Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perkembangan anak adalah bertambahnya kemampuan(skill) dalamstruktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dandapat diramalkan, sebagai
hasil dari pematangan.Di sini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh,
jaringantubuh, organ-organ dan sistem yang berkembang sedemikian rupa per-
kembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksidengan
lingkungannya.Biasanya perkembangan anak diikuti pertumbuhan sehingga lebihoptimal
dan tergantung pada potensi biologik seseorang. Potensi tersebutmerupakan hasil
interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan, yaitu faktor genetik, lingkungan bio –
fisiko – psiko – social dan perilaku. Proses yangunik dan hasil akhir yang berbeda-beda
yang memberikan ciri tersendiri pada setiap anak.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah, yang akan dibahas di dalam makalah ini, adalah antara lain:
1. Apa konsep dari perkembangan anak?
2. Apa definisi perkembangan anak?
3. Aspek-aspek apa saja yang mempengaruhi perkembangan anak?
4. Prinsip sepertiapa yng mempengaruhi kembang pada anak?
5. Tahapan-tahapan apa saja yang mempengaruhi perkembangan anak?
6. Kareteristik seperti apa yang mempengaruhi perkembangan bayi dan anak?
7. Apa saja tugas-tugas perkembangan bayi dan anak?
8. Teori perkembangan apa saja yang mempengaruhi perkembangan anak?
C. TUJUAN
Adapun beberapa tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Tujuan umum
“Untuk mengetahui perkembangan bayi”
2. Tujuan khusus
a. Untuk megetahui konsep perkembangan anak
b. Untuk mengetahui definisi perkembangan anak
c. Untuk mengetahui aspek-aspek perkembangan anaak

1
d. Untuk mengetahui prinsip perkembangan pada anak
e. Untuk mengetahui tahapan perkembangan anak
f. Untuk mengetahui tugas-tugas perkembngan bayi
g. Untuk mengetahui teori perkembangan bayi

2
BAB II
PEMBAHASAAN

A. KONSEP PERKEMBANGAN ANAK


Konsep-konsep dasar yang berkenaan dengan perkembangan anak adalah
pertumbuhan, kematangan, kedewasaan, perkembangan dan perkembangan yang
normal. Pada dasarnya perkembangan merujuk pada perubahan fisik yang meliputi
perkembangan biologis dasar (pembuahan ovum oleh sperma) dan perkembangan
psikis meliputi kognitif, emosi, sosial, dan moral
B. DEFINISI PERKEMBANGAN
Istilah “perkembangan” (development) dalam psikologi merupakan sebuah
konsep yang cukup rumit dan kompleks. Di dalamnya terkandung banyak
dimensi. Oleh sebab itu, untuk dapat memahami konsep perkembangan, perlu
terlebih dahulu memahami beberapa konsep lain yang terkandung di dalamnya,
diantaranya adalah pertumbuhan, kematangan, dan perubahan. Menurut Monks
dkk, mengartikan perkembangan sebagai “suatu proses ke arah yang lebih
sempurna dan tidak dapat terulang kembali. Perkembangan menunjuk pada
perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.” Perkembangan
juga dapat diartikan sebagai “proses yang kekal dan tetap menuju ke arah suatu
organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan,
pematangan, dan belajar.”
Pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohani yang disebut di atas, sebenarnya
merupakan satu kesatuan dalam diri manusia yang saling mempengaruhi satu sama
lain. Laju perkembangan rohani dipengaruhi oleh laju pertumbuhan jasmani,
demikian juga sebaliknya. Pertumbuhan dan perkembangan itu pada umumnya
berjalan selaras dan pada tahap-tahap tertentu menghasilkan “kematangan”, baik
kematangan jasmani maupun kematangan mental.

C. INDIKATOR/ASPEK PERKEMBANGAN

Perkembangan berhubungan dengan keseluruhan kepribadian


individu, karena kepribadian individu membentuk satu kesatuan yang
terintegrasi. Kesatupaduan kepribadian ini sebenarnya sukar dipisah-pisahkan, tetapi

3
untuk sekedar membantu mempermudah dalam memepelajari dan memahaminya,
pembahasan aspek demi aspek bisa dilakukan

1. Aspek Fisik dan Motorik


Aspek ini mengalami perkembangan yang sangat menonjol adalah pada
awal kehidupan anak, yaitu pada saat dalam kandungan dan tahun- tahun
pertama kehidupannya. Selama sembilan bulan dalam kandungan, ukuran
fisik bayi tumbuh dan berkembangan dari seperduaratus mili meter menjadi 50
cm panjangnya. Selama dua tahun pertama, bayi yang tidak berdaya pada
awal kelahirannya, telah menjadi anak kecil yang bisa duduk, merangkak,
berdiri, bahkan pandai berjalan dan berlari, bisa memegang dan mempermainkan
berbagai benda atau alat pada akhir tahun kedua.
2. Aspek Intelektual
Aspek kognitif atau intelektual perkembangannya diawali dengan
perkembangan kemampuan mengamati, melihat hubungan dan memecahkan
masalah sederhana, kemudian berkembang ke arah pemahaman dan
memecahkan masalah yang lebih rumit. Aspek ini berkembang pesat pada masa
mulai masuk sekolah dasar (6-7 tahun). Berkembang konstan selama masa
belajar dan mencapai puncaknya pada masa sekolah menengah atas (usia 16-
17 tahun). Walaupun individu semakin pandai setelah belajar di perguruan
tinggi, namun para ahli berpendapat bahwa setelah usia 17 tahun atau 18 tahun
peningkatan kemampuan terjadi sangat lamban, yang ada hanyalah pengayaan,
pendalaman dan perluasan wawasan.
3. Aspek Sosial
Aspek sosial anak berkaitan dengan hubungan anak dengan orang- orang
di sekitarnya. Lama, sebelum matanya dapat melihat dengan jelas, bayi
yang baru dilahirkan akan merespon bunyi atau suara dan menuju ke asal
suara sebagaimana layaknya orang dewasa. Bayi harus diberikan perawatan
dengan penuh kelembutan, kasih sayang dan perhatian yang konsisten,
sebab pada masa itu bayi sedang belajar tentang kasih sayang dan mempercayai
orang lain. Anak yang merasa diberikan kasih sayang dan keamanan pada

4
masa awal perkembangannya, maka ia kelak mudah mengembangkan
persahabatan dan kedekatan dengan orang lain
4. Aspek Bahasa
Aspek bahasa berkembang dimulai dengan menirukan bunyi dan
perabaan. Perkembangan selanjutnya berhubungan erat dengan perkembangan
kemampuan intelektual dan sosial. Bahasa merupakan alat untuk berfikir.
Berfikir merupakan suatu proses memahami dan melihat hubungan. Proses
ini tidak mungkin dapat berlangsung dengan baik tanpa alat bantu, yaitu
bahasa. Perkembangan kedua aspek ini saling menunjang. Bahasa juga
merupakan suatu alat untuk berkomunikasi dengan orang lain, dan
komunikasi berlangsung dalam suatu interaksi sosial. Dengan demikian
perkembangan kemampuan berbahasa juga berhubungan erat dan saling
menunjang dengan perkembangan kemampuan sosial.
5. Aspek Emosi
Perkembangan aspek afektif atau perasaan (emosi) berjalan
konstan, kecuali pada masa remaja awal (usia 13-14 tahun) dan remaja
tengah (usia 15-16 tahun). Pada masa remaja awal ditandai oleh rasa optimisme
dan keceriaan dalam hidupnya, diselingi dengan rasa bingung menghadapi
perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya. Pada masa remaja tengah
rasa senang datang silih berganti dengan rasa duka. Gejolak ini berakhir pada
masa remaja akhir (usia 18-21 tahun). Kalau pada masa remaja tengah anak
terombang-ambing dalam sikap mendua, ambivalensi, maka pada masa remaja
akhir anak telah memiliki pendirian sikap yang relatif mempunyai
kepercayaan diri.
6. Aspek Moral dan Keagamaan
Aspek moral dan keagamaan juga berkembang sejak kecil.
Peranan lingkungan terutama keluarga sangat dominan bagi perkembangan
aspek ini. Pada mulanya anak melakukan perbuatan bermoral atau
keagamaan karena meniru, kemudian menjadi perbuatan atas prakarsa
sendiri. Perbuatan prakarsa sendiri inipun, pada mulanya dilakukan karena ada
kontrol atau pengawasan dari luar, kemudian berkembang karena kontrol dari

5
dalam dirinya sendiri. Tingkatan tertinggi dalam perkembangan moral adalah
melakukan sesuatu perbuatan bermoral karena panggilan hati nurani, tanpa
perintah, tanpa harapan akan suatu imbalan atau pujian. Secara potensial
tingkatan moral ini dapat dicapai oleh individu pada akhir masa remaja, tetapi
faktor-faktor dalam diri dan lingkungan individu sangat berpengaruh terhadap
pencapaian nya.

D. PRINSIP KEMBANG PADA ANAK


Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan.
Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu
membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar kontak, anak mampu berdiri
sebelum berjalan dan sebagainya. Proses tumbuh kembang anak juga mempunyai
prinsip-prinsip yang saling berkaitan. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar
Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya, sesuai
dengan potensi yang ada pada individu. Belajar merupakan perkembangan yang
berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar, anak memperoleh kemampuan
menggunakan sumber yang diwariskan dan potensi yang dimiliki anak.
2. Pola perkembangan dapat diramalka
Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan demikian
perkembangan seorang anak dapat diramalkan. Perkembangan berlangsung dari
tahapan umum ke tahapan spesifik, dan terjadi kesinambungan.

E. TAHAPAN PERKEMBANGAN ANAK


1. Periodisasi berdasarkan perubahan biologis
Periodisasi ini bisa dilihat dari pembagian yang dilakukan Aristoteles
yang menggambarkan perkembangan anak sejak lahir sampai mencapai dewasa
dalam tiga periode, sebagai berikut:

a. Fase kecil (0 sampai 7 tahun: masa bermain)

b. Fase anak sekolah (7 sampai 14 tahun: masa anak sekolah rendah)

6
c. Fase remaja (14 sampai 21 tahun: masa peralihan)

2. Periodisasi berdasarkan psikologis


Tokoh yang menggunakan periodisasi ini adalah Oswald Kroch. Gejala
psikologis yang dijadikan dasar pembagiannya adalah masa-masa kegoncangan.
Menurut Kroch, kegoncangan yang ia istilahkan dengan trotz, dialami
manusia selama dua kali, yakni;
a. Pada tahun ketiga, keempat kadang-kadang permulaan tehun kelima, dan
b. Pada permulaan masa pubertas.
3. Periodisasi berdasarkan dedaktis
Dasar dedaktis yang dipergunakan dalam pembagian masa perkembangan
ini adalah berhubungan dengan masalah materi apa yang harus diberikan dan
bagaimana mengajarkan materi itu kepada anak. Tokoh pencetus pembagian
periode ini adalah John Amos Comenius yang terkenal konsepsinya mengenai
bermacam-macam sekolah yang disesuaikan dengan perkembangan anak.
Berikut ini tahap-tahap perkembangan fisiologis yang cukup terperinci sesuai
dengan hasil penelitian dari Gesell dan Amatruda. Menurut mereka tahap-
tahap perkembangan fisiologis manusia dari awal prenatal sampai usia 5 tahun

F. KARATERISTIK PERKEMBANGAN BAYI DAN ANAK


Masa bayi berlangsung satu tahun pertama setelah periode bayi yang baru lahir
dua minggu. Meskipun masa bayi sering dianggap sebagai masa bayi baru lahir, tetapi
label masa bayi akan digunakan untuk membedakannya dengan periode pascanatal
yang ditandai dengan keadaan sangat tidak berdaya.
Masa bayi dimulai sejak berakhirnya masa orok sampai akhir tahun kedua dari
kehidupan. Masa bayi ini memilikiciri-ciri perkembangan fisik, inteligensi, emosi,
bahasa, bermain, pengertian, kepribadian, moral, dan kesadaran beragama. Uraian
lebih lanjut sebagai beriku :
1.Perkembangan Inteligensi
Sejak tahun pertama dari usia anak, fungsi inteligensi sudah mulai tampak dalam
tingkah lakunya, misalnya dalam tingkah laku motorik dan berbicara. Anak yang
cerdas menunjukkan gerakan-gerakan yang lancar, serasi, dan koordinasi.

7
Sedangkan anak yang kurang cerdas, gerakan-gerakannya kaku, dan kurang
terkoordinasi. Anak yang cerdas cepat pula perkembangan bahasanya.
Perkembangan kemampuan motorik (berjalan) pada anak yang cerdas dimulai
pada usia 12 bulan, anak yang sedang pada usia 15 bulan, yang moron 22 bulan,
dan yang idiot 30 bulan. Dalam perkembangan bahasa (berbicara), anak yang cerdas
mulai berbicara pada usia 16 bulan, moron 34 bulan, dan idiot 51 bulan.
2. Perkembangan Emosi
a. Usia ,0-8 minggu
b. Kehidupan bayi sangat dikuasai oleh emosi (impulsif). Emosi anak sangat
bertalian dengan perasaan indrawi (fisik), dengan kualitas perasaan senang
dan tidak senang jasmaniah.
c. Usia 8 minggu-1 tahun
Pada usia ini perasaan psikis sudah mulai berkembang. Anak merasa senang
(tersenyum) apabila melihat mainan yang digantungkan di depan matanya,
atau melihat orang yang telah dikenalnya. Tidak merasa senang (menangis)
terhadap benda, situasi, atau orang asing (menangis apabila dipangku oleh
orang yang tidak dikenalnya). Pada fase ini perasaan anak mengalami
diferensiasi (penguraian), yaitu dari perasaan senang dan tidak senang
jasmaniah menjadi perasaan-perasaan senang, tidak senang, marah, jengkel,
terkejut, dan takut.
3. Perkembangan Bahasa
Ada tiga bentuk pra bahasa yang normal muncul dalam pola perkembangan
bahasa, yakni menangis, mengoceh, dan isyarat. Menangis adalah lebih penting
karena merupakan dasar bagi perkembangan bahasa yang sebenarnya. Isyarat
dipakai bayi sebagai pengganti bahasa, sedangkan pada anak yang lebih tua atau
orang dewasa, isyarat dipakai sebagai pelengkap bahasa. Karena bahasa dipelajari
melalui proses meniru maka bayi perlu memperoleh model atau contoh yang baik
suoaya dapat meniru kata-kata yang baik.
Mengenai pentahapan perkembangan ini, William Stern dan Clara Stern (Abu
Ahmadi, 1977) dalam Die Kindersprach (bahasa kanak-kanak) mengemukakan
sebagai berikut.

8
a. Masa permulaaan, stadium purwoko (6-12 bulan). Masa ini disebut masa
meraban, yaitu masa mengeluarkan bermacam-macam suara yang tidak
berarti. Masa ini sebagai permainan pelatihan alat-alat suara kerongkongan,
mulut, dan bibir. Pada masa ini anak sering mengulang beberapa suku kata,
seperti ba-ba-ba, ma-ma-ma, dan pa-pa-pa.
b. Masa pertama, stadium kalimat satu kata (12-16 bulan). Pada masa ini anak
sudah bisa mengucapkan kata, misalnya mama, papa, dan mamam. Sepatah
kata ini sudah merupakan kalimat, tetapi kalimat tidak lengkap.
c. Masa kedua, stadium nama (16-24 bulan). Pada masa ini anak sudah mulai
timbul kesadaran bahwa setiap orang atau benda mempunyai nama, sehingga
disebut Stadium nama. Disamping nama benda dan orang, juga nama-nama
perbuatan yang disaksikan.
4. Perkembangan Bermain
Pada masa anak mencapai usia 3 bulan, penguasaan tangannya telah
sedemikian berkembang sehingga memungkinkan dia dapat bermain dengan
boneka, atau yang lainnya. Pada masa ini juga, anak merasakan kegembiraannya
atau kesenangannya dengan membalikkan badannya dari satu sisi ke sisi lainnya,
menendang-nendang, dan memperhatikan gerakan-gerakan tangannya. Pada usia
tahun kedua, permainannya sudah mulai teratur dan boneka dipakai untuk
berbagai macam kegiatan permainan. Ciri khas pada masa ini adalah
permainannya banyak melibatkan kegiatan-kegiatanberjalan, melemparkan dan
memungut kembali benda-benda, dan memasukkan atau mengeluarkan benda-
benda dari tempatnya.
5. Perkembangan Pengertian
Bayi memulai hidupnya dengan tidak mempunyai pengertian tentang apa yang
ada di lingkungannya. Dia memperoleh pengertian tentang apa yang diamatinya
melalui kematangan dan belajar. Pada awal tahun pertama, tingkah laku bayi
menunjukkan bahwa ia menafsirkan hal-hal yang baru berdasarkan yang lama.
Setelah mencapai usia dua tahun, ia telah mampu membuat kesimpulan sederhana
berdasarkan pengalaman-pengalaman serupa yang dilihat ada hubungannya.

9
Pengertian pertama bagi bayi tentang objek diperoleh melalui penjelasan
sensorinya (pengindraannya) melihat, meraba, mencium, dan mengecap.
6. Perkembangan Kepribadian
Pada masa ini masih berkembang sikap egosentris (aku di pusat). Ini berarti
bahwa anak memandang segala sesuatu dilihat dari sudut pandang sendiri, dan
ditujukan untuk kepentingan dirinya sendiri. Dia hanya mementingkan dirinya
sendiri, tidak menghiraukan kepentingan orang lain. Dia adalah raja atau ratu
kecil yang hanya memerintah dunia sekitarnya.
Sikap egosentris ini mempengaruhi sikap sosialnya, seperti semua orang harus
melayani dirinya, semua orang harus tunduk pada kehendaknya, dan segala
sesuatu yang dikehendakinya harus ada dan harus dipenuhinya.
Sikap-sikap yang tanpaknya tidak baik ini merupakan keadaan yang normal
atau wajar bagi perkembangan usia bayi karena masa ini masih sangat dikuasai
nalurinya (bersifat impulsif), dan kemampuan berpikirnya belum ckup
berkembang.
7. Perkembangan Moral
Seorang anak yang dilahirkan belum memiliki pengertian tentang apa yang
baik atau tidak baik. Pada masa ini tingkah laku anak hampir semuanya
didominasi oleh dorongan naluriah belaka. Oleh karena itu, tingkah laku anak
belum bisa dinilai sebagai tingkah laku bermoral atau tidak bermoral. Pada masa
ini, anak cenderung suka mengulangi perbuatan yang menyenangkan, dan tidak
mengulangi perbuatan yang menyakitkan.
8. Perkembangan Kesadaran Beragama
Anak pada usia ini sudah mempunyai perasaan ketuhanan. Perasaan ini
sangat memegang peranan penting dalam diri pribadi anak. Perasaan ketuhanan
pada masa ini merupakan fundamen bagi pengembangan perasaan ketuhanan
periode selanjutnya. Seiring dengan perkembangan kognisi, emosi dan bahasa
anak maka untuk membantu perkembangan kesadaran beragamanya.(Menurut
Arnold Gessel)

10
9. Perkembangan Mental Pada Bayi
Perkembangan mental yang baik bagi seorang bayi, sangatlah bergantung
terhadap kondisi kesehatan dan gizi yang baik terhadap ibu di masa kehamilan
sebelumnya, dan pada masa bayi, berikut pada masa anak pra sekolah selanjutnya.
Di satu sisi peran serta orang tua dan lingkungan dalam menciptakan stimulus
yang cukup, baik kualitas dan kuantitas juga merupakan hal penting yang tidak
jarang disepelekan begitu saja. Tak heranlah, orang tua dalam kelompok ini di
lapangan masih ditemukan adanya suatu gangguan perkembangan pada anaknya
(balita).

G. TUGAS TUGAS PERKEMBANGAN BAYI DAN ANAK


Tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul dalam suatu periode
tertentu dalam kehidupan individu.Tugas tersebut harus dikuasai dan diselesaikan
oleh individu, sebab tugas perkembangan ini akan sangat mempengaruhi pencapaian
perkembangan pada masa perkembangan berikutnya.Jika seorang individu gagal
menyelesaikan tugas perkembangan pada satu fase tertentu, maka ia akan mengalami
kegagalan dalam pencapaian tugas perkembangan masa masa berikutnya. Akibatnya
individu akan mengalami kesulitan dalam menghadapi kehidupan pada masa-masa
selanjutnya.

Pada setiap masa perkembangan individu, ada berbagai tugas perkembangan yang
harus dikuasainya, namun dalam makalah ini hanya akan disampaikan tugas
perkembangan untuk masa bayi dan masa kanak-kanak.Pada beberapa bulan pertama
dari kelahirannya, aspek yang memegang peranan penting dari bayi adalah sekitar
mulutnya. Mulut bukan hanya alat untuk makan dan minum, tetapi juga alat
komunikasi dengan dunia luar. Bayi mendapatkan beberapa pengalaman dan rasa
senang melalui sentuhan-sentuhan dengan mulutnya. Baru selanjutnya dengan mata,
telinga dan tangan yang berperan sebagai alat penghubung dengan dunia luar.

Dengan berpusat pada mulut, dibantu dan dilengkapi dengan alat-alat indera dan
anggota badan, bayi mengadakan hubungan dan belajar tentang dunia sekitar. Melalui
interaksi dengan menggunakan alat tersebut dengan lingkungannya, bayi memperoleh

11
kesan dan memahami lingkungannya.Pada tahun kedua, seorang bayi telah mulai
belajar berdiri sendiri, di samping ketergantungannya yang masih sangat besar
terhadap orang tuanya. Bayi berusaha memecahkan beberapa permasalahan yang
dihadapinya.Hal ini sangat berpengaruh besar terhadap berkembangan kepribadiannya.
Pada tahun berikutnya anak mulai dapat mengontrol cara-cara buang air, dan ia juga
mulai mengadakan eksplorasi terhadap lingkungannya.

Pada tahun keempat dan kelima, anak sudah mencapai kesempurnaan dalam
melakukan gerakan seperti berjalan, berlari, meloncat dan sebagainya.
Gerakangerakan ini sangat berperan sekali dalam perkembangan selanjutnya. Pada
akhir masa kanak-kanak, anak bukan sja mencapai kesempurnaan dalam gerakan-
gerak fisik, tetapi juga telah menguasai sejumlah kemampuan intelektual, sosial
bahkan moral. Beberapa tugas perkembangan yang muncul dan harus dikuasai oleh
anak pada masa ini adalah :

a. Belajar berjalan.
Pada usia sekitar satu tahun, tulang dan otot-otot bayi telah cukup kuat untuk
melakukan gerakan berjalan. Berjalan merupakan puncak dari perkembangan
gerak pada masa bayi.
b. Belajar mengambil makanan
Makanan merupakan kebutuhan biologis utama pada manusia. Dengan
diawali oleh kemampuan mengambil dan memakan sendiri makanan yang
dibutuhkannya, bayi telah memulai usaha memenuhi sendiri kebutuhan hidupnya.
c. Belajar berbicara
Bicara merupakan alat berpikir dan berkomunikasi dengan orang lain.
Melalui tugas ini anak mempelajari bunyi-bunyi yang emngandung arti dan
berusaha mengkomunikasikannya dengan orang-orang di sekitarnya. Melalui
penguasaan akan tugas ini anak akan berkembang pula kecakapan sosial dan
intelektualnya.
d. Belajar mengontrol cara-cara buang air
Pengontrolan cara buang air bukan hanya berfungsi menjaga kebersihan,
tetapi juga menjadi indikator utama kemampuan berdiri sendiri, pengendalian diri

12
dan sopan santun. Anak yang sudah menguasai cara-cara buang air dengan baik,
termasuk tempat dan pemeliharaan kebersihannya, pada tahap selanjutnya akan
mampu mengendalikan diri dan bersopan santun.
e. Belajar mengetahui jenis kelamin
Dalam masyarakat akan selalu ditemui individu dengan jenis kelamin pria
atau wanita, walaupun ada juga yang berkelainan. Anak harus mengenal jenis-jenis
kelamin ini baik ciri-ciri biologisnya maupun sosial kulturalnya serta peranan-
peranannya. Pengenalan tentang jenis kelamin sangat penting bagi pembentukan
peranan dirinya serta penentuan bentuk perlakuan dan interaksi baik dengan jenis
kelamin yang sama maupun berbeda dengan dirinya.
f. Menguasai stabilitas jasmaniah
Pada masa bayi, kondisi fisiknya sangat labil dan peka, mudah sekali berubah
dan kena pengaruh dari luar. Pada akhir masa kanak-kanak, ia harus memiliki
jasmani yang stabil, kuat, sehat, seimbang agar mampu melakukan tuntutan-
tuntutan perkembangan selanjutnya.
g. Memiliki konsep sosial dan fisik walaupun masih sederhana
Anak hidup dalam lingungan fisik dan sosial tertentu. Agar dapat hidup
secara wajar dan menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari
lingkungannya, anak dituntut memiliki konsep-konsep sosial dan fisi yang sesuai
dengan kemampuannya. Anak harus sudah mengetahui apa itu binatang, manusia,
rumah, baik, jahat dan lain-lain.
h. Belajar hubungan sosial yang baik dengan orang tua, serta orang-orang dekat
lainnya
Karena akan selalu berhubungan dengan orng lain, baik dalam keluarganya
maupun di lingkungannya, maka ia dituntut untuk dapat membina hubungan baik
dengan orang-orang tersebut. Anak dituntut dapat menggunakan bahasa yang tepat
dan baik, bersopan santun.
i. Belajar membedakan mana yang baik dan tidak baik serta pengembangan
hati nurani.
Pergaulan hidup selalu beriisi dan berlandaskan moral. Sesuai dengan
kemampuannya anak dituntut telah mengetahui mana perbuatan yang baik dan

13
mana yang tidak baik. Lebih jauh ia dituntut untuk melakukan perbuatan yang baik
dan menghindarkan perbuatan yang tidak baik. Diharapkan kebaikankebaikan ini
menjadi bagian dari hati nuraninya.

H. TEORI PERKEMBANGAN
Teori perkembangan menurut beberapa ahli/tokoh :
1. Sigmund Freud
Menurut Sigmund freud, anak anak mencari kesenangan dari energi yang
dimiliki. Energi psikoseksual merupakan dorongan yang menjadi sensitif pada
area tertentu dan menjadi latar belakang perilaku. Hal ini dibentuk pada usia lima
tahun.Jika tahap psikoseksual ini selesai dengan baik maka anak juga akan
berkembang dengan baik.
2. Erikson
Teori perkembangan kepribadian yang dikemukakan Erik Erikson
merupakan salah satu teori yang memiliki pengaruh kuat dalam psikologi.
Bersama dengan Sigmund Freud, Erikson mendapat posisi penting dalam
psikologi. Hal ini dikarenakan ia menjelaskan tahap perkembangan manusia mulai
dari lahir hingga lanjut usia. Selain, teori Erikson juga membawa aspek kehidupan
sosial dan fungsi budaya yang dianggap lebih realistis.

Dasar dari teori Erikson adalah sebuah konsep yang mempunyai tingkatan.
Ada delapan tingkatan yang menjadi bagian dari teori psikososial Erikson, yang
akan dilalui oleh manusia. Setiap manusia dapat naik ke tingkat berikutnya
walaupun tidak sepenuhnya tuntas mengalami perkembangan pada tingkat
sebelumnya.Setiap tingkatan dalam teori Erikson berhubungan dengan semua
bidang kehidupan yang artinya jika setiap tingkatan itu tertangani dengan baik
oleh manusia, maka individu tersebut akan merasa pandai. Sebaliknya jika
tingkatan – tingkatan tersebut tidak tertangani dengan baik, akan muncul
perasaan tidak selaras pada orang tersebut.

Erikson percaya bahwa dalam setiap tingkat, seseorang akan mengalami


konflik atau krisis yang akan menjadi titik balik dalam setiap perkembangannya.
Menurut pendapatnya, konflik – konflik ini berpusat pada perkembangan kualitas

14
psikologi atau kegagalan dalam pengembangan kualitas tersebut. Selama masa
ini, potensi pertumbuhan pribadi meningkat sejalan dengan potensi kegagalannya
pula.

3. Jean Piaget
Piaget melakukan pengamatan dan juga wawancara pada anak usia 4- 12
tahun dan menyatakan bahwa anak memiliki dua step perkembangan berkaitan
dengan moralitas, yaitu:
a. Step Moralitas Heterogen
Step ini merupakan step pertama dalam tahap perkembangan moral. Anak
mampu berfikir bahwa peraturan dan keadilan merupakan sesuatu yang
dikontrol oleh orang lain dan tidak dapat dirubah, peraturan dibuat oleh orang
dewasa, dan terdapat batasan- batasan yang tidak boleh dilanggar.
b. Step Moralitas Otonomi
Step ini ada pada anak usia 7- 10 tahun dan berada dalam periode transisi.
Anak menunjukkan ciri perkembangan moral. Anak memahami aturan dan
mulai menilai konsekuensi tindakan dan mampu mempertimbangkan
keputusan. Pada periode ini, karena pemahaman anak terhadap pelanggaran
sudah baik, maka anak merasa takut untuk melanggar peraturan.
4. Sulivan
Sullivan mengemukakan suatu pandangan yang lebih bersifat psikologi-
sosial tentang perkembangan kepribadian yaitu suatu pandangan dimana
pengaruh-pengaruh yang unik dari hubungan-hubungan manusia diberi peran
yang semestinya, yang menempatkan faktor sosial menentukan perkembangan
psikologis. Sullivan tidak menolak faktor-faktor fisiologis sebagai hal yang
menentukan perkembangan kepribadian, sebab ia berpendapat bahwa kadang-
kadang pengaruh-pengaruh sosial yang berlawanan dengan kebutuhan fisiologis
seseorang bisa menyebabkan pengaruh yang merugikan kepribadiannya.
Tema sentral teori Sullivan berkisar pada ansietas dan menekankan bahwa
masyarakat sebagai pembentuk kepribadian. Sullivan mengemukakan bahwa
setiap pribadi membutuhkan adanya hubungan antar pribadi. Hubungan antar
pribadi ini merupakan sumber perkembangan pribadi. Maka, salah satu ciri dari

15
kepribadian yang sehat adalah kemampuannya untuk menjalin hubungan antar
pribadi. Ciri lainnya yaitu kemampuan untuk mengadakan personifikasi diri
secara tepat yang dibangun atas dasar relasi-relasi antar pribadi. Setiap pribadi
memiliki konsep diri yang terbentuk berdasarkan pengalaman-pengalaman
khasnya dalam hubungan relasinya dengan orang-orang atau dengan dirinya
sendiri.
5. Kohlberg
Kohlberg juga menyatakan teori perkembangan melalui beberapa tahapan.
Kohlberg menyatakan terdapat tiga tingkatan dan masing- masing memiliki dua
tahap.
a. Moralitas Prakonvensional
Pada tingkat ini merupakan tingkat terendah dari perkembangan moral yaitu
dengan memberikan reward atas ketercapaian dan hukuman atas keburukan.
Step 1
Pada step ini anak memiliki kepatuhan terhadap aturan karena memahami
hukuman dan menjadikan mereka takut untuk tidak mematuhi aturan.
Step 2
Pada step ini anak berfikir individual atau mementingkan diri sendiri. Anak
merasa apa yang dia lakukan benar karena selalu mendapatkan reward.
b. Moralitas Konvensional
Pada tingkat kkonvensional ini, terjadi pada anak yang sudah beranjak remaja
atau pada orang dewasa. Anak menilai tindakan yang dilakukannya dan
membandingkan dengan pandangan orang lain di lingkungannya.
Step 3
Pada tahap ini anak berusaha menjadi orang yang baik sesuai dengan harapan
orang lain atau lingkungannya. Mau menerima masukan dan bersikap seperti
yang diperintahkan. Menyertai diri dengan rasa hormat, rasa terima kasih, dan
golden rule ketika berinteraksi dengan orang lain
Step 4

16
Pada tahap ini penerimaan individu terhadap aturan, orang, dan semua yang
ada dlam masyarakat. Mematuhi hukum, keputusan, dan aturan sosial.
Kebutuhan masyarakat mulai dianggap melebihi kebutuhan pribadi.
c. Moralitas Pasca Konvensional: Tingkat ke tiga ini disebut juga tingkat
berpsinsip.seseorang memiliki persepsi yang dianggap dan dilihat sebelum
perspektif masyarakat.
Step 5
Setiap orang memiliki pendapat yang berbeda beda dan diharggai tanpa
memihak. Tidak ada pilihan yang pasti benar atau absolut. Aturan dibuat
berdasarkan persetujuan atau kontrak sosial. Perubahan aturan sosial
ditujuhkan untuk kesejahteraan dan memenuhi kebaikan bagi banyak orang.
Step 6
Merupakan prinsip etika universal dimana hukum hanya valid berdasarkan
keadilan dan komitmen. Step ini ada pada orang dewasa. Orang
membayangkan apa yang dilakukan orang lain dan berfikir apakah yang
dilakukan dirinya akan sama.

17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan anak adalah perubahan yang sistematis, progresif dan
berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat
diartikan pula sebagai perubahan – perubahan yang dialami individu menuju tingkat
kedewasaan atau kematangannya.” Sesorang individu mengalami perkembangan sejak
masa konsepsi, serta akan berlangsung selama hidupnya. “Perkembangan adalah proses
yang berlangsung sejak konsepsi, lahir dan sesudahnya, dimana badan, otak, kemampuan
dan tingkah laku pada masa usia dini, anak2, dan dewasa menjadi lebih kompleks dan
berlanjut dengan kematangan sepanjang hidup.Perkembangan anak juga meliputi aspek-
aspek perkembangan anak yaitu aspek fisik dan motorik, intelektual, social, bahasa,
emosi, moral, dan keagamanan. Tahapan perkembangan anak meliputi periodisasi
berdasarkan biologis, psikologis, dan dedaktif. Prinsip perkembangan anak
Karateristik pekembangan bayi dan anak yaitu berlangsung 1 tahun setelah periode
bayi yang lahir, Masa bayi dimulai sejak berakhirnya masa orok sampai akhir tahun
kedua dari kehidupan. Masa bayi ini memilikiciri-ciri perkembangan fisik, inteligensi,
emosi, bahasa, bermain, pengertian, kepribadian, moral, dan kesadaran beragama. Tugas
perkembangan bayi dan anak meliputi belajar berjalan, mengambil makanan,berbicara,
mengontrol cara-cara buang air besar, jenis kelamin, stabilitas jasmaniah, hubungan yang
baik dengan orangtua serta orang orang dekat, dan membedakan mana yang baik dan
benar. , Serta teori dari beberap ahli seperti Sigmund Freud, Erikson, Jean Piget, Sulivan,
dan Kohlberg.

18
DAFTAR PUSTAKA

http://stikunsap.forumotion.net/t5-teori-perkembangan-kepribadian-sullivan

diakses 17 Februari 2018 pukul 19.00 WITA

Kemenkes. RI. 2010. Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Depkes.

http://khaeraninurul98.blogspot.co.id/2016/12/konsep-dasar-perkembangan-peserta-didik.html

diakkses pada 17 februari 2018 pukul 21.00 WITA

19

Anda mungkin juga menyukai