TAHUN 2019/2020
LOKASI
DESA : TAMANGAPA
KECAMATAN : MA’RANG
KABUPATEN : PANGKEP
DI SUSUN OLEH :
POSKO II
FITRI AUDRIYANTI S NIM : 173145106026
FITRIANI BAHAR NIM : 173145106027
HAJERIAH NIM : 173145106028
HASNA TANG NIM : 173145106029
INCE SRI WAHYUNI ADAM NIM : 173145106030
WA ODE MULYA NIM : 173145106068
REZKY AMALIA NIM : 173145106069
YUNI ESTER NIM : 173145106071
YUSTIKA TIA NIM : 173145106072
NURHIDAYAH NIM : 173145106073
MITA NIM : 173145106116
CANTIKA NIM : 173145106117
REZALYA ARYANTI NIM : 173145106118
ELISABETH RURU NIM : 163145106085
FRANSISKA AYU LESTARI NIM : 163145106055
1
2
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis telah menyelesaikan Kuliah Kerja Nyata (KKN) serta menyelesaikan laporan KKN
ini. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Laporan ini merupakan pertanggungjawaban tertulis atas pelaksanaan KKN yang
telah dilaksanakan pada tanggal 28 November2019 sampai dengan 30 Desember 2019 di
Desa Tamangapa Kecamatan Ma’rang Kabupaten Pangkep, melakukan kegiatan KKN di
Desa Tamangapa sebagai bagian dari masyarakat, dengan tujuan memenuhi persyaratan
dalam mata kuliah KKN yang dijadikan sebagai bahan bukti bahwa telah melaksanakan mata
kuliah tersebut.
Pelaksanaan KKN ini dapat terlaksana dengan baik dan berjalan dengan lancar berkat
bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan, perhatian, dan
pengarahan dalam pelaksanaan KKN. Maka dalam kesempatan ini penyusun menyampaikan
terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis diberikan
kemudahan dalam menyelesaikan tugas KKN di Desa Tamangapa Kecamatan Ma’rang
Kabupaten Pangkep.
2. Bapak Ibu / orang tua, penulis yang telah memberikan motivasi dan dukungan baik dari
segi materiil maupun spiritual.
3. Ibu Misrawati, S.ST., M.Keb selaku Pembimbing KKN yang telah membimbing dan
memberi pengarahan dalam pelaksanaan kegiatan KKN di Desa Tamangapa Kecamatan
Ma’rang Kabupaten Pangkep.
5. Bapak H.S. Muhammad Ilyas selaku Kepala Desa Tamangapa yang telah membantu
kelancaran pelaksanaan KKN Tematik.
6. Bapak S. Irfan selaku Kepala Dusun Kalukue yang telah membantu kelancaran
pelaksanaan dan memberi dukungan serta pengarahan KKN .
7. Ummi selaku pemilik rumah yang kediamannya dijadikan sebagai posko KKN Megarezky
Posko II.
8. Bidan Anita dan Bidan Ida yang telah membantu kelancaran pelaksanaan KKN.
9. Teman-teman TIM KKN Universitas Megarezky Makassar yang telah bekerja sama
dalam melaksanakan tugas di Desa Tamangapa Kecamatan Ma’rang Kabupaten
Pangkep.
3
10. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan KKN ini, yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu. Kami menyadari bahwa laporan KKN ini sangatlah jauh dari
sempurna karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan diterima dengan senang hati untuk perbaikan lebih lanjut.
Kami sadar sebagai manusia biasa dengan segala keterbatasannya tidak akan lepas dari
kesalahan, untuk itu kami mohon mengharapkan arahan dan bimbingan untuk kegiatan
selanjutnya agar lebih baik serta mohon maaf apabila dalam pelaksanaan kegiatan
terdapat sikap yang kurang berkenan. Penyusun berharap, semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat bagi pihak yang membutuhkan.
Penyusun
Tim KKN Tematik UNIMERZ
4
DAFTAR ISI
Daftar Isi.........................................................................................................................
Daftar Pustaka
Lampiran
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kuliah Kerja Nyata (KKN) diartikan sebagai keintegrasian secara menyeluruh baik di
bidang kesehatan atau disiplin ilmu pengetahuan untuk mengaplikasikan teori-teori yang
dimilikinya ke dalam sebuah wujud nyata pengabdian kepada masyarakat. Kuliah Kerja
Nyata (KKN) merupakan program yang harus diikuti semua mahasiswa yang telah
memenuhi persyaratan akademik, dimana pelaksanaan KKN ini merupakan proses yang
sangat penting terhadap kelangsungan proses akhir masa perkuliahan sebagai salah satu
Dengan wahana Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini, mahasiswa diharapkan dapat
mengaktualisasikan disiplin ilmu yang masih dalam tataran teoritis terhadap realisasi
yang dilakukan sebagai usaha pengembangan ilmu yang didapat sebelumnya. Selain itu,
Kuliah Kerja Nyata (KKN) juga memiliki keterampilan dalam mengatasi dan
belajar membangun hubungan yang integral dalam komunitas masyarakat, sebagai obyek
Kuliah Kerja Nyata (KKN) sangat besar manfaatnya bagi para mahasiswa maupun
masyarakat pada umumnya, dimana Kuliah Kerja Nyata (KKN) dilaksanakan demi
yaitu pendidikan dan pengabdian mahasiswa yang diwujudkan dalam pengenalan dan
6
yang sangat tepat terhadap situasi yang berkaitan dengan perkembangan masyarakat dalam
pembangunan dan kebutuhan masyarakat di bidang jasmani dan rohani serta mahasiswa
teknologi, dan seni kepada masyarakat melalui salah satu darma yang harus dilaksanakan
mahasiswa. Dalam kegiatan ini, mahasiswa akan memiliki berbagai pengalaman, mulai
dari berusaha untuk beradaptasi, bersosialisasi, dan saling membantu dalam menjalankan
berbagai program kerja hingga memberikan solusi terhadap problematika yang timbul
dalam internal peserta KKN maupun yang terjadi di tengah-tengah masyarakat majemuk
(PAR)” yang utuh, sehingga bisa memahami dan menghayati fenomena social di
masyarakat secara riil, sebagai pengembangan program dalam proses belajar dan
mengajarkan kepada mahasiswa dengan salah satu program yang cukup strategis adalah
melalui KKN.
7
ini merupakan gemblengan multi selektif kearah pengembangan, motivasi dan persepsi,
B. Rumusan Masalah
yaitu bagaimana mengaplikasakan Ilmu Kebidanan untuk pemecahan masalah yang terkait di
Desa Tamangapa Kec. Ma’rang Kab. Pangkep, adapun bentuk permasalahan yang dihadapi
C. Tujuan Kegiatan
kesejahteraan masyarakat
Desa Tamangapa
8
D. Manfaat Kegiatan
perilaku hidup bersih dan sehat terkhusus mengenai apa itu stunting serta upaya-
upaya pencegahan dan penanganan yang dapat dilakukan dalam rangka menurunkan
angka stunting. Diharapkan peran Orang tua untuk memberi pengasuhan yang baik
kepada anak, rutin memeriksakan kesehatan di unit pelayanan kesehatan, sadar akan
keperluan pemenuhan gizi seimbang dan tidak berpikir bahwa makanan sehat dan
bergizi itu mahal, serta menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari agar
9
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI KKN TEMATIK
A. Keadaan Geografis
Desa Tamangapa kecamatan Ma’rang Kabupaten Pangkep Provinsi
memiliki 4 (empat) Dusun yaitu : Dusun kalukue. Dusun Bawasao, dusun Bonto
a. Batas Wilayah
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Bonto mate’ne
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Pitu Sunggu
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Punranga
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Liukang Tupabirinn
5
Nelayan perikanan 35 % , pertanian dan perkebunan 50 % , PNS 5 % Pedagang
10 % , Di Desa Tamangapa terdapat1 puskesmas yang aktif setiap harinya
b. Keadaan Wilayah
Keadaan wilayah di Desa Tamangapa sebagian besar terdiri dari dataran
rendah, laut dan pantai dan bukit – bukit .
B. Keadaan Demografis
a. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Desa Tamangapa adalah terdiri dari
Jumlah KK : 819 KK
Jumlah penduduk Laki-laki : 1.729 Jiwa
Jumlah penduduk perempuan : 1.868 Jiwa
b. Agama
No Agama Laki-Laki Perempuan
1. Islam 1.729 Orang 1.868 Orang
c. Mata Pencarian
Mayoritas Mata Pencarian Penduduk Desa Tamangapa adalah Nelayan , petani
, peternak , buruh tani , dan pedagang barang kelontong , PNS
d. Sarana dan Prasarana
1. Sarana peribadatan
6
a. Masjid : 5 buah
2. Pendidikan
a. SD : 4 buah
3. Prasarana Kesehatan
a. Posyandu : 1 Buah
b. Pustu : 3 buah
4. Sarana Kesehatan
a. Bidan : 5 Orang
5. Sarana Non Kesehatan
a. Kader :26 Orang
b. Dukun :10 Orang
6. Organisasi Masyarakat
a. Karang Taruna , Majelis Ta’lim , Kelompok Pertanian
e. Struktur Organisasi Pemerintah Desa
1. Kepala Desa : H.S Muhammad Ilyas
2. Sekretaris : Syarifah Nurhidayah S,ST
a. Kaur Tata Usaha dan Umum : Nur Huda, S.Sos
b. Kaur Keuangan : Stiawati S,Sos
c. Kaur Perencanaan : S. Ahmad Tahir
Kepala Seksi Pelayanan : Nurhaedah S.Sos
Kepala Seksi Kesejahteraan : Mardiana S.Pdi
Kepala Seksi Pemerintahan : S.Abd. Hamid
1. Lingkungan
a. Dusun Bonto Peo
RK I
RT 1
RT 2
RK II
RT 3
7
RT 4
b. Dusun Kasuarang
RK I
RT 1
RT II
RK II
RT III
RT IV
RK III
RT V
RT VI
c. Dusun Kalukue
RK I
RT 1
RT II
RK II
RT III
RT IV
d. Dusun Bawasalo
RK I
RT 1
RT II
RK II
RT III
RT IV
8
BAB III
MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT
Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan KKN terdiri atas:
a. Persiapan KKN : Tanggal 26 s/d 28 Novembe 2019
b. Pelaksanaan KKN : Tanggal 28 November s/d 30 Desember 2019
c. Evaluasi dan Laporan : Tanggal 26 s/d 27 Desember 2019
A. PENYAJIAN DATA
a. Pengumpulan dan Pengolahan Data
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan secara acak dan mengambil sampel
sebanyak 819 KK, menggunakan metode atau teknik wawancara langsung
dengan masyarakat yang dilaksanakan pada tanggal 1 sampai 5 Desember
2019 yaitu pada siang hari (Kuesioner terlampir) dan juga mengambil data
dari kantor desa untuk data keadaan Geografi dan Demografi di Desa
Tamangapa Kecamatan Ma’rang Kabupaten Pangkep
2. Pengelolahan Data
9
Dari hasil pendataan dilakukan pengolahan data secara tabulasi, data
ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi.
1. Data Umum
a. Data Jenis Kelamin
Tabel 3.1
Distribusi Frekuensi Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Jenis Kelamin
di Desa Tamangapa Tahun 2019
No Jenis Kelamin Jumlah (N) Persentase (%)
1 Laki-Laki 1.729 48,14
2 Perempuan 1868 51,86
Jumlah 3.597 100
2. Data Pekerjaan
Tabel 3.2
Distribusi Frekuensi Pekerjaan Kepala Keluarga di Desa Tamangapa Kec. Ma’rang
(Pangkep) Tahun 2019
10
5 Petani 521 31,29
JUMLAH 1367 100
Tabel 3.7
Distribusi Frekuensi Cara Pembuangan Sampah Penduduk di Desa Tamangapa Kac. Ma’rang
11
3 Bakar 890 66,46
4 Lain-lain 100 7,46
Jumlah 1.339 100
Diagram
Distribusi Frekuensi Cara Pembuangan Sampah Penduduk di RW. 4 Langnga-langnga
Kelurahan Bontokio Kecamatan Minasatene (Pangkep)
7% 11%
Parit
15% Timbun
Bakar
66% Lain-lain
Kesimpulan :
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pembuangan Desa Tamangapa Kec Ma’rang Kab.
Pangkep adalah 66% pembuangan sampah dengan cara dibakar dari 1.339 KK.
B. Data Khusus
1. Frekuensi Pemeriksaan Kehamilan
Distribusi frekuensi pemeriksaan kehamilan terdiri dari pemeriksaan
kehamilan standar dan tidak standar. Pemeriksaan kehamilan standar adalah
pemeriksaan kehamilan yang dilakukan minimal empat kali selama kehamilan
yaitu satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua, dan dua
kali pada trimester tiga. Sedangkan pemeriksaan kehamilan yang tidak sesuai
standar adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan kurang dari 4 kali selama
kehamilan.
12
Distribusi Frekuensi Pemeriksaan Kehamilan di Desa Tamangapa Kec Ma’rang Kab. Pangkep
No Pemeriksaan Kehamilan Jumlah (N) Persentase (%)
1 Standar 15 78,94
2 Tidak Standar 4 21,05
Jumlah 19 100
Diagram
Distribusi Frekuensi Pemeriksaan Kehamilan di Desa Tamangapa Kec Ma’rang Kab. Pangkep
21%
Standar
Tidak Standar
79%
Kesimpulan :
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas Ibu Hamil di Desa Tamangapa Kec
Ma’rang Kab. Pangkep melakukan pemeriksaan kehamilannya sesuai dengan standar
adalah 15 orang (79%) dari data 19 orang.
13
No Tenaga Kesehatan Jumlah (N) Persentase (%)
Pemeriksaan Kehamilan
1 Bidan 5 88,94
2 Dokter 1 11,95
Jumlah 7 100
Tabel
Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Ekslusif dan Non Ekslusif di Desa Tamangapa Kec
Ma’rang Kab. Pangkep
14
Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Ekslusif dan Non Ekslusif di Desa Tamangapa Kec
Ma’rang Kab. Pangkep
Asi ekslusif
49% Non ekslusif
51%
Kesimpulan :
Dari tabel di atas dapat dilihat mayoritas ibu menyusui di Desa Tamangapa Kec Ma’rang
Kab. Pangkep Menyusui secara ekslusif sebanyak 101 orang ( 51%) dari data 192 orang
bayi dan balita.
4. Frekuensi Balita yang Mendapat Imunisasi Lengkap
Frekuensi balita yang mendapat imunisasi lengkap. Imunisasi lengkap adalah
balita yang telah mendapatkan imunisasi dasar yang terdiri dari imunisasi BCG, DPT
(1,2,3), Polio (0,1,2,3), Hepatitis (1,2,3), dan campak.
15
Riwayat Penyakit
Distribusi Frekuensi Riwayat Penyakit Desa Tamangapa Kec Ma’rang Kab. Pangkep
No Penyakit Jumlah (N) Persentase (%)
1 Hipertensi 209 15,60
2 Batuk Pilek 577 43,09
3 Rematik 263 19,64
4 Diare 144 10,75
5 Stunting 75 5,60
6 Malaria 71 5,30
Jumlah 1.339 100
16
Jenis Kontrasepsi yang Digunakan Akseptor KB
Distribusi Frekuensi Jenis Kontrasepsi yang Digunakan Akseptor KB di Desa Tamangapa Kec
Ma’rang Kab. Pangkep Tahun 2019
No Jenis kontrasepsi Jumlah (N) Persentase (%)
1 Suntik 460 58,22
2 Pil 169 21,39
3 Susuk 80 10,12
4 IUD 75 9,49
5 Tubektomi 6 0,75
Jumlah 790 100
a. Sanitasi Lingkungan
1. Jamban Keluarga
a. Penduduk di Dusun Kalukue dan Dusun Bawasalo Desa Tamangapa
Kecamatan Ma’rang yang buang air besar di sawah sebanyak 10%.
Terjadi karena tidak adanya lahan yang cukup untuk mendirikan WC
di dalam rumah dan keterbatasan biaya.
17
b. Penduduk di Dusun Kalukue dan Dusun Bawasalo Desa Tamangapa
Kecamatan Ma’rang yang buang air besar di WC sebanyak 98% (dari
data 343 KK)
2. Sumber Air Bersih
a. Penduduk di Dusun Kalukue dan Dusun Bawasalo Desa Tamangapa
Kecamatan Ma’rang yang memperoleh air bersih melalui sumur
sebanyak 34% (dari data 278 KK)
b. Penduduk di Dusun Kalukue dan Dusun Bawasalo Desa Tamangapa
Kecamatan Ma’rang yang memperoleh air bersih melalui PDAM
sebanyak 66% ( dari data 278 KK)
3. Jarak Penampungan Kotoran ke Sumur
a. Penduduk di Dusun Kalukue dan Dusun Bawasalo Desa Tamangapa
Kecamatan Ma’rang jarak penampungan kotoran ke sumur penduduk
< 10 meter 20% (dari data 95 KK yang mempunyai sumur). Hal ini
terjadi karena alasan tidak ada lahan yang cukup untuk membuat
sumur dengan jarak ≥ 10 meter, dan kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang dampak negatif yang ditimbulkan akibat jarak
sumur < 10 meter.
b. Penduduk di Dusun Kalukue dan Dusun Bawasalo Desa Tamangapa
Kecamatan Ma’rang yang jarak penampungan kotoran ke sumur
penduduk ≥ 10 meter 80% (dari data 95 KK yang mempunyai sumur).
4. Cara Membuang Sampah
a) Penduduk Dusun Kalukue dan Dusun Bawasalo Desa Tamangapa
Kecamatan Ma’rang yang membuang sampah di parit/ selokan
sebanyak 8% (dari data 278 KK). Terjadi karena alasan tidak adanya
penampungan bak sampah disekitar lingkungan tempat tinggalnya,
sehingga menjadikan alasan parit menjadi sarana untuk membuang
sampah.
18
b) Penduduk di Dusun Kalukue dan Dusun Bawasalo Desa Tamangapa
Kecamatan Ma’rang yang membuang sampah dengan cara ditimbun
sebanyak 25% (dari 278 KK).
c) Penduduk di Dusun Kalukue dan Dusun Bawasalo Desa Tamangapa
Kecamatan Ma’rang yang membuang sampah dengan cara dibakar
sebanyak 53% (dari data 278 KK).
d) Penduduk di Dusun Kalukue dan Dusun Bawasalo Desa Tamangapa
Kecamatan Ma’rang yang membuang sampah dengan cara lainnya
sebanyak 14% (dari data 278 KK)
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH
19
B. Hasil Yang Telah Dicapai
Ibu dan keluarga sudah paham akan keperluan pemenuhan gizi dan
jasmani dan antusias setiap kali diaadakan senam atau segala jenis kegiatan
a. Faktor penunjang
20
4) Apresiasi masyarakat terhadap kegiatan penyuluhan kami sehingga
b. Faktor penghambat
penyuluhan
2. Penyuluhan PHBS
c. Faktor penunjang
d. Faktor penghambat
penyuluhan
21
Apresiasi masyarakat terhadap kegiatan senam kami sehingga dapat
b. Faktor penghambat
22
BAB V
A. Kesimpulan
Meskipun demikian, bukan berarti bahwa penyuluhan kali ini telah gagal
terbaik, dan mengambil pelajaran dari masyarakat yang sudah terlebih dahulu
merasakan dan mencicipi pahit dan manisnya kehidupan nyata. Dari uraian yang
telah dipaparkan diatas mengenai kegiatan penyuluhan, maka ada beberapa hal
masyarakat tempat lokasi KKN mutlak dibutuhkan, sebagai bagian dari upaya
23
3. Penempatan lokasi KKN di desa akan sangat dihargai, lebih-lebih dari
4. Kekompakan dan kebersamaan antara sesama anggota Tim KKN itu sendiri
sendiri, dan merasa paling benar. Harus ada sikap mengalah dan cerdik dalam
mengelola perasaan.
5. Komunikasi yang baik antara Tim KKN dengan pemerintah desa, remaja &
pemuda desa dan segenap warga Desa Tamangapa juga menjadi faktor
menimbulkan kesalahpahaman
6. Program kerja yang efektif untuk dilakukan Tim KKN adalah program yang
ada, sehingga pada akhirnya nanti masyarakat akan dapat merasakan hasil
24
B. Saran
1. Bagi Masyarakat
Diharapkan kepada pemimpin dan perangkat desa, Kepala Desa
serta Organisasi Masyarakat yang terkait agar lebih meningkatkan dan
menggerakkan peran serta Masyarakat dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat serta penurunan dan pencegahan Stunting
khususnya di Desa Tamangapa Kecamatan Ma’rang Kabupaten Pangkep
Kami sadar, bahwa pada KKN kali ini masih banyak terdapat
2) Sebelum
mana ia tinggal.
25
pemuda hendaknya harus diperhatikan sehingga akan tercipta
masyarakat.
kritik dan saran dari masyarakat. Ini akan memudahkan tim KKN
3. Bagi Mahasiswa
Diharapakan Mahasiswa sebagai calon tenaga Kesehatan agar
dapat menerapkan keahliannya secara professional khususnya dalam ilmu
Kebidanan sehingga dapat membantu dalam melancarkan Program
Pentingnya 1000 HPK dari Dinas Kesehatan yang berbasis program
nasional.
26
DAFTAR PUSTAKA
Saleha, Sitti. 2010. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta. Salemba Medika
Prawirohardjo, Sarwono.2011. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta. PT
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Siregar, Ratna Astuti. 2013. Buku Ajar Asuhan Kebidanan III (Nifas). Palembang
Muttaqin, Arif. 2010. Asuhan Keperawatan dengan Pasien Gangguan Kardiovaskular.
Jakarta. Salemba Medika
Rudin, Aji. 2011. Pengelolahan Sampah. (https://ajirudin.wordpress.com). Diakses pada
Tanggal 20 april 2019.
27
Lampiran 1
28
Column1 Column2 Column3 Column4 Column5 Column6 Column7 Column8 Colum
TOTAL
NO NIK NAMA JK TGL LAHIR NAMA ORTU POSYANDU PENGUKURAN TGL PENGU
MUHAMMAD
1 1611161196 ISMAIL L 16/11/2016 MUH. JUFRI/SALMIA BAWASALO 8 27/08/2
2 52066197414 ADIFA AMIRA P 12/6/2019 RUMPA/JUHAENA BUTITI 1 30/08/2
29
ANDI
3 7309800401153250 MAULANA L 4/1/2016 KASI/UMI MATTIROWALIE 3 27/08/2
MUHAMMAD
4 7309800801198280 FADIL L 8/1/2019 USMAN. AR/SUTRIANI MATTIROWALIE 6 27/08/2
ADINDA ANAK
5 7309801306178950 KIRANA P 13/06/2017 ASPAR/HALIMA MALEBBIE 1 23/01/2
6 7309804108199910 NURFADILLAH P 8/1/2019 USMAN. AR/SUTRIANI MATTIROWALIE 5 27/08/2
ANDI SIFA ANDI MUH YUUSF/ANDI
7 7309805306182540 MEIDINA P 12/6/2018 NUR LINA BAWASALO 7 27/08/2
8 730980580250407 NURFADILLAH P 18/02/2015 ABD SAMAD/NURLAILA BUTITI 3 28/08/2
9 7309806103180000 AISYAH P 21/03/2018 ILYAS/MARIATI MATTIROWALIE 2 28/09/2
HUSBUL
KHATIMAH
10 7309806406180000 ASRUL P 24/06/2018 ASRIL/AMIRAH BUTITI 1 28/08/2
11 7309806707155690 SALSABILA P 27/07/2015 HENDRA/MUSDALIFAH MATTIROWALIE 3 27/08/2
KHANSAH ZULFAHMI ABDUL
12 7309806903190000 AFIFAH P 29/03/2019 RAHMAN/SITI AISYAH MATTIROWALIE 1 29/03/2
MUHAMMAD
13 7310080110150000 ALIF L 1/10/2015 SABRI/NURHIDAYAH BUTITI 4 28/08/2
MUHAMMAD
14 7310080301190000 FAJRIN L 3/1/2018 USMAN/RUSNAINI BAWASALO 6 27/08/2
MUHAMMAD
15 7310080305170000 ALIF L 3/5/2017 HERMAN/DARMAWATI BAWASALO 6 27/08/2
16 7310080505180000 RAHMAT L 5/5/2018 MUSTARI/AHSBIAH 8 28/08/2
A JMAING
17 7310080511150000 KASPITA L 5/11/2015 TAGGI/FITRIANI BAWASALO 6 27/08/2
AL FITRAH
18 7310080706180000 RAMADAAN L 7/6/2018 AMIRULLAH/MARHUMAH 4 28/08/2
AHMAD
FATUR
19 7310080905150000 RAHMAN L 7/6/2015 RIZAL/RISKA MATTIROWALIE 5 27/08/2
ACHMAD
ABID AQILA MUHAMMAD
20 7310081401170000 YUSUF L 14/01/2017 YUSUF/PUTRI 3 28/08/2
ALBIANSYAH
AHMAD MUHAMMAD
21 7310081408150000 ZAINAL L 14/08/2015 ZAINAL/ADRIANTI 3 27/08/2
22 7310081411150000 MUH FARHAN L 14/11/2015 NURDIN MATTIROWALIE 5 27/08/2
AWAL
23 7310881606150000 RAMADHAN L 16/06/2019 ABD RAHMAN MATTIROWALIE 7 27/08/2
MUHAMMAD
24 7310081611160000 ISMAIL L 18/01/2019 MUH. JUFRI/SALMIA 3 28/08/2
SULFIKAR
25 7310081810160000 AMIR L 18/10/2016 AMIRUDDIN/SAIRAH BUTITI 5 28/08/2
FAHREZA
26 7310081907170000 HUSEIN L 19/07/2017 IUHAMRI/SEHERIAH 3 27/08/2
S.ALI KAHFI S.MUHAMMAD
27 7310082104170000 ASSGAF L 21/04/2017 TAUFIK/SYARIFAH 4 28/08/2
BILAL MUSTAKIM/ELVI
28 7310082202160000 ALFARIZI L 22/02/2016 HANDAYANI BAWASALO 8 27/08/2
29 7310082303170000 SALMAN ASIS L 23/03/2017 ASIS/RUKAYA BUTITI 4 23/08/2
MUH TAQDIR
30 7310082309150000 NURRIFKI L 23/09/2015 DARMAWAN/MIRNI BUTITI 4 28/08/2
ANAK
31 7310082309160000 ABD JALIL L 23/09/2016 IRFAN/NURSIA MALEBBIE 3 29/09/2
ANDI AHMAD ANDI BASO
32 7310082404170000 ALIF L 24/04/2017 ARMAN/MARHAINI MATTIROWALIE 3 29/03/2
ANAK
33 731008300117001 MUH FAHRUL L 30/1/2017 ISMAIL/IRAWATI MALEBBIE 5 27/06/2
30
BILQIS
KHUMAIRAH
34 7320084102170000 ASSAHRA P 1/2/2017 KHAIRUDDIN MATTIROWALIE 5 27/08/2
DZAKIAH
35 7310084105180000 RAFIFAH P 1/5/2018 ZAM ZAM/NURLIA 5 28/08/2
INTAN
36 7310084204180000 PUSPITA SARI P 2/4/2018 SUKIRMAN MATTIROWALIE 6 27/08/2
ANAK
37 7310084304160000 NASRAH P 3/4/2016 SANDI/RISNAWATI MALEBBIE 2 27/02/2
ANISA SRI ANAK
38 7310084310160000 YANA P 3/10/2016 MUH BASRI/MARDIANA R MALEBBIE 2 27/07/2
ASMAUL
39 7310084602170000 HUSNA P 6/2/2017 SABRI/NURHIDAYAH 4 28/08/2
40 7310084610140000 NUR AMALIA P 10/6/2014 RUSLI/NURLINA BUTITI 4 28/08/2
ALVINA
41 7310008461014000 SALSABILA P 5/1/2017 ANNAS/MUSDALIFAH 5 28/08/2
ANAK
42 7310008480616000 KASMA P 8/6/2019 RUSTANG/NANNA MALEBBIE 2 27/02/2
BENTAR/RAENAWATI
43 7.31009E+16 AZA SHAKILA P 08/082017 DEWI 1 28/08/2
44 7.31008E+17 KHUMAIRAH P 8/9/2015 IRHAM.T MATTIROWALIE 5 27/08/2
45 7.31009E+15 AISYA P 14/02/2015 NASRUDDIN/IMA BAWASALO 1 27/08/2
46 7.31009E+15 MUTIARA P 16/01/2015 ABD.RASID/AISYAH 4 27/08/2
FITRI
PERMATA
47 7.31009E+15 SARI P 17/10/2014 SYAMSUDDIN/SURIYATI BUTITI 5 28/08/2
48 7.31009E+15 HASMAWATI P 18/01/2015 MUH JUFRI/SALMIA BAWASALO 7 27/08/2
49 7.31009E+15 SALSABILAH P 22/07/2015 HASE MATTIROWALIE 1 27/08/2
50 7.31009E+15 NURJANNAH P 24/02/2015 MUHAJIR/ROHANI BAWASALO 7 27/08/2
51 7.31007E+14 SALEHA P 26/10/2014 MUSTANG/SALMA BUTITI 5 28/08/2
NQBILA MIUSTWKIM/ELVI
52 7.31009E+14 SALSABILA P 27/08/2017 HANDAYANI BAWASALO 7 27/08/2
HASRANI
53 7.31009E+15 MAULIDIA P 27/12/2015 HERMAN/MARDIANA BUTITI 5 28/08/2
NUR AMINAH HATIBI DG MASEGA/
54 7.31013E+15 SAHERA P 6/4/2016 NURAISYAH BAWASALO 6 27/08/2
31
TIME SCHEDUL KEGIATAN
MAHASISWA SEMESTER IV (ENAM) DIII KEBIDANAN
UNIVERSITAS MEGA REZKY MAKASSAR
32
2019 ISHOMA
14.00-16.00 Persiapan MMD (Menyelesaikan
16.00-19.30 administrasi).
ISHOMA
19.30-20.00 Simulasi MMD (kelompok)
20.00-21.00
7. Kamis, 08.00-12.00 Pelaksanaan MMD
05-Des- 12.00-14.00 ISHOMA
2019 14.00-16.00 Diskusi hasil MMD
19.30-21.00 Menyusun rencana penanggulangan masalah
yang telah di sepakati bersama masyarakat.
8 Jumat, 08.00-12.00 Senam di Kantor Camat Ma’rang
06-Des- 12.00-14.00 ISHOMA
2019 14.00-16.00 Kunjungan ke Puskesmas Ma’rang
16.00-19.30 ISHOMA
9 Sabtu, 08.00-12.00 Observasi Lokasi Bakso bersama Universitas
14-Des- Bosowa
2019 12.00-14.00 ISHOMA
14.00-16.00 Penyuluhan kesehatan/ Home visit
16.00-21.00 ISHOMA
10 Senin, 08.00-12.00 Mempersiapkan persiapan kolaborasi
16-Des- penyuluhan
2019 12.00-14.00 ISHOMA
14.00-16.00 Berkumpul bersama dalam simulasi acara
penyuluhan
ISHOMA
16.00-19.30 Diskusi serta pembuatan laporan kelompok
19.30-21.00 dan laporan individu.
11 Kamis, 08.00-12.00 Mengikat rumput laut bersama warga desa
19-Des- 12.00-14.00 Tamagapa
2019 14.00-16.00 ISHOMA
16.00-19.30 Pertemuan dengan kader kesehatan
19.30-21.00 ISHOMA
33
12 08.00-12.00 Pengumpulan data
20- 24 Des 12.00-14.00 ISHOMA
2019 14.00-16.00 Pengumpulan data
ISHOMA
16.00-19.30 Tabulasi data
Evaluasi hasil Pengkajian Data
19.30-21.00
ISHOMA
13 25- 27 Des
08.00-12.00 Persiapan data untuk MMD II
2019
12.00-14.00 ISHOMA
14.00-16.00 Persiapan peralatan dan penyebaran
undangan
16.00-19.30
Persiapan ramah tamah
19.30-21.00
ISHOMA
16.00-19.30
14 28-Des Acara Ramah Tamah dengan masyarakat
2019 19.30-21.00 desa Tamangapa
08.00-12.00 ISHOMA
12.00-14.00 Perpisahan untuk berangkat ke Makassar
14.00-16.00 Pamit kepada kepala desa ,kepala dusun, dan
16.00-19.30 masyarakat sekitar.
15
29 – 30 Des
19.30-21.00
2019
34
Lampiran
Penyuluhan PHBS
35
Pendataan Stunting di Desa Tamangapa
36
37
38
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Halaman Pengesahan
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan. ..................................................................... 1
E. Latar belakang. ........................................................................... 1
F. Tujuan Pelaksanaan MMD I........................................................ 2
39
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
40
pemberian peran yang semakin besar kepada
masyarakat.
41
BAB II
PELAKSANAAAN MMD I
A. PERSIAPAN MMD I
1. Melakukan koordinasi kepada kepala desa tentang
tekhnisi kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa Yang
Pertama (MMD I) yang akan dilaksanakan.
2. Melakukan koordinasi kepada kepala dusun mengenai
waktu dan tempat pelaksanaan Musyawarah
Masyarakat Desa yang pertama (MMD I)
3. Membuat sekaligus menyebarkan undangan
Musyawarah Masyarakat Desa yang pertama (MMD I)
4. Membuat susunan acara pelaksanaan MMD I
5. Menyiapakan materi dan peralatan yang akan akan
digunakan untuk MMD I
6. Menyiapkan konsep program yang akan disampaikan
7. Membuat daftar hadir.
42
Waktu pelaksanaaan : 05 Desember 2019
Tempat Pelaksanaan : SDN 22 Kalukue
Faktor Penghambat
43
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
44
Lampiran 1
45
SUSUNAN ACARA MUSYAWARAH
MASYARAKAT DESA (MMD) I
KKN TEMATIK DI DESA TAMANGAPA
KEC. MA’RANG KAB. PANGKEP
TAHUN 2019
1. Pembukaan
2. Kata sambutan
Ketua Pelaksana : INCE SRI WAHYUNI
ADAM
Kepala Desa : H S MUHAMMAD ILYAS
3. Pemberian Materi / Presentasi
Moderator : FITRI AUSRIYANTI S
Pembawa Materi : CANTIKA
4. Tanya Jawab
5. Musyawarah Masyarakat Desa
6. Kesimpulan
7. Pembacaan Doa dan Penutup
46
47
48
DAFTAR NAMA – NAMA KELOMPOK II
(MMD I)
1. FITRI
AUDRIYANTI S
2. FITRIANI BAHAR
3. HAJERIAH
4. HASNA TANG
5. INCE SRI
WAHYUNI A
6. WA ODE MULYA
7. REZKY AMALIA
8. YUNI ESTER
9. TUSTIKA TIDA
10. NURHIDAYAH
11. MITA
12. CANTIKA
13. REZALYA
ARIANTI A
14. AYU LESTARI
49
Lampiran 6
50
51
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Halaman Pengesahan
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan. .................................................................................. 1
A. Latar belakang. ........................................................................... 1
B. Tujuan Pelaksanaan MMD II. ..................................................... 2
52
BAB I
PENDAHULUAN
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti Musyawarah Masyarakat Desa diharapkan Masyarakat dan
Mahasiswa mampu :
a. Mempersentasikan hasil pengkajian masalah kesehatan yang ada pada masyarakat
di Desa Tamangapa Kecamatan Ma’rang Kab Pangkep
b. Menetapkan masalah kesehatan di Tamangapa Kecamatan Ma’rang Kab Pangkep
c. Menyusun prioritas masalah kesehatan yang ditemukan di Desa Tamangapa
Kecamatan Ma’rang Kab Pangkep
53
d. Menyusun rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mengatasi
masalah kesehatan di Desa Tamangapa Kecamatan Ma’rang Kab Pangkep .
54
BAB II
PELAKSANAAN MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA II
notulen telah mencatat saran-saran dan pertanyaan dari masyarakat, moderator telah
55
acara sesuai dengan susunan acara, Sekretaris telah menyajikan hasil winshield dan
tabulasi data dengan baik dan observer telah mengamati jalanya acara Musyawarah
3. Selama pelaksanaan acara, suasana tenang dan undangan antusias dengan diskusi.
4. Para undangan yang hadir dapat megikuti dengan aktif dan memberikan saran dan
56
b. Faktor Penghambat
1) Acara dilakukan pada saat jam Istrahat
2) Masyarakat yang tinggal jauh dari kantor desa sulit untuk menikuti perihal
kendaraan.
57
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa Pertama (MMD II) di Desa
Tamangapa Kec. Ma’rang Kab. Pangkep di SD NEGERI 22 KALUKUE pada hari
Kamis, 05 Desember 2019 dapat disimpulkan, bahwa telah dilaksanakan kegiatan yakni
program kerja KKN Mahasiswa Tematik Universitas Mega Rezky Makassar.
B. Saran – Saran
Diharapkan kepada masyarakat desa Tamangapa menerapkan pentingnya ASI bagi
bayi serta balita karna berperan untung tumbuh kembang bayi terutama tinggi badan .
58
59
SUSUNAN ACARA MUSYAWARAH
MASYARAKAT DESA (MMD) II
KKN TEMATIK DI DESA TAMANGAPA
KEC. MA’RANG KAB. PANGKEP
TAHUN 2019
8. Pembukaan
9. Kata sambutan
Ketua Pelaksana : Ince Sri Wahyuni Adam
Kepala Desa : H. S. Muhammad Ilyas
10. Pemberian Materi / Presentasi
Moderator : Fitri Ausriyanti S
Pembawa Materi : Cantika
11. Tanya Jawab
12. Musyawarah Masyarakat Desa
13. Kesimpulan
14. Pembacaan Doa dan Penutup
60
61
62
63
DAFTAR NAMA – NAMA KELOMPOK II
16. FITRI
AUDRIYANTI S
17. FITRIANI BAHAR
18. HAJERIAH
25. NURHIDAYAH
26. MITA
27. CANTIKA
28. REZALYA
ARIANTI A
29. AYU LESTARI
64
PENDOKUMENTASIAN MMD II DI SDN 22 KALUKUE
65
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis telah menyelesaikan Kuliah Kerja Nyata (KKN) serta menyelesaikan laporan KKN
ini. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Desa Tamangapa sebagai bagian dari masyarakat, dengan tujuan memenuhi persyaratan
dalam mata kuliah KKN yang dijadikan sebagai bahan bukti bahwa telah melaksanakan mata
kuliah tersebut.
Pelaksanaan KKN ini dapat terlaksana dengan baik dan berjalan dengan lancar berkat
bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan, perhatian, dan
Penyusun
Tim KKN Tematik UNIMERZ
66
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar Isi
Lampiran
67
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stunting merupakan permasalahan yang semakin banyak ditemukan dinegara
Emergency Fund (UNICEF) satu dari tiga anak mengalamistunting. Sekitar 40% anak di
hingga melampaui defisit -2 SD di bawah median panjang atau tinggi badan. Stunting
juga sering disebut sebagai RetardasiPertumbuhan Linier (RPL) yang muncul pada dua
sampai tiga tahun awalkehidupan dan merupakan refleksi dari akibat atau pengaruh dari
asupan energidan zat gizi yang kurang serta pengaruh dari penyakit infeksi, karena
dalamkeadaan normal, berat badan seseorang akan berbanding lurus atau linierdengan
tinggi badannya.
Efek jangka panjang stunting berakibat pada gangguan metabolik seperti penyakit
pemberian zat gizi yang tidak tepat pada perkembangan janin, saat lahir dan masa bayi
dapat memberikan dampak jangka panjang buruk terhadap kardiovaskulaer dan tekanan
darah pada saat dewasa. Retardasi pertumbuhan postnatal memilik potensi terhadap
berat badan sekarang dengan tekanan darah. Tekanan darah pada memiliki hubungan
68
berkembanguntuk menjadi overweight daripada dewasa non-stunting.
Anak yang stunting berisiko dua kali untuk menderita obesitas dibandingkan
anak yang tidak stunting. Strategi untuk mencegah terjadinya obesitas pada remaja
menyangkut obesitas dan upaya pencegahan yang harus dilakukan, sehingga dapat
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu,dan ini terjadi setelah orang melakukan
diterima oleh para remaja putri.Media dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan yang
B. Tujuan Pelaksanaan
1. Tujuan Umum
Memperkenalkan kepada Orang tua tentang Apa itu Stunting dan bagaimana
pencegahan dan penanganannya.
2. Tujuan Khusus
a. Masyarakat / Orang tua dapat lebih peduli terhadap kesehatan dan dampak yang
mungkin akan di rasakan sang buah hati
b. Masyarakat dapat memahami pola pencegahan dan penanganan dari penyebab
masalah stunting
69
70
BAB II
PELAKSANAAN PENYULUHAN
71
D. Materi Penyuluhan
1. Pengertian Stunting?
Stunting adalah sebuah kondisi di mana tinggi badan seseorang jauh lebih pendek
dibandingkan tinggi badan orang seusianya. Penyebab utama stunting adalah kekurangan gizi
kronis sejak bayi dalam kandungan hingga masa awal anak lahir yang biasanya tampak
setelah anak berusia 2 tahun.
Apakah yang terjadi bila balita diketahui mengalami tanda-tanda stunting dan tidak
dilakukan usaha pencegahan?
Dampak jangka panjangnya, stunting yang tidak ditangani dengan baik sedini
mungkin akan menurunkan kemampuan kognitif otak, kekebalan tubuh lemah sehingga
mudah sakit, dan risiko tinggi munculnya penyakit metabolik seperti kegemukan, penyakit
jantung, dan penyakit pembuluh darah.
Menurut Kemenkes RI, balita pendek atau stunting bisa diketahui bila seorang balita
sudah diukur panjang atau tinggi badannya, lalu dibandingkan dengan standar, dan hasil
pengukurannya ini berada pada kisaran di bawah normal. Seorang anak termasuk dalam
stunting atau tidak ini tergantung dari hasil pengukuran tersebut. Jadi tidak bisa hanya dikira-
kira atau ditebak saja tanpa pengukuran.
2. Ciri Stunting
72
6. Usia 8-10 tahun anak menjadi pendiam, tidak banyak melakukan kontak mata
terhadap orang di sekitarnya.
Stunting dimulai dari penurunan berat badan, dari berat badan normal tiba-tiba
turun, bukan langsung pendek namum pada prosesnya mengalami penurunan
fungsi kognitif. Ciri stunting ini perlu dipahami agar kita dapat mendeteksi dan
mencegah Stunting lebih dini.
Stunting disebut sebagai sebuah kondisi ketika tinggi badannya berada jauh di
bawah standar anak seusianya. Stunting adalah gangguan pertumbuhan kronis
pada anak akibat kekurangan nutrisi dalam waktu lama. Misalnya anak berusia 2-
5 tahun dengan tinggi badan 120 cm, maka berat badan yang ideal berkisar 23-25
kg. Sedangkan, seorang anak dikatakan stunting jika berat badannya hanya 19-20
kg dengan tinggi yang sama. Menurut BMCPublicHealth bahwa stunting
berdampak negatif pada anak di kemudian hari, mulai ia di sekolah
hingga mencapai usia bekerja.
1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Berat janin mencerminkan hasil perkembangan dalam kandungan pada
kecukupan nutrisinya saat dilahirkan. Bayi dikatakan memiliki berat lahir
rendah atau BBLR apabila memiliki berat badan kurang dari 2500 gr (2,5 kg)
atau di bawah 1,5 kg. Dengan kondisi bayi yang memiliki berat lahir rendah,
kemungkinan akan mengalami masalah kesehatan dan memiliki
kecenderungan untuk menjadi stunting. Salah satu faktor yang memengaruhi
berat badan rendah pada bayi ialah status gizi buruk pada sang ibu sebelum
maupun selama kehamilan. Selain itu, postur tubuh ibu hamil yang pendek di
bawah rata-rata (maternal stunting) juga bisa membuat pertumbuhan janin di
dalam kandungan jadi terhambat dan terus berlanjut sampai kelahiran.
73
2. Kurangnya Kebersihan Lingkungan Yang Menyebabkan Anak
Terkontaminasi Bakteri
Ada kemungkinan besar bahwa ada hubungan antara pertumbuhan linier
anak-anak dengan praktik sanitasi rumah tangga. Anak-anak
yang terkontaminasi bakteri karena kurangnya kebersihan di lingkungan
rumah bisa mengarah ke infeksi usus. Hal inilah yang juga memengaruhi
status gizi mereka. Bahkan anak yang sering mengalami penyakit berulang
seperti diare dan infeksi cacing usus (helminthiasis) akibat paparan
lingkungan kotor juga dapat dikaitkan dengan stunting. Pasalnya, kondisi
ini berpengaruh besar pada penurunan kemampuan sistem pencernaan dan
kekebalan sebagai penangkal organisme penyebab penyakit. Akibatnya,
nutrisi sang anak tidak diserap dengan sempurna. Sementara memelihara
kebiasaan yang sehat di rumah seperti mencuci tangan dengan sabun
antiseptik dan menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal merupakan cara
terbaik untuk mencegah stunting.
3. Janin Kekurangan Asupan Makanan Bernutrisi di Masa Kehamilan
Sebenarnya sejak bayi di dalam kandungan, ia harus tercukupi
kebutuhan gizinya sampai dilahirkan dan tumbuh besar. Jika ibu
hamil kurang mengonsumsi makanan bernutrisi seperti asam folat, protein,
kalsium, zat besi dan omega-3 maka bisa melahirkan anak dengan kondisi
kurang gizi. Pasalnya, stunting adalah kejadian yang tak dapat dikembalikan
seperti semula jika sudah terjadi gangguan pertumbuhan pada sang anak
karena kekurangan gizi sejak ia di dalam kandungan.
74
sejak dilahirkan, ia akan kekurangan gizi maupun sistem kekebalan dan pada
akhirnya menyebabkan stunting. Sedangkan ASI merupakan asupan nutrisi
dan sumber protein berkualitas baik yang dapat memenuhi ¾ kebutuhan
protein pada bayi usia 6–12 bulan. Agar anak tidak mengalami stunting,
Mama bisa mencegahnya sejak awal kehamilan. Memperbaiki pola makan
dan mencukupi kebutuhan gizi selama kehamilan adalah langkah yang tepat.
4. Dampak Stunting
Upaya intervensi gizi spesifik untuk balita pendek difokuskan pada kelompok
1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu ibu hamil, ibu dengan anak usia 0—12
bulan, dan ibu dengan anak usia 13—24 bulan karena penanggulangan balita pendek yang
paling efektif dilakukan pada 1.000 HPK. Periode 1.000 HPK meliputi 280 hari selama
kehamilan dan 720 hari pertama setelah bayi dilahirkan. Masa tersebut telah dibuktikan
secara ilmiah merupakan periode yang menentukan kualitas kehidupan.
Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh masalah gizi pada periode tersebut
dalam jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan
pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh. Sementara itu, dalam jangka
panjang akibat buruk yang dapat ditimbulkan adalah menurunnya kemampuan kognitif,
prestasi belajar, kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, dan risiko tinggi untuk
munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung, kanker, strok, dan disabilitas
pada usia tua, serta menurunnya kualitas kerja yang berakibat pada rendahnya
produktivitas ekonomi.
F. PHBS
75
Perilaku sehat adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan
aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang
atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
mewujudkan derajat kesehatan masyarakatnya (Dinkes Provinsi Jawa Barat, 2008). Jadi
PHBS adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah
risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit yang dipraktikkan atas
dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat
menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat
kesehatan masyarakatnya.
1. Bidang kebersihan perorangan, seperti cuci tangan dengan air bersih yang mengalir
dengan sabun, mandi minimal 2x sehari, dan lain-lain.
2. Bidang gizi, seperti makan sayur dan buah tiap hari, mengkonsumsi garam beryodium,
menimbang berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) setiap bulan, dan lain-lain.
3. Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang tadinya
dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya
pendidikan dan usaha lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan anggota rumah
tangga
4. Salah satu indikator untuk menilai keberhasilan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota di
bidang kesehatan
BAB III
76
PENUTUP
C. KESIMPULAN
Ma’rang Kab. Pangkep di SDN 9 Kalukue pada hari Selasa, 17 Desember 2019 Kami
sadari bahwa kegiatan penyuluhan yang telah dilaksanakan oleh Tim belum dapat
adanya keterbatasan internal maupun eksternal yang belum dapat kita atasi.
Meskipun demikian, bukan berarti bahwa penyuluhan kali ini telah gagal
melaksanakan tugasnya. Tapi setidaknya kami telah mencoba memberikan yang terbaik,
dan mengambil pelajaran dari masyarakat yang sudah terlebih dahulu merasakan dan
D. SARAN
Setelah pelaksanaan Penyuluhan diharapakan :
77
78
79
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Waktu : 30 menit
Penyaji : Cantika
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan peserta mampu menerapkan
materi yang di bahas mengenai Stunting.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan peserta mampu:
f. Menjelaskan PHBS
80
B. Metoda
1. Ceramah
2. Diskusi
1. LCD
2. Proyektor
3. Laptop
D. Kegiatan Penyuluhan
81
· ·
Menyimpulkan materi yang telah Mendengarkan
dijelaskan
· Menjawab salam
· Menutup pertemuan dan memberi
salam
E. Kriteria Evaluasi
Evaluasi Hasil
82
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian Stunting?
Stunting adalah sebuah kondisi di mana tinggi badan seseorang jauh lebih pendek
dibandingkan tinggi badan orang seusianya. Penyebab utama stunting adalah kekurangan gizi
kronis sejak bayi dalam kandungan hingga masa awal anak lahir yang biasanya tampak
setelah anak berusia 2 tahun.
Apakah yang terjadi bila balita diketahui mengalami tanda-tanda stunting dan tidak
dilakukan usaha pencegahan?
Dampak jangka panjangnya, stunting yang tidak ditangani dengan baik sedini
mungkin akan menurunkan kemampuan kognitif otak, kekebalan tubuh lemah sehingga
mudah sakit, dan risiko tinggi munculnya penyakit metabolik seperti kegemukan, penyakit
jantung, dan penyakit pembuluh darah.
Menurut Kemenkes RI, balita pendek atau stunting bisa diketahui bila seorang balita
sudah diukur panjang atau tinggi badannya, lalu dibandingkan dengan standar, dan hasil
pengukurannya ini berada pada kisaran di bawah normal. Seorang anak termasuk dalam
stunting atau tidak ini tergantung dari hasil pengukuran tersebut. Jadi tidak bisa hanya dikira-
kira atau ditebak saja tanpa pengukuran.
83
B. Ciri Stunting
Stunting dimulai dari penurunan berat badan, dari berat badan normal tiba-tiba
turun, bukan langsung pendek namum pada prosesnya mengalami penurunan
fungsi kognitif. Ciri stunting ini perlu dipahami agar kita dapat mendeteksi dan
mencegah Stunting lebih dini.
Stunting disebut sebagai sebuah kondisi ketika tinggi badannya berada jauh di
bawah standar anak seusianya. Stunting adalah gangguan pertumbuhan kronis
pada anak akibat kekurangan nutrisi dalam waktu lama. Misalnya anak berusia 2-
5 tahun dengan tinggi badan 120 cm, maka berat badan yang ideal berkisar 23-25
kg. Sedangkan, seorang anak dikatakan stunting jika berat badannya hanya 19-20
kg dengan tinggi yang sama. Menurut BMCPublicHealth bahwa stunting
berdampak negatif pada anak di kemudian hari, mulai ia di sekolah
hingga mencapai usia bekerja.
84
4. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Berat janin mencerminkan hasil perkembangan dalam kandungan pada
kecukupan nutrisinya saat dilahirkan. Bayi dikatakan memiliki berat lahir
rendah atau BBLR apabila memiliki berat badan kurang dari 2500 gr (2,5 kg)
atau di bawah 1,5 kg. Dengan kondisi bayi yang memiliki berat lahir rendah,
kemungkinan akan mengalami masalah kesehatan dan memiliki
kecenderungan untuk menjadi stunting. Salah satu faktor yang memengaruhi
berat badan rendah pada bayi ialah status gizi buruk pada sang ibu sebelum
maupun selama kehamilan. Selain itu, postur tubuh ibu hamil yang pendek di
bawah rata-rata (maternal stunting) juga bisa membuat pertumbuhan janin di
dalam kandungan jadi terhambat dan terus berlanjut sampai kelahiran.
5. Kurangnya Kebersihan Lingkungan Yang Menyebabkan Anak
Terkontaminasi Bakteri
Ada kemungkinan besar bahwa ada hubungan antara pertumbuhan linier
anak-anak dengan praktik sanitasi rumah tangga. Anak-anak
yang terkontaminasi bakteri karena kurangnya kebersihan di lingkungan
rumah bisa mengarah ke infeksi usus. Hal inilah yang juga memengaruhi
status gizi mereka. Bahkan anak yang sering mengalami penyakit berulang
seperti diare dan infeksi cacing usus (helminthiasis) akibat paparan
lingkungan kotor juga dapat dikaitkan dengan stunting. Pasalnya, kondisi
ini berpengaruh besar pada penurunan kemampuan sistem pencernaan dan
kekebalan sebagai penangkal organisme penyebab penyakit. Akibatnya,
nutrisi sang anak tidak diserap dengan sempurna. Sementara memelihara
kebiasaan yang sehat di rumah seperti mencuci tangan dengan sabun
antiseptik dan menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal merupakan cara
terbaik untuk mencegah stunting.
6. Janin Kekurangan Asupan Makanan Bernutrisi di Masa Kehamilan
Sebenarnya sejak bayi di dalam kandungan, ia harus tercukupi
kebutuhan gizinya sampai dilahirkan dan tumbuh besar. Jika ibu
hamil kurang mengonsumsi makanan bernutrisi seperti asam folat, protein,
kalsium, zat besi dan omega-3 maka bisa melahirkan anak dengan kondisi
kurang gizi. Pasalnya, stunting adalah kejadian yang tak dapat dikembalikan
seperti semula jika sudah terjadi gangguan pertumbuhan pada sang anak
karena kekurangan gizi sejak ia di dalam kandungan.
85
4. Melewatkan Imunisasi Bisa Mengalami Infeksi Berulang Pada Anak
D. Dampak Stunting
86
memperoleh banyak perhatian dari para calon anggota parlemen (caleg) baik nasional
maupun daerah, juga calon presiden dan wakilnya. Padahal mereka yang akan
menentukan kebijakan dan arah pembangunan dalam lima tahun ke depan, termasuk
pembangunan kesehatan dan gizi.
Anak-anak yang tumbuh dan berkembang tidak proporsional hari ini, pada
umumnya akan mempunyai kemampuan secara intelektual di bawah rata-rata
dibandingkan anak yang tumbuh dengan baik. Generasi yang tumbuh dengan
kemampuan kognisi dan intelektual yang kurang akan lebih sulit menguasai ilmu
pengetahuan (sains) dan teknologi karena kemampuan analisis yang lebih lemah.
Pada saat yang sama, generasi yang tumbuh dengan kondisi kurang gizi dan
mengalami stunting, tidak dapat diharapkan untuk berprestasi dalam bidang olah raga
dan kemampuan fisik. Dengan demikian, proporsi kurang gizi dan stunting pada anak
adalah ancaman bagi prestasi dan kualitas bangsa di masa depan dari segala sisi.
Berbagai studi membuktikan bahwa anak-anak yang kurang gizi pada waktu
balita, kemudian mengalami stunting, maka pada usia dewasa akan lebih mudah
mengalami obesitas dan terserang diabetes melitus.
87
Seseorang yang dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya mengalami
kekurangan gizi dapat mengalami masalah pada perkembangan sistem hormonal
insulin dan glukagon pada pankreas yang mengatur keseimbangan dan metabolisme
glukosa. Sehingga, pada saat usia dewasa jika terjadi kelebihan intake kalori,
keseimbangan gula darah lebih cepat terganggu, dan pembentukan jaringan lemak
tubuh (lipogenesis) juga lebih mudah. Dengan demikian, kondisi stunting juga
berperan dalam meningkatkan beban gizi ganda terhadap peningkatan penyakit kronis
di masa depan.
Kurang gizi dan stunting saat ini, menyebabkan rendahnya kualitas sumber
daya manusia usia produktif. Masalah ini selanjutnya juga berperan dalam
meningkatkan penyakit kronis degeneratif saat dewasa.
Karena itu, Januari merupakan momen yang tepat bagi semua pihak (para
orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah dan parlemen) untuk ikut berperan dalam
menyelesaikan permasalahan gizi anak dan stunting tersebut. Perhatian terhadap Hari
Gizi Nasional bukan semata seremonial, tapi merupakan sebuah bentuk kewaspadaan
terhadap kondisi yang terjadi saat ini, dan kepedulian masa depan bangsa.
88
Upaya intervensi gizi spesifik untuk balita pendek difokuskan pada kelompok
1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu ibu hamil, ibu dengan anak usia 0—12 bulan,
dan ibu dengan anak usia 13—24 bulan karena penanggulangan balita pendek yang
paling efektif dilakukan pada 1.000 HPK. Periode 1.000 HPK meliputi 280 hari selama
kehamilan dan 720 hari pertama setelah bayi dilahirkan. Masa tersebut telah dibuktikan
secara ilmiah merupakan periode yang menentukan kualitas kehidupan.
Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh masalah gizi pada periode tersebut
dalam jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan
pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh. Sementara itu, dalam
jangka panjang akibat buruk yang dapat ditimbulkan adalah menurunnya kemampuan
kognitif, prestasi belajar, kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, dan risiko tinggi untuk
munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung, kanker, strok, dan
disabilitas pada usia tua, serta menurunnya kualitas kerja yang berakibat pada
rendahnya produktivitas ekonomi.
Kasus stunting kini sudah bukan lagi masalah Kementerian Kesehatan RI, namun
juga melibatkan multi sektor serta kementerian lainnya. Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) Kemenkes RI tahun 2013 menyebutkan prevalensi sebesar 37,2 persen atau
9 juta anak. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 yang dilakukan oleh Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) menunjukkan penurunan angka
stunting, menjadi 30,8 persen dari 37,2 persen pada Riskesdas 2013. Meski tren stunting
89
mengalami penurunan, hal ini masih berada di bawah rekomendasi Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO), yang mensyaratkan prevalensi stunting kurang dari 20 persen.
Hal yang dapat dilakukan orangtua untuk meminimalkan stunting antara lain:
1. Cek kehamilan
90
Saat hamil lakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur, hindari asap rokok dan
memenuhi nutrisi yang baik selama masa kehamilan antara lain dengan menu sehat
seimbang, asupan zat besi, asam folat, yodium yang cukup.
Lakukan kunjungan secara teratur ke dokter atau pusat pelayanan kesehatan lainnya
untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak dengan durasi: Setiap bulan
ketika anak berusia 0 sampai 12 bulan; Setiap 3 bulan ketika anak berusia 1 sampai 3
tahun; Setiap 6 bulan ketika anak berusia 3 sampai 6 tahun; dan, setiap tahun ketika
anak berusia 6 sampai 18 tahun.
3. Berikan ASI eksklusif sampai anak anda berusia 6 bulan dan pemberian MPASI yang
memadai.
F. PHBS
Perilaku sehat adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara
dan mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta
berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang
atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
mewujudkan derajat kesehatan masyarakatnya (Dinkes Provinsi Jawa Barat, 2008). Jadi
PHBS adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah
risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit yang dipraktikkan atas
dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga
dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan
derajat kesehatan masyarakatnya.
1. Bidang kebersihan perorangan, seperti cuci tangan dengan air bersih yang mengalir
dengan sabun, mandi minimal 2x sehari, dan lain-lain.
91
2. Bidang gizi, seperti makan sayur dan buah tiap hari, mengkonsumsi garam beryodium,
menimbang berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) setiap bulan, dan lain-lain.
3. Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang tadinya
dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya
pendidikan dan usaha lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan anggota rumah
tangga
4. Salah satu indikator untuk menilai keberhasilan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota di
bidang kesehatan
92
Dokumentasi kelas ibu hamil
93
Media yang digunakan berupa
a. LDC
b. LAPTOP
c. MATERI
d. PROYEKTOR DAN TIANG PROYEKTOR
e. MICROPHON
f. MEJA
94
95
96
PROGRAM KERJA
DESA / KELURAHA : Tamangapa
KECAMATAN : Ma’rang
KABUPATEN : Pangkep
Rencana Waktu
No Rencana kegiatan Tujuan Kegiatan Sasaran Tempat Penanggung jawab
Sumber dana Frekuensi Tanggal
1. Pengadaan Jamban Mengatasi sanitasi Rumah yang masih Pemerintah - 05.12.2019 Desa Kepala Desa, Kepala Dusun,
untuk Stunting. yang kurang baik praktek buang air Daerah Tamangapa Koordinator Desa
penyebab Stunting. besar
sembarangan.
Rencana Waktu
No Kegiatan Hasil Yang dicapai Tempat Unsur Yang terlibat
Sumber dana Frekuensi Tanggal
1. Pendataan dan Pemetaan di 4 Pemerinta - 07-15 Des Desa Kepala Desa, Kepala Dusun Kalukue, Kepala Kesling
Dusun Desa Tamangapa Frekuesi dan % h Daerah 2019 Tamangapa dan Gizi Puskesmas Ma’rang, Koordinator Desa,
Bidan Desa
EVALUASI PROGRAM KERJA
1. Pendataan dan Pemetaan rumah - Pemda 1. Perumusan masalah tidak di 1. Data yang telah di kumpulkan selanjutnya
warga yang masih dalam status dapatkan akan di kelola oleh desa untuk pengadaan
ODF 2. Pengarahan hanya sebatas pendataan jamban 2020
3. Anggaran alokasi pengadaan jamban 2. Program akan dilanjutkan oleh mahasiswa
di targetkan Tahun 2020 KKN selanjutnya di Desa Tamangapa