Disampaikan Oleh :
H. KHAIRIR RIZANI, S.ST.,M.Kes
PRINSIP PENYELENGGARAAN
KESEHATAN HAJI
Pembinaan Pelayanan Perlindungan
PENYELENGGARAAN
KESEHATAN HAJI
Pemeriksaan dan
KESEHATAN Pembinaan Kesehatan
Jemaah Haji ISTITHA'AH
HAJI yang baik
Lingkungan
Sosial Dirawat
Rukun dan
Wafat Wajib Haji
Tidak Dijalani
Aktivitas Fasilitas
Fisik Pelayanan
ISTITHA'AH
FAKTOR RISIKO YANG HARUS DIKENDALIKAN
1. Lingkungan 2. Metabolik
suhu, cuaca, debu, dan lingkungan sosial penyakit-penyakit yang diderita Jemaah Haji
3. Perilaku
EMBARKASI
KABUPATEN/KOTA
Non
Laik Terbang
Risiko Tinggi
Memenuhi Syarat
Istitha'ah Kesehatan
4. Pengetahuan, Sikap, & Perilaku jemaah haji Implementasi Kesehatan Haji 3. Sumber Daya Kesehatan Haji (SDM dan
terhadap aktivitas ibadah (Istithaah) Fasyankes)
PERAWAT
PERAWAT KESEHATAN HAJI
•S SIGAP
•H HANDAL
•A AMANAH
•R RESPONSIF
INISIATIF /
•I
INOVATIF
SIGAP
• Sigap adalah: tangkas; cepat dan kuat (penuh
semangat dan meyakinkan).
HANDAL
• Handal adalah dapat dipercaya; memberikan hasil
yg sama pd ujian atau percobaan yg berulang
AMANAH
• Amanah adalah jujur dan benar-benar
dapat dipercaya
RESPONSIF
• Responsif di KBBI adalah: cepat (suka) merespons;
bersifat menanggapi; tergugah hati; bersifat
memberi tanggapan (tidak masa bodoh)
INISIATIF
• Inisiatif adalah kemampuan untuk
memutuskan dan melakukan sesuatu
yang benar tanpa harus diberi tahu,
mampu menemukan apa yang
seharusnya dikerjakan terhadap sesuatu
yang ada di sekitar
INOVATIF
• Inovatif adalah menciptakan
sesuatu yang belum pernah ada
menjadi ada atau menciptakan
sesuatu yang sama sekali berbeda
Tujuan Penyelenggaraan Kesehatan Haji
1. Mencapai istithaah kesehatan Jemaah haji,
2. Mengendalikan faktor risiko kesehatan haji,
3. Menjaga agar Jemaah Haji dalam kondisi sehat selama di
Indonesia, selama perjalanan, dan Arab Saudi,
4. Mencegah terjadinya transmisi penyakit menular yang
mungkin terbawa keluar dan/atau masuk oleh Jemaah
Haji dan,
5. Memaksimalkan peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan kesehatan haji.
PEMERIKSAAN KESEHATAN TAHAP PERTAMA
(PENETAPAN TINGKAT RISIKO KESEHATAN)
1. Dilakukan oleh Tim Penyelenggara Kesehatan Haji Kabupaten/Kota di
Puskesmas dan/atau Rumah Sakit.
2. Dilakukan pada saat jemaah Haji melakukan pendaftaran untuk
mendapatkan nomor porsi.
3. Menghasilkan penetapan status kesehatan Jemaah Haji Risiko Tinggi atau
tidak Risiko Tinggi.
4. Kriteria status kesehatan Jemaah Haji Risiko Tinggi :
a. berusia 60 tahun atau lebih.
b. memiliki faktor risiko kesehatan dan gangguan kesehatan yang
potensial menyebabkan keterbatasan dalam melaksanakan ibadah
haji.
20
PEMERIKSAAN KESEHATAN TAHAP KEDUA
(PENETAPAN ISTITHAAH KESEHATAN)
21
PENETAPAN ISTITHAAH KESEHATAN JEMAAH
HAJI
(dilakukan di Kabupaten/Kota)
1. Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji
2. Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji dengan
Pendampingan
3. Tidak Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji untuk
Sementara
4. Tidak Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji
1. Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji
a. Jemaah Haji yang memiliki kemampuan mengikuti proses
ibadah haji tanpa bantuan obat, alat, dan/atau orang lain
dengan tingkat kebugaran jasmani setidaknya dengan
kategori cukup, merupakan hasil pemeriksaan kebugaran
yang disesuaikan dengan karakteristik individu Jemaah
Haji.
b. Jemaah Haji yang masuk kriteria ini wajib berperan aktif
dalam kegiatan promotif dan preventif.
2. Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji dengan
pendampingan.
a. Berusia 60 tahun atau lebih.