BRONKOPNEUMONIA
DISUSUN OLEH :
SELFA HARSAI
PO.71.20.2.19.004
T.A 2019/2020
BRONCHOPNEUMONIA
A. Pengertian
Bronchopneumonia adalah penyakit virus pada saluran pernafasan bawah yang
ditandai peradangan bronkoli yang lebih kecil.(Kamus Lengkap Kedokteran 2005 D.
Jombatan).
Bronchopneumonia adalah suatu peradangan alveoli atau pada parenchyma paru yang
terjadi pada anak. (Wong. Donna l, 2004.)
Bronchopneumonia adalah inflamasi parenkim paru, biasanya behubungan dengan
pengisian alveoli dengan cairan. (Doengus E. Marilynn, 1999)
B. Etiologi
Bakteri diplococuspneumonia, pneumococus hemolidcas aureus, haemoptilus
influenza, basilus friendlander (klebisia pneumonia) mycobacterium tuberculosis.
Virus respiratory syntical virus, virus influenza, virus sitomegalik. Jamur citoplasma
capsultatum, criptococcus nepiomas, blastomicess dermatides, coeedirides iritis,
aspergillus sp, candida albicans, mycoplasma pneumonia, aspirasi benda asing. Faktor
lain yang mempengaruhi timbulnya Bronchopneumonia adalah daya tahan tubuh yang
menurun misalnya akibat malnutrisi energy protein (MEP): penyakit menahun,
pengobatan antibiotic yang tidak sempurna.
C. Patofisiologi
1. Proses Penyakit
Sebagai akibat masuknya zat kimia debu, asap rokok, kuman dll. Melalui jalan
pernafasan atas maka jaringan paru-paru itu akan rusak dan mengakibatkan pau-
paru tidak dapat memenuhi oksigen yang cukup pada tubuh. Dengan adanya
produk yang dihasilkan oleh mikroorganisme tadi berupa seputum yang
menambah atau memperbesar sumbatan pada jalan nafas sehingga memperkecil
jumlah oksigen yang dihirup. Sumbatan ini sebagai hasil dari proses infeksi yang
terdapat dalam paru-paru, keadaan ini akan memburuk jika sputum tidak
dikeluarkan sedangkan produk terus betambah. Oksigen yang berlawanan
selanjutnya akan berdiskusi masuk kepembuluh darah kemudian oksigen dan
darah tadi akan kembali ke jantung untuk dipompakan keseluruh tubuh, sehingga
kurang terpenuhinya kebutuhan oksigen bagian paru-paru akan mengakibatkan
suplai ini kedalam jaringan menjadi berkurang. Serta ada gangguan pada terminal
jalan nafas dan alveoli oleh mikroorganisme patogen yaitu virus streptococcus
aurent H. Influenza streptococcus pneumonimia bakteri. Terdapat infiltran yang
biasanya mengenai pada multiple lobus terjadinya destruksi sel dengan
menggagalkan debriseluler kedalam lumen yang mengakibatkan gangguan fungsi
alveolar dan jalan nafas. Pada anak kondisi ini dapat akut dan kronik misalnya,
aspirasi benda asing dan congenital yang dapat mengakibatkan resiko pneumonia.
2. Manisfestasi Klinis
Penyakit ini umumnya timbul mendadak suhu meningkat 39-40 disertai
menggigil, nafas sesak dan cepat, batuk-batuk yang non produktif, nafas bunyi
pemeriksaan paru saat perkusi redup, saat auskultasi suara nafas ronchi basah
yang halus dan nyaring. Batuk filek yang mungkin berat sampai terjadi
insufisiensi (keadaan tak dapat melakukan fungsi yang normal). Pernafasan
dimulai dengan infeksi saluran bagian atas, penderita batuk kering, sakit kepala,
nyeri otot, anoreksia dan kesulitan menelan.
3. Komplikasi
Komplikasi dari Bronchopneumonia adalah :
a. Atletasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna atau kolaps
paru merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau reflex batuk hilang.
b. Empisema adalah keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam rongga pleura
terdapat disuatu tempat atau seluruh rongga pleura.
c. Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang meradang.
d. Infeksi sistemik.
e. Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katub endokardial
f. Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak
D. Penatalaksanaan Medis
1. Terapi
a. Pemberian cairan intravena dan oksigen biasanya dicampurkan glukosa 5%
dan NACL 9% dalam perbandingan 3:1 ditambah larutan KCL 10 mEq, 500
ml/botol infuse.
b. Pasien yang asidosis metabolic akibat kurang makan dan hipoksia maka dapat
diberika koreksi sesuai dengan hasil analisa gas darah dan diberikan inhalasi
sesuai indikasi.
2. Tindakan medis yang bertujuan untuk pengobatan. Kemotherapi untuk
mycoplasma pneumonia, dapat diberika eritromicin 4 x 500 mg sehari atau
tetrakilin 3-4 mg sehari. Obat-obat ini meringankan dan memperceoat
penyembuhan terutama pada kasus yang berat.
Pengobatannya seperti :
a. Istirahat umumnya penderita tidak perlu dirawat, cukup istirahat dirumah.
b. Batuk yang produktif jangan ditekan dengan andtusif.
c. Bila terdapat obstruksi jalan nafas, dan lender serta ada febris, diberikan
bronchodilator.
d. Pemberian oksigen umunya tidak diperlukan, kecuali untuk kasus berat,
antibiotic yang paling baik.
E. Pengkajian
Pengkajian keperawatan suatu proses sistematis dari pengumpulan data, ferifikasi dan
komunikasi data tentang klien, fase pengkajian meliputi pengumpulan data dari
sumber primer (klien) dan sumber sekunder (keluarga, tenaga kesehatan) dan analisis
data sebagai dasar untuk merumuskan diagnose keperawatan. Pengkajian merupakan
data dasar pasien yang terdiri dari data subyektif dan data obyektif. Data dasar klien
adalah komplikasi data yang dikumpulkan tentang pasien. Data dasar pasien terdiri
dari riwayat keperawatan, pemeriksaan fisik, dan hasil pemeriksaan diagnostic, data
subyektif terdiri dari apa yang dilaporkan, diyakini dan dirasakan klien, sedangkan
data obyektif adalah yang dihasilkan dari observasi.
1. Riwayat penyakit
a. Adanya riwayat infeksi saluran pernafasan sebelumnya batuk, pilek, demam.
b. Anoreksia, sukar menelan, mual dan muntah.
c. Riwayat penyakit yang berhubungan dengan imunitas seperti malnutrisi.
d. Anggota keluarga lain yang mengalami sakit saluran pernafasan.
e. Batuk produktif, pernafasan cuping hidung, pernafasan cepat dan dangkal,
gelisah dan sianosis.
2. Pemeriksaan fisik
a. Demam, pakipnea, sianosis, pernafasan cuping hidung
b. auskultasi ronki basah
c. Laboratorium leukosiyosia, LED meningkat atau normal
d. Rontegn dada normal (bercak, konulidasi yang terbesar pada kedua paru)
H. Pelaksanaan/Implementasi
1. Pengertian
Implementasi adalah proses keperawatan yang mengikuti rumusan dari
keperawatan : pelaksanaan keperawatan mencakup melakukan, membantu,
memberikan askep. Tujuannya berpusat pada klien, mencatat serta melakukan
pertukaran informasi yang relevan, dengan keperawatan kesehatan berkelanjutan
pada klien.
3. Dokumentasi
Mencatat semua tindakan yang dilakukan tentang respon pasien, tanggal dan
waktu serta nama dan perawat yang jelas.
I. Evaluasi
1. Defenisi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proes keperawatan dengan cara
melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dan rencana tujuan an rencana
keperawatan tercapai atau tidak.
2. Jenis evaluasi
a. Evaluasi Pormatif
Menyatakan evaluasi yang dilakukan pada saat memberikan intervensi dengan
respon segera (pendokumentasian dan implementasi)
b. Evaluasi sumatif.
Merupakan rekapitulasi dai hasil observasi dengan analisis status klien pada
waktu tertentu berdasarkan tujuan yang direncanaan pada tahap perencanaan
(dalam bentuk soap).
DAFTAR PUSTAKA
Wong. Donna L. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Edisi 4. Jakarta: EGC