Journal Inter PDF
Journal Inter PDF
2, Juli 2008
Kata kunci: beton ringan, styrofoam, berat satuan, kuat tarik belah, kuat tarik lentur.
96
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 12, No. 2, Juli 2008
The specimens for splitting test were cylinders with dimension of 150 mm in diameter
and 300 mm in height and specimens for modulus of rupture were beam with
dimension of 150 x 150 x 600 mm. Seven specimens were used for splitting test and 3
for modulus rupture test for any variation of percentage increased of styrofoam.
Concrete was made by weight comparison of 1 : 2 : 3. The amount of cement in 1 m3
concrete mixture was 400 kg. Variation of percentage increased styrofoam were 0%,
10%, 20%, 30%, 40% to volume of mixture. The range diameter granular styrofoam
are 3 – 10 mm with volume of weight of 22,89 kg/m3. Slump test is done to fresh
concrete, volume of weight measurement, splitting and modulus rupture test were
done after 28 days.
Result showed that increased of styrofoam increased the slump value. Volume of
weight and splitting tension decreased linearly. The adding of 10% granular styrofoam
decreased the volume of weight and splitting tension by 81,08 kg/m3 (4,01%) and 0,34
MPa (12,19%), respectively. The change of modulus rupture value at 10% adding of
styrofoam was 22,67% and at 20% adding of styrofoam was 29,62% to concrete
without adding of Styrofoam. However at 30% adding of Styrofoam, modulus rupture
increased by 1,21% to concrete with 20% adding of styrofoam.
97
Kuat Tarik Belah Dan Lentur Beton ................................... Giri, Sudarsana, dan Agustiningsih
98
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 12, No. 2, Juli 2008
Jika dibentuk granular styrofoam atau jam cetakan dibuka, kemudian dilakukan
expanded polystyrene maka berat perawatan beton selama 7 hari dengan
satuannya menjadi sangat kecil yaitu menggunakan karung goni basah dan
hanya berkisar antara 13-16 kg/m3. plastic. Selanjutnya beton ditempatkan
Penggunaan styrofoam dalam beton dapat pada ruangan terbuka sampai dengan
dianggap sebagai rongga udara. Namun umur uji (28 hari).
keuntungan menggunakan styrofoam
dibandingkan dengan rongga udara dalam Pengujian Kuat Tarik Belah dan
beton berongga adalah styrofoam mempu- Lentur Beton
nyai kekuatan tarik. Dengan demikian Pengujian kuat tarik belah dan lentur
selain akan membuat beton menjadi beton dilaksanakan pada umur 28 hari.
ringan, dapat juga bekerja sebagai serat Alat yang digunakan adalah mesin Elle
yang meningkatkan kekuatan beton. untuk pengujian kuat lentur dan mesin
Kerapatan atau berat jenis beton dengan desak merk Controls dengan kapasitas
campuran styrofoam dapat diatur dengan 2000 KN untuk pengujian kuat tarik
mengontrol jumlah campuran styrofoam belah.
dalam beton. Langkah-langkah pegujian kuat tarik
belah beton adalah sebagai berikut:
Pembuatan Benda Uji sebelum dilakukan pengujian dibuat
Benda uji yang digunakan dalam catatan benda uji, baik nomor benda uji,
penelitian kuat lentur adalah balok beton nilai slump, tanggal pembuatan benda uji
dengan ukuran (150 x 150 x 600) mm dan dan tanggal pengujian. Pengujian kuat
tarik belah dengan benda uji silinder (150 tarik belah dilakukan dengan meletakkan
x 300) mm. Proporsi campuran menggu- benda uji pada sisinya di atas mesin dan
nakan perbandingan berat 1 semen : 2 beban tekan P dikerjakan secara merata
pasir : 3 batu pecah dan faktor air semen dalam arah diameter di sepanjang benda
tetap sebesar 0,50. Penambahan styrofoam uji. Lapisilah permukaan benda uji dengan
dilakukan dengan variasi persentase 0%, pelat baja agar permukaan yang ditekan
10%, 20%, 30%, 40% terhadap volume rata, dan usahakan benda uji berada dalam
campuran. Ukuran butiran styrofoam yang keadaan sentris. Jalankan mesin desak
digunakan adalah 3-10 mm. dengan kecepatan penambahan beban
Langkah-langkah pembuatan benda uji yang konstan, kemudian catat besarnya
adalah sebagai berikut: alat-alat yang akan beban maksimum yang dapat diterima
digunakan dibersihkan terlebih dahulu, pada masing-masing benda uji.
kemudian bahan-bahan yang akan diguna- Langkah-langkah pegujian kuat lentur
kan disiapkan sesuai dengan ketentuan beton adalah sebagai berikut: sebelum
dan ditimbang sesuai dengan proporsi dilakukan pengujian dibuat catatan benda
yang sudah direncanakan. Selanjutnya uji, baik nomor benda uji, nilai slump,
siapkan molen yang bagian dalamnya tanggal pembuatan benda uji dan tanggal
sudah dilembabkan dan pencampuran siap pengujian. Kemudian benda uji diletakkan
dimulai. Mula-mula tuangkan batu pecah, pada sisinya di atas mesin dan beban
pasir, semen, dan styrofoam. Apabila tekan P/2 dikerjakan sejarak L/3 dari
keempat bahan tersebut sudah tercampur tumpuan. Jalankan mesin desak dengan
merata kemudian dilanjutkan dengan kecepatan penambahan beban yang
penambahan air. Setelah tercampur konstan, kemudian catat besarnya beban
merata, adukan beton dituangkan ke maksimum yang dapat diterima pada
dalam talam dan dilakukan pengukuran masing-masing benda uji.
nilai slump. Adukan yang telah diuji
slumpnya akan dimasukkan ke dalam
cetakan sebanyak tiga lapis. Setelah 24
99
Kuat Tarik Belah Dan Lentur Beton ................................... Giri, Sudarsana, dan Agustiningsih
100
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 12, No. 2, Juli 2008
3000
0.00
0 10 20 30 40
Penambahan Styrofoam (%) 2000
Berat Satuan
Gambar 1. Hubungan antara nilai Regresi Linier
slump dengan variasi penambahan 1000
styrofoam 0 10 20 30 40
Penambahan Styrofoam (%)
Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa,
penambahan styrofoam pada campuran
Gambar 2. Kurva regresi linier antara
beton akan meningkatkan nilai slump.
berat satuan beton dengan variasi
Semakin banyak penambahan styrofoam
penambahan styrofoam
pada campuran beton, semakin tinggi nilai
101
Kuat Tarik Belah Dan Lentur Beton ................................... Giri, Sudarsana, dan Agustiningsih
Dari persamaan garis regresi diperoleh tarik belah beton akan berkurang sebesar
bahwa berat satuan beton tanpa penam- 0,34 MPa atau sebesar 12,19%. Beton
bahan styrofoam (0%) 2148,32 kg/m3 dan dengan kekuatan yang baik diperoleh
setiap 10% penambahan styrofoam pada apabila interaksi antara komponen
beton, berat satuan beton akan berkurang pembentuknya terjadi dengan baik,
sebesar 81,08 kg/m3 atau 4,01%. Beton interaksi ini akan diperoleh bila antara
tanpa penambahan styrofoam (0%) kompenen pembentuk beton memiliki
mempunyai kecenderungan mengandung lekatan yang kuat satu dengan yang lain.
rongga-rongga udara yang diakibatkan Styrofoam merupakan bahan kedap air dan
oleh adanya gelembung udara yang memiliki permukaan yang licin, sehingga
terbentuk selama atau sesudah proses lekatannya dengan pasta semen tidak baik.
pencetakan. Styrofoam dalam beton Saat pasta semen mengeras akan terjadi
dianggap sebagai rongga udara sehingga penyusutan pada beton, proses ini akan
penambahan styrofoam akan menambah membentuk microcrack pada daerah
jumlah rongga udara yang terdapat dalam lemah (weak zone) disekitar butiran
beton. Hal ini mengakibatkan penurunan styrofoam. Semakin banyak jumlah
berat dari beton yang dihasilkan, sehingga styrofoam yang ditambahkan dalam
berat satuan beton juga akan berkurang. campuran beton, maka akan semakin
banyak microcrack pada daerah lemah
Kuat Tarik Belah yang akan terbentuk pada saat pasta
Pengujian kuat tarik belah dilakukan semen mengalami proses pengerasan.
dengan membebani silinder sepanjang Jumlah microcrack dalam beton akan
tinggi silinder, sehingga diperoleh mempengaruhi kekuatan beton.
kekuatan tarik maksimum yang
menyebabkan beton tersebut hancur/ 4.0
K u at T arik B elah (M P a)
102
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 12, No. 2, Juli 2008
5.0
4.0
Simpulan
3.0 Dari hasil penelitian dan pembahasan
2.0
yang telah dilakukan maka dapat ditarik
Kuat tarik lentur
simpulan sebagai berikut:
1.0
Regresi non linier 1. Penambahan persentase styrofoam
0.0 dalam campuran beton menambah
0 10 20 30 40 jumlah rongga udara dalam beton yang
Penambahan Styrofoam (%) mengakibatkan nilai slump meningkat,
Gambar 4. Kurva regresi non linier namun menurunkan berat satuan, kuat
hubungan antara kuat tarik lentur tarik belah dan kuat tarik lentur beton.
beton dengan variasi penambahan 2. Setiap penambahan 10% styrofoam ke
styrofoam dalam campuran beton akan menurun-
kan berat satuan beton sebesar 81,08
Gambar 4 menunjukkan hubungan kg/m3 (4,01%) dan kuat tarik belah
nonlinier antara kuat tarik lentur terhadap sebesar 0,34 MPa (12,19%).
penambahan butiran styrofoam. Dari 3. Penambahan styrofoam pada pengu-
persamaan garis diperoleh bahwa kuat jian kuat tarik lentur mengakibatkan
tarik lentur beton pada saat: penurunan kekuatan yang tidak linier,
- 10% penambahan styrofoam kuat tarik penambahan 10%, 20%, 30%, 40%
lentur beton adalah 3,759 MPa, styrofoam akan menurunkan kuat tarik
kekuatan ini berkurang 22,67% dari lentur 22,67%; 29,62%; 28,76%;
kuat tarik lentur beton tanpa 27,98% terhadap beton tanpa
penambahan styrofoam. penambahan styrofoam.
- 20% penambahan styrofoam kuat tarik
lentur beton adalah 3,421 MPa, Saran
kekuatan ini berkurang 29,62% dari Dari hasil penelitian yang telah
kuat tarik lentur beton tanpa dilakukan, maka dapat diberikan saran-
penambahan styrofoam. saran sebagai berikut:
- 30% penambahan styrofoam kuat tarik 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
lentur beton adalah 3,463 MPa, tentang pengaruh styrofoam dalam
kekuatan ini berkurang 28,76% dari campuran beton terhadap jumlah
kuat tarik lentur beton tanpa semen yang berbeda-beda.
103
Kuat Tarik Belah Dan Lentur Beton ................................... Giri, Sudarsana, dan Agustiningsih
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut Pandeyati. 2003. Penelitian Tentang Kuat
tentang pengaruh styrofoam dalam Tekan, Kuat Tarik Belah, Kuat Tarik
campuran beton terhadap faktor air Lentur, Dan Modulus Elastisitas
semen yang berbeda-beda. Beton Dengan Menggunakan Limbah
Beton Sebagai Agregat Kasar,
DAFTAR PUSTAKA Program Studi Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Udayana,
Anonimus. 1980. Standar Industri Denpasar.
Indonesia: Mutu dan Cara Uji Ritonga M.D. 2004. Pengaruh Kandung-
Agregat Beton, Badan Standarisasi an Udara Dalam Adukan Beton
Nasional, Jakarta. Terhadap Nilai Slump, Faktor Pema-
Anonimus. 1991. SK Standar Nasional datan, dan Kuat Tekan Beton,
Indonesia: Tata Cara Perhitungan Program Studi Teknik Sipil Fakultas
Struktur Beton Untuk Bangunan Teknik Universitas Udayana,
Gedung, Badan Standarisasi Nasional, Denpasar.
Jakarta. Salmon, C.G. dan Wang, C.K. 1993.
Anonimus. 2002. Standar Nasional Disain Beton Bertulang, Edisi
Indonesia: Tata Cara Perencanaan Keempat, Erlangga, Jakarta.
Struktur Beton Untuk Bangunan Samekto, W. dan Rahmadiyanto, C. 2001.
Gedung, Badan Standarisasi Nasional, Teknologi Beton, Kanisius, Yogya-
Jakarta. karta.
Mehta, P.K. 1986. Structure, Properties, Satyarno, I. 2004. Penggunaan Semen
and Material, Prentice Hall, New Putih Untuk Beton Styrofoam Ringan
Jersey. (Batafoam). Website: http://ppkb.
Mulyono, T. 2004. Teknologi Beton, UGM. ac. id/ pdf/ Bussino/ iman.pdf
ANDI, Yogyakarta. Subakti, A. 1994. Teknologi Beton Dalam
Murdock, L.J. and Brook, K.M. 1999. Praktek, Laboratorium Jurusan Teknik
Bahan dan Praktek Beton, Edisi Sipil ITS, Surabaya.
keempat, Erlangga, Jakarta. Tjokrodimulyo, K. 1996. Teknologi
Neville, A.M. and Brooks, J.J. 1998. Beton, Nafiri, Yogyakarta.
Concrete Technology, Longman,
Singapore.
104