Anda di halaman 1dari 62

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi
pelayanan publik dan fungsi pelayanan klinis atau medikal. Indikasi kualitas pelayanan
di puskesmas dapat tercermin dari persepsi pasien atas layanan kesehatan yang yang
diterima. Dari persepsi ini, pasien dapatmemberikan penilaian tentang kualitas
pelayanan. Untuk melaksanakan upaya kesehatan kepada masyarakat sebagaimana
tertuang dalam Undang-Undang No.23 Tahun 1992 tentang hak fundamental warga
negara, sehingga setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh
perlindungan kesehatan dan negara bertanggung jawab mengatur terpenuhinya hak hidup
sehat bagi seluruh penduduknya.
Pelayanan kesehatan merupakan salah satu hak mendasar masyarakat yang
penyediaannya wajib di selenggarakan oleh pemerintah. Sebagai salah satu bentuk
fasilitas pelayanan kesehatan untuk masyarakat. Pelayanan kesehatan yang di berikan
puskesmas adalah pelayanan kesehatan menyeluruh yang meliputi pelayanan: curative
(pengobatan), preventive (upaya pencegahan), promotive (peningkatan kesehatan), dan
rehabilitative (pemulihan kesehatan ).
Puskesmas sebagai unit pelaksana kesehatan dasar paling depan yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya, sehingga perlu
penanganan yang baik dan berkesinambungan dalam pelaksanaan kegiatan dan program-
programnya agar berhasil dalam pencapaian target setiap program. Dengan
menggunakan E-puskesmas dapat mempermudah dan mempersingkat waktu dalam
mencatatan data secara digital untuk pencatatan pelayanan sehari-hari mulai dari data
pasien, rekam medik, obat, riwayat pengobatan sebelumnya . E-puskesmas ini
terintegrasi dengan layanan BPJS Kesehatan dan juga bekerja sama dengan Telkom.
Puskesmas cakung memberikan gambaran situasi kesehatan dan perkembangan
kondisi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas kecamatan Cakung serta upaya dan
keberhasilan yang telah dicapai dalam program puskesmas selama satu tahun
berdasarkan hasil cakupan program-program kesehatan yang dilaksanakan di
puskesmas yaitu terdiri dari program esensial dan program pengembangan. Penulis
membuat Profil puskesmas Cakung untuk membahas wujud nyata pengembangan

1
informasi yang menggambarkan secara ringkas keberhasilan pembangunan kesehatan di
tingkat kecamatan beserta permasalahan serta upaya pemecahannya.

B. Rumusan masalah
1. Sebutkan visi dan misi dari puskesmas kecamatan cakung?
2. Sebutkan struktur yang terdapat di puskesmas kecamatan cakung?
3. Jelaskan program yang di buat oleh puskesmas kecamatan cakung?
4. Sebutkan wilayah yang dibina oleh puskesmas kecamatan cakung?
5. Jelaskan epidemiologi dari puskesmas kecamatan cakung?
6. Jelaskan demografi dari puskesmas kecamatan cakung?
7. Berapa jumlah tenaga kesehatan yang ada di puskesmas cakung?
8. Apa saja penyakit yang termasuk 10 terbanyak di puskesmas kecamatan cakung:?
9. Apa saja tugas perawat puskesmas puskesmas kecamatan cakung?
10. Jelaskan anggaran yang ada di puskesmas kecamatan cakung?
11. Apa saja rumah sakit yang menjadi rujukan dari puskemas kecamatan cakung?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui visi dan misi puskesmas kecamatan cakung
2. Untuk mengetahui struktur organisasi puskesmas kecamatan cakung
3. Untuk mengetahui program apa saja yang dibuat oleh puskesmas kecamatan cakung
4. Untuk mengetahui wilayah binaan puskesmas kecamatan cakung
5. Untuk mengetahui epidemiologi puskesmas kecamatan cakung
6. Untuk mengetahui demografi puskesmas kecamatan cakung
7. Untuk mengetahui jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di puskesmas kecamatan
cakung
8. Untuk mengetahui penyakit yang termasuk 10 terbanyak di puskesmas kecamatan
cakung
9. Untuk mengetahui tugas perawat puskesmas kecamatan cakung
10. Untuk mengetahui anggaran apa saja yang ada di puskesmas kecamatan cakung
11. Untuk mengetahui rumah sakit yang menjadi sistem rujukan di puskesmas
kecamatan cakung

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Puskesmas
Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dengan lebih
mengutamakan upaya masyarakat dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya.
Puskesmas adalah suatu organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat
di samping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Pelayanan
kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan pelayanan yang menyeluruh
yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan), preventif (pencegahan), promotif
(peningkatan kesehatan), dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Pelayanan
tersebut ditujukan kepada semua penduduk dengan tidak membedakan jenis
kelamin dan golongan umur, sejak dari pembuahan dalam kandungan sampai
tutup usia.

B. Wilayah kerja puskesmas


Wilayah kerja puskesmas salah satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan.
Faktor kepadatan penduduk, luas wilayah, kondisi geografis, dan kondisi
infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah
kerja puskesmas. Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk satu juta
lebih. Wilayah kerja puskesmas dapat menyertakan satu kelurahan. Puskesmas
kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih merupakan
"Puskesmas Pembina" yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi puskesmas
kelurahan dan juga memiliki fungsi koordinasi.

3
C. Jaringan pelayanan puskesmas dalam rangka meningkatkan aksesibilitas
pelayanan, puskesmas yang didukung oleh jaringan pelayanan yaitu :
1) Puskesmas Pembantu
Puskesmas pembantu merupakan bagian integral puskesmas,yang
harus dibina secara berkala oleh puskesmas. Puskesmas pembantu didirikan
dengan perbandingan puskesmas pembantu untuk melayani dua sampai tiga
desa kelurahan. Penanggung jawab puskesmas pembantu adalah seorang
perawat atau bidan, yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan atas usulan
Kepala Puskesmas. Tenaga minimal di puskesmas pembantu terdiri dari satu
orang perawat dan satu orang bidan. Tujuan puskesmas pembantu adalah
untuk meningkatkan jangkauan danmutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat
di wilayah kerjanya. Fungsi puskesmas pembantu adalah untuk menunjang
dan membantumelaksanakan kegiatan yang dilakukan puskesmas di wilayah
kerjanya. Peran puskesmas pembantu antara lain sebagai berikut:
a) Meningkatkan akses dan jangkauan pelayanan dasar di wilayah kerja
puskesmas.
b) Mendukung pelaksanaan pelayanan kesehatan terutama upaya kesehatan
masyarakat.
c) Mendukung pelaksanaan kegiatan posyandu, imunisasi, Kesehatan Ibu dan
anak, penyuluhan kesehatan, survei lansia, pemberdayaan masyarakat,dan
lain – lain.
d) Mendukung pelayanan rujukan.
e) Pendukung pelayanan promotif dan preventif.
2. Puskesmas Keliling
Puskesmas keliling merupakan jaringan pelayanan puskesmas yang
sifatnya bergerak (mobile), untuk meningkatkan cakupan dan kualitas
pelayanan bagi masyarakat di wilayah kerja puskesmas yang belum terjangkau
oleh pelayanan dalam gedung puskesmas. Puskesmas keliling dilaksanakan
sesuai jadwal yang telah ditentukan dengan memperhatikan siklus kebutuhan
pelayanan.
Fungsi dari puskesmas keliling adalah sebagai berikut :
a) Sarana transportasi petugas
b) Sarana transportasi logistik
c) Sarana pelayanan kesehatan

4
d) Sarana pendukung promosi kesehatan.
D. Tujuan puskesmas
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang yang
bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya.
E. Fungsi puskesmas
Puskesmas memiliki wilayah kerja yang meliputi satu kecamatan atau
sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan
geografi dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam
menentukan wilayah kerja puskesmas. Untuk perluasan jangkauan pelayanan
kesehatan maka puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang
lebih sederhana yang disebut puskesmas pembantu dan puskesmas keliling.
Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk satu juta jiwa atau lebih,
wilayah kerja puskesmas dapat meliputi satu kelurahan. Puskesmas di ibukota
kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih, merupakan
puskesmas Pembina yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi puskesmas
kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi .
Puskesmas memiliki fungsi antara lain:
1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah pembangunan.
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah keranya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
3. Menerima pelayanan secara menyeluruh dan terintegrasi ke masyarakat
wilayah dikumpulkan.
F. Azas puskesmas
Ada 4 azas yang harus diikuti oleh puskesmas, yaitu:
1. Azas pertanggungjawaban wilayah puskesmas, puskesmas harus bertanggung
jawab atas pembangunan kesehatan diwilayah yang memerlukan bantuan.
Masalah kesehatan terjadi di wilayah kerja puskesmaslah yang harus
bertanggung jawab untuk mengatasinya.
2. Azas peran serta masyarakat dalam melaksanakan kegiatannya, puskesmas
harus melibatkan masyarakat sebagai subyek pembangunan kesehatan,

5
sehingga puskesmas tidak hanya bekerja untuk mereka yang juga bekerja sama
dengan masyarakat.
3. Azas keterpaduan Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan
kesehatan diwilayah kerja harus melakukan kerja sama dengan berbagai pihak.
4. Azas rujukan Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama, yang jika tidak mampu mengatasi masalah karena berbagai, dapat
melakukan rujukan ke tingkat yang lebih tinggi rumah sakit.
G. Kegiatan-kegiatan utama kesehatan lingkungan yang dilakukan staf
puskesmas
1. Penyehatan air bersih
2. Penyehatan pembuangan kotoran
3. Perbaikan lingkungan perumahan
4. Penanggulangan limbah
5. Pengawasan sanitasi tempat umum
6. Penyehatan makanan dun minuman
7. Pelaksanaan peraturan perundang-undangan
H. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
1. Mengumpulkan dan menganalisa data penyakit
2. Melaporkan kasus penyakit memular
3. Menyelidiki henar atau tidaknya laporan yang masuk untuk menemukan
kasus-kasus baru cun unuk mengetalus suber penularun
4. Melakukan tindakan pemulaan untuk mencgah penycharan penyakir menukar
5. Menyemhuhkan penderita, sehingga ia tidak lagi menjadi sumber infeksi.
6. Pemberian imunisus
7. Pemberantasan vektor
8. Pendidikan kesehata kepuda masyarukat
I. Upaya pengobatan
1. Melaksanakan diagnosa sedini mungkin melalui: Mendapatkan riwayat
penyakit, Mengadakan pemeriksaan fisik. Mengadakan pemeriksaan
laholatorium Membuat diagnose.
2. Melaksanakan tindakan pengohatan.
3. Melakukan upaya njukan bila dipandang perlu, rujukan tersebut dapat berupa
Rujukan diagnostik. Rujukan pengobatan rehabilitasi Rujukan lain.
J. Upaya penyuluhan
6
1. Penyuluhan kesehatan masyarakat merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari tiap-tiap program puskesmas. Kegiaran penyuluhan kesehatan dilakukan
pada setiap kesempatan oleh petugas di klinik, rumah, dan kelompok-
kelompok musyarukat
2. Di tingkat puskesmas tidak ada pemyuluhan tersendiri, tetapi ditingkat
kabupaten diadakan tenaga-tenaga koordinator penyuluhan kesehatan.
Koordinatoor membantu para petugas puskesmas dalam mengembangkan
teknik dan materi penyuluhan di puskesmas.
K. Kegiatan pokok puskesmas
Kegiatan pokok kesehatan yang dapat dilaksanakan oleh puskesmas sesuai
dengan kemampuan yang ada dari tiap-tiap puskesmas baik duri segi tenaga,
fasilitas, dan biaya atau anggaran yang tersedia adalah sebagai berikut :
1. Upaya Kesehatan lbu dan Anak (KIA). Pemeliharaan kesehatan ibu hamil.
Melahirkan dan menyusui serta bayi anak balita dan anak pra sekolah .
2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang makanan guna mencegah gizi
buruk
3. Pemberian nasihat tentang perkembangan anak dan cara stimulasinya.
4. Imunisasi
5. Penyuluhan kesehatan dalam mencapai program KIA
6. Pengobatan bagi ibu, bayi anak balita dan anak pra sekolah unuk macam-
macam penyakit ringan
L. Upaya keluarga berencana (kb)
1. Mengadakan kursus KB untuk para ibu dan calon ibu yang mengunjungi KIA
2. Mengadakan kursus KB kepada dukun yang kemudian akan bekerja sehagai
penggerak calon peserta keluarga berencana.
3. Kosulutasi tentang KB d. Mamberikan pendidikan tentang cara pemasangan
IUD cara-cara penggunaan pil KB, kondom, dan alat kontrasepsi lainnya
dengan memberi sarananya
M. Upaya peningkatan gizi
1. Mengenali dan mengobati penderita-penderita kekurangan gizi.
2. Mempelajari keadaan gizi masyarakat dan mengembangkan program
perbaikan gizi
3. Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat terutama dalam rangka
program KIA

7
4. Melaksakan program-program perbaikan gizi keluarga melalui posyandu.
5. Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan kalori kepada
balita dan ibu menyusui
6. Memberikan vitamin A kepada balita umur dihawah 5 tahun.
N. Pengelolaan obat di puskesmas
1. Perencanaan Obat
Perencanaan merupakan suatu proses pemilihan obat dan perbekalan
kesehatan untuk menentukan jenis dan jumlah obat dalam rangka pemenuhan
kebutuhan obat di puskesmas. Perencanaan kebutuhan obat untuk puskesmas
setiap periode dilaksanakan oleh Pengelola Obat dan Perbekalan Kesehatan di
Puskesmas. Dalam proses perencanaan kebutuhan obat per tahun puskesmas
membutuhkan penyediaan data penggunaan obat dengan menggunakan
LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat). Selanjutnya
Instalasi Farmasi Kabupaten / Kota yang akan melakukan kompilasi dan
analisis terhadap kebutuhan obat puskesmas di wilayah yang melakukan.
Ketepatan dan kebenaran data di puskesmas akan menentang obat dan
perbekalan kesehatan di kabupaten / kota.
Tujuan perencanaan obat :
a) Mengumumkan pembahasan jenis dan jumlah obat dan perbekalan
kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan
b) meningkatkan efisiensi penggunaan obat, dan
c) meningkatkan penggunaan obat rasional.
2. Permintaan Obat
Sumber penyediaan obat di puskemas berasal dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Obat yang diperkenankan untuk disediakan di puskesmas
adalah obat esensial yang jenis dan itemnya telah ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan dengan merujuk pada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN).
Selain itu, sesuai dengan kesepakatan global maupun Permenkes Republik
Indonesia nomor HK.02.02/MENKES/068/1/2010 tentang Kewajiban
Menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah,
maka hanya obat generik saja yang diperkenankan tersedia di puskesmas.
Adapun beberapa dasar pertimbangan dari permenkes tersebut adalah:
a) Obat generik sudah menjadi kesepakatan global untuk digunakan di
seluruh dunia bagi pelayanan kesehatan publik

8
b) Obat generik mempunyai mutu dan efikasi yang memenuhi standar
pengobatan
c) Meningkatkan cakupan dan kesinambungan pelayanan kesehatan publik
d) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi alokasi dana obat di pelayanan
kesehatan publik
Permintaan obat untuk mendukung pelayanan obat di masing-masing
puskesmas diajukan oleh Kepala Puskesmas kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dengan menggunakan format LPLPO,
sedangkan permintaan dari sub unit ke kepala Puskesmas dilakukan secara
periodik menggunakan LPLPO sub unit. Berdasarkan pertimbangan
efisiensi dan ketepatan waktu penyerahan obat kepada puskesmas, Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten Kota dapat menyusun petunjuk lebih lanjut
mengenai alur permintaan dan penyerahan obat secara langsung dari
Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota ke puskesmas. Tujuan permintaan obat
adalah untuk memenuhi kebutuhan obat di masing-masing unit pelayanan
kesehatan sesuai dengan pola penyakit yang ada di wilayah kerjanya.
3. Penerimaan Obat
Penerimaan obat adalah suatu kegiatan dalam menerima obat-obatan
yang diserahkan dari unit pengelola yang lebih tinggi kepada unit pengelola
dibawahnya. Penerimaan obat harus dilaksanakan oleh petugas pengelola obat
atau petugas lain yang diberi kuasa oleh kepala puskesmas. Penerimaan obat
bertujuan agar obat yang diterima sesuai dengan kebutuhan yang diminta oleh
puskesmas. Setiap penyerahan obat oleh Instalasi Farmasi Kabupaten Kota
kepada puskesmas yang dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten Kota atau pejabat yang diberi wewenang untuk
itu. Petugas penerima obat bertanggung jawab atas pemeriksaan fisik.
penyimpanan, pemindahan, pemeliharaan, dan penggunaan kelengkapan
catatan yang menyertainya. Pelaksanaan tugas pengendalian distribusi obat
untuk puskesmas pembantu dan sub unit pelayanan kesehatan lainnya
merupakan tanggung jawab Kepala Puskesmas. Petugas penerima obat wajib
melakukan pengecekan terhadap obat yang diserah terimakan, dilengkapi
kemasan, jenis dan jumlah obat, bentuk sediaan obat sesuai dengan isi
dokumen (LPLPO) , dan ditandatangani oleh petugas penerima juga diketahui

9
oleh Kepala Puskesmas. Petugas penerima dapat ditolak. Setiap menerima
obat, tercatat dan dibukukan pada buku penerimaan obat dan kartu stok.
4. Penyimpanan Obat
Penyimpanan Obat adalah suatu kegiatan pengamanan terhadap obat-
obatan yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik
maupun kimia dan mutunya tetap terjamin. Penyimpanan Agar agar obat yang
tersedia utu dan keamanannya di Unit Pelayanan Kesehatan yang terjamin izin
pengamanan obat sebagai berikut:
a) Obat yang disiapkan untuk setiap bentuk sediaan.
b) Obat dirotasi dengan sistem FEFO (First Expired, First Out) dan FIFO
(First In, First Out)
c) Obat disimpan pada rak
d) Obat yang diambil pada lantai harus di letakan palet diatas.
e) Tumpukan harus sesuai dengan petunjuk
f) Sediaan obat cair dikembalikan dari sediaan padatan Sera, vaksin, dan
supositoria disimpan di dalam lemari pendingin
g) Lisol dan desinfektan ditempatkan terpisah dari obat lain.
O. Pencatatan dan pelaporan data di puskesmas
Pencatatan Dan Pelaporan Pencatatan dan pelaporan data di Puskesmas
merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka penatalaksanaan obat-obatan tertib,
baik obat-obatan yang disetujui, dialihkan, dialihkan, dan digunakan di puskesmas
dan / atau unit pelayanan lainnya. Puskesmas bertanggung jawab atas
terlaksananya pencatatan dan persetujuan obat yang tertib dan lengkap serta tepat
waktu untuk mendukung pelaksanaan seluruh pengelolaan obat. Tujuan
pencatatan dan pelaporan adalah :
1. Bukti bahwa suatu kegiatan telah dilakukan.
2. Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengaturan.
3. Sumber data untuk perencanaan kebutuhan.
4. Sumber data untuk pembuatan laporan.
Sarana yang digunakan untuk pencatatan dan pelaporan obat di
Puskesmas adalah LPLPO dan kartu stok. LPLPO yang dibuat oleh petugas
Puskesmas harus tepat data, tepat isi, dan dikirim tepat waktu serta disimpan
dan diarsipkan dengan baik. LPLPO juga digunakan untuk analisis

10
penggunaan, perencanaan kebutuhan obat, perencanaan pengadaan, dan
pembuatan laporan pengelolaan obat.
Penyelenggaraan Pencatatan
a) Di gudang puskesmas
1. Setiap obat yang diterima dan dikeluarkan dari gudang terdaftar di
dalam buku penerimaan dan kartu stok.
2. Laporan penggunaan dan lembar permintaan obat dibuat berdasarkan:
a. Kartu stok obaCatatan Harian penggunaan obat
b. Data yang ada pada LPLPO merupakan laporan puskesmas ke
Dinas Kesehatan Kabupaten Kota.
b) Di kamar obat
1. Setiap hari jumlah obat yang dikeluarkan untuk pasien dicatat pada
buku catatan penggunaan obat harian.
2. Laporan penggunaan dan per mintaan obat ke gudang obat dibuat
berdasarkan catatan penggunaan harian dan sisa stok.
3. Dikamar suntik Obat yang akan digunakan dimintakan ke gudang obat.
Pemakaian obat-obatan yang dipesan pada buku penggunaan obat-
obatan dan sumber data untuk permintaan obat.
P. Alur pelaporan
Data LPLPO merupakan kompilasi dari data LPLPO sub unit. LPLPO dibuat 3
tiga rangkap, diberikan ke Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota melalui instalasi
kabupaten atau kota, untuk diisi jumlah yang diserahkan. Setelah ditandatangani
oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota, satu rangkap untuk Kepala
dinas Kesehatan, satu rangkap untuk Instalasi Farmasi Kabupaten/kota, dan satu
rangkap di kembalikan ke puskesmas. LPLPO sudah harus diterima oleh Instalasi
Farmasi Kabupaten /Kota paling lambat tanggal 10 setiap bulannya.

11
BAB III

PEMBAHASAN

A. Visi Misi Puskesmas


Visi
“Menjadikan Puskesmas Terbaik Kebanggan DKI Jakarta”

Misi
1. Meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berkomitmen tinggi
2. Meningkatkan kualitas pelayanan secara berkesinambungan yang berorientasi
kepada kepuasan pelanggan
3. Meningkatkan sarana dan prasarana secara optimal sesuai kebutuhan
4. Meningkatkan hubungan lerja yang solid dan harmonis
5. Menjalin kemitraan dengan pihak terkait dalam pembangunan kesehatan

B. Profile Puskesmas
Puskesmas Kecamatan Cakung berdiri tahun 1973, berlokasi di Jl. Raya
Bekasi KM 18 Kelurahan Jatinegara Kecamatan Cakung Kotamadya Jakarta Timur.
Sejak berdiri sampai dengan sekarang, Puskesmas Kecamatan Cakung sudah
mengalami 2 kali renovasi yaitu tahun 2003 dan telah memenuhi standar pada awal
tahun 2015. Puskesmas Kecamatan Cakung dipimpin oleh seorang Kepala Puskesmas
yang saat ini dijabat oleh dr. Rita Wedya Astuti. Sebelumnya sudah mengalami
beberapa kali pergantian kepemimpinan, yakni berturut-turut : dr. Setyabudi, dr.
Farida Yusuf, dr. Sri Koneng, dr. Nasrun, dr. Zilfa Yenny, dan dr. M. Manurung,
MBA, MARS, Hj. Susi Suzana Astono,Akpt.
Puskesmas Kecamatan Cakung merupakan Badan Layanan Umum Daerah
yang diberi wewenang mengelola sendiri penerimaan keuangannya untuk keperluan
operasional secara langsung dan mengoptimalkan mobilisasi potensi pembiayaan
masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Pada tanggal 6
September 2006 Puskesmas Kecamatan Cakung secara resmi menerapkan Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001 : 2000 dan telah diperbarui menjadi ISO 9001 : 2008,
artinya sistem manajemen yang dijalankan oleh Puskesmas Kecamatan Cakung telah
memenuhi standar Internasional.

12
Puskesmas Kecamatan Cakung juga bekerja sama dengan BPJS sehingga
melayani peserta BPJS. Jenis pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di PKM
Kecamatan Cakung adalah Poli Umum, Poli Gigi, KIA, MTBS, Poli Gizi, Poli Lansia,
Poli Jiwa, Poli TB, Poli Kusta, Poli Mata, Klinik Konsultsi Remaja, Rumah Bersalin,
Laboratorium, pelayanan Pemeriksaan Kesehatan Haji dan pelayanan dasar lainnya.
C. Batasan Wilayah
Letak astronomis wilayah kerja puskesmas kecamatan cakung yaitu seluruh
Kecamatan Cakung terletak di 106 49’ 35” BT dan 6 10’ 37” LS yang termasuk
dalam wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur. Puskesmas Kecamatan Cakung
terletak di wilayah Kelurahan Jatinegara. Kecamatan Cakung dibagi menjadi tujuh
kelurahan yaitu: Kelurahan Jatinegara, Kelurahan Rawa Terate, Kelurahan Cakung
Barat, Kelurahan Cakung Timur, Kelurahan Ujung Menteng, Kelurahan Pulo Gebang,
dan Kelurahan Penggilingan. Rincian data wilayah dan jumlah penduduk adalah
sebagai berikut:

Jumlah Penduduk
Luas Jumlah Jumlah Jumlah
No Kelurahan Laki- Jumlah
Wilayah RW RT KK Perempuan
laki
110.50
1 Jatinegara 659,75 14 166 30.147 58.166 52.340
6
2 Rawa Terate 410,05 6 60 10.390 17.372 13.842 31.214
3 Cakung Barat 619,43 10 104 20.625 38.998 37.214 76.212
4 Cakung Timur 981,38 14 145 19.038 36.236 35.272 71.535
5 Ujung Menteng 443,21 10 102 9.681 16.661 16.524 33.185
107.89
6 Pulo Gebang 685,51 17 195 29.762 54.567 53.325
2
107.71
7 Penggilingan 448,45 18 232 31.790 55.251 52.467
8
277.27 538,26
Jumlah 4.248,1 89 1002 151.433 260,984
8 2

13
*

Batas-batas wilayah Kecamatan Cakung berdasarkan Keputusan Gubernur DKI


Jakarta Nomor 1251 Tahun 1986 adalah sebagai berikut:
Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Cilincing Wilayah Kota Administrasi Jakarta
Utara
Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Bekasi Barat dan Kecamatan Bekasi Utara
(Kota Bekasi Provinsi Jawa Barat)
Selatan : Jalan I Gusti gurah Rai berbatasan dengan Kecamatan Duren Sawit Wilayah
Kota Adminstrasi Jakarta Timur

14
Barat : Jalan Raya Bekasi Timur berbatasan dengan Kecamatan Pulo Gadung Kota
Administrasi Jakarta Timur

D. Struktur Organisasi

E. Tupoksi Perawat
Pada Puskesmas Kecamatan Cakung, Perawat memiliki tugas pokok dan
wewenang yang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang
Keperawatan. Pada UU ini tercantum secara jelas tugas dan wewenang perawat pada
Bab V tentang Praktik Keperawatan, misalnya Praktik Keperawatan dilaksanakan di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan tempat lainnya sesuai dengan Klien sasarannya dan
harus didasarkan pada kode etik, standar pelayanan, standar profesi, dan standar
prosedur operasional. Praktik Keperawatan didasarkan pada prinsip kebutuhan
pelayanan kesehatan dan/atau Keperawatan masyarakat dalam suatu wilayah.
Dalam menyelenggarakan Praktik Keperawatan, Perawat bertugas sebagai:
1. Pemberi Asuhan Keperawatan
Dalam menjalankan tugas sebagai pemberi Asuhan Keperawatan di bidang
upaya kesehatan perorangan, Perawat berwenang:

15
a. Melakukan pengkajian Keperawatan secara holistik;
b. Menetapkan diagnosis Keperawatan;
c. Merencanakan tindakan Keperawatan;
d. Melaksanakan tindakan Keperawatan;
e. Mengevaluasi hasil tindakan Keperawatan;
f. Melakukan rujukan;
g. Memberikan tindakan pada keadaan gawat darurat sesuai dengan kompetensi;
h. Memberikan konsultasi Keperawatan dan berkolaborasi dengan dokter;
i. Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling;
j. Melakukan penatalaksanaan pemberian obat kepada Klien sesuai dengan
resep tenaga medis atau obat bebas dan obat bebas terbatas.
Sedangkan dalam menjalankan tugas sebagai pemberi Asuhan Keperawatan di
bidang upaya kesehatan masyarakat, Perawat berwenang:
a. Melakukan pengkajian Keperawatan kesehatan masyarakat di tingkat
keluarga dan kelompok masyarakat;
b. Menetapkan permasalahan Keperawatan kesehatan masyarakat;
c. Membantu penemuan kasus penyakit;
d. Merencanakan tindakan Keperawatan kesehatan masyarakat;
e. Melaksanakan tindakan Keperawatan kesehatan masyarakat;
f. Melakukan rujukan kasus;
g. Mengevaluasi hasil tindakan Keperawatan kesehatan masyarakat;
h. Melakukan pemberdayaan masyarakat;
i. Melaksanakan advokasi dalam perawatan kesehatan masyarakat:
j. Menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan masyarakat;
k. Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling;
l. Mengelola kasus; dan
m. Melakukan penatalaksanaan Keperawatan komplementer dan alternatif.

2. Penyuluh dan konselor bagi Klien


Dalam menjalankan tugas sebagai penyuluh dan konselor bagi Klien, Perawat
berwenang:
a. Melakukan pengkajian Keperawatan secara holistik di tingkat individu dan
keluarga serta di tingkat kelompok masyarakat;
b. Melakukan pemberdayaan masyarakat;

16
c. Melaksanakan advokasi dalam perawatan kesehatan masyarakat;
d. Menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan masyarakat;
e. Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling.

3. Pengelola Pelayanan Keperawatan


Dalam menjalankan tugasnya sebagai pengelola Pelayanan Keperawatan,
Perawat berwenang:
a. Melakukan pengkajian dan menetapkan permasalahan;
b. Merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi Pelayanan Keperawatan;
c. Mengelola kasus.

4. Peneliti Keperawatan
Dalam menjalankan tugasnya sebagai peneliti Keperawatan, Perawat berwenang:
a. Melakukan penelitian sesuai dengan standar dan etika;
b. Menggunakan sumber daya pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan atas izin
pimpinan;
c. Menggunakan pasien sebagai subjek penelitian sesuai dengan etika profesi
dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

5. Pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang


Pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang hanya dapat diberikan
secara tertulis oleh tenaga medis kepada perawat untuk melakukan sesuatu
tindakan medis dan melakukan evaluasi pelaksanaannya. Pelimpahan wewenang
dapat dilakukan secara delegatif atau mandat.
a. Delegatif
Pelimpahan wewenang secara delegatif untuk melakukan sesuatu
tindakan medis diberikan oleh tenaga medis kepada Perawat dengan disertai
pelimpahan tanggung jawab. Pelimpahan wewenang secara delegatif hanya
dapat diberikan kepada Perawat profesi atau Perawat vokasi terlatih yang
memiliki kompetensi yang diperlukan.
b. Mandat
Pelimpahan wewenang secara mandat diberikan oleh tenaga medis kepada
Perawat untuk melakukan sesuatu tindakan medis di bawah
pengawasan.Tanggung jawab atas tindakan medis pada pelimpahan

17
wewenang mandatberada pada pemberi pelimpahan wewenang. Dalam
melaksanakan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang, perawat berwenang:
1) Melakukan tindakan medis yang sesuai dengan kompetensinya atas
pelimpahan wewenang delegatif tenaga medis;
2) Melakukan tindakan medis di bawah pengawasan atas pelimpahan
wewenang mandat;
3) Memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan program Pemerintah.

6. Pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.


Pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentumerupakan penugasan
pemerintah yang dilaksanakan pada keadaan tidak adanya tenaga medis dan/atau
tenaga kefarmasian di suatu wilayah tempat Perawat bertugas. Keadaan tidak
adanya tenaga medis dan/atau tenaga kefarmasian di suatu wilayah tempat
Perawat bertugasditetapkan oleh kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan
setempat.Pelaksanaan tugas pada keadaan keterbatasan tertentu dilaksanakan
dengan memperhatikan kompetensi Perawat. Dalam melaksanakan tugas pada
keadaan keterbatasan tertentu, Perawat berwenang:
a. Melakukan pengobatan untuk penyakit umum dalam hal tidak terdapat
tenaga medis;
b. Merujuk pasien sesuai dengan ketentuan pada sistem rujukan;
c. Melakukan pelayanan kefarmasian secara terbatas dalam hal tidak terdapat
tenaga kefarmasian.

Tugas-tugas tersebut dapat dilaksanakan secara bersama ataupun sendiri-sendiri serta


harus dilaksanakan secara bertanggung jawab dan akuntabel.

F. Masalah Kesehatan
1. Poli Umum
Poli umum Puskesmas Kecamatan Cakung tersedia dua ruangan yaitu poli umum
1 dan poli umum 2 dengan jumlah yang dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat
lanjut dari poli umum sebanyak 13,7% atau sebanyak 4737 rujukan dari semua
total kunjungan yaitu 34405 pasien pada tahun 2018. Untuk jumlah penyakit
terbanyak pada tahun 2018 adalah ISPA dengan jumlah 17325 pasien.

18
Jumlah Pengunjung Poli Umum Puskesmas Kec
Cakung Jakarta Timur Tahun 2018
4000
3407 3363 3425 3303
3500 3120
3006 2948 2924
3000 2657 2755
2500
2000 1711 1786

1500
1000
500
0

Data Jumlah 10 Penyakit Terbanyak Poli Umum Puskesmas Kecamatan


Cakung Jakarta Timur Tahun 2018

No Jenis Penyakit Jumlah


1 ISPA 17325
2 Hipertensi primer/esensial 12345
3 Non-Insulin-Dependent Diabetes Melitus Tanpa Komplikasi 2986
4 Observasi Untuk Suspek Terduga TB 2897
5 Diare 2735
6 Nyeri Otot (Myalgia) 2514
7 TB Paru 1039
8 Influenza 975
9 Batuk 801
10 Konjungtivitis, tidak spesifik 440

2. Poli Gigi
Poli Gigi Puskesmas Kecamatan Cakung tersedia dua ruangan BPG 1 dan
BPG 2 dan jumlah pasien yang dirujuk ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan
sebnayak 338 pasien atau 4,2% dari jumlah kunjungan yaitu 7993 pasien.

19
Jumlah Pengunjung Poli Gigi Puskesmas Kec
Cakung Jakarta Timur Tahun 2018
1000 881
900 835
771 774
800 719 710
663 638
700 606 574
600
500 445
377
400
300
200
100
0

Jumlah Kunjungan Poli Gigi Puskesmas Kec Cakung Jakarta Timur


Tahun 2018

No Tindakan Jumlah
1 Pencabutan Gigi Susu 1379
2 Penambalan Tetap 1188
3 Scaling 645
4 Pencabutan Gigi Tetap 526
5 Penambalan Susu 318

3. Poli Caten
Poli Caten Puskesmas Kecamatan Cakung dibuka pada Bulan April dan
kunjungan poli caten puskesmas Kecamatan Cakung dari bulan April sampai
Desember adalah 5461 pasien. Jumlah pasien yang dirujuk ke Fasilitas Kesehatan

Jumlah Kunjungan Poli Caten Puskesmas


Kecamatan Cakung Jakarta Timur Tahun
2018
3500 3080
3000
2381
2500
2000
1500
1000 20
500
0
Laki-laki Perempuan
Tingkat Lanjut sebanyak 64 sedangkan yang ditangani di puskesmas sebanyak 47
pasien.

Data Kunjungan Pasien Calon Pengantin Berdasarkan Jenis


Penyakit di Puskesmas Kecamatan Cakung Jakarta Timur Tahun 2018

No Penyakit Laki-laki Perempuan


1 HIV Reaktif 13 5
2 Sifilis 19 10
3 HBsAG 39 25

4. Poli Gizi
Poli Gizi Puskesmas Kecamatan Cakung buka setiap Senin – Jumat dengan
jumlah kunjungan sebanyak 1147 pasien pada tahun 2018.

Jenis Rawa Cakung Cakung Ujung Pulo P. P.


No Cakung Jatinegara Jumlah
Penyakit Terate Barat Timur Menteng Gadung Elok PIK
1 Dislipidemia 37 0 1 2 14 0 1 0 37 92
2 Hipertensi 48 0 4 7 10 0 2 0 48 211
3 DM 144 10 8 2 46 0 5 2 144 480
4 Asam Urat 7 0 2 0 1 0 0 0 7 378
5 KEP 194 29 100 301 244 0 580 12 194 1671
6 Anemia 245 41 16 19 87 0 50 10 60 2182
7 KEK 192 18 38 92 25 0 196 2 50 1141
8 Overweight 118 9 2 2 2 0 105 0 4 855
9 Stunting 61 0 0 20 0 0 419 0 0 742
10 Lain-lain 101 0 14 92 3 0 2 16 1 729
Jumlah 1147 107 185 537 432 0 1360 42 545

5. Poli Mata
Poli Mata Puskesmas Kecamatan Cakung buka setiap hari Senin, Rabu dan
Kamis dengan kuota perharinya sebanyak 30 orang, dan untuk jumlah kunjungan
ke poli mata pada tahun 2018 sebanyak 3490 pasien, sedangkan jumlah pasien
yang dirujuk ke Fasilitas Tingkat Lanjut sebanyak 3294 pasien atau 94% dari total
kunjungan.

21
Data 10 Kunjungan Kasus Penyakit Mata Terbanyak Puskesmas
Kecamatan Cakung Jakarta Timur Tahun 2018

No Jenis Penyakit Jumlah


1 Kelainan Refraksi 1262
2 Katarak 561
3 After Catarac 343
4 Konjungtivitis & kelainan konjungtiva lain 108
5 Glaukoma 97
6 Hordeulum/Calazion 56
7 Keratitis & kelainan pada kornea 39
8 Pterigyum 37
9 Kelainan pada kelenjar air mata 22
10 Diabetik Retinopatik 15

Grafik Laporan Rujukan Mata Berdasarkan


Kasus Puskesmas Kecamatan Cakung
Jakarta Timur Tahun 2018
1400
1223
1200
1000
800
561
600 432
400
200 97
28
0
Glaukoma Katarak Kel. Refraksi Kel. Kornea Lainnya

Penjaringan Kasus Penyakit Mata di Poli Lain & Puskesmas Kelurahan di


Puskesmas Kecamatan Cakung 2018

No Poli / PKM Kelurahan Jumlah


1 KIA 44 orang
2 Umum 32 orang
3 Haji 6 orang
4 Lansia 8 orang
5 UKS 32 orang

22
6 PKM Kelurahan 102 orang
7 24 Jam 5 orang

6. Poli Aster
Poli Aster Puskesmas Kecamatan Cakung buka setiap Rabu dengan jumlah
kunjungan 978 pasien pada tahun 2018, dibawah ini pasien Aster dikategorikan
menjadi dua yaitu:
a. Berdasarkan kunjungan
Laporan Pelayanan Poli Aster Berdasarkan Kunjungan Puskesmas
Kecamatan Cakung Jakarta Timur Tahun 2018

Bulan Total Hadir LFU ALFA Baru Rujuk Masuk Rujuk Keluar Meninggal

Jan 63 63 2 2 5 7 5 0
Feb 66 66 6 6 7 3 6 5
Mar 74 74 3 3 6 2 7 0
Apr 72 72 0 0 1 71 0 0
Mei 78 78 0 0 4 5 3 0
```````
Jun 81 81 0 3 0 0 0
0
Jul 91 91 0 0 8 3 1 0
Agt 95 95 2 2 7 1 0 0
Sept 82 82 7 7 3 1 3 0
Okt 94 94 0 0 11 1 1 0
Nov 97 97 1 1 5 0 0 0
Des 97 97 1 2 2 0 0 0

b. Persentase ODHA per metode HIV Tahun 2018


Total ODHA yang didiagnosa di tahun 2018 berjumlah 67 orang, dengan
rincian 8 Loss setelah diagnosa, 13 dirujuk setelah diagnosa, 6 loss setelah
masuk perawatan PDP, 15 menjalani pengobatan ARV di PKM Cakung.

23
7. Poli IMS/Tulip
Poli IMS (Infeksi Menular Seksual) Puskesmas Kecamatan Cakung buka
setiap Rabu dan Kamis dengan jumlah kunjugan pada tahun 2018 sebanyak 616
pasien. Adapun jenis jenis IMS antara lain Gonorrhea (Kencing Nanah),
Chalmydia, Herpes genital, Condyloma, dan Hepatitis B.

Grafik Kunjungan Poli IMS Puskesmas Kec Cakung


Jakarta Timur Tahun 2018
80 74
61 60 59 61
60 48 52 50
45
39 40
40 27
20

Pendekatan
No Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des
laboratorium
1 Sifilis dini 2 4 7 1 3 7 2 11 0 12 19 12
2 Sifilis lanjut 0 0 0 0 0 0 0 1 3 0 2 4
3 Gonorrhea 3 2 7 0 6 0 0 2 2 8 2 0
4 Uretritis Gonore 2 2 2 2 4 2 2 4 0 7 2 4
5 Uretritis Non-Go 2 1 0 0 0 0 0 0 25 4 2 0
6 Servistis Proctitis 30 23 14 38 21 10 22 19 0 30 22 15
7 LGV 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
8 Trikomoniasis 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Herpes Genital 0 0 0 0 0 0 0 0 36 0 0 0
10 Lain-lain 31 33 24 55 36 19 29 28 0 45 28 27

Jumlah kunjungan IMS tahun 2018 berdasarkan pendekatan laboratorium

8. Poli MTBS
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) Atau Integrated Management Of
Childhood Illness (IMCI) adalah suatu pendekatan yang terintegrasi/terpadu
dalam tatalaksana balita sakit dengan fokus kepada kesehatan anak usia 0 – 59

24
bulan secara menyeluruh. Kunjungan pasien MTBS pada tahun 2018 sebanyak
7475 pasien, untuk pasien yang dirujuk ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut
sebanyak 4459 atau 59,6% dari total kunjungan.

Grafik Kunjungan Poli MTBS Puskesmas


Kec Cakung Jakarta Timur Tahun 2018
900 836 827
800 746
695 698
700 613 647 618 607
562
600
500
377
400
300 249
200
100
0

9. Poli Haji
Kunjungan poli haji jemaah puskesmas kecamatan cakung tahun 2018
sebanyak 553 jemaah dengan kasus tertinggi yang pertama adalah jumlah jemaah
kardiovaskuler sebanyak 257 orang dan yang tertinggi kedua yaitu jumlah jemaah
usia lebih 60 tahun sebanyak 152 orang.

No Penyakit / Resiko Tinggi Reguler ONH Plus


1 Kardiovaskuler 257 1
2 Penyakit menular 4 0
3 Usia > 60 tahun 152 2
4 Obesitas 41 0
5 Endokrin 69 3
6 Saluran pernapasan 8 0
7 Saluran kemih 37 1
8 Saluran pencernaan 16 0
9 Neuropsikiatri 0 0
10 Lain-lain 0 0

25
10. Poli Lansia
Poli lansia adalah poli yang melaksanakan pelayanan kesehatan kepada lansia
yang meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang lebih
menekankan unsur proaktif dan kemudahan proses pelayanan. Poli lansia adalah
tempat melayani pemeriksaan kesehatan dan tindakan dasar untuk lansia atau
pasien yang berusia 60 tahun ke atas dengan jumlah pasien pada tahun 2018
sebanyak 3621 pasien.

Grafik Kunjungan Poli Lansia Puskesmas Kec


Cakung Jakarta Timur Tahun 2018
900 837
759 716
800 665 695 707 671
700 650 621
600 499 483
500 411
400
300
200
100
0

26
10 Penyakit Terbanyak di Poli Lansia
Puskesmas Kec Cakung Tahun 2018
4000
2887
3000

2000
1042
1000 718 608 579 539 467 454 413 364
0
Frekuensi

11. Poli KB
Keluarga berencana (KB) adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang
sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran. Itu bermakna adalah
perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan dengan
penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti kondom,
spiral, IUD, dan sebagainya.

Jumlah Kunjungan Peserta KB Aktif Puskesmas Kecamatan Cakung


Jakarta Timur Tahun 2018

Jumlah Peserta KB Aktif


No Kecamatan Puskesmas Pasien Usia
Jumlah Presentase
Subur
1 PKC Cakung
2 PKL Jatinegara 18,786 16237 86,4%
3 PKL Rawa Terate 5,306 4434 83,6%
4 Cakung PKL Cakung Barat 12,956 11701 90,3%
5 PKL Cakung Timur 12,161 10304 84,7%
6 PKL Ujung Menteng 5,641 4822 85,5%
7 PKL Pulo Gebang 18,342 15845 86,4%

27
8 PKL Penggilingan Elok 9,353 7871 83,3%
Jumlah (Kab/Kota) 82,545 79053 86,4%

Jumlah Kunjungan Peserta KB Pasca Persalinan di Puskesmas Kecamatan Cakung


Jakarta Timur Tahun 2018

Ibu Peserta KB Pasca Persalinan


Puskesmas
Bersalin Kondom Suntik Pil AKDR MOP MOW Implan
Jatinegara 2679 212 738 374 385 4 19 351
Rawa Terate 717 76 210 117 137 1 1 130
Cakung Barat 2032 157 524 194 453 0 1 392
Cakung Timur 1710 227 375 593 157 1 2 `146
Ujung Menteng 754 85 111 97 128 0 1 152
Pulo Gebang 2518 110 558 394 598 1 3 411
Penggilingan Elok 1163 90 286 225 203 1 1 193
Penggilingan PIK 1112 85 194 205 167 1 2 190
Jumlah 12685 1042 2996 2199 2228 9 30 1965

12. Pelayanan Laboratorium

Jumlah Kunjungan Laboratorium di Puskesmas Kecamatan Cakung Jakarta


Timur Tahun 2018

No Poli / PKM Kelurahan Jumlah


1 Lab Umum 20513
2 Lab TB 4543
3 Haji 636
4 Dokling Bumil 789
5 Dokling VCT 118
6 Caten 5715
Jumlah 32314

13. Rumah Bersalin

28
Jumlah Persalinan Berdasarkan Jenis Kelamin Rumah Bersalin
Puskesmas Kecamatan Cakung Jakarta Timur Tahun 2019
40 34
35 30
30 27 27 25 27 25 25 26
22 21 21 22 23 22
25 19 19 20
20 17 16 15 15
15 11 12
10
5
0

Laki-laki Perempuan

60 54
49 50
50 45 46
43 42 40 39
40 33 33
30 22
20 <2500

10 4 4 4 >2500-4000
1 1 3 3 1 2 1 1
0
0

Jumlah Persalinan RB Berdasarkan Berat Badan Lahir Puskesmas


Kecamatan Cakung Jakarta Timur Tahun 2018

14. Pelayanan 14 Jam (UGD)

Laporan Kunjungan Berdasarkan Jenis Kasus Poli 24 Jam Puskesmas


Kecamatan Cakung Jakarta Timur Tahun 2018

No Poli / PKM Kelurahan Jumlah


1 Kasus Gawat Darurat 14569
2 Non Gawat darurat 44782
Jumlah 59351

Laporan Jumlah Kunjungan Pelayanan Poli 24 Jam Puskesmas Kecamatan


Cakung Jakarta Timur Tahun 2018
29
6000
5185 5027
5000 4650
4421 4425 4263
4156 4213 4143 4103
4000 3623

3000 2614

2000

1000

15. Apotek

Laporan Pemakaian Obat Terbanyak Puskesmas Kecamatan Cakung


Jakarta Timur Tahun 2018

No Nama Obat Satuan Rata-rata


Pemakaian 2018
1. Kombinasi ferro sulfat + asam folat Tablet 102635
(tablet tambah darah)
2. Parasetamol tablet 500 mg Tablet 73068
3. Khlofeniramin Maleat (CIM) tablet Tablet 64903
4mg
4. Gliseril Guaiakolat tablet 100 mg Tablet 54702
5. Amoksisilin tablet 500 mg Tablet 51403
6. Asam Mefenamat tablet 500 mg Tablet 35548
7. Vitamin B kompleks Tablet 33602
8. Deksametason tablet 0,5 mg Tablet 30403
9. Kalsium Laktat tablet 500 mg Tablet 29756
10. Asam Askorbat (Vit.C) tablet 50 mg Tablet 27570
11. Antasida DOEN tablet Tablet 23150
12. Amlodipin tablet 10 mg Tablet 21004
13. Sianokobalamin (Vit.B12) tablet 50 Tablet 18449

30
mcg
14. Piridoxin (Vit.B6) tablet 10 mg Tablet 12994
15. Natrium diklofenak tablet 25 mg Tablet 11358
16. Metformin tablet 500 mg Tablet 10583
17. Ibuprofen tablet 200 mg Tablet 8189
18. Kaptopril tablet 25 mg Tablet 6765
19. Asam Folat tablet 1 mg Tablet 6418

G. Pelaksanaan Program Wajib


Pada Puskesmas Kecamatan Cakung ini mempunyai berbagai macam program wajib,
yaitu :
1. Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan atau yang biasa disingkat dengan promkes bergerak bukan
hanya dalam proses penyadaran masyarakat atau pemberian peningkatan
pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan, akan tetapi di dalamnya juga
terdapat usaha untuk memfasilitasi yang bertujuan pada perubahan perilaku
masyarakat. Promkes memberikan informasi atau pesan mengenai kesehatan
untuk memberikan peningkatan pengetahuan dan sikap tentang kesehatan agar
memudahkan masyarakat untuk berperilaku sehat.
Kegiatan promosi kesehatan yang dijalankan oleh Puskesmas Kecamatan
Cakung pada tahun 2018 diantaranya: penyuluhan ke masyarakat dan ke sekolah,
selain itu disertai juga dengan pembuatan media sosial agar masyarakat lebih
mudah untuk menerima informasi terkait kesehatan ataupun mengenai pelayanan
yang ada di Puskesmas.
2. Kesehatan Lingkungan
Program kesehatan lingkungan (kesling) merupakan upaya preventif untuk
meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan, sehingga bermanfaat untuk
meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan manusia.
Rumah sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan
yang optimum. Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya
sarana sanitasi rumah. Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang
menaruh tujuan pada pengawasan terhadap struktur fisik dimana masyarakat
menggunakannya untuk tempat tinggal dan berlindung yang mempengaruhi

31
derajat kesehatan manusia. Rumah yang sehat harus dapat mencegah atau
mengurangi resiko kecelakaanseperti terjatuh, keracunan dan kebakaran, dengan
kriterianya yaitu: tercukupinya pencahayaan untuk dalam rumah, penghawaan,
suhu serta kelembaban rumah yang dapat mempengaruhi penghuni rumah.
Presentase Rumah Sehat Berdasarkan Kelurahan Puskesmas Kecamatan Cakung Tahun 2018

2018

No Kecamatan Puskesmas Jumlah Rumah Rumah Dibina Rumah Memenuhi


seluruh Dibina Memenuhi Syarat (Rumah
rumah Syarat Sehat)
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1. Jatinegara 11655 480 4.1 211 43.96 211 1.81
2. Rawa Terate 2979 2210 74.2 422 19.1 422 14.17
3. Cakung Barat 5483 480 8.8 311 64.79 311 5.67
4. Cakung 9060 578 6.4 457 79.07 457 5.04
Cakung Timur
5. Ujung 4885 698 14.3 571 81.81 571 11.69
Menteng
6. Pulo Gebang 18.750 6097 32.5 4314 70.76 4314 23.01
7. Penggilingan 3768 597 15.8 428 71.69 428 11.36
I
8. Penggilingan 7029 779 11.1 228 29.27 228 3.24
II
Jumlah 63609 11919 21 6942 57.55 23414 36.81

Presentasi Kualitas Air Minum di Penyelenggara Air Minum yang Memenuhi Syarat
Kesehatan Puskesmas Kecamatan Cakung Tahun 2018
Jumlah Sampel Memenuhi Syarat
No Kelurahan Puskesmas Jumlah Diperiksa (Fisik, Bakteriologi,
Penyelenggara dan Kimia
Air Minum Jumlah % Jumlah %
1. Jatinegara Puskesmas Kel. Jatinegara 43 5 11.628 0 0

2. Rawa Puskesmas Kel. Rawa Terate 8 5 62.5 1 20

32
Terate

3. Cakung Puskesmas Kel. Cakung Barat 10 5 50 1 20


Barat
4. Cakung Puskesmas Kel. Cakung Timur 15 5 33.333 1 20
Timur
5. Ujung Puskesmas Kel. Ujung Menteng 12 5 41.667 1 20
Menteng
6. Pulo Puskesmas Kel. Pulo Gebang 29 5 17.241 0 0
Gebang
7. Penggiling Puskesmas Kel. Penggilingan I 10 5 50 0 0

8. an Puskesmas Kel. Penggilingan II 14 5 35.714 1 20

Jumlah 127 35 0 5 0

3. Kesehatan Ibu dan Anak


Salah satu indikator keberhasilan pembangunan dalam sektor kesehatan adalah
tingkat angka kematian ibu, hal ini menggambarkan bagaimana kualitas kesehatan
ibu. Permasalahan kualitas kesehatan ibu ditingkatkan melalui program kesehatan
ibu dan anak. Puskesmas kecamatan cakung sebagai unit layanan kesehatan
tingkat dasar menerapkan program kesehatan ibu dan anak baik perawatan
promotif dan preventif.

Hasil kegiatan pencapaian PWS KIA Puskesmas Kecamatan Cakung


No Kegiatan Target 1 Sasaran Pencapaian %
TH (%)
1. Kunjungan K1 100 11.699 11.673 100
2. Kunjungan K4 100 11.699 11.609 99.5
3. Deteksi dini resiko tinggi 11 2.334 1.559 1
oleh nakes
4. Deteksi dini oleh non 6 2.334 702 6
nakes
5. Penanganan komplikasi 90 11.139 2.294 98
maternal

33
6. Persalinan oleh nakes 100 11.139 21.137 100
(PN)
7. Kunjungan Nifas (KF) 100 87.486 10.888 97.7
8. CPR (KB aktif) 90 10.608 79.053 86.4
9. Kunjungan neonatus 1 100 10.608 10.852 102.3
(KN 1)
10. Kunjungan neonatus 100 10.608 10.593 99.9
11. Penanganan komplikasi 80 1.591 1.091 68.6
neonates
12. Kunjungan bayi 100 10.681 10.641 100
13. Kunjungan balita 100 45.731 44.808 98
14. Kunjungan MTBS 100 45.731 44.808 98

4. Upaya Perbaikan Gizi Keluarga


Posyandu merupakan ujung tombak pelaksanaan program gizi di masyarakat.
Dengan adanya posyandu diharapkan tumbuh kembang balita di masyarakat dapat
terpantau dan kualitas status gizinya dapat diperbaiki. Berikut data SKDN
perbulan, dapat dilihat pada tabel dibawah :

No Kelurahan S K D N D’
1. Jatinegara 5.810 5.810 4.369 3.085 3.746
2. Rawa terate 1.799 1.799 1.197 605 956
3. Cakung barat 3.367 3.309 2.168 1.123 1.699
4. Cakung timur 4.157 4.157 2.661 1.328 2.039
5. Ujung menteng 1.663 1.642 1.228 722 1.041
6. Pulo gebang 6.051 5.541 4.017 2.043 3.013
7. Penggilingan I 2.697 2.697 2.012 1.155 1.689
8. Penggilingan II 3.385 3.214 2.635 1.575 2.241
Rata-Rata 28.929 28.169 20.286 11.636 16.424

5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

34
Penyakit menular yang juga dikenal sebagai penyakit infeksi dalam istilah
medis adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen biologi (seperti
virus, bakteria atau parasit), bukan disebabkan faktor fisik atau kimia yang mana
bisa ditularkan atau menular kepada orang lain melalui media tertentu seperti
udara (TBC, Infulenza dll), tempat makan dan minum yang kurang bersih
pencuciannya (Hepatitis, Typhoid/Types dll), Jarum suntik dan transfusi
darah(HIV-Aids,Hepatitisdll).
Untuk melakukan upaya pemberantasan penyakit menular, penanggulangan
Kejadian Luar biasa (KLB) penyakit dan keracunan, serta penanggulangan
penyakit tidak menular diperlukan suatu sistem surveilens penyakit yang mampu
memberikan dukungan upaya program dalam daerah kerja Kabupaten/Kota,
propinsi, dan Nasional.
a. Surveilans Epidemiologi dan Pelacakan Kasus
Jumlah kasus AFP (Non Polio) Menurut Kecamatan dan Puskesmas
Kecamatan Cakung tahun 2018
No Kecamatan Puskesmas Jumlah Penduduk Jumlah kasus
<15 Tahun AFP (non polio)
1. Cakung Cakung 10.443 0
2. Jatinegara 9.195 0
3. Rawa Terate 8.436 0
4. Cakung Barat 11.243 0
5. Cakung Timur 10.131 0
6. Ujung Menteng 5.474 0
7. Pulo Gebang 0
8. Penggilingan Elok 8.483 0
9. Penggilingan PIK
Jumlah (Kab/Kota) 63.505 0
AFP Rate (Non Polio) Per 100.000 Penduduk Usia <15 Tahun 0.0

Kejadian luar biasa (KLB) di Desa/Kelurahan yang Ditangani <24 jam


Puskesmas Kecamatan Cakung Tahun 2018
KLB di Desa/Kelurahan
No Kecamatan Puskesmas Jumlah Ditangani %

35
<24 jam
1. Cakung Cakung 0 0 0,0
2. Jatinegara 0 0 0,0
3. Rawa Terate 0 0 0,0
4. Cakung Barat 0 0 0,0
5. Cakung Timur 0 0 0,0
6. Ujung Menteng 0 0 0,0
7. Pulo Gebang 0 0 0,0
8. Penggilingan Elok 0 0 0,0
9. Penggilingan PIK 0 0 0,0
Jumlah (Kab/Kota) 6 6 100,0

b. Tuberculosis (TB Paru) dan Kusta


Berdasarkan Permenkes 43 Tahun 2016 tentang standar pelayanan
minimal, setiap orang dengan TB mendapatkan pelayanan TB sesuai standar.
Yang dimaksud dengan standar adalah petugasnya berkompeten dibidangnya,
pelayanan dilakukan oleh faskes, dan pelayanan sesuai standar (dari
pelayanan saat mnejadi terduga, saat terdiagnosa mendapat oat sesuai standar
dan saat pengobatan mendapatkan pemeriksaan dahak follow up).
Target program penanggulangan TB nasional eliminasi TB 2035 dan
Indonesia bebas TB 2050. Adanya indicator dalam kemajuan program :
1) Indikator dampak (tingkat pusat)
2) Indikator utama (CDR, CNR, sukses rate, penemuan TB MDR, sukses
rate untuk MDR dan TB HIV)
3) Indikator operasional (penggunaan TCM, TB MDR, TB HIV yang pakai
ARV, Cross cek, TB anak, PP INH, Referal rate)
c. Kolaborai TB HIV
Kolaborasi TB HIV Puskesmas Kecamatan Cakung Tahun 2018
2018
No Variabel Tw.1 Tw.2 Tw.3 Tw.4 Total 2018
1 Jumlah pasien TB yang tercatat 100 94 152 112 458
1.1 Jumlah pasien TB yang tercatat dan 2 0 2 2 6
HIV (+) sebelum pengobatan TB

36
Data konseling dan tes HIV pada pasien TB yang belum periksa HIV
2 Jumlah pasien TB yang tercatat dalam 100 94 152 112 458
triwulan tersebut dan
ditawarkan/dianjurkan HIV
(PITC/VCT) selama pengobatan TB
3 Jumlah pasien TB yang tercatat dalam 100 94 152 112 458
triwulan tersebut dan dilakukan
konseling HIV selama masa pengobatan
TB
4 Jumlah pasien TB yang tercatat dalam 100 94 152 112 458
triwulan tersebut dan dilakukan tes HIV
selama masa pengobatan TB
5 Jumlah pasien TB yang tercatat dalam 2 0 2 2 6
triwulan tersebut yang hasil tes HIV
tercatat selama pengobatan TB
6 Jumlah pasien TB yang tercatat dalam 2 0 2 2 6
triwulan tersebut dengan hasil tes HIV
(+) selama pengobatan TB
Data koinfeksi TB HIV pada pasien TB
7 Jumlah pasien koinfeksi TB-HIV 2 0 2 2 6
8 Jumlah pasien koinfeksi TB-HIV yang 1 0 0 0 2
mendapatkan ART
9 Jumlah pasien Koinfeksi TB-HIV yang 1 0 0 0 2
menerima PPK

H. Pelaksanaan Program Pengembangan


1. Kesehatan Jiwa
Program kesehatan jiwa di Puskesmas Kecamatan Cakung Jakarta Timur pada
tahun 2018 mempunyai standar pelayanan yaitu minimal seluruh ODGJ yang
berada di wilayah Jakarta Timur harus mendapatkan pelayanan kesehatan. Usaha
ini perlu terus dilakukan dengan melakukan kerjasama dengan para dokter. Balai
pengobatan yang baik di Puskesmas Kecamatan Cakung bertujuan agar pasien

37
ODMK (orang dengan masalah kejiwaan) atau ODGJ (orang dengan masalah
gangguan jiwa) dapat dideteksi dini dan terdiagnosa.
Selain itu, Puskesmas Kecamatan Cakung perlu juga melakukan kerjasama
dengan para kader kesehatan agar mau merujuk pasien gangguan jiwa ringan ke
Puskesmas. Pada tahun 2018, petugas kesehatan Puskesmas Kecamatan Cakung
Jakarta Timur telah mengikuti pelatihan CMHN (Community Mental Health
Nursing) yang diikui oleh 4 dokter dan 5 perawat. Kegiatan yang dilaksanakan
pada tahun 2018 dalam penanganan kesehatan jiwa di Kecamatan Cakung Jakarta
Timur, diantaranya :
a. Kunjungan rumah pasien dengan gangguan jiwa setiap 1 bulan sekali
b. Pembinaan keluarga dan pasien dengan gangguan jiwa yang dilaksanakan di
Puskesmas Kecamatan Cakung sebanyak 2 kali
c. Pendampingan poli jiwa oleh dokter spesialis kesehatan jiwa setiap 1 kali
dalam sebulan
d. Terapi aktifitas kelompok pada pasien jiwa yang berobat di Puskesmas
Kecamatan Cakung
e. Sosialiasasi deteksi dini kasus masalah gangguan jiwa telah dilaksanakan
pada tahun 2018 yang diikuti oleh 40 orang perawat
f. Pembentukan kader kesehatan jiwa di wilayah Puskesmas Kecamatan Cakung
yang dilaksanakan di Puskesmas Kecamatan Cakung.

Pelayanan Kesehatan Jiwa Terpadu Puskesmas Kecamatan Cakung Tahun


2018
Kunjungan
No Diagnosa Kode IC-D Baru Lama Jumlah
x L P L P
1 Gangguan mental FOO# 3 2 5
organic
2 Gangguan F10# 2 1 1 4
penggunaan
NAPZA
3 Skizofrenia dan F20# 120 62 852 410 1444

38
gangguan psikotik
kronik lainnya
4 Gangguan F23 28 21 84 46 176
psikotik akut
5 Gangguan bipolar F31 42 44 86
6 Gangguan F32# 120 84 322 182 708
deprestif
7 Gangguan F40# 12 10 112 98 232
neurotic
8 Retardasi mental F70 2 2 4
9 Gangguan F80-90# 4 4 12 16 36
kesehatan jiwa
anak dan remaja
10 Epilepsy G40# 28 32 40 42 142
11 Tindakan bunuh -
diri
Jumlah 286 129 1460 828 2806

Dari tabel di atas penemuan kasus baru masih cukup rendah dibanding dengan
jumlah pasien lama yang kontrol ruitn. Sehingga deteksi dini untuk kasus
gangguan jiwa dan masalah kejiwaan masih sangat perlu dilakukan baik oleh
tenaga kesehatan di pelayanan kesehatan puskesmas, maupun oleh kader
kesehatan
2. Usaha Kesehatan Sekolah
Selain kesehatan jiwa, Puskesmas Kecamatan Cakung juga mempunyai
program pengembangan yaitu Usaha Kesehatan Sekolah atau UKS. Usaha
kesehatan sekolah adalah suatu usaha yang dilakukan pihak sekolah untuk
menolong muridnya dan juga warga sekolah yang sakit disekitar kawasan
lingkungan sekolah. Usaha kesehatan sekolah ini biasanya dilakukan di ruang
kesehatan suatu sekolah. Dalam pengertian lain, UKS adalah usaha untuk
membina dan mengembangkan kebiasaan dan perilaku hidup sehat pada peserta
didik usia sekolah yang dilakukan secara menyeluruh (komprehensif) dan terpadu.

3. Ketuk Pintu Layani dengan Hati (KPLDH)

39
Ketuk Pintu Layani dengan Hati atau dikenal dengan KPLDH adalah program
kesehatan di Jakarta berbasis jemput bola dan komunitas yang mengutamakan
tindakan preventif (pencegahan) dan promotif (pemeliharaan dan peningkatan),
dengan tetap melakukan tindakan kuratif (pengobatan) dan rehabilitative bila
diperlukan sebagai tindakan awal.
Program ini mendatangkan petugas medis yang direkrut oleh Dinas Kesehatan
DKI Jakarta sebagai tenaga honorer. Mereka diperbantukan di masing-masing
Puskesmas yang ada di seluruh kecamatan di Jakarta. Dalam satu tim terdiri dari
dokter umum, perawat, dan bidan.
Data Jumlah Penduduk Sasaran Pendataan Tim KPLDH
Puskesmas Kecamatan Cakung Tahun 2018
No. Kecamatan Total Total Jumlah Penduduk Jumlah Jumlah Jumlah
Penduduk Penduduk Sekecamatan Penduduk Penduduk Penduduk
Sekecamat Sekecemat (KK) yang Sudah Sekecamatan Sekecamata Sekecamata
an (KK) an (Jiwa) di Data (2015- (Jiwa) yang n (KK) n (Jiwa)
2017) Sudah di Data yang Belum yang Belum
(2015-2017) di Data di Data

1. Cakung 151.433 538.262 36.410 119.550 115.023 418.702

4. Upaya Kesehatan Gigi


Upaya kesehatan gigi masyarakat (UKGM) adalah kegiatan pelayanan
kesehatan gigi yang diselenggarakan oleh masyarakat dengan bimbingan
puskesmas sehingga masyarakat mau dan mampu melakukan tindakan yang tepat
dalam masalah kesehatan gigi dan mulut. Tujuan dari UKGM yaitu untuk
meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat. Selain itu tujuan
khusus dari UKGM yaitu :
a. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan gigi dan
mulut
b. Menurunkan angka kesakitan masalah kesehatan gigi dan mulut
5. Jejaring dan jaringan puskesmas

40
Berdasarkan Permenkes 75 tahun 2014 tentang puskesmas, disebutkan bahwa
puskesmas memiliki jejaring dan jaringan yang berada di wilayah kerja
puskesmas. Pengertian jejaring adalah jejaring fasilitas terdiri atas klinik, rumah
sakit, apotek, laboratorium, dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya (diluar
organisasi puskesmas) sedangkan menurut peraturan pemerintah No.46 tahun
2016, yaitu dinyatakan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan wajib menyampaikan
laporan data kegiatan dan hasil kegiatan pelayanan kesehatan paling sedikit terdiri
atas data kelahiran, data kesakitan, data kematian dan masalah kesehatatan lainnya
dan data kunjungan pelayanan. Dalam rangka meningkatkan aksesibilitas
pelayanan puskesmas didukung oleh jejaring fasilitas pelayanan kesehatan maka
puskesmas perlu mengoptimalkan pembinaan dan kerjasama dengan jejaring yang
ada disekitar wilayah puskesmas. Agar memudahkan akses bagi pelayanan
kesehatan faskes tersebut berupa dokter/bidan praktek swasta, klinik, rumah sakit
umum dan RS swasta. Jejaring baik secara internal maupun eksternal harus
dibagun bersama dengan seluruh komponen yang terlibat dalam pelayanan.
a. Rumah Sakit
1) RSIA Resti Mulya
2) RS Harapan Jayakarta

I. Pembiayaan
1. Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2018

Data Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD)


Puskesmas Kecamatan Cakung Jakarta Timur Tahun 2018
No Program Kegiatan Sub Kegiatan APBD 2018 APBD-P
(Rp) 2018
(Rp)

41
1. Program Upaya Kesehatan Belanja makan 4.700.000
Kesehatan Masyarakat dan minum
Masyarakat, Esensial rapat
Pencegahan dan (Pelayanan Belanja 172.800.000
Penanggulangan promosi kesehatan, perjalanan dinas
Penyakit Pelayanan dalam daerah
kesehatan (dalam negeri)
liingkungan, Belanja tenaga
Pelayanan ahli/ instruktur/
kesehatan Ibu, narasumber
anak dan keluarga
berencana;
Pelayanan gizi;
dan pelayanan
pencegahan
pengendalian
penyakit) (DAK)
2. Program Upaya kesehatan Belanja 51.680.000
Pembinaan masyarakat makanan dan
Upaya pengembangan dan minuman rapat
Kesehatan upaya kesehatan Belanja 392.400.000
lainnya (DAK) perjalanan dinas
dalam daerah
(dalam negeri)
3. Program Pemberdayaan Honorarium 14.795.859.0 10.226.5
pengembangan SDM kesehatan pegawai/honorer 65 47.045
dan /tidak tetap
pemberdayaan
SDM kesehatan
4. Program Penyediaan jasa Belanja jasa - -
peningkatan dan dan pengembangan petugas
Pengelolaan perlengkapan penunjang
Kantor Urusan keamanan kantor kegiatan

42
Kesehatan Penyediaan jasa Belanja jasa - -
dan pengembangan petugas
perlengkapan penunjang
kebersihan kantor kegiatan
Penyediaan jasa Belanja telepon 128.664.000 -
telepo, air, listrik,
Belanja air 196.000.000 -
dan internet
(TALI) Belanja listrik 981.400.000 -

Belanja internet 662.400.000 -

Pelaksanaan Belanja 137.000 -


Fungsi Manajemen fotocopy
(DAK) Belanja makan 31.245.000
dan minum
rapat

2. Anggaran Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Tahun 2018

Data Anggaran Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)


Puskesmas Kecamatan Cakung Jakarta Timur Tahun 2018
No. Program Kegiatan Sub kegiatan BLUD 2018
(Rp)
1. Program peningkatan dan Peningkatan Belanja 17.702.633.069
pengelolaan kantor urusan layanan umum pegawai blud
kesehatan daerah Belanja barang 21.707.416.758
dan jasa blud
Belanja modal 6.000.860.800
blud
Total anggaran BLUD 45.410.910.627

J. Sistem Rujukan

Wilay Wilay
ah ah Khusus
FKTP FKTP
:
RS :
RS
TIPE TIPE
Wilay
RS:
D Wilay
RS:
D
ah
TIPE ah
TIPE
Kec. Kec. 43
RSRS
C: RS
RS:
C
Matra
TIPE
Penga Maka
TIPE
man Haru
yoma
RSB: Nam sar
RSB:
Wilay m
n
Medir a RS Wilay
TK
ah RS
ah
Nam
a RS
Khus
us
Tipe BAB IV
B:
PENCAPAIAN PROGRAM DAN KEGIATAN UKM DI PUSKSMAS
RS
Jantu
NO UPAYAng INDIKATOR TARGET Capaian MASALAH ANALISIS RTL
Jakar
KESEHAT (%) TW IV MASALAH
AN ta
RS
UKM ESENSIAL
Pusat
Otak
1 Promosi
Nasio 1. Proporsi 35% 35% Target Melanjutkan
Kesehata
nal keluarga telah acara secara
RSIA
n dan dengan indeks tercapai berkesinamb
Herm
ina
Jatine 44
gara
PPSM keluarga sehat ungan
(IKS)
berkategori
sehat
2. Presentase 60% 97% Target Melanjutkan
permasalahan telah acara secara
kesehatan tercapai berkesinamb
yang ungan
diintervensi
oleh tim
KPLDH
3. Presentase 30% 69% Target Melanjutkan
SKPD/UKPD telah acara secara
Usaha tercapai berkesinamb
kesehatan ungan
yang
mengkampany
ekan dan
melaksanakan
minimal 3
indikator
germas
4. Jumlah Kader/ 100% Target Melanjutkan
kader yang kelurahan telah acara secara
dilakukan / thn tercapai berkesinamb
orientasi ungan
promosi
kesehatan bagi
kader
5. Jumlah Kelompo 100% Target Melanjutkan
kelompok k/kelurah telah acara secara
yang an/bln tercapai berkesinamb
dilakukan ungan
penyuluhan
kesehatan
6. Jumlah 100% 97% Target Berkoordina
rumah tangga belum si dengan
yang kunjungi tercapai kader
sebagai desawisma
intervensi PIS- dalam
PK kunjungan
rumah warga

45
7. Proporsi 65% 70% Target Melanjutkan
upaya telah acara secara
kesehatan tercapai berkesinamb
berbasis ungan
masyarakat
(UKBM) aktif
2. Gizi 1. Persentase 70% 83% Target Melanjutkan
bayi usia telah acara secara
kurang dari 6 tercapai berkesinamb
bulan ungan
mendapatkan
ASI eksklusif
2. Persentase 85% 70% Target Edukasi
anak balita telah keluarga
kurus yang tercapai balita
mendapatkan
makanan
tambahan
3. Persentase 55% 69,3% Target Melanjutkan
remaja putrid telah acara secara
yang tercapai berkesinamb
mendapatkan ungan
tablet
tambahan
darah (TTD)
4. Cakupan 100% 86% Target Edukasi
pemberian belum keluarga
makanan tercapai balita
pendamping
ASI pada anak
usia 6-24
bulan keluarga
miskin
5. Cakupan 100% 100% Target Melanjutkan
balita gizi telah acara secara
buruk tercapai berkesinamb
mendapatkan ungan
perawatan
3. KIA/KB 1. Cakupan 100% 99,50% Target Belum 1.
kunjungan ibu belum adanya Pemantauan
hamil K4 tercapai integrasi ibu hamil
laporan yang anc di
kunjungan luar wilayah

46
K4 dengan bekerja sama
rumah sakit dengan
kader
2. Cakupan 100% 100% Target Melanjutkan
ibu hamil telah acara secara
dengan tercapai berkesinamb
komplikasi ungan
yang ditangani
3. Cakupan 100% 100% Target Melanjutkan
pertolongan telah acara secara
persalinan tercapai berkesinamb
oleh tenaga ungan
kesahatan
yang memiliki
kompetensi
kebidanan
4. Cakupan 100% 97,7% Target Kurangnya Melakukan
pelayanan belum koordinator koordinasi
nifas tercapai rumah sakit dengan
dengan rumah sakit
puskesmas yang berada
di wilayah
cakung
5. Cakupan 100% 100% Target Melanjutkan
neonates telah acara secara
dengan tercapai berkesinamb
komplikasi ungan
yang ditangani
6. Cakupan 100% 100% Target Melanjutkan
kunjungan telah acara secara
bayi tercapai berkesinamb
ungan
7. Cakupan 100% 63,5% Target Kurangnya Melakukan
peserta KB belum pengetahua penyuluhan
aktif tercapai n WUS mengenai
KB
4. Pencega PTM
han dan
1. Persentase 20% 0.70% Target 1. SDM 1. Road
Pengend
penduduk usia belum kurang show kanker
alian
15-59 tahun tercapai leher rahim
Penyakit 2. Sistem
yang dan kanker
(P2P) belum
diskrining

47
faktor resiko berdgining payudara
PTM dengan data
KPLDH/
epus
3. Belum
adanya
computer
yang
mendukung
untuk
mengolah
data
4.
Kurangnya
kesadaran
masyarakat
5. Alat
skrining
masih
kurang
2. Persentase 20% 1,42% Target 1. SDM 1.
penduduk belum kurang Menambah
penderita tercapai jumlah SDM
2. Sistem
hipertensi
belum 2. Input
yang
bridging manual data
mendapatkan
dengan data KPLDH
pelayanan
KPLDH/ dengan
kesehatan
epus konversi
sesuai
standard 3. Belum 3. Pengadaan
adanya computer
computer tahun 2019
yang
4.
mendukung
Memberikan
untuk
edukasi
mengolah
tentang
data
hipertensi
4.
Kurangnya
kesadaran
masyarakat
3. Persentase 20% 8,8% Target 1. SDM 1.
penduduk belum Menambah

48
penderita tercapai kurang jumlah SDM
Diabetes
2. Sistem 2. Input
mellitus yang
belum manual data
mendapatkan
bridging KPLDH
pelayanan
dengan data dengan
kesehatan
KPLDH/ konversi
sesuai standar
epus
3. Pengadaan
3. Belum computer
adanya tahun 2019
computer
4.
yang
Memberikan
mendukung
edukasi
untuk
tentang DM
mengolah
data
4.
Kurangnya
kesadaran
masyarakat
4. Persentase 50% 100% Target Melanjutkan
Puskesmas telah kegiatan
yang tercapai secara
melaksanakan berkesinamb
pelayanan ungan
penyakit tidak
menular
secara terpadu
PTM
5. Persentase 100% 100% Target Melanjutkan
kelurahan telah kegiatan
universal child tercapai secara
immunization berkesinamb
ungan
6. Persentase 70% 53,60% Target Kurangnya Melakukan
cakupan belum pengetahua penyuluhan
imunisasi tercapai n dan
lanjutan pada masyarakat sweeping
anak usia 12- tentang imunisasi
23 bulan imunisasi
booster
7. Persentase 45% 32,20% Target Puskesmas Koordinasi
kasus suspek belum kecamatan dengan

49
campak yang tercapai jauh dari petugas
dilakukan rumah survellans di
pengambilan puskesmas
specimen kelurahan
8. Accute 0 100% Target Melanjutkan
flaccid kejadian telah kegiatan
paralysis ercapai secara
(AFP) Rate berkesinamb
lebih dari ungan
sama dengan 2
per 100.000
penduduk usia
kurang dari 15
tahun
9. Persentase 100% 100% Target Melanjutkan
rumor telah kegiatan
kejadian luar tercapai secara
biasa (KLB) berkesinamb
dan/ atau KLB ungan
yang
dilakukan
investigasi
dalam waktu
kurang dari
atau sama
dengan 24 jam
5. Kesehata 1. Persentase 60% 29,8% Target Saran dan Gerakan IKL
n tempat-tempat belum prasaran dan
ingkunga umum (TTU) tercapai sanitasi melakukan
yang yang kurang pembinaan
memenuhi baik dan
syarat memenuhi
kesehatan standart
lingkungan
2. Persentase 30% 2,6 Target Saran dan Grebek IKL
tempat belum prasara dan
pengolahan tercapai sanitasi melakukan
makanan yang kurang pembinaan
(TPM) yang baik dan secara lintas
memenuhi memenuhi program dan
syarat standart lintas sector
kesehatan
lingkungan

50
3. Jumlah 1 100% Target Melanjutkan
kelurahan kelurahan telah kegiatan
yang / thn tercapai secara
melaksanakan berkesinamb
sanitasi total ungan
berbasis
masyarakat
(STBM)
4. Inspeksi 40 100% Target Melanjutkan
sanitasi rumah rumah/ telah kegiatan
tangga/ bulan tercapai secara
pemukiman berkesinamb
ungan
UKM PENGEMBANGAN
6. Usaha 1. Cakupan 100% 94% Target Saat Siswa yang
Kesehata penjaringan belum pelaksanaan belum di
n pada siswa SD tercapai skrining skrining
Sekolah dan setingkat banyak disarankan
murid tidak dating ke
hadir dan puskesmas
sakit saat
pelaksanaan
2. Pelatih 30% 0,60% Target Kurangnya 1. Pertemuan
Dokcil tingkat belum informasi Guru UKS
SD/ sederajat tercapai tentang
2.
KKS dan
Pembentuka
manfaatnya
n kader
kesehatan
sekolah
3. Pelatih 30% 0.70% Target Kurangnya 1. Pertemuan
KKR tingkat belum informasi Guru UKS
SMP/ tercapai tentang
2.
sederajat, KKS dan
Pembentuka
SMA/ manfaatnya
n kadet
sederajat
kesehtan
sekolah
7. Kesehata Persentase 60% 86,5 Target Melanjutkan
n Jiwa orang dengan telah kegiatan
gangguan jiwa tercapai secara
(ODGJ) berat berkesinamb
yang ungan
mendapatkan

51
pelayanan
kesehatan
sesuai standar
8. Kesehata Penemuan 100% 100 Target Melanjutkan
n Indra kasus di telah kegiatan
(mata) masyarakat tercapai secara
melalui berkesinamb
pemeriksaan ungan
visus/ refraksi
9. Pengobat 1. Persentase 100% 100 Target Melanjutkan
an penyehat telah kegiatan
tradision tradisional tercapai secara
al, yang berkesinamb
konplem dilakukan ungan
enter dan pengawasan
alternativ
2. 2x/ thn 100 Target Melanjutkan
e
Pembentukan telah kegiatan
asuhan tercapai secara
mandiri toga berkesinamb
dan ungan
akupresure

BAB IV
PENCAPAIAN PROGRAM DAN KEGIATAN UKM DI PUSKSMAS

NO UPAYA INDIKATOR TARGET Capaian MASALAH ANALISIS RTL


KESEHAT (%) TW IV MASALAH
AN

UKM ESENSIAL

52
1 Promosi 1. Proporsi 35% 35% Target telah Melanjutk
Kesehata keluarga tercapai an acara
n dan dengan indeks secara
PPSM keluarga sehat berkesina
(IKS) mbungan
berkategori
sehat
2. Presentase 60% 97% Target telah Melanjutk
permasalahan tercapai an acara
kesehatan secara
yang berkesina
diintervensi mbungan
oleh tim
KPLDH
3. Presentase 30% 69% Target telah Melanjutk
SKPD/UKPD tercapai an acara
Usaha secara
kesehatan berkesina
yang mbungan
mengkampany
ekan dan
melaksanakan
minimal 3
indikator
germas
4. Jumlah Kader/ 100% Target telah Melanjutk
kader yang kelurahan tercapai an acara
dilakukan / thn secara
orientasi berkesina
promosi mbungan
kesehatan bagi
kader
5. Jumlah Kelompo 100% Target telah Melanjutk
kelompok k/kelurah tercapai an acara
yang an/bln secara
dilakukan berkesina
penyuluhan mbungan
kesehatan
6. Jumlah 100% 97% Target belum Berkoordi
rumah tangga tercapai nasi
yang kunjungi dengan
sebagai kader
intervensi PIS- desawism

53
PK a dalam
kunjungan
rumah
warga
7. Proporsi 65% 70% Target telah Melanjutk
upaya tercapai an acara
kesehatan secara
berbasis berkesina
masyarakat mbungan
(UKBM) aktif
2. Gizi 1. Persentase 70% 83% Target telah Melanjutk
bayi usia tercapai an acara
kurang dari 6 secara
bulan berkesina
mendapatkan mbungan
ASI eksklusif
2. Persentase 85% 70% Target telah Edukasi
anak balita tercapai keluarga
kurus yang balita
mendapatkan
makanan
tambahan
3. Persentase 55% 69,3% Target telah Melanjutk
remaja putrid tercapai an acara
yang secara
mendapatkan berkesina
tablet mbungan
tambahan
darah (TTD)
4. Cakupan 100% 86% Target belum Edukasi
pemberian tercapai keluarga
makanan balita
pendamping
ASI pada anak
usia 6-24
bulan keluarga
miskin
5. Cakupan 100% 100% Target telah Melanjutk
balita gizi tercapai an acara
buruk secara
mendapatkan berkesina
perawatan mbungan

54
3. KIA/KB 1. Cakupan 100% 99,50% Target belum Belum 1.
kunjungan ibu tercapai adanya Pemantau
hamil K4 integrasi an ibu
laporan hamil
kunjungan yang anc
K4 dengan di luar
rumah sakit wilayah
bekerja
sama
dengan
kader
2. Cakupan 100% 100% Target telah Melanjutk
ibu hamil tercapai an acara
dengan secara
komplikasi berkesina
yang ditangani mbungan
3. Cakupan 100% 100% Target telah Melanjutk
pertolongan tercapai an acara
persalinan secara
oleh tenaga berkesina
kesahatan mbungan
yang memiliki
kompetensi
kebidanan
4. Cakupan 100% 97,7% Target belum Kurangnya Melakuka
pelayanan tercapai koordinator n
nifas rumah sakit koordinasi
dengan dengan
puskesmas rumah
sakit yang
berada di
wilayah
cakung
5. Cakupan 100% 100% Target telah Melanjutk
neonates tercapai an acara
dengan secara
komplikasi berkesina
yang ditangani mbungan
6. Cakupan 100% 100% Target telah Melanjutk
kunjungan tercapai an acara
bayi secara
berkesina
mbungan

55
7. Cakupan 100% 63,5% Target belum Kurangnya Melakuka
peserta KB tercapai pengetahuan n
aktif WUS penyuluha
n
mengenai
KB
4. Pencega PTM
han dan
1. Persentase 20% 0.70% Target belum 1. SDM 1. Road
Pengend
penduduk usia tercapai kurang show
alian
15-59 tahun kanker
Penyakit 2. Sistem
yang leher
(P2P) belum
diskrining rahim dan
berdgining
faktor resiko kanker
dengan data
PTM payudara
KPLDH/
epus
3. Belum
adanya
computer
yang
mendukung
untuk
mengolah
data
4.
Kurangnya
kesadaran
masyarakat
5. Alat
skrining
masih
kurang
2. Persentase 20% 1,42% Target belum 1. SDM 1.
penduduk tercapai kurang Menamba
penderita h jumlah
2. Sistem
hipertensi SDM
belum
yang
bridging 2. Input
mendapatkan
dengan data manual
pelayanan
KPLDH/ data
kesehatan
epus KPLDH
sesuai standar
dengan
3. Belum
konversi
adanya

56
computer 3.
yang Pengadaan
mendukung computer
untuk tahun
mengolah 2019
data
4.
4. Memberik
Kurangnya an edukasi
kesadaran tentang
masyarakat hipertensi
3. Persentase 20% 8,8% Target belum 1. SDM 1.
penduduk tercapai kurang Menamba
penderita h jumlah
2. Sistem
Diabetes SDM
belum
mellitus yang
bridging 2. Input
mendapatkan
dengan data manual
pelayanan
KPLDH/ data
kesehatan
epus KPLDH
sesuai standar
dengan
3. Belum
konversi
adanya
computer 3.
yang Pengadaan
mendukung computer
untuk tahun
mengolah 2019
data
4.
4. Memberik
Kurangnya an edukasi
kesadaran tentang
masyarakat DM
4. Persentase 50% 100% Target telah Melanjutk
Puskesmas tercapai an
yang kegiatan
melaksanakan secara
pelayanan berkesina
penyakit tidak mbungan
menular
secara terpadu
PM
5. Persentase 100% 100% Target telah Melanjutk
kelurahan tercapai an
universal child kegiatan

57
immunization secara
berkesina
mbungan
6. Persentase 70% 53,60% Target belum Kurangnya Melakuka
cakupan tercapai pengetahuan n
imunisasi masyarakat penyuluha
lanjutan pada tentang n dan
anak usia 12- imunisasi sweeping
23 bulan booster imunisasi
7. Persentase 45% 32,20% Target belum Puskesmas Koordinas
kasus suspek tercapai kecamatan i dengan
campak yang jauh dari petugas
dilakukan rumah survellans
pengambilan di
specimen puskesmas
kelurahan
8. Accute 0 100% Target telah Melanjutk
flaccid kejadian ercapai an
paralysis kegiatan
(AFP) Rate secara
lebih dari berkesina
sama dengan 2 mbungan
per 100.000
penduduk usia
kurang dari 15
tahun
9. Persentase 100% 100% Target telah Melanjutk
rumor tercapai an
kejadian luar kegiatan
biasa (KLB) secara
dan/ atau KLB berkesina
yang mbungan
dilakukan
investigasi
dalam waktu
kurang dari
atau sama
dengan 24 jam
5. Kesehata 1. Persentase 60% 29,8% Target belum Saran dan Gerakan
n tempat-tempat tercapai prasaran IKL dan
ingkunga umum (TTU) sanitasi melakuka
yang yang kurang n
memenuhi baik dan pembinaa

58
syarat memenuhi n
kesehatan standart
lingkungan
2. Persentase 30% 2,6 Target belum Saran dan Grebek
tempat tercapai prasara IKL dan
pengolahan sanitasi melakuka
makanan yang kurang n
(TPM) yang baik dan pembinaa
memenuhi memenuhi n secara
syarat standart lintas
kesehatan program
lingkungan dan lintas
sector
3. Jumlah 1 100% Target telah Melanjutk
kelurahan kelurahan tercapai an
yang / thn kegiatan
melaksanakan secara
sanitasi total berkesina
berbasis mbungan
masyarakat
(STBM)
4. Inspeksi 40 100% Target telah Melanjutk
sanitasi rumah rumah/ tercapai an
tangga/ bulan kegiatan
pemukiman secara
berkesina
mbungan
UKM PENGEMBANGAN
6. Usaha 1. Cakupan 100% 94% Target belum Saat Siswa
Kesehata penjaringan tercapai pelaksanaan yang
n pada siswa SD skrining belum di
Sekolah dan setingkat banyak skrining
murid tidak disarankan
hadir dan dating ke
sakit saat puskesmas
pelaksanaan
2. Pelatih 30% 0,60% Target belum Kurangnya 1.
Dokcil tingkat tercapai informasi Pertemuan
SD/ sederajat tentang Guru UKS
KKS dan
2.
manfaatnya
Pembentu
kan kader

59
kesehatan
sekolah
3. Pelatih 30% 0.70% Target belum Kurangnya 1.
KKR tingkat tercapai informasi Pertemuan
SMP/ tentang Guru UKS
sederajat, KKS dan
2.
SMA/ manfaatnya
Pembentu
sederajat
kan kadet
kesehtan
sekolah
7. Kesehata Persentase 60% 86,5 Target telah Melanjutk
n Jiwa orang dengan tercapai an
gangguan jiwa kegiatan
(ODGJ) berat secara
yang berkesina
mendapatkan mbungan
pelayanan
kesehatan
sesuai standar
8. Kesehata Penemuan 100% 100 Target telah Melanjutk
n Indra kasus di tercapai an
(mata) masyarakat kegiatan
melalui secara
pemeriksaan berkesina
visus/ refraksi mbungan
9. Pengobat 1. Persentase 100% 100 Target telah Melanjutk
an penyehat tercapai an
tradision tradisional kegiatan
al, yang secara
konplem dilakukan berkesina
enter dan pengawasan mbungan
alternativ
2. 2x/ thn 100 Target telah Melanjutk
e
Pembentukan tercapai an
asuhan kegiatan
mandiri toga secara
dan berkesina
akupresure mbungan

60
BAB V
PENUTUP

Puskesmas Kecamatan Cakung terletak di wilayah Kelurahan Jatinegara, yang


dibagi menjadi tujuh kelurahan yaitu: Kelurahan Jatinegara, Kelurahan Rawa
Terate, Kelurahan Cakung Barat, Kelurahan Cakung Timur, Kelurahan Ujung
Menteng, Kelurahan Pulo Gebang, dan Kelurahan Penggilingan.
Puskesmas kecamatan cakung ini mempunyai visi untuk menjadikan
puskesmas terbaik kebanggan DKI Jakarta. Diwujudkannya melalui program-
program puskesmas yang terbagi menjadi program perorangan dan program
kelompok, yang pelaksanaannya menjadi program wajib, pelaksanaan program
pengembangan, dan program unggulan.
Program yang dilaksanakan oleh Puskesmas Kecamatan Cakung terdiri dari 9
program, yaitu terdiri dari : Promosi Kesehatan dan PPSM, Gizi, KIA atau KB,
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Kesehatan Lingkungan, Usaha
Kesehatan Sekolah, Kesehatan Jiwa, Kesehatan Indera (Mata), Pengobatan
tradisional, Komplemen dan alternatif.
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat ternyata
masih menyimpan berbagai permasalahan yang kini dikeluhkan oleh masyarakat.
Tidak hanya dilihat dari segi sarana dan prasarana yang kurang memadai, tetapi
juga dari segi tenaga medis yang demikian pula adanya. Oleh karena itu,
diperlukan perhatian khusus dari pemerintah dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat serta komitmen untuk merubah sistem pelayanan
puskesmas yang dinilai buruk oleh masyarakat. Selain itu, puskesmas juga harus
memiliki starndar pelayanan yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat
untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Namun sebagian
besar puskesmas cakung memenuhi beberapa indikator dan mencapai target,
diharapkan kedepannya puskesmas kecamatan cakung bisa memaksimalkan
pelayanan kesehatan yang prima.

61
DAFTAR PUSTAKA

Tim Puskesmas. 2018. Buku Laporan Tahunan 2018. Jakarta : Puskesmas Kecamatan
Cakung
Roza, Miranda. 2016. Laporan PKL Puskesmas Duren Sawit.
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://id.scribd.co
m/document/317825901/LAPORAN-PKL-PUSKESMAS-DUREN-SAWIT-
2016-
docx&ved=2ahUKEwi5ouDX7pLlAhUlIbcAHXkdAXYQFjAOegQIARAB&
usg=AOvVaw0B64PUCD2c9yAqKDZrM-F-&cshid=1570754983794 (Di
akses pada tanggal 10 Oktober 2019)

62

Anda mungkin juga menyukai