Anda di halaman 1dari 27

BAB II

TEORI DASAR

2.1 PLTG (Open Cycle)

Dasar dari teknologi turbin gas adalah pemanfaatan energi dari gas bersuhu

tinggi hasil pembakaran campuran bahan bakar dengan udara tekan. Udara tekan

dihasilkan oleh kompresor, yang menyerap daya yang dihasilkan oleh turbin. Udara

yang dihasilkan kompresor digunakan untuk :

1. 20 - 30 % sebagai udara pembakaran

2. 70 - 80 % sebagai pendingin, antara lain

a. Sebagai pendingin gas hasil pembakaran, agar suhunya bisa diterima oleh

material turbin.

b. Sebagai pendingin material ruang bakar (combustion liner).

c. Sebagai pendingin sudu-sudu turbin.

2.1.1 Siklus Teoritis PLTG

Siklus termodinamika yang ideal adalah “Brayton Cycle”, yang dapat

digambarkan pada P-v dan T-s diagram seperti di bawah ini :

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.1 Siklus Brayton teoritis

Proses dari turbin gas secara teoritis adalah sebagai berikut :

- Isentropic compression (1 – 2) terjadi di dalam compressor.

- Isobaric combustion (2 – 3), berlangsung di dalam combustor basket, dimana

udara tekan dari kompresor dicampur dengan bahan bakar dan dibakar dengan

tekanan konstan.

- Isentropic exspansion (3 – 4), berlangsung pada sudu-sudu turbin, dimana gas

panas hasil pembakaran melakukan kerja pada sudu-sudu turbin sehingga rotor

berputar.

- Isobaric rejektor (4 – 1), gas bekas dibuang ke udara luar.

Secara teoritik kerja mekanis yang dihasilkan adalah luasan 1-2-3-4, sedangkan

panas yang dibuang ke udara adalah luasan A-1-4-B. Sehingga effisiensi toritik :

Luasan (1-2-3-4) / Luasan (A-2-3-B).

Universitas Sumatera Utara


2.1.2 Siklus Actual PLTG

Gambar 2.2 Siklus Brayton sebenarnya

(Fritz Dietzel, Turbin Pompa dan Kompresor )

Pada kenyataannya proses yang dialami oleh PLTG sederhana :

- Pada proses kompresi (langkah 1-2, pada gambar 2.2), karena adanya gesekan

antara udara dengan sudu-sudu kompresor, terjadi kenaikan entropy. Hal ini

menyebabkan kerja yang diperlukan untuk memutar kompresor menjadi lebih

besar.

T2 − T1
Efisiensi kompresor =
T2 ' − T1

- Pada proses pembakaran (2’ – 3’), terjadi kehilangan tekanan karena gesekan gas

panas dengan kombustor basket, transition piece dan first nozzle.

Pada proses ekspansi (3’ – 4’), kecuali adanya gesekan gas panas, kerja yang

dihasilkan turbin berkurang karena sebagian digunakan

Universitas Sumatera Utara


- untuk mengatasi gesekan pada bantalan – bantalan, reduction gear dan untuk

menggerakkan peralatan Bantu lain misalnya mainoilpump, governor / impeller

dan lain-lain alat yang digerakkan oleh accecorisgear.

T3' − T4 '
Efisiensi Turbin =
T3 − T4

- Proses keempat, tidak terjadi didalam mesin melainkan pada udara bebas, yang

mana tekanan gas keluar (titik 4’) lebih besar dari pada tekanan udara masuk

kompresor (titik 1), karena :

• Tekanan gas keluar, sedikit diatas tekanan atmosfir, karena diperlukan untuk

mengatasi gesekan (pressure drop) pada waktu melewati exhaust silencer.

• Tekanan udara masuk kompresor sedikit dibawah tekanan atmosfir karena

mengalami penurunan tekanan pada saat melewati inlet filter dan inlet

silencer.

Pada gambar 2.2 jelas terlihat bahwa siklus sebenarnya adalah terbuka dan

tidak terdiri dari dua proses adiabatic dan dua isobaric, karena adanya gesekan -

gesekan yang merupakan losses. Jadi dapat dijelaskan disini bahwa :

1. Bertambah tinggi posisi titik 2’, atau dengan kata lain, bertambah tinggi suhu

udara kompresor, bertambah rendah efisiensi kompresor, sehingga daya yang

dipakai untuk memutar kompresor menjadi lebih besar.

2. Bertambah tinggi suhu gas buang (titik 4’), bertambah rendah efisiensi turbin. Hal

ini menandakan bahwa sudu-sudu turbin bertambah kotor, atau bila perbedaannya

besar maka ada sudu yang aus karena pernah mengalami overheating.

Universitas Sumatera Utara


2.2 PLTU

Pada dasarnya prinsip kerja suatu PLTU adalah mengikuti siklus Rankine

ideal, seperti gambar di bawah ini :

Gambar 2.3 Siklus Rankine teoritis

(Fritz Dietzel, Turbin Pompa dan Kompresor )

Proses yang terjadi pada siklus Rankine adalah sebagai berikut :

 a–b = Kompresi isentropis, terjadi dalam Boiler Feed Pump.

 b–c = Pemanasan air pada tekanan konstan, terjadi dalam Economizer.

 c–d = Penguapan air sampai menjadi uap jenuh pada tekanan dan

temperature konstan, terjadi dalam Evaporator.

 d–e = Uap jenuh dikeringkan lebih lanjut sampai menjadi uap panas lanjut

pada tekanan konstan, terjadi dalam Superheater

 e–f = Ekspansi Isentropis (Adiabatis), terjadi dalam Turbin Uap

 f–a = Kondensasi uap pada tekanan dan temperature konstan, terjadi dalam

Kondensor.

Universitas Sumatera Utara


2.3 PLTGU (Combined Cycle)

2.3.1 Pandangan Umum Siklus Gabungan

Pembangkit daya siklus gabungan pada dasarnya terdiri dari dua siklus utama,

yakni siklus Brayton (siklus gas) dan siklus Rankine (siklus uap) dengan turbin gas

dan turbin uap yang menyediakan daya ke jaringan. Dalam pengoperasian turbin gas,

gas buang sisa pembakaran yang keluar mempunyai suhu yang relatif tinggi.

Sehingga jika dibuang langsung ke atmosfer merupakan kerugian energi. Oleh karena

itu, panas hasil buangan turbin gas tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber panas

ketel uap yang dalam hal ini disebut Heat Recovery Steam Generator (HRSG),

disamping menghasilkan efisiensi yang tinggi dan keluaran daya yang lebih besar,

siklus gabung bersifat luwes, mudah dinyalakan dengan beban tak penuh, cocok

untuk operasi beban dasar dan turbin bersiklus dan mempunyai efisiensi yang tinggi

dalam daerah beban yang luas. Kelemahan berkaitan dengan keruwetannya, karena

pada dasarnya instalasi ini mengabungkan dua teknologi didalam satu kompleks

pembangkit daya. Pada gambar 2.4 menunjukan gambar pembangkit daya.

10

Universitas Sumatera Utara


HRSG
RB
4

2 3
K TG 2
3
TU

C
P 4
1

Gambar 2.5 Skema Pembangkit daya siklus gabungan 1-1-1

Keterangan gambar 2.4 dan Gambar 2.5 :

P = Pompa

HRSG = Heat Recovery Steam Generator

TG = Turbin Gas

C = Condensor

K = Kompresor

RB = Ruang Bakar

TU = Turbin Gas

Proses siklus gabungan dimulai dari siklus Brayton, dimana udara yang sudah

dimampatkan oleh kompresor kemudian dibakar bersamaan dengan bahan bakar di

dalam ruang bakar. Hasil dari pembakaran tersebut berupa gas panas yang kemudian

diekspansikan untuk menggerakkan sudu – sudu turbin gas.Sisa gas panas yang

keluar dari turbin gas tersebut kemudian disalurkan ke dalam HRSG (Heat Recovery

Steam Generator) untuk memanaskan air hingga menjadi uap kering. Uap kering

11

Universitas Sumatera Utara


yang dihasilkan dari HRSG selanjutnya akandiekspansikan untuk menggerakkan sudu

– sudu turbin uap. Karena merupakan gabungan dari siklus Brayton dan siklus

Rankine maka siklus ini dinamakan siklus gabungan (Combined Cycle), seperti

terlihat pada gambar berikut :

Gambar 2.6 Siklus gabungan ( Combined Cycle )

( Rolf Kehlhofer, Combined Cycle Gas & Steam Turbine Power Plant )

Pada umumnya PLTGU disusun oleh tiga komponen mesin utama yaitu :

1. Gas turbine

2. HRSG (Heat Recovery Steam Generator) dan

3. Steam Turbine

yang masing-masing akan dibahas perbagian secara terpisah, dari segi susunan dan
jumlah tiga komponen utama diatas, secara umum konfigurasi PLTGU dapat di
bedakan menjadi beberapa sistem yaitu :

Sistim 1-1- 1 yaitu : 1 unit Gas turbine, 1unit HRSG, 1 Unit Steam turbine

12

Universitas Sumatera Utara


Sistim 2-2- 1 yaitu : 2 unit Gas Turbine, 2 Unit HRSG, 1 Unit Steam Turbine

Sistim 3-3-1 Yaitu : 3 unit Gas Turbine, 3 Unit HRSG, 1 Unit Steam Turbine

Namun tidak tertutup kemungkinan adanya konfigurasi 2-1-1 yaitu 2 gas turbine, 1
HRSG, 1 Steam turbine.

Contoh untuk konfigurasi 2-2-1 adalah PLTGU Belawan yang terdiri dari 2 blok
PLTGU dengan kapasitas terpasang total 817,6 MW. Untuk lebih jelas
konfigurasinya dapat dilihat pada gambar 2.6

Gambar 2.7 Konfigurasi PLTGU Belawan

(Manual Book Optimasi Operasional PLTGUPT.PLN Pembangkitan Belawan)

13

Universitas Sumatera Utara


Efisiensi Panas dari CombinedCycle

Definisi umum dari Efisiensi termal pada suatu PLTGU ( CombinedCycle )

adalah :

PGT + PST
ηth =
QGT

Dimana :

PGT = Daya Turbin Gas

PST = Daya Turbin Uap

QGT = Panas yang masuk tubin gas

Efisiensi dari siklus tunggal ( Single Cycle ) dapat dilihat sebagai berikut :

PGT
- Untuk Turbin Gas : ηGT =
QGT

PST
- Untuk Turbin Uap : ηST =
QExh

Jika : QGT = Qexh + PGT

Qexh = QGT - η( QGT )

QEXH =QGT ( 1 - ηGT ), maka :

14

Universitas Sumatera Utara


PST
ηST =
QGT (1 − η GT )

2.4 Heat Balance HRSG

2.4.1 Diagram Temperatur (T) – Heat transfer (Q)

Gambar 2.8 Diagram T – Q

( Rolf Kehlhofer, Combined Cycle Gas & Steam Turbine Power Plant )

2.4.2 Efisiensi HRSG ( ηHRSG )

Effisiensi HRSG didapat dari banyaknya panas yang diserap oleh komponen-

komponen utama di HRSG dibagi dengan panas yang masuk kedalam HRSG. Rumus

mencari effisiensi :

15

Universitas Sumatera Utara


Qoutput HRSG
ηHRSG = x 100 %
Qinput HRSG

 Panas yang masuk HRSG (Q input HRSG) didapat dari panas yang terkandung

didalam gas asap keluar turbin gas, untuk menghitung Q input HRSG digunakan

rumus :

Q input HRSG = G x Cp x ∆T (kW)

= G x ∆h (kW)

Dimana :

G = Massa aliran gas asap (kg/s)

Cp = Panas jenis gas asap tekanan konstan (kJ/kg.oC)

∆T = Selisih antara temperatur gas asap masuk HRSG dengan temperatur

udara diluar HRSG (oC)

∆h = Enthalpy gas asap masuk HRSG dikurangi dengan enthalpy gas asap

keluar HRSG (kJ/kg)

 Panas yang dibutuhkan untuk memanaskan air di economizer, penguapan di

evaporator serta penguapan lanjut di superheater merupakan panas (Q) output

dari HRSG. Adapun rumus untuk menghitung Q output HRSG adalah sebagai

berikut :

Q output HRSG = QSH + Q Eva + QEco (kW)

16

Universitas Sumatera Utara


 Panas di economizer (QEco), dihitung dengan :

QEco = M x Panas jenis air x ∆T (kW)

Dimana :

M = Massa aliran air masuk economizer (kg/s)

Panas jenis air = 4,19 kJ/kg.C

∆T = Temperatur air masuk economizer dikurangi dengan temperatur air

keluar economizer (oC)

 Panas di evaporator (QEva), dihitung dengan :

QEva = M x ∆h (kW)

Dimana :

M = Massa aliran air masuk evaporator (kg/s)

∆h = Enthalpy uap jenuh keluar evaporator dikurangi dengan enthalphy air

masuk evaporator (kJ/kg)

 Panas di superheater (QSH), dihitung dengan :

QSH = M x Cp x ∆T (kW)

= M x ∆h (kW)

Dimana :

17

Universitas Sumatera Utara


M = Massa aliran uap jenuh masuk SH (kg/s)

Cp = Panas jenis uap pada tekanan konstan (kJ/kg.oC )

∆T = Temperatur uap panas lanjut keluar SH dikurangi dengan temperatur

uap jenuh masuk SH (oC)

∆h = Enthalpy uap panas lanjut keluar SH dikurangi dengan enthalpy uap

jenuh masuk SH (kJ/kg)

2.5 Komponen Utama PLTGU

2.5.1 Kompresor

Kompresor yang umum dipakai pada turbin gas adalah jenis kompresor aksial

bertingkat 15 – 20. Pada sisi masuk kompresor ini dipasang inlet guide vane (sejenis

damper) untuk mengurangi jumlah udara pada beban rendah, karena pada beban

rendah kebutuhan udara untuk pendinginan juga rendah.

Permukaan sudu dibuat sangat halus / licin, agar kerugian gesekan sekecil

mungkin. Bila sudu-sudu kotor, kerugian gesekan akan naik sehingga tekanan udara

keluar kompresor turun dan suhu naik.

Pada tingkat-tingkat tertentu, terdapat exstraction (bliding) udara, yang

dimaksudkan untuk :

1. Mengurangi jumlah aliran udara pada tingkat tersebut untuk menghindari

terjadinya surging yang bisa mematahkan sudu-sudu. Pada waktu start, saat

18

Universitas Sumatera Utara


putaran masih rendah, tekanan udara pada tingkat yang lebih tinggi masih

rendah. Udara mengalir dengan kecepatan tinggi, padahal laluan udara

pada tingkat yang lebih tinggi semakin sempit. Hal ini mengakibatkan

terganggunya aliran udara secara tiba-tiba.

2. Pengambilan udara untuk pendinginan sudu-sudu turbin.

2.5.2 Ruang Bakar (Combustion Chamber)

Ruang bakar turbin gas umumnya berupa tabung silinder terbuat dari material

tahan panas, dimana pada bagian ujung yang satu dipasang Nozzle bahan bakar yang

dikelilingi oleh pengolak (Swirler) udara primer (udara pembakaran) dan pada bagian

ujung lainnya dihubungkan oleh Transition Piece ke First Stage Nozzle.Di sepanjang

dan di sekeliling sisi tabung ruang bakar terdapat lubang-lubang yang digunakan

untuk jalan masuk udara sekunder (udara pendingin).

2.5.3 Turbin Gas

Tubin gas menggerakkan kompresor dan generator. Disini energi panas dari

gas asap yang keluar dari ruang bakar diubah menjadi energi mekanis. Sudu-sudu

turbin terdiri dari tiga sampai dengan lima tingkat tergantung dari desain pabrik dan

besarnya daya turbin gas.

19

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.9 Penampang memanjang dari suatu konstruksi turbin gas.

( Fritz Dietzel, Turbin Pompa dan Kompresor )

Keterangan gambar :

K. Paket kendali

T. Pakt turbin

G. Paket generator.

1. Pemasukan udara kompresor

2. Peredam suara masuk

3. Rotor

4. Kamar bakar

5. Rumahan gas bakar

6. Peredam suara keluar

20

Universitas Sumatera Utara


7. Kotak transmisi beban

8. Generator

9. Unit eksiter

10. Saluran keluar generator

11. Pemasukan udara pendingin generator

12. Turbin uap start

13. Kotak transmisi bantu

14. Penghembus udara pendingin

15. Saringan minyak lumas

16. Pendingin minyak lumas

17. Saringan minyak bakar

18. Pompa minyak lumas bantu

19. Lemari saklar

20. Pemasukan minyak bakar

21. Pemasukan gas bakar

22. Instalasi pemakaian api

23. Fundasi

2.5.4 Heat Recoveri Steam Generator (HRSG)

Merupakan ketel uap panas lanjut yang memanfaatkan gas buang dari PLTG

untuk memanaskan air pengisi ketel menjadi uap jenuh, kemudian menjadi uap panas

lanjut (Superheated Steam) setelah melalui superheater.

21

Universitas Sumatera Utara


HRSG terdiri dari susunan pipa-pipa penyerap panas (TubeBundles) yang

berfungsi sebagai :

1. Economizer, bagian teratas dari HRSG yang berfungsi sebagai pemanas

air dari deaerator dengan suhu ± 130 0 C

2. Evaporator, berfungsi mengubah fase air menjadi uap jenuh dengan suhu

± 1600 C.

3. Superheater, bagian terbawah dari HRSG berfungsi untuk meningkatkan

temperatur uap ketel di atas titik didihnya serta tingkat kekeringan uap

ketel.

Di dalam HRSG juga terdapat Drum uap tempat air masuk dari ekonomizer

dan tempat pemisah uap jenuh dari air mendidih, dari drum uap air yang tersisa

disirkulasikan kembali melalui downcomer. Adapun fungsi lain dari drum uap adalah

sebagai berikut :

1. Tempat menginjeksi bahan-bahan kimia (Na3PO4) untuk mencegah

pergerakan dan menaikkan PH.

2. Blow down untuk mengurangi kandungan bahan padat terlarut dalam air.

3. Dengan volume yang besar, memungkinkan perubahan tinggi permukaan

air akibat fluktuasi beban tanpa membahayakan pipa-pipa economizerdari

level yang sangat rendah maupun level yang sangat tinggi.

22

Universitas Sumatera Utara


2.5.5 Turbin Uap

Turbin uap berfungsi untuk mengkonversikan energi (enthalpy) uap menjadi

energi mekanis penggerak generator.

Energi panas dari uap, berupa tekanan dan temperatur uap dihasilkan oleh

HRSG, kemudian dialirkan ke turbin uap yang selanjutnya memutar sudu – sudu

turbin.uap yang keluar dari sudu – sudu terakhirnya disebut exhaust steam dan

kemudian mengalir ke kondensor.

2.5.6 Kondensor

Tugas utama kondensor adalah mengkondensasi uap dari turbin untuk

digunakan lagi sebagai air pengisi HRSG. Kunci operasinya adalah menjaga tekanan

exhaust steam (vacum) serendah mungkin, agar heat drop di turbin besar, sehingga

akan menaikkan kerja turbin, menaikkan efisiensi unit pembangkit dan menurunkan

jumlah aliran uap pada beban tertentu. Caranya adalah menjaga jumlah air pendingin

melalui pipa kondensor cukup jumlahnya (menjaga agar pipa kondensor tidak

tersumbat kotoran), dan menjaga kebersihan pipa kondensor agar heat transfernya

tidak terganggu.

2.5.7 Generator Turbin Gas dan Turbin Uap

Generator di kopel langsung dengan turbin, terdiri dari dua komponen utama

yaitu rotor dan stator.Rotor adalah bagian dari generator yang terpasang di tengah –

23

Universitas Sumatera Utara


tengah dengan electromagnet, yang diisi oleh sebuah dinamo penguat (Exciter)

dipasang pada poros generator.

Stator adalah bagian generator yang tidak bergerak / statis dimana kumparan

menghasilkan tegangan. Bilamana terdapat suatu gerakan relative antara rotor dan

stator maka garis-garis gaya magnet dari rotor memotong belitan kumparan dari

stator yang akan menginduksikan suatu Gaya Gerak Listrik (GGL) sehingga menjadi

energi listrik dan dihubungkan dengan jaringan luar.

2.5.8 Cerobong (Stack)

Fungsi dari cerobong adalah :

1. Membantu fan untuk mengatasi pressurelosses dalam boiler.

2. Membantu penyebaran flue gas di atmosfir.

2.5.9 Pemurnian Air (WaterTreatment)

Air yang digunakan untuk menghasilkan uap dalam HRSG adalah air yang

sudah dibebaskan dari kandungan unsur – unsur tertentu. Adapun proses dari

pemurnian air tersebut adalah sebagai berikut :

Air dari laut dipompakan oleh Seawatersupply pump menuju Desalination

Plant dan Electrolytic Chlorination.

- Proses di Desalination Plant akan menghasilkan Distilate yang kemudian

dipompakan oleh Distilate pump menuju Rawwater tank. Setelah itu

dipompakan kembali oleh DeminRecycle supply pump menuju

24

Universitas Sumatera Utara


DemineralisationPlant lalu ke MixedBedExchanger, untuk menghasilkan

air murni yang kemudian ditampung di MakeUpWater Tank. Dan

selanjutnya digunakan sebagai air penambah HRSG.

- Proses di ElectrolyticChlorination akan menghasilkan cairan Chlorine

yang ditampung di Hipoclorit tank, kemudian diinjeksikan oleh Injection

Pump ke Inlet air pendingin Kondensor. Proses ini dilakukan untuk

menahan pertumbuhan dan pembentukan koloni organisme laut di dalam

peralatan air pendingin Kondensor, sehingga dapat menjaga kondisi

peralatan tersebut dalam keadaan bersih, aliran dan perpindahan panas

efisien.

Gambar 2.10 Penampang pusat kombinasi turbin gas dengan turbin uap

(Manual Book Optimasi Operasional PLTGU”,PT.PLNPembangkitan Belawan)

25

Universitas Sumatera Utara


2.6 Jenis dan konfigurasi Heat Recovery Steam Generator ( HRSG )

HRSG jika dilihat dari aliran gasnya dibagi dalam dua disain :

a. Vertical Gas Flow HRSG

Aliran gas secara vertikal dari bawah keatas, sehingga susunan peralatan

superheater, evaporator, dan economizerbertumpuk keatas. Pipanya sendiri tersusun

horizontal.Keuntungannya adalah menghemat tempat sedang kelemahannya adalah

memerlukan kontruksi baja yang besar untuk menahan HRSG. Untuk memastikan

distribusi air yang merata (uniform) diseluruh susunan pipa HRSG, diperlukan

Circulating pump.

Gambar 2.11 HRSG dengan vertikal gas flow

(Manual Book Optimasi Operasional PLTGU”,PT.PLNPembangkitan Belawan)

26

Universitas Sumatera Utara


b. Horizontal Gas Flow HRSG

Aliran gas secara horizontal, sehingga membutuhkan banyak tempat

(ruangan), tetapi sangat memudahkan pemeliharaan.Menggunakan pipa-pipa vertikal

dengan header diatas dan dibawah. Bundel (suction) digantung atau disangga

dibawah. Tanpa menggunakan circlulating pump (Natural circulating). HRSG jenis

ini bisa mencapai perbandingan sirkulasi tinggi.

Gambar 2.12 Gambar HRSG dengan horizontal gas flow

(Manual Book Optimasi Operasional PLTGU”,PT.PLNPembangkitan Belawan)

27

Universitas Sumatera Utara


2.7 Jenis sistem Combined cycle

Dilihat dari sistem HRSGnya combined cycle dikenal ada “Single pressure

sistem” dan “Two pressure sistem”. Semua sistem tersebut memiliki kelebihan dan

kekurangan masing-masing, misal : “Two Pressure system” memiliki effisiensi lebih

tinggi dari “Single Pressure System”. Adapun berbagai tipe Combined Cycle dilihat

dari system HRSGnya dapat dijelaskan berdasarkan gambar diagram flow, sebagai

berikut :

1. Combined cycle dengan HRSG Single pressure system

HRSG dengan singgle pressure system ini hanya memiliki satu Economizer,

Evaporator dan superheater yang bekerja pada tekanan yang sama dan juga turbin uap

yang digunakan yaitu turbin tekanan tunggal.

Gambar 2.13 Diagram flow Combined Cycle “Single Pressure System”

( Rolf Kehlhofer, Combined Cycle Gas & Steam Turbine Power Plant )

28

Universitas Sumatera Utara


Keterangan Gambar :

1. Compressor
2. Gas turbine
3. Bypass stack
4. Superheater
5. Evaporator
6. Economizer
7. Boiler drum
8. Steam turbine
9. Condenser
10. Steam bypass
11. Feed water tank
12. Feed water pump
13. Condensate pump

2. Combined Cycle dengan HRSG Single pressure system with Preheating loop

Pada HRSG system ini prinsip dasarnya sama dengan single pressure tanpa

preheating loop, pada sistem ini preheating loop berfungsi untuk menaikkan

temperatur didalam tangki air pengisi (Feed water tank), sehingga air pengisi yang

dimasukan kedalam ekonomizer memiliki temperatur yang tinggi.

Gambar 2.14 Diagram flow Combined Cycle “Single Pressure System” dengan low
pressure evaporator (preheating loop)

( Rolf Kehlhofer, Combined Cycle Gas & Steam Turbine Power Plant )

29

Universitas Sumatera Utara


Keterangan gambar :

1. Preheating loop Compressor


2. Gas turbin
3. Flue gas bypass (optional)
4. Superheater
5. Evaporator
6. Economizer
7. Boiler drum (high pressure)
8. Steam turbine
9. Condenser
10. Steam bypass (high pressure)
11. Feed water tank,deaerator
12. Feed pump (high pressure)
13. Condensate pump
14. flash system
15. Booster pump
16. Flash tank

3. Combined Cycledengan HRSG Two pressure system

HRSG pada system ini bekerja dengan dua tekanan, yaitu pada tekanan rendah

(low pressure) dan tekanan tinggi (high pressure). Tekanan ekonomis > 50 bar untuk

tekanan tinggi dan sekitar 3 – 5 bar untuk sisi tekanan rendah. Pada combined cycle

dengan system two pressure memakai turbin uap dengan dua tekanan, yaitu turrbin

uap tekanan tinggi dimana tekanan uap masuk dari sisi drum ketel tekanan tinggi dan

turbin uap tekanan rendah dimana uap masuk dari sisi drum ketel tekanan rendah.

30

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.15 Diagram flow Combined Cycle “Two Pressure System” .

( Rolf Kehlhofer, Combined Cycle Gas & Steam Turbine Power Plant )

Keterangan Gambar :

1. Compressor
2. Gas turbin
3. Flue gas bypass (optional)
4. High pressure Superheater
5. High Pressure Evaporator
6. High pressure Economizer
7. High pressure Boiler drum
8. Steam turbine
9. Condenser
10. High pressure Steam bypass
11. Feed water tank/deaerator
12. High pressure Feed pump
13. Condensate pump
14. Low pressure feed pump
15. Low pressure evaparator
16. Low pressure boiler drum
17. Low pressure economizer
18. Low pressure steam bypass

31

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai