Anda di halaman 1dari 132

SKRIPSI

ANALISIS KONDISI SANITASI KOLAM RENANG


GRAND MODE KOTA MAKASSAR

Oleh:
Rizki Amelia Rusdi
PO.71.4.221.14.1.039

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI D-IV
2018
i

ANALISIS KONDISI SANITASI KOLAM RENANG


GRAND MODE KOTA MAKASSAR

Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Penyelesaian


Pendidikan Program Studi Diploma IV (D-IV)
Jurusan Kesehatan Lingkungan
Politeknik Kesehatan Makassar

OLEH :

RIZKI AMELIA RUSDI


PO.71.4.221.14.1.039

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI D-IV
2018
ii
iii
iii

ABSTRAK

Politeknik Kesehatan Makassar


Jurusan Kesehatan Lingkungan
Skripsi, Agustus 2018

Rizki Amelia Rusdi (PO.71.4.221.14.1.039)


“Analisis Kondisi Sanitasi Kolam Renang Grand Mode Kota
Makassar”
Dibimbing Oleh : Andi Ruhban dan Erlani
xiii + 74 Halaman + 6 Tabel + 2 Gambar + 10 Lampiran+ 32 Daftar
Pustaka (1984 – 2017)

Kolam renang adalah adalah tempat dan fasilitas umum berupa


konstruksi kolam berisi air yang telah diolah yang dilengkapi dengan
fasilitas kenyamanan dan pengamanan baik yang terletak di dalam
maupun di luar bangunan yang digunakan untuk berenang, rekreasi, atau
olahraga air lainnya.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dengan pendekatan
observasional yang bertujuan untuk mengetahui gambaran kondisi
sanitasi kolam renang Grand Mode Kota Makassar yang meliputi kondisi
sanitasi lingkungan dan bangunan, kamar/ruang, fasilitas sanitasi,
karyawan dan kualitas air kolam renang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai dari keseluruhan variabel
upaya adalah 47,36% dan dinyatakan tidak laik sehat. Sedangkan hasil
penelitian pemeriksaan kualitas air kolam renang pada pemeriksaan pH
menunjukkan semua titik tidak ada yang memenuhi syarat. Untuk hasil
sisa chlor tidak memenuhi syarat pada kolam renang anak-anak pada saat
sebelum digunakan yaitu 2,0 sedangkan pada pemeriksaan E.coli tidak
memenuhi syarat pada kolam renang dewasa pada saat setelah
digunakan yaitu 5 dalam jumlah 100 ml. Apabila dirujuk dengan standar
dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 32 Tahun 2017, ternyata hasil
pemeriksaan tidak memenuhi syarat.
Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kolam renang
Grand Mode Kota Makassar belum memenuhi syarat dan perlu dilakukan
pengawasan dan perhatian mengenai kondisi sanitasi pada kolam renang
agar kondisi sanitasi kolam renang tersebut memenuhi syarat.

Kata Kunci : Sanitasi Kolam Renang


iv

ABSTRACT

Health Polytechnic of Makassar


Environmental Health Department
Essay, August 2018

Rizki Amelia Rusdi (PO.71.4.221.14.1.039)


" Analysis of Sanitation Condition at Grand Mode Pool of Makassar
City"
Guided By: Andi Ruhban and Erlani
xiii + 74 Pages + 6 Tables + 2 Images + 10 Appendices + 32
Bibliography (1984 – 2017)

Swimming pool is a place and public facility in the form of


construction of pond containing water that has been processed equipped
with comport and security facilities both located inside and outside the
building used for swimming, recreation, or other water sports.
The type of research used is descriptive with observational
approach that aims to know decription of sanitation condition of Grand
Mode swimming pool of Makassar City which covering the condition of
environmental sanitation and building, room, sanitation facility, employee
and swimming pool water quality.
The results of the study showed that the value of the overall
variable is 47.36% and it was not appropriate. While the results of
research on swimming pool water quality inspection on pH examination
showed all the dots are not eligible. For chlorine residue results are not
eligible at children swimming pool at the time before the use about 2.0
whereas on investigation of E.Coli does not qualify in adult pool upon after
use 5 in amount of 100 ml. It refers to standard in the Regulation of the
Minister of Health RI No. 32 Year 2017, it turns out the examination is not
eligible.
From the research, it can be concluded that the Grand Mode
swimming pool of Makassar City has not fulfilled the requirement and it is
necessary to supervise and concern about the condition of sanitation in
the swimming pool, so that the condition of the swimming pool sanitation
will be eligible to use.

Keywords: Swimming Pool Sanitation.


v

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan Taufiq dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu persyaratan guna

menempuh penyelesaian ujian akhir pada pendidikan Diploma IV Jurusan

Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Makassar.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini sangat sederhana

dan jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik

dan saran yang sifatnya membangun agar skripsi ini dapat bermanfaat.

Berbagai bimbingan, doa serta dorongan semangat dari berbagai

pihak yang penulis dapatkan merupakan salah satu berkah yang tidak

ternilai harganya teristimewa dari kedua orang tua saya Ibunda Hj. Rusni

dan Ayahanda tercinta Rusdi yang selama ini memberikan motivasi,

nasehat, dan kasih sayang serta menjadi penyemangatku dalam

menempuh pendidikan.

Untuk itu melalui kesempatan ini dengan segala kerendahan hati

penulis mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya atas bantuan,

bimbingan, saran, dan motivasi kepada:

1. Bapak Dr. H. Ashari Rasjid, SKM., MS dilanjutkan oleh Ir. Agustian

Ipa, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian

Kesehatan Makassar.
vi

2. Ibu Hj. Wahyuni Sahani, ST.,M.Si selaku Ketua Jurusan Kesehatan

Lingkungan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Makassar.

3. Bapak Hidayat, SKM.,M.Kes selaku Ketua Prodi D-IV Jurusan

Kesehatan Lingkungan.

4. Bapak Ain Khaer, SST.,M.Kes selaku Bagian Kemahasiswaan Prodi

D-IV.

5. Bapak Andi Ruhban,S.ST.,M.Kes selaku Pembimbing I yang telah

memberikan masukan dan arahan selama penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Erlani,SKM.,M.Kes selaku Pembimbing II yang telah

memberikan masukan dan arahan selama penyusunan skripsi ini.

7. Ibu Sulasmi, SKM.,M.Kes selaku penguji I dan Pembimbing Akademik

yang telah memberikan masukan dan arahan selama penyusunan

skripsi ini.

8. Bapak Mulyadi, SKM.,M.Kes selaku penguji II yang telah memberikan

masukan dan arahan selama penyusunan skripsi ini.

9. Kepada Staf Perpustakaan yang telah banyak membantu dalam

memberikan referensi atau sumber data sekunder dalam penelitian ini.

10. Tersayang Adikku (Muh. Fadhil dan Zulfahmi) yang telah menjadi

motivasi dan penyemangat saya dalam menuntut ilmu yang bermanfaat

selama ini.

11. Kepada sahabat (Filtrasi 2014), yang senantiasa bersamaku dan

membantuku dalam penyusunan skripsi ini.


vii

12. Kepada teman-teman seperjuanganku Indah Rahmana Nasir, Shinta

Bone, Sumarni, Asriani, Elsafitri Muinrayani, Fiatri Husain, A. Eka

Ulfiani, Putri Dekawaty, Marsalinda, dan Rafida Azis yang

senantiasa memberikan bantuan tenaga, pikiran dan motivasi dalam

melakukan penelitian ini semoga Allah membalas segala kebaikan

kalian.

13. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah

banyak memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak

langsung dalam penyusunan skripsi ini.

Akhirnya kepada Allah SWT, penulis serahkan segalanya diiringi

dengan doa dan harapan semoga amal kebaikan serta pengorbanan

yang telah kami berikan selama ini mendapat balasan yang setimpal

dan jauh lebih baik. Amin Ya Rabbal Alamiin.

Makassar, Juli 2018

Rizki Amelia Rusdi


viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................... ii

ABSTRAK .......................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ........................................................................... v

DAFTAR ISI ......................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xi

DAFTAR SINGKATAN ....................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 11

A. Tinjauan Umum Tentang Sanitasi ............................................ 11

B. Tinjauan Umum Tentang Kolam Renang .................................. 12

C. Tinjauan Umum Tentang Syarat Kualitas Air. ........................... 25

BAB III KERANGKA KONSEP ........................................................... 33

A. Dasar Pemikiran ........................................................................ 33

B. Hubungan Variabel ................................................................... 36


ix

C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif .................................. 36

BAB IV METODE PENELITIAN .......................................................... 41

A. Jenis Penelitian ......................................................................... 41

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 41

C. Populasi dan Sampel ................................................................ 42

D. Metode Pengumpulan Data....................................................... 43

E. Sumber Data ............................................................................. 43

F. Pengolahan dan Analisis Data .................................................. 44

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 45

A. Gambaran Lokasi Penelitian ..................................................... 45

B. Hasil Penelitian ......................................................................... 45

C. Pembahasan ............................................................................. 49

BAB VI PENUTUP .............................................................................. 73

A. Kesimpulan ............................................................................... 73

B. Saran......................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
x

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Tabel Halaman

2.1 Syarat Papan Loncat 21

5.1 Hasil Penilaian Pemeriksaan Kesehatan 45


Lingkungan Kolam Renang Grand Mode Kota
Makassar

5.2 Hasil Pemeriksaan Air Kolam Renang Ditinjau 46


Dari Parameter Fisik Air Kolam Renang
Grand Mode Kota Makassar

5.3 Hasil Pemeriksaan Air Kolam Renang Ditinjau 47


Dari Parameter Bakteriologis (E.coli) Air
Kolam Renang Grand Mode Kota Makassar

5.4 Hasil Pemeriksaan Air Kolam Renang Ditinjau 48


Dari Parameter Kimia (Sisa Chlor) Air Kolam
Renang Grand Mode Kota Makassar

5.5 Hasil Pemeriksaan Air Kolam Renang Ditinjau 49


Dari Parameter Kimia (pH) Air Kolam Renang
Grand Mode Kota Makassar
xi

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Gambar Halaman

3.1 Kerangka Konsep 35

3.2 Variabel Penelitian 36


xii

DAFTAR SINGKATAN

pH = Power Hydrogen

MPN = Most Probable Number

E.coli = Escherichia coli

APHA = American Public Health Association

WHO = World Health Organization

CDC = Centers for Desease Control and Prevention


xiii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Formulir Inspeksi Sanitasi Kolam Renang

2. Cara Pengambilan, Pengiriman Dan Pemeriksaan Sampel

3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 32 Tahun 2017

4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 061 Tahun 1991

5. Dokumentasi Kegiatan

6. Surat Izin Penelitian

7. Hasil Pemeriksaan Laboratorium

8. Peta Lokasi Kolam Renang Grand Mode Kota Makassar

9. Jadwal Kegiatan Penyusunan Skripsi

10. Riwayat Hidup


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tempat-tempat umum merupakan suatu tempat dimana orang

banyak berkumpul untuk melakukan kegiatan baik secara insidentil

maupun terus menerus, secara membayar ataupun tidak membayar.

(Suparlan, 2012). Setiap aktifitas yang dilakukan oleh manusia sangat

erat interaksinya dengan tempat-tempat umum, baik untuk bekerja,

melakukan interaksi sosial, belajar maupun melakukan aktifitas lainnya.

Tempat-tempat umum memiliki potensi sebagai tempat terjadinya

penularan penyakit, pencemaran lingkungan ataupun gangguan

kesehatan lainnya. Kondisi lingkungan tempat-tempat umum yang tidak

terpelihara akan menambah besarnya resiko penyebaran penyakit serta

pencemaran lingkungan sehingga perlu dilakukan upaya pencegahan

dengan menerapkan sanitasi lingkungan yang baik.

Sanitasi tempat-tempat umum merupakan suatu usaha untuk

mengawasi dan mencegah kerugian akibat dari tempat-tempat umum

terutama yang erat hubungannya dengan timbulnya atau menularnya

suatu penyakit. (Erlani dkk, 2011). Dengan demikian, sanitasi tempat-

tempat umum harus memenuhi persyaratan kesehatan dalam arti

melindungi, memelihara, dan meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat salah satunya adalah kolam renang. Salah satu aspek

yang harus diawasi dari sanitasi kolam renang adalah kualitas airnya
2

yang harus memenuhi syarat, baik secara fisik, kimia, maupun

mikrobiologi.

Menurut Permenkes No. 32 Tahun 2017, Kolam renang adalah

tempat dan fasilitas umum berupa konstruksi kolam berisi air yang telah

diolah yang dilengkapi dengan fasilitas kenyamanan dan pengamanan

baik yang terletak di dalam maupun di luar bangunan yang digunakan

untuk berenang., rekreasi, atau olahraga air lainnya. (Kemenkes R1,

2017). Kolam renang sebagai sarana umum yang ramai dikunjungi

masyarakat dapat berpotensi menjadi sarana penyebaran bibit penyakit

maupun gangguan kesehatan akibat kondisi sanitasi lingkungan kolam

renang yang buruk dan kualitas air kolam renang yang tercemar.

Pemerintah telah memberikan rekomendasi tentang persyaratan

kolam renang yang sehat dan bersih. Syarat air kolam renang diatur

sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32

tahun 2017 Tentang Standar baku mutu kesehatan lingkungan dan

persyaratan kesehatan air untuk keperluan higiene sanitasi, kolam

renang, solus per aqua, dan pemandian umum. Salah satu aspek yang

harus diawasi dari sanitasi kolam renang adalah kualitas airnya yang

harus memenuhi syarat, baik secara fisik, kimia, maupun mikrobiologi.

Menurut Effendi (2004), kualitas air yang tersedia saat ini masih kurang

memenuhi syarat kualitas air bersih, salah satunya berdasarkan syarat

mikrobiologis air kolam renang masih mengandung bakteri patogen.

(Effendi, 2004 dalam Dian dan Retno 2013).


3

Beberapa tahun yang lalu Centers for Disease Control and

Prevention (CDC) atau Badan pengawasan dan pencegahan penyakit

di Amerika Serikat pernah menutup lebih dari 1.800 kolam renang

umum. Tindakan itu dilakukan karena ditemukan bahaya infeksi yang

terjadi pada perenang. Pada awalnya didapatkan beberapa kasus diare

selanjutnya terjadi peningkatan besar menjadi wabah di tahun 1990-an

dengan kasus sebanyak 16.800 yang berhubungan dengan kolam

renang dan spa. Juga dilaporkan wabah yang terjadi di negara bagian

Georgia, AS, dimana banyak anak menderita sakit akibat kuman E. coli

yang berasal dari kotoran penderita saat berenang (Azizah, 2004 dalam

Emma, 2010).

Dari inspeksi yang dilakukan CDC terhadap 22.131 kolam renang,

ditemukan 54% kolam renang yang bermasalah, dari masalah

penyaringan (filtrasi) hingga ke masalah Klorin, sebagai desinfektan

yang dipakai untuk air kolam renang. CDC juga mengungkapkan terjadi

peningkatan kasus yang besar atau outbreaks dari penyakit yang

disebabkan rekreasi air dalam tahun 2000 didapatkan 228% lebih

banyak dibandingkan 2 tahun sebelumnya (Cita, 2010 dalam Emma,

2010).

Selain itu peneliti menemukan kuman dalam sampel air kolam yang

dikumpulkan dari kolam renang umum. CDC mengumpulkan sampel air

dari filter kolam renang umum dan menguji sampel. Studi tersebut

menemukan bahwa 58 persen dari sampel air kolam renang yang diuji,
4

positif mengandung E. coli, bakteri yang biasanya ditemukan dalam

usus manusia dan kotoran. E. coli merupakan penanda untuk

kontaminasi tinja. Penemuan E. coli dengan presentase yang tinggi

menunjukkan perenang sering mencemari air kolam renang ketika

mereka melakukan proses pembuangan sisa metabolisme tubuh dalam

air atau ketika tubuh mereka kotor karena tidak membasuh tubuh

secara menyeluruh terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam air.

(Shallichah, 2016). Oleh karena itu, pengawasan terhadap kondisi

sanitasi kolam renang terutama ditinjau dari parameter fisik,

bakteriologis dan kimia perlu diawasi.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Shallichah Talita, dkk

(2016) pada Kolam renang Kota Semarang menyatakan bahwa jumlah

angka kuman air kolam renang se-kota semarang tidak memenuhi

persyaratan. Kualitas mikrobiologis untuk koliform total air kolam

renang se-kota semarang dengan jumlah tertinggi sebanyak >240 per

100 ml sampel, sedangkan koliform total terendah sebanyak 7,5 per

100 ml sampel. Kualitas kimia untuk nilai pH air kolam renang se-kota

semarang sebanyak 54,5% memenuhi syarat dan rata-rata sisa khlor

air kolam renang se-kota semarang sebesar 0,876 ppm dengan nilai

median 0,600 ppm dan nilai modus 0 ppm. Kadar sisa khlor terendah

yaitu 0 ppm sedangkan yang tertinggi sebesar 3,0 ppm. Kondisi sanitasi

kolam renang se-kota semarang sebanyak 8 kolam (72,7%) memenuhi


5

persyaratan yang telah ditentukan oleh Permenkes RI No. 061 tahun

1991.

Berdasarkan hasil pengukuran tersebut, dapat disimpulkan bahwa

jumlah angka kuman air kolam renang se-kota semarang tidak

memenuhi syarat, sedangkan kualitas kimia hanya hasil pengukuran pH

yang memenuhi syarat, untuk hasil pengukuran sisa klor belum

memenuhi syarat serta pemeriksaan mikrobiologis hasilnya belum

memenuhi syarat karena jumlah coliform lebih dari nol per 100 ml

sampel air kolam renang.

Menurut penelitian Hatira (2016) kondisi sanitasi kolam renang

Eremerasa Bantaeng bahwa pada persyaratan Kesehatan Lingkungan

dan bangunan hasil penelitian 43%, persyaratan Kesehatan Fasilitas

Sanitasi hasil penelitian 39,3%, kualitas kolam renang dan permandian

umum hasil penelitian 58% berdasarkan Permenkes No.

061/Menkes/Per/1/1991 hal tersebut menunjukkan kondisi sanitasi

kolam renang Eremerasa Bantaeng tidak memenuhi syarat.

Kondisi sanitasi lingkungan kolam renang yang buruk dapat

disebabkan karena kurangnya pengelolaan kebersihan. Kebersihan

lingkungan kolam renang merupakan hal penting yang perlu

diperhatikan karena berhubungan dengan aspek kesehatan terutama

faktor penularan penyakit di lingkungan kolam renang (Mukono, 2000

dalam Novan, 2015). Kualitas air kolam renang yang tercemar juga
6

dapat menjadi sarana penyebaran bibit penyakit maupun gangguan

kesehatan.

Pencemaran pada air kolam renang dapat disebabkan oleh

pencemaran kimia dan pencemaran mikrobiologis. Pencemaran kimia

air kolam renang dapat berasal dari bahan kimia yang melekat pada

tubuh perenang seperti keringat, urin, sisa sabun, dan kosmetik,

sedangkan pencemaran mikrobiologis air kolam renang dapat berasal

dari kontaminasi kotoran dari perenang, kontaminasi kotoran dari

hewan yang ada di lingkungan kolam renang, serta kontaminasi kotoran

yang terdapat pada sumber air yang digunakan sebagai air kolam

renang (WHO, 2006 dalam Novan, 2015).

Adanya kontaminasi kotoran tersebut akan menyebabkan tingginya

kandungan mikrobiologis dalam air kolam renang yang dapat

menimbulkan dampak negatif pada kesehatan pengguna kolam renang.

Beberapa penyakit yang dapat ditularkan melalui media air kolam

renang antara lain penyakit mata, penyakit kulit, polio myelitis,

leptospirosis, penyakit saluran pencernaan makanan seperti kolera, dan

typhus abdominalis serta kecelakaan karena tenggelam, benturan,

tergelincir dan lain-lain. (Erlani dkk, 2011).

Salah satu upaya yang dilakukan untuk membunuh

mikroorganisme pathogen dalam air kolam renang adalah dengan

desinfeksi menggunakan metode klorinasi. Jenis khlorin yang sering

digunakan dalam proses klorinasi air kolam renang adalah kaporit


7

(Ca(OCl)2). Penggunaan kaporit sebagai desinfektan harus sesuai

dengan batas aman, sebab dalam konsentrasi yang kurang akan

menyebabkan kuman dalam air tidak terdesinfeksi dengan baik,

sedangkan dalam konsentrasi yang berlebih kaporit akan meninggalkan

sisa khlor yang tinggi dan dapat menimbulkan dampak buruk bagi

kesehatan (Dian Wahyu, 2013 dalam Novan, 2015). Efek kesehatan

yang umumnya muncul akibat terpapar khlorin yang berlebih antara lain

yaitu keluhan iritasi saluran napas, dada terasa sesak, gangguan pada

tenggorokan, batuk, keluhan iritasi pada kulit, dan keluhan iritasi pada

mata (New York State Department Of Health, 2004 dalam Novan,

2015).

Di Kota Makassar, sarana air rekreasi buatan diantaranya kolam

renang juga semakin berkembang. Sarana ini menjadi salah satu

pilihan rekreasi bagi penduduk Kota Makassar bahkan dari daerah lain

untuk mengisi waktu luang. Terdapat 6 kolam renang di Makassar, yaitu

Kolam Renang Mattoanging, Kolam Renang FIK UNM, Kolam Renang

Grand Mode Makassar, Kolam renang Bugis Water Park, Kolam

Renang Tirta Lontara dan Kolam Renang Unhas. Dan salah satu yang

menjadi tempat peneliti akan melakukan penelitian yaitu di Kolam

Renang Grand Mode Kota Makassar.

Kolam Renang Grand Mode Kota Makassar adalah salah satu

tempat-tempat umum yang berada di Kota Makassar, tepatnya di Jalan

Cendrawasih No. 381 yang biasanya digunakan untuk rekreasi, renang


8

baik untuk orang dewasa maupun anak-anak, serta olahraga air

lainnya. Selanjutnya, berdasarkan pengamatan langsung (observasi)

awal terhadap kolam renang Grand Mode Kota Makassar dilihat dari

lokasinya, kolam renang tersebut yang berdekatan dengan jalan umum

dan parkiran motor, dimana hal ini lebih besar kemungkinan untuk

terkena dampak dari polusi terhadap kondisi kolam tersebut, kondisi air

kolam yang keruh, tidak tersedianya papan pengumuman yang berisi

larangan berenang bagi penderita penyakit kulit, penyakit tenggorokan,

penyakit mata dan lain-lain. Selain itu, pakaian pengunjung kolam

renang yang bervariasi (tidak menggunakan pakaian khusus berenang)

serta jumlah perenang yang tergolong banyak tidak sebanding dengan

luas permukaan air kolam.

Kondisi ini mendorong peneliti untuk melakukan penelitian terhadap

kondisi sanitasi kolam renang kemudian membandingkan dengan baku

mutu yang telah ditetapkan oleh Permenkes No. 32 Tahun 2017 dan

khusus air kolam tersebut peneliti akan melakukan pemeriksaan

dengan parameter fisik, bakteriologis dan kimia.

Berdasarkan hasil observasi jumlah pengunjung terhadap Kolam

renang Grand Mode kota makassar menunjukkan bahwa jumlah

pengunjung pada bulan September 2017 pada hari biasa berjumlah 50-

150 orang/hari dan pada hari libur berjumlah 300-500 orang/hari. Untuk

bulan Oktober 2017 pada hari biasa berjumlah 100-200 orang/hari dan

pada hari libur berjumlah 300-500 orang/hari serta pada bulan


9

November 2017 pada hari biasa berjumlah 100-150 orang/hari dan

pada hari libur 300-470 orang/hari. Oleh sebab itu, aktivitas dengan

jumlah pengunjung kolam renang yang banyak berpotensi

menyebabkan penularan berbagai penyakit melalui kolam renang

seperti penyakit mata, kulit, polio myelitis, leptospirosis, penyakit

saluran pencernaan makanan seperti kolera dan typhus abdominalis

serta kecelakaan karena tenggelam, benturan, tergelincir dan lain-lain.

Dengan demikian, kolam renang dapat menjadi salah satu media dalam

penularan penyakit melalui perantara air kolam renang sehingga

sanitasi kolam renang perlu diperhatikan.

Berdasarkan dari fenomena inilah dan didasarkan kepada hasil

pengamatan penulis serta teori-teori yang telah diuraikan terdahulu,

sehingga timbul keinginan yang sangat kuat dalam benak untuk

melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Analisis Kondisi

Sanitasi Kolam Renang Grand Mode Kota Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka dalam penelitian ini dapat

dirumuskan “Bagaimana gambaran Kondisi Sanitasi Kolam Renang

Grand Mode Kota Makassar ?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran kondisi sanitasi pada kolam renang

Grand Mode Kota Makassar.


10

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui kondisi sanitasi lingkungan dan bangunan kolam

renang Grand Mode Kota Makassar.

b. Untuk mengetahui kondisi sanitasi kamar/ruang kolam renang

Grand Mode Kota Makassar.

c. Untuk mengetahui kondisi fasilitas sanitasi kolam renang Grand

Mode Kota Makassar.

d. Untuk mengetahui kondisi karyawan kolam renang Grand Mode

Kota Makassar.

e. Untuk mengetahui kualitas air kolam renang Grand Mode Kota

Makassar yaitu parameter fisik, kimia (sisa chlor dan pH) dan

parameter bakteriologis (E. coli).

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti, untuk menambah pengetahuan, pengalaman peneliti

dalam rangka mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama dalam

pendidikan.

2. Bagi Institusi Politeknik Kesehatan Makassar Jurusan Kesehatan

Lingkungan sebagai bahan referensi guna penelitian selanjutnya.

3. Bagi Pengelola, sebagai bahan informasi bagi pengelola kolam

renang tentang pentingnya mengetahui kondisi sanitasi kolam

renang.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Sanitasi

1. Pengertian Sanitasi

Menurut WHO, sanitasi merupakan upaya pengendalian

semua faktor lingkungan fisik yang mungkin menimbulkan atau

dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan, bagi perkembangan

fisik, kesehatan, dan daya tahan hidup manusia. (WHO, dalam

Mundiatun, 2015)

Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang

menitikberatkan kegiatan pada usaha kesehatan lingkungan hidup

manusia. (Sri, 2015)

2. Pengertian Tempat-Tempat Umum

Tempat-tempat umum merupakan suatu tempat dimana

orang banyak berkumpul untuk melakukan kegiatan baik secara

insidentil maupun terus menerus, secara membayar ataupun tidak

membayar. (Suparlan, 2012).

Suatu tempat kegiatan bagi umum yang diselenggarakan

oleh badan pemerintah, swasta, maupun perorangan baik secara

insidentil maupun terus menerus (Soebagijo, 1978 dalam Erlani

dkk, 2011).

Suatu tempat dapat dikatakan tempat umum bilamana

memenuhi kriteria :
12

a. Diperuntukkan bagi masyarakat umum.

b. Mempunyai tempat/bangunan yang permanen atau menetap.

c. Pada tempat tersebut ada aktivitas, baik aktivitas

pengelola/pengusaha maupun pengunjung.

d. Pada tempat tersebut tersedia fasilitas :

1) Fasilitas kerja pengelola

2) Fasilitas sanitasi, seperti penyediaan air bersih, bak sampah,

WC/urinoir, kamar mandi, pembuangan limbah

B. Tinjauan Umum Tentang Kolam Renang

1. Pengertian Kolam Renang

Kolam renang adalah suatu konstruksi buatan yang

dirancang untuk diisi dengan air dan digunakan untuk

berenang, menyelam, atau aktivitas air lainnya. Kolam renang

pribadi adalah simbol status bagi pemiliknya, karena membutuhkan

banyak tempat dan biaya perawatan yang besar. Kolam renang

umum biasanya adalah bagian dari pusat kebugaran

jasmani atau taman rekreasi, dengan fasilitas-fasilitas lainnya

meliputi sauna, lapangan olahraga renang (squash, tenis, dll)

dan rumah makan. Untuk menjernihkan dan mendisfeksi air

biasanya digunakan kaporit. (Wikipedia, 2017)

Sedangkan Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 32

tahun 2017 disebutkan bahwa Kolam renang adalah adalah tempat

dan fasilitas umum berupa konstruksi kolam berisi air yang telah
13

diolah yang dilengkapi dengan fasilitas kenyamanan dan

pengamanan baik yang terletak di dalam maupun di luar bangunan

yang digunakan untuk berenang, rekreasi, atau olahraga air

lainnya. (Kemenkes RI, 2017)

2. Jenis-Jenis Kolam Renang

a. Kolam renang Lap pool, tipe kolam renang ini memiliki ukuran

lebar yang sempit namun panjangnya seperti membentuk jalur

khusus nampak seperti jalan/lintasan. Kolam renang ini dapat

dijadikan tempat terapi bagi mereka yang memiliki

permasalahan kesehatan yang dianjurkan untuk olahraga

dengan berenang secara intensif.

b. Kolam Renang exercise pool, merupakan kolam renang yang

dibuat khusus untuk sarana latihan. Ukurannya relatif kecil,

dengan sistem pengerak air yang menyebabkan air memiliki

arus dan perenang hanya berenang di tempat. Biasanya kolam

renang ini dimiliki untuk peserta kompetisi.

c. Kolam renang Play Pool (kolam renang bermain) merupakan

kolam renang yang didesain untuk digunakan oleh anak-anak.

Kolam dengan ketinggian air sekitar 0,5 m ini hanya ditujukan

untuk tempat anak-anak bermain. Kolam dengan tipe ini

seringkali dimanfaatkan juga sebagai tempat bersantai

menggunakan pelampung. Dengan tujuannya untuk bermain,

tentu saja desain dan perlengkapan play pool ini disesuaikan


14

dengan kesenangan anak-anak. Warna yang menyuguhkan

kesan ceria, sarana seluncuran, bola-bola warna warni dan

banyak lagi.

d. Kolam renang Private Pool (kolam renang pribadi), merupakan

kolam renang yang digunakan oleh pemilik beserta keluarga

atau kerabat. Ukuran private pool ini relatif lebih kecil dan public

pool, karena efisiensi dan frekuensi penggunaan yang tidak

serutin dan sebanyak kolam renang umum.

e. Kolam renang Free form, tipe kolam renang free form atau

kolam renang jenis bebas berbentuk tidak beraturan, konsep

dasar natural landscape sehingga nuansa yang ditawarkan

alami menyatu dengan alam. Pengaplikasian tipe free form ini

banyak digunakan di kolam renang rumah pribadi.

f. Kolam renang geometris, tipe kolam renang ini memiliki desain

yang berdasarkan pada garis-garis, yang memberikan kesan

formal. Kolam renang tipe ini sering digunakan di sekolah dan

pengaplikasian resmi dengan menyesuaikan standar digunakan

untuk competition pool. (Timpro, 2016)

3. Persyaratan Kolam Renang

a. Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kolam Renang

1) Umum

a) Lingkungan kolam renang dan permandian umum harus

selalu dalam keadaan bersih dan dapat mencegah


15

kemungkinan terjadinya penularan penyakit serta tidak

memungkinkan bersarang dan berkembangbiaknya vektor

penular penyakit.

b) Bangunan kolam renang dan permandian umum serta

peralatan yang dipergunakan harus memenuhi

persyaratan kesehatan dan dapat mencegah terjadinya

kecelakaan.

2) Tata Bangunan

Setiap bangunan di lingkungan kolam renang dan

permandian umum harus di tata dan dipergunakan sesuai

dengan fungsinya, serta memenuhi persyaratan kesehatan

antara lain tidak mengakibatkan pencemaran terhadap air

kolam renang dan permandian umum.

3) Konstruksi Bangunan

a) Lantai

(1) Setiap lantai harus terbuat dari bahan yang

kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin

dan mudah dibersihkan.

(2) Lantai yang selalu kontak dengan air harus

mempunyai kemiringan yang cukup (2-3%) kearah

saluran pembuangan air limbah.

b) Dinding

(1) Permukaan dinding harus mudah dibersihkan.


16

(2) Permukaan dinding yang selalu terkena percikan air

harus terbuat dari bahan yang kuat dan kedap air.

c) Ventilasi

Sistim ventilasi dapat menjamin peredaran udara di dalam

kamar/ruang dengan baik.

d) Sistim Pencahayaan

(1) Tersedia sarana pencahayaan dengan intensitas

sesuai dengan fungsinya.

(2) Khusus untuk kolam renang yang dipergunakan

pada malam hari, didalam kolam harus dilengkapi

dengan lampu berkekuatan 12 volt.

e) Atap

Tidak bocor dan tidak memungkinkan terjadinya genangan

air.

f) Langit-langit

(1) Mudah dibersihkan

(2) Tinggi minimal 2,5 meter dari lantai.

g) Pintu

Dapat mencegah masuknya serangga, tikus dan binatang

pengganggu lainnya. (Depkes RI, 1991)

b. Syarat Konstruksi Kolam Renang

Adapun syarat konstruksi kolam renang (Kristonimala, 2009)

antara lain :
17

1) Letak kolam renang

a) Terletak di tempat yang strategis, yaitu mudah dicapai

dengan jalan kaki, ataupun kendaraan umum/pribadi

b) Bangunan kolam harus dapat melindungi kolam air kolam

dari tiupan angin kencang yang membawa debu atau

daun-daunan

c) Wilayah dari kolam renang harus dipagari setinggi minimal

1,80 meter dan tidak mudah di panjati

d) Kolam renang harus bebas dari daun-daunan yang

menggelantung di atasnya.

2) Ukuran Kolam Renang

Ukuran kolam renang erat hubungannya dengan perkiraan

daya tampung kolam renang terhadap pengunjung.

a) Untuk pemandian umum yang besar, data untuk experted

loading mungkin dapat diperoleh dari kolam renang lain

pada area yang sama, atau melakukan survey khusus.

Diperkirakan untuk kota berpenduduk dibawah 30.000

orang jumlah pengunjung maksimal setiap harinya di

kolam renang antara 5-10 % dari populasi.

b) Batas jumlah perenang menurut APHA (American Public

Health Association)

(1) Diving area (daerah penyelaman). Batas maksimum

2 perenang untuk radius 10 ft dari masing-masing


18

papan loncat

(2) Swimming area (daerah perenang). Mempunyai

kedalaman dari 5 ft dan terletak di luar dari daerah

penyelaman.

(3) Non swimming area (bukan daerah untuk

berenang). Untuk kolam renang yang besar 60-80,

dari luas kolam digunakan untuk non swimming area

3) Konstruksi kolam

a) Kolam harus dibuat dari bahan yang kuat, rapat air, keras

dan licin, baik untuk lantai ataupun dinding.

b) Dinding dan lantai harus berwarna terang untuk menjaga

keselamatan dan agar lebih seniter

c) Setiap pertemuan dua dinding atau sudut membentuk

bulatan agar mudah dibersihkan.

4) Bentuk kolam dan dasar kolam

a) Lubang pengurasan harus terletak di tempat terdalam

b) Kemiringan dari lantai kolam tidak boleh lebih dari 1 inc per

ft. jika kedalaman air kurang 51/2 ft dan tidak boleh ada

perubahan kemiringan lantai yang tiba-tiba. Pada kolam

renang dengan panjang kurang dari 50 ft, rata-rata

kemiringan akan menurun menjadi 11/2 inch per ft.


19

c) Dinding kolam harus benar-benar vertical dan melengkung

dengan pertemuan dengan lantai dasar. (Kristonimala,

2009)

5) Tempat berjalan Perenang

a) Pada sekeliling kolam renang harus ada tempat berjalan

dengan lebar minimal 1 m dengan kemiringan ke arah luar

kolam.

b) Sekeliling kolam renang di tepi tempat berjalan ada parit

pengering.

6) Pipa Pemasukan Air

Saluran air yang masuk ke kolam harus terjamin tidak ada

hubungan silang (cross conection) dengan air kotor. Lubang

pemasukan air bersih berseberangan dengan lubang

pembuangan/pengering. (Erlani, dkk 2011)

7) Pipa Pengeluaran Air

a) Umumnya pipa pembuangan ini dihubungkan dengan pipa

penyedot (suction pump) agar air tersebut disedot keluar.

b) Pipa pengeluaran air ini harus sedemikian rupa diberi

ukuran, sehingga air dapat dikeluarkan selama 6 jam.

c) Harus dibuat pipa pengeluaran air yang lebih banyak dalam

hal kolam renang tersebut melebihi 7 m lebarnya.


20

d) Pipa pembuangan air harus sedemikian dibuat agar jangan

terjadi perputaran pada daerah pengendapan itu yang

disebut fortex.

e) Dilarang pipa pengeluaran air ini dihubungkan dengan

langsung dengan pipa pembuangan air kotor kotamadya

(riool).

f) Cara memisahkan pipa pengeluaran air ini harus

sedemikian :

(1) Lebih dari 25 cm dari dinding kolam

(2) Dengan jarak tidak boleh lebih dari 50 cm satu

dengan yang lainnya. (Suparlan, 2012)

8) Penerangan

Untuk kolam renang digunakan cahaya dari alam (natural

lighting) dan cahaya buatan (artificial lighting) dengan syarat

sebagai berikut :

a) Pencahayaan alam, untuk indoor pool tidak boleh ada

jendela tapi cukup lubang angin/ventilasi dengan ketinggian

7 ft diatas lantai ruangan agar dapat mengurangi cahaya

yang dipantulkan oleh permukaan air kolam. Pencahayaan

yang baik dengan menggunakan sinar difus berasal dari

atas karena sedikit sekali menimbulkan pantulan pada

permukaan air kolam.


21

b) Pencahayaan buatan, kuat penerangannya tergantung dari

penggunaannya.

9) Tangga kolam

a) Tangga kolam di pasang tegak lurus dengan jarak dari

dinding kolam antara 3-6 inch dan dilengkapi dengan

pegangan tangan (hand rail)

b) Penempatan tangga pada diving area dekat papan loncat

dan di ujung kolam dari swimming.

10) Papan peloncat

a) Tinggi papan loncat haruslah disesuaikan dengan

dalamnya kolam, dengan ketentuan sbb :

Tabel 2. 1 Syarat Papan Peloncat

Tingginya papan peloncat Dalamnya kolam


diatas permukaan air renang

1 – 4 ft 10 ft
4 – 10 ft 12 ft
Diatas 10 ft 15 – 18 ft
(Sumber : Hans. 2015. Syarat Pembangunan Kolam Renang.(online).
http://www.fantasiapools.com. Diakses 18 Desember 2017)

b) Jarak papan peloncat satu dengan yang lain diantaranya

minimal 12 ft (3,5 m).

c) Ukuran papan peloncat adalah panjang 16 ft (+- 5 m) dan

lebar +- 50 cm. (Hans, 2015)


22

c. Fasilitas Sanitasi Kolam Renang

1) Lokasi Tempat Pakaian dan Peralatan Lainnya

Selain fungsi keamanan dari bawaan si perenang, maka loker

berfungsi jaga sebagai “barrier” agar penyakit-penyakit yang

berhubungan dengan pakaian tidak menular ke orang lain.

Penyakit tersebut antara lain kudis, penyakit karena cacing

dan lain sebagainya.

2) Ruangan Tempat Ganti Pakaian

Letak loker pakaian, dapat didalam ruang tempat ganti

pakaian dengan tidak mengabaikan “privacy” dari pengunjung

kolam renang. Harus diperhatikan juga pemisahan yang jelas

dan arahan yang jelas (clear direction) antara tempat ganti

pria dan wanita. Jangan dilupakan meletakkan tempat

sampah diruang tersebut.

3) Kebersihan Tempat Mencuci Badan (Shower)

Tempat mencuci badan/membasahi badan sebelum masuk

kolam renang perlu dipantau secara seksama. Lantai harus

bersih dan tidak banyak lumut sehingga licin yang dapat

menyebabkan kecelakaan/terpeleset. (Imam, 2015).

4) Toilet untuk umum

Bersih dan tidak bau, letaknya tidak berhubungan langsung

dengan dapur, kamar tidur dan ruang tamu, lantai kedap air,
23

tidak licin , dan lantai miring ke daerah saluran pembuangan.

Toilet untuk wanita terpisah dengan toilet laki-laki.

5) Tempat sampah

Terbuat dari bahan yang kuat, ringan, tahan karat, kedap air,

permukaan bagian dalam halus dan rata, mempunyai tutup

yang mudah dibuka dan ditutup tanpa mengotori tangan,

jumlah dan volume tempat sampah sesuai dengan produksi

sampah perhari, mudah diisi dan dikosongkan, sampah dari

tiap ruang diangkat dan dikosongkan tiap hari.

6) Tempat penampungan

Tidak permanen, tidak menjadi tempat perindukan serangga

dan binatang, mudah dijangkau oleh kendaraan

pengangkutan sampah, frekuensi pengosongan atau

pengangkutan sampah minimal 3x24 jam.

7) Peralatan pencegahan masuknya serangga

Dilengkapi dengan alat yang mencegah masuknya serangga

tikus, sarana penyimpanan air harus tertutup dan terbebas

dari jentik nyamuk.

8) Bak cuci kaki

Tersedia bak cuci kaki dengan ukuran 1,5 m x 20 cm, bak

terisi penuh, kadar sisa chlor 2 ppm. (Enny, 2014)


24

4. Syarat-Syarat Sanitasi dan Keamanan dari Kolam Renang

a. Semua orang yang mandi harus membersihkan badannya dulu

di shower dengan menggunakan air dan sabun sebelum masuk

dalam kolam.

b. Semua perenang yang meninggalkan kolam renang untuk

memakai ruangan toilet harus terlebih dahulu membersihkan

badannya untuk kedua kalinya dibawah shower.

c. Cara memakai toilet harus diatur sedemikian rupa sehingga :

1) Dilarang masuk dengan badan yang basah kuyup

2) Dilarang meninggalkan kotoran-kotoran berupa kertas-

kertas bungkus sabun, bungkus roti, kaleng, dan lain-lain

kotoran.

d. Semua orang yang berpenyakit kulit, tenggorokan, pilek, mata

dll, penyakit telinga (curek), memakai pembalut, dan penyakit

menular lainnya tidak diperkenankan kecuali telah ada

persyaratan dari dokter bahwa penyakit tidak berbahaya.

e. Meludah, bermain-main dengan melalui mulut (berkumur)

dll, dilarang dilakukan diwilayah kolam renang.

f. Dilarang bermain-main atau bersenda gurau yang melampaui

batas disekitar kolam renang, ditempat-tempat berjualan

di daerah papan peloncat, ditempat berpakaian, dan

ditempat-tempat shower. (Suparlan, 2012).


25

C. Tinjauan Umum Tentang Syarat Kualitas Air

Air adalah bagian dari kehidupan dipermukaan bumi. Bagi

kehidupan makhluk, air bukan merupakan hal yang baru, karena kita

ketahui bersama tidak satupun kehidupan di bumi ini dapat

berlangsung tanpa adanya air. Oleh karena itu, air dikatakan sebagai

benda mutlak yang harus ada dalam kehidupan manusia. (Djasio dkk,

1984)

Selain itu, air juga dipergunakan untuk memasak, mencuci, mandi,

dan membersihkan kotoran yang ada disekitar rumah. Air juga

digunakan untuk keperluan industri, pertanian, pemadam kebakaran,

tempat rekreasi, transportasi, dan lain-lain. Penyakit-penyakit yang

menyerang manusia dapat juga ditularkan dan disebarkan melalui air.

Kondisi tersebut tentunya dapat menimbulkan wabah penyakit dimana

–mana. ( Budiman, 2014)

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 32 tahun 2017 tentang

Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk media air Kolam

Renang meliputi parameter fisik, biologi, dan kimia. Adapun

parameter kualitas air yaitu antara lain :

1. Parameter fisik

a. Suhu

Temperatur air akan mempengaruhi kesukaan konsumen

terhadap air tersebut. Temperatur air yang diharapkan adalah


26

antara 10 – 150C. Penyimpangan terhadap ketetapan tersebut

akan mengakibatkan :

1) Air tersebut tidak disukai oleh konsumen

2) Meningkatkan daya/tingkat toksisitas bahan kimia atau

bahan pencemar dalam air.

3) Pertumbuhan mikroba di dalam air.

b. Bau

Air yang memenuhi standar kualitas harus bebas dari bau

(tidak berbau). Biasanya bau disebabkan oleh bahan-bahan

organik yang dapat membusuk serta senyawa kimia lainnya

seperti phenol. Jika air berbau maka akan mengganggu

estetika.

c. Warna

Warna air ditetapkan : 5 sampai 50 unit. Penyimpangan

akan mengakibatkan :

1) Mengganggu estetika, air tersebut tidak diterima oleh

masyarakat konsumen

2) Kemungkinan masyarakat konsumen akan mencari sumber

air lain yang mungkin saja justru lebih tidak memenuhi

syarat kecuali parameter warna.

d. Rasa

Biasanya bau dan rasa terjadi bersama-sama, yaitu akibat

adanya dekomposisi bahan organik di dalam air. Demikian juga


27

senyawa kimia tertentu menyebabkan rasa di dalam air, seperti

NaCl menyebabkan air menjadi asin. Jika air mempunyai rasa,

maka tidak disukai oleh masyarakat konsumen, jadi

mengganggu segi estetika. (Djasio, dkk 1984)

e. Kekeruhan

Air dikatakan keruh apabila air tersebut mengandung begitu

banyak partikel bahan yang tersuspensi sehingga memberikan

warna yang berlumpur dan kotor. Bahan-bahan yang

menyebabkan kekeruhan ini meliputi tanah liat, lumpur, bahan-

bahan organik yang tersebar dari partikel-partikel kecil yang

tersuspensi.

Kekeruhan pada air merupakan satu hal yang harus

dipertimbangkan dalam penyediaan air bagi umum, mengingat

bahwa kekeruhan tersebut akan mengurangi segi estetika,

menyulitkan dalam usaha penyaringan dan akan mengurangi

efektivitas usaha desinfeksi. (Sutrisno, 2002 dalam Inayah,

2016)

2. Parameter Kimia

a. pH

pH merupakan salah satu faktor yang sangat penting

mengingat pH dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba

didalam air. Sebagian besar mikroba akan tumbuh dengan baik

pada pH 6,0-8,0 pH juga akan menyebabkan perubahan


28

kimiawi didalam air. Menurut standar kualitas pH 6,5-9,2 maka

akan menyebabkan korosifitas pada pipa-pipa air yang terbuat

dari logam dan dapat mengakibatkan beberapa senyawa kimia

berubah menjadi racun yang dapat mengganggu kesehatan

manusia. (Djasio, dkk 1984)

b. Sisa Chlor

Klorinasi (chlorination) adalah proses pemberian klorin ke

dalam air yang telah menjalani proses filtrasi dan merupakan

langkah yang maju dalam proses purifikasi air. Klorin ini banyak

digunakan dalam pengolahan limbah industri, air kolam renang,

dan air minum di negara-negara sedang berkembang karena

sebagai desinfektan, biayanya relatif lebih murah, mudah dan

efektif. Senyawa-senyawa klor yang umum digunakan dalam

proses klorinasi, antara lain : gas klorin, senyawa hipoklorit, klor

dioksida, dehidroisosianurate dan kloramin. (Budiman, 2014)

Klorinasi merupakan cara yang efektif dan masih banyak

digunakan pada sistim pengolahan air bersih diseluruh

Indonesia terutama PDAM. Proses klorinasi adalah

pembubuhan chlor atau senyawa chlor kedalam air dengan

tujuan untuk membunuh kuman atau bakteri pathogen dan

untuk menghilangkan bau.

Klorin yang terdapat dalam air sebagai asam hipoklorit dan

ion hipoclorit itulah yang disebut dengan chlorine bebas,


29

sedangkan chlorine yang terdapat dalam air yang bergabung

dengan ammonia atau senyawa nitrogen organic disebut

chlorine terikat. Jumlah sisa chlor yang tersedia dalam air yang

telah diolah sangat tergantung pada kondisi air yang akan

diolah:

1) Jika air banyak mengandung amoniak penambahan chlor

akan menghasilkan sisa chlor tersedia terikat.

2) Jika air tidak mengandung aminiak penambahan chlor akan

menghasilkan sisa chlor tersedia bebas.

3) Jika air mengandung sisa chlor bebas, penambahan

amoniak akan menurunkan sisa chlor tersedia bebas dan

tersedia terikat. (Jumani, 2012).

3. Parameter Bakteriologis

a. MPN Coliform

Bakteri atau virus dalam air yang dapat menular ke manusia

sebagian besar berasal dari tinja dan urine. Untuk mengetahui

pencemaran tinja tersebut perlu dilakukan pemeriksaan

laboratorium, namun untuk memeriksa adanya bakteri atau

virus tidak mudah karena harus menggunakan peralatan

khusus dan memerlukan waktu, sedangkan bakteri dalam tinja

yang relatif lebih mudah ditemukan adalah bakteri jenis coli

padahal bakteri ini umumnya tidak patogen karena berada

dalam perut manusia. (Suyono, 2012)


30

Coliform bacteri digunakan sebagai indikator didalam

menentukan apakah air telah tercemar oleh tinja atau air

limbah. Didalam standar kualitas ditetapkan : setiap 100 ml

contoh air MPN Coliform bakteri harus nol. Penyimpangan

terhadap standar ini dapat disimpulkan bahwa air tersebut telah

tercemar oleh tinja atau limbah yang berarti dalam air tersebut

kemungkinan besar terdapat kuman-kuman patogenik yang

membahayakan kesehatan manusia. (Djasio, dkk 1984)

b. E.coli

E. coli (Escherichia coli) adalah spesies bakteri yang

ditemukan dalam usus manusia dan hewan sehat dan

diperlukan untuk membantu dalam pemecahan selulosa dan

penyerapan vitamin K (yang membantu pembekuan darah).

Namun, bakteri ini sering kali menjadi penyebab infeksi saluran

kemih, diare pada bayi, dan infeksi luka. Escherichia coli

merupakan penghuni normal dalam saluran pencernaan

manusia dan hewan, maka digunakan secara luas sebagai

indikator pencemaran. Bakteri ini juga mengakibatkan banyak

infeksi pada saluran pencernaan makanan (enterik) manusia

dan hewan, juga penyebab penyakit pada beberapa tanaman.

(Pelczar, M.J, Jr., dan E.C.S Chan, 2006).


31

Bakteri E. coli adalah salah satu bakteri yag digunakan

sebagai indikator adanya kontaminasi feces dan kondisi

sanitasi yang tidak baik terhadap air, makanan, dan minuman.

E.coli menjadi patogen jika jumlah bakteri dalam saluran

pencernaan meningkat atau berada di luar usus, menghasilkan

enterotoksin sehingga menyebabkan terjadinya bebarapa

infeksi yang berasosiasi dengan enteropatogenik kemudian

menghasilkan enterotoksin pada sel epitel. Manifestasi klinik

infeksi oleh E.coli bergantung pada tempat infeksi dan tidak

dapat dibedakan dengan gejala infeksi yang disebabkan oleh

bakteri lain (Ismail, 2012).

E.coli diklasifikasikan oleh ciri khas sifat-sifat virulensinya,

dan setiap kelompok menimbulkan penyakit melalui mekanisme

yang berbeda. Ada lima kelompok galur E.coli yang patogen,

yaitu :

1. E. coli Enteropatogenik (EPEC) EPEC penyebab penting

diare pada bayi, khususnya di negara berkembang. EPEC

sebelumnya dikaitkan dengan wabah diare pada anak-anak

di negara maju. EPEC melekat pada sel mukosa usus kecil.

2. E. coli Enterotoksigenik (ETEC) ETEC penyebab yang sering

dari “ diare wisatawan ” dan penyebab diare pada bayi di

negara berkembang. Faktor kolonisasi ETEC yang spesifik


32

untuk manusia menimbulkan pelekatan ETEC pada sel epitel

usus kecil.

3. E. coli Enteroinvasif (EIEC) EIEC menimbulkan penyakit

yang sangat mirip dengan shigelosis. Penyakit yang paling

sering pada anak-anak di negara berkembang dan para

wisatawan yang menuju negara tersebut. Galur EIEC

bersifat nonlaktosa atau melakukan fermentasi laktosa

dengan lambat serta bersifat tidak dapat bergerak. EIEC

menimbulkan penyakit melalui invasinya ke sel epitel

mukosa usus.

4. E. coli Enterohemoragik (EHEK) EHEK menghasilkan

verotoksin, dinamai sesuai efek sitotoksisnya pada sel Vero,

suatu ginjal dari monyet hijau Afrika.

5. E. coli Enteroagregatif (EAEC) EAEC menyebabkan diare

akut dan kronik pada masyarakat di negara berkembang

(Adila, 2013).
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran

Kolam renang merupakan salah satu tempat umum yang ramai

dikunjungi masyarakat yang digunakan sebagai tempat untuk

berkumpul orang banyak sebagai sarana olahraga maupun rekreasi.

Kolam renang yang dimaksud tersebut adalah kolam renang Grand

Mode Kota Makassar.

Kondisi sanitasi kolam renang merupakan suatu usaha yang

dilakukan menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan

kesehatan dan merupakan hal yang sangat penting diperhatikan oleh

para pengguna kolam renang sebelum menggunakannya. Kondisi

sanitasi kolam renang terdiri atas beberapa variabel salah satunya

adanya fasilitas sanitasi misalnya penyediaan air.

Kolam renang Grand Mode Kota Makassar perlu pemeliharaan

kebersihan lingkungan dan air kolam renang untuk mencegah

penularan penyakit terutama penyakit melalui air sehingga kondisi

sanitasi dan kualitas air kolam renang perlu diperhatikan.

Karena banyak orang yang tidak menyadari bahwa kolam renang

merupakan media dalam penularan penyakit melalui perantaraan air

kolam renang. Pengelola kolam renang harus memenuhi persyaratan

yang dikeluarkan oleh Menteri Kesehatan melalui Permenkes No. 32

tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Dan


34

Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi Kolam

Renang, Solus Per Aqua Dan Permandian Umum.

Hal tersebut dilakukan untuk kepentingan bersama agar terhindar

dari berbagai penyakit yang bisa ditimbulkan oleh kolam renang yang

tidak memenuhi syarat.


35

1. Kerangka Konsep

Kolam Renang Grand


Mode Kota Makassar

Kondisi Sanitasi Kolam


Renang Grand Mode Kota
Makassar

Lingkungan Kamar / Fasilitas Karyawan Kualitas


dan Ruang Sanitasi Air Kolam
Bangunan Renang

1. Lokasi 1.Kondisi 1. Penyediaan Surat 1. Fisik (Bau,


2. Lingkungan Ruang air Keterangan benda terapung,
3. Kontruksi 2.Ruang 2. Pembuangan Sehat kejernihan)
istirahat air limbah
3. Pancuran 2.Bakteriologi
3.Jamban,
Kamar Bilas (E. Coli)
Mandi, dan 4. Toilet 3. Kimia
Peturasan 5. Tempat (pH dan Sisa
4. Gudang sampah Khlor)
6. Alat
pencegahan
serangga
7. Area Kolam
Renang
8. Volume Air
Kolam
9. Konstruksi
kolam
10.Bak Cuci
kaki

Penilaian

Laik Sehat Tidak Laik Sehat

Gambar 3.1 Kerangka Konsep


36

B. Hubungan Variabel

Adapun skema hubungan antara variabel, disajikan dalam gambar

di bawah ini :

Variabel Bebas

1. Lingkungan dan Bangunan Variabel Terikat


2. Kamar/Ruang Kondisi Sanitasi Kolam
3. Fasilitas Sanitasi Renang Grand Mode
4. Karyawan Kota Makassar
5. Kualitas Air Kolam Renang
(Fisik, Bakteriologis E.coli,
Kimia pH dan sisa khlor)

Variabel Pengganggu

1. Perilaku Pengunjung
2. Jumlah Pengunjung

Gambar 3.2 Variabel Penelitian


Keterangan :

: Yang diteliti

: Yang Tidak Diteliti

C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Kondisi Sanitasi

Kondisi Sanitasi adalah keadaan yang terdapat pada Kolam

Renang Grand Mode Kota Makassar yang meliputi lingkungan dan

bangunan, ruang/kamar, fasilitas sanitasi, karyawan dan kualitas air

kolam renang (Fisik, bakteriologi dan kimia).

Kriteria Objektif

a. Memenuhi syarat : Dikatakan laik sehat apabila dari


37

semua variabel upaya memperoleh

persentase penilaian 65%.

b. Tidak memenuhi syarat: Dikatakan tidak laik sehat apabila dari

semua variabel upaya memperoleh

persentase penilaian < 65%.

2. Lingkungan dan Bangunan

Lingkungan dan bangunan adalah keadaan lingkungan dan

bangunan yang terdapat pada Kolam Renang Grand Mode Kota

Makassar. Lingkungan dan bangunan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah lokasi, lingkungan dan kontruksi.

Ktiteria Objektif

a. Memenuhi syarat : Dikatakan memenuhi syarat untuk

variabel lingkungan dan bangunan

apabila memperoleh persentase

penilaian 70%.

b. Tidak memenuhi syarat: Dikatakan tidak memenuhi syarat

untuk variabel lingkungan dan

bangunan apabila memperoleh

persentase penilaian < 70%.

3. Kamar/Ruang

Kamar/ruang adalah ruangan yang tertutup dinding dan

menjadi bagian bangunan Kolam Renang Grand Mode Kota

Makassar. Kamar/ruang yang dimaksud dalam penelitian ini adalah


38

kondisi ruang, ruang istirahat, jamban, kamar mandi dan peturasan

serta gudang.

Kriteria Objektif

a. Memenuhi syarat : Dikatakan memenuhi syarat untuk

variabel ruang/kamar apabila

memperoleh persentase penilaian 60%.

b. Tidak memenuhi syarat: Dikatakan tidak memenuhi syarat

untuk variabel ruang/kamar apabila

memperoleh persentase penilaian

<60%.

4. Fasilitas Sanitasi

Fasilitas sanitasi adalah sarana dan prasarana yang ada

serta digunakan oleh para pengunjung kolam renang Grand Mode

Kota Makassar. Fasilitas sanitasi yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah penyediaan air bersih, pembuangan air limbah, pancuran

bilas, toilet, tempat sampah, alat pencegahan serangga, area

kolam renang, volume air kolam renang, konstruksi kolam dan bak

cuci kaki.

Kriteria Objektif

a. Memenuhi syarat : Dikatakan memenuhi syarat untuk

variabel fasilitas sanitasi apabila

memperoleh persentase penilaian 75%.

b. Tidak memenuhi syarat: Dikatakan tidak memenuhi syarat


39

untuk variabel fasilitas sanitasi apabila

memperoleh persentase penilaian

<75%.

5. Karyawan

Karyawan adalah orang yang bekerja atau yang menjadi

pengelola Kolam Renang Grand Mode Kota Makassar. Karyawan

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah surat keterangan sehat

dari dokter yang masih berlaku.

Kriteria Objektif

a. Memenuhi syarat : Dikatakan memenuhi syarat untuk

variabel karyawan apabila memperoleh

persentase penilaian 60%.

b. Tidak memenuhi syarat: Dikatakan tidak memenuhi syarat

untuk variabel karyawan apabila

memperoleh persentase penilaian

<60%.

6. Kualitas Air Kolam Renang

Kualitas Air Kolam Renang adalah keadaan air kolam

renang Grand Mode Kota Makassar. Kualitas air yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah parameter Fisik (Bau, benda terapung,

kejernihan), Bakteriologis (E. coli) dan Kimia (pH dan Sisa Khlor).
40

Kriteria Objektif

a. Memenuhi syarat : Dikatakan memenuhi syarat apabila

memenuhi standar Permenkes No. 32

tahun 2017 untuk syarat fisik tidak

berbau, jernih dan tidak terdapat

benda terapung. Sedangkan untuk

syarat bakteriologis E.coli yaitu <1

dalam jumlah per 100 ml dan syarat

kimia pH yaitu 7 – 7,8 dan sisa khlor

sebanyak 1-1,5 mg/l.

b. Tidak memenuhi syarat : Dikatakan tidak memenuhi syarat

apabila tidak memenuhi standar

Permenkes No. 32 tahun 2017 untuk

syarat fisik tidak berbau, jernih dan

tidak terdapat benda terapung.

Sedangkan untuk syarat bakteriologis

E.coli yaitu <1 dalam jumlah per 100 ml

dan syarat kimia untuk pH yaitu 7 – 7,8

dan sisa khlor sebanyak 1-1,5 mg/l.


BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif

dengan pendekatan observasional yang bertujuan untuk mengetahui

gambaran kondisi sanitasi kolam renang Grand Mode Kota Makassar.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dilaksanakan yaitu di Kolam Renang

Grand Mode Kota Makassar yang beralamat di Jalan Cendrawasih

No. 381, Mamajang, Karang Anyar, Kota Makassar.

2. Lokasi Pemeriksaan Sampel

Lokasi untuk melakukan pemeriksaan kualitas air kolam

renang adalah di Laboratorium Mikrobiologi Politeknik Kesehatan

Makassar Jurusan Kesehatan Lingkungan.

3. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dibagi menjadi dua tahap, yaitu:

a. Tahap Persiapan yang meliputi pengumpulan data dan

penyusunan proposal yang berlangsung pada bulan Desember

2017 – Januari 2018.

b. Tahap Pelaksanaan meliputi kegiatan penelitian yang

berlangsung pada bulan Februari – Juni 2018.


42

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua kondisi sanitasi

dan air kolam renang Grand Mode Kota Makassar.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah kondisi sanitasi

lingkungan dan bangunan, kamar/ruang, fasilitas sanitasi,

karyawan dan air kolam renang Grand Mode Kota Makassar.

Adapun teknik pengambilan sampel khusus air kolam renang

yaitu dengan sistem Gabungan Waktu (Composite Sample)

sebanyak 2 titik untuk semua kolam renang (kolam dewasa dan

anak-anak) dengan parameter Fisik, Bakteriologis (E.coli) dan

Kimia (pH dan Sisa Khlor).

Sedangkan frekuensi pengambilan sampel air kolam renang

dilakukan dua kali dalam satu hari antara lain :

a. Pagi hari pukul 08.00 – 09.00 WITA (sebelum digunakan)

diambil 3 sampel untuk pemeriksaan Bakteriologis (E. coli) dan

Kimia (pH dan sisa khlor) di kolam renang dewasa dan 3

sampel untuk pemeriksaan Bakteriologis (E. coli) dan Kimia (pH

dan Sisa khlor) di kolam anak-anak.

b. Sore hari pukul 16.00 – 17.00 WITA (setelah digunakan)

diambil 3 sampel untuk pemeriksaan Bakteriologis (E. coli) dan

Kimia (pH dan sisa khlor) di kolam renang dewasa dan 3


43

sampel untuk pemeriksaan Bakteriologis (E. coli) dan Kimia (pH

dan Sisa khlor) di kolam anak-anak.

c. Jadi jumlah keseluruhan sampel yang diambil adalah 12

sampel untuk pemeriksaan Bakteriologis (E.coli) dan kimia (pH

dan sisa khlor) dari kolam renang dewasa dan anak-anak.

D. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner/formulir

Inspeksi Sanitasi Kolam Renang untuk mengetahui kondisi sanitasi

kolam renang serta alat dan bahan yang digunakan untuk mengetahui

kualitas air kolam renang secara bakteriologis dan kimia. (terlampir)

E. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer yang diperoleh yaitu dari hasil observasi

langsung dan wawancara dengan pengelola kolam renang,

penilaian menggunakan formulir inspeksi sanitasi kolam renang

serta pemeriksaan bakteriologis dan sisa khlor yang dilakukan di

laboratorium.

2. Data Sekunder

Data sekunder yang diperoleh melalui internet, buku, jurnal,

artikel maupun dari penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan

objek penelitian.
44

F. Pengolahan dan Analisis Data

Data yang telah diperoleh dari hasil penilaian dan

pemeriksaan laboratorium diolah menggunakan komputer dan

disajikan dalam bentuk tabel serta dianalisis secara deskriptif.


BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kolam Renang Grand Mode adalah salah satu tempat-tempat

umum yang berada di Kota Makassar, tepatnya di Jalan Cendrawasih No.

381, Karang Anyar, Kota Makassar yang biasanya digunakan untuk

rekreasi, berenang baik untuk orang dewasa maupun anak-anak, serta

aktivitas air lainnya. Kolam renang tersebut dibangun pada tahun 2013.

Kolam renang Grand Mode Kota Makassar terdiri atas 2 kolam

yaitu kolam dewasa dan kolam anak-anak. Kolam renang dewasa

berukuran 15 x 28 meter dengan kedalaman 120 cm sedangkan kolam

renang anak-anak berukuran 15 x 15 meter dengan kedalaman 60 cm.

Jumlah karyawan pada kolam renang tersebut berjumlah 25 orang.

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penilaian pemeriksaan kesehatan lingkungan

kolam renang Grand Mode Kota Makassar, maka hasilnya dapat diuraikan

pada tabel sebagai berikut :

Tabel 5.1
Hasil Penilaian Pemeriksaan Kesehatan Lingkungan Kolam Renang
Grand Mode Kota Makassar Tahun 2018
No. Variabel Upaya Hasil Standar Ket.
Observasi (Laik Sehat)
1. Persyaratan Kesehatan 100% 70% MS
Lingkungan dan Bangunan
2. Persyaratan Kesehatan 86% 60% MS
Kamar/Ruang
3. Persyaratan Kesehatan 57% 75% TMS
Fasilitas Sanitasi
4. Karyawan 0% 60% TMS
5. Kualitas Air Kolam Renang 16% 70% TMS
Sumber : Data Primer
46

Pada tabel 5.1 menunjukkan hasil penilaian pemeriksaan

kesehatan lingkungan kolam renang Grand Mode Kota Makassar dengan

hasil penilaian setiap variabel upaya. Jumlah keseluruhan dari hasil

penilaian sebenarnya dibagi dengan nilai standar didapatkan nilai

persentase 47,36% dan dinyatakan tidak laik sehat. (terlampir)

Kolam renang dinyatakan laik sehat apabila memperoleh nilai

sekurang-kurangnya 65% dengan catatan skore minimal untuk masing-

masing variabel upaya yaitu variabel I 70%, variabel II 60%, variabel III

75%, variabel IV 60% dan variabel V 70%.

Tabel 5.2
Hasil Pemeriksaan Air Kolam Renang Ditinjau dari Parameter Fisik
Air Kolam Renang Grand Mode Kota Makassar
Tahun 2018

No. Kualitas Kriteria Penilaian Ket.


Ya Tidak
1. Bau - tidak berbau Tidak memenuhi
- berbau  syarat
2. Benda - bebas dari benda  Permenkes No.
terapung terapung 32 Tahun 2017
- tidak bebas dari tentang
benda terapung Persyaratan
3. Kejernihan - jernih  Kualitas Fisik
- tidak jernih Kolam Renang
Sumber : Data Primer
Pada tabel 5.2 menunjukkan hasil pemeriksaan sampel air kolam

renang Grand Mode Kota Makassar ditinjau dari parameter fisik

menunjukan bahwa pada air kolam renang tercium berbau menyengat.

Namun, tidak terdapat benda terapung serta air yang digunakan untuk

berenang jernih.
47

Tabel 5.3
Hasil Pemeriksaan Air Kolam Renang Ditinjau dari Parameter
Bakteriologis (E.coli) Air Kolam Renang Grand Mode
Kota Makassar Tahun 2018

No. Titik Pengambilan Hasil Standar Ket.


Sampel Pemeriksaan (jumlah per
100 ml)
1. Kolam Renang Dewasa Negatif <1 MS
(sebelum digunakan)
2. Kolam Renang Anak-anak Negatif <1 MS
(sebelum digunakan)
3. Kolam Renang Dewasa 5 <1 TMS
(Setelah digunakan)
4. Kolam Renang Anak-anak Negatif <1 MS
(Setelah digunakan)
Sumber : Data Primer
Pada tabel 5.3 menunjukkan hasil pemeriksaan sampel air kolam

renang Grand Mode Kota Makassar ditinjau dari parameter bakteriologis

yaitu E.coli. Dari hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa pada air kolam

renang sebelum digunakan baik dari kolam renang dewasa dan anak-

anak diperoleh hasil yang negatif. Sedangkan pada pemeriksaan air

kolam renang setelah digunakan untuk kolam renang dewasa adalah

positif mengandung E.coli yaitu 5 dalam jumlah per 100 ml dan untuk

kolam renang anak-anak setelah digunakan diperoleh hasil yang negatif.

Hal tersebut disesuaikan dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 32

tahun 2017 tentang standar baku mutu kesehatan lingkungan dan

persyaratan kesehatan air untuk keperluan higiene sanitasi, kolam renang,

solus per aqua dan permandian umum yaitu untuk E.coli <1 dalam jumlah

per 100 ml.


48

Tabel 5.4
Hasil Pemeriksaan Air Kolam Renang Ditinjau dari Parameter Kimia
(Sisa Chlor) Air Kolam Renang Grand Mode
Kota Makassar Tahun 2018

No. Titik Pengambilan Hasil Standar Ket.


Sampel Pemeriksaan (mg/l)
(mg/l)
1. Kolam Renang Dewasa 0,1 1 – 1,5 MS
(sebelum digunakan)
2. Kolam Renang Anak-anak 2,0 1 – 1,5 TMS
(sebelum digunakan)
3. Kolam Renang Dewasa 0,1 1 – 1,5 MS
(Setelah digunakan)
4. Kolam Renang Anak-anak 0,1 1 – 1,5 MS
(Setelah digunakan)
Sumber : Data Primer
Pada tabel 5.4 menunjukkan hasil pemeriksaan sampel air kolam

renang Grand Mode Kota Makassar ditinjau dari parameter kimia yaitu

Sisa Chlor, menunjukkan bahwa pada air kolam renang dewasa sebelum

digunakan diperoleh hasil yang memenuhi syarat dan kolam renang anak-

anak diperoleh hasil yang tidak memenuhi syarat.

Sedangkan pada air kolam renang setelah digunakan baik dari

kolam renang dewasa maupun kolam renang anak-anak semuanya telah

memenuhi syarat. Hal tersebut disesuaikan dengan Peraturan Menteri

Kesehatan No. 32 tahun 2017 tentang standar baku mutu kesehatan

lingkungan dan persyaratan kesehatan air untuk keperluan higiene

sanitasi, kolam renang, solus per aqua dan permandian umum yaitu untuk

sisa chlor yaitu 1 – 1,5 mg/l.


49

Tabel 5.5
Hasil Pemeriksaan Air Kolam Renang Ditinjau dari Parameter Kimia
(pH) Air Kolam Renang Grand Mode
Kota Makassar Tahun 2018

No. Titik Pengambilan Hasil Standar Ket.


Sampel Pemeriksaan
1. Kolam Renang Dewasa 3,48 7 – 7,8 TMS
(sebelum digunakan)
2. Kolam Renang Anak-anak 3,29 7 – 7,8 TMS
(sebelum digunakan)
3. Kolam Renang Dewasa 3 7 – 7,8 TMS
(Setelah digunakan)
4. Kolam Renang Anak-anak 3,06 7 – 7,8 TMS
(Setelah digunakan)
Sumber : Data Primer
Pada tabel 5.5 menunjukkan hasil pemeriksaan sampel air kolam

renang Grand Mode Kota Makassar ditinjau dari parameter kimia yaitu pH,

menunjukkan bahwa semua titik tidak ada yang memenuhi syarat. Hal

tersebut disesuaikan dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 32 tahun

2017 tentang standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan

kesehatan air untuk keperluan higiene sanitasi, kolam renang, solus per

aqua dan permandian umum yaitu untuk pH yaitu 7 – 7,8.

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil pemeriksaan dan penilaian kolam renang Grand

Mode Kota Makassar yang telah dilakukan, maka ada beberapa variabel

yang perlu diperhatikan dalam penilaian kondisi sanitasi kolam renang

yaitu :
50

1. Persyaratan Kesehatan Lingkungan dan Bangunan

a. Umum

1) Lokasi

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada lokasi

kolam renang Grand Mode Kota Makassar pada bulan Mei

2018, pada penilaian untuk lokasi kolam renang ini terletak

dekat dengan jalan raya dan mudah dijangkau, namun

terhindar dari pencemaran kimia (tidak berdekatan dengan

wilayah industri), terhindar dari pencemaran fisik dan tidak

terletak dikawasan daerah banjir.

Menurut Suparlan (2012) menyatakan bahwa lokasi kolam

renang tersebut harus mudah dicapai dengan berjalan, naik

mobil, lokasi kolam tersebut harus cukup menjamin tempat

untuk parkir bagi kendaraan-kendaraan pengunjung. Hal ini

berarti dari segi lokasi untuk kolam renang Grand Mode Kota

Makassar telah sesuai dengan ketentuan.

2) Lingkungan

Menurut PERMENKES No. 061/MENKES/Per/I/1991

menyatakan bahwa lingkungan kolam renang dan permandian

umum harus dalam keadaan bersih dan dapat mencegah

kemungkinan terjadinya penularan penyakit serta tidak

memungkinkan bersarang dan berkembang biaknya vektor

penularan penyakit.
51

Berdasarkan pengamatan pada lingkungan kolam renang

Grand Mode terlihat bersih dan tidak memungkinkan sebagai

tempat bersarang/berkembangbiak serangga ataupun tikus

sehingga dapat mencegah masuk dan berkembangbiaknya

binatang pengganggu lainnya. Hal tersebut berarti telah

memenuhi syarat dari segi lingkungan kolam renang.

3) Bangunan

Menurut Suparlan (2012) dan Permenkes No.

081/Menkes/Per/I/1991 menyatakan pada tata bangunan

bahwa setiap bangunan dilingkungan kolam renang dan

permandian umum harus ditata dan dipergunakan sesuai

dengan fungsinya, serta memenuhi persyaratan kesehatan

antara lain tidak mengakbatkan pencemaran terhadap air kolam

renang dan permandian umum.

Berdasarkan pengamatan, bangunan kolam renang Grand

Mode terlihat kokoh dan kuat serta tidak memungkinkan

sebagai tempat berkembangbiaknya serangga dan tikus. Hal

tersebut telah memenuhi syarat yang telah ditentukan.

b. Penggunaan Ruang

Penggunaan ruang pada kolam renang Grand Mode

dipergunakan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Terlihat

pada penggunaan ruang seperti ruangan gudang difungsikan


52

sebagai tempat penyimpanan barang dimana pada fungsi gudang

merupakan tempat penyimpanan barang.

c. Konstruksi

1) Lantai

Berdasarkan penilaian pada kolam renang Grand Mode,

lantai pada kolam tersebut terlihat bersih, bahan kuat, kedap

air, permukaan rata dan tidak licin. Hal tersebut sudah

memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh PERMENKES No.

081/Menkes/Per/I/1991 yang menyatakan setiap lantai harus

terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak

licin dan mudah dibersihkan.

2) Dinding

Menurut PERMENKES No. 061/MENKES/Per/I/1991

menyatakan bahwa permukaan dinding harus mudah

dibersihkan dan permukaan dinding yang selalu terkena

percikan air harus terbuat dari bahan yang kuat dan kedap air.

Berdasarkan hasil pengamatan pada dinding kolam renang

Grand Mode terlihat bersih, kedap air dan berwarna terang. Hal

tersebut menunjukkan bahwa dari segi dinding sudah

memenuhi syarat.

3) Atap

Berdasarkan pengamatan Atap kolam renang Grand Mode

terlihat tidak bocor/kuat dan tidak memungkinkan terjadinya


53

genangan air. Sedangkan menurut Menurut PERMENKES No.

061/MENKES/Per/I/1991 menyatakan bahwa atap tidak bocor

dan tidak memungkinkan terjadinya genangan air. Hal tersebut

telah memenuhi syarat ketentuan yang telah dipersyaratkan.

4) Langit-langit

Menurut PERMENKES No. 061/MENKES/Per/I/1991

menyatakan bahwa langit-langit harus mudah dibersihkan dan

memiliki tinggi minimal 2,5 meter dari lantai. Sedangkan

berdasarkan pengamatan Langit-langit pada kolam renang

Grand Mode terlihat bersih dan memiliki tinggi dari lantai lebih

dari 2,5 meter. Hal tersebut telah memenuhi syarat yang telah

ditentukan.

5) Pintu

Pintu pada kolam renang Grand Mode yaitu memiliki pintu

yang dapat dibuka, ditutup/dikunci dengan baik serta dapat

mencegah masuknya binatang pengganggu. Hal tersebut telah

memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh PERMENKES No.

061/MENKES/Per/I/1991 menyatakan bahwa pintu dapat dapat

mencegah masuknya serangga, tikus dan binatang

pengganggu lainnya.

6) Pencahayaan

Pencahayaan pada kolam renang Grand Mode yaitu cukup

terang pada setiap ruang dan tidak menyilaukan mata bagi


54

yang berada disekitar kolam. Hal ini didukung karena konstruksi

bangunan yang cukup bagus dalam posisi pencahayaan

ruangan. Hal tersebut telah memenuhi syarat yang telah

dintekan oleh PERMENKES No. 061/MENKES/Per/I/1991

menyatakan bahwa tersedia sarana pencahayaan dengan

intensitas sesuai dengan fungsinya.

2. Persyaratan Kesehatan Kamar/Ruang

a. Umum

Kondisi ruang pada kolam renang Grand Mode Kota

Makassar yaitu tidak pengap dan tidak menimbulkan bau.

b. Khusus

1) Ruang Istirahat Karyawan

Ruang istirahat karyawan pada kolam renang Grand Mode

terlihat bersih dan tersedia lemari. Namun, ruang istirahat

karyawan tidak terpisah karena tempat istirahat antara

karyawan pria dan wanita digabung dalam satu ruangan.

2) Kamar mandi, Jamban dan Peturasan

Berdasarkan penilaian pada kolam renang Grand Mode,

kamar mandi pada kolam tersebut terlihat bersih tetapi tidak

terpisah untuk karyawan pria dan wanita. Kamar mandi, jamban

dan peturasan hanya terdapat satu dan dipakai bersama pada

ruang karyawan tersebut. Sehingga, perbandingan jumlah

karyawan dengan jumlah kamar mandi tidak sesuai karena


55

jumlah karyawan pada kolam tersebut berjumlah 25 orang.

Namun, aliran air limbah lancar dan sarana pembuangan air

limbah kedap air dan tertutup.

3) Gudang

Pada gudang kolam renang Grand Mode terlihat kondisinya

yang bersih. Namun, pada gudang karyawan tidak mengizinkan

untuk melihat isi dari gudang tersebut, hanya memberitahukan

bahwa gudang tersebut sesuai dengan fungsinya dan tidak

menggabungkan antara gudang untuk penyimpanan barang,

bahan makanan, bahan berbahaya, alat kantor dan lain-lain.

3. Persyaratan Kesehatan Fasilitas Sanitasi

a. Penyediaan Air

Air pada kolam renang Grand Mode yaitu tersedia dengan

jumlah yang cukup dan tersedia pada setiap tempat kegiatan

secara berkesinambungan. Distribusi air menggunakan sistim

perpipaan, dan terhindar dari pencemaran silang. Akan tetapi, air

kolam renang Grand Mode tidak memenuhi syarat kualitas air

kolam renang ditinjau dari segi bakteriologis dan kimia.

b. Pembuangan Air Limbah

Pada kolam renang Grand Mode, air limbah mengalir

dengan lancar namun tidak memiliki sarana pengolahan air limbah

sebelum dibuang ke lingkungan.


56

c. Pancuran air

Menurut Erlani (2011) menyatakan bahwa pancuran bilas

pada kolam renang harus kedap air, lantai mudah dibersihkan dan

tidak licin, dipisahkan antara pancuran bilas untuk laki-laki dengan

perempuan serta setiap 1 buah pancuran bilas diperuntukkan bagi

40 orang perenang.

Berdasarkan pengamatan pada kolam renang Grand Mode

sarana pancuran bilas tersedia, bersih dan tidak berbau, air

mengalir dengan lancar dan kontinyu, lantai kedap air dan tidak

licin. Selain itu, pancuran bilas pada kolam tersebut tersedia yang

jumlahnya memadai untuk setiap pengunjung yaitu minimal 1

pancuran untuk 40 orang serta pancuran bilas yang tersedia

terpisah antara pancuran air pria dengan wanita. Hal tersebut

menunjukkan bahwa telah memenuhi syarat ketentuan.

d. Toilet untuk umum

Menurut Enny (2014) menyatakan bahwa toilet untuk umum

harus bersih dan tidak bau, letaknya tidak berhubungan langsung

dengan dapur, kamar tidur dan ruang tamu, lantai kedap air, tidak

licin, dan lantai miring ke daerah saluran pembuangan. Toilet untuk

wanita terpisah dengan toilet laki-laki.

Berdasarkan hasil pengamatan toilet untuk umum pada

kolam renang Grand Mode terlihat bersih dan tidak berbau. Toilet

untuk pria terpisah dengan toilet wanita dan mempunyai pintu


57

masuk tersendiri. Selain itu, dari segi konstruksinya seperti lantai

terlihat bersih, tidak licin, kedap air serta kemiringannya menuju ke

arah saluran pembuangan air. Hal tersebut menunjukkan bahwa

syarat untuk toliet telah memenuhi persyaratan yang telah

ditentukan.

e. Tempat Pencucian Tangan

Tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun

dan cermin. Terletak di tempat yang mudah dijangkau dan

berdekatan dengan jamban, peturasan dan kamar ganti pakaian.

f. Pengelolaan sampah

1) Tempat Sampah

Menurut Enny (2014), tempat sampat harus terbuat dari

bahan yang kuat, ringan, tahan karat, kedap air, permukaan

bagian dalam halus dan rata, mempunyai tutup yang mudah

dibuka dan ditutup tanpa mengotori tangan, jumlah dan volume

tempat sampah sesuai dengan produksi sampah perhari,

mudah diisi dan dikosongkan, sampah dari tiap ruang diangkat

dan dikosongkan tiap hari.

Berdasarkan pernyataan diatas menunjukkan bahwa tempat

sampah di kolam renang Grand Mode telah memenuhi

ketentuan karena berdasarkan pengamatan pada tempat

sampah yang terdapat disekitar halaman luar kolam renang

Grand Mode terbuat dari bahan yang kuat, ringan, tahan karat
58

dan kedap air, permukaan bagian dalam halus dan rata serta

mempunyai tutup yang mudah dibuka maupun ditutup. Selain

itu, jumlah dan volume tempat sampah sesuai dengan produksi

sampah per hari, mudah diisi dan dikosongkan serta sampah

dari tiap ruang diangkut tiap hari.

2) Tempat Pembuangan Sampah Sementara

Tempat pembuangan sampah sementara pada kolam

renang Grand Mode mudah dijangkau oleh kendaraan

pengangkut sampah dan bersifat tidak permanen.

g. Area kolam Renang

Di area kolam renang Grand Mode jelas sekali bahwa

terdapat pemisah yang jelas antara kolam renang dengan area

lainnya sehingga orang yang tidak berkepentingan tidak boleh

masuk. Contohnya saja pada pintu masuk yang diberi pagar besi

yang terpasang.

h. Volume air kolam

Di kolam renang Grand Mode, kolam selalu terisi penuh

dengan air hal ini pun dikarenakan pemakaian kolam yang sering

dikunjungi oleh masyarakat. Akan tetapi, jumlah perenang tidak

sebanding dengan luas permukaan air kolam renang.

i. Konstruksi Kolam

Konstruksi koam renang Grand Mode yaitu lantai dan

dinding kolam yang kuat, kedap air, permukaan rata, lantai


59

berwarna putih dan terang serta tidak terjadi hubungan langsung

antara air bersih dan air kotor dan lubang pengurasan dilengkapi

dengan jeruji besi. Selain itu, tangga dan pegangan kolam

berbentuk bulat, tahan karat dan tidak menonjol, lantai di tepi kolam

kedap air, lebar minimal 1 meter dan tidak licin. Akan tetapi, di

kolam Grand Mode tersebut, tidak terdapat tanda-tanda yang jelas

tentang kedalaman kolam serta tidak terdapat papan loncat/luncur

atau pun wahana lainnya pada kolam tersebut.

j. Fasilitas lainnya

Tersedia perlengkapan pertolongan bagi perenang seperti

pelampung. Akan tetapi, tidak tersedia papan pengumuman yang

berisi larangan berenang bagi penderita penyakit kulit, penyakit

kelamin, penyakit jantung dan lain-lain. Selain itu, tidak ada alat

untuk mengukur kadar Ph dan sisa chlor air kolam renang secara

berkala.

4. Karyawan

Karyawan yang bekerja di kolam renang Grand Mode Kota

Makassar berjumlah 25 orang dan semua karyawan tersebut tidak

memiliki surat keterangan sehat dari dokter yang masih berlaku. Sesuai

ketentuan yang berlaku, pemeriksaan kesehatan maupun surat

keterangan sehat bagi karyawan kolam renang harus diberikan dan

sangat penting karena hal tersebut menunjukkan bahwa karyawan yang

bekerja di kolam renang tersebut bebas dari penyakit yang menular.


60

Sehingga pada saat pengoperasian kolam renang misalnya pada saat

membersihkan kolam renang, tidak ada celah untuk terjadinya

penularan penyakit dari karyawan tersebut. Untuk itu, sebaiknya untuk

pihak pengelola kolam renang tersebut melakukan pemeriksaan

kesehatan bagi semua karyawan minimal satu kali setahun.

5. Kualitas Air Kolam Renang

a. Kualitas Air Kolam Renang ditinjau dari Parameter Fisik

1) Bau

Bau merupakan parameter penting dalam penentuan

kualitas air kolam renang. Secara fisik, bau pada air dapat

diketahui dengan indra pembau. Berdasarkan hasil penilaian

sampel air kolam renang Grand Mode rata-rata memiliki bau

baik dari kolam dewasa maupun anak-anak yang ditunjukkan

dengan tanda ceklis (positif) pada tabel parameter fisik indikator

bau. Bau yang terdapat pada sampel air kolam renang yang

diteliti memiliki bau seperti bau pemutih yang biasa digunakan

untuk memutihkan pakaian. Bau tersebut ditimbulkan dari

pencampuran klorin ke dalam air yang digunakan untuk

desinfektan pada air kolam renang.

Berdasarkan tabel baku mutu kualitas air kolam renang

Persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 32 tahun

2017 tentang kualitas air kolam renang pada parameter fisik

indikator bau, bahwa air kolam renang yang baik adalah air
61

kolam renang yang tidak memiliki bau. Jadi dapat disimpulkan

adalah air kolam renang Grand Mode tidak memenuhi syarat

kualitas air kolam renang karena pada air kolam tersebut

berbau. Kolam renang yang baik adalah kolam renang yang

tidak memiliki bau. Aroma atau bau yang biasanya kita hirup

pada saat berada di kolam renang sebenarnya adalah

kloramin. Kloramin adalah campuran antara nitrogen dan klorin.

Nitrogen di kolam renang bisa bersumber dari semua hal yang

berada di kulit manusia, termasuk kosmetik, keringat, urin dan

juga feses. Air yang berbau khlorin disebabkan oleh proses

pemberian desinfektan klorin pada air kolam renang,

sedangkan air yang berbau busuk mengandung bahan

organaik yang sedang mengalami penguraian oleh bakteri air

oleh desinfektan.

2) Benda terapung

Air kolam renang harus bebas dari benda terapung yang

tidak diinginkan. Contoh benda terapung adalah dedaunan,

kertas dan plastik. Adanya benda yang terapung pada

permukaan air kolam renang dapat dilihat dengan indera

penglihatan. Berdasarkan hasil pengamatan pada sampel air

kolam renang Grand Mode bahwa tidak ditemukan benda

terapung diatas air kolam renang yang ditunjukkan oleh tanda


62

ceklis (Negatif) pada tabel parameter fisika indikator benda

terapung.

Berdasarkan tabel baku mutu kualitas air kolam renang yaitu

Persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 32 tahun

2017 tentang kualitas air kolam renang pada parameter fisik

indikator benda terapung, bahwa air kolam renang yang baik

adalah air kolam renang yang tidak terdapat benda terapung.

Jadi dapat disimpulkan, air kolam renang Grand Mode

memenuhi syarat baku mutu kualitas air kolam renang.

Adanya benda terapung pada permukaan air kolam renang

mengurangi estetika pada air kolam renang sehingga

konsumen yang ingin menggunakan kolam renang

menganggap air di kolam renang tersebut tidak bersih

dikarenakan adanya benda terapung seperti dedaunan,

sampah plastik dan sebagainya. Benda terapung yang

biasanya dijumpai di kolam renang ditimbulkan akibat dari

beberapa pengguna yang tidak menaati peraturan seperti

membuang sampah tidak pada tempatnya.

3) Kejernihan

Air kolam renang dikatakan jernih apabila dasar dan dinding

kolam renang terlihat. Berdasarkan hasil pengamatan pada

sampel air kolam renang Grand Mode, rata-rata dapat


63

dikategorikan jernih yang ditunjukkan oleh tanda ceklis pada

tabel parameter fisika indikator kejernihan.

Berdasarkan Tabel baku mutu kualitas air kolam renang

yaitu Persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 32

tahun 2017 tentang kualitas kolam renang pada parameter fisik

indikator kejernihan, bahwa air kolam rennag renang yang baik

adalah air kolam renang yang jika piringan berlatar belakang

merah hitam diletakkan pada dasar kolam dapat terlihat jelas

dari tepi kolam pada jarak pandang 4,572 meter. Peletakan

piringan berdasarkan kedalaman kolam renang. Jadi dapat

disimpulkan, air kolam renang Grand Mode memenuhi syarat

baku mutu kualitas air kolam renang.

Air kolam renang yang keruh akan menyulitkan pengguna

kolam renang untuk melihat pada saat berenang. Faktor-faktor

yang mempengaruhi kejernihan pada air kolam renang adalah

banyaknya jumlah pengunjung yang berenang dikolam

tersebut.

Menurut Sutrisno dalam Inayah (2002) menyatakan bahwa

Kekeruhan pada air merupakan satu hal yang harus

dipertimbangkan dalam penyediaan air bagi umum, mengingat

bahwa kekeruhan tersebut akan mengurangi segi estetika,

menyulitkan dalam usaha penyaringan dan akan mengurangi

efektivitas usaha desinfeksi.


64

b. Kualitas Air Kolam Renang ditinjau dari Parameter Bakteriologis

1) E.coli

E.coli merupakan fecal coliform yang hidup disaluran

pencernaan manusia dan hewan berdarah panas. Beberapa

strain E.coli memproduksi toksin yang bisa menimbulkan diare

atau bahkan kematian pada manusia terutama pada lansia dan

anak-anak.

Berdasarkan hasil pemeriksaan sampel air kolam renang

Grand Mode ditinjau dari parameter bakteriologis E.coli bahwa

pada sampel air kolam renang dewasa dan anak-anak sebelum

digunakan diperoleh hasil yang negatif mengandung E.coli.

namun, pada sampel air kolam renang dewasa setelah

digunakan diperoleh positif mengandung E.coli sebanyak 5

dalam jumlah 100 ml sedangkan untuk kolam renang anak-

anak setelah digunakan diperoleh hasil yang negatif. Hal

tersebut menunjukkan bahwa sampel air kolam renang dewasa

pada saat setelah digunakan tidak memenuhi syarat sesuai

dengan Permenkes No. 32 tahun 2017, karena nilai yang

dipersyaratkan yaitu <1 dalam jumlah 100 ml.

Hasil pemeriksaan kualitas air kolam yang sama telah

dilakukan oleh Hatira (2016) pada kolam renang Eremerasa

Bantaeng ditemukan bahwa MPN Coliform pada air kolam


65

renang Eremerasa Kab. Bantaeng tidak memenuhi syarat

sesuai dengan Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990.

E.coli merupakan indikator kontaminasi tinja. Penemuan

E.coli dengan persentase yang tinggi menunjukkan perenang

sering mencemari air kolam renang ketika mereka melakukan

proses pembuangan sisa metabolisme tubuh dalam air atau

ketika tubuh mereka kotor karena tidak membasuh tubuh

secara menyeluruh terlebih dahulu sebelum masuk kedalam

air. Oleh karena itu, pengawasan terhadap kondisi sanitasi

kolam renang terutama ditinjau dari parameter bakteriologis

perlu diawasi.

Faktor lain yang menyebabkan terjadinya peningkatan E.coli

pada kolam renang Grand Mode sesudah digunakan

khususnya pada kolam renang dewasa yaitu akibat

pengotoran. Pengotoran ini disebabkan oleh banyaknya jumlah

pengunjung yang datang dan kebiasaan perenang yang kurang

baik sebelum berenang dan kebiasaan yang paling

berpengaruh adalah kebiasaan pada saat berenang. Kebiasaan

tersebut seperti berkumur-kumur dan membuang ingus dalam

kolam serta banyaknya perenang yang sering membuang air

kecil didalam kolam.

Pencemaran mikrobiologis E.coli pada air kolam renang

dapat disebabkan karena kontaminasi fekal dan kontaminasi


66

non-fekal. Kontaminasi fekal berasal dari kotoran yang

dikeluarkan oleh pengguna kolam renang maupun dari kotoran

yang terdapat pada sumber air yang digunakan sebagai air

kolam renang. Pada kolam renang terbuka, kontaminasi fekal

juga dapat berasal dari kotoran hewan seperti burung dan tikus

yang berada di area kolam renang. Kontaminasi non-fekal di

kolam renang dapat berasal dari pengguna kolam renang, yaitu

dari muntahan, lendir, air liur, atau lapisan kulit yang

mencemari air kolam renang. Kontaminasi tersebut merupakan

sumber potensial dari mikroorganisme patogen seperti bakteri,

virus, jamur, dan protozoa dalam air yang dapat menyebabkan

infeksi pada pengguna kolam renang apabila kontak dengan air

yang telah terkontaminasi tersebut.

Selain itu, kontaminasi E.coli pada air kolam renang dapat

berasal dari sumber air kolam renang tersebut yang berasal

dari tanah yang telah terkontaminasi sebagai akibat dari

adanya pencemaran limbah yang masuk kedalam air tanah.

Sehingga pada saat hujan, air membawa limbah dari kotoran

hewan dan manusia meresap kedalam tanah atau mengalir

dalam sumber air tersebut.

Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan oleh WHO, 2006

dalam Novan, 2015 menyatakan bahwa pencemaran

mikrobiologis air kolam renang dapat berasal dari kontaminasi


67

kotoran dari perenang, kontaminasi kotoran dari hewan yang

ada di lingkungan kolam renang serta kontaminasi kotoran

yang terdapat pada sumber air yang digunakan sebagai air

kolam renang.

E.coli adalah yang paling umum untuk menyebut nama

bakteri Escherichia coli, adalah jenis bakteri yang biasanya

ditemukan dalam sistem pencernaan hewan. Satu jenis bakteri

E.coli tertentu dapat menyebabkan penyakit sistem pencernaan

yang serius, yang umum ditandai dengan diare dan kadang

disertai mual. Dampak lain dari bakteri E.coli adalah

menghasilkan racun yang dapat merusak ginjal, serta

melemahkan dinding usus kecil pada anak-anak. Alasan lain

untuk menyebut berbahaya pada bakteri E. coli adalah karena

tidak ada obat yang efektif untuk ini.

c. Kualitas Air Kolam Renang ditinjau dari Parameter Kimia

1) pH

pH adalah salah satu faktor yang sangat penting mengingat

pH dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba didalam air.

(Djasio, dkk 1984). Berdasarkan hasil pengukuran pada

parameter kimia indikator pH menggunakan alat pH meter pada

sampel air kolam renang Grand Mode memiliki nilai pH yaitu

berkisar diantara 3. Berdasarkan baku mutu kualitas air kolam


68

renang, rata-rata nilai pH pada 4 sampel air kolam renang tidak

memenuhi syarat baku mutu kualitas air kolam, karena pada

hasil pengukuran menunjukkan nilai pH rata-rata 3, hal tersebut

menunjukkan air tersebut bersifat asam dan mempunyai kadar

pH yang terlalu rendah serta tidak memenuhi persyaratan yang

ditetapkan oleh Permenkes No. 32 tahun 2017 bahwa air kolam

yang baik adalah air kolam yang memiliki rentang pH antara 7 –

7,8.

Hasil penelitian Ibnu Burhanudin (2015) juga telah

membuktikan bahwa terdapat hubungan antara kadar pH

dengan keluhan iritasi mata pada pengguna kolam renang di

kolam renang Pemerintah Jakarta Selatan. Pentingnya

menjaga pH yang benar karena ph air kolam renang sebagai

faktor penting sebagai kontrol yang tepat dari klorinasi (Gordon,

1976 dalam Ibnu, 2015 ). Kekuatan desinfeksi klorin tergantung

pada kekuatan pH, jika pH dibawah 7 dapat mempengaruhi

pada kesehatan pengguna kolam renang, karena tubuh

perenang memiliki pH antara 7,2 dan 7,8 serta dapat

mengiritasi kulit dan membuat pipa korosif. (CDC, 2014 dalam

Ibnu, 2015 ).

Kadar pH yang tidak memenuhi syarat menandakan petugas

kolam renang, dalam membubuhi kaporit kedalam kolam

renang tidak sesuai. Dan hanya menuangkan chlorine untuk


69

menjaga kualitas air di kolam renang, jika dirasa air kolam

renang mulai terlihat keruh.

Bila pH terlalu rendah, air akan menjadi korosif terhadap

peralatan kolam renang dan permukaan benda seperti apabila

kolam renang tersebut menggunakan keramik maka kadar air

yang terlalu asam akan merusak keramik tersebut. Hal ini juga

akan mengakibatkan tumbuhnya lumut. Sedangkan bahan-

bahan yang terbuat bahan logam atau besi maka akan cepat

berkarat. Apabila karat ini bercampur dengan air maka air

tersebut akan berubah warna menjadi kecoklatan. Meskipun

tidak beracun, namun apabila air seperti itu tidak sengaja

terkonsumsi maka akan mengakibatkan diare dan dehidrasi.

Selain itu, apabila air kolam renang terlalu asam akan berakibat

secara langsung yaitu mata terasa terbakar dan kulit akan

terasa kering dan gatal serta cepat rusaknya pakaian renang

yang kita gunakan (Michael, 2017)

Air kolam renang yang memiliki pH dapat berpengaruh

terhadap iritasi mata pada pengguna kolam renang. Hal ini

karena air yang terlalu bersifat asam dapat mengubah protein

jaringan pada mata, sedangkan air yang terlalu bersifat basa

tidak mengubah sifat protein jaringan namun cenderung cepat

menyusup kedalam jaringan konjungtiva dan menyebabkan

kerusakan yang bergantung dari konsentrasi molar dan jumlah


70

yang masuk (Vaughan & Asbury, 2009 dalam Novan 2015).

Adapun gejala iritasi umum yang muncul antara lain mata

merah, mata terasa berpasir, gatal, pedih, bengkak pada

kelopak mata, serta penglihatan kabur.

Maka dari itu, pihak pengelola kolam renang sebaiknya lebih

menyadari lagi akan pentingnya menjaga kadar pH pada kolam

renang. pH pada mata manusia adalah 7,2 – 7,4 yang artinya

jika pH pada kolam renang selalu terjaga pada level yang sama

dengan mata kita, efek samping seperti iritasi mata akan

menjadi minim, dan kemampuan desinfeksi khlorin pada level

pH ini juga akan berfungsi secara optimal.

2) Sisa Chlor

Sisa chlor adalah kadar chlor yang tersisa setelah proses

desinfeksi. Adanya sisa chlor diakibatkan dari proses klorinasi

yaitu pemberian klorin kedalam air yang menjalani proses

filtrasi. Berdasarkan hasil pemeriksaan pada parameter kimia

indikator kadar klorin menggunakan alat komparator sisa chlor.

Pada sampel air kolam renang Grand Mode memiliki kadar sisa

chlor yaitu untuk kolam renang dewasa (sebelum digunakan)

diperoleh 0,1 mg/l, untuk kolam renang anak-anak (sebelum

digunakan) diperoleh 2,0 mg/l. Sedangkan pada kolam renang

dewasa maupun anak-anak (setelah digunakan) diperoleh


71

kadar sisa chlor 0,1 mg/l. Hal tersebut menunjukkan kadar sisa

chlor yang paling tinggi yaitu pada kolam renang anak-anak

pada saat sebelum digunakan.

Hasil penelitian oleh Ibnu Burhanudin (2015) juga telah

membuktikan bahwa terdapat hubungan antara kadar sisa chlor

terhadap keluhan iritasi mata pada pengguna kolam renang

Pemerintah Jakarta Selatan yang paling banyak mengalami

keluhan iritasi mata pada saat sisa chlor tidak memenuhi syarat

yaitu 53 responden (81,5%) dari total 112 responden.

Sisa chlor yang dihasilkan oleh air kolam renang berasal dari

penggunaan kaporit yang berfungsi sebagai desinfektan.

Banyaknya penggunaan kaporit menyebabkan banyaknya sisa

chlor yang dihasilkan. Berdasarkan hasil yang diperoleh, dan

jika disesuaikan dengan Permenkes No. 32 tahun 2017, pada

kolam renang Grand Mode kadar sisa chlornya tidak memenuhi

syarat untuk kolam renang anak-anak. Hal ini dikarenakan nilai

dari kadar sisa chlor melewati batas yang telah ditentukan

bahwa air kolam renang yang baik adalah air kolam renang

yang memiliki rentang kadar sisa chlor sebanyak 1 – 1,5 mg/l.

Kadar sisa chlor yang tinggi menandakan petugas kolam

renang berlebihan dalam membubuhi kaporit kedalam kolam

renang. Petugas kolam renang mengaku hanya memprediksi

dalam melakukan desinfeksi air kolam renang. Proses klorinasi


72

di kolam renang Grand Mode dilakukan setiap hari dengan

menggunakan bahan kimia jenis kaporit. Pemberian kaporit

dilakukan ketika malam hari dengan cara menaburkan kaporit

secara langsung kedalam kolam renang.

Kadar sisa chlor yang terlalu tinggi dalam air dapat

menyebabkan gangguan kesehatan berupa keluhan yang

dialami oleh pengguna kolam renang. Menurut New York State

Department of Health (2004) dalam Novan (2015) menyatakan,

efek kesehatan yang umumnya muncul atau dirasakan oleh

seseorang sesaat setelah terpapar khlorin antara lain adalah

iritasi saluran napas, dada terasa sesak, gangguan pada

tenggorokan, batuk, iritasi pada kulit dan iritasi pada mata.

Untuk mencegah iritasi mata, kolam renang harus dipelihara

dengan baik, dibersihkan serta dilakukan pemantauan sisa

chlor agar seimbang dan tidak kurang atau melebihi batas

aman. Kolam renang mengandung banyak bahan kimia dan

kontaminan potensial. Klorin ditambahkan ke kolam untuk

mengendalikan bakteri, tetapi bahan kimia ini juga dapat

mengiritasi mata. (Island Empire Swimming, 2014 dalam Ibnu,

2015).
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Kondisi sanitasi kolam renang Grand Mode Kota Makassar untuk

persyaratan kesehatan lingkungan dan bangunan telah memenuhi

syarat dengan persentase penilaian 100%.

2. Kondisi sanitasi kolam renang Grand Mode Kota Makassar untuk

persyaratan kesehatan kamar/ruang telah memenuhi syarat

dengan persentase penilaian 86%.

3. Kondisi sanitasi kolam renang Grand Mode Kota Makassar untuk

persyaratan kesehatan fasilitas sanitasi belum memenuhi syarat

dengan persentase penilaian 57%.

4. Kondisi sanitasi kolam renang Grand Mode Kota Makassar untuk

persyaratan karyawan belum memenuhi syarat dengan persentase

penilaian 0%.

5. Kualitas air kolam renang Grand Mode Kota Makassar belum

memenuhi syarat dengan persentase 16%.

6. Jumlah keseluruhan dari hasil penilaian dibagi dengan jumlah

variabel yang diteliti didapatkan nilai persentase 47,36% dan

dinyatakan tidak laik sehat.


74

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka penulis menyarankan

sebagai berikut :

1. Bagi Pengelola kolam renang

Diharapkan selalu menjaga kebersihan lingkungan kolam renang

dan rutin melakukan pemantauan terhadap kualitas air kolam

renang yaitu fisik, bakteriologis dan kimia setiap 3 bulan sekali

sehingga dapat berfungsi sesuai peruntukannya dan tidak

menimbulkan efek negatif bagi pengguna kolam renang.

2. Bagi Masyarakat

Diharapkan lebih mengantisipasi dan mencegah terjadinya dampak

negatif dari penggunaan kolam renang dengan cara yaitu tidak

berenang ketika diare, mandi dengan sabun sebelum mulai

berenang, tidak menelan air kolam renang, serta tidak

memperlakukan kolam renang seperti toilet.

3. Bagi Mahasiswa

Diperlukan penelitian lanjutan mengenai hal-hal yang

mempengaruhi kualitas air kolam renang atau pencemaran air

kolam renang baik secara fisik, kimiawi, maupun mikrobiologis.


DAFTAR PUSTAKA

Adila R, Nurmiati, Agustien A. 2013. Uji Anti mikroba Curcuma Spp.


Terhadap Pertumbuhan Candida Albicans, Staphylococcus Aureus
Dan Escherichia Coli. Jurnal Biologi Universitas Andalas. Vol. 3 No
:1.

Alaerts dan Sri Sumestri S. 1984. Metode Penelitian Air. Surabaya :


Usaha Nasional.

Budiman Chandra. 2014. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta :


EGC.
Departemen Kesehatan R.I. 2000. Kumpulan Formulir Pemeriksaan
Kesehatan Lingkungan (Inspeksi Sanitasi) Bidang Penyehatan
Tempat-Tempat Umum. Departemen Kesehatan RI Direktorat PLP-
Ditjen. PPM & PLP : Jakarta.
Depkes RI. 1991. Permenkes No. 061 Tahun 1991 Tentang Persyaratan
Kolam Renang dan Permandian Umum.
Dian Wahyu Cita dan Retno Adriyani. 2013. Kualitas Air Dan Keluhan
Kesehatan Pengguna Kolam Renang Di Sidoarjo. Jurnal Kesehatan
Lingkungan Vol. 7 (1) : 26–31. (Online).
http://Journal.unair.ac.id/filerpdf/keslingfac827e6abfull.pdf . Diakses
25 Desember 2017.
Djasio Sanropie, dkk. 1984. Pedoman Bidang Studi Penyediaan Air Bersih
Akademi Penilik Kesehatan Teknologi Sanitasi (APK-TS). Jakarta :
Proyek Pengembangan Pendidikan Tenaga Sanitasi Pusat, Pusat
Pendidikan dan Latihan Pegawai, Departemen Kesehatan R.I.
Emma Widiatmy Ismail. 2010. Pengaruh Kualitas Air Kolam Renang
Terhadap Keluhan Kesehatan Pengguna Pada Kolam Renang Tirta
Lontara Makassar. Skripsi. Jurusan Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin :
Makassar. (Online). http://repositori.uin-
alauddin.ac.id/2080/1/Emma%20Widiatmy%20Ismail.pdf. Diakses
25 Desember 2017. (Skripsi Diterbitkan).
Enny Citra Sari. 2014. Sanitasi Kolam Renang.(online).
http://ennycitra.blogspot.co.id. Diakses 18 Desember 2017.
Erlani, dkk. 2011. Sanitasi Tempat-Tempat Umum dan Pariwisata.
Makassar : Politeknik Kesehatan Makassar Jurusan Kesehatan
Lingkungan.
Erlani, La Taha, Djoko Purwoko. 2016. Panduan Praktek Lapangan
Sanitasi Tempat-Tempat Umum dan Pariwisata. Makassar :
Politeknik Kesehatan Makassar Jurusan Kesehatan Lingkungan.
Hans. 2015. Syarat Pembangunan Kolam Renang.(online).
http://www.fantasiapools.com. Diakses 18 Desember 2017.
Hatira. 2016. Kondisi Sanitasi Kolam Renang Eremerasa Kabupaten
Bantaeng. Makassar : Politeknik Kesehatan Makassar Jurusan
Kesehatan Lingkungan. (KTI Tidak Diterbitkan).
Ibnu Burhanuddin. 2015. Analisis Khlorin Terhadap Keluhan Iritasi Mata
pada Pengguna Kolam Renang Pemerintah di Jakarta Tahun 2015.
Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah : Jakarta. (online).
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37716/1/I
BNU%20BURHANUDIN-FKIK.pdf. Diakses 10 Mei 2018. (Skripsi
diterbitkan).
Imam Santoso. 2015. Inspeksi Sanitasi Tempat-Tempat Umum.
Yogyakarta : Gosyen Publishing.
Inayah dan Syamsuddin. 2016. Penyehatan Air-B. Makassar : Politeknik
Kesehatan Makassar Jurusan Kesehatan Lingkungan.
Ismail, D. 2012. Uji Bakteri Escherichia coli Pada Minuman Susu Kedelai
Bermerek dan Tanpa merek di kota surakarta. Skripsi. Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta : Surakarta.
(online). http://repository.unimus.ac.id. Diakses 5 Juli 2018. (Skripsi
diterbitkan).

Jumani Supardi. 2012. Chlorinasi.(online). http://jumanisupardi.co.id.


Diakses 06 Desember 2017.
Kemenkes RI. 2017. Permenkes No. 32 Tahun 2017 Tentang Standar
Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air
Untuk Keperluan Higiene Sanitasi Kolam Renang, Solus Per Aqua
dan Permandian Umum.
Kristonimala. 2009. Sanitasi Kolam Renang. (online).
https://kristonimala.wordpress.com. Diakses 18 Desember 2017
Michael Elkan. 2017. Kualitas Air Kolam Renang. (online). http://alat-ukur-
kualitas-air.blogspot.com/. Diakses 11 Mei 2018.
Mundiatun dan Daryanto. 2015. Pengelolaan Kesehatan Lingkungan.
Yogyakarta : Gava Media.
Novan Esma Rozanto. 2015. Tinjauan Kondisi Sanitasi Lingkungan Kolam
Renang, Kadar Sisa Khlor, dan Keluhan Iritasi Mata pada Perenang
di Kolam Renang Umum Kota Semarang. Skripsi. Jurusan Ilmu
Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang :
Semarang.(online). http://lib.unnes.ac.id/22941/1/6411411212.pdf.
Diakses 05 Desember 2017.
Pelczar, M.J, Jr., dan Chan E.C.S. (2006). Dasar-Dasar Mikrobiologi.
Terjemahan S.R. Hadioetomo, T. Imas, S.S. Tjitrosomo, dan S.L.
Angka. Jakarta : UI Press.

Shallichah Talita, dkk. 2016. Studi Kualitas Bakteriologis Air Kolam


Renang dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya di Kolam
Renang Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 4 (5) :
196-203. (online). http://download.portalgaruda.org. Diakses 05
Desember 2017
Sri Rejeki. 2015. Sanitasi Hygiene dan K3. Bandung : Rekayasa Sains.
Suparlan. 2012. Pengantar Pengawasan Hygiene Sanitasi Tempat-
Tempat Umum, Wisata dan Usaha-Usaha Untuk Umum. Surabaya :
Percetakan Dua Tujuh.
Suyono. 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC.
Timpro. 2016. Kolam Renang Menurut Jenis dan Fungsinya. (online).
https://kolamrenangpro.com/kolam-renang-menurut-jenis-dan-
fungsinya/. Diakses 20 Januari 2018.
Wahyuni Sahani dan Inayah. 2014. Panduan Praktikum Mikrobiologi.
Makassar : Politeknik Kesehatan Makassar Jurusan Kesehatan
Lingkungan.
Wahyuni Sahani, dkk. 2017. Panduan Penulisan Proposal dan Skripsi.
Makassar : Politeknik Kesehatan Makassar Jurusan Kesehatan
Lingkungan.
Wikipedia Bahasa Indonesia. 2017. Kolam Renang.(online).
https://id.wikipedia.org. Diakses 13 Desember 2017.
Lampiran 1

SANITASI KOLAM RENANG/PEMANDIAN UMUM

A. TAHAPAN PRAKTEK

Sanitasi Kolam Renang/Pemandian Umum

Persiapan 1. Lokasi
2. Peralatan
3. Formulir

Penilaian/Pemeriksaan

Laboratorium
Hasil pengukuran

Analisa Hasil

Interpretasi

Rekomendasi
B. PETUJUK PENGISIAN FORMULIR DAN PENENTUAN LAIK SEHAT SANITASI
KOLAM RENANG/PEMANDIAN UMUM
1. Komponen yang dinilai (kolom 4)
Apabila kenyataan yang ada tidak memenuhi persyaratan sebagaimana tercantum
pada komponen yang dinilai, maka nilainya adalah 0 (nol), sebaliknya apabila
memenuhi persyaratan maka nilainya adalah sebesar nilai yang tercantum pada
kolom 5

2. Variabel upaya (kolom 2)


Setiap bagian atau kegiatan dari variabel upaya memiliki nilai antara nol sampai
dengan 100

3. Skore (kolom 6)
Skore adalah perkalian antara bobot (kolom 3) dengan nilai yang diperoleh (kolom 5)

C. KESIMPULAN HASIL PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN


KOLAM RENANG/PEMANDIAN UMUM
Kolam renang/pemandian umum dinyatakan laik sehat apabila memperoleh nilai
sekurang-kurangnya 65 % dengan catatan skore minimal untuk masing-masing
variabel upaya adalah seperti tabel berikut :

VARIABELUPAYA

I II III IV V

70 % 60% 75 % 60 % 70 %
D. FORMULIR INSPEKSI SANITASI KOLAM RENANG/PEMANDIAN UMUM
PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN (INSPEKSI SANITASI)
KOLAM RENANG/PEMANDIAN UMUM
1. Nama Kolam Renang/ : GRAND MODE KOTA MAKASSAR
Pemandian Umum
2. Alamat/No telp : Jl. Cendrawasih No. 381, Mamajang, Karang
Anyar, Kota Makassar
3. Nama pengelola : Aswar
4. Jumlah karyawan : 25 orang
5. Ijin Usaha No : -
6. Puskesmas Pemeriksa/NIP -
7. a. Beri tanda V pada kotak [ ] (kolom 4), dan lingkari nilai (kolom 5) untuk
komponen penilaian yang sesuai.

b. Skore (kolom 6) adalah bobot (kolom 3) dikaitkan dengan jumlah nilai (kolom 5)
pada komponen penilaian yang sesuai (kolom 4).

c. Setiap variabel memiliki nilai maksimum 10 dan nilai minimum 0.

No. Variabel Bobot Komponen Yang Diperiksa Nilai Skor


1 2 3 4 5 6
I PERSYARATAN
KESEHATAN
LINGKUNGAN DAN
BANGUNAN
A. UMUM
1 Lokasi 3 [v] Terhindar dari pencemaran 4 12
kimia
[v] Terhindar dari pencemaran 3 9
fisika
[v] Tidak terletak di daerah banjir 1 3

2 Lingkungan 2 [v] Bersih 4 8


[v] Tidak memungkinkan sebagai 3 6
tempat
bersarang/berkembangbiak
serangga & tikus
[v] Dapat mencegah masuk dan 2 4
berkembang biak binatang
pengganggu lain.
[v] Berpagar kuat 1 2

3 Bangunan 1 [v] Kokoh/kuat 5 5


[v] Tidak memungkinkan sebagai 5 5
tempat berkembangbiaknya
serangga dan tikus.

B. PENGGUNAAN
RUANG
1. Pembagian Ruang 1 [v] Dipergunakan sesuai 10 10
fungsinya.

C. KONSTRUKSI
1. Lantai 2 [v] Bersih 4 8
[v] Bahan kuat, kedap air, 3 6
permukaan rata.
[v] Tidak licin. 2 4
[v] Yang selalu kontak dengan 1 2
air tidak memungkinkan
terjadinya genangan air
(miring kearah saluran
pembuangan).

2. Dinding 1 [v] Bersih 4 4


[v] Permukaan yang selalu 3 3
kontak dengan air kedap air.
[v] Berwarna terang 3 3

3. Atap 1 [v] Tidak bocor/kuat 5 5


[v] Tidak memungkinkan 5 5
terjadinya genangan air.

4. Langit-langit 1 [v] Tinggi dari lantai minimal 2,5 6 6


m.
[v] Bersih 4 4

5. Pintu 1 [v] Dapat dibuka, ditutup/dikunci 5 5


dengan baik.
[v] Dapat mencegah masuknya 2 2
binatang pengganggu.

6. Pencahayaan 1 [v] Cukup terang pada setiap 5 5


ruangan
[v] Tidak menimbulkan silau 5 5
Jumlah Variabel I 131
II PERSYARATAN
KESEHATAN
KAMAR/RUANG
A UMUM
1 Kondisi Ruang 1 [v] Tidak pengap 2 2
[v] Bebas kuman Alpha 2 2
streptococus haemo liticus
dan kuman pathogen.
[v] Tidak berbau (H2S dan 2 2
Amoniak)
[v] Kadar gas beracun tidak 2 2
melebihi nilai ambang batas.
B. KHUSUS
1. Ruang Istirahat 1 [v] Bersih 4 4
Karyawan [v] Tersedia jamban, kamar 3 3
mandi dan peturasan yang
terpisah untuk karyawan pria
dan karyawan wanita
[ ] Ruang istirahat karyawan pria 2 0
terpisah dengan ruang
karyawan wanita.
[v] Tersedia lemari/loker. 1 1
2. Kamar mandi, jamban 4 [v] Bersih 4 16
dan peturasan [v] Aliran air limbah lancar 3 12
[v] Sarana pembuangan air 2 8
limbah kedap air dan tertutup.
[ ] Perbandingan jumlah 1 0
karyawan dengan min. Kamar
mandi, jamban dan
peturasan.

Untuk karyawan pria :


- 1 s/d 25 karyawan tersedia
2 kamar mandi 1 jamban,
1 peturasan.
- 26 s/d 50 karyawan
tersedia 3 kamar mandi, 2
jamban dan 3 peturasan.
- 51 s/d 100 karyawan
tersedia 5 kamar mandi, 3
jamban, dan 5 peturasan.

Untuk karyawan wanita :


- 1 s/d 20 karyawan tersedia
1 kamar mandi dan 1
jamban.
- 21 s/d 40 karyawan
tersedia 2 kamar.
- 41 s/d 70 karyawan
tersedia 3 kamar mandi
dan 3 jamban.

3. Gudang 1 [v] Bersih 3 3


[v] Gudang bahan makanan, 3 3
bahan berbahaya, alat kantor,
alat rumah tangga dll,
terpisah satu sama lain.
[v] Barang yang disimpan ditata 2 2
rapi
[v] Dilengkapi dengan rak 1 1
[v] Jarak lantai dengan rak 1 1
minimal 20 cm.

Jumlah Variabel II 59
III PERSYARATAN
KESEHATAN
FASILITAS SANITASI
1. Penyediaan Air 5 [ ] Memenuhi syarat kualitas air 4 0
bersih
[v] Tersedia dengan jumlah yang 3 15
cukup
[v] Air tersedia pada setiap 1 5
tempat kegiatan secara
berkesinambungan
[v] Distribusi air menggunakan 1 5
sistim perpipaan
[v] Terhindar dari cmaran silang. 1 5

2. Pembuangan Air 2 [ ] Memiliki sarana pengolahan 3 0


Limbah air limbah.
[v] Air limbah mengalir dengan 3 6
lancar.
3. Pancuran Air 2 [v] Bersih dan tidak berbau 4 8
[v] Air mengalir dengan lancar 2 4
dan kontinyu
[v] Lantai kedap air dan tidak 2 4
licin
[v] Untuk setiap 40 orang 2 4
minimal tersedia 1 pancuran
bilas.

4. Toilet untuk umum 3 [v] Bersih dan tidak berbau 4 12


[v] Lantai kedap air, tidak licin, 2 6
lantai miring ke arah saluran
pembuangan
[v] Toilet untuk pria terpisah 1 3
dengan toilet untuk wanita.

5. Pengelolaan Sampah
- Tempat Sampah 2 [v] Terbuat dari bahan yang 2 4
kuat, ringan, tahan karat,
kedap air
[v] Permukaan bagian dalam 2 4
halus dan rata
[v] Mempunyai tutup yang 1 2
mudah dibuka/ditutup tanpa
mengotori tangan
[v] Jumlah dan volume tempat 1 2
sampah sesuai dengan
produksi sampah perhari
[v] Mudah diisi dan dikosongkan 2 4
[v] Sampah dari tiap ruang 2 4
diangkut/dikosongkan tiap
hari.

- Tempat 2 [v] Tidak permanen 3 6


penampungan [ ] Tidak menjadi tempat 2 0
sampah sementara perindukan serangga dan
binatang pengganggu
[v] Mudah dijangkau oleh 2 4
kendaraan pengangkut
sampah
[ ] Frekuensi 3 0
pengosongan/pengangkutan
sampah minimal 3 x 24 jam.
6. Peralatan 3 [ ] Dilengkapi dengan alat yang 5 0
pencegahan dapat mencegah masuknya
masuknya serangga serangga dan tikus
[ ] Sarana penyimpanan air 5 0
harus tertutup dan terbebas
jentik nyamuk.

7. Area Kolam Renang 3 [v] Ada pemisah yang jelas 7 21


antara area kolam renang
dengan area lain sehingga
orang yang tidak
berkepentingan tidak boleh
masuk
[ ] Ada pemisah yang jelas 3 0
antara area kolam renang
dengan area sehingga orang
yang tidak berkepentingan
masih dapat masuk
[ ] Tidak ada pemisah yang jelas 0 0
antara area kolam renang
dengan area lainnya.

8. Volume air kolam 3 [v] Kolam reang selalu terisi 5 15


penuh dengan air
[ ] Jumlah perenang maksimum 5 0
sebanding dengan luas
permukaan air kolam renang
dibagi 3.

9. Konstruksi Kolam 3 [v] Lantai dan dinding kolam 1 3


kuat, kedap air, permukaan
rata
[v] Lantai berwarna putih dan 1 3
terang
[v] Sudut-sudut dinding dan 1 3
dasar kolam melengkung
(conus)
[v] Tidak terjadi hubungan 1 3
langsung antara air bersih
dan air kotor
[v] Lubang pengurasan 1 3
dilengkapi dengan jeruji besi
[ ] Pada kedalaman kolam 1 0
kurang dari 1,5 m, kemiringan
tidak lebih dari 30%
[v] Tangga dan pegangan kolam 1 3
berbentuk bulat, tahan karat
dan tidak menonjol.
[v] Lantai ditepi kolam renang 1 3
kedap air, lebar minimal 1 m
dan tidak licin
[ ] Ada tanda-tanda yang jelas 1 0
tentang kedalaman kolam
[ ] Papan loncat/luncur sesuai 1 0
dengan persyaratan teknis
yang berlaku dan tidak
membahayakan perenang.
10. Bak Cuci Kaki 2 [ ] Tersedia bak cuci kaki 4 0
dengan ukuran : 1,5 m x 20
cm
[ ] Bak terisi penuh dengan air 3 0
[ ] Kadar sisa khlor 2 ppm. 3 0

Jumlah Variabel III 164


IV KARYAWAN
1. Surat keterangan 1 [ ] 80 – 100% jumlah karyawan 10
sehat dari dokter yang memiliki
masih berlaku [ ] 60 – 79% jumlah karyawan 8
memiliki
[ ] 40 – 59% jumlah karyawan 6
memiliki
[ ] 20 – 39% jumlah karyawan 4
memiliki
[ ] 1 – 19% jumlah karyawan 2
memiliki
[v] 0 % jumlah karyawan 0 0
memiliki.

Jumlah Variabel IV 0
V KUALITAS AIR
KOLAM RENANG
DAN PERMANDIAN
UMUM
A. AIR KOLAM
RENANG
1. FISIKA
a. Bau 4 [ ] Tidak berbau 10
[v] Berbau 0 0

b. Benda Terapung 2 [v] Bebas dari benda terapung 10 20


[ ] Tidak bebas dari benda 0
terapung

c. Kejernihan 4 [v] Jernih 10 40


[ ] Tidak jernih 0
2. KIMIAWI
a. pH (derajat 1 [ ] 6,8 – 8,5 10
keasaman) [v] Lebih kecil 6,8 / atau > 8,5 0 0

b. sisa Klor 10 [ ] 1 – 1,5 mg/l 10


[v] Lebih dari 1,5 0 0
3. MIKROBIOLOGI
a. E.Coli 15 [ ] <1 dalam 100 ml air 10
[v] Lebih dari 1 dalam 100 ml air 0 0

Jumlah Variabel V 60

TOTAL SCORE 414


Perhitungan :

Variabel I :

𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 × 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎


= × 100
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 × 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 (𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟)

131
= 131 × 100 % = 100 %

Variabel II :

𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 × 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎


= × 100
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 × 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 (𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟)

59
= 68
× 100 % = 86 %

Variabel III :

𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 × 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎


= 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 × 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 (𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟)
× 100 %

164
= × 100 % = 57 %
285

Variabel IV :

𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 × 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎


= 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 × 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 (𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟)
× 100%

0
= 30 × 100 % = 0 %

Variabel V :

𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 × 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎


= × 100
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 × 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 (𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟)

60
= 360
× 100 % = 16 %

Jadi Total Keseluruhan :

𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 × 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎


= 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 × 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 (𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟)
× 100

414
= 874 × 100 % = 47,36 %
E. FORMULIR INSPEKSI SANITASI KOLAM RENANG/PEMANDIAN UMUM
PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN (INSPEKSI SANITASI)
KOLAM RENANG/PEMANDIAN UMUM
1. Nama Kolam Renang/ :
Pemandian Umum
2. Alamat/No telp :
3. Nama pengelola :
4. Jumlah karyawan :
5. Ijin Usaha No :
6. Puskesmas Pemeriksa/NIP
7. a. Beri tanda V pada kotak [ ] (kolom 4), dan lingkari nilai (kolom 5) untuk
komponen penilaian yang sesuai.

b. Skore (kolom 6) adalah bobot (kolom 3) dikaitkan dengan jumlah nilai (kolom 5)
pada komponen penilaian yang sesuai (kolom 4).

c. Setiap variabel memiliki nilai maksimum 10 dan nilai minimum 0.

No. Variabel Bobot Komponen Yang Diperiksa Nilai Skor


1 2 3 4 5 6
I PERSYARATAN
KESEHATAN
LINGKUNGAN DAN
BANGUNAN
A. UMUM
1 Lokasi 3 [] Terhindar dari pencemaran 4 12
kimia
[] Terhindar dari pencemaran 3 9
fisika
[] Tidak terletak di daerah banjir 1 3

2 Lingkungan 2 [] Bersih 4 8
[] Tidak memungkinkan sebagai 3 6
tempat
bersarang/berkembangbiak
serangga & tikus
[] Dapat mencegah masuk dan 2 4
berkembang biak binatang
pengganggu lain.
[] Berpagar kuat 1 2

3 Bangunan 1 [] Kokoh/kuat 5 5
[] Tidak memungkinkan sebagai 5 5
tempat berkembangbiaknya
serangga dan tikus.

B. PENGGUNAAN
RUANG
1. Pembagian Ruang 1 [] Dipergunakan sesuai 10 10
fungsinya.

C. KONSTRUKSI
1. Lantai 2 [] Bersih 4 8
[] Bahan kuat, kedap air, 3 6
permukaan rata.
[] Tidak licin. 2 4
[] Yang selalu kontak dengan 1 2
air tidak memungkinkan
terjadinya genangan air
(miring kearah saluran
pembuangan).

2. Dinding 1 [] Bersih 4 4
[] Permukaan yang selalu 3 3
kontak dengan air kedap air.
[] Berwarna terang 3 3

3. Atap 1 [] Tidak bocor/kuat 5 5


[] Tidak memungkinkan 5 5
terjadinya genangan air.

4. Langit-langit 1 [] Tinggi dari lantai minimal 2,5 6 6


m.
[] Bersih 4 4

5. Pintu 1 [] Dapat dibuka, ditutup/dikunci 5 5


dengan baik.
[] Dapat mencegah masuknya 2 2
binatang pengganggu.

6. Pencahayaan 1 [] Cukup terang pada setiap 5 5


ruangan
[] Tidak menimbulkan silau 5 5
Jumlah Variabel I 131
II PERSYARATAN
KESEHATAN
KAMAR/RUANG
A UMUM
1 Kondisi Ruang 1 [] Tidak pengap 2 2
[] Bebas kuman Alpha 2 2
streptococus haemo liticus
dan kuman pathogen.
[] Tidak berbau (H2S dan 2 2
Amoniak)
[] Kadar gas beracun tidak 2 2
melebihi nilai ambang batas.
B. KHUSUS
1. Ruang Istirahat 1 [] Bersih 4 4
Karyawan [] Tersedia jamban, kamar 3 3
mandi dan peturasan yang
terpisah untuk karyawan pria
dan karyawan wanita
[ ] Ruang istirahat karyawan pria 2 2
terpisah dengan ruang
karyawan wanita.
[] Tersedia lemari/loker. 1 1

2. Kamar mandi, jamban 4 [] Bersih 4 16


dan peturasan [] Aliran air limbah lancar 3 12
[] Sarana pembuangan air 2 8
limbah kedap air dan tertutup.
[ ] Perbandingan jumlah 1 4
karyawan dengan min. Kamar
mandi, jamban dan
peturasan.

Untuk karyawan pria :


- 1 s/d 25 karyawan tersedia
2 kamar mandi 1 jamban,
1 peturasan.
- 26 s/d 50 karyawan
tersedia 3 kamar mandi, 2
jamban dan 3 peturasan.
- 51 s/d 100 karyawan
tersedia 5 kamar mandi, 3
jamban, dan 5 peturasan.

Untuk karyawan wanita :


- 1 s/d 20 karyawan tersedia
1 kamar mandi dan 1
jamban.
- 21 s/d 40 karyawan
tersedia 2 kamar.
- 41 s/d 70 karyawan
tersedia 3 kamar mandi
dan 3 jamban.

3. Gudang 1 [] Bersih 3 3
[] Gudang bahan makanan, 3 3
bahan berbahaya, alat kantor,
alat rumah tangga dll,
terpisah satu sama lain.
[] Barang yang disimpan ditata 2 2
rapi
[] Dilengkapi dengan rak 1 1
[] Jarak lantai dengan rak 1 1
minimal 20 cm.

Jumlah Variabel II 68
III PERSYARATAN
KESEHATAN
FASILITAS SANITASI
1. Penyediaan Air 5 [ ] Memenuhi syarat kualitas air 4 20
bersih
[] Tersedia dengan jumlah yang 3 15
cukup
[] Air tersedia pada setiap 1 5
tempat kegiatan secara
berkesinambungan
[] Distribusi air menggunakan 1 5
sistim perpipaan
[] Terhindar dari cmaran silang. 1 5
2. Pembuangan Air 2 [ ] Memiliki sarana pengolahan 3 6
Limbah air limbah.
[] Air limbah mengalir dengan 3 6
lancar.
3. Pancuran Air 2 [] Bersih dan tidak berbau 4 8
[] Air mengalir dengan lancar 2 4
dan kontinyu
[] Lantai kedap air dan tidak 2 4
licin
[] Untuk setiap 40 orang 2 4
minimal tersedia 1 pancuran
bilas.

4. Toilet untuk umum 3 [] Bersih dan tidak berbau 4 12


[] Lantai kedap air, tidak licin, 2 6
lantai miring ke arah saluran
pembuangan
[] Toilet untuk pria terpisah 1 3
dengan toilet untuk wanita.

5. Pengelolaan Sampah
- Tempat Sampah 2 [] Terbuat dari bahan yang 2 4
kuat, ringan, tahan karat,
kedap air
[] Permukaan bagian dalam 2 4
halus dan rata
[] Mempunyai tutup yang 1 2
mudah dibuka/ditutup tanpa
mengotori tangan
[] Jumlah dan volume tempat 1 2
sampah sesuai dengan
produksi sampah perhari
[] Mudah diisi dan dikosongkan 2 4
[] Sampah dari tiap ruang 2 4
diangkut/dikosongkan tiap
hari.

- Tempat 2 [] Tidak permanen 3 6


penampungan [ ] Tidak menjadi tempat 2 4
sampah sementara perindukan serangga dan
binatang pengganggu
[] Mudah dijangkau oleh 2 4
kendaraan pengangkut
sampah
[ ] Frekuensi 3 6
pengosongan/pengangkutan
sampah minimal 3 x 24 jam.
6. Peralatan 3 [ ] Dilengkapi dengan alat yang 5 15
pencegahan dapat mencegah masuknya
masuknya serangga serangga dan tikus
[ ] Sarana penyimpanan air 5 15
harus tertutup dan terbebas
jentik nyamuk.
7. Area Kolam Renang 3 [] Ada pemisah yang jelas 7 21
antara area kolam renang
dengan area lain sehingga
orang yang tidak
berkepentingan tidak boleh
masuk
[ ] Ada pemisah yang jelas 3 9
antara area kolam renang
dengan area sehingga orang
yang tidak berkepentingan
masih dapat masuk
[ ] Tidak ada pemisah yang jelas 0 0
antara area kolam renang
dengan area lainnya.

8. Volume air kolam 3 [] Kolam reang selalu terisi 5 15


penuh dengan air
[ ] Jumlah perenang maksimum 5 15
sebanding dengan luas
permukaan air kolam renang
dibagi 3.

9. Konstruksi Kolam 3 [] Lantai dan dinding kolam 1 3


kuat, kedap air, permukaan
rata
[] Lantai berwarna putih dan 1 3
terang
[] Sudut-sudut dinding dan 1 3
dasar kolam melengkung
(conus)
[] Tidak terjadi hubungan 1 3
langsung antara air bersih
dan air kotor
[] Lubang pengurasan 1 3
dilengkapi dengan jeruji besi
[ ] Pada kedalaman kolam 1 3
kurang dari 1,5 m, kemiringan
tidak lebih dari 30%
[] Tangga dan pegangan kolam 1 3
berbentuk bulat, tahan karat
dan tidak menonjol.
[] Lantai ditepi kolam renang 1 3
kedap air, lebar minimal 1 m
dan tidak licin
[ ] Ada tanda-tanda yang jelas 1 3
tentang kedalaman kolam
[ ] Papan loncat/luncur sesuai 1 3
dengan persyaratan teknis
yang berlaku dan tidak
membahayakan perenang.
10. Bak Cuci Kaki 2 [ ] Tersedia bak cuci kaki 4 8
dengan ukuran : 1,5 m x 20
cm
[ ] Bak terisi penuh dengan air 3 6
[ ] Kadar sisa khlor 2 ppm. 3 6

Jumlah Variabel III 285


IV KARYAWAN
1. Surat keterangan 1 [ ] 80 – 100% jumlah karyawan 10 10
sehat dari dokter yang memiliki
masih berlaku [ ] 60 – 79% jumlah karyawan 8 8
memiliki
[ ] 40 – 59% jumlah karyawan 6 6
memiliki
[ ] 20 – 39% jumlah karyawan 4 4
memiliki
[ ] 1 – 19% jumlah karyawan 2 2
memiliki
[] 0 % jumlah karyawan 0 0
memiliki.

Jumlah Variabel IV 30
V KUALITAS AIR
KOLAM RENANG
DAN PERMANDIAN
UMUM
A. AIR KOLAM
RENANG
1. FISIKA
a. Bau 4 [ ] Tidak berbau 10 40
[] Berbau 0 0

b. Benda Terapung 2 [] Bebas dari benda terapung 10 20


[ ] Tidak bebas dari benda 0 0
terapung

c. Kejernihan 4 [] Jernih 10 40
[ ] Tidak jernih 0 0
2. KIMIAWI
a. pH (derajat 1 [ ] 6,8 – 8,5 10 10
keasaman) [] Lebih kecil 6,8 / atau > 8,5 0 0

b. sisa Klor 10 [ ] 1 – 1,5 mg/l 10 100


[] Lebih dari 1,5 0 0
3. MIKROBIOLOGI
a. E.Coli 15 [ ] <1 dalam 100 ml air 10 150
[] Lebih dari 1 dalam 100 ml air 0 0

Jumlah Variabel V 360

TOTAL SCORE 874


Lampiran II

1. Cara Pengambilan, Pengiriman dan Pemeriksaan Sampel Bakteriologis


a. Pengambilan sampel
Contoh diambil dengan botol yang diberi pemberat dibagian
bawah dan bertali  20 cm, yang diikat pada pertengahan botol.
Sebelum dicucihamakan botol dibungkus seluruh dengan kertas.
Sebaiknya sebelum mengambil contoh air, tangan dibasuh alkohol
70%. Adapun urutan pengambilan contoh air sebagai berikut :
1) Botol dipegang dibagian bawah, bungkus kertas dibuka, tangan
tidak boleh bersentuhan dengan botol.
2) Tali dilepas dan botol diturunkan pelan-pelan, sampai mulit
botol masuk minimal 10 cm kedalam air (bila tinggi air
memungkinkan).
3) Setelah berisi penuh botol diangkat dengan diisi dibuang
sampai volume botol air menjadi 2/3 volume botol (lebih besar
dari 10 ml).
4) Botol telah berisi contoh air dibungkus kembali dengan kertas
pembungkus diikat pada lehernya kemudian ditempeli dengan
keterangan sebagai berikut :
a) Jenis air misalnya air kolam renang
b) Lokasi dan waktu pengambilan
c) Nama petugas pengambil contoh air
b. Pengiriman sampel air
1) Contoh air yag dikirim ke Laboratorium harus diambil sesuai
dengan persyaratan diatas.
2) Batas waktu pengambilan dan pemeriksaan sampel secara
bakteriologis satu jam setelah pengambilan tidak boleh lebih
dari 12 jam.
3) Sebaiknya dalam pengambilan sampel didinginkan.
4) Sampel yang akan dikirim harus diberi label yaitu :
a) Nama dan alamat yang mengambil atau mengirim
b) Kode/nomor sampel
c) Diambil untuk pemeriksaan
d) Tanggal pengambilan atau pengiriman
e) Jam dan lokasi pengambilan
f) Tanda tangan pengambilan sampel
c. Cara Pemeriksaan Sampel Bakteriologis (E.coli)
1) Alat – alat :
a) Timbangan
b) Inkubator
c) Tabung reaksi
d) Petridish
e) Lampu spritus
f) Beaker glass
g) Gelas ukur
h) Balp
i) Autoclave
j) Pipet ukur 10 ml
2) Bahan :
a) Sampel air kolam renang
b) Aquadest Steril
c) Media Laktosa Broth
d) Media EC-Medium
e) Media Endo Agar/EMB
3) Prosedur Kerja
a) Tes Perkiraan
(1) Siapkan tabung media lactosa yang diperlukan dalam tes
perkiraan yaitu untuk air sumur/tanpa pengolahan : porsi
15 atau 5 : 5 : 5 (5 x 10 ml; 5 x 1 ml; 5 x 0,1 ml). Untuk
porsi contoh 10 ml gunakan kepekatan media laktosa
yang sesuai (kepekatan 3 kali).
(2) Tabung-tabung media disusun dalam rak tabung, dan
diberi tanda yang sesuai dengan kode contoh dan porsi
yang dipilih serta tanggal pemeriksaan.
(3) Contoh air atau sampel yang ada dicampur 25 kali
(4) Dengan pipet steril masukkan contoh air sampel secara
aseptis ke dalam tabung-tabung media. Volume contoh
air yang dimasukkan sesuai dengan tanda pada tabung
yaitu untuk air sumur/tanpa pengolahan : porsi 15 (5
tabung media lactosa diisi masing-masing 10 ml contoh
air sampel, 5 tabung media lactosa diisi masing-masing
1 ml, 5 tabung lactosa diisi masing-masing 0,1 ml contoh
air sampel).
(5) Tabung dalam rak digoyang agar contoh air dan media
tercampur rata.
(6) Dieramkan pada suhu 35 derajat selama 2x24 jam
(7) Pembentukan gas diamati 2x24 jam
(8) Semua tabung yang menunjukkan peragian lactosa
positif dalam waktu 24-48 jam dinyatakan sebagai tes
perkiraan positif dan dilanjutkan ke tes penegasan.
(9) Bila dalam waktu 2 x 24 jam tidak terbentuk gas
perkiraan dinyatakan negatif, dan tidak dilanjutkan ke tes
penegasan.
b) Tes Penegasan
(1) Semua tabung yang menunjukkan peraguan positif pada
tes perkiraan positif dipindahkan 1 – 2 mata ose ke
media EC. Medium.
(2) Dieramkan pada suhu 35 derajat selama 2x24 jam.
(3) Pembentukan gas dalam waktu 2x24 jam dinyatakan
sebagai tes penegasan positif dan diperiksa dan
pemeriksaan dilanjutkan ke tes lengkap.
(4) Bila dalam 2 x 24 jam tidak berbentuk gas, tes
penegasan dinyatakan negatif dan tidak dilanjutkan ke
tes lengkap.
c) Tes Lengkap (complete Lengkap)
(1) Semua tabung yang menunjukkan peraguan positif
dalam tes penegasan digeserkan diatas EMB Agar.
(2) Dieramkan pada suhu 350C – 370C selama 2 x 24 jam.
(3) Dicari koloni yang tersangka, dipendahkan ke lactosa
dan agar miring.
(4) Dieramkan pada suhu 350C – 370C selama 2 x 48 jam
(5) Dari agar miring dibuat sediaan menurut gram untuk
melihat adanya spora.
(6) Tes lengkap dinyatakan positif, bila tidak membentuk
spora dan bersifat gram negatif.
(7) Tes dinyatakan negatif, apabila didalam media lactosaa
tidak berbentuk gas dalam waktu 48 jam.
(8) Demikian pula bila tidak ada koloni yang tersangka pada
EMB Agar.

2. Cara Pemeriksaan Sampel Air secara Kimia


a. Cara Pemeriksaan Sisa Chlor
1) Alat - alat :
a) Komparator sisa khlor
b) Pipet tetes
2) Bahan :
a) Sampel air kolam renang
b) Orthotolidine (OT)
3) Prosedur Kerja
a) Siapkan alat yang akan digunakan.
b) Ambil wadah yang ada pada komparator sisa khlor
kemudian isi sampel air.
c) Selanjutnya tambahkan OT sebanyak 3 – 5 tetes.
d) Kemudian baca hasil dan sesuaikan warna sampel dengan
angka yang tertera pada komparator sisa khlor.
b. Cara Pemeriksaan pH
1) Alat :
a) Komparator pH
b) Pipet tetes
2) Bahan :
a) Sampel air kolam renang
b) BTB
3) Prosedur Kerja
a) Siapkan alat yang akan digunakan.
b) Ambil wadah yang ada pada komparator pH kemudian isi
sampel air.
c) Selanjutnya tambahkan BTB 3 sampai 5 tetes.
d) Kemudian baca hasil dan sesuaikan warna sampel dengan
angka yang tertera pada komparator pH.
Lampiran III

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 32 TAHUN 2017
TENTANG
STANDAR BAKU MUTU KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PERSYARATAN
KESEHATAN AIR UNTUK KEPERLUAN HIGIENE SANITASI, KOLAM
RENANG, SOLUS PER AQUA, DAN PEMANDIAN UMUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 26 ayat (1)


Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang
Kesehatan Lingkungan, perlu menetapkan Peraturan Menteri
Kesehatan tentang Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk Keperluan
Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan
Pemandian Umum;

Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan


Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 184, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5570);
2. Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 tentang
B. Air untuk Kolam Renang
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk media air Kolam
Renang meliputi parameter fisik, biologi, dan kimia. Parameter fisik dalam
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk media air Kolam
Renang meliputi bau, kekeruhan, suhu, kejernihan dan kepadatan. Untuk
kepadatan, semakin dalam Kolam Renang maka semakin luas ruang yang
diperlukan untuk setiap perenang.

Tabel 4. Paramater Fisik Dalam Standar Baku Mutu Kesehatan


Lingkungan untuk Media Air Kolam Renang

No. Parameter Unit Standar Baku Keterangan


Mutu (kadar
maksimum)
1. Bau Tidak berbau
2. Kekeruhan NTU 0,5

3. Suhu o C 16-40
4. Kejernihan piringan piringan merah
terlihat hitam (Secchi)
jelas berdiameter 20
cm terlihat jelas
dari kedalaman
4,572 m

5. Kepadatan m 2/ 2,2 kedalaman <1


perenang perenang meter
2,7 kedalaman 1-1,5
meter
4 kedalaman > 1,5
meter
.
Tabel 5. Parameter Biologi dalam Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan untuk Media Air Kolam Renang

No. Parameter Unit Standar Baku Keterangan


Mutu (kadar
maksimum)
1. E. coli CFU/100ml <1 diperiksa
setiap bulan
2. Heterotrophic CFU/100ml 100 diperiksa
Plate Count setiap bulan
(HPC)
3. Pseudomonas CFU/100ml <1 diperiksa bila
aeruginosa diperlukan
4. Staphylococcus CFU/100ml <100 diperiksa
aureus sewaktu-
waktu
5 Legionella spp CFU/100ml <1 diperiksa
setiap 3 bulan
untuk air yang
diolah dan
setiap bulan
untuk SPA
alami dan
panas
Tabel 6. Parameter Kimia dalam Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan untuk media Air Kolam Renang

No. Parameter Unit Standar Keterangan


Baku Mutu
(kadar
minimum/
kisaran)
1. pH 7 – 7,8 apabila menggunakan
khlorin dan diperiksa
minimum 3 kali sehari
7-8 apabila menggunakan
bromine dan diperiksa
minimum 3 kali sehari
2. Alkalinitas mg/l 80-200 semua jenis Kolam
Renang
3. Sisa Khlor mg/l 1-1,5 Kolam beratap/ tidak
bebas beratap
mg/l 2-3 Kolam panas dalam
ruangan
4. Sisa khlor mg/l 3 semua jenis Kolam
terikat Renang
5. Total mg/l 2-2,5 kolam biasa
bromine mg/l 4-5 heated pool
Sisa mg/l 3-4 Kolam beratap/tidak
bromine beratap/kolam panas
dalam ruangan

6. Oxidation - mV 720 Semua Jenis Kolam

reduction Renang

potential Sisa Khlor/ Bromine

(ORP) Diperiksa 3 Kali


Lampiran V

Dokumentasi Penelitian

Kolam Renang Grand Mode Kota Makassar

Loket Pembayaran Masuk Kolam Renang


Kolam Renang Dewasa

Kolam Renang Anak-Anak


Jamban, Peturasan dan Shower

Tempat Sampah
Tempat Pembuangan Sementara (TPS)

Tempat Cuci tangan/Wastafel Gudang


Kondisi sekitar kolam renang Grand Mode

Kondisi sekitar kolam renang Grand Mode


Pengambilan Sampel Air Bakteriologis Pada Kolam Renang Dewasa Dan Anak-
Anak

Pemeriksaan Sisa Chlor Pada Sampel Air Kolam Renang Dewasa Dan Anak-Anak
Pemeriksaan pH Pada Sampel Air Kolam Renang Dewasa dan Anak-Anak

Pembuatan Media untuk Pemeriksaan E.Coli pada Sampel Air Kolam Renang
Pemeriksaan E.Coli pada Sampel Air Kolam Renang

Pemeriksaan E.Coli pada Sampel Foto Bersama Pengelola Kolam

Air Kolam Renang Renang Grand Mode


Lampiran VIII

PETA LOKASI KOLAM RENANG GRAND MODE KOTA MAKASSAR


RIWAYAT HIDUP

1. Nama Lengkap : Rizki Amelia Rusdi


2. Tempat, Tanggal Lahir : Batu Bessi, 04 Juli 1996
3. Agama : Islam
4. Alamat : Jl. Wijaya Kusuma V Blok K18/18, Banta-
bantaeng
5. Telepon/E-mail : 085 343 750 405 / qiqikesling@gmail.com
6. Pendidikan Formal :
a. TK Pertiwi, tamat tahun 2002
b. SDI Garongkong, tamat tahun 2008
c. SMP Neg. 1 Barru, tamat tahun 2011
d. SMA Neg. 1 Barru, tamat tahun 2014
e. Menjadi Mahasiswa Politeknik Kesehatan Makassar Jurusan
Kesehatan Lingkungan pada Tahun 2014.
7. Nama Orang Tua
a. Bapak : Rusdi
b. Ibu : Hj. Rusni
8. Pekerjaan Orang Tua
a. Bapak : Wiraswasta
b. Ibu : IRT
9. Jumlah Bersaudara : 3 orang (anak ke 1)

Anda mungkin juga menyukai