PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Adanya komplikasi atau faktor penyulit pada masa persalinan menjadi
faktor risiko terjadinya kematian ibu sehingga perlu dilakukan tindakan medis
sebagai upaya untuk menyelamatkan ibu dan anak. Dulu angka morbiditas dan
angka mortalitas untuk ibu dan janin tinggi. Rumah Sakit yang memiliki
fasilitas operasi yang baik (anastesi, penyediaan cairan dan darah, antibiotika)
dan tenagatenaga yang cekatan (teknik operasi) dapat mengurangi angka
kematian ibu dibawah dari 2 per 1000. Keadaan janin yamg ditolong secara
Sectio Caesarea sangat tergantung dari keadaan janin sebelum dilakukan
operasi (Jitowiyono dan Kristiyanasari, 2012).
Sectio Caesarean adalah suatu tindakan untuk pelahiran janin lewat insisi
menembus dinding abdomen dan uterus (Kamus Dorland, 2011). Indikasi
sectio caesarea disebabkan oleh 2 faktor yaitu faktor Ibu dan Janin. Faktor ibu
antara lain disproporsi kepala panggul/ CPD/FPD, disfungsi uterus, dan
distosia jaringan lunak plasenta previa. Sedangkan faktor janin antara lain
Janin besar, gawat janin, dan letak lintang (Jitowiyono, Kristiyanasari,2012)
World Health Organitation (WHO)2013 melaporkan sekitar 99 %
kematian ibu terjadi di negara berkembang. Menurut survey demografi dan
kesehatan Indonesia tahun 2015, jumlah AKI (Angka Kematian Ibu) sebanyak
305/100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu disebabkan oleh
beberapa faktor, salah satunya yang disebabkan oleh proses persalinan.
Meskipun persalinan merupakan hal fisiologis namun dapat menjadi patologis,
salah satu jenis pertolongan persalinan patologis adalah SC (Sectio Caesarrea)
(Kemenkes RI, 2014).
Perkembangan upaya peningkatan kesehatan secara menyeluruh dan
berkesinambungan menjadi salah satu pilar utama membngun suatu aerah.
Derajat kesehatan dipengaruhi oleh 4 (empat) faktor utama, yaitu lingkungan,
prilaku, pelayanan kesehatan dan genetika. Realisasi pembangunan kesehtan
Indonesia dilaksanakan dalam bentuk upaya-upaya kesehatan yang diterapkan
1
2
dalam 6 minggu. Untuk itu pada seseorang dengan riwayat sectio caesarea
dianjurkan untuk tidak hamil pada satu tahun pertama setelah operasi.
Menurut statistic tentang 3 509 kasus secio caesarea yang di susun oleh
Peel dan Chamberlain (2010), indikasi sectio caesarea yang terbanyak adalah
disproporsi cepalo pelvic (21%), sedangkan indikasi lain adalah gawat janin
(14%), placenta previa (11%), pernah sectio caesarea (11%), Incoordinate
Uterin Action (9%), preeklamasi dan ekslamasi (7%). Namun berkat kemajuan
antibiotik, transfusi darah, anastesi dan teknik operasi lebih sempurna
kecenderungan untuk melakukan operasi ini tanpa dasar indikasi yang cukup
kuat (Hanifa 2013).
Gambaran mengenai kasus section caesarea di Kalimantan Barat tercatat
cukup tinggi yaitu sebesar 44,7% dan sebagian besar ibu yang bersalin dengan
section caesarea adalah ibu yang di rujuk yaitu 66,1% (Dinas Kesehatan
Kalimantan Barat, 2018).
Berdasarkan data dari bagian rekam medik Rumah Sakit Umum Daerah
Pemangkat data yang di peroleh berdasarkan survei pendahuluan pada tanggal
29 Oktober 2018 , rata – rata persalinan dengan section caesarea pada tahun
2015 sebanyak 818 orang, pada tahun 2016 sebanyak 629 orang, pada tahun
2017 sebanyak 707 orang dan pada tahun 2018 dari bulan Januari – September
sebanyak 595 orang. Dari sejumlah pasien terebut rata - rata jumlah rawatnya
untuk luka infeksi lama rawatnya 4-5 hari dan untuk luka infeksi lama
rawatnya 5-8 hari Rekam Medik Rumah Sakit Umum Daerah Pemangkat ,
2018).
Salah satu hambatan yang sering terjadi pada ibu pasca operasi Caesar
adalah adanya pantang makanan setelah melahirkan. Padahal setelah
melahirkan seorang ibu memerlukan nutrisi yang cukup untuk memulihkan
penyembuhan luka, apabila ibu tidak mengkonsumsi nutrisi yang cukup akan
mengakibatkan luka tidak cepat kering sehingga penyembuhan luka menjadi
lama. Mereka tidak menyadari bahwa tindakannya berpengaruh terhadap
lambatnya pemulihan kesehatan kembali, juga dapat terhambat pertumbuhan
bayi (Kardinan, 2008), dikarenakan kurangnya perilaku ibu dalam pemulihan
5
pasca operasi caesar.Cara pemulihan pasca operasi caesar ini terkait dengan
mobilisasi, stress aktifitas, dan kebersihan diri, dalam hal ini diperlukan
informasi yang lebih mendalam kepada ibu pasca operasi caesar serta
keluarga tentang cara pemulihan pasca operasi caesar.
Dengan melihat femoena tersebut maka tenaga kesehatan perlu
memberikan pendidikan kesehatan tentang perilaku ibu dalam pemulihan
pasca operasi Caesar. Sehingga pasien dan keluarga setidaknya tahu tentang
perilaku pemulihan pasca operasi caesar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakan yang diuraikan di atas maka yang menjadi
permasalahan pada penelitian ini adalah “Apakah faktor – faktor yang
mempengaruhi proses penyembuhan luka pada ibu post operasi section
caesarea di ruang Nifas RSUD Pemangkat tahun 2019.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengruhi proses
penyembuhan luka pada ibu post operasi section caesarea di Ruang Nifas
RSUD Pemangkat 2019.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengobatan pada proses penyembuhan luka post
operasi section caesarea di Ruang Nifas RSUD Pemangkat tahun
2019.
b. Untuk mengetahui nutrisi pada proses penyembuhan luka ibu post
operasi section caesarea di Ruang Nifas RSUD Pemangkat tahun
2019.
c. Untuk menganalisa faktor – faktor yang mempengaruhi proses
penyembuhan luka pada ibu post operasi section caesarea di Ruang
Nifas RSUD Pemangkat tahun 2019.
6
3. Manfaat Penelitian
a. Bagi Rumah Sakit
RSUD Pemangkat dapat menjadi bahan bcaan dan bahan masukan
yang dapat di terapkan bagi bidan dan petugan kesehatan untuk
mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi proses penyembuhan luka
pada ibu post operasi sectio caesarea.
b. Bagi Pendidikan
Dapat menjadi referensi dan acuan untuk meningkatkan pengetahuan
dan pembelajaran khususnya pada ibu post operasi sectio caesarea.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengembangkan penelitian
selanjutnya gun lebih meningkatkan pengetahuan peneliti dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan.
d. Bagi Masyarakat
Dapat sebagai bahan informasi dan menambah wawasan ilmu
pengetahuan pasien tentang faktor – faktor penyembuhan luka post operasi
sectio caesarea.
7
E. KEASLIAN PENELITIAN