Anda di halaman 1dari 104

LAPORAN

KULIAH KERJA NYATA (KKN ) TEMATIK

UNIVERSITAS MEGA REZKY MAKASSAR

TAHUN 2019/2020

LOKASI

DESA : TAMANGAPA

KECAMATAN : MA’RANG

KABUPATEN : PANGKEP
DI SUSUN OLEH :

POSKO II
FITRI AUDRIYANTI S NIM : 173145106026
FITRIANI BAHAR NIM : 173145106027
HAJERIAH NIM : 173145106028
HASNA TANG NIM : 173145106029
INCE SRI WAHYUNI ADAM NIM : 173145106030
WA ODE MULYA NIM : 173145106068
REZKY AMALIA NIM : 173145106069
YUNI ESTER NIM : 173145106071
YUSTIKA TIA NIM : 173145106072
NURHIDAYAH NIM : 173145106073
MITA NIM : 173145106116
CANTIKA NIM : 173145106117
REZALYA ARYANTI NIM : 173145106118
ELISABETH RURU NIM : 163145106085
FRANSISKA AYU LESTARI NIM : 163145106055

1
2
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis telah menyelesaikan Kuliah Kerja Nyata (KKN) serta menyelesaikan laporan KKN
ini. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Laporan ini merupakan pertanggungjawaban tertulis atas pelaksanaan KKN yang
telah dilaksanakan pada tanggal 28 November2019 sampai dengan 30 Desember 2019 di
Desa Tamangapa Kecamatan Ma’rang Kabupaten Pangkep, melakukan kegiatan KKN di
Desa Tamangapa sebagai bagian dari masyarakat, dengan tujuan memenuhi persyaratan
dalam mata kuliah KKN yang dijadikan sebagai bahan bukti bahwa telah melaksanakan mata
kuliah tersebut.
Pelaksanaan KKN ini dapat terlaksana dengan baik dan berjalan dengan lancar berkat
bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan, perhatian, dan
pengarahan dalam pelaksanaan KKN. Maka dalam kesempatan ini penyusun menyampaikan
terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis diberikan
kemudahan dalam menyelesaikan tugas KKN di Desa Tamangapa Kecamatan Ma’rang
Kabupaten Pangkep.
2. Bapak Ibu / orang tua, penulis yang telah memberikan motivasi dan dukungan baik dari
segi materiil maupun spiritual.
3. Ibu Misrawati, S.ST., M.Keb selaku Pembimbing KKN yang telah membimbing dan
memberi pengarahan dalam pelaksanaan kegiatan KKN di Desa Tamangapa Kecamatan
Ma’rang Kabupaten Pangkep.
5. Bapak H.S. Muhammad Ilyas selaku Kepala Desa Tamangapa yang telah membantu
kelancaran pelaksanaan KKN Tematik.
6. Bapak S. Irfan selaku Kepala Dusun Kalukue yang telah membantu kelancaran
pelaksanaan dan memberi dukungan serta pengarahan KKN .
7. Ummi selaku pemilik rumah yang kediamannya dijadikan sebagai posko KKN Megarezky
Posko II.
8. Bidan Anita dan Bidan Ida yang telah membantu kelancaran pelaksanaan KKN.
9. Teman-teman TIM KKN Universitas Megarezky Makassar yang telah bekerja sama
dalam melaksanakan tugas di Desa Tamangapa Kecamatan Ma’rang Kabupaten
Pangkep.

3
10. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan KKN ini, yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu. Kami menyadari bahwa laporan KKN ini sangatlah jauh dari
sempurna karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan diterima dengan senang hati untuk perbaikan lebih lanjut.
Kami sadar sebagai manusia biasa dengan segala keterbatasannya tidak akan lepas dari
kesalahan, untuk itu kami mohon mengharapkan arahan dan bimbingan untuk kegiatan
selanjutnya agar lebih baik serta mohon maaf apabila dalam pelaksanaan kegiatan
terdapat sikap yang kurang berkenan. Penyusun berharap, semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Makassar, 25 Desember 2019

Penyusun
Tim KKN Tematik UNIMERZ

4
DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan ......................................................................................................

Kata pengantar ................................................................................................................

Daftar Isi.........................................................................................................................

Bab I Pendahuluan. ........................................................................................................ 1

A. Latar belakang. .................................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah. ............................................................................................ 3
C. Tujuan Kegiatan ................................................................................................ 3
D. Manfaat Kegiatan .............................................................................................. 4
Bab II Gambaran Umum Lokasi KKN Tematik ............................................................... 9
A. Keadaan Geografis ............................................................................................ 9
B. Keadaan Demografis ....................................................................................... 10
Bab III Masalah Kesehatan Masyarakat ......................................................................... 13
A. Penyajian Data ................................................................................................ 13
B. Masalah Yang di Temukan .............................................................................. 21
Bab IV Pemecahan Masalah .......................................................................................... 23
A. Langkah-langkah Pemecahan Masalah ............................................................ 23
B. Hasil Yang Telah di Capai ............................................................................... 23
Bab III Penutup ............................................................................................................. 26
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 26
B. Saran ............................................................................................................... 28

Daftar Pustaka
Lampiran

5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kuliah Kerja Nyata (KKN) diartikan sebagai keintegrasian secara menyeluruh baik di

bidang kesehatan atau disiplin ilmu pengetahuan untuk mengaplikasikan teori-teori yang

dimilikinya ke dalam sebuah wujud nyata pengabdian kepada masyarakat. Kuliah Kerja

Nyata (KKN) merupakan program yang harus diikuti semua mahasiswa yang telah

memenuhi persyaratan akademik, dimana pelaksanaan KKN ini merupakan proses yang

sangat penting terhadap kelangsungan proses akhir masa perkuliahan sebagai salah satu

persyaratan dan kelulusan mahasiswa.

Dengan wahana Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini, mahasiswa diharapkan dapat

mengaktualisasikan disiplin ilmu yang masih dalam tataran teoritis terhadap realisasi

praktis dengan bentuk pengabdian langsung kepada masyarakat, disamping penelitian

yang dilakukan sebagai usaha pengembangan ilmu yang didapat sebelumnya. Selain itu,

Kuliah Kerja Nyata (KKN) juga memiliki keterampilan dalam mengatasi dan

mengeliminir masalah-masalah yang terjadi di tengah masyarakat sebagai media untuk

belajar membangun hubungan yang integral dalam komunitas masyarakat, sebagai obyek

utama yang akan dihadapi kelak setelah menyelesaikan studi.

Kuliah Kerja Nyata (KKN) sangat besar manfaatnya bagi para mahasiswa maupun

masyarakat pada umumnya, dimana Kuliah Kerja Nyata (KKN) dilaksanakan demi

mendapatkan pengalaman di lapangan karena mengandung makna yang sangat penting

yaitu pendidikan dan pengabdian mahasiswa yang diwujudkan dalam pengenalan dan

penghayatan tentang pembangunan masyarakat serta berusaha menciptakan metode-

metode pemecahan berbagai masalah dengan menggunakan kemampuan dan keterampilan

6
yang sangat tepat terhadap situasi yang berkaitan dengan perkembangan masyarakat dalam

upaya menerapkan hasil kegiatan perkuliahan yang pernah ditempuh .

Keberadaan perguruan tinggi pada hakekatnya adalah memenuhi tuntutan dinamika

pembangunan dan kebutuhan masyarakat di bidang jasmani dan rohani serta mahasiswa

dituntut mampu membina, mengembangkan atau menyebarluaskan ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni kepada masyarakat melalui salah satu darma yang harus dilaksanakan

secara institusional dan professional.

Kuliah pengabdian mahasiswa ini merupakan perwujudan dari partisipasi Perguruan

Tinggi dalam upaya mengembangkan dan peningkatan pemberdayaan serta partisipasi

masyarakat terhadap tuntutan kemajuan zaman melalui perkembangan IPTEK melalui

mahasiswa. Dalam kegiatan ini, mahasiswa akan memiliki berbagai pengalaman, mulai

dari berusaha untuk beradaptasi, bersosialisasi, dan saling membantu dalam menjalankan

berbagai program kerja hingga memberikan solusi terhadap problematika yang timbul

dalam internal peserta KKN maupun yang terjadi di tengah-tengah masyarakat majemuk

seperti di Kelurahan bontokio. Oleh karena itu, sarana pengembangan akademis

mahasiswa Universitas Mega Rezky perlu mengembangkan dan meningkatkan serta

melaksanakan program kerjanya sebagai perwujudan dari “Partisipation Action Research

(PAR)” yang utuh, sehingga bisa memahami dan menghayati fenomena social di

masyarakat secara riil, sebagai pengembangan program dalam proses belajar dan

mengajarkan kepada mahasiswa dengan salah satu program yang cukup strategis adalah

melalui KKN.

Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa Universitas Megarezky sebagai bentuk

pengabdiaan ilmu pengetahuan yang dilaksanakan oleh mahasiswa dengan bimbingan

fakultas adalah pendekatan-pendekatan berbasis multidisiplin. Kuliah pengabdian mahasiswa

7
ini merupakan gemblengan multi selektif kearah pengembangan, motivasi dan persepsi,

dimana mahasiswa tersebut melaksanakan pengabdiannya

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah kegiatan yang akan dilakukan mahasiswa Universitas Megarezky

yaitu bagaimana mengaplikasakan Ilmu Kebidanan untuk pemecahan masalah yang terkait di

Desa Tamangapa Kec. Ma’rang Kab. Pangkep, adapun bentuk permasalahan yang dihadapi

adalah penanganan dan pencegahan stunting.

C. Tujuan Kegiatan

Adapun tujuan penyelenggaraan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Desa

Tamangapa , Kecamatan Ma’rang Kabupaten Pangkep yang hendak dicapai diantaranya :

1. Memotivasi Mahasiswa KKN guna memberdayakan dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat

2. Membantu Pencegahan dan Penanganan Stunting di Desa Tamangapa

3. Membantu Masyarakat bertujuan untuk meningkatkan Kesehatan Masyarakat di

Desa Tamangapa

4. Memberikan latihan dan bimbingan kepada mahasiswa sebagai calon bidan

sehingga diharapkan dapat menjadi bidan yang mempunyai pengetahuan,

keterampilan, sikap dan nilai kebidanan.

5. Mengembangkaan ilmu sesuai dengan bidangnya, memahami teknik-teknik

memecahkan masalah, dan menguji teori-teori yang telah didapat mahasiswa

dibangku perkuliahan serta mengetahui watak dan pribadi masyarakat, khususnya

masyarakat Desa Tamangapa.

8
D. Manfaat Kegiatan

Kegiatan ini diharapkan dapat memberi pemahaman serta wawasan kepada

masyarakat Desa Tamangapa tentang bagaimana menjaga kesehatan, melakukan

perilaku hidup bersih dan sehat terkhusus mengenai apa itu stunting serta upaya-

upaya pencegahan dan penanganan yang dapat dilakukan dalam rangka menurunkan

angka stunting. Diharapkan peran Orang tua untuk memberi pengasuhan yang baik

kepada anak, rutin memeriksakan kesehatan di unit pelayanan kesehatan, sadar akan

keperluan pemenuhan gizi seimbang dan tidak berpikir bahwa makanan sehat dan

bergizi itu mahal, serta menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari agar

terhindar dari segala jenis penyakit.

9
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI KKN TEMATIK

A. Keadaan Geografis
Desa Tamangapa kecamatan Ma’rang Kabupaten Pangkep Provinsi

Sulawesi Selatan. Desa Tamangapa kecamatan Ma’rang Kabupaten Pangkep

memiliki 4 (empat) Dusun yaitu : Dusun kalukue. Dusun Bawasao, dusun Bonto

Peo, dan Dusun Kasuarang.

a. Batas Wilayah
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Bonto mate’ne
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Pitu Sunggu
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Punranga
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Liukang Tupabirinn

Jumlah KK di Desa Tamangapa adalah 819 KK. Berdasarkan jumlah jiwa


di Desa Tamangapa adalah 3.597 jiwa. Penduduk di Desa Tamangapa mayoritas
beragama islam, mata pencarian penduduk Desa Tamangapa adalah sebagai

5
Nelayan perikanan 35 % , pertanian dan perkebunan 50 % , PNS 5 % Pedagang
10 % , Di Desa Tamangapa terdapat1 puskesmas yang aktif setiap harinya

b. Keadaan Wilayah
Keadaan wilayah di Desa Tamangapa sebagian besar terdiri dari dataran
rendah, laut dan pantai dan bukit – bukit .

B. Keadaan Demografis
a. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Desa Tamangapa adalah terdiri dari
Jumlah KK : 819 KK
Jumlah penduduk Laki-laki : 1.729 Jiwa
Jumlah penduduk perempuan : 1.868 Jiwa
b. Agama
No Agama Laki-Laki Perempuan
1. Islam 1.729 Orang 1.868 Orang

c. Mata Pencarian
Mayoritas Mata Pencarian Penduduk Desa Tamangapa adalah Nelayan , petani
, peternak , buruh tani , dan pedagang barang kelontong , PNS
d. Sarana dan Prasarana
1. Sarana peribadatan

6
a. Masjid : 5 buah
2. Pendidikan
a. SD : 4 buah
3. Prasarana Kesehatan
a. Posyandu : 1 Buah
b. Pustu : 3 buah
4. Sarana Kesehatan
a. Bidan : 5 Orang
5. Sarana Non Kesehatan
a. Kader :26 Orang
b. Dukun :10 Orang
6. Organisasi Masyarakat
a. Karang Taruna , Majelis Ta’lim , Kelompok Pertanian
e. Struktur Organisasi Pemerintah Desa
1. Kepala Desa : H.S Muhammad Ilyas
2. Sekretaris : Syarifah Nurhidayah S,ST
a. Kaur Tata Usaha dan Umum : Nur Huda, S.Sos
b. Kaur Keuangan : Stiawati S,Sos
c. Kaur Perencanaan : S. Ahmad Tahir
Kepala Seksi Pelayanan : Nurhaedah S.Sos
Kepala Seksi Kesejahteraan : Mardiana S.Pdi
Kepala Seksi Pemerintahan : S.Abd. Hamid
1. Lingkungan
a. Dusun Bonto Peo
RK I
 RT 1
 RT 2
RK II
 RT 3

7
 RT 4
b. Dusun Kasuarang
RK I
 RT 1
 RT II
RK II
 RT III
 RT IV
RK III
 RT V
 RT VI
c. Dusun Kalukue
RK I
 RT 1
 RT II
RK II
 RT III
 RT IV
d. Dusun Bawasalo
RK I
 RT 1
 RT II
RK II
 RT III
 RT IV

8
BAB III
MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT

Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan KKN terdiri atas:
a. Persiapan KKN : Tanggal 26 s/d 28 Novembe 2019
b. Pelaksanaan KKN : Tanggal 28 November s/d 30 Desember 2019
c. Evaluasi dan Laporan : Tanggal 26 s/d 27 Desember 2019

A. PENYAJIAN DATA
a. Pengumpulan dan Pengolahan Data
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan secara acak dan mengambil sampel
sebanyak 819 KK, menggunakan metode atau teknik wawancara langsung
dengan masyarakat yang dilaksanakan pada tanggal 1 sampai 5 Desember
2019 yaitu pada siang hari (Kuesioner terlampir) dan juga mengambil data
dari kantor desa untuk data keadaan Geografi dan Demografi di Desa
Tamangapa Kecamatan Ma’rang Kabupaten Pangkep
2. Pengelolahan Data

9
Dari hasil pendataan dilakukan pengolahan data secara tabulasi, data
ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi.
1. Data Umum
a. Data Jenis Kelamin

Tabel 3.1
Distribusi Frekuensi Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Jenis Kelamin
di Desa Tamangapa Tahun 2019
No Jenis Kelamin Jumlah (N) Persentase (%)
1 Laki-Laki 1.729 48,14
2 Perempuan 1868 51,86
Jumlah 3.597 100

2. Data Pekerjaan
Tabel 3.2
Distribusi Frekuensi Pekerjaan Kepala Keluarga di Desa Tamangapa Kec. Ma’rang
(Pangkep) Tahun 2019

No Jenis Pekerjaan Jumlah (N) Persentase (%)


1 Buruh Tani 56 18,25
2 PNS 18 4,55
3 Peternak 273 21,54
4 Nelayan 499 25,60

10
5 Petani 521 31,29
JUMLAH 1367 100

4. Data Tempat Buang Air Besar


Tabel 3.4
Distribusi Frekuensi Tempat Buang Air Besar (BAB) Penduduk di Desa Tamangapa Kec.
Ma’rang Tahun 2019
No Tempat Buang Air Besar Jumlah (N) Persentase (%)
1 WC 1.323 98,80
2 Sawah 16 1,19
Jumlah 1.339 100

5. Data Sumber Air Bersih


Distribusi Frekuensi Sumber Air Bersih Penduduk di Kelurahan Biraeng Kecamatan
Minasatene (Pangkep) Tahun 2019

No Sumber Air Bersih Jumlah (N) Persentase (%)


1 Sumur 780 58,25
2 PDAM 559 41,74
Jumlah 1339 100

7. Cara Pembuangan Sampah

Tabel 3.7
Distribusi Frekuensi Cara Pembuangan Sampah Penduduk di Desa Tamangapa Kac. Ma’rang

No Cara Pembuangan Sampah Jumlah ( N) Persentase (%)


1 Parit/selokan 147 10,97
2 Timbun 202 15,08

11
3 Bakar 890 66,46
4 Lain-lain 100 7,46
Jumlah 1.339 100

Diagram
Distribusi Frekuensi Cara Pembuangan Sampah Penduduk di RW. 4 Langnga-langnga
Kelurahan Bontokio Kecamatan Minasatene (Pangkep)

Distribusi Frekuensi Cara Pembuangan Sampah


Penduduk

7% 11%
Parit
15% Timbun
Bakar
66% Lain-lain

Kesimpulan :
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pembuangan Desa Tamangapa Kec Ma’rang Kab.
Pangkep adalah 66% pembuangan sampah dengan cara dibakar dari 1.339 KK.

B. Data Khusus
1. Frekuensi Pemeriksaan Kehamilan
Distribusi frekuensi pemeriksaan kehamilan terdiri dari pemeriksaan
kehamilan standar dan tidak standar. Pemeriksaan kehamilan standar adalah
pemeriksaan kehamilan yang dilakukan minimal empat kali selama kehamilan
yaitu satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua, dan dua
kali pada trimester tiga. Sedangkan pemeriksaan kehamilan yang tidak sesuai
standar adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan kurang dari 4 kali selama
kehamilan.

12
Distribusi Frekuensi Pemeriksaan Kehamilan di Desa Tamangapa Kec Ma’rang Kab. Pangkep
No Pemeriksaan Kehamilan Jumlah (N) Persentase (%)
1 Standar 15 78,94
2 Tidak Standar 4 21,05
Jumlah 19 100

Diagram
Distribusi Frekuensi Pemeriksaan Kehamilan di Desa Tamangapa Kec Ma’rang Kab. Pangkep

Distribusi Frekuensi Pemeriksaan Kehamilan

21%

Standar
Tidak Standar

79%

Kesimpulan :
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas Ibu Hamil di Desa Tamangapa Kec
Ma’rang Kab. Pangkep melakukan pemeriksaan kehamilannya sesuai dengan standar
adalah 15 orang (79%) dari data 19 orang.

2. Frekuensi Tenaga Kesehatan Pemeriksaan Kehamilan


Tabel
Distribusi Frekuensi Tenaga Kesehatan Pemeriksaan Kehamilan di Desa Tamangapa Kec
Ma’rang Kab. Pangkep

13
No Tenaga Kesehatan Jumlah (N) Persentase (%)
Pemeriksaan Kehamilan
1 Bidan 5 88,94
2 Dokter 1 11,95
Jumlah 7 100

3. Frekuensi Pemberian ASI Ekslusif dan Non Ekslusif


Frekuensi Pemberian ASI Ekslusif dan Non Ekslusif. ASI Ekslusif adalah
pemberian ASI saja tanpa tambahan makanan lain pada bayi berumur nol sampai 6
bulan. Sedangkan non ekslusif yaitu adalah bayi yang telah diberi tambahan
makanan lain selain ASI seperti madu, air putih, air teh, pisang, bubur susu, susu
formula dan lainya pada bayi yang berusia nol sampai 6 bulan.

Tabel
Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Ekslusif dan Non Ekslusif di Desa Tamangapa Kec
Ma’rang Kab. Pangkep

No Ibu Menyusui Jumlah (N) Persentase (%)


1 ASI Ekslusif 101 51,01
2 Non Ekslusif 92 48,98
Jumlah 193 100

14
Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Ekslusif dan Non Ekslusif di Desa Tamangapa Kec
Ma’rang Kab. Pangkep

Distribusi Frekuensi Pemeberian Asi ekslusif dan Non ekslusif

Asi ekslusif
49% Non ekslusif
51%

Kesimpulan :
Dari tabel di atas dapat dilihat mayoritas ibu menyusui di Desa Tamangapa Kec Ma’rang
Kab. Pangkep Menyusui secara ekslusif sebanyak 101 orang ( 51%) dari data 192 orang
bayi dan balita.
4. Frekuensi Balita yang Mendapat Imunisasi Lengkap
Frekuensi balita yang mendapat imunisasi lengkap. Imunisasi lengkap adalah
balita yang telah mendapatkan imunisasi dasar yang terdiri dari imunisasi BCG, DPT
(1,2,3), Polio (0,1,2,3), Hepatitis (1,2,3), dan campak.

15
Riwayat Penyakit
Distribusi Frekuensi Riwayat Penyakit Desa Tamangapa Kec Ma’rang Kab. Pangkep
No Penyakit Jumlah (N) Persentase (%)
1 Hipertensi 209 15,60
2 Batuk Pilek 577 43,09
3 Rematik 263 19,64
4 Diare 144 10,75
5 Stunting 75 5,60
6 Malaria 71 5,30
Jumlah 1.339 100

Pasangan Usia Subur yang Menjadi Akseptor KB


Distribusi Frekuensi Pasangan Usia Subur yang Menjadi Akseptor KB
di Desa Tamangapa Kec Ma’rang Kab. Pangkep Tahun 2019

No Akseptor KB Jumlah (N) Persentase (%)


1 Ya 790 77,60
2 Tidak 228 22,39
Jumlah 1.018 100

16
Jenis Kontrasepsi yang Digunakan Akseptor KB
Distribusi Frekuensi Jenis Kontrasepsi yang Digunakan Akseptor KB di Desa Tamangapa Kec
Ma’rang Kab. Pangkep Tahun 2019
No Jenis kontrasepsi Jumlah (N) Persentase (%)
1 Suntik 460 58,22
2 Pil 169 21,39
3 Susuk 80 10,12
4 IUD 75 9,49
5 Tubektomi 6 0,75
Jumlah 790 100

B. MASALAH YANG DITEMUKAN


1. Analisis Permasalahan
Permasalahan dan Penetapan Prioritas Masalah
Setelah dilakukan pengelolahan data dan tabulasi data maka didapatkan
analisis permasalahannya, yaitu:

a. Sanitasi Lingkungan
1. Jamban Keluarga
a. Penduduk di Dusun Kalukue dan Dusun Bawasalo Desa Tamangapa
Kecamatan Ma’rang yang buang air besar di sawah sebanyak 10%.
Terjadi karena tidak adanya lahan yang cukup untuk mendirikan WC
di dalam rumah dan keterbatasan biaya.

17
b. Penduduk di Dusun Kalukue dan Dusun Bawasalo Desa Tamangapa
Kecamatan Ma’rang yang buang air besar di WC sebanyak 98% (dari
data 343 KK)
2. Sumber Air Bersih
a. Penduduk di Dusun Kalukue dan Dusun Bawasalo Desa Tamangapa
Kecamatan Ma’rang yang memperoleh air bersih melalui sumur
sebanyak 34% (dari data 278 KK)
b. Penduduk di Dusun Kalukue dan Dusun Bawasalo Desa Tamangapa
Kecamatan Ma’rang yang memperoleh air bersih melalui PDAM
sebanyak 66% ( dari data 278 KK)
3. Jarak Penampungan Kotoran ke Sumur
a. Penduduk di Dusun Kalukue dan Dusun Bawasalo Desa Tamangapa
Kecamatan Ma’rang jarak penampungan kotoran ke sumur penduduk
< 10 meter 20% (dari data 95 KK yang mempunyai sumur). Hal ini
terjadi karena alasan tidak ada lahan yang cukup untuk membuat
sumur dengan jarak ≥ 10 meter, dan kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang dampak negatif yang ditimbulkan akibat jarak
sumur < 10 meter.
b. Penduduk di Dusun Kalukue dan Dusun Bawasalo Desa Tamangapa
Kecamatan Ma’rang yang jarak penampungan kotoran ke sumur
penduduk ≥ 10 meter 80% (dari data 95 KK yang mempunyai sumur).
4. Cara Membuang Sampah
a) Penduduk Dusun Kalukue dan Dusun Bawasalo Desa Tamangapa
Kecamatan Ma’rang yang membuang sampah di parit/ selokan
sebanyak 8% (dari data 278 KK). Terjadi karena alasan tidak adanya
penampungan bak sampah disekitar lingkungan tempat tinggalnya,
sehingga menjadikan alasan parit menjadi sarana untuk membuang
sampah.

18
b) Penduduk di Dusun Kalukue dan Dusun Bawasalo Desa Tamangapa
Kecamatan Ma’rang yang membuang sampah dengan cara ditimbun
sebanyak 25% (dari 278 KK).
c) Penduduk di Dusun Kalukue dan Dusun Bawasalo Desa Tamangapa
Kecamatan Ma’rang yang membuang sampah dengan cara dibakar
sebanyak 53% (dari data 278 KK).
d) Penduduk di Dusun Kalukue dan Dusun Bawasalo Desa Tamangapa
Kecamatan Ma’rang yang membuang sampah dengan cara lainnya
sebanyak 14% (dari data 278 KK)
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH

A. Langkah-Langkah Pemecahan Masalah

1. Langkah pemecahan masalah pada penyuluhan Pentingnya 1000 HPK

a) Menjelaskan tentang pentingnya Pentingnya 1000 HPK

b) Memberikan penjelasan dan pemahaman tentang Pentingnya 1000 HPK

c) Memberikan ruang kepada masyarakat untuk bertanya

2. Langkah pemecahan masalah pada penyuluhan PHBS

a) Menjelaskan tentang pentingnya PHBS

b) Memberikan penjelasan dan pemahaman tentang PHBS

c) Memberikan ruang kepada masyarakat untuk bertanya

3. Melakukan Senam jantung Sehat

a) Mengajak masyarakat untuk melakukan senam

b) Mengumpulkan masyarakat untuk melakukan senam jantung sehat

c) Melakukan senam jantung sehat bersama masyarakat

19
B. Hasil Yang Telah Dicapai

1. Pentingnya 1000 HPK

Ibu dan keluarga sudah paham akan keperluan pemenuhan gizi dan

pentingnya stimulasi pada anak guna mencegah masalah penyebab Stunting.

2. Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) di Masyarakat

Masyarakat paham tentang pentingnya PHBS dan masyarakat bersedia

mengaplikasikannya ke kehidupan sehari-hari.

3. Senam Jantung sehat

Masyarakat menyadari bahwa berolahraga sangat penting untuk kebutuhan

jasmani dan antusias setiap kali diaadakan senam atau segala jenis kegiatan

dalam hal kesehatan

C. Faktor Penunjang dan Penghambat

1. Penyuluhan Pentingnya 1000 HPK

a. Faktor penunjang

1) Adanya kesadaran Orang tua

2) Fasilitas cukup memadai seperti tempat, materi, spanduk, laptop.

3) Mendapatkan dukungan dari Kepala Desa, Kepala Dusun, Bidan,

ketua RT/RW, Tokoh Masyarakat, serta dari warga desa Tamangapa

20
4) Apresiasi masyarakat terhadap kegiatan penyuluhan kami sehingga

dapat terselenggarakan penyuluhan ini

b. Faktor penghambat

Tidak ada masalah, karena masyarakat turut berpartisipasi dalam

penyuluhan

2. Penyuluhan PHBS

c. Faktor penunjang

1) Adanya kerjasama kelompok

2) Fasilitas cukup memadai seperti tempat, spanduk, laptop.

3) Mendapatkan dukungan dari Kepala Desa, Kepala Dusun, Bidan,

ketua RT/RW, Tokoh Masyarakat, serta dari warga desa Tamangapa

4) Apresiasi masyarakat terhadap kegiatan penyuluhan kami sehingga

dapat terselenggarakan penyuluhan ini

d. Faktor penghambat

Tidak ada masalah, karena masyarakat turut berpartisipasi dalam

penyuluhan

3. Senam Jantung Sehat


a. Faktor penunjang

a) Adanya kerjasama dalam kelompok

b) Fasilitas cukup memadai seperti tempat, speaker, spanduk, laptop.

c) Mendapatkan dukungan dari Kepala Desa, Kepala Dusun, Bidan,

ketua RT/RW, Tokoh Masyarakat, serta dari warga desa Tamangapa

21
Apresiasi masyarakat terhadap kegiatan senam kami sehingga dapat

terselenggarakan kegiatan senam jantung sehat

b. Faktor penghambat

Tidak ada masalah, karena masyarakat turut berpartisipasi dalam senam.

22
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kami sadari bahwa kegiatan penyuluhan yang telah dilaksanakan oleh

Tim belum dapat memberikan kontribusi secara optimal kepada

masyarakat. Itu semua dikarenakan adanya keterbatasan internal maupun eksternal

yang belum dapat kita atasi.

Meskipun demikian, bukan berarti bahwa penyuluhan kali ini telah gagal

melaksanakan tugasnya. Tapi setidaknya kami telah mencoba memberikan yang

terbaik, dan mengambil pelajaran dari masyarakat yang sudah terlebih dahulu

merasakan dan mencicipi pahit dan manisnya kehidupan nyata. Dari uraian yang

telah dipaparkan diatas mengenai kegiatan penyuluhan, maka ada beberapa hal

yang dapat dijadikan kesimpulan dari laporan ini, antara lain :

1. KKN merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat yang

masih dibutuhkan masyarakat. Hal ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa

yang melaksanakannya sebagai modal awal untuk terjun di masyarakat dan

manfaatnya pun bisa langsung dirasakan oleh masyarakat.

2. Pemahaman yang komprehensif terhadap karakter, budaya dan kondisi sosial

masyarakat tempat lokasi KKN mutlak dibutuhkan, sebagai bagian dari upaya

untuk mempercepat proses adaptasi dan sosialisasi.

23
3. Penempatan lokasi KKN di desa akan sangat dihargai, lebih-lebih dari

institusi yang berdasarkan keislaman mengingat pendekatan keagamaan akan

mudah dalam menyesuaikan diri sesuai dengan kondisi masyarakat setempat

4. Kekompakan dan kebersamaan antara sesama anggota Tim KKN itu sendiri

sebelum melaksanakan program yang dicanangkan merupakan kunci

kesuksesan dan kelancaran program KKN.. Kekompakan ini tidak akan

terwujud bila masih ada sikap egois, mau menang

sendiri, dan merasa paling benar. Harus ada sikap mengalah dan cerdik dalam

mengelola perasaan.

5. Komunikasi yang baik antara Tim KKN dengan pemerintah desa, remaja &

pemuda desa dan segenap warga Desa Tamangapa juga menjadi faktor

terpenting dalam kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan program.

Komunikasi yang terjalin dapat mempermudah koordinasi sehingga tidak

menimbulkan kesalahpahaman

6. Program kerja yang efektif untuk dilakukan Tim KKN adalah program yang

langsung bersentuhan dengan masyarakat dan sesuai dengan kondisi yang

ada, sehingga pada akhirnya nanti masyarakat akan dapat merasakan hasil

dari program tersebut

24
B. Saran
1. Bagi Masyarakat
Diharapkan kepada pemimpin dan perangkat desa, Kepala Desa
serta Organisasi Masyarakat yang terkait agar lebih meningkatkan dan
menggerakkan peran serta Masyarakat dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat serta penurunan dan pencegahan Stunting
khususnya di Desa Tamangapa Kecamatan Ma’rang Kabupaten Pangkep
Kami sadar, bahwa pada KKN kali ini masih banyak terdapat

kekurangan yang diperlukan adanya langkan untuk penyempurnaan.

Maka dari itu demi kebaikan bersama, perlu kiranya kami

menyampaikan saran-saran konstruktif.

1) Sebaiknya KKN dilaksanakan dengan persiapan yang cukup

matang dan jeda waktu yang cukup antara pembekalan dan

pemberangkatan. Hal ini akan memberikan kesempatan kepada

para peserta KKN untuk lebih mempersiapkan diri dengan segala

hal yang diperlukan.

2) Sebelum

pelaksanaan KKN, hendaknya mahasiswa mempersiapkan diri

semaksimal mungkin baik pengetahuan dan keterampilan serta

mental. Yang paling penting adalah pengetahuan agama praktis,

terutama bagaimana menempatkan diri sesuai dengan kondisi di

mana ia tinggal.

3) Selayaknya Tim KKN tidak bersifat elitis. Pelibatan elemen desa

baik tokoh masyarakat, tokoh agama, perangkat desa, serta tokoh

25
pemuda hendaknya harus diperhatikan sehingga akan tercipta

suasana yang harmonis. Berbaur dengan masyarakat dalam setiap

kegiatan dan acara serta memposisikan diri sebagai manusia yang

sedang belajar dan menempatkan masyarakat sebagai guru justru

akan menjadikan KKN lebih diterima dan disayangi oleh

masyarakat.

4) Mencoba memenuhi keinginan masyarakat serta mau menerima

kritik dan saran dari masyarakat. Ini akan memudahkan tim KKN

untuk berbaur dan memahami karakter masyarakat..

5) Senantiasa mentaati norma-norma yang ada di masyarakat baik

yang tertulis maupun tidak tertulis

2. Bagi Instansi dan Petugas Kesehatan


Diharapkan kepada instansi Kesehatan dan Petugas Kesehatan
agar lebih meningkatkan upaya kesehatan dan menjalin kerja sama aktif
dengan masyarakat khususnya para Orang Tua, Kader dan Dukun guna
menurunkan dan mencegah factor penyebab stunting.

3. Bagi Mahasiswa
Diharapakan Mahasiswa sebagai calon tenaga Kesehatan agar
dapat menerapkan keahliannya secara professional khususnya dalam ilmu
Kebidanan sehingga dapat membantu dalam melancarkan Program
Pentingnya 1000 HPK dari Dinas Kesehatan yang berbasis program
nasional.

26
DAFTAR PUSTAKA

Saleha, Sitti. 2010. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta. Salemba Medika
Prawirohardjo, Sarwono.2011. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta. PT
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Siregar, Ratna Astuti. 2013. Buku Ajar Asuhan Kebidanan III (Nifas). Palembang
Muttaqin, Arif. 2010. Asuhan Keperawatan dengan Pasien Gangguan Kardiovaskular.
Jakarta. Salemba Medika
Rudin, Aji. 2011. Pengelolahan Sampah. (https://ajirudin.wordpress.com). Diakses pada
Tanggal 20 april 2019.

27
Lampiran 1

28
Column1 Column2 Column3 Column4 Column5 Column6 Column7 Column8 Colum
TOTAL
NO NIK NAMA JK TGL LAHIR NAMA ORTU POSYANDU PENGUKURAN TGL PENGU
MUHAMMAD
1 1611161196 ISMAIL L 16/11/2016 MUH. JUFRI/SALMIA BAWASALO 8 27/08/2
2 52066197414 ADIFA AMIRA P 12/6/2019 RUMPA/JUHAENA BUTITI 1 30/08/2

29
ANDI
3 7309800401153250 MAULANA L 4/1/2016 KASI/UMI MATTIROWALIE 3 27/08/2
MUHAMMAD
4 7309800801198280 FADIL L 8/1/2019 USMAN. AR/SUTRIANI MATTIROWALIE 6 27/08/2
ADINDA ANAK
5 7309801306178950 KIRANA P 13/06/2017 ASPAR/HALIMA MALEBBIE 1 23/01/2
6 7309804108199910 NURFADILLAH P 8/1/2019 USMAN. AR/SUTRIANI MATTIROWALIE 5 27/08/2
ANDI SIFA ANDI MUH YUUSF/ANDI
7 7309805306182540 MEIDINA P 12/6/2018 NUR LINA BAWASALO 7 27/08/2
8 730980580250407 NURFADILLAH P 18/02/2015 ABD SAMAD/NURLAILA BUTITI 3 28/08/2
9 7309806103180000 AISYAH P 21/03/2018 ILYAS/MARIATI MATTIROWALIE 2 28/09/2
HUSBUL
KHATIMAH
10 7309806406180000 ASRUL P 24/06/2018 ASRIL/AMIRAH BUTITI 1 28/08/2
11 7309806707155690 SALSABILA P 27/07/2015 HENDRA/MUSDALIFAH MATTIROWALIE 3 27/08/2
KHANSAH ZULFAHMI ABDUL
12 7309806903190000 AFIFAH P 29/03/2019 RAHMAN/SITI AISYAH MATTIROWALIE 1 29/03/2
MUHAMMAD
13 7310080110150000 ALIF L 1/10/2015 SABRI/NURHIDAYAH BUTITI 4 28/08/2
MUHAMMAD
14 7310080301190000 FAJRIN L 3/1/2018 USMAN/RUSNAINI BAWASALO 6 27/08/2
MUHAMMAD
15 7310080305170000 ALIF L 3/5/2017 HERMAN/DARMAWATI BAWASALO 6 27/08/2
16 7310080505180000 RAHMAT L 5/5/2018 MUSTARI/AHSBIAH 8 28/08/2
A JMAING
17 7310080511150000 KASPITA L 5/11/2015 TAGGI/FITRIANI BAWASALO 6 27/08/2
AL FITRAH
18 7310080706180000 RAMADAAN L 7/6/2018 AMIRULLAH/MARHUMAH 4 28/08/2
AHMAD
FATUR
19 7310080905150000 RAHMAN L 7/6/2015 RIZAL/RISKA MATTIROWALIE 5 27/08/2
ACHMAD
ABID AQILA MUHAMMAD
20 7310081401170000 YUSUF L 14/01/2017 YUSUF/PUTRI 3 28/08/2
ALBIANSYAH
AHMAD MUHAMMAD
21 7310081408150000 ZAINAL L 14/08/2015 ZAINAL/ADRIANTI 3 27/08/2
22 7310081411150000 MUH FARHAN L 14/11/2015 NURDIN MATTIROWALIE 5 27/08/2
AWAL
23 7310881606150000 RAMADHAN L 16/06/2019 ABD RAHMAN MATTIROWALIE 7 27/08/2
MUHAMMAD
24 7310081611160000 ISMAIL L 18/01/2019 MUH. JUFRI/SALMIA 3 28/08/2
SULFIKAR
25 7310081810160000 AMIR L 18/10/2016 AMIRUDDIN/SAIRAH BUTITI 5 28/08/2
FAHREZA
26 7310081907170000 HUSEIN L 19/07/2017 IUHAMRI/SEHERIAH 3 27/08/2
S.ALI KAHFI S.MUHAMMAD
27 7310082104170000 ASSGAF L 21/04/2017 TAUFIK/SYARIFAH 4 28/08/2
BILAL MUSTAKIM/ELVI
28 7310082202160000 ALFARIZI L 22/02/2016 HANDAYANI BAWASALO 8 27/08/2
29 7310082303170000 SALMAN ASIS L 23/03/2017 ASIS/RUKAYA BUTITI 4 23/08/2
MUH TAQDIR
30 7310082309150000 NURRIFKI L 23/09/2015 DARMAWAN/MIRNI BUTITI 4 28/08/2
ANAK
31 7310082309160000 ABD JALIL L 23/09/2016 IRFAN/NURSIA MALEBBIE 3 29/09/2
ANDI AHMAD ANDI BASO
32 7310082404170000 ALIF L 24/04/2017 ARMAN/MARHAINI MATTIROWALIE 3 29/03/2
ANAK
33 731008300117001 MUH FAHRUL L 30/1/2017 ISMAIL/IRAWATI MALEBBIE 5 27/06/2

30
BILQIS
KHUMAIRAH
34 7320084102170000 ASSAHRA P 1/2/2017 KHAIRUDDIN MATTIROWALIE 5 27/08/2
DZAKIAH
35 7310084105180000 RAFIFAH P 1/5/2018 ZAM ZAM/NURLIA 5 28/08/2
INTAN
36 7310084204180000 PUSPITA SARI P 2/4/2018 SUKIRMAN MATTIROWALIE 6 27/08/2
ANAK
37 7310084304160000 NASRAH P 3/4/2016 SANDI/RISNAWATI MALEBBIE 2 27/02/2
ANISA SRI ANAK
38 7310084310160000 YANA P 3/10/2016 MUH BASRI/MARDIANA R MALEBBIE 2 27/07/2
ASMAUL
39 7310084602170000 HUSNA P 6/2/2017 SABRI/NURHIDAYAH 4 28/08/2
40 7310084610140000 NUR AMALIA P 10/6/2014 RUSLI/NURLINA BUTITI 4 28/08/2
ALVINA
41 7310008461014000 SALSABILA P 5/1/2017 ANNAS/MUSDALIFAH 5 28/08/2
ANAK
42 7310008480616000 KASMA P 8/6/2019 RUSTANG/NANNA MALEBBIE 2 27/02/2
BENTAR/RAENAWATI
43 7.31009E+16 AZA SHAKILA P 08/082017 DEWI 1 28/08/2
44 7.31008E+17 KHUMAIRAH P 8/9/2015 IRHAM.T MATTIROWALIE 5 27/08/2
45 7.31009E+15 AISYA P 14/02/2015 NASRUDDIN/IMA BAWASALO 1 27/08/2
46 7.31009E+15 MUTIARA P 16/01/2015 ABD.RASID/AISYAH 4 27/08/2
FITRI
PERMATA
47 7.31009E+15 SARI P 17/10/2014 SYAMSUDDIN/SURIYATI BUTITI 5 28/08/2
48 7.31009E+15 HASMAWATI P 18/01/2015 MUH JUFRI/SALMIA BAWASALO 7 27/08/2
49 7.31009E+15 SALSABILAH P 22/07/2015 HASE MATTIROWALIE 1 27/08/2
50 7.31009E+15 NURJANNAH P 24/02/2015 MUHAJIR/ROHANI BAWASALO 7 27/08/2
51 7.31007E+14 SALEHA P 26/10/2014 MUSTANG/SALMA BUTITI 5 28/08/2
NQBILA MIUSTWKIM/ELVI
52 7.31009E+14 SALSABILA P 27/08/2017 HANDAYANI BAWASALO 7 27/08/2
HASRANI
53 7.31009E+15 MAULIDIA P 27/12/2015 HERMAN/MARDIANA BUTITI 5 28/08/2
NUR AMINAH HATIBI DG MASEGA/
54 7.31013E+15 SAHERA P 6/4/2016 NURAISYAH BAWASALO 6 27/08/2

31
TIME SCHEDUL KEGIATAN
MAHASISWA SEMESTER IV (ENAM) DIII KEBIDANAN
UNIVERSITAS MEGA REZKY MAKASSAR

No Hari/ Waktu Kegiatan Penanggun


Tanggal g Jawab
1 Kamis, 08.00-10.00 Berangkat ke lokasi PKL
28-Nov- 10.00-14.00 Pembukaan dan Penyerahan Mahasiswa
2019 14.00-16.00 ISHOMA
16.00-19.30 Orientasi daerah dan lokasi
19.30-21.00 Sosialisasi dengan masyarakat
2. Jumat, 08.00-12.00 Pengumpulan data
29-Nov- 12.00-14.00 ISHOMA
2019 14.00-16.00 Pengumpulan data
16.00-19.30 ISHOMA
19.30-21.00 Tabulasi data
3. Sabtu 08.00-12.00 Bakti sosial/ Kerja bakti
30-Nov- 12.00-14.00 ISHOMA
2019 14.00-16.00 Pengumpulan data
16.00-19.30 ISHOMA
19.30-21.00 Tabulasi data
4. Minggu, 08.00-12.00 Bakti sosial/ Kerja bakti
01-Des- 12.00-14.00 ISHOMA
2019 14.00-16.00 Mengajar mengaji di Masjid
16.00-19.30 Pemeriksaan Gratis Jamaah Masjid
19.30-21.00 ISHOMA
5. Senin, 08.00-12,00 Bakti sosial/ Kerja bakti
02-Des- 12.00-14.00 ISHOMA
2019 14.00-16.00 Pemetaan dan analisis data
16.00-19.30 ISHOMA
19.30-21.00 Pemetaan dan analisis data
6. Rabu, 08.00-14.00 Persiapan MMD (Menghubungi Instansi
04-Des- terkait, Tokoh Masyarakat dan Masyarakat).

32
2019 ISHOMA
14.00-16.00 Persiapan MMD (Menyelesaikan
16.00-19.30 administrasi).
ISHOMA
19.30-20.00 Simulasi MMD (kelompok)
20.00-21.00
7. Kamis, 08.00-12.00 Pelaksanaan MMD
05-Des- 12.00-14.00 ISHOMA
2019 14.00-16.00 Diskusi hasil MMD
19.30-21.00 Menyusun rencana penanggulangan masalah
yang telah di sepakati bersama masyarakat.
8 Jumat, 08.00-12.00 Senam di Kantor Camat Ma’rang
06-Des- 12.00-14.00 ISHOMA
2019 14.00-16.00 Kunjungan ke Puskesmas Ma’rang
16.00-19.30 ISHOMA
9 Sabtu, 08.00-12.00 Observasi Lokasi Bakso bersama Universitas
14-Des- Bosowa
2019 12.00-14.00 ISHOMA
14.00-16.00 Penyuluhan kesehatan/ Home visit
16.00-21.00 ISHOMA
10 Senin, 08.00-12.00 Mempersiapkan persiapan kolaborasi
16-Des- penyuluhan
2019 12.00-14.00 ISHOMA
14.00-16.00 Berkumpul bersama dalam simulasi acara
penyuluhan
ISHOMA
16.00-19.30 Diskusi serta pembuatan laporan kelompok
19.30-21.00 dan laporan individu.
11 Kamis, 08.00-12.00 Mengikat rumput laut bersama warga desa
19-Des- 12.00-14.00 Tamagapa
2019 14.00-16.00 ISHOMA
16.00-19.30 Pertemuan dengan kader kesehatan
19.30-21.00 ISHOMA

33
12 08.00-12.00 Pengumpulan data
20- 24 Des 12.00-14.00 ISHOMA
2019 14.00-16.00 Pengumpulan data
ISHOMA
16.00-19.30 Tabulasi data
Evaluasi hasil Pengkajian Data
19.30-21.00
ISHOMA
13 25- 27 Des
08.00-12.00 Persiapan data untuk MMD II
2019
12.00-14.00 ISHOMA
14.00-16.00 Persiapan peralatan dan penyebaran
undangan
16.00-19.30
Persiapan ramah tamah
19.30-21.00
ISHOMA
16.00-19.30
14 28-Des Acara Ramah Tamah dengan masyarakat
2019 19.30-21.00 desa Tamangapa

08.00-12.00 ISHOMA
12.00-14.00 Perpisahan untuk berangkat ke Makassar
14.00-16.00 Pamit kepada kepala desa ,kepala dusun, dan
16.00-19.30 masyarakat sekitar.
15
29 – 30 Des
19.30-21.00
2019

34
Lampiran

Kegiatan Baksos / Kerja Bakti bersama siswa siswi di SDN 22 Kalukue

Penyuluhan PHBS

35
Pendataan Stunting di Desa Tamangapa

Pendataan Ibu Hamil

36
37
38
DAFTAR ISI

Halaman Judul

Halaman Pengesahan

Daftar Isi
Bab I Pendahuluan. ..................................................................... 1
E. Latar belakang. ........................................................................... 1
F. Tujuan Pelaksanaan MMD I........................................................ 2

Bab II Pelaksanaan MMD I ...................................................................... 3


C. Persiapan Pelaksanaan MMD I ................................................... 3
D. Proses Pelaksanaan MMD I ........................................................ 3
E. Waktu dan Tempat Pelaksanaan MMD I ..................................... 4
F. Masalah Yang Dibahas ............................................................... 4
a. Kegiatan Yang Dilakukan .................................................. 4
b. Masalah kesehatan Yang telah Teratasi .............................. 5
c. Faktor Penujang Dan Penghambat ..................................... 5

Bab III Penutup ........................................................................................ 6


A. kesimpulan ................................................................................. 6
B. Saran .......................................................................................... 6

39
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kesehatan merupakan hak asasi (UUD 1945


pasal 28 ayat 1 dan UU No. 23 tahun 1992) dan
sekaligus sebagai investasi sehingga perlu
diupayakan, diperjuangkan dan ditingkatkan oleh
setiap individu dan setiap komponen bangsa. Agar
masyarakat dapat menikmati hidup sehat dan pada
akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal. Hal ini perlu dilakukan karena kesehatan
merupakan tanggung jawab bersama, pemerintah
dan masyarakat termasuk swasta. Sumber daya
manusia yang sehat dan berkualitas merupakan
modal utama atau investasi alam pembangunan
kesehatan. Salah satu bentuk upaya pemberdayaan
masyarakat di bidang kesehatan oleh Departemen
Kesehatan RI adalah dengan membentuk desa siaga.

Desa siaga adalah yaitu penduduknya memiliki


kesiapan sumber daya dan kemampuan untuk
mencegah dan mengatasi masalah kesehatan,
bencana dan kegawatdaruratan secara mandiri yang
bertujuan untuk terwujudnya masyarakat desa yang
sehat serta peduli dan tanggap terhadap masalah-
masalah kesehatan di wilayahnya. Pada dasarnya
pergerakan pemberdayaan masyarakat adalah suatu
proses kegiatan masyarakat melalui pemberian
pengalaman belajar dan secara bertahan
dikembangkan pendekatan yang bersifat partisipatif
dalam bentuk pendelegasian wewenang dan

40
pemberian peran yang semakin besar kepada
masyarakat.

Musyawarah Masyarakat Desa (selanjutnya


disebut MMD) bertempat di balai desa. MMD
sendiri merupakan sebuah musyawarah yang
diajukan oleh mahasiswa kepada aparat desa untuk
mempresentasikan hasil observasi yang dilakukan
oleh mahasiswa. MMD sendiri dilakukan untuk
menganalisis suatu masalah yang ditemukan oleh
mahasiswa lalu didiskusikan bersama dan membuat
suatu kesimpulan yang dijadikan suatu rekomendasi
bagi aparat desa untuk memajukan desa nantinya.

MMD sendiri berjalan cukup lancar. Mahasiswa


mempresentasikan seluruh hasil observasi yang
telah dilakukan lalu menyampaikan seluruh masalah
yang ada seperti masalah Stunting di desa
Tamangapa, masalah tentang stunting yaitu , Akses
air bersih dan sanitasi yang kurang baik.

B. TUJUAN PELAKSANAAN MMD I


1. Tujuan Umum
Memperkenalkan diri dan mensosialisaikan program
kerja
2. Tujuan Khusus
a. Masyarakat dan mahasiswa dapat mengenal satu sama
lain
b. Masyarakat bias membantu danturut serta dalam
program kerja yang akan dilakukan

41
BAB II

PELAKSANAAAN MMD I

A. PERSIAPAN MMD I
1. Melakukan koordinasi kepada kepala desa tentang
tekhnisi kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa Yang
Pertama (MMD I) yang akan dilaksanakan.
2. Melakukan koordinasi kepada kepala dusun mengenai
waktu dan tempat pelaksanaan Musyawarah
Masyarakat Desa yang pertama (MMD I)
3. Membuat sekaligus menyebarkan undangan
Musyawarah Masyarakat Desa yang pertama (MMD I)
4. Membuat susunan acara pelaksanaan MMD I
5. Menyiapakan materi dan peralatan yang akan akan
digunakan untuk MMD I
6. Menyiapkan konsep program yang akan disampaikan
7. Membuat daftar hadir.

B. PROSES PELAKSANAAN MMD I


1. Acara dimulai oleh protocol
2. Pembacaan ayat suci alqur’an
3. Sepatah kata kordes sekaligus memperkenalkan
anggotanya
4. Pengarahan pembimbing
5. Sambutan kepada Kepala Desa / Dusun , sekaligus
membuka Musyawarah Masyarakat Desa yang
pertama (MMD I).
6. Pembacaaab rencana program kepada Mahasiswa
KKN Universitas Mega Rezky Makassar.
7. Tanya jawab (Tanggapan dan jawaban masyarakat)
8. Penutupan

C. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN MMD I

42
Waktu pelaksanaaan : 05 Desember 2019
Tempat Pelaksanaan : SDN 22 Kalukue

D. MASALAH YANG DIBAHAS


1. Rencana Program Kerja Mahasiswa KKN
a. Pendataan / Survey
b. Kelas khusus
c. Pembinaan pentingnya 1000 HPK pada ibu hamil
d. PHBS
2. Usulan dan Tanggapan peserta MMD I
a. Di Desa Tamangapa tepatnya di dusun kalukue
dan bawasalo warga masyarakat mengeluhkan
mengenai penyakit DBD ,stunting, dan kurangnya
air bersih dan sanitasi air bersih
b. Sebaiknya mahasiswa bekerja sama dengan kader
kesehatan agar bias mendapatkan data yang benar
dan akurat
c. Berikan penjelasan mengenai pentingnya hidup
bersih dan sehat.
d. Sebaiknya mahasiswa mendata rumah rumah
warga yang tidak memiliki jamban agar bisa
memudahkan Kepala desa untuk mengalokasikan
pembuatan jamban di tiap rumah warga.

3. Faktor Penunjang Dan Penghambat


Faktor Penunjang
a. Dilakukan di SDN 22 KALUKUE
b. Kepala Desa , Kepala Dusun , Bidan , Kader ,
Serta Tokoh Masyarakat Ikut Berpartisipasi
c. Lokasi MMD I Strategis

Faktor Penghambat

Tidak ada penghambat ataupun masalah karena


Kepala Desa, Kepala Dusun, Tenaga Kesehatan
dan masyarakat ikut berpartisipasi dalam
kegiatan yang dilaksanakan.

43
BAB III
Penutup

A. Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan Musyawarah Masyarakat


Desa Pertama (MMD I) di Desa Kec. Ma’rang
Kab. Pangkep di SDN 22 Kalukue pada hari Kamis,
05 Desember 2019 dapat disimpulkan, bahwa telah
dilaksanakan kegiatan yakni Pembacaan rencana
program KKN mahasiswa tematik Universitas Mega
Rezky Makassar.

B. Saran

Setelah pelaksanaan Musyawarah Masyarakat Desa


Pertama (MMD I) diharapakan :
1. Diharapkan agar Pemerintah Daerah Setempat dapat
membantu mahasiswa KKN untuk melaksnakan
program terkait yang telah di bahas.
2. Diharapkan Masyarakat Desa Tamangapa dapat
bekerjasama dalam menjalankan program yang akan
di jalankan.
3. Masyarakat Desa Tamangapa dapat ikut serta dan
berpartisipatif dengan program kerja yang telah
dibentuk

44
Lampiran 1

45
SUSUNAN ACARA MUSYAWARAH
MASYARAKAT DESA (MMD) I
KKN TEMATIK DI DESA TAMANGAPA
KEC. MA’RANG KAB. PANGKEP
TAHUN 2019

1. Pembukaan
2. Kata sambutan
Ketua Pelaksana : INCE SRI WAHYUNI
ADAM
Kepala Desa : H S MUHAMMAD ILYAS
3. Pemberian Materi / Presentasi
Moderator : FITRI AUSRIYANTI S
Pembawa Materi : CANTIKA
4. Tanya Jawab
5. Musyawarah Masyarakat Desa
6. Kesimpulan
7. Pembacaan Doa dan Penutup

46
47
48
DAFTAR NAMA – NAMA KELOMPOK II

MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA

(MMD I)

1. FITRI
AUDRIYANTI S
2. FITRIANI BAHAR

3. HAJERIAH

4. HASNA TANG

5. INCE SRI
WAHYUNI A
6. WA ODE MULYA

7. REZKY AMALIA

8. YUNI ESTER

9. TUSTIKA TIDA

10. NURHIDAYAH

11. MITA

12. CANTIKA

13. REZALYA
ARIANTI A
14. AYU LESTARI

15. ELZABET RURU

49
Lampiran 6

PENDOKUMENTASIAN MMD I DI SDN22


KALUKUE

50
51
DAFTAR ISI

Halaman Judul

Halaman Pengesahan

Daftar Isi
Bab I Pendahuluan. .................................................................................. 1
A. Latar belakang. ........................................................................... 1
B. Tujuan Pelaksanaan MMD II. ..................................................... 2

Bab II Pelaksanaan MMD II ..................................................................... 3


A. Persiapan Pelaksanaan MMD II .................................................. 3
B. Proses Pelaksanaan MMD II ....................................................... 3
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan MMD II .................................... 4
D. Masalah Yang Dibahas ............................................................... 4
a. Kegiatan Yang Dilakukan .................................................. 4
b. Masalah kesehatan Yang telah Teratasi .............................. 5
c. Faktor Penujang Dan Penghambat ..................................... 5

Bab III Penutup ........................................................................................ 6


A. kesimpulan ................................................................................. 6
B. Saran .......................................................................................... 6

52
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pelaksanaan MMD II


Berdasarkan hasil survey yang dimulai pada tanggal 28 November – 30
Desember 2019, didapatkan beberapa masalah kesehatan di Desa Tamangapa
Kecamatan Ma’rang Kab Pagkep yang terdiri dari Dusun bonto peo, dusun kalukue ,
Dusun kasuarang dan Dusun bawasalo . Untuk mendapatkan data yang lebih valid
diperlukan data yang disusun dalam bentuk tabulasi data, format wawancara dan
observasi yang merupakan alat bantu dalam mengkaji ancaman stunting masyarakat Desa
Tamangapa Kecamatan Ma’rang Kab Pagkep yang terdiri dari Dusun bonto peo, dusun
kalukue , Dusun kasuarang dan Dusun bawasalo sebagai tindak lanjut dari format
pengkajian keperawatan tersebut telah dilakukan pengumpulan data di masyarakat
kemudian di analisa. Dari hasil analisa tersebut akan dipersentasikan hasil pengkajian
data-data yang bermasalah pada masyarakat untuk dicarikan solusinya. Adapun tujuan
dari persentase ini adalah untuk menentukan bersama-sama masyarakat rencana tindakan
yang akan dilaksanakan oleh masyarakat sendiri bersama Mahasiswa yang disesuaikan
dengan sumber daya dan kemampuan masyarakat Desa Tamangapa Kecamatan Ma’rang
Kab Pangkep yang terdiri dari Dusun bonto peo, dusun kalukue , Dusun kasuarang dan
Dusun bawasalo .

B. Tujuan Pelaksanaan MMD I


1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti Musyawarah Masyarakat Desa Tamangapa yang terdiri dari Dusun
bonto peo, dusun kalukue , Dusun kasuarang dan Dusun bawasalo, diharapkan
Masyarakat dan Mahasiswa mengetahui masalah kesehatan stunting yang ada di Desa
Tamangapa Kecamatan Ma’rang Kab Pangkep dan menentukan tindak lanjut untuk
mengatasi masalah kesehatan tersebut.

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti Musyawarah Masyarakat Desa diharapkan Masyarakat dan
Mahasiswa mampu :
a. Mempersentasikan hasil pengkajian masalah kesehatan yang ada pada masyarakat
di Desa Tamangapa Kecamatan Ma’rang Kab Pangkep
b. Menetapkan masalah kesehatan di Tamangapa Kecamatan Ma’rang Kab Pangkep
c. Menyusun prioritas masalah kesehatan yang ditemukan di Desa Tamangapa
Kecamatan Ma’rang Kab Pangkep

53
d. Menyusun rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mengatasi
masalah kesehatan di Desa Tamangapa Kecamatan Ma’rang Kab Pangkep .

54
BAB II
PELAKSANAAN MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA II

A. Persiapan Pelaksanaan MMD II


1. Topik / Judul Kegiatan
Musyawarah Masyarakat Desa Tamangapa Kecamatan Ma’rang Kab Pangkep .
2. Sasaran / Target
a. Kepala Desa
b. Kepala Dusun
c. Tokoh Masyarakat
d. Masyarakat ( PUS , WUS, Ibu hamil , Ibu Balita)
e. Kader Kesehatan
3. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
4. Media dan Alat
a. Flipchart
b. Infokus
5. Susunan Kepanitiaan
a. Ketua : Ince Sri Wahyuni Adam
b. Sekretaris : Fitrian Bahar
c. Pembawa Acara : Fitri Audriyanti S
d. Notulen : Mita
e. Observer : Resky Amalia
f. Dokumentasi : Wo Ode Mulya
g. Komsumsi : Fransiska & Elisabet Ruru

B. Proses Pelaksanaan MMD II


1. Acara dimulai pukul 08.00 WIB. Jumlah mahasiswa yang hadir 15 orang.

2. Seluruh mahasiswa aktif dalam kegiatan, fasilitator telah memfasilitasi masyarakat,

notulen telah mencatat saran-saran dan pertanyaan dari masyarakat, moderator telah

mengarahkan diskusi musyawarah dengan baik, pembawa acara telah membawa

55
acara sesuai dengan susunan acara, Sekretaris telah menyajikan hasil winshield dan

tabulasi data dengan baik dan observer telah mengamati jalanya acara Musyawarah

Masyarakat Desa II (MMD II) dengan baik.

3. Selama pelaksanaan acara, suasana tenang dan undangan antusias dengan diskusi.

4. Para undangan yang hadir dapat megikuti dengan aktif dan memberikan saran dan

pendapat serta pertanyaan.

5. Acara berlangsung selama 3 jam 30 menit (pembukaan 20 , Sambutan 60 menit,

penyajian hasil 30 menit, diskusi 80 menit, penutupan 20 menit)

C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan MMD II


1. Acara : Musyawarah Masyarakat Desa II

2. Hari/Tanggal : Jumat , 27 Desember 2019

3. Waktu : 08.00 WIB

4. Tempat : SD NEGERI 22 KALUKUE

D. Masalah yang dibahas :


1. Rencana Program Kerja Mahasiswa
a. Penyuluhan tentang stunting
b. Kelas khusus stunting ( KASUSS)
c. Pembinaan pentingnya 1000 HPK pada ibu hamil
d. PHBS
2. Usulan Dan Tanggapan peserta MMD I
Adapun pertanyaan peserta MMD III baik itu dari tokoh masyarakat dan aparat
pemerintahan setempat, yakni sebagai berikut : Pertanyaan : 1. Ibu Kader : dengan
pertanyaan “apakah telah dilakukan penyuluhan kepada keluarga yang memiliki
balita stunting supaya lebih efektif?”
3. Faktor penunjang dan penghambat
a. Faktor Penunjang
1) Lokasi Dilaksanakan di SD NEGERI 22 KALUKUE
2) Letak lokasi sangat strategis

56
b. Faktor Penghambat
1) Acara dilakukan pada saat jam Istrahat
2) Masyarakat yang tinggal jauh dari kantor desa sulit untuk menikuti perihal
kendaraan.

57
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa Pertama (MMD II) di Desa
Tamangapa Kec. Ma’rang Kab. Pangkep di SD NEGERI 22 KALUKUE pada hari
Kamis, 05 Desember 2019 dapat disimpulkan, bahwa telah dilaksanakan kegiatan yakni
program kerja KKN Mahasiswa Tematik Universitas Mega Rezky Makassar.

B. Saran – Saran
Diharapkan kepada masyarakat desa Tamangapa menerapkan pentingnya ASI bagi
bayi serta balita karna berperan untung tumbuh kembang bayi terutama tinggi badan .

58
59
SUSUNAN ACARA MUSYAWARAH
MASYARAKAT DESA (MMD) II
KKN TEMATIK DI DESA TAMANGAPA
KEC. MA’RANG KAB. PANGKEP
TAHUN 2019

8. Pembukaan
9. Kata sambutan
Ketua Pelaksana : Ince Sri Wahyuni Adam
Kepala Desa : H. S. Muhammad Ilyas
10. Pemberian Materi / Presentasi
Moderator : Fitri Ausriyanti S
Pembawa Materi : Cantika
11. Tanya Jawab
12. Musyawarah Masyarakat Desa
13. Kesimpulan
14. Pembacaan Doa dan Penutup

60
61
62
63
DAFTAR NAMA – NAMA KELOMPOK II

MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA (MMD


I)

16. FITRI
AUDRIYANTI S
17. FITRIANI BAHAR

18. HAJERIAH

19. HASNA TANG

20. INCE SRI


WAHYUNI A
21. WA ODE MULYA

22. REZKY AMALIA

23. YUNI ESTER

24. TUSTIKA TIDA

25. NURHIDAYAH

26. MITA

27. CANTIKA

28. REZALYA
ARIANTI A
29. AYU LESTARI

30. ELZABET RURU

64
PENDOKUMENTASIAN MMD II DI SDN 22 KALUKUE

65
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi rahmat dan karunia-Nya sehingga

penulis telah menyelesaikan Kuliah Kerja Nyata (KKN) serta menyelesaikan laporan KKN

ini. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Laporan ini merupakan pertanggungjawaban tertulis atas pelaksanaan KKN yang

telah dilaksanakan pada tanggal 28 November2019 sampai dengan 30 Desember 2019 di

Desa Tamangapa Kecamatan Ma’rang Kabupaten Pangkep, melakukan kegiatan KKN di

Desa Tamangapa sebagai bagian dari masyarakat, dengan tujuan memenuhi persyaratan

dalam mata kuliah KKN yang dijadikan sebagai bahan bukti bahwa telah melaksanakan mata

kuliah tersebut.

Pelaksanaan KKN ini dapat terlaksana dengan baik dan berjalan dengan lancar berkat

bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan, perhatian, dan

pengarahan dalam pelaksanaan KKN.

Makassar, 25 Desember 2019

Penyusun
Tim KKN Tematik UNIMERZ

66
DAFTAR ISI

Kata pengantar

Daftar Isi

Bab I Pendahuluan. ........................................................................................................ 1

G. Latar belakang. .................................................................................................. 1


H. Tujuan Penyuluhan. ........................................................................................... 2
Bab II Pelaksanaan ......................................................................................................... 4
G. Persiapan Pelaksanaan ....................................................................................... 4
H. Proses Pelaksanaan ............................................................................................ 4
I. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ........................................................................ 5
J. Materi Penyuluhan ............................................................................................ 5
Bab III Penutup ............................................................................................................ 12
C. Kesimpulan ..................................................................................................... 12
D. Saran ............................................................................................................... 12

Lampiran

67
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Stunting merupakan permasalahan yang semakin banyak ditemukan dinegara

berkembang, termasuk Indonesia. Menurut United Nations InternationalChildren’s

Emergency Fund (UNICEF) satu dari tiga anak mengalamistunting. Sekitar 40% anak di

daerah pedesaan mengalami pertumbuhanyang terhambat. Oleh sebab itu, UNICEF

mendukung sejumlah inisiasi untukmenciptakan lingkungan nasional yang kondusif

untuk gizi melalui peluncuranGerakan Sadar Gizi Nasional (Scaling Up Nutrition –

SUN) di mana program inimencangkup pencegahan stunting.

Stunting didefinisikan sebagai keadaan tubuh yang pendek dan sangatpendek

hingga melampaui defisit -2 SD di bawah median panjang atau tinggi badan. Stunting

juga sering disebut sebagai RetardasiPertumbuhan Linier (RPL) yang muncul pada dua

sampai tiga tahun awalkehidupan dan merupakan refleksi dari akibat atau pengaruh dari

asupan energidan zat gizi yang kurang serta pengaruh dari penyakit infeksi, karena

dalamkeadaan normal, berat badan seseorang akan berbanding lurus atau linierdengan

tinggi badannya.

Efek jangka panjang stunting berakibat pada gangguan metabolik seperti penyakit

yang terkait dengan obesitas,hipertensi dan diabetes mellitus. Menurut Walker

pemberian zat gizi yang tidak tepat pada perkembangan janin, saat lahir dan masa bayi

dapat memberikan dampak jangka panjang buruk terhadap kardiovaskulaer dan tekanan

darah pada saat dewasa. Retardasi pertumbuhan postnatal memilik potensi terhadap

berat badan sekarang dengan tekanan darah. Tekanan darah pada memiliki hubungan

negatif terhadap berat lahir. Penelitian di Bali menyebutkan prevalensi dewasa

stuntingsebesar 22%.Penelitian lain menyebutkan bahwa dewasa stuntingcenderung

68
berkembanguntuk menjadi overweight daripada dewasa non-stunting.

Anak yang stunting berisiko dua kali untuk menderita obesitas dibandingkan

anak yang tidak stunting. Strategi untuk mencegah terjadinya obesitas pada remaja

stuntingsalah satunya adalah dengan memberikan penyuluhan kepada remaja

menyangkut obesitas dan upaya pencegahan yang harus dilakukan, sehingga dapat

meningkatkan pengetahuan remaja tentang upaya pencegahan obesitas.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu,dan ini terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap suatu objektertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra

manusia yakniindra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian

besarpengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Penyuluhan di sekolah membutuhkan media agar penyampaian informasi mudah

diterima oleh para remaja putri.Media dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan yang

dihadapi dalam penyuluhan atau pelatihan yaitu efektivitas penyampaian

informasi.Media dibutuhkan untuk mengembangkan informasi dalam upaya mendukung

program penyuluhan dan pemahaman di sekolah.(Notoatmodjo, 2016).

B. Tujuan Pelaksanaan
1. Tujuan Umum
Memperkenalkan kepada Orang tua tentang Apa itu Stunting dan bagaimana
pencegahan dan penanganannya.
2. Tujuan Khusus
a. Masyarakat / Orang tua dapat lebih peduli terhadap kesehatan dan dampak yang
mungkin akan di rasakan sang buah hati
b. Masyarakat dapat memahami pola pencegahan dan penanganan dari penyebab
masalah stunting

69
70
BAB II

PELAKSANAAN PENYULUHAN

A. Persiapan pelaksanaan Penyuluhan


1. Melakukan koordinasi kepada kepala desa tentang tekhnis kegiatan Penyuluhan.
2. Melakukan koordinasi kepada kepala dusun tentang waktu dan tempat
pelaksanaan Penyuluhan.
3. Membuat sekaligus menyebarkan Undangan Penyuluhan di tokoh masyarakat.
4. Melakukan rapat koordinasi antar mahasiswa tentang kegiatan Penyuluhan.
5. Membuat susunan acara pelaksanaan Penyuluhan.
6. Menyiapkan materi yang akan disampaikan serta menyiapkan peralatan serta
keperluan yang dibutuhkan.
7. Menyiapkan sarana dan prasana penyuluhan.
8. Membuat daftar hadir.

B. Proses pelaksanaan Penyuluhan


1. Acara dimulai oleh MC
2. Pembacaan doa
3. Sepatah kata kordinator desa sekaligus membuka acara penyuluhan
4. Pengarahan pembimbing
5. Sambutan Kepala Desa sekaligus membuka Penyuluhan
6. Pembawaan materi Penyuluhan Apa itu Stunting? Dari mahasiswa Universitas
Megarezky Makassar
7. Pembawaan materi oleh Bidan Puskesmas Ma’rang
8. Tanya jawab
9. Istrahat / penutup

C. Waktu dan tempat pelaksanaan Penyuluhan


Waktu pelaksanaan : Selasa , 17 Desember2019
Tempat Pelaksanaan : SDN 9 KALUKUE

71
D. Materi Penyuluhan
1. Pengertian Stunting?

Stunting adalah sebuah kondisi di mana tinggi badan seseorang jauh lebih pendek
dibandingkan tinggi badan orang seusianya. Penyebab utama stunting adalah kekurangan gizi
kronis sejak bayi dalam kandungan hingga masa awal anak lahir yang biasanya tampak
setelah anak berusia 2 tahun.

Apakah yang terjadi bila balita diketahui mengalami tanda-tanda stunting dan tidak
dilakukan usaha pencegahan?

Stunting adalah kegagalan pertumbuhan akibat akumulasi ketidakcukupan zat gizi


yang berlangsung lama dari kehamilan sampai usia 24 bulan. Maka itu, kondisi ini bisa
memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak secara keseluruhan.

Dampak jangka pendek stunting adalah terganggunya perkembangan otak,


kecerdasan, gangguan pada pertumbuhan fisiknya, serta gangguan metabolisme.

Dampak jangka panjangnya, stunting yang tidak ditangani dengan baik sedini
mungkin akan menurunkan kemampuan kognitif otak, kekebalan tubuh lemah sehingga
mudah sakit, dan risiko tinggi munculnya penyakit metabolik seperti kegemukan, penyakit
jantung, dan penyakit pembuluh darah.

Menurut Kemenkes RI, balita pendek atau stunting bisa diketahui bila seorang balita
sudah diukur panjang atau tinggi badannya, lalu dibandingkan dengan standar, dan hasil
pengukurannya ini berada pada kisaran di bawah normal. Seorang anak termasuk dalam
stunting atau tidak ini tergantung dari hasil pengukuran tersebut. Jadi tidak bisa hanya dikira-
kira atau ditebak saja tanpa pengukuran.

2. Ciri Stunting

1. Pertumbuhan gigi terlambat


2. Penurunan kemampuan fokus dan memori belajar
3. Pertumbuhan melambat
4. Wajah terlihat lebih muda dari anak seusianya
5. Pubertas terlambat

72
6. Usia 8-10 tahun anak menjadi pendiam, tidak banyak melakukan kontak mata
terhadap orang di sekitarnya.

Stunting dimulai dari penurunan berat badan, dari berat badan normal tiba-tiba
turun, bukan langsung pendek namum pada prosesnya mengalami penurunan
fungsi kognitif. Ciri stunting ini perlu dipahami agar kita dapat mendeteksi dan
mencegah Stunting lebih dini.

Anak Stunting umumnya memang dicirikan sebagai anak berperawakan


pendek, tapi bukan berarti semua anak pendek mengalami Stunting. Itulah
sebabnya Orang tua perlu mengetahui ciri-ciri anak Stunting.Untuk dapat
mengenali ciri-ciri anak Stunting perlu dilakukan pengukuran tinggi terlebih
dahulu. Anak berperawakan pendek dikarenakan karena Short Stature, dimana
panjang badan atau tinggi badan menurut umur dan jenis kelamin berada di
bawah rata-rata teman seusianya. Sedangkan anak berperawakan pendek karena
Stunting mengalami gagal tumbuh akibat kondisi kesehatan dan nutrisi yang tidak
optimal.

3. Faktor Penyebab Stunting

Stunting disebut sebagai sebuah kondisi ketika tinggi badannya berada jauh di
bawah standar anak seusianya. Stunting adalah gangguan pertumbuhan kronis
pada anak akibat kekurangan nutrisi dalam waktu lama. Misalnya anak berusia 2-
5 tahun dengan tinggi badan 120 cm, maka berat badan yang ideal berkisar 23-25
kg. Sedangkan, seorang anak dikatakan stunting jika berat badannya hanya 19-20
kg dengan tinggi yang sama. Menurut BMCPublicHealth bahwa stunting
berdampak negatif pada anak di kemudian hari, mulai ia di sekolah
hingga mencapai usia bekerja.
1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Berat janin mencerminkan hasil perkembangan dalam kandungan pada
kecukupan nutrisinya saat dilahirkan. Bayi dikatakan memiliki berat lahir
rendah atau BBLR apabila memiliki berat badan kurang dari 2500 gr (2,5 kg)
atau di bawah 1,5 kg. Dengan kondisi bayi yang memiliki berat lahir rendah,
kemungkinan akan mengalami masalah kesehatan dan memiliki
kecenderungan untuk menjadi stunting. Salah satu faktor yang memengaruhi
berat badan rendah pada bayi ialah status gizi buruk pada sang ibu sebelum
maupun selama kehamilan. Selain itu, postur tubuh ibu hamil yang pendek di
bawah rata-rata (maternal stunting) juga bisa membuat pertumbuhan janin di
dalam kandungan jadi terhambat dan terus berlanjut sampai kelahiran.

73
2. Kurangnya Kebersihan Lingkungan Yang Menyebabkan Anak
Terkontaminasi Bakteri
Ada kemungkinan besar bahwa ada hubungan antara pertumbuhan linier
anak-anak dengan praktik sanitasi rumah tangga. Anak-anak
yang terkontaminasi bakteri karena kurangnya kebersihan di lingkungan
rumah bisa mengarah ke infeksi usus. Hal inilah yang juga memengaruhi
status gizi mereka. Bahkan anak yang sering mengalami penyakit berulang
seperti diare dan infeksi cacing usus (helminthiasis) akibat paparan
lingkungan kotor juga dapat dikaitkan dengan stunting. Pasalnya, kondisi
ini berpengaruh besar pada penurunan kemampuan sistem pencernaan dan
kekebalan sebagai penangkal organisme penyebab penyakit. Akibatnya,
nutrisi sang anak tidak diserap dengan sempurna. Sementara memelihara
kebiasaan yang sehat di rumah seperti mencuci tangan dengan sabun
antiseptik dan menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal merupakan cara
terbaik untuk mencegah stunting.
3. Janin Kekurangan Asupan Makanan Bernutrisi di Masa Kehamilan
Sebenarnya sejak bayi di dalam kandungan, ia harus tercukupi
kebutuhan gizinya sampai dilahirkan dan tumbuh besar. Jika ibu
hamil kurang mengonsumsi makanan bernutrisi seperti asam folat, protein,
kalsium, zat besi dan omega-3 maka bisa melahirkan anak dengan kondisi
kurang gizi. Pasalnya, stunting adalah kejadian yang tak dapat dikembalikan
seperti semula jika sudah terjadi gangguan pertumbuhan pada sang anak
karena kekurangan gizi sejak ia di dalam kandungan.

4. Melewatkan Imunisasi Bisa Mengalami Infeksi Berulang Pada Anak

Stunting sendiri bisa diartikan sebagai pertumbuhan yang terhambat


akibat gizi buruk maupun terjadinya infeksi berulang. Sedangkan manfaat
imunisasi adalah untuk menstimulasi sistem imun dalam membentuk antibodi
yang dapat mengurangi anak dari resiko infeksi. Di mana peran imunisasi
memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian stunting. Apabila
sedari kecil mereka melewatkan jadwal imunisasi, maka ketika anak terkena
penyakit ia pun mengalami perubahan seperti tidak nafsu makan. Ketika
kebutuhan zat gizi anak tidak terpenuhi dengan baik, kemungkinan besar
akan menghambat pertumbuhan dan kecerdasannya yang mengakibatkan
stunting.

5. Tidak Mendapatkan ASI Eksklusif Menyebabkan Malnutrisi Pada Anak

Tentunya, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama akan


memberikan perlindungan terhadap infeksi gastrointestinal dan berkaitan
dengan stunting. Infeksi tersebut dapat menyebabkan malnutrisi yang parah.
Malnutrisi merupakan kondisi di mana tubuh tidak menerima asupan gizi
yang cukup. Sementara, jika sang anak tidak mendapatkan ASI

74
sejak dilahirkan, ia akan kekurangan gizi maupun sistem kekebalan dan pada
akhirnya menyebabkan stunting. Sedangkan ASI merupakan asupan nutrisi
dan sumber protein berkualitas baik yang dapat memenuhi ¾ kebutuhan
protein pada bayi usia 6–12 bulan. Agar anak tidak mengalami stunting,
Mama bisa mencegahnya sejak awal kehamilan. Memperbaiki pola makan
dan mencukupi kebutuhan gizi selama kehamilan adalah langkah yang tepat.

4. Dampak Stunting

Di balik pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pesat dalam kurun 20 tahun


terakhir, masih banyak ditemukan anak kekurangan gizi di berbagai daerah. Fakta ini
menunjukkan bahwa kecepatan pertumbuhan ekonomi dan perbaikan pembangunan
sektor fisik tidak sinkron dengan perbaikan gizi masyarakat. Walau masalah ini sangat
penting, sejauh ini dalam musim kampanye pemilihan umum 2019, isu ini tidak
memperoleh banyak perhatian dari para calon anggota parlemen (caleg) baik nasional
maupun daerah, juga calon presiden dan wakilnya. Padahal mereka yang akan
menentukan kebijakan dan arah pembangunan dalam lima tahun ke depan, termasuk
pembangunan kesehatan dan gizi.

1. Kognitif lemah dan psikomotorik terhambat

2. Kesulitan menguasai sains dan berprestasi dalam olahraga

3. Lebih mudah terkena penyakit degeneratif

4. Sumber daya manusia berkualitas rendah

5. Pentingnya 1000 HPK

Upaya intervensi gizi spesifik untuk balita pendek difokuskan pada kelompok
1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu ibu hamil, ibu dengan anak usia 0—12
bulan, dan ibu dengan anak usia 13—24 bulan karena penanggulangan balita pendek yang
paling efektif dilakukan pada 1.000 HPK. Periode 1.000 HPK meliputi 280 hari selama
kehamilan dan 720 hari pertama setelah bayi dilahirkan. Masa tersebut telah dibuktikan
secara ilmiah merupakan periode yang menentukan kualitas kehidupan.

Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh masalah gizi pada periode tersebut
dalam jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan
pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh. Sementara itu, dalam jangka
panjang akibat buruk yang dapat ditimbulkan adalah menurunnya kemampuan kognitif,
prestasi belajar, kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, dan risiko tinggi untuk
munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung, kanker, strok, dan disabilitas
pada usia tua, serta menurunnya kualitas kerja yang berakibat pada rendahnya
produktivitas ekonomi.

F. PHBS

75
Perilaku sehat adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan
aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang
atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
mewujudkan derajat kesehatan masyarakatnya (Dinkes Provinsi Jawa Barat, 2008). Jadi
PHBS adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah
risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit yang dipraktikkan atas
dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat
menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat
kesehatan masyarakatnya.

Bidang PHBS yaitu :

1. Bidang kebersihan perorangan, seperti cuci tangan dengan air bersih yang mengalir
dengan sabun, mandi minimal 2x sehari, dan lain-lain.

2. Bidang gizi, seperti makan sayur dan buah tiap hari, mengkonsumsi garam beryodium,
menimbang berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) setiap bulan, dan lain-lain.

3. Bidang kesling, seperti membuang sampah pada tempatnya, menggunakan jamban,


memberantas jentik, dan lain-lain

Manfaat dari PHBS diantaranya :

1. Setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit

2. Rumah tangga sehat dapat meningkatkan produktivitas kerja anggota keluarga

3. Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang tadinya
dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya
pendidikan dan usaha lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan anggota rumah
tangga

4. Salah satu indikator untuk menilai keberhasilan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota di
bidang kesehatan

5. Meningkatnya citra pemerintah daerah dalam bidang kesehatan

6. Dapat menjadi percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain.

BAB III

76
PENUTUP

C. KESIMPULAN

Berdasarkan kegiatan Penyuluhan Apa itu Stunting di Desa Tamangapa Kec.

Ma’rang Kab. Pangkep di SDN 9 Kalukue pada hari Selasa, 17 Desember 2019 Kami

sadari bahwa kegiatan penyuluhan yang telah dilaksanakan oleh Tim belum dapat

memberikan kontribusi secara optimal kepada masyarakat. Itu semua dikarenakan

adanya keterbatasan internal maupun eksternal yang belum dapat kita atasi.

Meskipun demikian, bukan berarti bahwa penyuluhan kali ini telah gagal

melaksanakan tugasnya. Tapi setidaknya kami telah mencoba memberikan yang terbaik,

dan mengambil pelajaran dari masyarakat yang sudah terlebih dahulu merasakan dan

mencicipi pahit dan manisnya kehidupan nyata.

D. SARAN
Setelah pelaksanaan Penyuluhan diharapakan :

4. Masyarakat Desa Tamangapa sudah memiliki pemahaman dan pengetahuan akan


kesehatan dan terlebih untuk pencegahan dan penanganan Stunting
5. Masyarakat Desa Tamangapa dapat ikut serta dan berpartisipatif dengan segala
Kegiatan mahasiswa KKN untuk menangani oenurunan Stunting
6. Orang tua diharapkan lebih mawas diri akan kebutuhan pemenuhan gizi dan
memperhatian kebutuhan nutrisi pada saat kehamilan dan bayi/balita.

77
78
79
SATUAN ACARA PENYULUHAN

APA ITU STUNTING?

Pokok Bahasan : Apa itu Stunting?

Tanggal/ Hari : Selasa, 17 Desember 2019

Waktu : 30 menit

Sasaran : Ibu hamil, Orang tua Stunting

Penyaji : Cantika

A. Tujuan

1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan peserta mampu menerapkan
materi yang di bahas mengenai Stunting.

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan peserta mampu:

a. Menjelaskan Apa itu Stunting?

b. Menyebutkan Apa ciri Stunting

c. Menjelaskan Apa penyebab Stunting

d. Menjelaskan Apa Dampak Stunting

e. Memaparkan materi 1000 HPK

f. Menjelaskan PHBS

80
B. Metoda

1. Ceramah
2. Diskusi

C. Media dan Alat

1. LCD

2. Proyektor

3. Laptop

D. Kegiatan Penyuluhan

No Kegiatan Penyuluh Peserta

1 Pembukaan · Memberi salam dan kontrak waktu · Menjawab salam

5 menit · Menjelaskan tujuan, manfaat materi


· Mendengarkan dan
yang akan disampaikan memperhatikan

2 Kegiatan inti · Menjelaskan Apa itu Stunting? · Menyimak semua


materi yang
20 menit · Menyebutkan Ciri Stunting
disampaikan
· Menjelaskan Penyebab Stunting

· Menjelaskan Dampak Stunting

· Memaparkan materi 1000 HPK

3 Penutup · Mengevaluasi pengetahuan tentang


· Menjawab
materi yang sudah dijelaskan dengan pertanyaan
5 menit
memberikan pertanyaan

81
· ·
Menyimpulkan materi yang telah Mendengarkan
dijelaskan
· Menjawab salam
· Menutup pertemuan dan memberi
salam

E. Kriteria Evaluasi

Evaluasi Hasil

Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, maka peserta akan dapat:

· Menjelaskan ulang Apa itu Stunting?

· Menyebutkan Ciri Stunting?

· Menyebutkan Pencegahan dan Penanganan stunting.

82
MATERI PENYULUHAN

APA ITU STUNTING?

A. Pengertian Stunting?

Stunting adalah sebuah kondisi di mana tinggi badan seseorang jauh lebih pendek
dibandingkan tinggi badan orang seusianya. Penyebab utama stunting adalah kekurangan gizi
kronis sejak bayi dalam kandungan hingga masa awal anak lahir yang biasanya tampak
setelah anak berusia 2 tahun.

Apakah yang terjadi bila balita diketahui mengalami tanda-tanda stunting dan tidak
dilakukan usaha pencegahan?

Stunting adalah kegagalan pertumbuhan akibat akumulasi ketidakcukupan zat gizi


yang berlangsung lama dari kehamilan sampai usia 24 bulan. Maka itu, kondisi ini bisa
memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak secara keseluruhan.

Dampak jangka pendek stunting adalah terganggunya perkembangan otak,


kecerdasan, gangguan pada pertumbuhan fisiknya, serta gangguan metabolisme.

Dampak jangka panjangnya, stunting yang tidak ditangani dengan baik sedini
mungkin akan menurunkan kemampuan kognitif otak, kekebalan tubuh lemah sehingga
mudah sakit, dan risiko tinggi munculnya penyakit metabolik seperti kegemukan, penyakit
jantung, dan penyakit pembuluh darah.

Menurut Kemenkes RI, balita pendek atau stunting bisa diketahui bila seorang balita
sudah diukur panjang atau tinggi badannya, lalu dibandingkan dengan standar, dan hasil
pengukurannya ini berada pada kisaran di bawah normal. Seorang anak termasuk dalam
stunting atau tidak ini tergantung dari hasil pengukuran tersebut. Jadi tidak bisa hanya dikira-
kira atau ditebak saja tanpa pengukuran.

83
B. Ciri Stunting

7. Pertumbuhan gigi terlambat


8. Penurunan kemampuan fokus dan memori belajar
9. Pertumbuhan melambat
10. Wajah terlihat lebih muda dari anak seusianya
11. Pubertas terlambat
12. Usia 8-10 tahun anak menjadi pendiam, tidak banyak melakukan kontak mata
terhadap orang di sekitarnya.

Stunting dimulai dari penurunan berat badan, dari berat badan normal tiba-tiba
turun, bukan langsung pendek namum pada prosesnya mengalami penurunan
fungsi kognitif. Ciri stunting ini perlu dipahami agar kita dapat mendeteksi dan
mencegah Stunting lebih dini.

Anak Stunting umumnya memang dicirikan sebagai anak berperawakan


pendek, tapi bukan berarti semua anak pendek mengalami Stunting. Itulah
sebabnya Orang tua perlu mengetahui ciri-ciri anak Stunting.Untuk dapat
mengenali ciri-ciri anak Stunting perlu dilakukan pengukuran tinggi terlebih
dahulu. Anak berperawakan pendek dikarenakan karena Short Stature, dimana
panjang badan atau tinggi badan menurut umur dan jenis kelamin berada di
bawah rata-rata teman seusianya. Sedangkan anak berperawakan pendek karena
Stunting mengalami gagal tumbuh akibat kondisi kesehatan dan nutrisi yang tidak
optimal.

C. Faktor Penyebab Stunting

Stunting disebut sebagai sebuah kondisi ketika tinggi badannya berada jauh di
bawah standar anak seusianya. Stunting adalah gangguan pertumbuhan kronis
pada anak akibat kekurangan nutrisi dalam waktu lama. Misalnya anak berusia 2-
5 tahun dengan tinggi badan 120 cm, maka berat badan yang ideal berkisar 23-25
kg. Sedangkan, seorang anak dikatakan stunting jika berat badannya hanya 19-20
kg dengan tinggi yang sama. Menurut BMCPublicHealth bahwa stunting
berdampak negatif pada anak di kemudian hari, mulai ia di sekolah
hingga mencapai usia bekerja.

84
4. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Berat janin mencerminkan hasil perkembangan dalam kandungan pada
kecukupan nutrisinya saat dilahirkan. Bayi dikatakan memiliki berat lahir
rendah atau BBLR apabila memiliki berat badan kurang dari 2500 gr (2,5 kg)
atau di bawah 1,5 kg. Dengan kondisi bayi yang memiliki berat lahir rendah,
kemungkinan akan mengalami masalah kesehatan dan memiliki
kecenderungan untuk menjadi stunting. Salah satu faktor yang memengaruhi
berat badan rendah pada bayi ialah status gizi buruk pada sang ibu sebelum
maupun selama kehamilan. Selain itu, postur tubuh ibu hamil yang pendek di
bawah rata-rata (maternal stunting) juga bisa membuat pertumbuhan janin di
dalam kandungan jadi terhambat dan terus berlanjut sampai kelahiran.
5. Kurangnya Kebersihan Lingkungan Yang Menyebabkan Anak
Terkontaminasi Bakteri
Ada kemungkinan besar bahwa ada hubungan antara pertumbuhan linier
anak-anak dengan praktik sanitasi rumah tangga. Anak-anak
yang terkontaminasi bakteri karena kurangnya kebersihan di lingkungan
rumah bisa mengarah ke infeksi usus. Hal inilah yang juga memengaruhi
status gizi mereka. Bahkan anak yang sering mengalami penyakit berulang
seperti diare dan infeksi cacing usus (helminthiasis) akibat paparan
lingkungan kotor juga dapat dikaitkan dengan stunting. Pasalnya, kondisi
ini berpengaruh besar pada penurunan kemampuan sistem pencernaan dan
kekebalan sebagai penangkal organisme penyebab penyakit. Akibatnya,
nutrisi sang anak tidak diserap dengan sempurna. Sementara memelihara
kebiasaan yang sehat di rumah seperti mencuci tangan dengan sabun
antiseptik dan menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal merupakan cara
terbaik untuk mencegah stunting.
6. Janin Kekurangan Asupan Makanan Bernutrisi di Masa Kehamilan
Sebenarnya sejak bayi di dalam kandungan, ia harus tercukupi
kebutuhan gizinya sampai dilahirkan dan tumbuh besar. Jika ibu
hamil kurang mengonsumsi makanan bernutrisi seperti asam folat, protein,
kalsium, zat besi dan omega-3 maka bisa melahirkan anak dengan kondisi
kurang gizi. Pasalnya, stunting adalah kejadian yang tak dapat dikembalikan
seperti semula jika sudah terjadi gangguan pertumbuhan pada sang anak
karena kekurangan gizi sejak ia di dalam kandungan.
85
4. Melewatkan Imunisasi Bisa Mengalami Infeksi Berulang Pada Anak

Stunting sendiri bisa diartikan sebagai pertumbuhan yang terhambat


akibat gizi buruk maupun terjadinya infeksi berulang. Sedangkan manfaat
imunisasi adalah untuk menstimulasi sistem imun dalam membentuk
antibodi yang dapat mengurangi anak dari resiko infeksi. Di mana
peran imunisasi memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian
stunting. Apabila sedari kecil mereka melewatkan jadwal imunisasi,
maka ketika anak terkena penyakit ia pun mengalami perubahan seperti
tidak nafsu makan. Ketika kebutuhan zat gizi anak tidak terpenuhi dengan
baik, kemungkinan besar akan menghambat pertumbuhan dan
kecerdasannya yang mengakibatkan stunting.

5. Tidak Mendapatkan ASI Eksklusif Menyebabkan Malnutrisi Pada Anak

Tentunya, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama akan


memberikan perlindungan terhadap infeksi gastrointestinal dan berkaitan
dengan stunting. Infeksi tersebut dapat menyebabkan malnutrisi yang
parah. Malnutrisi merupakan kondisi di mana tubuh tidak menerima asupan
gizi yang cukup. Sementara, jika sang anak tidak mendapatkan ASI
sejak dilahirkan, ia akan kekurangan gizi maupun sistem kekebalan dan pada
akhirnya menyebabkan stunting. Sedangkan ASI merupakan asupan nutrisi
dan sumber protein berkualitas baik yang dapat memenuhi ¾ kebutuhan
protein pada bayi usia 6–12 bulan. Agar anak tidak mengalami stunting,
Mama bisa mencegahnya sejak awal kehamilan. Memperbaiki pola makan
dan mencukupi kebutuhan gizi selama kehamilan adalah langkah yang tepat.

D. Dampak Stunting

Di balik pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pesat dalam kurun 20 tahun


terakhir, masih banyak ditemukan anak kekurangan gizi di berbagai daerah. Fakta ini
menunjukkan bahwa kecepatan pertumbuhan ekonomi dan perbaikan pembangunan
sektor fisik tidak sinkron dengan perbaikan gizi masyarakat. Walau masalah ini sangat
penting, sejauh ini dalam musim kampanye pemilihan umum 2019, isu ini tidak

86
memperoleh banyak perhatian dari para calon anggota parlemen (caleg) baik nasional
maupun daerah, juga calon presiden dan wakilnya. Padahal mereka yang akan
menentukan kebijakan dan arah pembangunan dalam lima tahun ke depan, termasuk
pembangunan kesehatan dan gizi.

1. Kognitif lemah dan psikomotorik terhambat

Bukti menunjukkan anak yang tumbuh dengan stunting mengalami masalah


perkembangan kognitif dan psikomotor. Jika proporsi anak yang mengalami kurang
gizi, gizi buruk, dan stunting besar dalam suatu negara, maka akan berdampak pula
pada proporsi kualitas sumber daya manusia yang akan dihasilkan. Artinya, besarnya
masalah stunting pada anak hari ini akan berdampak pada kualitas bangsa masa
depan.

2. Kesulitan menguasai sains dan berprestasi dalam olahraga

Anak-anak yang tumbuh dan berkembang tidak proporsional hari ini, pada
umumnya akan mempunyai kemampuan secara intelektual di bawah rata-rata
dibandingkan anak yang tumbuh dengan baik. Generasi yang tumbuh dengan
kemampuan kognisi dan intelektual yang kurang akan lebih sulit menguasai ilmu
pengetahuan (sains) dan teknologi karena kemampuan analisis yang lebih lemah.

Pada saat yang sama, generasi yang tumbuh dengan kondisi kurang gizi dan
mengalami stunting, tidak dapat diharapkan untuk berprestasi dalam bidang olah raga
dan kemampuan fisik. Dengan demikian, proporsi kurang gizi dan stunting pada anak
adalah ancaman bagi prestasi dan kualitas bangsa di masa depan dari segala sisi.

3. Lebih mudah terkena penyakit degeneratif

Kondisi stunting tidak hanya berdampak langsung terhadap kualitas intelektual


bangsa, tapi juga menjadi faktor tidak langsung terhadap penyakit degeneratif
(penyakit yang muncul seiring bertambahnya usia).

Berbagai studi membuktikan bahwa anak-anak yang kurang gizi pada waktu
balita, kemudian mengalami stunting, maka pada usia dewasa akan lebih mudah
mengalami obesitas dan terserang diabetes melitus.

87
Seseorang yang dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya mengalami
kekurangan gizi dapat mengalami masalah pada perkembangan sistem hormonal
insulin dan glukagon pada pankreas yang mengatur keseimbangan dan metabolisme
glukosa. Sehingga, pada saat usia dewasa jika terjadi kelebihan intake kalori,
keseimbangan gula darah lebih cepat terganggu, dan pembentukan jaringan lemak
tubuh (lipogenesis) juga lebih mudah. Dengan demikian, kondisi stunting juga
berperan dalam meningkatkan beban gizi ganda terhadap peningkatan penyakit kronis
di masa depan.

4. Sumber daya manusia berkualitas rendah

Kurang gizi dan stunting saat ini, menyebabkan rendahnya kualitas sumber
daya manusia usia produktif. Masalah ini selanjutnya juga berperan dalam
meningkatkan penyakit kronis degeneratif saat dewasa.

Karena itu, Januari merupakan momen yang tepat bagi semua pihak (para
orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah dan parlemen) untuk ikut berperan dalam
menyelesaikan permasalahan gizi anak dan stunting tersebut. Perhatian terhadap Hari
Gizi Nasional bukan semata seremonial, tapi merupakan sebuah bentuk kewaspadaan
terhadap kondisi yang terjadi saat ini, dan kepedulian masa depan bangsa.

Akademisi, peneliti, dan pemerhati kesehatan masyarakat di lapangan dapat


melakukan riset, mengedukasi masyarakat, dan mengadvokasi untuk melahirkan
kebijakan sesuai dengan rekomendasi riset.

Anggota parlemen dan pemerintah punya peran penting untuk mempercepat


mengurangi jumlah penderita gizi buruk dengan kebijakan dan anggaran yang
memadai. Pada masa kampanye, para calon anggota parlemen semestinya melihat ini
sebagai sebuah permasalahan yang penting yang harus diselesaikan. Kepedulian para
caleg terhadap masalah stunting di daerah-daerah mereka menjadi indikator bahwa
mereka memahami persoalan daerahnya dan peduli membangun generasi masa depan.

E. Pentingnya 1000 HPK

88
Upaya intervensi gizi spesifik untuk balita pendek difokuskan pada kelompok
1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu ibu hamil, ibu dengan anak usia 0—12 bulan,
dan ibu dengan anak usia 13—24 bulan karena penanggulangan balita pendek yang
paling efektif dilakukan pada 1.000 HPK. Periode 1.000 HPK meliputi 280 hari selama
kehamilan dan 720 hari pertama setelah bayi dilahirkan. Masa tersebut telah dibuktikan
secara ilmiah merupakan periode yang menentukan kualitas kehidupan.

Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh masalah gizi pada periode tersebut
dalam jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan
pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh. Sementara itu, dalam
jangka panjang akibat buruk yang dapat ditimbulkan adalah menurunnya kemampuan
kognitif, prestasi belajar, kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, dan risiko tinggi untuk
munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung, kanker, strok, dan
disabilitas pada usia tua, serta menurunnya kualitas kerja yang berakibat pada
rendahnya produktivitas ekonomi.

Nutrisi yang baik sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan


perkembangan buah hati selama 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Tanpa nutrisi
yang baik, bayi dapat mengalami kerusakan serius – bahkan permanen - pada otak dan
tubuhnya yang sedang berkembang. Masalah gizi kronis pada 1.000 HPK bisa berdampak
pada stunting atau bertubuh pendek. Pada fenomena ini orang tua harus lebih waspada
terhadap kondisi anak mereka, karena hal ini sangat penting untuk mencegah dampak
jangka panjang. Anak yang tidak tumbuh dengan baik dan terlalu pendek untuk usia
mereka menderita kondisi yang dikenal sebagai stunting (postur pendek/kerdil).
Stunting menunjukkan bahwa seorang anak gagal berkembang. Secara global, satu dari
empat anak di bawah usia lima tahun menderita stunting.

Kasus stunting kini sudah bukan lagi masalah Kementerian Kesehatan RI, namun
juga melibatkan multi sektor serta kementerian lainnya. Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) Kemenkes RI tahun 2013 menyebutkan prevalensi sebesar 37,2 persen atau
9 juta anak. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 yang dilakukan oleh Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) menunjukkan penurunan angka
stunting, menjadi 30,8 persen dari 37,2 persen pada Riskesdas 2013. Meski tren stunting

89
mengalami penurunan, hal ini masih berada di bawah rekomendasi Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO), yang mensyaratkan prevalensi stunting kurang dari 20 persen.

Stunting merupakan kondisi yang tidak dapat dipulihkan akibat anak


mengalamimasalah gizi kronis sejak dalam kandungan. Diperkirakan 20 persen stunting
dimulai di dalam rahim. Ibu hamil yang kekurangan gizi dan tidak mendapatkan cukup
nutrisi yang dia butuhkan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayinya
selama kehamilan dapat memberikan cikal bakal stunting pada janinnya. Kondisi ini
dapat berlanjut setelah lahir, akibat praktik pemberian makan yang buruk, infeksi
berulang dan pola makan yang tidak cukup memenuhi asupan zat gizi yang dibutuhkan
anak untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Masalah gizi kronis berdampak serius
pada anak, misalnya gangguan perkembangan otak, intelegensia (IQ) rendah, sistem
kekebalan tubuh melemah dan risiko lebih besar terkena penyakit serius seperti
diabetes dan kanker di kemudian hari. Yang perlu diingat adalah, efek stunting dapat
diturunkan dari satu generasi ke generasi lainnya. Anak perempuan yang terlahir
kekurangan gizi dan menjadi kerdil saat masa kanak-kanak akan tumbuh menjadi ibu
yang kekurangan gizi, yang pada gilirannya melahirkan bayi yang kekurangan gizi juga.
Siklus ini akan berulang jika tak diputus dengan intervensi yang tepat.

Di luar dampak individu, stunting juga mempengaruhi produktivitas dan


pertumbuhan ekonomi. Diperkirakan stunting dapat mengurangi PDB suatu negara
sebanyak 12 persen. Meskipun stunting ini sifatnya tidak bisa dibalikkan, namun dapat
dicegah. Caranya dengan meningkatkan nutrisi bagi wanita dan anak-anak dalam 1000
HPK.

Hal yang dapat dilakukan orangtua untuk meminimalkan stunting antara lain:

1. Cek kehamilan

90
Saat hamil lakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur, hindari asap rokok dan
memenuhi nutrisi yang baik selama masa kehamilan antara lain dengan menu sehat
seimbang, asupan zat besi, asam folat, yodium yang cukup.

2. Pantau tumbuh kembang anak

Lakukan kunjungan secara teratur ke dokter atau pusat pelayanan kesehatan lainnya
untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak dengan durasi: Setiap bulan
ketika anak berusia 0 sampai 12 bulan; Setiap 3 bulan ketika anak berusia 1 sampai 3
tahun; Setiap 6 bulan ketika anak berusia 3 sampai 6 tahun; dan, setiap tahun ketika
anak berusia 6 sampai 18 tahun.

3. Berikan ASI eksklusif sampai anak anda berusia 6 bulan dan pemberian MPASI yang
memadai.

4. Ikuti program imunisasi terutama imunisasi dasar

F. PHBS

Perilaku sehat adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara
dan mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta
berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang
atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
mewujudkan derajat kesehatan masyarakatnya (Dinkes Provinsi Jawa Barat, 2008). Jadi
PHBS adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah
risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit yang dipraktikkan atas
dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga
dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan
derajat kesehatan masyarakatnya.

Bidang PHBS yaitu :

1. Bidang kebersihan perorangan, seperti cuci tangan dengan air bersih yang mengalir
dengan sabun, mandi minimal 2x sehari, dan lain-lain.

91
2. Bidang gizi, seperti makan sayur dan buah tiap hari, mengkonsumsi garam beryodium,
menimbang berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) setiap bulan, dan lain-lain.

3. Bidang kesling, seperti membuang sampah pada tempatnya, menggunakan jamban,


memberantas jentik, dan lain-lain

Manfaat dari PHBS diantaranya :

1. Setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit

2. Rumah tangga sehat dapat meningkatkan produktivitas kerja anggota keluarga

3. Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang tadinya
dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya
pendidikan dan usaha lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan anggota rumah
tangga

4. Salah satu indikator untuk menilai keberhasilan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota di
bidang kesehatan

5. Meningkatnya citra pemerintah daerah dalam bidang kesehatan

6. Dapat menjadi percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain.

92
Dokumentasi kelas ibu hamil

penimbangan bb bayi dan balita

93
Media yang digunakan berupa

a. LDC
b. LAPTOP
c. MATERI
d. PROYEKTOR DAN TIANG PROYEKTOR
e. MICROPHON
f. MEJA

94
95
96
PROGRAM KERJA
DESA / KELURAHA : Tamangapa
KECAMATAN : Ma’rang
KABUPATEN : Pangkep

Rencana Waktu
No Rencana kegiatan Tujuan Kegiatan Sasaran Tempat Penanggung jawab
Sumber dana Frekuensi Tanggal

1. Pengadaan Jamban Mengatasi sanitasi Rumah yang masih Pemerintah - 05.12.2019 Desa Kepala Desa, Kepala Dusun,
untuk Stunting. yang kurang baik praktek buang air Daerah Tamangapa Koordinator Desa
penyebab Stunting. besar
sembarangan.

HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN


DESA / KELURAHA : Tamangapa
KECAMATAN : Ma’rang
KABUPATEN : Pangkep

Rencana Waktu
No Kegiatan Hasil Yang dicapai Tempat Unsur Yang terlibat
Sumber dana Frekuensi Tanggal

1. Pendataan dan Pemetaan di 4 Pemerinta - 07-15 Des Desa Kepala Desa, Kepala Dusun Kalukue, Kepala Kesling
Dusun Desa Tamangapa Frekuesi dan % h Daerah 2019 Tamangapa dan Gizi Puskesmas Ma’rang, Koordinator Desa,
Bidan Desa
EVALUASI PROGRAM KERJA

DESA / KELURAHA : Tamangapa


KECAMATAN : Ma’rang
KABUPATEN : Pangkep

No Rencana kegiatan Capaian (%) Sumber Dana Hambatan Tindak Lanjut

1. Pendataan dan Pemetaan rumah - Pemda 1. Perumusan masalah tidak di 1. Data yang telah di kumpulkan selanjutnya
warga yang masih dalam status dapatkan akan di kelola oleh desa untuk pengadaan
ODF 2. Pengarahan hanya sebatas pendataan jamban 2020
3. Anggaran alokasi pengadaan jamban 2. Program akan dilanjutkan oleh mahasiswa
di targetkan Tahun 2020 KKN selanjutnya di Desa Tamangapa

Anda mungkin juga menyukai