Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai unsur utama sumber daya manusia aparatur
negara mempunyai peranan yang menentukan keberhasilan penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan. Sosok PNS yang mampu memainkan peranan tersebut
adalah PNS yang mempunyai kompetensi yang diindikasikan dari sikap dan perilakunya
yang penuh dengan kesetiaan dan ketaatan kepada negara, bermoral dan bermental baik,
profesional, sadar akan tanggung jawabnya sebagai pelayan publik, serta mampu
menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa.Untuk dapat membentuk sosok PNS
professional seperti tersebutd iatasperlu dilaksanakan pembinaan melalui jalur
pelatihan.
Sejalan dengan telah ditetapkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) pada Pasal 63 ayat (3) dan ayat (4),
mengamanatkan Instansi/Pemerintah untuk wajib memberikan Pelatihan dan Pendidikan
Terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selama 1 (satu) tahun masa
percobaan, dengan mengedepankan penguatan nilai-nilai dan pembangunan karakter
dalam mencetak PNS.1Diklat terintegrasi dimaksudkan untuk membangun integritas
moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter
kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta
kompetensi bidang. Sehingga diperlukan sebuah penyelenggaraan pelatihan yang
inovatif dan terintegrasi, yaitu penyelenggaraan pelatihan yang memadukan
pembelajaran klasikal dan non-klasikal di tempat pelatihan dan ditempat kerja agar
peserta mampu menginternalisasikan, menerapkan dan mengaktualisasikan, serta
membuatnya menjadi suatu kebiasaan (habituasi) yang positif, dan merasakan
manfaatnya, sehingga diharapkan akan memiliki karakter PNS yang profesional.
Sesuai Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI Nomor 24
Tahun 2017 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil Golongan II, maka Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT)

1
Prajabatan dilaksanakan dengan nomenklatur baru ialah Pelatihan Dasar Kader PNS,
sebagai salah satu jenis pelatihan yang strategis pasca UU ASN dalam rangka
pembentukan kemampuan bersikap dan bertindak profesional yang berlandaskan pada
nilai-nilai dasar yang meliputi : Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi, serta di sinkronkan dengan nilai-nilai dasar NKRI yang
meliputi : Manajemen ASN, Whole Of Government (WoG) dan Pelayanan Publik.2
Setelah mempelajari nilai-nilai dasar ANEKA dan nilai-nilai dasar NKRI, maka
peserta diklat dituntut untuk memiliki nilai-nilai dasar tersebut sebagai prinsip yang
menjadi landasan dalam menjalankan profesi sebagai ASN. Aktualisasi dapat
dilaksanakan dengan baik maka peserta diklat perlu membuat rancangan aktualisasi dan
kemudian dituangkan dalam suatu dokumen rancangan aktualisasi yang akan
dilaksanakan di tempat habituasi. Pelaksanaan habituasi (off-class) merupakan
implementasi dari teori-teori selama proses pembelajaran (on-class) yang saling terkait.
Seorang ASN dituntut tidak hanya melayani dirinya sendiri namun melayani
masyarakat. Saat ini pelayanan kepada masyarakat belum optimal seperti yang tertuang
pada UU nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik. Mental ASN masih belum
kuat , etika dan moralitas masih rendah (ditandai dengan masih maraknya korupsi,
kolusi dan nepotisme), masih kurangnya pelayanan publik , ketidak ramahan pegawai
dalam melayani masyarakat dan masih banyaknya pungutan liar(pungli).
Pemerintah memiliki kewajiban menyediakan pelayanan salah satunya
pelayanan kesehatan minimum yang dibutuhkan masyarakat. Bagi penyelenggara
pelayanan kesehatan prinsip yang harus dipegang dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat adalah bagaimana masyarakat puas dan nyaman dalam
menerima pelayanan kesehatan yang diberikan dan keberadaan puskesmas sebagai
media untuk memberikan pelayanan kesehatan haruslah dijalankan dengn baik sehingga
kualitas pelyanan yang diberikan sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh masyarakat.
Dalam peraturan menteri kesehatan nomor 75 tahun 2014 tersebut puskesmas
terbagi menjadi dua fungsi yaitu usaha kesehatan masyarakat dan usaha kesehatan
perorangan. Pada usaha kesehatan perorangan puskesamas melakukan pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang harus berjalan baik sehingga tidak merugikan
masyarakat sebagai pengguna layanan.

2
Puskesmas diharapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan dasar serta
menjadi pelopor penggerak pembangunan diwilayah kerjanya,. Puskesmas dituntut
untuk memberikan pelayanan yang bermutu baik dari segi manajemen, sumber daya
,sarana prasarana hingga pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar operasional
prosedur (SOP) dan memberikan kepuasan pada pengguna jasa puskesmas.
Tugas dan wewenang juga ditulis di dalam Undang-Undang No 38 tahun
2014 tentang keperawatan pada pasal 29 ayat pertama. Pada ayat pertama dijelaskan
bahwa dalam menyelenggarakan praktik keperawatan, perawat bertugas sebagai;
pemberi asuhan keperawatan, penyuluhan dan konselor bagi klien, pengelola
pelayanan keperawatan, peneliti keperawatan, pelaksana tugas berdasarkan
pelimpahan wewenang, dan pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.
Pedoman Kegiatan Perawat Kesehatan Masyarakat di Puskesmas, perawat
bertanggungjawab dalam penyelenggraan penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan terutama bertanggungjawab melakukan kegiatan promosi kesehatan dan
pencegahan penyakit berdasarkan masalah kesehatan yang timbul berdasarkan faktor
resiko yang teridentifikasi.
Aktualisasi diri merupakan tahap pencapaian oleh seorang manusia terhadap
apa yang mulai disadarinya ada dalam dirinya. Semua manusia akan mengalami fase
itu, hanya saja sebagian dari manusia terjebak pada nilai-nilai atau ukuran-ukuran
pencapaian dari tiap tahap yang dikemukakan Maslow. Andai saja seorang manusia
bisa cepat melampaui tiap tahapan itu dan segera mencapai tahapan akhir yaitu
aktualisasi diri, maka dia punya kesempatan untuk mencari tahu siapa dirinya
sebenarnya. (Arianto, 2009).
Puskesmas merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan harus memiliki
peran yang optimal dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan
masyarakat indonesia. Perawat kesehatan masyarakat di Puskesmas
bertanggungjawab dalam upaya pelayanan kesehatan promotif dan preventif. Namun,
dalam masyarakat perawat masih belum bisa mununjukan potensi-potensi yang ada di
dalam diri perawat. Perawat masih mengutamakan upaya pelayanan kuratif, padahal
upaya-upaya pelayanan kesehatan yang lain seperti upaya promotif, preventif dan
rehabilitaf tidak bisa ditinggalkan. Oleh karena itu penelitian ini diadakan dengan
tujuan untuk mengidentifikasi aktualisasi perawat dalam upaya pelayanan kesehatan
promotif dan preventif di Puskesmas Sepintun.

3
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan yang dilakukan dengan menyebarkan
pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan
mengerti tetapi juga mau dan mampu melakukan anjuran yang ada hubungannnya
dengan kesehatan.
Dalam undang-undang nomor 38 Tahun 2014 tentang keperawatan dijelaskan
defenisi keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga,
kelompok baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Sedangkan defenisi perawat adalah
seorang yang telah lulus pendidikan tinggi keperawatan, baik didalam maupun di luar
negeri yang diakui pemerintah sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-
udangan. Pelayanan keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan pada individu, kelompok, atau masyarakat dalam keadaan sehat maupun
sakit.
Adapun isu yang dapat di ambil yaitu “Meningkatkan Pemahaman
Masyarakat Tentang Pola Hidup Sehat di Puskesmas Suo - Suo”
salah satu penyebabnya adalah masih kurangnya pengetahuan dan sulitnya untuk
mengakses pendaftaran jaminan kesehatan di wilayah tersebut, judul “Optimalisasi
Peningkatan Pemahaman Masyarakat Tentang Pola Hidup Sehat di Puskesmas
Suo - Suo.”.

1.2 Deskripsi Organisasi


1.2.1. Visi
Yaitu“ Menjadikan Puskesmas Suo-Suo menuju Puskesmas yang bermutu“.
1.2.2. Misi
Terdiridari :
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang menyeluruh den mengutamakan
kepentingan pasien.
2. Selalu berusaha mengembangkan pengetahuan setiap karyawan dan karyawati
guna menciptakan pelayanan kesehatan yang masuk akal dan terkini
3. Berupaya memperlakukan pasien serta keluarga pasien sebagai pelanggan yang
harus dihormati hak dan sarannya

4
1.3 Nilai-nilai Organisasi
Nilai-nilai organisasi Puskesmas Suo-Suo adalah “CERDAS”
C : Cermat
Sesuai dengan ketentuan bahwa harus cermat dalam pelayanan
E : Edukatif
Memberikan edukasi pada masyarakat sesuai dengan bidang
masing- masing
R : Ramah
Harus selalu ramah pada masyarakat
D : Disiplin
Disiplin merupakan kunci utama untuk memaksimalkan pelayanan
A : Amanah
Amanah penting untuk menjaga kualitas pelayanan
S : Sopan
Pelayan publik dituntut untuk sopan
1. Struktur Organisasi
UPT Puskesmas Suo-Suo terletak dikecamatan Sumay kabupaten Tebo,
tepatnya di desa Suo-Suo Jl. AMD Km 1 RT. 10, Suo-Suo yang berjarak sejauh
257 KM dari Ibu Kota provinsi Jambi dan sejauh 36 KM dari jarak Ibu kota
kabupaten Tebo,. Batas-batas wilayah kecamatan Sumay adalah :
 Utara : Provinsi Riau
 Timur : Kabupaten Tanjung Jabung
 Selatan : Kecamatan Tebo Tengah
 Barat :Kecamatan Tebo Ulu
dengan luas wilayah sekitar 164,64 KM2 yang terdiri dari 4 desa yaitu : Desa
Suo-Suo, Desa Muara Sekalo, Desa Semambu, Desa Pemayungan. Jumlah
penduduk terdiri dari laki-laki 4.618 jiwa dan perempuan 4.619 jiwa , dan
mata pencarian penduduk sebagian besar bertani dan buruh kebun serta buruh di
sebuah perusahaan, pedagang serta pegawai negeri.Adapun strukur organisasidi
PuskesmasSuo-Suo sebagai berikut.

5
Gambar 1.1 : Struktur Organisasi UPT PUSKESMAS SUO - SUO

KEPALA PUSKESMAS

ELDAWATI, AM.KEB

BENDAHARA KEPALA SUBBAG TU


NAHDATUL ASLAMIAH,AM.KEB RIO SETIAWAN PUTRA,AM.KEP
AM.KEB

PJ UKP PJ UKM
dr.SULINZIYATI FAJAR SUTOMO,S.KEP.,NERS

POLI UMUM
KESLING
NONIK HARYATI,AMD.KEB POLI KIA/KB PROMKES
EFKARIYANI, AMD.KEB
SITI ROBIATUN, AMD.KEB FAJAR SUTOMO,S.KEP.,NERS

APOTIK
THESA SILVIA, A.MD.FARM GIZI
LABOR P2M TETI SUMANTI, AMD.KEB
RATNA DEWI, AM.KEB DEVI ASRIWAHYUNI,AMD.KEB

8
Jumlah pegawai di Puskesmas Suo-Suo tahun 2019 adalah terdiri dari :
a. DokterUmum : 1 Orang
b. Dokter Gigi : -
c. Sarjana Perawat : 1 Orang
d. Perawat DIII : 3 orang
e. SKM : -
f. Bidan DIII : 9 Orang
g. Perawat Gigi : -
h. Apoteker : -
i. Farmasi DIII : 1 Orang
j. Gizi DIII : -
k. AnalisKes. Lab DIII : -
l. Kesling DIII : -
m. Sopir : -

2. Tugas Pokok dan Fungsi


Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud, Puskesmas menyelenggarakan fungsi :
1) Penyelenggaraan UKM tingkat pertama diwilayah kerjanya
2) Penyelenggaraan UKP tingkat pertam di wilayah kerjanya

3. TugasPokok Dan Fungsi


Peran dapat diartikan sebagai seperangkat prilaku yang diharapkan oleh
individu sesuai dengan status sosialnya. Jika seorang perawat, peran yang
dijalankannya harus sesuai dengan lingkup kewenangan perawat. Peran
menggambarkan otoritas seseorang dalam memiliki peran yang sama.
Kesamaan peran bukan berarti sama dalam segala hal. Peran boleh sama
tetapi ruang lingkup atau kewenangan masing- masing profesi tentu berbeda
(Asmadi, 2008).
Peran perawat adalah merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh
orang lain terhadap seseorang sesuai dengan kependudukan dalam system,

1
dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi perawat
maupun dari luar profesi keperawatan yang bersifat konstan (Hidayat, 2007).

Peran perawat menurut konsorsium ilmu ilmu kesehatan tahun 1989


dalamHidayat (2007) terdiri dari:

1. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan.

Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat


dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan
melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses
keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar dapat
direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat
kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya.
Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai
dengan kompleks.

2. Peran sebagai advokat.

Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberian pelayanan atau informasi
lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi
hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas
informasi tentang penyakitnya. Hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya
sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.

3. Peran edukator.

Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat


pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan,
sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien sesudah dilakukan pendidikan
kesehatan.

2
4. Peran koordinator

Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta


mengorganisasi pelayanan kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan
dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.

5. Peran kolaborator

Peran perawat disini dilakukan kerana perawat bekerja melalui tim kesehatan
yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau
tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.

6. Peran konsultan

Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan
klien terhadap informais tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.

7. Peran pembaharu

Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan,


kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode
pemberian pelayanan keperawatan.

2. Peran perawat Puskesmas

Peran dan fungsi perawat melekat secara bersamaan dalam tugas perawat
antara lain peran sebagai pemberi pelayanan kesehatan/asuhan keperawatan,
penemu kasus, peran sebagai pendidik/penyuluh kesehatan, kordinator pelayanan
kesehatan, konselor keperawatan, panutan (role model), pemodifikasi
lingkungan, konsultan, advokat, peneliti, dan pembaharu (inovator). Namun
karena masih rendahnya tingkat pendidikan yaitu mayoritas pendidikan SPK dan
Diploma, dari seluruh peran dan fungsi yang harus dilakukan oleh perawat,
hanya 6 saja yang menjadi prioritas ( Depkes, 2004). Keenam peran tersebut
adalah:

3
a) Pemberi Asuhan Keperawatan

Perawat berperan untuk memberikan pelayanan berupa asuhan keperawatan


secara langsung kepada klien (individu, keluarga, komunitas) sesuai dengan
kewenangannya. Asuhan keperawatan diberikan kepada klien di semua tatanan
layanan kesehatan dengan menggunakan proses keperawatan mulai dari
pengkajian, penegakan diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Hal ini

merupakan peran utama bagi perawat diman perawat dapat memberikan


asuhan keperawatan yang profesional menerapkan ilmu, teori, prinsip, konsep dan
mengiji kebenarannya dalam situasi nyata, apakah kriteria profesi dapat
ditampilkan sesuai dengan harapan penerima jasa keperawatan.Peran sebagai
pemberi asuhan keperawatan menuntut perawat untuk memberi kenyamanan dan
rasa aman bagi klien, melindungi hak dan kewajiban klien agar tetap terlaksana
dengan seimbang antara lain, memfasilitasi klien dengan anggota tim kesehatan
lainnya, dan berusaha mengembalikan kesehatan klien. Peran perawat sebagai
pemberi pelayanan kesehatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat berupa asuhan keperawatan yang utuh (holistic) serta
berkesinambungan ( komprehensif). Asuhan keperawatan yang diberikan kepada
klien/keluarga bisadiberikan secara langsung (direct care) maupun secara tidak
langsung (indirect care) pada berbagai tatanan kesehatan yaitu meliputi
puskesmas, ruang rawat inap puskesmas, puskesmas pembantu, puskesmas
keliling, sekolah, panti, posyandu, keluarga (rumah pasien/klien) ( Depkes, 2004).

b) Penemu Kasus

Perawat puskesmas berperan dalam mendeteksi serta dalam menemukan


kasus serta melakukan penelusuran terjadinya penyakit. Penemuan kasus dapat
dilakukan dengan jalan mencari langsung ke masyarakat (aktif case finding) dan
dapat pula didapat secara tidak langsung yaitu pada kunjungan pasien ke
puskesmas (pasif case finding). Perawat kesehatan masyarakat harus peka dan
sadar pada area yang memiliki kelompok resiko tinggi dalam masyarakat. Sangat
penting bagi perawat kesehatan masyarakat untuk mengikuti kontak individu atau
keluarga dengan pelayanan kesehatan untuk menemukan dan mengklarifikasi
jawaban dari pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh klien atau masyarakat.

4
c) Pendidik Kesehatan

Peran sebagai pendidik kesehatan (edukator) menuntut perawat untuk


memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, baik setting di rumah, di puskesmas, dan di masyarakat secara
terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan
perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai tingkat kesehatan yang optimal.
Proses pengajaran mempunyai empat komponen, yaitu: pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses keperawatan, yaitu dalam
fase pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi klien dan
kesiapan untuk belajar. Selama proses perencanaan perawat membuat tujuan
khusus dan strategi pengajaran. Saat pelaksanaan perawat menerapkan strategi
pengajaran dan selama evaluasi perawat menilai hasil yang didapat.Perawat
bertindak sebagai pendidik kesehatan harus mampu mengkaji kebutuhan klien
yaitu kepada individu, keluarga, kelompok, masyarakat,pemulihan kesehatan dari
suatu penyakit, menyusun program penyuluhan/pendidikan kesehatan baik sehat
maupun sakit, seperti nutrisi, latihan olahraga, manajemen stress, penyakit dan
pengelolaan penyakit; memberikan informasi yang tepat untuk kesehatan dan gaya
hidup antara lain informasi yang tepat tentang penyakit, pengobatan, serta
menolong klien menyeleksi informasi kesehatan yang bersumber dari buku-buku,
koran, televisi atau teman (Depkes, 2004). Banyak faktor yang memengaruhi
peningkatan kebutuhan pembelajaran tentang kesehatan oleh perawat. Ada
kecenderungan baru untuk peningkatan dan penjagaan kesehatan daripada
pelayanan, akibatnya, masyarakat ingin dan bisa memperoleh banyak pengetahuan
di bidang kesehatan (Mubarak & Chayatin, 2009).

d) Kordinator dan Kolaborator

Peran kordinator perawat dapat dilaksanakan dengan cara bekerja sama


dengan tim kesehatan yang lain, baik perawat dengan dokter, perawat dengan ahli
gizi, perawat dengan ahli radiologi dan lain-lain dalam kaitannya mempercepat
proses penyembuhan klien. Peran kolaborator, perawat dilaksanakan dengan
mengarahkan, merencanakan, dan mengorganisasikan pelayanan dari semua
anggota tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak profesi
(Mubarak & Chayatin, 2009). Perawat melakukan koordinasi terhadap semua
5
pelayanan kesehatan yang diterima oleh keluarga di berbagai program, dan
bekerjasama (kolaborasi) dengan tenaga kesehatan lain atau keluarga dalam
perencanaan pelayanan keperwatan serta sebagai penghubung dengan institusi
pelayanan kesehatan dan sektor terkait lainnya (Depkes, 2004). Peran ini salah
satu bentuk kerja sama antar bidang kesehatan di puskesmas.

e) Konselor

Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi


tekanan psikologis dan masalah sosial, untuk membangun hubungan interpersonal
yang baik, dan meningkatkan perkembangan seseorang, didalamnya diberikan
dukungan emosional dan intelektual (Mubarak & Chayatin, 2009). Perawat
sebagai konselor melakukan konseling keperawatan sebagai usaha memecahkan
masalah secara efektif. Pemberian konseling dapat dilakukan pada klinik,
puskesmas, puskesmas pembantu, rumah klien, posyandu dan tatanan pelayanan
kesehatan lainnya dengan melibatkan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Kegiatan yang dapat dilakukan perawat puskesmas antara lain adalah
menyediakan informasi, mendengar secara objektif, memberi dukungan, memberi
asuhan dan meyakinkan klien, menolong klien mengidentifikasi masalah dan
faktor-faktor terkait, memandu klien menggali permasalahan dan memilih
pemecahan masalah yang dikerjakan (Depkes, 2004). Perawat diharapkan mampu
untuk mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat
sakitnya. Perubahan interaksi merupakan dasar dalam merencanakan metode
untuk meningkatkan kemampuan adaptasi klien, memberikan konseling atau
bimbingan penyuluhan kepada individu atau keluarga dalam mengintegrasikan
pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu. Selanjutnya pemecahan
masalah difokuskan pada masalah keperawatan agar mengubah perilaku hidup
sehat atau adanya perubahan pola interaksi yang lebih baik dari individu, keluarga
dan masyarakat (Mubarak & Chayatin, 2009)

6
f) Panutan (Role Model)

Perawat puskesmas harus dapat memberikan contoh yang baik dalam bidang
kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang
bagaimana cara tata hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat
(Fetaria 2005 dalam Fauziah, 2012). Perawat puskesmas sebagai role model
diharapkan berperilaku hidup yang sehat, baik dalam tingkat pencegahan yang
pertama, kedua maupun yang ketiga yang dalam kehidupan sehari-hari dapat
menjadi contoh masyarakat. Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain memberi
contoh praktik menjaga tubuh yang sehat baik fisik maupun mental seperti
makanan bergizi, olahraga secara teratur, menjaga berat badan, tidak merokok,
menyediakan waktu untuk istirahat setiap hari, komunikasi efektif dan lain- lain
(Depkes, 2004).

Kompetensi minimal perawat Puskesmas adalah :

a. Pelayanan/asuhan keperawatan terhadap individu, keluarga, kelompok


(masyarakat dengan masalah kesehatan prioritas terkait dengan komitment global,
nasional, maupun daerah (pll4, gizi, KIA/KB, Kesling, dsb) Malaria, Tuberkulose,
HIV/AIDS antara lain:

1) Tindakan keperawatan langsung (direct care)


2) Pengobatan dasar sesuai kewenangan dan tata lakana standar program
3) Penanggulangan gawat darurat dasar termasuk penanggulangan bencana alam
4) Pencegahan infeksi
1) .Pendidikan/penyuluhan kesehatan dalam rangka promosi kesehatan untuk
pemberdayaan individu, keluarga, kelompo(masyarakat agar hidup sehat
secara mandiri.

a. Pengamatan penyakit menular dan tidak menular (surveillance)


khususnya:

Mengidentifikasi faktor risiko terjadinya penyakit masalah kesehatan

Menemukan kasus secara dini

Melaporkan adanya Kejadian Luar Biasa (KLB)

7
b. Motivasi individu, keluarga, kelompok masyarakat dalam pembentukan
pelayanan kesehatan yang bersumberdaya masyarakat (contoh
:Posyandu, Posbindu, Pos Obat Desa, dll)

c. Membina pelayanan kesehatan yang bersumberdaya masyarakat

d. Konseling keperawatan/kesehatan

e. Pelatihan kader/masyarakat dalam upaya promosi kesehatan

f. Kerja sama tim dengan tenaga kesehatan lain

g. Monitoring dan evaluasi

h. pendokumentasian kegiatan termasuk pencatatan dan pelaporan sesuai


ketentuan.

a. Perumusan dan Penetapan Isu


1.3.1 Rumusan Isu (Masalah Yang Terjadi)
Adapun isu yang ada di Puskesmas suo - suo adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya keinginan masyarakat untuk berobat di puskesmas

2. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pola hidup sehat di ruang lingkup


puskesmas

3. Kurangnya sarana dan prasarana kesehatan di puskesmas

Berdasarkan beberapa isu yang telah dipaparkan di atas, perlu dilakukan proses
identifikasi isu untuk menentukan isu mana yang merupakan prioritas yang dapat
dicarikan solusi oleh penulis. Proses identifikasi isu tersebut menggunakan alat bantu
penetapan kriteria kualitas isu. Kriteria yang digunakan adalah metode AKPK (Aktual,
Kekhalayakan,Probematik, dan Kelayakan) untuk memilih 1 dari 3 isu yang ada.

8
Tabel 1. Analisis Penilaian Isu dengan APKL

SKALA LIKERT
No ISU AKTUAL PRIORITAS
A P K L
1 Kurangnya √ √ √ √ I
Pemahaman
masyarakat tentang
pola hidup sehat di
Puskesmas Suo - Suo
2 Kurangnya keinginan √ √ √ II
masyarakat untuk
berobat di puskesmas.
3 Kurangnya sarana dan √ √ III
prasarana kesehatan di
puskesmas.

Keterangan:
A : Aktual, yaitu sedang hangat dibicarakan di kalangan masyarakat
P : Problematik, yaitu menyimpang dari harapan, standar, ketentuan yang
menimbulkan kegelisahan
K : Kekhalayakan, yaitu secara langsung menyangkut orang banyak/pelanggan dan
bukan hanya untuk kepentingan tertentu saja
L : Layak, yaitu logis, pantas, realistis dan dapat dibahas sesuai dengan THMT (tugas,
hak, wewenang dan tanggung jawab)

9
Berdasarkan analisa dengan menggunakan alat analisis APKL, maka isu aktual yang

perlu penyelesaian adalah isu yang lebih actual, problematik, memiliki kekhalayakan,

dan layak dari pada dua isu lainnya. Oleh karena itu isu

yang akan saya angkat adalah “Kurangnya Pemahaman masyarakat tentang pola

hidup sehat di Puskesmas Suo - Suo”. Melalui analisis kondisi sebagaimana tersebut

diatas dengan demikian penulis akan membuat rancangan “Meningkatkan

Pemahaman Masyarakat Tentang Pola Hidup Sehat di Puskesmas Suo - Suo”.

10
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI

2.1 Rancangan Aktualisasi


Unit Kerja : UPT Puskesmas Suo - Suo
Identifikasi Isu : 1. Kurangnya keinginan masyarakat untuk berobat di puskesmas suo - suo
2. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang pola hidup sehat di puskesmas suo - suo
3. Kurangnya sarana dan prasarana kesehatan di puskesmas suo - suo
Isu Yang Diangkat : Kurangnya pemahaman masyarakat tentang pola hidup sehat di Puskesmas Suo-Suo
Gagasan pemecahan : Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pola hidup sehat di Puskesmas Suo-Suo
18

18
Tabel 2.1 : Rancangan Kegiatan Aktualisasi

Kontribusi Terhadap
NO Output/Hasil Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan Tahapan kegiatan Visi & Misi/Tupoksi
kegiatan Mata Pelatihan
Organisasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


1 Penerimaan a. Mengucapkan Memperoleh data  Akuntabilitas  Melalui pemberian  Ramah
pasien baru salam pada pasien pasien secara Setiap pasien baru ASKEP di poli Harus selalu ramah pada
dengan b. Menjelaskan pada lengkap dan yang masuk diruang umum dengan teliti masyarakat, terutama dalam
melakukan pasien sebelum membuat Asuhan poli umum akan dapat meningkatkan
pelayana kesehatan
Asuhan melakukan tindakan Keperatan kepada dilakukan Asuhan pelayanan kesehatan
Keperawatan di c. Melakukan pasien yang berobat Keperawatan yang sehingga
poli umum pengkajian ke poli umum. akan dilakukan harus kedepannya  Cermat
keperawatan secara teliti dan kegiatan tersebut Sesuai dengan ketentuan
d. Menentukan profesional sehingga dapat menunjang bahwa harus cermat dalam
diagnosa perawatan dapat mengetahui pelayanan dan dapat pelayanan di puskesmas
e. Menyusun secara detail masalah mewujudkan misi
intervensi yang terjadi pada puskesmas yaitu
keperawatan pasien. Semua hasil “Meningkatkan
berdasarkan yang didapat dari mutu pelayanan
diagnosa hasil pengkajian fisik kesehatan”.
keperawatan dicatat dalam askep
f. Melakukan pasien sebagai
implementasi laporan dan dapat
keperawatan dipertanggung
g. Mengevaluasi jababkan.
19

keluhan pasien

19
 Nasionalisme
Dalam
memberikanAsuhan
Keperawatan dengan
tidak membeda-
bedakan pasien baik
itu jabatan, status
sosial, suku, agama
atau pun jenis
penyakitnya.

 Etika Publik
Sebelum melakukan
pemeriksaan akan
diminta persetujuan
dan izin kepada
pasien untuk
melakukan
pemeriksaan dengan
7S ( Sapa,
senyum,salam,sopan
, santun, semanngat
dan siap melayani)
sehingga memberikan

 Komitmen Mutu
kepuasan terhadap
pasien dari pelayanan
yang di berikan.Pada
saat melakukan
20

20
pengkajian fisik harus
sesuai dengan SOP
dan pelaksanaannya
harus efektif.

 Anti Korupsi
Dalam
mendokumentasikan
hasil Askep pasien
harus jujur sesuai
dengan data yang
didapatkan saat
melakukan
pemeriksaa

2 Pemeriksaan a. Mempersiapkan alat Mempersiapkan alat  Akuntabilitas  Dengan melakukan  Cermat


Tanda-Tanda pemeriksaan berupa secara lengkap dan Pemeriksaan tanda- pemeriksaan tanda Sesuai dengan ketentuan
Vital pasien tensimeter, melakukan tanda vital (tekanan tanda vital pada bahwa harus cermat dalam
(Tekanan darah, thermometer dan pemeriksaan Tanda darah, nadi, suhu dan pasien sesuai SOP
pelayanan medis di
suhu, nadi dan jam tangan. Tanda Vital(TTV) pernafasan ) pada dapat mewujudkan
pernafasan ) di b. Mempersiapkan Pada pasien dan pasien, perlu adanya misi Puskesmas puskesmas
poli umum pasien untuk mendokumentasikan pertanggung yaitu “
dilakukan hasil kegiatan jawaban terhadap Meningkatkan mutu
pemeriksaan. tindakan yang telah pelayanan
c. Memberikan dilakukan dan akan kesehatan”.
penjelasan kontrak mencatat hasilnya
waktu dalam buku laporan
d. Melakukan sebagai dokumentasi.
pemeriksaan TTV
(TD, Nadi, RR,
21

21
Suhu)  Nasionalisme
e. Mendokumentasika Tidak membeda-
n data ke catatan bedakan perlakuan
keperawatan terhadap pasien saat
pemeriksaan TTV
baik itu dari segi
ekonomi, suku,
golongan, jenis
penyakit dan jabatan.

 Etika Publik
Sebelum melakukan
pemeriksaan terlebih
dahulu akan diminta
persetujuan kepada
pasien dan
komunikasi harus
dengan sopan,
santun serta ramah
kepada pasien
sehingga memberikan
kepuasan terhadap
pasien dan tindakan
yang berikan dapat
dilaksanakan dengan
maksimal.

 Komitmen Mutu
Pelaksanaan
pengukuran TTV
22

22
merupakan bentuk
pelayanan secara
medis maka setiap
tindakannya harus
berdasarkan SOP
yang ada sehingga
tidak akan terjadi
kesalahan dalam
melakukan tindakan
yang dapat
mencelakai pasien.

 Anti Korupsi :
Tidak mengurangi
setiap hasil data
pemeriksaan TTV
pasien.
3 Membuat a. Menyiapkan form Mendokumenta  Nilai Akuntabilitas Penerapan nilai nilai  Amanah
Catatan medik b. Menulis pekerjaan sikan kegiatan Saya akan membuat dasar profesi PNS Amanah penting untuk
pasien rawat yang sudah di buku register catatan medik pasien pada pembuatan menjaga kualitas pelayanan,
jalan pada buku dikerjakan poli umum rawat jalan dengan catatan medik rawat
serta menjaga kerahasian
register poli tanggung jalan akan
umum jawab,transparansi memberikan catatan medik pasien
sesuai dengan Askep kontribusi
yang telah diberikan. terwujudnya misi
puskesmas yaitu “
 Nasionalisme Meningkatkan mutu
Saya akan membuat pelayanan kesehatan
catatan medik pasien
23

23
rawat jalan
menggunakan
bahasa indonesia
yang baik dan benar.

 Etika publik
Saya akan Menulis
laporan catatan
medik pasien rawat
lalan dengan
jujur,berintegritas
,cermat dan
memberikan
informasi secara
benar dan tidak
menyesatkan
kepada pihak lain
sesuai catatat rekam
medik pasien

 Komitmen Mutu
Saya akan memnuat
catatan medik pasien
secara Efektivitas,
efisien

 Anti Korupsi
Jujur, disiplin dan
kerja keras
24

24
4 Memberikan a. Membuat Daftar Melakukan  Akuntabilitas Dengan mengajarkan  Ramah
penyuluhan Materi yang akan penyuluhan cuci Mengajarkan cara cuci tangan 6 langkah Harus selalu ramah pada
tentang cara cuci disampaikan tangan di SD mencuci tangan yang sesuai prosedur masyarakat, terutama dalam
tangan pada b. Menyapa dan kepada siswa dengan maka misi puskesmas
pelayana kesehatan
anak SD memberi salam penuh rasa membina prilaku hidp
c. Menjelaskan tanggung jawab dan bersih dan sehat
maksud dan tujuan kejelasan sebagai upaya untuk  Edukatif
d. Mempersiapkan meningkatkan derajat Memberikan edukasi pada
sarana dan  Nasionalisme kesehatan masyarakat masyarakat sesuai dengan
prasarana Dalam Memberikan bidang masing- masing
e. Memulai penyuluhan cuci
mengajarkan cara tangan saya akan
mencuci tangan 6 memberikan
langkah perlakuan yang
sama kepada seluruh
siswa

 Etika publik
Menyapa dan
memberi salam
dengan ramah,
Sopan, memberikan
informasi secara
benar

 Komitmen mutu
Mengajarkan cara
mencuci tangan sesuai
prosedur
25

25
5 Memberikan a. Membuat Leaflet Membuat  Akuntabilitas Dengan pembagian  Edukatif
leaflet Tentang Leaflet dan Menyiapkan, leaflet P2M kepada Memberikan edukasi pada
Pemberantasan Tuberkulosis( TB) membagikan mendesain, sampai pasien yang datang masyarakat sesuai dengan
penyakit b. Menyapa pasien kepada pasien dengan mencetak mendukung
bidang masing- masing
menular (P2m) dengan ramah yang datang ke leaflet P2M dengan terwujudnya misi ‘
Tentang c. Membagikan leaflet poli umum. penuh penuh membina prilaku
Tuberkulosis dengan memberikan tanggung jawab hidup bersih dan sehat
(TB) kepada penjelasan kepada sehingga leaflet yang sebagai upaya untuk
setiap pasien pasien yang datang saya buat dapat meningkatkan derajat
yang datang ke puskesmas. bermanfaat bagi kesehatan masyarakat
masyarakat yang
membacanya

 Nasionalisme
Saya akan
memberikan dan
menjelaskan tentang
leaflet tersebut
kepada setiap pasien
yang datang tanpa
membeda bedakan
status pasien yang
datang kepuskesmas

 Etika publik
Saya akan meminta
izin kepada pimpinan
untuk membagikan
leaflet kepada pasien
26

yang datang,

26
menjelaskan kepada
pimpinan tujuan
dari kegiatan ini
dengan baik dan
sopan dan tidak
melakukakan
kehendak sehimgga
pimpinan dapat
mengerti.

 Komitmen Mutu
Dalam pembuatan
leaflet harus efektif,
efisien dan inovasi.

 Anti Korupsi :
Pemberian Leaflet
p2m tidak dipungut
biaya dari pihak
manapun.
27

27
2.2 PENETAPAN ROLE MODEL
SYAIFOEL HARDI MN
Alasan saya menjadikan sebagai role model :
1. Memiliki Akuntabilitas
a. Beliau merupakan seorang perawat yang memiliki
segudang prestasi baik nasional maupun
internasional FOTO
b. Beliau memiliki integritas yang baik dibuktikan ROLE MODEL
dengan lewat buku yang beliau tulis diantaranya
seperti enjoy nursing, from Qatar to Indonesia dan
banyak lainnya
2. Nasionalisme Beliau memiliki jiwa yang baik beliau
bejuang bukan semata mata hanya karna materiel semata, karna memiliki niat
yang tulus dengan memberikan manfaat sebanyak-banyak kepada orang sekitar
3. Etika Publik beliau melikik etika publik yang baik seperti mengedepankan kode
etik, kesopanan, tata krama, kesabaran, pembatasan diri dan peggunaan bahasa
yang komunikatif dan persuasif saat berinteraksi hal ini tercantum dalam
biografi beliau
21

21
2.3 PENJADWALAN
Penjadwalan kegiatan aktualisasi perlu dilakukan agar setiap kegiatan yang akan
dilaksanakan berjalan secara terstruktur dan terencana sehingga diharapkan seluruh
kegiatan bisa terlaksana dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Berikut adalah
jadwal kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan :
Tabel2.2 :Jadwal Kegiatan Aktualisasi

PENANGGUNG PARAF
NO TANGGAL KEGIATAN KETERANGAN
JAWAB MENTOR

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

4
22

22

Anda mungkin juga menyukai