Anda di halaman 1dari 8

Tugas Mata Kuliah Bangunan Hijau

Material Perancangan Arsitektur 5 Bedasarkan Ecolabel

Nama : Muhammad Raffy Prawira Putra

NIM : 052001700094

Dosen : Sri Novianthi Pratiwi, S.Pd., MT

Lokasi Tapak Perancagan : Jl. Menteng Raya no.37, rt.1/rw.10, Kebon. Sirih, Kec. Menteng,
Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10340

Pengertian Eco Label

Eco label merupakan sistem pelabelan yang diaplikasikan sebagai pentujuk suatu
ukuran keberlanjutan (sustainability measurement). Produk dengan label tersebut sudah
memperhatikan aspek lingkungan dalam daur hidupnya, biasanya berkaitan erat dengan emisi
karbon dan efeknya pada lingkungan.

Dalam perancangan bangunan, eco label pada material bangunan diterapkan menjadi
salah satu aspek untuk Green Building. Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.
8 tahun 2010, Green Building adalah bangunan yang menerapkan prinsip ramah lingkungan dalam
perancangan, pembangunan, pengoperasian, dan pengelolaannya dalam penanganan dampak
perubahan iklim. Materialitas Green Building memainkan peran penting dimana material yang
ramah lingkungan tersebut tidak memiliki potensi merusak lingkungan pada masa penggunaan
maupun masa disposal. Green Material bukan hanya produk ramah lingkungan, tetapi juga
meninjau keberlanjutan dari sumber material, proses produksi, proses distribusi, dan proses
pemasangan, serta dapat mendukung penghematan energi (energi listrik dan air), meningkatkan
kesehatan dan kenyamanan, dan efisiensi manajemen perawatan bangunannya.

Berikut adalah opsi Material yang dapat digunakan untuk Perancangan Arsitektur 5 (berdasarkan
Eco Label-nya)
Material Struktur

a. Dinding:
1. Dinding Precast : Lebih hemat dalam penggunaan bekesting, lebih ramah lingkungan
dikarenakan proses pengecoran dilakukan diluar proyek
- Tahap Kontruksi: Menggunakan
material dinding yang modular untuk
mempermudah pemasangan di lokasi proyek
karena sudah dibuat modul dari pabrik
sehingga menghemat waktu pasang dan
megurangi limbah.
- Tahap Keberlanjutan: Memiliki keperawatan yang lebih sedikit dimana hanya
perlunya maintenance sambungan dinding dengan selant berkisar setiap 7 hingga
20 tahun
2. AAC/Hebel : Bisa menjadi opsi untuk dinding
dalam proyek , material menghemat penggunaan
plaster dibanding menggunakan batu bata
dikarenakan modul ukuran yang lebih besar.
- Tahap Produksi: Terdapat pendeketan
pengelolah limbah dari pabrik AAC adalah
residue dari adonan atau sisa potongan bata ringan. Pengelolaan limbah ini
dipecahkan dengan pembentukan Crushed AAC Brick dan juga penggunaan
crushed AAC sebagai media filter limbah air kotor (Renman & Renman 2012).
Limbah AAC dari bangunan yang dihancurkan, jika proses demolisasi tersebut
dilakukan dengan hati-hati, akan juga bisa diubah menjadi Crushed AAC Brick.
- Tahap Konstruksi: Mengarahkan proses konstruksi yang lebih praktis dan minim
akan sampah.
b. Kolom & Balok : Dapat menggunakan proses cetak di palangan atau prefabrikasi. Proses
prefabrikasi memiliki keunggulan dalam proses kostruksi yang dimana prefab dapat
mengurangi sampah dalam instalasi. Tetapi material prefab kolom dan balok yaitu baja
memiliki harga dan biaya transport yang lebih mahal, diakarenakan harganya yang lebih
mahal, modul bahan yang besar memungkinkan transportasi lebih mahal, distributor yang
tidak dekat dari tapak proyek. Berikut terdapat bahan dasar beton bertulang yang dapat
mendukung proses pencetakan lebih ramah lingkungan.
1. Portland Composite Cement Tiga Roda, PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Terverifikasi dalam Green Lisiting Indonesia (dapat digunakan untuk campuran dalam
membuat beton bertulang).
- Komposisi dan Tahap Produksi:
o Dalam proses produksinya dapat mereduksi sampai sekitar
20% konsumsi bahan bakar dengan mensubtisui sebagian
klinker dengan material komposit
o Subtitusi sebagian klinker juga mengurangi potensi emisi gas CO2
o PCC dikemas dengan menggunakan material kantor yang dapat di recycle
dan terbebas dari racun berbahaya

(Sumber : Sementigaroda.com)

2. Besi Tulangan, dengan membeli material dari vendor, toko dan pejual yang berjarak
dekat dengan tapak proyek dapat mengurangi emisi karbon yang dihasilkan oleh
transpotasi dalam proses kurir.
- Alamat : Inti Baja Mandiritama, Grogol Petamburanm Jakarta Barat. (8.6 Km, 17
min menggunakan mobil)

(Sumber: https://www.olx.co.id/item/besi-beton-polos-10-sni-iid-535193294)
Bahan dasar Baja Sebagai frame dinding.

1. Lysaght Smartframe, PT BlueScope Lysaght Indonesia


- Komposisi:
o memiliki ketahanan tinggi terhadap karat
dengan lapisan zinc alumunium
berketebala 100gr/m2, sehingga
memperlama usia pemakian dibandingkan material lainnya.
- Tahap Konstruksi:
o Desain struktur yang terintergrasi dalam solusi produk meminimalkan
material sisa yang terbuang.
- Tahap Keberlanjutan:
o Daur ulang material menjadi bagian dalam proses manufaktur material baja
ringan.
o Tidak memrlukan perlindungan tambahan khusus terhadap rayap, karat dan
sebagainya.

(Sumber : Greenlisting Indonesia – 2012 Edisi 01, Hal 56)

c. Pondasi: Bore Pile


- Komposisi & Tahap
Berkelanjutan: Beton bertulang
sangat idedal digunakan karena
bahan yang padat, ko mpak dan
kedap air. Dapat diperhitungkan
untuk menahan beban tarik.
- Tahap Konstruksi:
o untuk proyek perancangan bangunan mid rise-high rise seperti PAV,
perlunya menggunakan pondasi dalam conto, bore pile atau tiang pancang.
Yang membedakan bore pile maupun pancang adalah proses menanaman
pondasi dimana bore pile menggunakan mesin bor untuk menggali dan
untuk tiang pancang pondasi harus dipikul ke dalam tanah. Berdasarkan
konteks lebih optimal menggunaka bore pile dikarenakan tidak
menciptakan getaran yang dapat mengganggu bangunan sekitar yang
densitas jarak nya berdekatan.
o Terdapat pondasi yang prefabrikasi dan cetak. Prefabrikasi memiliki
kelemahan dalam transpotasi dimana pondasi prefab tersebut bermodul
besar dan berat, memungkan ongkos yang mahal dan emisi carbon
kendaraan.

Material Arsitektural:

a. Kusen : Menggunakan kusen pintu dan Jendela yang berbahan aluminium memiliki
keunggulan dapat didaur ulang, bebas perawatan, praktis, dan desain insulasi khusus
mengurangi transmisi panas dan bising.

Aluminium Unitized Curtain Wall “UCW-125”, PT. YKK AP Indonesia


(untuk digunakan di Curtain Wall): Material ini memenuhi tiga prasyarat
dan kredit dari enam ketagori GreenShip-New Building : Energi &
Atmosfer, Bahan & Sumber Daya, dan Kualitas Lingkungan dalam
ruangan:

- Tiga Prasyarat Green Ship-New Building


o Energi & Atmosfer : Produk dalam bentuk modular mudah dirancang untuk
menghasilakn Overall Thermal Transfer Value (OTTV) render, seperti
dengan mengintegrasikan double glazing maupun sun shade
o Bahan & Sumber Daya : bersumber lokal dan bisa didaur ulang 100%,
bersertifikat ISO 14001 dan telat mendapatkan “Proper Hijau” dari
kementrian lingkungan Hidup
o Kualitas Lingkungan Dalam Ruangan : Dengan air tightness nya yang
tinggi mengurangi konsumsi energi dari sistem pendingin udara dan
masuknya kebisingan kedalam ruangan.
- Tahap Konsturksi: Pemasagan yang lebih cepat dikarenakan ukuran dapat lebih
akurat dan lebih mudah dipasang.
- Tahap Keberlanjutan: antri rayap, teknis perawatan yang mudah, lebih tahan
lama dibanding kusen kayu
Dengan menggunakan kusen alumunium juga dapat meminimalisirkan penggunaan bahan dari
distributor kusen kayu illegal yang secara liar menabang pohon.

(Sumber : Greenlisting Indonesia – 2012 Edisi 01, Hal 84)

b. Lantai:
1. Indogress, Nano Polished Porcelain
Tile: Merupakan granit permukaan
polished pertama yang meggunakan
nano technology.

- Tahap Keberlanjutan
o Memiliki tingkat kilap permukaan yang tinggi (diatas 90 skala gloss meter,
sehingga bisa mengurangi penggunaan cahaya buatan dan maksimalkan
cahaya alami
o Tahan noda cukup maintenance yang mudah
o Material yang dingin dan sejuk membuat ruangan menjadi lebih efesian
dengan pendingin buatan

(Sumber : Greenlisting Indonesia – 2012 Edisi 01, Hal 69)

c. Material untuk Fasad:


1. Sunergy, PT. Asahimas Flat Glass, Tbk, Solar Control Low – E Glass
- Tahap Keberlanjutan
o Kaca dengan Pyrolytic coating yang mengkombinasikan solar control dan
thermal insulation.
o Level pantual refleksi Cahaya yang rendah
o Kombinasi antara solar control dan thermal insulation mengurangi transmisi
energi/panas pada bangunan baik energi matahari langsung maupun re-
radiasi energi dari lingkungan sekitar,
sehingga mengurangi level emisi CO2
karena penghematan energi yang digunakan
pada pendingin ruangan.

(Sumber : Greenlisting Indonesia – 2012 Edisi 01, Hal 50)

d. Material Pewarna/Pelapis

Cat: untuk permukaan dinding outdoor yang akan dicat bisa menggunakan cat non VOC,
dikarenakan VOC dalam cat jika bereaksi dengan sinar matahari dan nitrogen oksida dapat
mengakibatkan pembentukan ozon yang menimbulkan masalah kesehatan bagi penghuni dan
lingkungan.

1. Dulux Weathershilteld Max (sudah terverikasi oleh Green Label


Singapore)
- Komposisi
o Mempunyai kandungan bahan organic mudah menguap
yang rendah (low volatile organic compound)
- Tahap Keberlanjutan:
o 300% lebih elastis bebeas retak, 33% extra tahan jamur
o 300% extra menjaga warna tidak pudar
o Solar Reflectivity yang dapat memantukan cahaya panas matahari sehinggi
mengurangi daya serap panas hinggi 50C
o Padat mengurangi penggunaan energi listrik AC hingga 15 %

(Sumber : Greenlisting Indonesia – 2012 Edisi 01, Hal 67)


2. Batu Alam : Dikarenakan tapak terletak di JL.
Meteng Raya, terdapat beberapa toko bangunan menjual
batu alam yang bisa digunakan sebagai material pelapis
dinding. Dengan membeli material dari toko yang
berjarak dekat dapat mengurangi emisi karbon yang
dihasilkan oleh transpotasi dalam proses kurir.
- Alamat
o TB. Sinar Bangunan Menteng, Jl. KH. Wahid Hasyim No.7, RT.7/RW.5,
Kb. Sirih, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta 10340
(1.3km, 5 Min menggunakan mobil)
o TB. Medan, Jl. Kalipasir Dalam, RT.1/RW.10, Cikini, Menteng, Central
Jakarta City, Jakarta 10340
(2.1 Km, 7 Min menggunakan mobil)

Anda mungkin juga menyukai