vdc pada rack Low Voltage Compartment
dan off-kan Motor LBS/CB dengan memutar kunci (M) kearah (0).
a) Periksa kembali peralatan meliputi kekencangan baut, terminasi dan kebersihan peralatan
43
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
b) Tutup dan kunci kembali rack terminasi kabel dan lepas kunci kemudian pasang kunci
c) Setelah grounding open, putar kunci grounding B sampai bisa terlepas, kemudian
kembalikan kunci tersebut kekunci isolating A panel pasangannya (*misal MSB). Lakukan
d) Putar kunci isolating A agar isolating dapat diengkol close, setelah itu lepas kunci isolating
e) Putar kunci motor LBS/CB (M) kearah (I) untuk supply motor 48 Vdc.
f) On/close-kan kembali supply 48Vdc dan Fuse control pada rack Low voltage
compartment.
44
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, penulis menemukan beberapa hal yaitu
mengenai pemeliharaan peralatan jaringan distribusi dan proteksi tenaga listrik yang ada di
45
http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
Pada pengukuran tahanan isolasi trafo diukur menggunakan Insulation Tester atau
megger yaitu alat ukur untuk mengukur nilai tahanan atau resistan yang membungkus bahan
penghantar pada kabel atau belitan. Untuk nilai standar di MPS adalah dengan batas ukur MΩ
sampai GΩ dan tegangan alat ukur antara 5.000 sampai dengan 10.000 Volt arus searah.
46
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB V
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pelaksanaan Kerja Praktek di PT Angkasa Pura II, kesimpulan yang didapat
kV dengan topologi jaringan ring/loop dan terbagi menjadi 3 bagian yaitu: iaringan
seperti lampu landasan dan peralatan navigasi disisi airside, jaringan ini memiliki backup
3) Jaringan prioritas digunakan sebagai suplai untuk beban-beban yang berhubungan dengan
operasional bandara yang sifatnya priortas seperti garbarata, eskalator dan sebagian
lampu penerangan terminal, pada jaringan ini memiliki backup listrik menggunakan 3
4) Jaringan non-prioritas digunakan sebagai suplai untuk beban-beban yang sifatnya bukan
prioritas seperti lampu penerangan jalan, sebagian lampu penerangan terminal dan listrik
perkantoran. Pada jaringan ini tidak dilengkapi dengan genset atau tidak memiliki backup
listrik.
5) Adapun proteksinya yakni: circuit breaker (CB), load break switch (LBS), pelebur (fuse
cut of), disconnecting switch (DS), over current relay (OCR), Under Voltage Relay,
47
http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
6) Pemeliharaan yang teratur akan meningkatkan keandalan sistem tenaga listrik sehingga
8) Pemeliharaan meliputi pemeriksaan tegangan, frekuensi PLN, arus beban dan faktor daya,
pemeriksaan sekering dan tegangan control 48 Vdc dan 220 Vac, pemeriksaan lampu
aspek instalasi kontrol, pemeriksaan visual bagian dalam panel, pemeriksaan dan
current transformer, terminal kabel dan baut terminal kabel, pemeriksaan dan
manual kerja LBS dan CB, pemeriksaan elektris kerja LBS dan CB, pemeriksaan dan
pengencangan kabel proteksi, pemeriksaan dan test rele proteksi, pemeriksaan tekanan
gas SF6 LBS dan CB, pemeriksaan tahanan isolasi, pemeriksaan kontak isolating switch,
5.2 Saran
Setelah penulis melakukan Kerja Praktek, penulis memiliki saran yakni Sistem proteksi
di panel tegangan menengah sudah cukup berfungsi dengan baik tetapi alangkah baiknya agar
48
http://digilib.mercubuana.ac.id/
DAFTAR PUSTAKA
Badaruddin, kiswanto H. 2014. Studi Analisa Perencanaan Instalasi Distribisi Saluran Udara
Tegangan Menengah (SUTM) 20 KV, Jurnal Teknik Elektro Universitas Mercu Buana,
Vol.5, No.3: 147-154.
Kume, J.T.I., Lisi, I, F., & Silimang, S. 2016. Analiss Gangguan Hubung Singkat Saluran Kabel
Bawah Tanah Tegangan 20 KV Penyulang SL 3 GI Teling Manado, Jurnal Teknik Elektro
dan Komputer. Vol 5, No. 4:46-52.
Ramdhani,S.H. 2014. Sistem Pengamanan Pada Jaringan STUM 20 KV 3 Fasa, Teknik Elektro,
Universitas Komputer Indonesia Bandung. No.1-16.
Supriyadi, E. 2014. Sistem Pengamanan Proteksi Pada Sistem Tenaga Listrik Di Indonesia, Jurnal
Teknik Elektro, Unversitas Negeri Yogyakarta. No: 1-14.
Tanjung, A.2012. Analisa Sistem Distribusi 20 KV Untuk Memperbaiki Kinerja Sistem Distribusi,
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Lancang Kuning. No: 111- 116.
Wibowo, S, A. 2007. Analisis Ketersediaan Daya Dan Keandalan Sistem Jaringan Distribusi Di
Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang, Teknik Elektro, Universitas Negeri
Semarang. No: 1-78.
xii
http://digilib.mercubuana.ac.id/