Anda di halaman 1dari 30

MANAJEMEN KEPERAWATAN

PADA PELAYANAN KESEHATAN HAJI

Menjadi Perawat Yg SHARI


dalam Mewujudkan ISTITHAAH Kesehatan Jemaah Haji

Disampaikan Oleh :
H. KHAIRIR RIZANI, S.ST.,M.Kes
PRINSIP PENYELENGGARAAN
KESEHATAN HAJI
Pembinaan Pelayanan Perlindungan
PENYELENGGARAAN
KESEHATAN HAJI

UU NOMOR 8 TAHUN 2019


PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH

Jemaah haji dapat menjalankan ibadah haji


sesuai ajaran Islam tanpa membahayakan dirinya dan
orang lain
IBADAH HAJI DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Dukungan Masyarakat Komitmen


/ Ulama Politik

Pemeriksaan dan
KESEHATAN Pembinaan Kesehatan
Jemaah Haji ISTITHA'AH
HAJI yang baik

Pengetahun, Sikap dan Sistem Kesehatan Haji


Perilaku Masyarakat yang Terintegrasi
dan Jemaah Haji dengan Sistem
Pelayanan Umum
IBADAH HAJI DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN HAJI DI ARAB SAUDI
Kumpulan
Massa

Lingkungan
Sosial Dirawat

IBADAH • Penyakit Baru


Perjalanan • Eksaserbasi/
HAJI Semakin Berat

Rukun dan
Wafat Wajib Haji
Tidak Dijalani

Aktivitas Fasilitas
Fisik Pelayanan

ISTITHA'AH
FAKTOR RISIKO YANG HARUS DIKENDALIKAN

1. Lingkungan 2. Metabolik

suhu, cuaca, debu, dan lingkungan sosial penyakit-penyakit yang diderita Jemaah Haji

3. Perilaku

pengetahuan, sikap, dan perilaku Jemaah Haji terhadap kesehatan


Jemaah Haji Menuju Istitha'ah Kesehatan
(Permenkes Nomor 15 Tahun 2016
Tentang Istitaah Kesehatan Haji)

Petugas Kesehatan Haji yang Shar’i


(Permenkes Nomor 3 Tahun 2018
Tentang Rekrutmen TKHI, PPIH dan TPK)
PERSIAPAN
PENYELENGGARAAN
KESEHATAN HAJI
Sarana dan Prasarana di Indonesia dan Arab Saudi
(Pembinaan, Pelayanan dan Perlindungan)

Strategi Penyelenggaraan Kesehatan Haji


(Permenkes Nomor 62 Tahun 2016 Tentang
Penyelenggaraan Kesehatan Haji)
PROSES PEMERIKSAAN DAN PEMBINAAN KESEHATAN JEMAAH HAJI
PERMENKES 15 TAHUN 2016

EMBARKASI
KABUPATEN/KOTA
Non
Laik Terbang
Risiko Tinggi
Memenuhi Syarat
Istitha'ah Kesehatan

Pemeriksaan Pemeriksaan Memenuhi Syarat Pembinaan Pemeriksaan


Pembinaan
Kesehatan Kesehatan Istitha'ah Kesehatan Masa Kesehatan
Masa Tunggu
Tahap Pertama Tahap Kedua dengan Pendampingan Keberangkatan Tahap Ketiga

Tidak Memenuhi Syarat


Istitha'ah Kesehatan
Tidak Memenuhi Sementara Tidak Laik
Risiko Tinggi Syarat Istitha'ah Terbang
Kesehatan

1. Tidak diberikan kesempatan pelunasan


2. Tidak divaksinasi
3. Tidak diberikan SPMA
Istithaah Kesehatan
• Istithaah Kesehatan Jemaah Haji adalah
kemampuan Jemaah Haji dari aspek kesehatan
yang meliputi fisik dan mental yang terukur
dengan pemeriksaan yang dapat
dipertanggungjawabkan sehingga Jemaah Haji
dapat menjalankan ibadahnya sesuai tuntunan
Agama Islam
• Ibadah haji merupakan rangkaian ibadah yang
melibatkan aktifitas fisik, sehingga Jemaah haji harus
mampu secara fisik dan mental agar dapat
melaksanakan rangkaian ibadah haji dengan baik dan
lancar sesuai ajaran Agama Islam.
• Istithaah Kesehatan Jemaah Haji sangat tergantung
dengan situasi, kondisi, upaya dan lingkungan di tempat
Ibadah Haji.
• Untuk menuju Istithaah Kesehatan, harus dilakukan:
a. Pemeriksaan dan pembinaan kesehatan sejak
Jemaah haji mendaftar.
b. Pembinaan, pelayanan dan perlindungan Kesehatan
di Tanah Suci.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONDISI KESEHATAN
(ISTITHAAH KESEHATAN JEMAAH HAJI)

1. Kebijakan/ Regulasi yang mendukung

2. Konsumsi, Transportasi, Akomodasi dan


Lingkungan
5. Pemeriksaan & Pembinaan kesehatan

4. Pengetahuan, Sikap, & Perilaku jemaah haji Implementasi Kesehatan Haji 3. Sumber Daya Kesehatan Haji (SDM dan
terhadap aktivitas ibadah (Istithaah) Fasyankes)

PERAWAT
PERAWAT KESEHATAN HAJI
•S SIGAP
•H HANDAL
•A AMANAH
•R RESPONSIF
INISIATIF /
•I
INOVATIF
SIGAP
• Sigap adalah: tangkas; cepat dan kuat (penuh
semangat dan meyakinkan).
HANDAL
• Handal adalah dapat dipercaya; memberikan hasil
yg sama pd ujian atau percobaan yg berulang
AMANAH
• Amanah adalah jujur dan benar-benar
dapat dipercaya
RESPONSIF
• Responsif di KBBI adalah: cepat (suka) merespons;
bersifat menanggapi; tergugah hati; bersifat
memberi tanggapan (tidak masa bodoh)
INISIATIF
• Inisiatif adalah kemampuan untuk
memutuskan dan melakukan sesuatu
yang benar tanpa harus diberi tahu,
mampu menemukan apa yang
seharusnya dikerjakan terhadap sesuatu
yang ada di sekitar
INOVATIF
• Inovatif adalah menciptakan
sesuatu yang belum pernah ada
menjadi ada atau menciptakan
sesuatu yang sama sekali berbeda
Tujuan Penyelenggaraan Kesehatan Haji
1. Mencapai istithaah kesehatan Jemaah haji,
2. Mengendalikan faktor risiko kesehatan haji,
3. Menjaga agar Jemaah Haji dalam kondisi sehat selama di
Indonesia, selama perjalanan, dan Arab Saudi,
4. Mencegah terjadinya transmisi penyakit menular yang
mungkin terbawa keluar dan/atau masuk oleh Jemaah
Haji dan,
5. Memaksimalkan peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan kesehatan haji.
PEMERIKSAAN KESEHATAN TAHAP PERTAMA
(PENETAPAN TINGKAT RISIKO KESEHATAN)
1. Dilakukan oleh Tim Penyelenggara Kesehatan Haji Kabupaten/Kota di
Puskesmas dan/atau Rumah Sakit.
2. Dilakukan pada saat jemaah Haji melakukan pendaftaran untuk
mendapatkan nomor porsi.
3. Menghasilkan penetapan status kesehatan Jemaah Haji Risiko Tinggi atau
tidak Risiko Tinggi.
4. Kriteria status kesehatan Jemaah Haji Risiko Tinggi :
a. berusia 60 tahun atau lebih.
b. memiliki faktor risiko kesehatan dan gangguan kesehatan yang
potensial menyebabkan keterbatasan dalam melaksanakan ibadah
haji.
20
PEMERIKSAAN KESEHATAN TAHAP KEDUA
(PENETAPAN ISTITHAAH KESEHATAN)

1.Dilaksanakan oleh Tim Penyelenggara Kesehatan Haji Kabupaten/Kota di


puskesmas dan/atau rumah sakit.
2.Dilakukan pada saat pemerintah telah menentukan kepastian
keberangkatan Jemaah Haji pada tahun berjalan
3.Menghasilkan Istithaah Kesehatan Jemaah Haji :
a.Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji
b.Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji dengan Pendampingan
c.Tidak Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji untuk Sementara
d.Tidak Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji

21
PENETAPAN ISTITHAAH KESEHATAN JEMAAH
HAJI
(dilakukan di Kabupaten/Kota)
1. Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji
2. Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji dengan
Pendampingan
3. Tidak Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji untuk
Sementara
4. Tidak Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji
1. Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji
a. Jemaah Haji yang memiliki kemampuan mengikuti proses
ibadah haji tanpa bantuan obat, alat, dan/atau orang lain
dengan tingkat kebugaran jasmani setidaknya dengan
kategori cukup, merupakan hasil pemeriksaan kebugaran
yang disesuaikan dengan karakteristik individu Jemaah
Haji.
b. Jemaah Haji yang masuk kriteria ini wajib berperan aktif
dalam kegiatan promotif dan preventif.
2. Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji dengan
pendampingan.
a. Berusia 60 tahun atau lebih.

b. Menderita penyakit tertentu yang tidak masuk


dalam kriteria Tidak memenuhi syarat Istithaah
sementara dan/atau tidak memenuhi syarat
Istithaah.
3. Tidak Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji
untuk Sementara.
a. Tidak memiliki sertifikat vaksinasi Internasional (ICV) yang sah.
b. Menderita penyakit tertentu yang berpeluang sembuh.
c. Suspek dan/atau konfirm penyakit menular yang berpotensi wabah.
d. Psikosis Akut.
e. Fraktur tungkai yang membutuhkan Immobilisasi.
f. Fraktur tulang belakang tanpa komplikasi neurologis.
g. Hamil yang diprediksi usia kehamilannya pada saat keberangkatan
kurang dari 14 minggu atau lebih dari 26 minggu.
4. Tidak Memenuhi Syarat Istithaah
Kesehatan Haji.
a. Kondisi klinis yang dapat mengancam jiwa
b. Gangguan jiwa berat
c. Jemaah dengan penyakit yang sulit diharapkan
kesembuhannya
a. Kondisi Klinis Yang dapat mengancam Jiwa
1. Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) derajat IV.
2. Gagal Jantung Stadium IV.
3. Chronic Kidney Disease Stadium IV dengan
peritoneal. dialysis/hemodialisis reguler.
4. AIDS stadium IV dengan infeksi oportunistik.
5. Stroke Haemorhagic luas;
b. Gangguan jiwa berat antara lain:
1. Skizofrenia berat
2. Dimensia berat
3. Retardasi mental berat;

c. Jemaah dengan penyakit yang sulit diharapkan


kesembuhannya, antara lain:
1. Keganasan stadium akhir,
2. Tuberculosis Totaly Drugs Resistance (TDR)
3. Sirosis atau hepatoma decompensata.
PEMERIKSAAN KESEHATAN TAHAP KETIGA
(PENETAPAN KELAIKAN KESEHATAN)

1.Dilaksanakan oleh PPIH Embarkasi Bidang Kesehatan di embarkasi


pada saat Jemaah Haji menjelang pemberangkatan.
2.Dilakukan dilakukan untuk menetapkan status kesehatan Jemaah
Haji laik atau tidak laik terbang.
3.Jemaah Haji yang ditetapkan tidak laik terbang merupakan
Jemaah Haji dengan kondisi yang tidak memenuhi standar
keselamatan penerbangan internasional dan/atau peraturan
kesehatan International.
29

Anda mungkin juga menyukai