Cover
Cover
PADA NY ” D ” DENGAN
JOMBANG
OLEH :
NURAINUN
MOJOKERTO 2020
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN INTEGRITAS KULIT
OLEH :
NURAINU
NIM. 17.031
MOJOKERTO 2020
SURAT PERNYATAAN
Nama : NURAINU
Nim : 17.031
pasien Diabetes Militus Tipe 2 dengan ganggun integritas kulit Diruang Dahlia 1
Di RSUD jombang “ adalah bukan Tugas Akhir orang lain baik sebagaian maupun
NURAINU
LEMBAR PERSETUJUAN
NIM : 17031
penelitian ini di setujui untuk diajukan di hadapan dewan penguji sidang Tugas
Oleh
Pembimbing I pembimbing II
( Soetomo.S.Kep.,Ns.,M.Kes) (....................................................)
NPP.10.02.023 NPP.
Mengetahui
Direktur
NPP: 10.02.046
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : NURAINU
NIM : 17.031
Judul : Asuhan Keperawatan pada pasien Diabetes Militus Tipe 2 dengan ganggun
Telah di uji dan disahkan oleh Tim Penguji Pada Sidang Tugas Akhir Pada
tanggal ..........
2................................................. ........................
KATA PENGANTAR
proposal Tugas Akhir dengan judul “Asuhan Keperawatan pada pasien Diabetes
jombang” telah tersusun untuk Memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan pada
3. Kedua orang tua tercinta atas segala do’a yg di panjatkan, maupun dukungan
secara materil
PENDAHULUAN
Penyakit diabetes melitus atau kencing manis yang sering kali juga di sapa
“penyakit gula “ karena jumlah konsentrasi gula dalam darah melebihi batas
Soegondo,dkk,2017).
dari 7,2 miliar penduduk dunia terdapat 415 juta orang dewasa berusia 20-79
tahun yang menyandang diabetes melitus, termasuk 193 juta jiwa yang tidak
penyakit ini. Jika tidak di hentikan, pada tahun 2040 akan ada 642 juta jiwa
hidup dengan penyakit ini. Data terbaru di tahun 2015 yang di tunjukkan pleh
diabetes di indonesia telah mencapai 9,1 juta jiwa. Sementara provinsi jawa
1
2
timbul dan menjadi diabetes. Kekurangan insulin dikatakan relatif apabila pankreas
menghasilkan insulin dalam jumlah normal, tetapi insulin tidak efektif (DM Tipe2)
.pada diabetes tipe 2 terdapat 2 masalah utama berhubungan dengan insulin, yaitu :
resistensi insulin gangguan sekresi insulin. Diabetes tipe 2 yang tidak terkontrol
pada kulit yang lama sembuh, padangan kabur jika kadar glukosanya sangat tinggi
saling bekerja sama mendukung dalam mengendalikan kadar gula darah pada
meningkatkan usia harapan hidupanya yang tinggi serta berkomitmen yang kuat
Pengobatan diabetes melitus atau bisa disebut dengan pengendalian diabetes terdiri
dari 4 pilar penting yang perlu di jalankan agar penderita dapat hidup sehat. Empat
hal yang perlu di perhatikan adalah “pilar pengendalihan diabetes “ yang terdiri dari
edukasi , peraturan makan ( diet), olaraga / gerak badan dan memberikan obat
1.3 Tujuan
keperawatan pada klien dengan gangguan interitas kulit diabetes melitus tipe 2
di RSUD Jombang
ditetapkan.
Manfaat penyusun tugas akhir ini untuk acuhan mahasiswa dalam menunjang
pembuatan karya tulis ilmia yang nantinya akan di jadikan alat bukti serta
dari tubuh.
Sebagai salah satu bahan pokok untuk melakukan inovasi dalam berbagai
aspek dan ruan lingkup bidang keperawatan yang terutama yaitu dibidang ilmu
kesehatan medikal bedah serta sebagai salah satu aspek pendukung dalam
mestinya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Diabetes mellitus adalah penyakit yang di tandai oleh tingginya kadar gula dalam
Darah. Pada dasarnya hal ini terjadi karena tubuh “ kekurangan” disini bisa berupa
jumlah insulin yang memang kurang atau jumlahnya cukup tetapi kerjanya kurang baik
( kariadi 2016)
serum) Yang disebabkan oleh ketidak adekuratan insulin, kasus eksterem definisi
poliuria, Polifagia, polidipsia dan penurunan berat badan yang di sertai dengan
dengan retensi insulin dan di sertai gangguan sekresi insulin dengan derajat yang
bervariasi ( Saputra,2012)
seseorang yang tinggi. Meningkatnya kadar gula di karenakan glukosa sulit masuk ke
dalam sel yang disebabkan tubuh tidak bisa memproduksi insulin sama sekali (
Sudarmoko, A.,2010).
7
2.1.2 Etiologi Diabetes Mlilitus
1) Kelainan Genetik
Diabetes dapat menurun menurut silsilah keluarga yang mengidap diabetes. Ini
terjadi karena DNA pada orang diabetes melitus ikut di informasikan pada gen
2) Usia
menurun dengan cepat pada usia 40 tahun. Penurun ini akan berisiko pada
Stress kronis cenderung membuat seseorang mencari makanan yang cepat saji
yang kaya pengawet,lemak dan gula. Makanan ini berpengaruh besar terhadap
kerja pencreas. Beban yang tinggi membuat pancreas mudah rusak hingga
4) Obesitas
8
5) Pola makan yang salah
Kurang gizi atau kelebihan berat badan sama-sama meningkatkan resiko terkena
gangguan kerja atau retensi insulin.pola makan yang tidak teratur dan cenderung
6) Defisensi insulin
Kurangnya insulin berakhibat pula pada berkurangnya pemakaian glukosa oleh sel
Akibat kekurangan insulin maka glukosa tidak dapat diubah menjadi glikogen
sehingga kadar gula darah meningkat dan terjadi hiperglikemi. Ginjal tidak dapat
menahan hiperglikemi ini, karena ambang batas untuk gula darah adalah 180 mg%
sehingga apabila terjadi hiperglikemi maka ginjal tidak bisa menyaring dan
mengabsorbsi sejumlah glukosa dalam darah. Sehubungan dengan sifat gula yang
menyerap air maka semua kelebihan dikeluarkan bersama urine yang disebut
glukosuria. Bersamaan keadaan glukosuria maka sejumlah air hilang dalam urine
yang disebut poliuria. Poliuria mengakibatkan dehidrasi intra selluler, hal ini akan
merangsang pusat haus sehingga pasien akan merasakan haus terus menerus
sehingga pasien akan minum terus yang disebut polidipsi.roduksi insulin yang
sel kekurangan makanan dan simpanan karbohidrat, lemak dan protein menjadi
9
menipis. Karena digunakan untuk melakukan pembakaran dalam tubuh, maka klien
akan merasa lapar sehingga menyebabkan banyak makan yang disebut poliphagia.
Terlalu banyak lemak yang dibakar maka akan terjadi penumpukan asetat dalam
darah yang menyebabkan keasaman darah meningkat atau asidosis. Zat ini akan
meracuni tubuh bila terlalu banyak hingga tubuh berusaha mengeluarkan melalui
urine bau buah-buahan. Keadaan asidosis ini apabila tidak segera diobati akan
gula darah
Frekuensi nadi dan tekakan darah : ( terjadi kekurangan energi sel sehingga jantung
tekanan pada dinding pembuluh darah dan resiko terbentuknya plak pada pembuluh
darah) (kondisi ini terjadi pada fase diabetes melitus yang sudah lama atau penderita
Suhu tubuh : demam ( pada penderita dengan komplikasi infeksi pada luka atau
pada jaringan yang lain) ,hipotermi ( pada penderita yang tidak mengalami infeksi
10
4. Berat badan melalui penampilan atau pengukuran : kurus ramping ( pada
Diabetes melitus fase lanjutan dan lama tidak mengalami terapi). Gemuk
pengobatan yang rutin dan pola makan yang masih tidak terkontrol
5. Kulit :
1. Kepala
Kulit kepala : termasuk benjolan atau lesi , antara lain : kista pilar dan
2. Mata :
Yang perlu di kaji yaitu lapang pandang dan uji ketajaman pandang dari
3. Telinga
daun telinga di lakukan inspeksi : masih simetris antara kanan dan kiri
11
Bisikan atau tes garputala dapat mengalami penurunan.
7. Hidung
Jarang terjadi pembesaran polip dan sumbatan kecuali ada infeksi skunder
seperti influenza.
8. Mulut
(Bilota 2011).
9. Leher
10. Dada
11. Abdomen
Inspeksi
Pada kulit apakah ada strie dan simetris adanya pembesaran organ ( pada
splenomegali).
12
Auskultasi
peristaltik.
Perkusi
Palpasi
12. Genetalia
Penis : pada inspeksi apakah ada timosis pada prepusium dan apakah ada
hipospadia pada meatus uretra , apakah ada kemerahan pada kulit skortum
1) Pusing
1) Gula darah puasa ( GDA) 70-110 mg/dl paling sedikit dalam dua kali
2) gula darah 2 jam post prodial > 140 mg/dl digunakan untuk skrining atau
1) Gula darah sewaktu < 140 mg/dl di gunakan untuk skrining bukan untuk
Diagnostic.
kadar gula darah abnormal dan menurunkan penggunaan gula darah perifer
atau tidak. Diagnosis ini disebut dengan “Diagnosis pasti”. Setelah itu ,
di tambah dengan kadar glukosa darah sewaktu lebih besar sama dengan
200 mg/dl.
2. Seseorang memiliki kadar glukosa darah puasa lebih besar atau sama
dengan 126 mg/dl sebanyak 2 kali pemeriksaan pada saat yang berbeda.
, maka perlu di lakukan tes toleransi glukosa oral dengan tujuan untuk
2.1.5 Prognosis
penurunan fungsi cell B, yang akhirnya akan menuju ke kerusakan total sel
kadar glukosa darah tetap normal. Lama kelamaansel beta akan tidak
sanggup lagi mengkonpensasi kadar glukosa darah dan fungsi sel beta
menurunan fungsi sel beta itu berlangsung secara progresif sampai akhirnya
15
2.1.6 Penatalaksanaan Diabetes Militus
1. Obat
Cara kerja golongan ini adalah merangsang sel beta pancreas untuk
bila berat badan sekitar ideal kurang lebih 10% dari berat badan
ideal, bila kebutuhan insulin kurang dari 40 u/hari , bila tidak ada stress akut,
dapat menurunkan kadar gula darah menjadi normal dan istimewanya tidak
Obat ini berguna menghambat kerja insulin alfa glukosidase di dalam saluran
hiperglikemia post pradial. Obat ini bekerja di lumen usus dan tidak menyebabkan
terjadinya hipoglikemia dan tidak berpengaruh pada akar insulin. Alfa glukosidase
16
4.) Insulin sensitizing agent
5.) Insulin Dari sekian banyak jenis insulin, untuk praktisnya hanya 3 jenis
Yang kerjanya cepat : RI( Regular Insulin) dengan masa kerja 2-4 jam
Yang kerjanya lambat : PZI ( Protamme Zinc Insulin ) massa kerjanya 18-
24 jam
Pada umumnya , diet diabetes itu diatur berdasarkan 3J, yaitu jumlah ,jenis,
dan jadwal.
Jumlah.
badan, berat badan , jenis aktivitas dan juga umur . berdasarkan hal ini ,
Jenis
17
(1) Karbohidrat : gula murni , gula kompleks
(2) Lemak
Lemak jenuh yang terdapat pada lemak hewani dan beberapa macam
makanan lain seperti minyak dari bahan kelapa. Juga di batasi asupan
waktu puasa dapat menormalkan kadar gula darah. Berbagai metode untuk
diberi penyuluhan tentang hubungan antara intake makanan dan kontrol dari
hal yaitu prinsip, tujuan , dan syarat diet : dasar penyusunan diet ,komposisi
Latihan
Dianjurkan latihan jasmani teratur 3-4 kali tiap minggu selama kurang lebih
berhenti ,otot yang teratur akan merangsang peningkatan aliran darah dan
18
penarikan glukosa kedalam sel. Olaraga yang teratur akan memperbaiki
&sukarmin 2008).
Obat terapi
2.Insulin.
3. Cangkok pankreas .
2.1.7 Komplikasi
Koma hipoglikemia
darah. Glukosa yang ada sebagian besar di fasilitasi untuk masuk ke dalam
sel.
19
Koma hiperosmolar nonketotik
Koma ini sering terjadi karena penurunan komposisi cairan intrasel dan
1) Neuropati
2) Dislipidemia
dan hiperkolestrolemia.
3) Nefropati diabetic
20
2.1.8 Penatalaksanaan
1) Golongan sulfoniluria
Cara kerja golongan ini adalah merangsang sel beta pancreas untuk
bila berat badan sekitar ideal kurang lebih 10% dari berat badan
ideal, bila kebutuhan insulin kurang dari 40 u/hari , bila tidak ada stress
2) Golongan biguanid
21
glukosidase inhibitor dapat menghambat bioavailabilitas metformin jika di
a. Jumlah.
badan, berat badan , jenis aktivitas dan juga umur . berdasarkan hal ini ,
b. Jenis
tak jenuh.
22
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Diabetes Mellitus Tipe 2
1. Identitas pasien
1) usia
berat serta aktifitas sisik sedikit oleh karna itu penyakit ini biasanya
pemerintah.
3) keluhan utama
4) Riwayat penyakit
sering buang air kecil ( poliuria), sering lapar dan haus (polidipsi dan
23
adanya keluhan ingin selalu makan tetapi berat badan nya justru turun
karena glukosa tidak dapat di tarik ke dalam sel dan terjadi penurunan
eliminasi buang air kecil ( BAK) akan di jumpai jumlah urine yang banyak
kelemahan fisik , kram otot dan penurunan tonus otot. dalam beraktivitas
Sering muncul perasaan tidak enak efek dari gangguan yang bersifat sistemik
terbangun karena frekuensi kencing yang meningkat pada malam hari. rata-
rata tidur penderita pada malam hari 4-5 jam. Pada pengkasian ini juga dapat
dilihat penampilan wajah sayup mata merah dengan verbalisasi keluhan rasa
kantuk.
2. nyeri akut (kaki) berhubungan dengan agen fisik, resiko infeksi berhubungan
2007).
tubuh.
Kriteria hasil :
Intervensi :
Drainase.
Ajarkan pasien dan keluarga mengenali tanda dan gejalah infeksi, laporkan
kecurigaan infeksi
2) Kriteria hasil :
x/menit ,tekanan darah 100-140/ 80-90 Mmhg , suhu tubuh 36,5 – 37’C,
Intervensi :
R/ diit yang benar akan membantu menurunkan kadar gula darah pasien
Kolaborasi dengan dokter dalam mrmberikan program diit serta terapi oral.
Kriteria hasil :
Ambulasi secara normal menahan beban berat badan sempurna saat pulang.
Nadi 80-84x/menit.
Intervensi :
nyeri
Kaji TTV
syaraf.
1) Kriteria hasil :
menghindari cedera.
Pasien dan keluarga dapat mengenali tanda awal lesi dan infeksi kulit.
2) Intervensi :
yang lama.
2.2.5 Implementasi
2.2.6 Evaluasi
2. ada tanda Nutrisi yang adekuat , dapat mempertahankan berat badan dan
waktu dan efek obat hipoglikemik oral dengan benar(Baradero dkk 2010).
DAFTAR PUSTAKA
Media Press.
Aksara Publisher.
Mahendra, B.dkk. (2008) . Care Your Self, Diabetes Mellitus. Jakarta : Penebar
Plus
Soegondo, S.dkk. (2009) . Hidup Sehat Secara Mandiri Dengan Diabetes Mellitus