Anda di halaman 1dari 5

TOLERANSI BERAGAMA

Keberagamanan merupakan suatu realitas sosial yang harus kita terima, karena kita
tidak bisa hidup seorang diri. Sebagai mahluk sosial kita hidup dalam suatu lingkup
masyarakat yang majemuk, baik adat, suku, bahasa maupun agama. Untuk menjaga
persatuan dan kesatuan antar umat beragama dibutuhkan sikap toleransi. Toleransi berarti
sikap untuk menahan diri, emosi, egoisme, serta menghargai perbedaan dengan orang-orang
di sekitar kita. Toleransi antar umat beragama berarti suatu sikap yang menghargai
keyakinan orang yang beragama lain. Hampir semua agama menjunjung tinggi sikap
toleransi agar setiap penganutnya hidup damai dalam berdampingan dengan penganut agama
lain. Dengan demikian akan tercipta kedamaian sejati.

Sikap toleransi yang harus kita tanamkan antara lain:

1. Menghindari Perpecahan

Toleransi beragama berarti kita belajar untuk tetap menghargai umat beragama lain, juga
termasuk pandangan yang khas di setiap agama. Menerima orang yang berbeda dengan kita
merupakan upaya awal untuk menjaga persatuan, kesatuan bangsa. Perbedaan suku,
agama, dan ras mesti dilihat sebagai kekayaan yang dimiliki bangsa ini. Dan ini juga menjadi
sebuah kekuatan bangsa ini. Perbedaan agama dan suku tidak membuat kita saling
meniadakan, justru sebaliknya saling memperkaya.

2. Mempererat Hubungan

Dengan toleransi beragama rasa persatuan dan kesatuan akan menjadi lebih indah, dan solid
dalam hubungan dengan sesama di negara kita yang multi agama ini.

3. Menguatkan Iman

Semua agama tentunya mengajarkan kebaikan dan kebenaran dan masyarakat harus
menghargai kenyataan itu. Toleransi Beragama dapat kita wujud nyatakan dengan:

1. Saling menghormati antar umat beragama dan saling menjaga rasa kebersamaan,
kesatuan dan persatuan Indonesia.
2. Menjaga Ketenangan umat beragama lain yang sedang menjalankan kegiatan ibadah.
Maka mari kita saling menjaga, memberi rasa nyaman dan kedamaian.

Pada dasarnya manusia tidak memiliki kebenaran hakiki yang sempurna. Oleh sebab itu
toleransi sangat dibutuhkan agar suara hati kita sebagai mahluk Tuhan dapat berfungsi secara
baik dan normal sehingga kita makin beriman, makin bersaudara, makin berbelarasa untuk
saling melayani. Marilah kita wujudkan kasih dengan hidup toleransi sehingga kita hidup
dalam kedamaian dan ketenangan.
TOLERANSI

Kata yang menyatukan perbedaan

Kata yang banyak dibicarakan

Namun masih sedikit orang yang melaksanakan

Karena perbedaan fisik lah

Karena Perbedaan Agama lah

Dan hal lain yang ganjil di mata mereka

Yang membuat TOLERANSI itu

Belum di hargai

Seharusnya

Kita tidak mencemooh orang lain

Hanya karena PERBEDAAN

Karena Kita diciptakan juga dengan banyak perbedaan

Dan PERBEDAAN itu yang membuat hidup kita berwarna

PERBEDAAN itu lah yang seharusnya kita HARGAI

Kata HEBAT lah yang sering Kita BANGGAKAN

Dan Menganggap semua yang berbeda itu SALAH

Jauhilah SIFAT itu

Itu hanya membuat Mu

Menjadi ANGKUH

Dan semakin jauh dengan Tuhan

PERBEDAAN ITU HARUS DIHARGAI

BUKAN DI CACI MAKI


Kenapa Harus Beda

Namaku Zayn Malik. Aku dibesarkan di desa yang masyarakatnya adalah umat Islam.
Aku juga dibesarkan oleh keluarga Islam yang taat. Ayahku adalah seorang guru agama di
sebuah sekolah menengah, sedangkan ibuku seorang pengajar ngaji. Aku selalu dididik untuk
menjadi anak yang taat pada Allah dan rajin beribadah. Setiap sore, aku dan teman-teman
selalu bersemangat berangkat ke masjid untuk mengaji. Bahkan, kami sering taruhan tentang
siapa yang akan menghafal Al-quran terlebih dahulu. Begitu juga di sekolahku yang berbasis
Islam, aku dan teman-teman sering melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan bersama. Kami
juga sering menjuarai lomba-lomba bertema Quran.
Sampai akhirnya aku harus menelan kesedihan. Ketika keadaan mengharuskan kami
sekeluarga meninggalkan desa. Aku harus meninggalkan teman-teman, sekolah, dan masjid
kesayanganku. Sangat sulit bagiku, untuk meninggalkan semua yang telah bersamaku sejak
kecil itu.
Kami pun meninggalkan desa. Pindah ke daerah baru yang sama sekali belum pernah
kami pijak. Daerah itu tidak jauh berbeda dengan tempat tinggal kami sebelumnya. Orang-
orangnya ramah, dan aku juga mendapatkan teman-teman yang baik. Di situ juga tersedia
masjid yang tak kalah bagus dari masjid kesayanganku di desa. Hanya saja masjidnya tidak
sebanyak di desaku dan ada beberapa bangunan lain. Beberapa berbentuk seperti istana
yang ada simbol palangnya, dan beberapa berbentuk seperti candi yang ada patung dan
bunganya.
Di bangunan seperti candi itu, biasanya aku melihat orang-orang membawa nampan
berisi lilin, bunga dan benda-benda lain yang tidak kuketahui namanya. Teman baruku,
Nayaka sering datang kesitu dengan mengenakan baju putih dan udeng di kepalanya.
Sedangkan yang wanita biasanya mengenakan bunga di rambutnya.
“Nayaka!” panggilku seraya menghampiri Nayaka yang sedang berjalan menuju ke tempat
itu lagi
“Iya?” dia menoleh ke arahku
“Kamu mau ke candi itu ya?” tanyaku sambil menunjuk ke arah candi itu
“Itu bukan candi, Zayn. Tapi kuil” Jelasnya
“Oh kuil, ngapain kamu kesana?” tanyaku lagi
“Berdoa” Jawabnya dengan singkat
Aku menjadi bingung kenapa dia berdoa di sana dan bukan di masjid, seperti aku. Namun
belum sempat aku bertanya lagi. Ibunya memanggil yang membuatnya segera pergi.
Sementara di bangunan mirip istana itu aku sering melihat Anthony datang
kesana, dia adalah teman pertamaku disini. Aku pun menjadi penasaran dan nekat menaiki
tangga untuk mengintipnya. Ternyata tidak hanya Anthony yang berada di situ, melainkan
banyak orang. Musik dimainkan dan mereka bernyanyi sambil mengangkat tangan. Di lagu
terakhir mereka menyanyi sambil menutup mata, bahkan sampai menangis tersedu-sedu.
Setelah itu mereka mendengarkan seseorang yang berbicara di depan mereka. Sama seperti
ketika aku mendengarkan ceramah pak ustad di desa.
Tanpa sadar aku telah mengintip hingga Anthony selesai dengan kegiatannya dan
keluar dari tempat itu.
“Anthony!” aku menghampiri Anthony
“Eh, Zayn. Kok kamu disini?” tanyanya
“Iya, hehe,” aku tertawa kecil
“Tadi aku ngintipin kamu. Aku bingung soalnya, kok kamu sering banget kesini,” jelasku
“Iya, Zayn. Aku dan mama sering kesini untuk beribadah” ungkapnya sambil dengan santai
melangkahkan kaki dan aku mengikutinya.
“Beribadah?? Kok disini? Bukannya beribadah itu di masjid ya?” aku terus melemparkan
pertanyaan
“Jadi gini, kata mama kita itu beda. Aku ibadahnya di gereja, kalau kamu di masjid”
Jawabnya sedikit menyembuhkan rasa ingin tauku
“Tapi kata mama meskipun kita ini beda, kita gak boleh bertengkar, kita harus sahabatan
terus” Tambahnya
Tak terasa Anthony pun sampai di rumahnya. Sedangkan aku melanjutkan perjalanan pulang
ke rumah.
Di jalan, aku terus memikirkan perkataan Anthony tentang ‘Kita Ini Beda’. Aku
semakin bingung. Tadi Nayaka berdoa di kuil, Anthony di gereja, dan aku sendiri di masjid.
‘Kenapa Harus Berbeda?’. Aku ingin segera sampai rumah dan melemparkan pertanyaan-
pertanyaanku pada Ayah.
Di rumah, Ayah pun berhasil menjawab segala kebingunganku.
“Anakku, kita ini diciptakan oleh siapa?” Tanya Ayah
“Oleh Allah” Jawabku
“Ayah, ibu, Zayn diciptakan oleh?” tanya Ayah lagi
“Allah” Jawabku
“Kalau Anthony? Diciptakan oleh?” Ayah terus bertanya
“Gak tau, soalnya kata Anthony kita ini beda” jawabku dengan bingung
“Anthony juga diciptakan oleh Allah, sayang. Sebenarnya kita ini sama, hanya saja cara dan
tempat ibadah kita berbeda. Tapi intinya kita ini sama-sama makhluk Allah. Begitu juga
dengan Nayaka” Jelas Ayah
“Tapi meskipun kita ini berbeda, kita harus saling menghormati dan menghargai. Perbedaan
itu bukan untuk dijauhi, tapi untuk dijalani sebagai sebuah anugrah dari Allah” Tambahnya
Sekarang aku mengerti bahwa perbedaan itu memang ada, dan dari situlah tercipta
persatuan yang indah.

Anda mungkin juga menyukai