Anda di halaman 1dari 6

 Tentang Kami

o Visi Misi

o Struktur Organisasi
 Kontak Kami
o Grup Facebook

o Twitter @kpbwm
 Cara Bergabung

Komunitas Penggiat Budaya & Wisata


Mandar

Online 5 Pengunjung

Selamat datang di Portal Web Komunitas Penggiat Budaya dan Wisata Mandar, biasa disingkat
KPBWM atau Kompa Dansa Mandar atau KDM. Bergabunglah bersama kami, Komunitas
untuk mendapatkan berbagai informasi seputar budaya serta wisata yang ada di Tanah
Mandar.

 Beranda
 Artikel
 Berita
 Sejarah
 Budaya
 Kuliner
 Wisata
o Polewali Mandar

o Majene

o Mamuju

o Mamuju Utara

o Mamuju Tengah

o Mamasa
 Galeri
o Foto
o Video
 Komunitas
o Karya

o Project

o Rekam Kegiatan Trip

o Kegiatan
 Seni
o Seni Tari

o Lagu Daerah

o Seni Musik
 Opini
 Buku
 Download
Home Artikel Permainan Tradisional Daerah, Playstation Ala Anak Mandar

Permainan Tradisional Daerah, Playstation Ala Anak


Mandar
oleh Heriadi Darwis

Kamis, 03 Oktober 2013 13:15 | Tampil : 5300 kali.

Tulisan kali ini bertemakan "Permainan tradisional Mandar" yang sangat popular (dulu, bukan saat ini).
Beberapa permainan seperti Mattingkoq, Makkalacang, Maccangke, dan Manggasing adalah
permainan khas Mandar khususnya di Kecamatan Tapalang, Kabupaten Mamuju (Daerah lain di
Mandar juga memiliki permainan ini, hanya namanya saja yang beda). Namun perlahan tapi pasti
beberapa dari permainan tradisional ini mulai punah, dan jarang dimainkan oleh anak-anak saat ini.
Jika kemudian dilihat dari permukaannya ada pengaruh permainan modern yang lebih praktis dan
mudah untuk dilakukan.
Gasing, alat untuk memainkan permainan tradisional "Manggasing" di daerah Mandar (Foto :
Masykur Sair)

Berikut ini sedikit deskripsi terkait permainan tradisional yang disebutkan diatas. Mattingkoq adalah
permainan sejenis petak umpet yang umumnya dimainkan di malam hari. Makkalacang adalah
permainan yang menggunakan kayu panjang ( berdiameter sekitar 20 cm) yang dilubangi
(Kebanyakan 12 lubang) dan Batu (setiap lubang berisi 3 batu). kemudian setiap pemain bergantian
mengisi lubang sampai mereka mendapatkan lubang yang berisi 4 biji batu. Maccangke adalah
permainan dengan menggunakan tangkai kayu yang kira2 berdiameter 1 Cm (1 panjangnya sekitar
70 cm, dan satunya berukuran 15 cm). Manggasing adalah permainan yang menggunakan kayu yang
telah dibentuk dengan model tertentu, dan kemudian diputar dengan menggunakan "kararrang (tali)",
kemudian para pemain saling melempar gasing. Itulah beberapa permainan yang menjadi identitas
anak-anak di wilayah Mandar dan sering dimainkan.

Sebagian besar permainan tradisional Mandar ini membutuhkan beberapa orang untuk
memainkannya, dilakukan dengan interaksi antara dua orang atau lebih bahkan kadang dilakoni dalam
kelompok-kelompok atau tim yang telah dibagi sebelumnya. Untuk permainan mattingkoq, maccangke
dan manggasing ketiga permainan ini biasanya dimainkan kedalam dua tim (kelompok) dengan
berbagai macam aturan. Dalam maccangke misalnya tim yang dapat melempar bilah kayu yang paling
jauh akan menentukan dari titik mana pihak tim yang kalah akan memanggul tim yang menang. Semua
tim yang kalah akan memanggul tim yang menang ke titik awal permainan. Secara umum permainan-
permainan ini membutuhkan interaksi dalam memainkannya dan lebih menekankan pada
keterampilan dan kekompakan tim. Ini adalah salah satu aspek yang dominan dalam permainan
tradisional daerah.

Aspek sosial permainan tradisional daerah

Permainan tradisional tersebut ibarat "playstation" pada zamannya yang menjadi candu dikalangan
anak-anak Mandar. Jika dilihat dengan perspektif sosial, permainan ini dapat memupuk solidaritas dan
silaturahmi kalangan anak-anak sebab permainan ini selalu dimainkan secara berkelompok. Lain
halnya dengan Permainan zaman sekarang seperti PlayStation dan Game On-Line yang hanya
menghabiskan uang banyak (Umumnya 3 ribu per jamnya, jika dikalikan 10 jam = Rp 30.000 ).
Sehingga jangan heran kalau kita temukan kasus seorang anak SD mencuri gara-gara "kebelet" mau
main Game Online.

Permainan modern saat ini cenderung dapat dimainkan secara tunggal, tanpa adanya interaksi antara
pemain lainnya, karena peran lawan digantikan oleh sebuah layar komputer yang dihubungkan dengan
mesin game seperti pada (PlayStation). Lebih canggih lagi pada Game Online dimana peranan lawan
bisa digantikan oleh orang lain yang tersambung dalam satu jaringan hingga dapat membentuk suatu
tim. Secara psikologi perkembangan permainan modern ini dapat mengarahkan seorang anak pada
minimnya komunikasi dan interaksi dengan rekan seusia dan sebayanya. Hal ini tidak menguntungkan
dari sisi perkembangan psiko motoriknya karena layar komputer atau game yang sejatinya bersikap
pasif tidak akan pernah bisa memberikan reaksi yang sifatnya spontan dan bersifat memberi pelajaran.

Peran permainan tradisional daerah misalnya yang berasal dari Mandar ini sangat menguntungkan
bagi perkembangan psikologis anak, terutama dalam sikap dan cara seorang anak dalam berinteraksi
dalam lingkungannya, memahami pribadi lain yang seusianya, belajar dari peristiwa yang terjadi
selama hubungan dengan kawan sepermainannya, serta mulai memahami tentang rasa
kebersamaan, kekompakan, kerjasama, dan sikap-sikap positif dalam membangun kesatuan untuk
memenangkan permainan.

Menurut Dessy Danarti dalam bukunya yang berjudul "52 Fun Family Full Games" terdapat nilai-nilai
kebersamaan, strategi, kekompakan, kejujuran, ketangkasan, olahraga, dan kesenangan yang dapat
diperoleh dari permainan tradisional. Hal-hal yang sama sekali tidak dapat diperoleh dari permainan
modern seperti game PlayStation ataupun Game Online.

Nilai dalam permainan tradisional yang tidak dapat dikesampingkan adalah adanya unsur olahraga
didalamnya, ini yang sama sekali tidak dapat diperoleh manfaatnya dari permainan modern, nyaris
ketika memainkan permainan modern seperti game PlayStation anak-anak duduk didepan layar dan
tidak bergerak sama sekali, hanya memandangi layar komputer atau televisi dalam waktu yang lama-
lama (bahkan hingga berjam-jam). Hal ini juga merugikan kesehatan mata secara tidak langsung.
Cahaya layar monitor atau TV memiliki radiasi dan membuat mata anak cepat lelah. Sementara
permaina n tradisonal seperti maggasing, maccangke, dan mattingkoq sepenuhnya menggunakan
fisik dan gerak tubuh yang dilakukan secara aktif, diakhir permainan yang seru akan mengeluarkan
sekresi tubuh berupa keringat, melatih ketangkasan, dan cukup dalam membakar kalori, hal yang saat
ini membuat banyaknya ditemukan kasus obesitas (kegemukan) pada anak, karena minimumnya
gerakan fisik pada anak.

Idealnya seorang anak boleh saja bermain game modern, tapi jangan sampai melupakan permainan
tradisional yang telah menjadi identitas daerah khususnya di wilayah (Mandar)

Referensi :

 Danarti, D. (2010). 52 Fun Family Full Games, Mudah, Murah, Kreatif, Edukatif, Sekaligus
Menyenangkan. Yogyakarta : Penerbit Andi

Penulis :

Heriadi Darwis, alumnus Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) kota Pare-Pare,
Jurusan Bahasa Inggris. Menyukai dunia seni dan budaya Mandar, saat ini menetap di Pare-Pare dan
aktif di lembaga Metro English Course sebagai pengajar.

Kontak Saya :

facebook : https://www.facebook.com/heriadi.darwis

Tulisan Terbaru
 Uniknya Wadah Saleleng Dan Tiada Hari Tanpa Manisnya Gula
 Peserta Lomba Mewarnai Tingkat PAUD/TK Membludak Di Ajang LBF 2019
 Lapeo Bahari Festival (LBF) 2019 Mulai Dibuka Malam Ini, Ayo Ke Lapeo !
 Trip Sungai Maloso Mapilli ; Rasa Kawatir Berlebihan Dan Cerita Sejarah Yang Meninabobokan
 Ekspedisi Maloso; Catatan Singkat Dan Rasa Penasaran Pada Jejak Arkeologis Peninggalan
Dinasti Tang
Tulisan Terpopuler
 Lirik Lagu Mandar Tengga-Tenggang Lopi
 Membincang Soal Ilmu Pelet Dan Doti Mandar
 Bahasa Koneq-Koneqe, Akulturasi Budaya Bugis di Daerah Mandar
 Resep Bau Peapi Mandar, Warisan Leluhur Yang Lestari
 Daftar Peserta Perahu Sandeq Race 2013, Temukan Sandeq Favorit Anda

Komunitas Penggiat Budaya dan Wisata Mandar - Kompadansa Mandar


Desktop Version || Mobile Version || Feeds || Blog || Album Picasa || Saluran Youtube
Desain - Copyright © 2013-2019

Anda mungkin juga menyukai