Anda di halaman 1dari 9

PENGEMBANGAN KREATIVITAS PADA ANAK USIA DINI MELALUI

AKTIVITAS BERMAIN

Dewi Nilam Sari


S2 PAUD, Universitas Negeri Padang

Abstrak
Kreativitas merupakan salah satu potensi anak yang harus dikembangkan sejak dini.
Setiap anak memiliki bakat kreatif, bila ditinjau dari segi pendidikan, bakat kreatif dapat
dikembangkan, oleh karena itu perlu dipupuk sejak usia dini. Melalui aktivitas bermain
yang sistematis dan disesuaikan dengan kelompok usia pertumbuhan dan perkembangan
maka potensi kreativitas anak akan berkembang secara optimal. Bermain sangat penting
bagi anak. Penting bagi pertumbuhan dan perkembangannya. Herbert Spencer (Catron &
Allen, 1999) menyatakan bahwa anak bermain karena mereka punya energi berlebih. Anak
bermain karena mereka berinteraksi guna belajar mengkreasikan pengetahuan. Jadi
bermain sangat besar sumbangannya terhadap daya kreativitas anak usia dini. Setiap
individu memiliki beragam kemampuan yang berbeda. Bercermin dari keragaman
kemampuan yang berbeda itu, hendaknya perlu dilakukan berbagai cara dalam
mengembangkan kemampuan tersebut. Kreativitas merupakan suatu kemampuan yang
penting untuk dikembangkan, pun di berbagai elemen pendidikan. Dalam hal ini, para
pendidik memegang peranan yang penting untuk mengembangkan kemampuan tersebut.
Kreativitas sangat penting untuk dikembangkan, karena kreativitas memiliki pengaruh besar
dan cukup memberi andil dalam kehidupan seseorang, misalnya dalam prestasi akademik.
Kreativitas merupakan suatu kemampuan yang tidak dibawa sejak lahir, namun dapat
dipelajari dan dikembangkan, sehingga kemampuan ini dapat dikembangkan sejak dini. Hal
tersebut dikarenakan masa-masa usia dini merupakan masa golden age, yang merupakan
pondasi dari tahapan usia yang selanjutnya.

Kata kunci: Anak usia dini, kreativitas, aktivitas bermain

Abstract
Creativity is one of the potential of children that must be developed early. Every child has a
creative talent, if viewed in terms of education, creative talent can be developed, because it
needs to be nurtured from an early age. Through systematic play activities and adapted to
the age groups of growth and development, the child's creativity potential will develop
optimally. Playing is very important for children. Important for its growth and development.
Herbert Spencer (Catron & Allen, 1999) states that children play because they have excess
energy. Children play because they interact to learn to create knowledge. So playing is very
much a contribution to the creativity of early childhood. Every individual has a variety of
different abilities. Reflecting on the diversity of different abilities, it should be done various
ways to develop these abilities. Creativity is an important ability to be developed, even in
various elements of education. In this case, educators play an important role in developing
these abilities. Creativity is very important to be developed, because creativity has a big
influence and is enough to contribute to one's life, for example in academic achievement.
Creativity is an ability that is not born from birth, but can be learned and developed, so that
this ability can be developed early. This is because early childhood is a golden age, which is
the foundation of the next stages of age.

Keywords: Early childhood, creativity, play activities


Pendahuluan belajar” slogan ini sangat sesuai de- ngan
Layanan pendidikan kepada anak karakteristik kurikulum untuk anak usia
usia dini merupakan dasar yang sa- ngat dini, terutama kurikulum untuk anak
berpengaruh terhadap perkembangan anak Taman Kanak-Kanak. Bermain,
selanjutnya sampai dewasa. Hal ini disebutkan dalam kurikulum merupakan
diperkuat oleh Hurlock (1991: 27) bahwa pendekatan dalam melaksanakan kegiatan
tahun-tahun awal kehidupan anak meru- pembelajaran pada anak usia dini.
pakan dasar yang cenderung bertahan dan Upaya-upaya pendidikan yang diberikan
mempengaruhi sikap dan perilaku anak oleh pendidik hendaknya di- lakukan
sepanjang hidupnya. dalam situasi yang menyenangkan, dan
Hasil penelitian di bidang neurologi menggunakan strategi metode, materi,/
yang dilakukan Benyamin S. Bloom, se- bahan, media yang menarik, serta mudah
orang ahli pendidikan dari Universitas diikuti oleh anak. Melalui bermain anak
Chicago, Amerika Serikat (Diktentis, diajak untuk bereksplorasi, menemukan,
2003: dan memanfaatkan objek-objek yang dekat
1), mengemukakan bahwa pertumbuhan dengannya, sehingga pembelajaran
sel jaringan otak pada anak usia 0 – 4 menjadi bermakna (Puskur Balitbang,
tahun mencapai 50%, hingga usia 8 tahun 2002).
menca- pai 80%. Maka masa kanak-kanak Salah satu potensi yang dimiliki anak
dari usia adalah kreativitas. Kreativitas anak usia
0 – 8 tahun disebut masa emas (Golden dini dapat dikembangkan melalui bermain,
Age) hal ini diperkuat dengan penelitiannya
yang hanya terjadi sekali dalam perkemba- Munandar (2004: 94) bahwa
ngan kehidupan manusia sehingga menunjukan hubungan yang erat
sangatlah penting untuk merangsang antara sikap bermain dan
pertumbuhan kecerdasan otak anak kreativitas. Vygotsky (Sofia Hartati.
dengan memberikan perhatian terhadap 2005: 15-16) meyakini bahwa bermain
kesehatan anak, pe- nyediaan gizi yang mengarahkan perkembangan. Bermain
cukup, dan pelayanan pendidikan. memberikan suatu konteks bagi anak
Layanan pendidikan untuk anak usia untuk mempraktekan keterampilan-
dini dalam tulisan ini adalah dengan keterampilan yang baru diperoleh dan juga
pendekatan bermain. Bermain sambil untuk ber- fungsi pada puncak
belajar merupakan sebuah slogan yang kemampuan mereka yang berkembang
harus dimaknai sebagai satu kesatuan, untuk mengambil peran- peran sosial
yakni belajar yang dilakukan anak adalah baru, mencoba tugas-tugas baru dan
melalui bermain. “Bermain sambil menantang, serta memecahkan masalah-
masalah yang kompleks. yang seimbang sebagai peletak dasar yang
Selain itu untuk mendukung tepat guna pembentukan pribadi yang
perkembangan kog- nitif, bermain utuh.
memerankan fungsi-fungsi penting dalam Pengertian anak usia dini memiliki
perkembangan fisik, emosi, dan sosial batasan usia dan pemahaman yang
anak. Anak mengekspresikan dan beragam, tergantung dari sudut pandang
mengemukakan ide-ide, pikiran, dan yang diguna- kan. Secara tradisional
perasaan mereka ketika terlibat dalam ber- pemahaman tentang anak sering
main simbolik. Selama bermain anak dapat diidentifikasikan sebagai manu- sia dewasa
belajar mengendalikan emosi, berinteraksi mini, masih polos dan belum bisa apa- apa
dengan yang lain, memecahkan konflik, atau dengan kata lain belum mampu
dan memperoleh rasa berkemampuan. berfikir. Pemahaman lain tentang anak
Melalui bermain, anak juga dapat usia dini adalah anak merupakan manusia
mengembangkan imajinasi dan kreativitas kecil yang memiliki potensi yang masih
anak. Oleh karena itu, bermain yang harus dikembangkan. Hurlock (1980),
dilakukan oleh anak dan didukung oleh masa anak usia dini dimulai stelah bayi
guru merupakan komponen yang esensial yang penuh dengan ketergantungan, yaitu
dari pembelajaran berorientasi pada kira-kira usia 2 tahun sampai saat
perkembangan. anak matang secara seksual. Ia
memiliki karakteristik tertentu yang khas
Anak Usia Dini dan tidak sama dengan orang dewasa serta
Definisi anak usia dini yang akan berkembang menjadi manusia
dikemu- kan oleh NAEYC (National dewasa seutuhnya.
Assosiation Education for Young Karakteristik anak usia dini yang khas
Chlidren) adalah sekelompok individu menurut Richard D. Kellough (1996)
yang berada pada rentang usia antara 0 adalah: (1) Anak itu ber- sifat Egosentris,
– 8 tahun. Anak usia dini merupakan ia cenderung melihat dan memahami
sekelompok manusia yang berada dalam sesuatu dari sudut pandang dan
proses pertumbuhan dan perkembangan. kepentingannya sendiri. Hal ini dapat
Pada usia tersebut para ahli menyebutnya dilihat dari perilakunya seperti masih
sebagai masa emas (Golden Age) yang berebut alat- alat mainan, menangis bila
hanya terjadi satu kali dalam menghendaki sesuatu yang tidak dipenuhi
perkembangan kehidupan manusia. Per- oleh orang tuanya, atau memaksakan
tumbuhan dan perkembangan anak usia sesuatu terhadap orang lain. Karakteristik
dini perlu diarahkan pada fisik, kognitif, seperti ini terkait dengan perkembangan
sosio- emosional, bahasa, dan kreativitas kognitifnya yang menurut Piaget
disebutkan bahwa anak usia dini sedang Anak Umumnya Kaya Dengan Fantasi,
berada pada fase transisi dari fase Anak senang dengan hal-hal yang
praoperasional (2-7) ke fase op- erasional bersifat imajinasi, sehingga pada
konkret (7-11). (2) Anak Memi- liki umumnya ia kaya dengan fantasi. Anak
Rasa Ingin Tahu Yang Besar, Menurut dapat bercerita me- lebihi pengalaman-
persepsi anak, dunia ini dipenuhi dengan pengalaman aktualnya atau kadang
hal-hal yang menarik dan menakjubkan. bertanya hal-hal gaib sekalipun. Hal ini
Hal ini menimbulkan rasa keingintahuan disebabkan imajinasi anak berkem- bang
anak yang tinggi. Rasa keingintahuan san- melebihi apa yang dilihatnya.
gatlah bervariasi, tergantung dengan apa Sebagai contoh, ketika anak melihat
yang menarik perhatiannya. gambar sebuah robot, maka imajinasinya
Sebagai contoh, anak lebih berkembang ba- gaimana robot itu berjalan
tertarik dengan benda yang menimbulkan dan bertempur dan seterusnya. (6) Anak
akibat dari pada benda yang terjadi memiliki daya konsentrasi yang pendek,
dengan sendirinya. (3) Anak adalah Pada umumnya anak sulit untuk
Mahluk Sosial, Anak senang diterima berkonsentrasi pada suatu kegiatan dalam
dan berada dengan teman jangka waktu yang lama. Ia selalu cepat
sebayanya. Mereka senang bekerja sama mengalihkan perhatian pada suatu
dalam membuat ren- cana dan kegiatan dalam jangka waktu yang
menyelesaikan pekerjaannya. Mereka lama. Ia selalu cepat mengalihkan perha-
secara bersama saling memberikan tian pada kegiatan lain, kecuali memang
semangat dengan sesama temannya. Anak kegiatan tersebut selain menyenangkan
membangun konsep diri sendiri melalui in- juga bervariasi dan tidak membosankan.
teraksi sosial. Ia akan membangun Menu- rut Berg (1988) disebutkan bahwa
kepuasan melalui penghargaan diri ketika sepuluh menit adalah waktu yang wajar
diberikan kesempatan untuk bekerjasama bagi anak usia sekitar 5 tahun untuk dapat
dengan temannya. (4) Anak Bersifat duduk dan memperhatikan sesuatu secara
Unik, Anak merupakan individu yang nyaman.
unik di mana masing-masing memiliki Daya perhatian yang pendek membuat
bawaan, minat, kapabilitas, dan latar ia sangat sulit untuk duduk dan
belakang kehidupan yang berseda satu memperhati- kan sesuatu untuk jangka
dengan yang lainnya. Di samping waktu yang lama, kecuali terhadap hal-hal
memiliki kesamaan, menurut Bredekamp yang menyenang- kan, pembelajaran dapat
(1987), anak juga memiliki keunikan dilakukan dengan menggunakan
tersendiri seperti dalam gaya be- lajar, pendekatan yang bervariasi dan
minat, dan latar belakang keluarga. (5) menyenangkan. (7) Anak merupakan masa
belajar yang paling potensial, Masa hal yang bermakna dan bermanfaat.
usia dini disebut sebagai masa golden Endang Rini Sukamti (2010:
age atau magic years, NAEYC(1992) 53) kreativitas adalah kemampuan untuk
menge- mukan bahwa masa-masa awal menciptakan sesuatu yang baru atau suatu
kehidupan tersebut sebagai masa-masanya kombinasi baru berdasarkan unsur-unsur
belajar den- gan slogannya: “Early Years yang telah ada sebelumnya menjadi
are Learning Years”. Hal ini disebabkan se suatu yang yang bermakna atau
bahwa selama rentang waktu usia dini, bermanfaat. Dari penjelasan di atas, dapat
anak mengalami berbagai pertumbuhan disimpulkan bahwa kreativitas adalah
dan perkembangan yang sangat cepat kemampuan untuk menciptakan sesuatu
dan pesat pada berbagai aspek. Pada yang baru berdasarkan ide, gagasan yang
periode ini hampir seluruh potensi anak dikombinasikan dari hasil penemuan-
mengalami masa peka untuk tumbuh dan penemuan sebelumnya, akhirnya menjadi
berkembang secara cepat dan hebat. Oleh karya baru yang berguna. Keberhasilan
karena itu, pada masa ini anak sangat kreativitas menurut Amabile (Munandar,
membutuhkan stimulasi dan rang- sangan 2004: 77) adalah persim- pangan
dari lingkungannya (intersection) antara keterampilan anak
dalam bidang tertentu (domain skills),
Kreativitas keterampilan berfikir dan bekerja kreatif,
Kreativitas adalah suatu kondisi, sikap dan motivasi instrinsik. Persimpangan
atau keadaan yang sangat khusus krea- tivitas tersebut, yang disebut dengan
sifatnya dan hampir tidak mungkin teori persimpangan kreativitas (creativity
dirumuskan secara tuntas. Ada beberapa inter- section).
pengertian menurut para ahli tentang Proses berfikir kreatif, gambaran me-
kreativitas, menu- rut Supriyadi (2001: 7) ngenai bagaimana dan kapan proses krea-
kreativitas adalah kemampuan seseorang tif sedang berjalan teramat abstrak untuk
untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik dijelaskan. Proses kreatif berjalan bersifat
berupa gagasan maupun karya nyata, yang misterius, personal, dan subyektif. Menu-
relatif berbeda dengan apa yang telah rut Wallas ada empat tahap dalam proses
ada sebelumnya. kreatif yaitu: (1) Persiapan, adalah tahap
Munandar (1995) mendefinisikan pengumpulan informasi atau data sebagai
kreativi- tas sebagai kemampuan untuk bahan untuk memecahkan masalah. Dalam
membuat kombinasi-kombinasi baru, tahap ini terjadi percobaan-percobaan atas
asosiasi baru berdasarkan bahan, dasar berbagai pemikiran kemungkinan
informasi, data atau elemen-elemen yang pemecahan masalah yang dihadapinya. (2)
yang sudah ada sebe- lumnya menjadi hal- Inkubasi, adalah tahap dieraminya proses
pemecahan masalah dalam alam prasadar. para ahli tentang definisi bermain, dapat
Tahap ini berlangsung dalam waktu tak disimpulkan bahwa bermain merupakan
menentu, bisa lama, dan bisa juga suatu kegiatan yang dapat merangsang
sebentar. Dalam tahap ini ada kreativitas serta daya fikir anak secara
kemungkinan terjadi proses pelupaan op- timal tanpa anak tersebut merasa
terhadap konteksnya, dan akan teringat terpaksa untuk melakukannya.
lagi pada saat berakhirnya tahap Kegiatan bermain untuk bagi anak-
pengeraman dan munculnya masa anak dapat memberi pelajaran atau
berikutnya. (3) Iluminasi, yaitu tahap pengalaman bagaimana beradaptasi baik
mun- culnya inspirasi atau gagasan- itu dengan lingkungan, orang lain,
gagasan untuk memecahkan masalah. maupun dengan dirinya sendiri. Dalam
Dalam tahap ini muncul bentuk-bentuk kegiatan bermain anak-anak tidak
cetusan spontan. (4) Verifikasi, adalah sungguh-sungguh, melainkan bertindak
tahap munculnya aktivitas evaluasi sesuai perannya, akan tetapi walaupun
terhadap gagasan kritis, yang sudah mulai demikian bermain merupakan suatu hal
dicocokan dengan keadaan nyata atau yang serius bagi mereka.
kondisi realita.

Pengembangan Kreativitas melalui


Bermain Bermain
Pengertian bermain, Terdapat beberapa Bermain merupakan cara yang paling
ahli yang mengemukakan pendapatnya baik untuk mengembangkan kemampuan
mengenai bermain, Hurlock dalam Tad- anak. Mulai bermain secara alamiah anak
kiroatun Musfiroh (2008 : 1) menemukan lingkungan, orang lain dan
mengemuka- kan bahwa bermain adalah dirinya sendiri. Dalam bermain anak-anak
kegiatan yang dilakukan atas dasar suatu dapat menghargai perasaan orang lain dan
kesenangan dan tanpa mempertimbangkan merasakan kepercayaan diri mereka dalam
hasil akhir. Kegiatan tersebut dilakukan proses yang dinamis, hal-hal yang
secara suka rela, tanpa paksaan atau terpen- ting untuk dirinya dan pengalaman
tekanan dari pihak luar. Plato, Aristoteles, bermain yang positif (Caplan & Caplan,
Frobel dalam Mayke S. (2007: 2) 1974 da- lam Carrol, 1992). Bagi anak-
menganggap bermain sebagai kegiatan anak dunia bermain adalah dunia
yang mempunyai nilai praktis. Artinya mereka. Bermain mempengaruhi pikiran,
bermain digunakan sebagai media untuk mental, kematangan emosional dan
meningkatkan keterampilan dan ke- perkembangan jiwa mereka. Saat bermain
mampuan tertentu pada anak. anak merasa bebas menemu- kan
Berdasarkan pendapat dari beberapa dunianya sendiri dalam berkarya dan
merasa berkaya. anak. Kegiatan-kegiatan kreatif tersebut
Bermain menyediakan kesempatan tidak hanya terbatas pada ekspresi seni,
untuk melahirkan ide-ide dan memper- namun aktivitas kelas di setiap aspek ke-
luas ide-ide baru. Ide-ide tersebut untuk giatan memiliki potensi untuk mengangkat
diujicobakan di dalam suasana yang tidak kreativitas jika guru dan materi yang
konduksif untuk mengembangkan kemam- disa- jikan dapat meningkatkan eksplorasi,
puan mengembangkan masalah anak-anak ide- ide baru dan solusi pemecah masalah.
(Sawyers, Moran, dan Tegano, 1986). De- Jadi, perkembangan kreativitas anak
ngan demikian dalam bermain akan merupakan lanjutan dari proses
tumbuh daya kreativitas. Kreativitas pembelajaran melalui permainan yang
dikembangkan melalui pengalaman didukung oleh sarana- sarana bermain
bermain yang imaji- natif, membiarkan yang ada dan lingkungan belajar yang
anak-anak untuk terlibat dalam bermain flesibel (Papler, 1986, 1986; dalam Carol,
peran untuk menghasilkan ide-ide yang 1992).
baru dan inovatif dalam proses bermain Bermain sangat penting bagi
peran (Curry, and Arnaud,1984). Anak perkembangan anak pada semua fase
usia dini yang terlibat dalam perkembang- an. Berbagai penelitian
pembelajaran imajinatif diharapkan menunjukan bahwa permainan imajinasi
mampu menghasilkan respon yang (bermain simbolis) da- pat
sesungguhnya terhadap tugas-tugas mengembangkan berbagai kemampuan,
kreativitas (Moren, Sawyer, Fu, dan termasuk kreativitas, perkembangan daya
Milgram, 19884). Ling- kungan bermain ingat, kerja sama, penerimaan kosa kata,
tidak selalu menyertakan harapan-harapan persahabatan, dan pengendalian diri.
yang pasti bagi tingkah laku anak dan Kreativitas bukanlah sebagai perkem-
pendidikannya di masa datang. Oleh bangan tambahan; tapi komponen utuh
karena itu, selalu ada resiko tidak setuju dari lingkungan bermain yang spontan dan
dengan keadaan dan melahirkan berbagai potensial. Kreativitas merupakan
ide yang berbeda yang merupakan aspek tetap dalam semua aspek
komponen penting dari perkembangan. Oleh karenanya, sebuah
perkembangan kreativitas anak pembelajaran tidak hanya terfokus pada
(Starkwather, 1971). satu area; akan tetapi harus mendukung
Demikian besar peran bermain dalam dan menguatkan perkem- bangan anak di
kehidupan anak sebagaimana diungkapkan segala aspek. Lingkungan bermain yang
oleh banyak ahli tersebut, dapat disim- kreatif adalah dasar filosofi dari suatu
pulkan bahwa bermain merupakan sarana bentuk pembelajaran yang dapat
utama dalam pengembangan kreativitas mengembangkan kreatifitas pada anak
usia dini. dini. Bakat kreatif, dapat dikembangkan,
Kegiatan bermain yang dilakukan melalui aktivitas bermain yang sistematis,
anak pada dasarnya mencerminkan paedagogis, teratur, terencana dan
tingkat, tingkat perkembangan disesuai- kan dengan kelompok usia
mereka. Berikut akan diuraikan tentang pertumbuhan dan perkembangan maka
tahapan bermain dari beberapa ahli. potensi kreativitas anak akan berkembang
Sesuai dengan tingkat usia seorang secara optimal. Ber- main sangat penting
anak, Sofia Hartati (2005: 92) membagi bagi anak. Penting bagi pertumbuhan dan
tahapan bermain di bagi menjadi tiga perkembangan mereka. Dengan bermain
tahap, yaitu: berkembangan anak akan tercapai secara
1. Exploration Play (0 – 2 tahun); optimal. Bermain merupa- kan cara
Dalam tahap ini anak sudah mulai timbul yang paling baik untuk mengem-
rasa ingintahunya untuk menjelajahi dunia bangkan kreativitas anak usia dini.
sekitar dan dirinya sendiri. Anak akan
bergerak ke sana ke mari hanya untuk
memuaskan rasa ingin tahunya, di-
lakukan tanpa aturan serta tujuan yang
jelas.
Daftar Pusaka
2. Competency Play (3 – 6 tahun);
Akbar R, dkk. (2001). Kreativitas. Jakarta:
adalah
Gramedia Widiasarana Indonesia.
tahap anak melakukan aktivitas dengan
cara meniru orang lain yang dilihatnya. Catron, Carol E. & Allen, Jan (1999).

Pada tahap ini anak sudah mulai mampu Early Childhood Curriculum A creative-

untuk mencapai tingkat keterampilan Play Modell. New Jersey: Prentice-Hall.

tertentu, misalnya cara memegang s atau


Direktorat Tenaga Teknis. (2003). Pertum-
pensil.
buhan dan Perkembangan Anak Usia
3. Achievement Play (7 – 10
0 – 6 Tahun, Jakarta: PT Grasindo.
tahun); adalah tahap permainan di mana
anak sudah mulai melakukan kegiatan Hartati, S. (2005). Perkembangan Belajar

bermain yang sifatnya kompetitif. pada Anak Usia Dini. Depdiknas Dirjen

Kegiatan ini dilakukan karena anak sudah Dikti. Jakarta

ingin menunjukan pretasinya.


http:// w w w. a nn ea hi r a . c om/p er m a in a n /
per mainan-tradisional.html
Kesimpulan
Hurlock, Elizabeth B. Psikologi Perkem-
Kreativitas merupakan salah satu po-
bangan, terjemahan Istiwidayanti dan
tensi anak yang harus dikembangkan sejak
Soejarwo. Jakarta: Erlangga, 1996 Balitbang, Depdiknas.

Munandar, Utami S.C. (1992). Mengem- Semiawan, C.R. (2002). Belajar dan
bangkan Bakat dan Kreativitas Anak Pembelajaran dalam Taraf Usia Dini:
Sekolah. Jakarta : PT Grasindo Musfiroh, Pendidikan.
T. (2008). Cerdas Melalui Ber- main,
Sukamti, Endang R. dkk. (2010).
Jakarta: PT Grasindo.
Bermain dan Kreativitas sebagai Fondasi
Puskur Balitbang, 2002a. Kurikulum Ber- bagi Tumbuh Kembang Anak Usia Dini.
basis Kompetensi untuk Taman Kanak- FIK UNY: Yogyakarta
kanak, Sekolah Dasar, dan Sekolah
Supriyadi, D. (2001). Kreativitas Kebu-
Men en gah : k ebij ak a n k uru
dayaan & Perkembangan iptek, Bandung.
kulu m . Jakarta: Pusat Kurikulum

Anda mungkin juga menyukai