Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN PROSES PIKIR :WAHAM

A. Konsep Dasar Waham


1. Pengertian
Waham merupakan keyakinan seseorang berdasarkan penilaian

realistis yang salah, keyakinan klien yang tidak konsisten dengan tingkat

intelektual dan latar belakang budaya, ketidakmampuan merespon

stimulus internal dan eksternal melalui proses interaksi atau informasi

secara akurat (Keliat, 1999).

Waham adalah kepercayaan yang salah terhadap objek dan tidak

konsisten dengan latar belakang intelektual dan budaya (Rawlins, 1993).

Waham dibangun atas unsur-unsur yang tidak berdasarkan logika,

individu tidak mau melepaskan wahamnya, walaupun telah tersedia cukup

bukti-bukti yang objektif tentang kebenaran itu. Biasanya waham

digunakan untuk mengisi keperluan atau keinginan-keinginan dari

penderita itu sendiri. Waham merupakan suatu cara untuk memberikan

gambaran dari berbagai problem sendiri atau tekanan-tekanan yang ada

dalam kepribadian penderita biasanya:

a. Keinginan yang tertekan.

b. Kekecewaan dalam berbagai harapan.

c. Perasaan rendah diri.

d. Perasaan bersalah.

e. Keadaan yang memerlukan perlindungan terhadap ketakutan.

1
Rentang Respon waham

Respon adaptif Respon Maladaptif

Kadang proses pikir


Pikiran Logis Gangguan isi pikir
terganggu

• Persepsi Akurat • Ilusi • Halusinasi


• Emosi Konsisten • Emosi berlebihan • Perubahan proses
dengan pengalaman • Perilaku yang tidak emosi
• Perilaku sesuai biasa • Perilaku tidak
• Hubungan sosial • Menarik diri terorganisasi
harmonis • Isolasi sosial

Rentang Respon Perubahan Proses Pikir Waham, sumber: Keliat (1999)

2. Faktor Predisposisi dan Prespitasi

Faktor predisposisi yang mungkin mengakibatkan timbulnya

waham (Stuart adn Sundeen, 1995.dikutip oleh Keliat, B.A.1998) adalah:

a. Biologis

Gangguan perkembangan dan fungsi otak / SSp. yang menimbulkan.

1) Hambatan perkembangan otak khususnya kortek prontal, temporal

dan limbik.

2) Pertumbuhan dan perkembangan individu pada prenatal, perinatal,

neonatus dan kanak-kanak.

b. Psikososial

Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi

respon psikologis dari klien. Sikap atau keadaan yang dapat

mempengaruhi seperti penolakan dan kekerasan.

2
c. Sosial Budaya

Kehidupan sosial budaya dapat pula mempengaruhi timbulnya waham

seperti kemiskinan. Konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan,

kerawanan) serta kehidupan yang terisolasi dan stress yang

menumpuk.

Faktor prespitasi yang biasanya menimbulkan waham merupakan

karakteristik umum latar belakang termasuk riwayat penganiayaan

fisik / emosional, perlakuan kekerasan dari orang tua, tuntutan

pendidikan yang perfeksionis, tekanan, isolasi, permusuhan, perasaan

tidak berguna ataupun tidak berdaya.

3. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala yang dihasilkan atas penggolongan waham

(Standar Asuhan Keperawatan Jiwa RSJP Bogor di kutip oleh RSJP

Banjarmasin, 2001) yaitu:

a. Waham dengan perawatan minimal

1) Berbicara dan berperilaku sesuai dengan realita.

2) Bersosialisasi dengan orang lain.

3) Mau makan dan minum.

4) Ekspresi wajah tenang.

b. Waham dengan perawatan parsial

1) Iritable.

2) Cenderung menghindari orang lain.

3
3) Mendominasi pembicaraan.

4) Bicara kasar.

c. Waham dengan perawatan total

1) Melukai diri dan orang lain.

2) Menolak makan / minum obat karena takut diracuni.

3) Gerakan tidak terkontrol.

4) Ekspresi tegang.

5) Iritable.

6) Mandominasi pembicaraan.

7) Bicara kasar.

8) Menghindar dari orang lain.

9) Mengungkapkan keyakinannya yang salah berulang kali.

4. Jenis-Jenis Waham

a. Waham Kebesaran

Penderita merasa dirinya orang besar, berpangkat tinggi, orang yang

pandai sekali, orang kaya.

b. Waham Berdosa

Timbul perasaan bersalah yang luar biasa dan merasakan suatu dosa

yang besar. Penderita percaya sudah selayaknya ia di hukum berat.

c. Waham Dikejar

Individu merasa dirinya senantiasa di kejar-kejar oleh orang lain atau

kelompok orang yang bermaksud berbuat jahat padanya.

4
d. Waham Curiga

Individu merasa selalu disindir oleh orang-orang sekitarnya. Individu

curiga terhadap sekitarnya. Biasanya individu yang mempunyai

waham ini mencari-cari hubungan antara dirinya dengan orang lain di

sekitarnya, yang bermaksud menyindirnya atau menuduh hal-hal yang

tidak senonoh terhadap dirinya. Dalam bentuk yang lebih ringan, kita

kenal “Ideas of reference” yaitu ide atau perasaan bahwa peristiwa

tertentu dan perbuatan-perbuatan tertentu dari orang lain (senyuman,

gerak-gerik tangan, nyanyian dan sebagainya) mempunyai hubungan

dengan dirinya.

e. Waham Cemburu

Selalu cemburu pada orang lain.

f. Waham Somatik atau Hipokondria

Keyakinan tentang berbagai penyakit yang berada dalam tubuhnya

seperti ususnya yang membusuk, otak yang mencair.

g. Waham Keagamaan

Waham yang keyakinan dan pembicaraan selalu tentang agama.

h. Waham Nihilistik

Keyakinan bahwa dunia ini sudah hancur atau dirinya sendiri sudah

meninggal.

i. Waham Pengaruh

Yaitu pikiran, emosi dan perbuatannya diawasi atau dipengaruhi oleh

orang lain atau kekuatan

5
5. Penatalaksanaan

Perawatan dan pengobatan harus secepat mungkin dilaksanakan

karena, kemungkinan dapat menimbulkan kemunduran mental. Tetapi

jangan memandang klien dengan waham pada gangguan skizofrenia ini

sebagai pasien yang tidak dapat disembuhkan lagi atau orang yang aneh

dan inferior bila sudah dapat kontak maka dilakukan bimbingan tentang

hal-hal yang praktis. Biar pun klien tidak sembuh sempurna, dengan

pengobatan dan bimbingan yang baik dapat ditolong untuk bekerja

sederhana di rumah ataupun di luar rumah. Keluarga atau orang lain di

lingkungan klien diberi penjelasan (manipulasi lingkungan) agar mereka

lebih sabar menghadapinya.

Penatalaksanaan klien dengan waham meliputi farmako terapi,

ECT dan terapi lainnya seperti: terapi psikomotor, terapi rekreasi, terapi

somatik, terapi seni, terapi tingkah laku, terapi keluarga, terapi spritual dan

terapi okupsi yang semuanya bertujuan untuk memperbaiki prilaku klien

dengan waham pada gangguan skizoprenia. Penatalaksanaan yang terakhir

adalah rehablitasi sebagai suatu proses refungsionalisasi dan

pengembangan bagi klien agar mampu melaksanakan fungsi sosialnya

secara wajar dalam kehidupan masyarakat.

6
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Waham

1. Pengkajian

Menurut tim Depkes RI (1994), pengkajian adalah langkah awal

dan dasar proses keperawatan secara menyeluruh. Pada tahap ini pasien

yang dibutuhkan dikumpulkan untuk menentukan masalah keperawatan.

Patricia A Potter et al (1993) dalam bukunya menyebutkan bahwa

pengkajian terdiri dari 3 kegiatan yaitu: pengumpulan data,

pengelompokan data atau analisa data dan perumusan diagnosa

keperawatan. Data dapat dikumpulkan dari berbagai sumber data yaitu

sumber data primer (klien) dan sumber data sekunder seperti keluarga,

teman terdekat klien, tim kesehatan, catatan dalam berkas dokumen medis

klien dan hasil pemeriksaan. Untuk mengumpulkan data dilakukan dengan

berbagai cara, yaitu: dengan observasi, wawancara dan pemeriksaan fisik.

Setiap melakukan pengkajian, tulis tempat klien dirawat dan

tanggal dirawat. Isi pengkajiannya meliputi:

a. Identifikasi klien

Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak

dengan klien tentang: Nama klien, panggilan klien, Nama perawat,

tujuan, waktu pertemuan, topik pembicaraan.

b. Keluhan utama / alasan masuk

Tanyakan pada keluarga / klien hal yang menyebabkan klien dan

keluarga datang ke Rumah Sakit, yang telah dilakukan keluarga untuk

mengatasi masalah dan perkembangan yang dicapai.

7
c. Tanyakan pada klien / keluarga, apakah klien pernah mengalami

gangguan jiwa pada masa lalu, pernah melakukan, mengalami,

penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan

dalam keluarga dan tindakan kriminal. Dapat dilakukan pengkajian

pada keluarga faktor yang mungkin mengakibatkan terjadinya

gangguan:

1) Psikologis

Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat

mempengaruhi respon psikologis dari klien.

2) Biologis

Gangguan perkembangan dan fungsi otak atau SSP,

pertumbuhan dan perkembangan individu pada prenatal,

neonatus dan anak-anak.

3) Sosial Budaya

Seperti kemiskinan, konflik sosial budaya (peperangan,

kerusuhan, kerawanan), kehidupan yang terisolasi serta stress

yang menumpuk.

d. Aspek fisik / biologis

Mengukur dan mengobservasi tanda-tanda vital: TD, nadi, suhu,

pernafasan. Ukur tinggi badan dan berat badan, kalau perlu kaji fungsi

organ kalau ada keluhan.

8
e. Aspek psikososial

1) Membuat genogram yang memuat paling sedikit tiga generasi

yang dapat menggambarkan hubungan klien dan keluarga,

masalah yang terkait dengan komunikasi, pengambilan

keputusan dan pola asuh.

2) Konsep diri

a) Citra tubuh: mengenai persepsi klien terhadap tubuhnya,

bagian yang disukai dan tidak disukai.

b) Identitas diri: status dan posisi klien sebelum dirawat,

kepuasan klien terhadap status dan posisinya dan kepuasan

klien sebagai laki-laki / perempuan.

c) Peran: tugas yang diemban dalam keluarga / kelompok dan

masyarakat dan kemampuan klien dalam melaksanakan

tugas tersebut.

d) Ideal diri: harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas,

lingkungan dan penyakitnya.

e) Harga diri: hubungan klien dengan orang lain, penilaian

dan penghargaan orang lain terhadap dirinya, biasanya

terjadi pengungkapan kekecewaan terhadap dirinya

sebagai wujud harga diri rendah.

3) Hubungan sosial dengan orang lain yang terdekat dalam

kehidupan, kelompok yang diikuti dalam masyarakat.

4) Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah.

9
f. Status mental

Nilai penampilan klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien,

aktivitas motorik klien, alam perasaan klien (sedih, takut, khawatir),

afek klien, interaksi selama wawancara, persepsi klien, proses pikir, isi

pikir, tingkat kesadaran, memori, tingkat konsentasi dan berhitung,

kemampuan penilaian dan daya tilik diri.

g. Kebutuhan persiapan pulang

1) Kemampuan makan klien, klien mampu menyiapkan dan

membersihkan alat makan.

2) Klien mampu BAB dan BAK, menggunakan dan membersihkan

WC serta membersihkan dan merapikan pakaian.

3) Mandi klien dengan cara berpakaian, observasi kebersihan tubuh

klien.

4) Istirahat dan tidur klien, aktivitas di dalam dan di luar rumah.

5) Pantau penggunaan obat dan tanyakan reaksi yang dirasakan

setelah minum obat.

h. Masalah psikososial dan lingkungan

Dari data keluarga atau klien mengenai masalah yang dimiliki klien.

i. Pengetahuan

Data didapatkan melalui wawancara dengan klien kemudian tiap

bagian yang dimiliki klien disimpulkan dalam masalah.

10
j. Aspek medik

Terapi yang diterima oleh klien: ECT, terapi antara lain seperti terapi

psikomotor, terapi tingkah laku, terapi keluarga, terapi spiritual, terapi

okupasi, terapi lingkungan. Rehabilitasi sebagai suatu

refungsionalisasi dan perkembangan klien supaya dapat melaksanakan

sosialisasi secara wajar dalam kehidupan bermasyarakat.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian atau kesimpulan yang

diambil dari pengkajian (Gabie, dikutip oleh Carpernito, 1983).

Diagnosa keperawatan adalah masalah kesehatan aktual atau

potensial dan berdasarkan pendidikan dan pengalamannya perawat mampu

mengatasinya (Gordon dikutip oleh Carpernito, 1983)

Masalah keperawatan yang sering muncul yang dapat disimpulkan

dari hasil pengkajian adalah:

a. Gangguan proses pikir; waham.

b. Kerusakan komunikasi verbal.

c. Resiko menciderai orang lain.

d. Gangguan interaksi sosial: menarik diri.

e. Gangguan konsep diri; harga diri rendah.

f. Tidak efektifnya koping individu.

11
Pohon Masalah

Prilaku kekerasan Resiko mencederai orang


lain

Gangguap proses pikir : Kerusakan komunikasi


CP verbal
Waham

Gangguan interaksi sosial :

Menarik diri

Gangguan konsep diri :


Harga diri rendah

Koping individu inefektif

12
Tahapan Kerja

1. Membina Hubungan Saling Percaya

Tujuan pasien mampu :

Membina hubungan saling percaya. Setelah ,,,,, kali pertemuan dapat

mengungkapkan perasaan dan keadaannya saat ini yang dirasakan secara

verbal.

Intervensi :

Sp 1 (tanggal,,,,,)

1. Salam terapeutik

2. Perkenalkan identitas perawat

3. Jelaskan tujuan interaksi

4. Ciptakan lingkungan yang tenang

5. Buat kontrak yang jelas

6. Yakinkan bahwa kerahasian pasien akan terjaga

7. Tanyakan harapan pada pertemuan

8. Tepati waktu.

Sp 2 (tanggal...)

1. Evaluasi kegiatan yang lalu (sp 1)

2. Dorong dan beri kesempatan kepad pasien untuk mengungkapkan

perasaannya

3. Dengarkan ungkapan pasien dengan empati

4. Lakukan pengkajian data (sesuai format pengkajian)

13
Sp 3 (tanggal,,,,,)

1. Evaluasi kegiatan yang lalu (sp 1 dan sp 2)

2. Lakukan pengkajian data orientasikan kegiatan sehari-hari

3. Identifikasi masalah pasien.

Pada fase pelaksanaan tindakan keperawatan dengan gangguan proses

pikir yaitu:

 pada SP 1 Perawat mengidentifikasi kebutuhan yang tidak

terpenuhi dan. cara memenuhi kebutuhan; mempraktekan

kebutuhan yang tidak terpenuhi.

 Pada SP 2 perawat mengidentifikasi kemampuan positif pasien dan

membantu mempraktekkannya.

 Pada SP 3 merawat mengajarkan dan melatih minum obat yang

benar.

14
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN Tn.Z DENGAN
DIAGNOSA GANGGUAN PROSES PIKIR:WAHAM KEBESARAN
DIRUANG PERAWATAN INTERMEDIAT PRIA (RAMIN)
RUMAH SAKIT JIWA SAMBANG LIHUM GAMBUT

A. Identitas Klien

Inisial : Tn. Z

Umur : 39 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status Perkawinan : Duda

Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia

Pendidikan : SD

Pekerjaan :-

Alamat : Kandangan

Diagnosa medik : F 20.5

Diagnosa Keperawatan : Waham Kebesaran

Tanggal Masuk :06 September 2011

Tanggal Pengkajian : 24 Januari 2012

Nama Penanggung Jawab : Dinsos

B. Alasan Masuk

Sekitar 1 minggu sebelum masuk RS, di panti Sosial Budi Luhur

klien mengamuk dengan memukul teman dan merusak barang

disekitarnya. Klien sering marah-marah tidak jelas, dan mengaku ada

melihat bayangan yang disebutnya nabi, serta mendengar suara-suara yang

15
tidak jelas. Setelah itu, klien dibawa oleh Dinas Sosial ke Rumah Sakit

Jiwa Daerah Sambang Lihum Gambut.

C. Faktor Predisposisi

Sebelum masuk RSJD Sambang Lihum Gambut klien pernah

dirawat di RS Ansari Saleh Banjarmasin sebanyak 4 kali (Tahun 2004,

2006, 2007, 2009) dengan keluhan yang sama yaitu mengamuk, melihat

bayangan dan mendengar suara-suara yang tidak jelas. Pengobatan

sebelumnya kurang berhasil karena klien tidak teratur minum obat.

Klien pernah melakukan pemukulan pada temannya karena merasa

tidak dihargai, selalu dijauhi dan dianggap sakit jiwa.

Selain itu klien pernah melakukan tindakan kekerasan terhadap keluarga

(Ibunya), yaitu pernah mengikat ibunya karena melihat ibunya seperti sapi.

Tidak ada riwayat aniaya seksual maupun tindakan kriminal.

 Masalah Keperawatan :

- Resti perilaku kekerasan

- Koping individu inefektif

- Koping keluarga inefektif

- Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi pendengaran dan

penglihatan

- Gangguan Proses Pikir : Waham

- Inefektif Regimen Terapeutik

16
D. Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa

Ada anggota keluarga klien yang pernah mengalami gangguan jiwa

yaitu sepupu klien dengan keluhan mengamuk dan dirawat di Rumah Sakit

Ansari Saleh Banjarmasin.

E. Pengalaman Masa Lalu Yang Tidak Menyenangkan

Klien merasa dibohongi keluarganya, ketika klien masih kecil

keluarga mengatakan bahwa orang tua klien telah meninggal dunia

padahal orang tua klien masih hidup. Klien merasa dikucilkan oleh

keluarganya.

 Masalah keperawatan :

- Koping keluarga inefektif

- Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

F. Pemeriksaan Fisik

Tanda-tanda vital :

 Tekanan Darah =130/80 mmHg

 Nadi = 83 x/m

 Respirasi = 21 x/m

 Temperatur = 36,5 ˚C

Ukuran

 Berat Badan = 66 Kg

 Tinggi Badan = 160 cm

17
Klien tidak ada mempunyai keluhan fisik.

G. Psikososial

39th

Keterangan :
: LAKI-LAKI

: PEREMPUAN

39th : KLIEN

: SERUMAH

Keterangan : klien merupakan anak tunggal. Klien mempunyai 1 orang isteri dan

3 orang anak. Sekarang Klien adalah pasien dinas sosial.

H. Konsep Diri

a. Gambaran Diri

Klien suka dengan semua anggota tubuhnya dan bangga dengan apa yang

ada didalam dirinya terutama matanya.

18
b. Identitas

Klien adalah Tn. Z berjenis kelamin laki-laki, berumur 39 tahun, klien

merasa senang terlahir sebagai laki-laki, klien dapat menyebutkan nama

dan alamat yang lengkap, klien pernah sekolah STM sampai kelas 2 (tidak

lulus) dan bercita-cita ingin menjadi mekanik.

c. Peran

Sebelum masuk RSJ, klien tinggal di panti sosial Budi Luhur Guntung

Payung (BJB). Kadang-kadang juga klien bekerja sebagai tukang pijat. Di

Rumah Sakit klien adalah seorang pasien yang bisa melakukan aktivitas

seperti : mengambil makan didapur dan menyapu

d. Ideal Diri

Klien selalu mengungkapkan, bahwa klien seorang yang banyak

mempunyai uang. Klien bercita-cita sebagai mekanik. Klien berharap

cepat sembuh dan ingin cepat pulang agar bisa berkumpul dengan

keluarganya dan dapat diterima kembali dilingkungannya.

e. Harga Diri

Sebelum Klien masuk rumah sakit hubungan klien dengan sesama warga

panti sosial kurang baik karena klien merasa tidak dihargai dan selalu

dianggap sakit jiwa oleh teman-temannya.

 Masalah keperawatan :

- Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

- Gangguan proses pikir : Waham Kebesaran

19
I. Hubungan Sosial

Di Rumah klien dekat dengan ibunya dan dirumah sakit klien dekat

dengan Tn. M dan tempat bercerita tentang perasaan klien.

Sebelum sakit klien sering mengikuti kegiatan kelompok seperti

pengajian dan siskamling dimasyarakat. Semenjak klien tinggal di Dinas

Sosial klien tidak pernah lagi mengikuti kegiatan kelompok.

Klien merasa dikucilkan oleh keluarga dan masyarkat karena

dianggap punya gangguan jiwa.

 Masalah keperawatan :

- Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

J. Spiritual

Klien memiliki nilai dan keyakinannya beragama islam, dan

kegiatan ibadah klien sebelumnya klien melaksanakannya. Tetapi selama

di RSJ ini, klien tidak pernah melaksanakan kegiatan ibadahnya (sholat).

Masalah Keperawatan:

- Disstres Spiritual

K. Status Mental

1. Penampilan

klien menggunakan pakaian Rumah Sakit berwarna biru muda dan

dalam mengenakan pakaian klien tidak terbalik dan terkancing rapi,

20
mandi 2 x/hari, gosok gigi 2 x/hari, rambut klien tampak pendek,

beruban, dan kien tampak cukup bersih.

2. Pembicaraan

Bicara klien jelas, namun inkoheren, pertanyaan perawat selalu

dijawab tapi kadang jawaban tidak sesuai dengan pertanyaan dan

realitas kehidupan klien.

 Masalah keperawatan :

- Gangguan proses pikir : Waham Kebesaran

3. Aktivitas Motorik

Klien cukup koperatif dan mampu melakukan aktivitas sehari-hari

seperti: makan, cuci tangan, menyapu, dan aktivitas lainnya tanpa

bantuan orang lain dan bisa diarahkan, tetapi klien kadang-kadang

tampak duduk termenung menyendiri ditempat tidurnya, serta

mencoret dinding kamar “saya seorang pegawai, mempunyai 20 buah

rumah, saya anak orang kaya”

 Masalah keperawatan :

- Gangguan Proses Pikir : Waham

4. Alam Perasaan

Klien merasa sedih karena tidak dijenguk keluarga dan merasa tidak

dihiraukan oleh keluarga

 Masalah keperawatan:

- koping keluarga inefektif

- Koping individu inefektif

21
- Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

5. Afek

Afek klien labil, emosi klien bisa cepat berubah,terlebih ketika klien

mengungkapkan tentang dirinya seorang yang kaya dan banyak uang,

bisa melihat bayangan Nabi, klien tampak bersemangat. Namun

terkadang klien tiba-tiba menolak untuk bercerita.

 Masalah keperawatan.

- Kerusakan komunikasi verbal

- Gangguan persepsi sensori : halusinasi penglihatan

6. Interaksi dan wawancara

Klien senang jika di ajak bicara, klien tampak kooperatif saat diajak

bicara, kontak mata (+), klien juga antusias sekali menceritakan

tentang dirinya namun tidak sesuai dengan realita,mengaku sebagai

orang yang kaya, melihat bayangan Nabi.

 Masalah Keperawatan :

- gangguan proses pikir ; waham Kebesaran

- Gangguan persepsi sensori : halusinasi penglihatan

7. Persepsi

Klien mengaku kadang-kadang melihat bayangan nabi,

 Masalah keperawatan :

- gangguan persepsi sensori ; Halusinasi Penglihatan.

22
8. Proses pikir

Pembicaraan klien berbelit-belit dan terkadang sampai pada tujuan

dan terkadang tidak. Jawaban kadang – kadang tidak terarah, namun

klien sering mengulang pembicaraan, seperti klien mengatakan surat

tanah, uang dan harta warisan, klien juga melihat bayangan Nabi.

 Masalah keperawatan :

- gangguan proses pikir ; waham kebesaran

- gangguan persepsi sensori : halusinasi penglihatan

9. a. Isi pikir

klien selalu berpikir sebagai orang kaya mempunyai banyak uang.

 Masalah keperawatan :

- gangguan proses pikir ; waham kebesaran

- gangguan isi pikir : obsesi

b. waham

klien selalu mengungkapkan dan selalu meyakini bahwa dirinya

seorang yang kaya dan banyak uang, namun tidak sesuai

kenyataan.

 Masalah keperawatan

- Gangguan proses pikir : waham kebesaran

10. Tingkat Kesadaran

Klien sadar bahwa sekarang berada di Rumah Sakit Sambang Lihum

dan telah dirawat selama 4 bulan. Klien mampu mengingat nama

pasien dan perawat diruangan.

23
11. Memori

Klien mampu mengingat kejadian yang lebih dari 1 bulan, seperti klien

mengingat sudah 4 bulan dirawat di Rumah Sakit. Pembicaraan klien

tidak terarah dan tidak sesuai dengan kenyataan, klien sering

mengungkapkan bahwa klien adalah orang kaya yang memiliki banyak

uang dan harta.

 Masalah keperawatan :

- gangguan proses pikir : Waham kebesaran

12. Tingkat Konsentrasi Dan Berhitung

Perhatian klien mudah teralih dari topik satu ketopik lain.klien mampu

berhitng sederhana seperti : penambahan dan pembagian tapi bilangan

yang kecil (contoh : 5+6=11, 8:4=2) bila lebih dari bilangan 10 klien

tidak bisa berhitung. klien selalu meminta untuk menulis (meminta

pulpen dan kertas) dan isi tulisan selalu mengungkapkan tentang

dirinya yang kaya

 Masalah keperawatan :

- Gangguan proses pikir : waham kebesaran

13. Kemampuan Penilaian

Klien mengalami gangguan penilaian ringan, klien tahu yang mana

yang lebih baik dan buruk, seperti :Klien memilih mandi terlebih

dahulu sebelum makan, habis mencuci tangan.

24
14. Daya Titik

Klien selalu mengatakan kalau dirinya baik-baik saja dan klien berada

di Rumah Sakit ini karena politik yang menginginkan hartanya.

Masalah keperawatan : Gangguan Proses pikir : Waham

L. Kebutuhan Persiapan Pulang

1. Makan

Klien dapat makan sendiri tanpa bantuan orang lain, makanan yang

diberikan selalu dihabiskan dengan frekuensi makan 3 kali sehari.

2. BAB/BAK

Klien dapat BAB/BAK tanpa bantuan orang lain.

3. Mandi

Klien dapat mandi sendiri, dengan frekuensi mandi 2 kali sehari

dan menyikat gigi 2 kali sehari. Klien dapat membersihkan diri

sendiri tanpa bantuan orang lain.

4. Berpakaian/ Berhias

Klien dapat memasang baju dan celana sendiri, namun terkadang

kancing baju klien terbuka.

5. Istirahat dan Tidur

Klien istirahat/ tidur siang ± 1 jam, bila malam kurang nyenyak

karena suka kencing, sebelum tidur klien melakukan kegiatan apa-

apa hanya terbaring ditempat tidur.

6. Penggunaan Obat

25
Klien dapat minum obat tanpa bantuan orang lain.

7. Pemeliharan Kesehatan

Klien selalu merokok.

8. Kegiatan di rumah

Klien mampu melakukan aktivitas seperti mengambil makanan

didapur, menyapu dan mengepel lantai Kegiatan di luar rumah

Klien mengatakan memijati orang-orang.

M. Mekanisme Koping

1. Adaptif

Klien mampu menjawab pertanyaan dari perawat, namun

terkadang pembicaraan klien ngawur, klien mampu memulai

pembicaraan.

2. Maladaptif

Klien masih merasa dirinya tidak sakit dan menyalahkan

orang lain karena politik keluarga. Klien belum mampu

menjelaskan masalah dan belum tahu tentang teknik relaksasi.

N. Masalah Psikososial Dan Lingkungan

Klien kurang mendapat dukungan dari keluarga dan

lingkungan klien tinggal di dinas sosial, tidak ada anggota keluarga

klien yang menengok klien.

Masalah Keperawatan : koping keluarga tidak efektif

26
O. Pengetahuan

Klien tidak menyadari dirinya sedang mengalami gangguan

jiwa, tidak memiliki sistem pendukung seperti keluarga yang tidak

pernah menengok. Klien tidak teratur minum obat sehingga sampai

dengan sekarang sudah 5 kali masuk Rumah Sakit.

Masalah Keperawatan :

- Koping individu tidak efektif

- Koping keluarga tidak efektif

- Inefektif regimen terapeutik.

P. Aspek Medik

Diagnosa Medis : F20.5 (Skizoprenia Residual)

Terapi Medik :

- Clorpromazin 3 x 100 mg

- Halopridol 3 x 5 mg

- Trihexsipenidil 3 x 2 mg

Q. Data Penunjang

1) Hasil Laboratorium

Tanggal : 22-11-2011

Hasil Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

Hematologi

HB 16,5 gr% Lk : 13,5-17,5

Leokosit 7.200 /mm 4000-10.000

27
Trombosit 166.000 /mm 150-450 juta

Eritrosit 5,5 /mm Lk : 4,5-6,6 juta

LED 5 /jam Lk : 15 mm

Limposit 24 % 25-40

MID 5% 3-8

Granulosit 71 % 40-75

Hematokrit 49 % Lk : 40-50

MCH 33 Pg 27-34

MCV 89 Fi 80-94

MCHC 38 gram/Dl 30-35

Gula Darah Puasa 72 mg/dl 75-110

Kolestrol Total 143 < 200

Trigliserida 104 < 150

AST/GOT 20 Ul Lk : <38 Pr < 32

ALT/GPT 24 Lk : < 34, Pr < 33

Urea 24 mg/dl 10-20

Kreatinin 1,1 Lk : 0,6-1,1

2) Konsultasi Psikologi

Dari hasil konseling dengan psikologi dapat disimpulkan klien

mengalami schizophrenia depresif, sehingga cenderung mempunyai perasaan

tidak aman atau tidak mampu, kurang mempunyai kemauan dan tidak

mempunyai tujuan hidup. Klien juga sangat membuktikan dorongan atau

28
arahan untuk hidupnya. Klien sangat tergantung dengan orang lain. Orientasi

kesadaran klien cukup, namun meskipun demikian klien cukup tenang. Klien

juga bisa di arahkan, kontak mata juga terjalin dengan baik, arah pembicaraan

juga cukup terarah dan klien bisa di arahkan, sehingga klien bisa difasilitasi

rawat jalan. Saran : libatkan klien dalam terapi kerja dan kelompok.

3) Kegitan Terapi Rehabilitasi (16/01/2012)

No. Evaluasi Hasil Kegiatan

1. Kontak social Baik

2. Produktif melakukan kegiatan Baik

3. Terampil melakukan kegiatan Baik

4. Inisiatif Baik

5. Tanggung jawab Cukup

6. Disiplin Baik

7. Kerjasama Baik

8. Kerajinan Baik

9. Penyesuaian diri Baik

29
R. Daftar Masalah Keperawatan

1. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

2. Resiko Perilaku Kekerasan

3. Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi pendengaran dan penglihatan

4. Koping Individu Tidak Efektif

5. Koping Keluarga Tidak Efektif

6. Resiko Menciderai Orang Lain

7. Berduka disfungsional

8. Gangguan Proses Pikir : Waham Kebesaran

9. Inefektif regimen terapeutik

10. Disstres Spiritual

30
S. Pohon Masalah

Resiko Prilaku Kekerasan

Core Problem Gangguan Proses Pikir : waham

Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Lihat dan Dengar

Gangguan Konsep Diri : HDR

Koping Individu Inefektif

Koping Keluarga Inefektif

T. Diagnosa Keperawatan Prioritas :

1. Gangguan Proses Pikir : Waham Kebesaran

2. Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi penglihatan

3. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

4. Koping Individu Inefektif

5. Koping Keluarga Inefektif

6. Resiko Perilaku Kekerasan

31
Analisa Data
No. Data Masalah
1. DS : Gangguan Proses Pikir:
 Klien mengatakan dia adalah seorang Waham
yang kaya raya, mempunyai banyak
uang, tanah dan harta
 Klien mengatakan kalau dirinya tidak
sakit
 Klien mengatakan berada dirumah sakit
ini karena politik yang menginginkan
hartannya

DO :
 Pembicaraan klien berbelit-belit dan
terkadang sampai pada tujuan, dan
kadang-kadang jawaban tidak terarah
dan sering mengulang pembicaraan “
Surat tanah, uang dan harta warisan”
 Saat berinteraksi klien cukup kooperatif,
dan tampak tertawa tanpa ada stimulus.
 Klien mudah diajak bicara namun
pembicaraan klien tidak terarah
 Klien memiliki afek labil, dan emosi
cepat berubah terlebih ketika klien
mengungkapkan tentang dirinya
seseorang yang kaya dan banyak uang
 Tampak didinding kamar klien coretan
yang menyatakan kewahamannya (saya
seorang pegawai mempunyai 20 buah
rumah)

32
2. DS :
 Klien mengatakan melihat bayangan Gangguan Persepsi :
nabi Halusinasi Penglihatan
 Klien mengatakan bayangan nabi seperti
sinar terang yang menyilaukan
 Klien mengatakan bayangan nabi
muncul tidak tiap hari tapi ketika klien
tidak bisa tidur malam
 Klien mengatakan kagum apabila
bayangan itu datang dan hanya bisa
terdiam

DO :
 Klien bicaranya tidak terarah
 Klien tampak yakin dan percaya dengan
hal yang dilihat nya (melihat nabi dan
melihat ibunya seperti sapi)
 Klien tampak marah apabila kata-
katanya disalahkan

3. DS :
 Klien mengatakan sering tidak dianggap Gangguan Konsep diri:
 Klien mengatakan merasa sedih karena Harga Diri Rendah
tidak dijenguk keluargannya dan merasa
tidak dihiraukan oleh keluargannya
 Klien mengatakan merasa tidak dihargai
dan merasa selalu dianggap sakit jiwa
oleh temannya

33
 Klien mengatakan sering rapat di hotel-
hotel namun kemampuannya hanya
seorang tukang pijat dan sapu lantai di
dinas sosial

DO :
 Klien jarang berinteraksi dengan teman-
teman di ruangan
 Kadang-kadang klien berada dikamar
sendiri dan termenung berinteraksi
 Klien tidak fokus terhadap perawat dan
selalu menundukkan kepala saat
berinteraksi dengan orang lain

4. DS :
 Klien mengatakan dirinya tidak sakit Koping Individu tidak
efektif
DO :
 Klien pernah dirawat di rumah sakit
Anshari Saleh 4 kali dan terakhir di RS
Jiwa Sambang Lihum yang ke 5 kali

5. DS:
 Klien mengatakan selama dirawat Koping Keluarga
dirumah sakit sampai dengan Inefektif
sekarang keluarga tidak pernah
menjenguk
 Klien merasa dikucilkan oleh
keluarganya

 Menurut perawat ruangan dari 06

34
September 2011 sampai dengan
sekarang 24 Januari 2012 tidak ada
keluarga yang menjenguk klien
DO:
 klien sudah 4 tahun menjadi warga
panti sosial Budi Luhur
 dari catatan buku kunjungan
keluarga selama kurang lebih 6
bulan dirawat keluarga tidak
mengunjungi klien

6. DS:
 Klien mengatakan dimasukkan Resiko Perilaku
kerumah sakit karena memukul Kekerasan
temannya diPanti Sosial Budi Luhur

 klien mengatakan pernah mengikat


ibunya karena klien melihat ibunya
seperti sapi

DO:
 Klien memiliki riwayat masuk
rumah sakit sebanyak 5 kali dengan
keluhan yang sama yaitu mengamuk

35
RENCANA INTERVENSI

Nama Klien : Tn. Z Dx keperawatan : Waham


No. RM : 010982 Ruang : Ramin

No. Diagnosa Perencanaan


Tanggal
DX Keperawatan Tujuan K. Hasil Intervensi
28/06/10 I Gangguan Tum: Klien Setelah 1x intervensi Bina hubungan saling
proses pikir: dapat klien: percaya dengan klien
waham mengontrol  Mau membina  Beri salam
wahamnya kehadiran perawat  Perkenalkan diri,
TUK disampingnya tanyakan nama serta
1. Klien dapat  Mengatakan mau nama panggilan yang
membina menerima perawat disukai
hubungan  Tidak menunjukkan  Jelaskan tujuan interaksi
saling tanda-tanda curiga  Yakinkan klien dalam
percaya  Mengijinkan duduk keadaan aman dan
dengan disamping perawat siap menolong
perawat dan mendampinginya
 Yakinkan bahwa
kerahasiaan klien akan
tetap terjaga
 Tunjukkan sikap terbuka
dan jujur
 Perhatikan kebutuhan
dasar dan beri bantuan
untuk memenuhinya

2. Klien dapat Setelah 3x intervensi Bantu klien untuk


meng- klien: mengucapkan perasaan dan
identifikasi  Klien menceritakan pikirannya
perasaan ide-ide dan persaan  Diskusikan dengan klien
yang muncul yang muncul secara pengalaman yang
secara berulang dalam dialami selama ini

36
No. Diagnosa Perencanaan
Tanggal
DX Keperawatan Tujuan K. Hasil Intervensi
berlang pikirannya termasuk hubungan
dalam dengan orang lain yang
pikiran klien berarti lingkungan kerja,
sekolah dan sebagainya.
 Dengarkan pernyataan
klien dengan empati
tanpa mendukung/
menentang pertanyaan
wahamnya
 Katakan perawat dapat
memahami apa yang
diceritakan klien
3. Klien dapat Setelah 3x interaksi, Bantu klien untuk
meng- klien: mengidentifikasi
identifikasi  Dapat menyebutkan kebutuhan yang tidak
stressor/ kejadian-kejadian terpenuhi serta kejadian
pencetus sesuai dengan yang menjadi faktor
wahamnya urutan waktu serta pencetus wahamnya.
(Triggers harapan/ kebutuhan  Diskusikan dengan klien
factor) dasar yang tidak tentang kejadian-
terpenuhi seperti kejadian traumatis yang
harga diri, rasa menimbulkan rasa takut,
aman dan ansietas maupun
sebagainya perasaan tidak dihargai
 Dapat menyebutkan  Diskusikan kebutuhan/
hubungan antara harapan yang belum
kejadian traumatis/ terpenuhi
kebutuhan tidak  Diskusikan dengan klien
terpenuhi dengan cara mengatasi
wahamnya kebutuhan yang tidak
terpenuhi dan kejadian
yang traumatis

37
No. Diagnosa Perencanaan
Tanggal
DX Keperawatan Tujuan K. Hasil Intervensi
 Diskusikan dengan klien
apakah ada halusinasi
yang meningkatkan
pikiran perasaan yang
terkait wahamnya
 Diskusikan dengan klien
antara kejadian tersebut
dengan wahamnya
4. Klien dapat Setelah 2x interaksi Bantu klien
meng- klien: mengidentifikasi
identifikasi Menyebutkan keyakinannya yang salah
wahamnya perbedaan tentang situasi yang nyata
pengalaman nyata dan (bila klien sudah siap)
pengalaman  Diskusikan dengan klien
wahamnya pengalaman wahamnya
tanpa beragumentasi
 Katakan kepada klien
akan keraguan perawat
dengan pernyataan klien
 Diskusikan dengan klien
respon perasaan terhadap
wahamnya
 Diskusikan frekuensi,
intensitas dan durasi
terjadi waham
 Bantu klien
membedakan situasi
nyata dengan situasi
yang dipersepsikan salah
oleh klien

38
No. Diagnosa Perencanaan
Tanggal
DX Keperawatan Tujuan K. Hasil Intervensi
5. Klien dapat Setelah 3x interaksi Diskusikan dan klien
meng- klien: pengalaman yang tidak
identifikasi Menjelaskan menguntungkan sebagai
konsekuensi gangguan fungsi akibat dari wahamnya
dari hidup sehari-hari yang tersebut:
wahamnya diakibatkan ide-ide/  Hambatan dalam
pikirannya yang tidak berinteraksi dengan
sesuai dengan keluarga
kenyataan seperti  Hambatan dalam
 Hubungan dengan berinteraksi dengan
keluarga orang lain
 Hubungan dengan  Hambatan dalam
orang lain melakukan aktivitas
 Aktivitas sehari-hari sehari-hari
 Pekerjaan  Perubahan dalam
 Sekolah prestasi kerja/ sekolah
 Prestasi, dan  Ajak klien melihat
sebagainya bahwa waham tersebut
adalah masalah yang
membutuhkan bantuan
dari orang lain
 Diskusikan dengan klien
orang/ tempat ia minta
bantuan apabila
wahamnya timbul/ sulit
dikendalikan
6. Klien dapat Seteah 2x interaksi Diskusikan hobi/ aktivitas
melakukan klien: yang disukainya
teknik Melakukan aktivitas  Anjurkan klien memilih/
distraksi yang konstruktif melakukan aktivitas
sebagai cara sesuai dengan yang membutuhkan
menghentikan minatnya yang dapat perhatian dan

39
No. Diagnosa Perencanaan
Tanggal
DX Keperawatan Tujuan K. Hasil Intervensi
pikiran yang mengalihkan fokus keterampilan fisik
terpusat pada klien dari wahamnya  Ikut sertakan klien
wahamnya dalam aktivitas fisik
yang membutuhkan
perhatian sebagai pengisi
waktu luang
 Libatkan klien dalam
TAK orientasi realita
 Bicara dengan klien
topik-topik yang nyata
 Anjurkan klien untuk
bertanggung jawab
secara personal dalam
mempertahankan/
meningkatkan kesehatan
dan pemulihannya
 Beri penghargaan bagi
setiap upaya klien yang
positif.
7. Klien Setelah 2x interaksi - Diskusikan pentingnya
mendapat keluarga dapat peran serta keluarga
dukungan menjelaskan tentang: sebagai pendukung
keluarga  Pengertian waham untuk mengatasi waham.
 Tanda dan gejala - Diskusikan potensi
waham keluarga untuk
 Cara merawat klien membantu klien
mengatasi waham
Setelah 2 x interaksi - Jelaskan pada keluarga
keluarga dapat tentang:
mempraktekkan cara  Pengertian waham
merawat waham  Tanda dan gejala
waham

40
No. Diagnosa Perencanaan
Tanggal
DX Keperawatan Tujuan K. Hasil Intervensi
 Cara merawat klien
waham
- Latih keluarga cara
merawat waham
- Tanyakan perasaan
keluarga setelah
mencoba cara yang
dilatihkan
- Beri pujian kepada
keluarga atas
keterlibatannya merawat
klien di RS
8. Klien dapat Setelah 2x interaksi - Diskusikan dengan klien
memanfaat- klien menyebutkan: tentang manfaat dan
kan obat  Manfaat minum kerugian tidak minum
dengan baik obat obat, nama, warna,
 Kerugian tidak dosis, cara, efek terapi
minum obat dan efek samping
 Nama, warna, dosis, penggunaan obat.
efek terapi dan efek - Pantau klien saat
samping obat penggunaan obat

Setelah 2 x interaksi - Beri pujian jika klien


klien menggunakan obat
mendemonstrasikan dengan benar
penggunaan obat
dengan benar

Setelah 2 x interaksi
- Diskusikan akibat
klien menyebutkan
berhenti minum obat
akibat berhenti minum
tanpa konsultasi dengan
obat tanpa konsultasi
dokter

41
No. Diagnosa Perencanaan
Tanggal
DX Keperawatan Tujuan K. Hasil Intervensi
dokter  Anjurkan klien untuk
konsultasi kepada
dokter/ perawat jika
terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.

42
CATATAN KEPERAWATAN

Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi


24/01/2012 Gangguan BHSP S : “Wa’alakum salam, nama saya Tn. Z,
Proses pikir Hubungan saling percaya dengan saya ini seorang pegawai, saya
waham klien mempunyai banyak uang dan surat
a. Memberi salam tanah”
b. Memperkenalkan diri,
menanyakan nama serta nama O:
panggilan yang disukai - Klien menjawab salam perawat
c. Menjelaskan tujuan interaksi - Klien menjawab pertanyaan perawat
d. Meyakinkan klien dalam - Sering tidak nyambung jika diajak
keadaan aman dan perawat bicara
siap-siap menolong dan
mendampinginya A : Masalah hubungan saling percaya
e. Meyakinkan bahwa belum terbina
kerahasiaan klien akan tetap
terjaga P : Pertahankan SP 1
f. Menunjukkan sikap terbuka  Menganjurkan sikap terbuka dan
dan jujur jujur
g. Memperhatikan kebutuhan  Memperhatikan kebutuhan dasar
dasar dan bantu untuk dan bantu untuk memenuhinya
memenuhinya  Bantu orientasi realita
h. Membantu orientasi realita  Mendiskusikan kebutuhan yang
i. Mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
tidak terpenuhi  Membantu klien untuk memenuhi
j. Membantu pasien memenuhi kebutuhannya
kebutuhannya  Menganjurkan klien memasukkan
k. Menganjurkan klien dalam jadwal
memasukkan kedalam jadwal

43
Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
25/01/2012 Gangguan BHSP S : Saya dari dinas sosial guntung
Proses pikir a. Menganjurkan sikap terbuka payung, saya dibawa kesini karena
waham dan jujur politik yang menginginkan harta
b. Memperhatikan kebutuhan saya.
dasar dan bantu untuk O:
memenuhinya - Klien menjawab salam perawat
c. Bantu orientasi realita - Klien mampu mengingat nama
d. Mendiskusikan kebutuhan perawat
yang tidak terpenuhi - klien menjawab pertanyaan perawat
e. Membantu klien untuk - klien sering tidak nyambung saat
memenuhi kebutuhannya diajak bicara
f. Menganjurkan klien
g. memasukkan dalam jadwal A : Masalah Bina Hubungan saling
Percaya belum terbina

P : Pertahankan SP 1
 Memperhatikan kebutuhan dasar
dan bantu untuk memenuhinya
 Bantu orientasi realita
 Mendiskusikan kebutuhan yang
tidak terpenuhi
 Membantu klien untuk memenuhi
kebutuhannya
 Menganjurkan klien memasukkan
dalam jadwal

44
Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
26/01/2012 Gangguan BHSP S : “Wa’alakum salam, umur saya 35
Proses pikir a. Memperhatikan kebutuhan tahun, dicaatatan buku perawat. Tapi
waham dasar dan bantu untuk saya tidak tahu umur saya berapa.
memenuhinya O:
b. Bantu orientasi realita - Klien menjawab salam perawat
c. Mendiskusikan kebutuhan - Klien mampu mengingat nama
yang tidak terpenuhi perawat
d. Membantu klien untuk - klien menjawab pertanyaan perawat
memenuhi kebutuhannya - klien sering tidak nyambung diajak
e. Menganjurkan klien berbicara
memasukkan dalam jadwal
A : bina hubungan saling percaya belum
terbina

P : Pertahankan SP 1
 Bantu orientasi realita
 Mendiskusikan kebutuhan yang
tidak terpenuhi
 Membantu klien untuk memenuhi
kebutuhannya
 Menganjurkan klien memasukkan
dalam jadwal

45
Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
27/01/2012 Gangguan SP 1 S : “Wa’alakum salam, saya sudah
Proses pikir a. Membantu orientasi realita bekeluarga sejak umur 17 tahun.
waham b. Mendiskusikan kebutuhan yang Anak saya tiga. Saya dulu pernah
tidak terpenuhi kerja di pasar, saya asal dari
c. Membantu klien untuk kandangan tetapi sudah 4 tahun
memenuhi kebutuhannya tinggal di dinas sosial guntung
d. Menganjurkan klien payung”.
memasukkan kedalam jadwal
O:
- Klien menjawab salam perawat
- klien tampak rapi
- klien menjawab pertanyaan perawat
- Kadang-kadang tidak nyambung
ketika perawat bertanya

A : SP 1 Belum terbina
P : Pertahankan SP 1
 Mendiskusikan kebutuhan yang
tidak terpenuhi
 Membantu klien untuk
memenuhi kebutuhannya
 Menganjurkan klien
memasukkan kedalam jadwal

46
Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
28/01/2012 Gangguan Sp 1 S : “Wa’alakum salam, saya baik-baik
Proses pikir a. Mendiskusikan kebutuhan saja (sehat). Saya bisa membersihkan
waham yang tidak terpenuhi halaman. Biasanya saya di dinas
b. Membantu klien untuk sosial, sehabis bekerja saya diberi
memenuhi kebutuhannya upah, saya senang melakukannya.
c. Menganjurkan klien Pekerjaan sampingan saya yaitu
memasukkan kedalam tukang pijat.
jadwal O:
- Klien menjawab salam perawat
- Klien menjawab pertanyaan perawat
meski kadang-kadang tidak
nyambung
- Kadang-kadang bicara klien ngawur
A : masalah Sp 1 belum teratasi

P : Pertahankan SP 1
- Membantu klien untuk memenuhi
kebutuhannya
- Manganjurkan klien memasukkan
kedalam jadwal

47
Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
30/01/12 Gangguan Sp 1 S : “Wa’alakum salam, saya bangun
Proses pikir a. Membantu klien untuk tidur mengambil air untuk mandi,
waham memenuhi kebutuhannya saya sudah mengantar pakaian kotor
b. Menganjurkan klien untuk dicuci “
memasukkan kedalam
jadwal O:
- Klien menjawab salam perawat
- Klien menjawab pertanyaan perawat
meski kadang-kadang tidak
nyambung
- Mulut klien komat-kamit
- Klien kadang-kadang mampu
kembali ke realitas

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan ke SP 2
 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
pasien
 Berdiskusi tentang kemampuan yang
dimiliki
 Melatih kemampuan yang dimiliki

48
Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
31/01/12 Gangguan Sp 2 S : “Wa’alakum salam, saya baik-baik
Proses pikir a. Mengevaluasi jadwal kegiatan saja hari ini (sehat), saya bisa
waham pasien memotong rumput, menyapu di dinas
b. Berdiskusi tentang kemampuan sosial dan biasa diberi upah
yang dimiliki
c. Melatih kemampuan yang O:
- Klien menjawab salam perawat
dimiliki
- Klien menjawab pertanyaan perawat
- Klien tampak melakukan aktivitasnya
- Pembicaraan klien kacau
- Kadang pembicaraannya tidak
nyambung

A : SP 2 belum teratasi

P : Pertahankan SP 2
 Berdiskusi tentang
kemampuan yang dimiliki
 Melatih kemampuan yang
dimiliki

49
Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
31/01/12 Gangguan Sp 2 S : “Wa’alakum salam, saya sudah
Proses pikir a. Berdiskusi tentang mandi jam 7 pagi, masalah saya
waham kemampuan yang dimiliki sekarang belum dapat pekerjaan, saya
b. Melatih kemampuan yang pengen pulang kerumah
dimiliki
O:
- Klien menjawab salam perawat
- Klien menjawab pertanyaan perawat
- Mulut klien komat-kamit
- Kadang-kadang waham klien kambuh
- Klien belum hafal warna-warna dan
nama obat yang diminum

A : Masalah belum teratasi

P : Pertahankan Sp 2
 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
pasien
 Berdiskusi tentang kemampuan yang
dimiliki
 Melatih kemampuan yang dimiliki

50
Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
01/02/12 Gangguan Sp 2 S : “Wa’alakum salam, erasaan saya
Proses pikir a. Observasi kebutuhan sehari- sehat-sehat saja, saya sudah mandi,
waham hari klien saya tidur siang 1 jam, kalau malam
b. Distribusikan kebutuhan yang saya susah tidur sering buang air
belum terpenuhi dirumah dan kecil”.
diRumah Sakit
c. Obsevasi hubungan kebutuhan O :
yangtidak terpenuhi dengan - Klien menjawab salam perawat
tembulnya waham - Klien menjawab pertanyaan perawat
d. Tingkatkan aktivitas yang dapat meski kadang-kadang tidak
memenuhi kebutuhan klien nyambung, mulut klien komat-kamit
memerlukan waktu dan tenaga - Klien tampak melakukan aktivitas
e. Atur sesuai situasi agar klien
A : Klien dapat mengenal dan
tidak punya waktu untuk
emnyebutkan kebutuhan yang tidak
wahamnya
terpenuhi

P : lanjutkan Sp 3
 Diskusikan dengan klien atau
keluarga dosis, frekuensi, dan
efek samping
 Diskusikan perasaan klien
minum obat
 Berikan obat dengan 5 benar :
nama, obat, dosis, cara, waktu
 Berikan reinformen positif
atas keberhasilan klien saat
klien menggunakan obat
dengan benar

51
Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
02/02/12 Gangguan Sp 3 S : “Wa’alakum salam, saya biasanya
Proses pikir a. Diskusikan dengan klien atau minum obat 4 biji, sebelum makan,
waham keluarga dosis, frekuensi, dan saya ingat warna jingga, tetapi ada
efek samping lagi yang saya lupa:.
b. Diskusikan perasaan klien O:
minum obat - Klien menjawab salam perawat
c. Berikan obat dengan 5 benar : - Klien menjawab pertanyaan
nama, obat, dosis, cara, waktu perawat meski kadang-kadang
d. Berikan reinformen positif tidak nyambung, mulut klien
atas keberhasilan klien saat komat-kamit, kadang-kadang
klien menggunakan obat waham klien kambuh
dengan benar - Klien belum hapal warna obat-
obatnya
A : masalah belum teratasi
P : Pertahankan Sp 3
 Diskusikan dengan klien atau
keluarga dosis, frekuensi, dan
efek samping
 Diskusikan perasaan klien
minum obat
 Berikan obat dengan 5 benar :
nama, obat, dosis, cara, waktu
 Berikan reinformen positif
atas keberhasilan klien saat
klien menggunakan obat
dengan benar

52
Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
03/02/12 Gangguan Sp 3 S : “Wa’alakum salam, saya tadi sudah
Proses pikir a. Diskusikan dengan klien atau minum obat, warnanya jingga, putih,
waham keluarga dosis, frekuensi, dan kuning, dan pink”.
efek samping O:
b. Diskusikan perasaan klien - Klien menjawab salam perawat
minum obat - Klien menjawab pertanyaan
c. Berikan obat dengan 5 benar : namun dengan arahan
nama, obat, dosis, cara, waktu - Klien tanpak mulai ingat tapi
d. Berikan reinformen positif belum sepenuhnya obat-obatnya
atas keberhasilan klien saat A : masalah belum teratasi
klien menggunakan obat P : Pertahankan Sp 3
dengan benar
 Diskusikan dengan klien atau
keluarga dosis, frekuensi, dan
efek samping
 Diskusikan perasaan klien
minum obat
 Berikan obat dengan 5 benar :
nama, obat, dosis, cara, waktu
 Berikan reinformen positif
atas keberhasilan klien saat
klien menggunakan obat
dengan benar

53
Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
04/02/12 Gangguan Sp 3 S : “Wa’alakum salam, saya sudah
Proses pikir a. Diskusikan dengan klien atau minum obat, tetapi saya lupa
waham keluarga dosis, frekuensi, dan namanya”.
efek samping O:
b. Diskusikan perasaan klien - Klien menjawab salam perawat
minum obat - Klien belum ingat nama obat yang
c. Berikan obat dengan 5 benar : diminum
nama, obat, dosis, cara, waktu A : masalah belum teratasi
d. Berikan reinformen positif P : Pertahankan Sp3
atas keberhasilan klien saat  Diskusikan dengan klien atau
klien menggunakan obat keluarga dosis, frekuensi, dan
dengan benar efek samping
 Diskusikan perasaan klien
minum obat
 Berikan obat dengan 5 benar :
nama, obat, dosis, cara, waktu
 Berikan reinformen positif
atas keberhasilan klien saat
klien menggunakan obat
dengan benar

54

Anda mungkin juga menyukai