Apple Minim Inovasi
Apple Minim Inovasi
Artikel editorial di The Verge bulan September 2016 oleh Thomas Ricker mendalami persepsi
publik mengenai minimnya inovasi di Apple beberapa tahun terakhir ini. Ia menulis bahwa
Samsung telah "menyamai dan bahkan mengalahkan Apple dalam hal desain industri telepon
pintar" dan mengutip kepercayaan umum bahwa Apple tidak mampu membuat terobosan
teknologi baru lewat produk-produknya. Ia juga menulis bahwa kritiknya diarahkan kepada setiap
bagian perangkat keras alih-alih seluruh ekosistemnya, "Versi baru selalu membosankan, tetapi
itulah model bisnis Apple. [...] Mereka masuk pasar baru, lalu memperbaiki, memperbaiki, dan
terus memperbaiki sampai berhasil". Ia mengakui bahwa orang-orang mengharapkan
"semangan revolusi", tetapi menginginkan "kenyamanan yang dibarengi harmoni". Ia menulis
lebih lanjut, "sebuah perangkat hanyalah titik awal pengalaman yang pada akhirnya akan diatur
oleh ekosistem dasarnya", menyinggung bagaimana perangkat keras yang baik bisa gagal tanpa
ekosistem kuat (ia menyebut bahwa Walkman tidak punya ekosistem yang bisa
mempertahankan pengguna dari serbuan produk yang lebih bagus), dan bagaimana perangkat
Apple di berbagai sistem perangkat lunak bisa berkomunikasi dan bekerja sama
melalui iCloud dengan fitur-fitur seperti Universal Clipboard (teks yang disalin di satu perangkat
bisa ditempel di perangkat lain) serta fungsionalitas perangkat yang saling terhubung seperti
Auto Unlock (Apple Watch bisa membuka kunci Mac dalam jarak dekat). Ia berpendapat bahwa
ekosistem Apple merupakan inovasi terbesar perusahaan.[222]
The Wall Street Journal menerbitkan artikel pada Juni 2007 bahwa meningkatnya
ketergantungan Apple terhadap Siri, asisten pribadi virtual, membuat banyak pihak meragukan
kemampuan Apple menangani fungsionalitasnya. Google dan Amazon memanfaatkan data
besar dan menganalisis informasi pengguna untuk memberi hasil yang lebih tepat, sedangkan
Apple mengambil sikap pro-privasi dan sengaja tidak mengumpulkan data pengguna. Holger
Mueller, seorang analis teknologi, mengatakan kepada Journal bahwa "Siri adalah contoh
barang yang unggul di satu bidang lalu kalah meskipun didongkrak oleh uang dan talenta dan
berlokasi di Silicon Valley". Artikel ini mengklaim bahwa pengembangan Siri memburuk karena
anggota tim dan petinggi Apple pindah ke perusahaan pesaing, tidak ada sasaran ambisius, dan
strategi yang berubah-ubah. Sekalipun sudah mengganti fungsi Siri ke pembelajaran
mesin dan algoritma yang mengurangi jumlah eror secara drastis, Apple masih tidak mampu
mengantisipasi popularitas Amazon Echo yang dilengkapi asisten pribadi Alexa. Pemutakhiran
Siri mandek, petinggi perusahaan berselisih, dan belum ada kesepakatan soal pembatasan
interaksi aplikasi pihak ketiga. Ketika Apple mengakuisisi perusahaan rintisan asal Inggris yang
mendalami asisten percakapan, Google Assistant sudah duluan berhasil membantu pengguna
memilih jaringan Wi-Fi dengan suara, sedangkan fungsionalitas Siri tidak berubah.[223][224]
Pada Desember 2017, dua artikel di The Verge dan ZDNet membahas minggu yang penuh
masalah bagi platform macOS dan iOS Apple. macOS memiliki celah keamanan besar; Mac
yang menggunakan sistem operasi macOS High Sierra rentan terhadap bug yang
memungkinkan semua orang menjadi administrator dengan cara mengetik "root" di kolom nama
pengguna, mengosongkan sandinya, dan mengklik "unlock" dua kali.[225] Bug ini diungkap secara
terbuka di Twitter alih-alih melalui program sayembara bug resmi.[226] Apple merilis perbaikan
keamanan dalam kurun satu hari sekaligus permintaan maaf.[227] Namun demikian, perbaikan
keamanan ini merusak sistem berbagi berkas; Apple merilis dokumen instruksi untuk
memperbaiki masalah itu secara terpisah.[228] Meski berjanji akan "mengaudit proses
pengembangan demi mencegah terulangnya masalah", pengguna yang memasang
pemutakhiran keamanan di sistem operasi High Sierra versi 10.13.0 merasa celah keamanan
"root" muncul kembali dan bertahan meski sudah memutakhirkan seluruh sistem
operasinya.[229] Di iOS, sebuah bug tanggal menyebabkan semua perangkat iOS yang menerima
notifikasi aplikasi lokal pada pukul 12:15am tanggal 2 Desember 2017 mati-nyala berkali-
kali.[230] Pengguna disarankan untuk mematikan notifikasi aplikasinya.[231] Apple segera merilis
pemutakhiran pada dini hari waktu Cupertino, California,[232][233] dan di luar jam rilis
biasanya.[234] Salah satu fitur utama yang dimutakhirkan perlu ditunda selama beberapa
hari.[235][236] Tom Warren dari The Verge menyebut perpaduan masalah macOS dan iOS waktu itu
sebagai "mimpi buruk" para teknisi perangkat lunak Apple serta bukti rentannya kemampuan
perusahaan melindungi lebih dari 1 miliar perangkat.[234] Adrian Kingsley-Hughes
dari ZDNet menulis, "hampir semua orang merasa bahwa Apple mulai tidak bisa diandalkan
lagi".[237] Kingsley-Hughes juga mengakhiri artikelnya dengan mengutip artikelnya yang lain,
"Walaupun saya sudah capek mengungkit-ungkit jargon lama 'Apple tidak akan seperti ini kalau
Steve Jobs masih ada', semua yang terjadi di Apple belakangan ini berbeda daripada Apple era
Jobs. Meski tetap ada kesalahan di sana-sini, pengumuman dan peluncuran produk era Jobs
jauh lebih ketat, demikian halnya dengan kualitas produk yang dirilis Apple." Ia mengakui bahwa
kegagalan seperti itu "mungkin pernah terjadi" pada zaman Jobs, tetapi "sikap Jobs yang khas
akan memaksa para teknisi bekerja lebih keras sehingga meminimalisasi kegagalan di masa
depan".[237]