Anda di halaman 1dari 28

BAB IV

UPAYA KESEHATAN PUSKESMAS

Salah satu langkah penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada


masyarakat adalah upaya pelayanan kesehatan dasar. Pelayanan kesehatan dasar yang
dilaksanakan secara tepat diharapkan dapat mengatasi sebagian besar masalah kesehatan yang
terjadi di masyarakat. Pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakn di Puskesmas Pauh yaitu :
1. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
a. Upaya Kesehatan Esensial Puskesmas yang meliputi:
1) Pelayanan promosi kesehatan
2) Pelayanan kesehatan lingkungan
3) Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, dan Keluarga Berencana (KB)
4) Pelayanan gizi
5) Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
b. Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas yang meliputi:
1) Pelayanan Kesehatan Jiwa
2) Pelayanan Usia Lanjut
3) Pelayanan Usaha Kesehatan Sekolah
4) Pelayanan kesehatan indera
2. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
1. Poli Umum
2. UGD
3. Poli KIA-KB
4. Ruang Bersalin
5. Farmasi
3. Jejaring Kesehatan
a. Puskesmas Pembantu (Pustu)
b. Puskesmas Keliling (Pusling)
c. Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)
d. Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK)

A. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)

1. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial

a. Pelayanan Promosi Kesehatan


Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
melalui proses pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat agar dapat
menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang besumber daya
masyarakat sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan
publik yang berwawasan kesehatan.

10
11

Promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian


dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja, tetapi juga disertai
upaya-upaya memfasilitasi perubahan perilaku. Atau dengan kata lain promosi
kesehatan tidak hanya mengaitkan diri pada peningkatan pengetahuan, sikap dan
perilaku kesehatan saja, tetapi juga meningkatkan atau memperbaiki lingkungan fisik
dan non fisik dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
Tujuan promosi kesehatan adalah memberikan informasi bagi masyarakat terkait
segala hal yang bertujuan pada peningkatan kualitas kesehatan baik individu maupun
masyarakat yang pada tingkatan lanjut akan memicu kesadaran masyarakat mengenai
program atau gerakan yang tengah dicanangkan oleh pemerintah.
Strategi utama promosi kesehatan adalah:
a) Pemberdayaan
b) Bina suasana
c) Advokasi
Promosi kesehatan ini dapat berupa kegiatan lintas program, lintas sektoral
ataupun melibatkan berbagai elemen masyarakat, instansi pemerintah ataupun instansi
swasta.
Adapun kegiatan yang telah dilakukan adalah:
a. Penyuluhan kesehatan individu, kelompok khusus dan masyarakat yang mencangkup:
1) Penyuluhan PHBS
2) Penyuluhan KIA-KB
3) Penyuluhan Penyakit Menular dan Tidak Menular
4) Penyuluhan Gizi
5) Penyuluhan Napza dan Kespro
6) Penyuluhan Manajemen Posyandu
7) Penyuluhan Imunisasi
b. Memasang poster-poster di Puskesmas Induk, Pustu, Polindes dan Posyandu
c. Melakukan Aksi Cekal Demam Berdarah pada saat wabah dengan menyebarkan
leafet tentang penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
d. Membuat jadwal penyuluhan selama setahun, pencatatan dan pelaporan setiap bulan
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten.
12

Tabel 4.1 Data Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tahun 2018
Jumlah Buah Tidak
Rumah
Jumlah rumah Asi Jentik dan Aktifi me Rumah
persa Timbang Air Jamban tangga
No Desa rumah tangga eksklu CTPS nya sayur tas rokok tangga
linan balita bersih sehat tidak
tangga yang di sif muk setia fisik dalam sehat
sehat
survey hari rumah
Mekar
1 430 345 8 29 960 249 294 226 110 287 328 168 210 148
Sari
Pauh
2 470 365 61 66 799 216 302 204 145 307 336 188 212 138
Pauh 1
3 613 365 53 64 1251 229 306 215 146 304 343 187 210 130
Belani
4 228 228 15 63 728 134 289 129 95 201 226 137 118 120
Batu
5 450 340 14 16 615 168 291 150 135 279 327 178 190 140
Kucing
Tanjung
6 266 266 22 27 602 163 261 133 106 199 238 132 135 135
Raja
Ketapat
7 398 310 36 55 609 302 294 297 134 289 305 193 278 67
Bening
Air
8 673 340 25 19 1060 259 297 334 132 292 330 330 250 78
Bening
Jumlah
3.528 2.559 234 339 5.564 1.720 2.334 1.688 1.003 2.158 2.433 1.513 1.603 956

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah seluruh rumah tangga yang ada
diwilayah kerja Puskesmas Pauh ada sebanyak 3.528 rumah tangga. Sedangkan rumah
tangga yang disurvey tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) hanya 2.559
hanya 72,5% dari jumlah seluruh rumah tangga. Dari hasil survey yang dilakukan
diperoleh data rumah tangga sehat yaitu sebanyak 1.603 rumah tangga (62,6%), dan
rumah tangga yang tidak sehat yaitu sebanyak 956 rumah tangga (37,4%).

b. Pelayanan Kesehatan Lingkungan


Tujuannya untuk memperbaiki mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin
kesehatan melalui kegiatan pencegahan penyakit dan pengawasan lingkungan.
Kegiatan yang dilakukan yaitu:
1) Pemeriksaan dan Pengawasan Tempat-tempat Umum (TTU )
Tempat-tempat umum merupakan lingkungan dimana banyak dilakukan
interaksi/aktifitas oleh banyak orang, sehingga perlu dilakukan pembinaan dan
pengawasan untuk menjaga agar tempat-tempat umum tersebut tetap terpelihara
kebersihan lingkungannya. Lingkungan yang tidak saniter akan memudahkan
penularan penyakit yang membahayakan keselamatan banyak orang.
2) Pemeriksaan Tempat Pengolahan Makanan (TPM )
3) Pemeriksaan kantin Sekolah
4) TP3 Pestisida
5) Penyediaan sarana air bersih
Air adalah benda berbentuk cair dan sangat dibutuhkan oleh manusia untuk
minum, mandi dan mencuci serta berbagai kebutuhan lainnyauntuk dapat bertahan
hidup.
Air merupakan unsur yang sangat esensial bagi pemeliharaan berbagai bentuk
kehidupan semua mahluk termasuk manusia. Hampir semua organisme hidup hanya
dapat bertahan hidup dalam perioda yang pendek tanpa air. Pemenuhan kebutuhan
akan air haruslah memenuhi dua syarat yaitu kuantitas dan kualitas.
Kuantitas air yang diperlukan untuk berbagai penggunaan oleh masyarakat
adalah berbeda-beda, tergantung pada tingkat sosial budaya, suhu atau iklim, dan
13

ketersediaanya yang ditentukan oleh berbagai faktor. Syarat kualitas meliputi


persyaratan fisik, kimiawi dan bakteriologik. Pemakaian air yang tidak memenuhi
standar baku kualitas air tersebut dapat menimbulkan berbagai gangguan antara lain
kesadaran, estetika dan ekonomis.

Tabel 4.2 Penyelenggara Air Minum Tahun 2018

No. Desa Jumlah Penyelenggara Air Minum Yang Memiliki Izin

1 Pauh 1 Tidak
2 Pauh 1 1 Tidak
3 Batu Kucing 0 Tidak
4 Belani 0 Tidak
5 Tanjung Raja 0 Tidak
6 Mekar Sari 0 Tidak
7 Air Bening 2 Tidak
8 Ketapat Bening 1 Tidak
JUMLAH 5 0

Di wilayah kerja Puskesmas Pauh ada 5 tempat pengisian ulang air minum
yaitu ada di Desa Pauh, Pauh 1, Air Bening, dan Ketapat Bening. Dari kelima tempat
pengisisan ulang air minum ini, semuanya belum memiliki izin dari Dinas Kesehatan
atau belum memiliki sertifikat Laik Hygiene sanitasi depot air minum. Petugas
Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Pauh telah memberikan saran dan arahan untuk
segera mengurus izin ke Dinas Kesehatan Musi Rawas Utara.
6) Jamban sehat
Jamban penting dalam kehidupan kita, seperti pentingnya makan dan minum,
karena kita setiap hari makan dan minum, maka kitapun harus mengeluarkannya
setiap hari. Untuk mengeluarkannya harus mempunyai tempat khusus, tempat itulah
yang disebut jamban.
Membuang tinja di sembarang tempat dapat menularkan penyakit, seperti
Diare, Disentri dan Kolera. Penyakit tersebut dapat terjadi karena binatang/ serangga
yang kontak dengan tinja yang di buang ke sembarang tempat akan membawa kuman
yang diperolehnya dari kotoran tinja, kemudian serangga/ binatang tersebut hinggap
pada makanan kita, bila kita makan makanan tersebut, akan mendatangkan penyakit
seperti yang disebutkan di atas.

Tabel 4.3 Data Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Tahun 2018
Jumlah rumah tangga
No Desa Jumlah rumah tangga Jamban sehat
yang di survey
1 Mekar Sari 430 345 226
2 Pauh 470 365 204
3 Pauh 1 613 365 215
4 Belani 228 228 129
5 Batu Kucing 450 340 150
6 Tanjung Raja 266 266 133
7 Ketapat Bening 398 310 297
8 Air Bening 673 340 334
Jumlah
3.528 2.559 1.688
14

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah seluruh rumah tangga yang ada di
wilayah kerja Puskesmas Pauh sebanyak 3.528 rumah tangga, dan sebanyak 2.559
rumah tangga yang telah disurvey tentang penggunaan jamban sehat. Dari hasil
survey tersebut diperoleh data sebanyak 1.688 rumah tangga dengan jamban sehat.
7) Penyehatan lingkungan pemukiman
8) Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL)
Menurut Anwar (2001) yang dimaksud dengan air limbah atau air kotor adalah
air yang tidak bersih dan mengandung berbagai zat yang bersifat membahayakan
kehidupan manusia atau hewan dan lasimnya muncul karena hasil perbuatan manusia
dan industrialisasi.
Berdasarkan pengertian di atas maka secara umum dapat dikatakan bahwa
limbah cair adalah air bekas pakai yang dihasilkan akibat aktivitas manusia baik yang
berasal dari rumah tangga, pertanian, perdagangan, dan industri maupun tempat-
tempat umum lainnya yang harus di buang yang dapat mebahayakan manusia atau
kelestarian lingkungan.
Untuk mencegah penyakit serta pencemaran akibat air limbah, maka perlu
dibuatkan Saluran Pembuangan Air Limbah dari rumah-rumah/ sumber-sumber air
limbah sebelum di lakukan pengolahan lebih lanjut. Air limbah yang dibiarkan
tergenang, akan menimbulkan pencemaran tanah serta menjadi tempat berkembang
biaknya bibit penyakit.
i. Penyuluhan tentang kesehatan lingkungan
j. Pencatatan dan pelaporan

c. Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, dan Keluarga Berencana (KB)


1) Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah upaya pelayanan kesehatan berupa
pelayanan dan pemeriksaan kesehatan bagi: Ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, bayi
dan balita melalui pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sehat (MTBS).
Tujuannya menurunkan angka kesakitan dan kematian bagi ibu hamil, ibu
melahirkan, ibu nifas, ibu menyusui, serta bayi dan balita.
Sasaran kegiatan KIA adalah bayi, anak balita, anak prasekolah, ibu hamil , ibu
melahirkan, ibu nifas/ menyusui, serta pasangan usia subur dan ibu berisiko tinggi.
Kegiatan yang dilakukan di KIA antara lain:
1. Pemeriksaan ibu hamil
2. Persalinan di Fasilitas Kesehatan
3. Kunjungan ibu nifas dan neonatus
4. Pemeriksaan bayi dan balita
5. Penyuluhan kesehatan KIA
6. Pengobatan sederhana
7. Melakukan imunisasi
8. Deteksi bumil resiko tinggi
9. Pelayanan KB
10. Posyandu balita
15

11. Kelas ibu hamil


12. Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK)
13. Rujukan
14. Pencatatan dan pelaporan
2) Pelayanan Keluarga Berencana
Keluarga Berencana (KB) adalah perencanaan kehamilan sehingga kehamilan
hanya terjadi pada waktu yang diinginkan, jarak antara kehamilan diperpanjang dan
kelahiran selanjutnya dapat dicegah apabila jumlah anak telah mencapai jumlah yang
dikehendaki, untuk membina kesejahteraan seluruh keluarga dengan sebaik-baiknya
menuju norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Tujuan jangka panjang program KB adalah menurunkan angka kelahiran dan
meningkatkan kesehatan ibu sehingga di dalam keluarganya akan berkembang Norma
Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). Sasaran KB yaitu Pasangan Usia
Subur (PUS) dan Ibu yang mempunyai resiko tinggi.
Ruang lingkup kegiatan KB yaitu:
a. Mengadakan penyuluhan KB, baik di Puskesmas maupun di masyarakat.
b. Penyediaan dan pemasangan alat-alat kontrasepsi, memberikan pelayanan
pengobatan efek samping KB.
c. Pencatatan dan Pelaporan

Tabel 4.4 Rekapitulasi Laporan KIA-KB Puskesmas Pauh Tahun 2018


No. Keterangan Jumlah (Jiwa)
1 Jumlah Penduduk 14.522
2 Estimasi Bumil 311
3 Jumlah Bumil 378
4 Ibu hamil yang mempunyai buku KIA 120
5 K1 299
6 K4 291
7 TT1 50
8 TT2 74
9 TT3 86
10 TT4 48
11 TT5 16
12 FE1 299
13 FE3 291
14 Deteksi resiko ibu hamil oleh tenaga kesehatan 42
15 Rujukan maternal 17
16 Rujukan neonatal 2
17 Estimasi Bufas 295
18 Jumlah ibu bersalin 258
19 Persalinan oleh tenaga kesehatan 256
20 Persalinan oleh tenaga non kesehatan 2
21 Vitamin A ibu nifas 231
22 KF1 258
23 KF2 258
24 KF3 229
25 IMD 236
26 Jumlah Bayi Lahir Hidup 248
27 Jumlah lahir mati 10
28 PUS 2.291
29 Peserta KB Baru 648
30 KB aktif 1.872
31 KB pasca persalinan 139
32 Anak usia 0-11 bulan yang di-DDTK 303
33 Anak usia 12-72 bulan yang di-DDTK 424
16

Jumlah ibu hamil di wilyah kerja Puskesmas Pauh pada tahun 2018 yaitu sebanyak
378 orang, dan yang mempunyai buku KIA yaitu sebanyak 120 orang. Hal ini
dikarenakan jumlah persediaan buku KIA yang diberikan dari Dinas Kesehatan tidak
mencukupi untuk seluruh ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Pauh. Dari 378 ibu
hamil telah terdeteksi sebanyak 42 orang ibu hamil yang mempunyai resiko tinggi, dan
sebanyak 17 orang yang mendapatkan rujukan maternal. Sedangkan jumlah ibu bersalin
pada tahun 2018 yaitu sebanyak 258 orang, dengan lahir hidup sebanyak 248 bayi.
Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan sebanyak 256 orang, dan yang lahir
ditolong oleh tenaga non kesehatan sebanyak 2 orang. Sedangkan untuk peserta KB aktif
yaitu sebanyak 1.872 orang.
d. Pelayanan Gizi
Program pelayanan gizi adalah salah satu program pokok puskesmas yang
kegaiatanya meliputi peningkatan pendidikan gizi, penanggulangan Kurang Energi
Protein (KEP), Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKI),
kurang vitamin A, keadaan zat gizi lebih, peningkatan surveilans gizi, dan
pemberdayaan usaha perbaikan gizi masyarakat.
Kegiatan-kegiatan program ini ada yang dilakukan harian, bulanan, 6 bulan sekali,
dan setahun sekali, serta beberapa kegiatan investigasi dan intervensi yang dilakukan
jika ditemukan Kejadian Luar Biasa (KLB) masalah gizi misalnya ditemukan kasus gizi
buruk. Kegiatan program ini dilakukan di dalam dan di luar gedung.
Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) adalah:
a. Usaha keluarga untuk memperbaiki gizi keluarga.
b. UPGK dilaksanakan oleh keluarga bersama masyarakat dengan bimbingan petugas
Gizi.
Kegiatan Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) adalah:
a. Penyuluhan tentang gizi kepada masyarakat lewat ibu-ibu yang datang ke Puskesmas
maupun yang datang ke posyandu.
b. Penimbangan berat badan bayi dan balita.
c. Peningkatan gizi dengan :
1) Pemberian Zat besi ibu hamil dan menyusui.
2) Pemberian makanan tambahan (MP-ASI).
3) Pemberian kapsul vitamin A pada bayi dan balita setiap bulan februari dan
Agustus.
d. Memonitor keadaan bayi dan balita serta ibu hamil lewat Puskesmas dan Posyandu.
e. Pencatatan dan pelaporan.
Upaya perbaikan gizi masyarakat adalah merupakan suatu usaha untuk
meningkatkan keadaan gizi masyarakat. Adapun usaha yang telah dilakukan antara lain:
a. Pemantauan Pertumbuhan Balita
SKDN merupakan alat monitoring kegiatan penimbangan Balita yang
bertujuan untuk memantau keadaan gizi.
b. Pemantauan Status Gizi (PSG) Balita
Pemantauan status gizi pada bayi/balita diperlukan untuk mengetahui
prevalensi kasus gizi buruk atau KEP pada suatu wilayah. Dari hasil PSG ini dapat
17

diperoleh informasi mengenai status gizi, sehingga dapat dijadikan salah satu
indikator masalah kesehatan yang terjadi masyarakat.
c. Distribusi Vitamin A pada Bayi dan Balita
Kegiatan distribusi vitamin A Bayi/Balita dilakukan pada bulan Februari dan
Agustus setiap tahunnya. Pada bulan Februari 2018 pencapaian Vitamin A sebesar
99,4 %, sedangkan pada bulan Agustus 2018 pencapaian Vitamin A 99,5 %.

Tabel 4.5 Data SKDN dan Pembagian Vitamin A Tahun 2018


Jumlah Ditim BB Vit A Vit. A
Punya Gizi
No Desa balita bang Naik BGM bulan bulan keterangan
KMS buruk
(S) (D) (N) 2 8
1 Pauh 1 166 100 104 101 10 2 166 165 Semua bayi
2 Pauh 100 76 64 60 6 4 100 99 dan balita
3 Batu Kucing 82 48 55 52 3 1 81 82 yang BGM
4 Belani 84 57 73 69 2 1 84 83 dan gizi
5 Tanjung Raja 85 50 60 59 1 1 83 85 buruk telah
6 Mekar Sari 137 82 87 86 0 0 135 137 menadapat-
7 Air Bening 144 92 100 98 0 0 144 143 kan PMT
8 Ketapat Bening 57 53 56 53 0 0 57 57 dan
Jumlah konseling
855 558 599 578 22 9 850 851 gizi

Dari tabel di atas dilihat bahwa jumlah seluruh balita di Puskesmas Pauh pada tahun
2018 yaitu sebanyak 855 balita, dan yang mempunyai KMS hanya sebanyak 558 balita.
Sedangkan balita yang aktif mengikuti posyandu dan ditimbang sebanyak 599 balita. Dari
hasil penimbangan tersebut ada 22 balita yang di Bawah Garis Merah (BGM), dan ada 9
balita yang mengalami gizi buruk. Dan semua balita BGM dan gizi buruk telah
mendapatkan konseling gizi dan juga makanan tambahan (PMT).
Sedangkan balita yang mendapat vitamin A pada Bulan Februari yaitu sebanyak 850
balita, dan pada Bulan Agustus sebanyak 851 balita.
e. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
1) Pelayanan Imunisasi
Adapun tujuan program imunisasi ini adalah:
a) Tujuan umum
Menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian bayi akibat Penyakit
yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) diantaranya adalah tuberkulosis,
hepatitis B, polio, difteri, tetanus, pertusis, campak, dan lain sebagainya.
b) Tujuan khusus
1) Tercapainya targrt Universal Child Imunization (UCI) yaitu cakupan imunisasi
dasar lengkap minimal 80%, secara merata pada bayi di seluruh wilayah kerja.
2) Tercapainya eliminasi tetanus maternal dan neonatal (insiden <1/1000 kelahiran
hidup dalam satu tahun).
3) Tercapainya pemutusan rantai penularan poliomielitis.
4) Tercapainya reduksi campak (recam).
18

Cakupan program imunisasi dasar pada tahun 2018 di wilayah kerja Puskesmas
Pauh dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.6 Cakupan Program Imunisasi Dasar di Puskesmas Pauh Tahun 2018
DPT Polio
Cakupan Campak/
No Desa HB 0 BCG HB (I- (I- IVP
Desa UCI Rubella
III) IV)
1 Pauh 0 48 49 136 185 42 45
2 Pauh 1 0 54 60 171 231 53 52
3 Batu Kucing 0 27 32 114 146 35 42
4 Belani 0 29 36 110 145 36 37
5 Tanjung Raja 0 29 41 115 156 35 36
6 Ketapat Bening 0 31 34 105 139 30 34
7 Air Bening 0 33 39 111 150 33 38
8 Mekar Sari 0 29 39 117 155 36 39
Jumlah 0 280 330 979 1.307 300 323

Pada tahun 2018, dari 8 desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pauh
cakupan desa UCI masih 0, karena masih terdapat daerah-daerah terpencil yang sulit
untuk dijangkau. Walaupun sudah dilakukan sweeping imunisasi, tetapi masih ada
saja balita yang tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap.
Cakupan imunisasi Measles Rubella (MR) di Puskesmas Pauh dapat dilihat
pada tabel berikut ini:

Tabel 4.7 Cakupan Imunisasi MR di Puskesmas Pauh Tahun 2018


No Sasaran Jumlah sasaran Diimunisasi

1 Balita usia 9 bulan – 6 tahun 1.783 1.991

2 Anak usia 7 – 12 tahun 1.838 1.835

3 Anak usia 13 - <15 tahun 521 518

Jumlah 4.142 4.344

Imunisasi MR pada balita usia 9 bulan sampai 6 tahun sudah melebihi target
imunisasi, akan tetapi pada usia 7 sampai dengan kurang dari 15 tahun ada 6 anak
yang tidak mendapatkan imunisasi MR dikarenakan orang tua mereka tetap menolak
untuk dilakukan imunisasi kepada anaknya walapun telah diberikan penjelasan
mengenai imunisasi MR. Mereka masih khawatir dengan issu yang beredar tentang
efek dari imunisasi MR.
Cakupan imunisasi DT dan Td anak SD pada Bulan Imunisasi Anak Sekolah
(BIAS) dapat dilihat di tabel berikut ini:

Tabel 4.8 Cakupan Imunisasi DT dan Td di SD wilayah kerja Puskesmas Pauh


Tahun 2018
No Jenis Imunisasi Jumlah

1 Imunisasi DT pada anak kelas 1 SD 336

2 Imnunisasi Td pada anak kelas 2 SD 292

Jumlah 628
19

Program Imunisasi Puskesmas Pauh pada tahun 2018 telah melakukan Bulan
Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) pada bulan September dan Nopember. Imunisasi
BIAS ini terdiri dari imunisasi DT pada anak kelas 1 Sekolah Dasar yaitu sebanyak
336 siswa, dan imunisasi Td pada anak kelas 2 Sekolah Dasar yaitu sebanyak 292
siswa.
2) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
a) Infeksi Saluran Pernapan Atas
Infeksi Saluran Pernafasan Atas atau yang lebih dikenal dengan ISPA lebih
banyak mengenai kelompok usia muda yang rawan, khususnya Bayi dan Anak
Balita.
Berdasarkan data dari program ISPA Puskesmas Pauh tahun 2018,
ditemukan sebanyak 1.416 kasus.

Grafik 4.1 Jumlah Penderita ISPA Puskesmas Pauh Tahun 2018


180
160 153
140 133 128
124
111 114 117
120 107 109 105 106 109
100
80
60
40
20
0

Dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa penderita ISPA dari bulan ke bulan
mengalami peningkatan dan penurunan. Jumlah kunjungan penderita ISPA yang
paling sedikit yaitu pada bulan oktober, dan yang paling banyak pada bulan april.
Penyakit ini ditimbulkan terutama perumahan yang tidak layak, polusi udara
sehingga memungkinkan penularan penyakit ini dan faktor resiko lainnya seperti;
gizi kurang, status imunisasi yang tidak lengkap, membedong anak, pemberian
ASI tidak/kurang memadai, riwayat penyakit kronis, dan orang tua perokok.
b) Pneumonia
Pneumonia adalah penyakit infeki yang menyerang paru sehingga
menyebabkan kantung udara di dalam paru meradang dan membengkak. Kondisi
ini bisa dialami oleh siapapun. Namun pneumonia pada anak bisa sangat
berbahaya dan menyebabkan kematian. Bersarkan data yang dilaporkan pada
tahun 2018 di Puskesmas Pauh tidak ditemukan kasus pneumonia.
c) Tuberkulosis
Penyakit TB Paru disebabkan oleh kuman tuberculosis dengan gejala khas.
Pada umumnya diderita oleh masyarakat yang berpenghasilan rendah dan
menyerang kelompok usia produktif 15 tahun keatas.
20

Penyakit memiliki daya tular yang tinggi dan untuk mengetahuinya,


dideteksi melalui pemeriksaan dahak di laboratorium terhadap kuman BTA positif.
Indikator yang digunakan dalam Progam TB diantaranya; Proporsi Suspek
yang diperiksa dahaknya, Angka konversi (Conversion Rate), Angka Kesembuhan
(Cure Rate) dan Angka Kesalahan Baca (Error Rate).
Di Puskesmas Pauh pada tahun 2018, jumlah penderita TB yang ditangani
dapt dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.9 Jumlah Penderita TB Paru Puskesmas Pauh Tahun 2018


Tipe
Panduan Obat Klasifikasi
Jumlah Pasien BTA
N Skoring Akhir
Triwulan penderita Kate Kate
o Non + pengobatan
TB gori Gori Anak paru B G +
paru
1 2
1 Triwulan 2 Sembuh
1 3 2 1 0 3 0 2 1 3 0 1 masih
pengobatan
2 Triwulan 1 lengkap
2 1 sembuh
3 2 1 0 3 0 2 1 3 0
1 masih
pengobatan
3 Triwulan Masih
5 5 0 0 5 0 5 0 5 0
3 pengobatan
4 Triwulan Masih
6 5 0 1 6 0 6 0 5 1
4 pengobatan
3 sembuh
1 lengkap
jumlah 17 14 2 1 17 0 15 2 16 1
13 masih
pengobatan

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah penderita TB di Puskesmas


Pauh tahun 2018 sebanyak 17 orang dan semuanya termasuk dalam klasifikasi TB
Paru dengan BTA + sebanyak 16 orang dan skoring + 1 orang. Semua penderita
TB telah mendapatkan konseling dan pengobatan dengan panduan obat kategori 1
sebanyak 14 orang, kategori 2 sebanyak 2 orang, dan kategori anak sebanyak 1
orang. Dari 17 orang penderita TB tersebut sebanyak 3 orang dinyatakan sembuh,
1 orang pengobatan lengkap, dan 13 orang masih dalam pengobatan.
d) Malaria
Malaria adalah penyakit menular dan menyerang semua golongan umur yaitu
bayi, anak-anak dan orang dewasa. yang ditularkan melalui gigitan nyamuk
Setiap tahun terdapat 300-500 juta kasus malaria di dunia dan penyebab 1
juta kematian anak. Di daerah yang terjangkit malaria dapat menjadi penyebab
utama kematian dan penghambat pertumbuhan anak.
Di Indonesia angka penderita Malaria cukup tinggi, mencapai 70 juta atau
35% dari penduduk Indonesia. Dimasa yang akan datang , penderita malaria akan
meningkat akibat mobilitas penduduk yang relative cepat, perubahan lingkungan
antara lain karena pembagunan wilayah yang kurang memperhatikan aspek
kualitas lingkungan.
21

Berdasarkan data dari program P2M tahun 2018, kasus malaria dapat dilihat
pada tabel berikut ini:

Grafik 4.2 Jumlah Penderita Malaria Puskesmas Pauh Tahun 2018


10 9
9 suspek
8 malaria
7
6 malaria
5 konfirmasi
4 3
3 2 2 2 2 2 skrining
2 11 1 1 1 malaria
1 00 0 00 000 00 000 00 00 00 00 00 0 bumil
0

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa jumlah malaria klinis di


Puskesmas Pauh tahun 2018 sebanyak 12 orang, dan hanya 1 orang yang
merupakan malaria konfirmasi. Sedangkan ibu hamil yang telah diskrining malaria
sebanyak 14 orang.
e) Hepatitis
Penyakit hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh virus
hepatitis. Ada 5 virus hepatitis yaitu A, B, C, D, dan E. Karakteristik dari masing-
masing jenis ini berbeda, maka dari itu gejala dan pengobatannya juga beragam.
Berdasarkan data laporan tahun 2018 di Puskesmas Pauh tidak ditemukan
kasus hepatitis.
f) DBD
Kegiatan yang dilaksanakan oleh program P2 DBD adalah sebagai berikut :
1) Mengobati/merawat/merujuk tersangka DBD ke rumah sakit
2) Melaksanakan kegiatan penyelidikan epidemiologi (PE)
3) Setelah PE, melaksanakan “Penanggulangan focus” yang terdiri dari satu atau
lebih kegiatan sebagai berikut :
- PSN DBD
- Larvasida
- Penyuluhan
4) Melaksanakan pemeriksaan jentik berkala (PJB)
5) Menyelenggarakan pertemuan/pelatihan/pembinaan kader juru pemantau
jentik (JUMANTIK) dalam penggerakan PSN DBD
6) Melaksanakan penyuluhan intensif melaui berbagai metode dan media
7) Melaksanakan kegiatan 3M sebelum masa penularan
8) Mengembangkan dan melaksanakan metode pemberantasan sarang nyamuk
demam berdarah dengue (PSN DBD) sesuai dengan situasi dan kondisi
masing-masing daerah berdasarkan hasil survei/pelatihan
9) Melaksanakan surveilens Epidemiologi DBD
10) Melaksanakan system kewaspadaan dini (SKD) dan penanggulangan KLB
22

11) Mengirimkan laporan hasil kegiatan program secara rutin ke Dinas Kesehatan
Kabupaten
Data yang dilaporkan pada tahun 2018 di Puskemas Pauh dapat dilihat pada
grafik dibawah ini:

Grafik 4.3 Jumlah Penderita DBD Puskesmas Pauh Tahun 2018


1.2
1
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0

Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa jumlah pnderita DBD pada
tahun 2018 sebanyak 1 orang dan sudah mendapatkan perawatan di Rumah Sakit.
g) Diare
Kebijakan dalam pemberantasan penyakit diare adalah:
1) Tatalaksana standar penderita diare;
2) Mengembangkan dan menyebarluaskan pedoman pemberantasan penyakit
diare;
3) Penanggulangan KLB dan peningkatan SKD;
4) Meningkatkan kemitraan;
5) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas;
6) Meningkatkan bimbingan teknis serta monitoring dan evaluasi.
Strategi dalam pemberantasan penyakit Diare adalah:
1) Melaksanakan tatalaksana sesuai standar baik di institusi pelayanan kesehatan
atau di tingkat rumah tangga;
2) Melaksanakan manajemen KLB yang terintegrasi;
3) Melaksanakan upaya pencegahan dan pemberantasan yang berbasis faktor
risiko
Kegiatan program P2 Diare sebagai berikut:
1) Penemuan dan pengobatan penderita.
2) Pertemuan lintas sektor dan program terkait.
3) Sistem Kewaspadaan Dini.
4) Penanggulangan KLB.
5) Pemantapan Logistik.
6) Monitoring dan Evaluasi.
23

Berikut ini meupakan data jumlah penderita diare di Puskesmas Pauh pada
tahun 2018:

Grafik 4.4 Jumlah Penderita Diare Puskesmas Pauh Tahun 2018


70 61
60
50
39 37 38 36
40 34
28 27 26
30 22
16 19
20
10
0

Berdasarkn grafik di atas dapat dilihat diketahui bahwa jumlah seluruh


penderita diare pada tahun 2018 yaitu sebanyak 383 orang dengan kasus terbanyak
di bulan Agustus yaitu sebanyak 61 orang dan kasus terendah ada di bulan januari.
h) Typhoid
Penyakit Typhoid merupakan penyakit yang menyerang sistem pencernaan
manusia. Penyakit ini dapat ditularkan melalui air dengan lingkungan yang
tercemar. Oleh karena itu sering mewabah pada daerah yang sulit mendapatkan air
bersih untuk dikomsumsi masyarakat.
Berdasarkan data laporan bahwa jumlah penderita Tifoid di wilayah kerja
Puskesmas Pauh tahun 2018 tidak ditemukan kasus typhoid baik typhoid klinis
maupun typhoid konfirmasi.
i) Rabies
Penyakit ini menular melalui gigitan hewan penular rabies (anjing, kucing,
kera dan hewan lainnya). Penyakit Rabies ini adalah penyakit yang memiliki IR
yang rendah tetapi memiliki CFR (Case Fatality Rate) yang tinggi sehingga
penyakit ini sangat berbahaya bila tidak segera diatasi.

Grafik 4.5 Jumlah Penderita Gigitan Hewan Penular Rabies Puskesmas Pauh
Tahun 2018
2.5
2
2
1.5
1 1 1 1
1
0.5
0 0 0 0 0 0 0
0

Dari Surveilans Puskesmas Pauh pada tahun 2018 ditemukan adanya kasus
gigitan hewan penular rabies yaitu sebanyak 6 orang dan semua penderita telah
mendapatkan vaksin anti rabies (verorab) dan tidak ada orang meninggal dengan
diagnosa rabies.
24

j) Campak
Campak adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai
dengan demam, batuk,konjungtivitis, dan ruam kulit. Penularan infeksi terjadi
karena menghirup percikan ludah penderita campak. Penderita bisa menularkan
infeksi dalam waktu 2-4 hari sebelum timbulnya ruam kulit dan 4 hari setelah
ruam kulit ada.

Grafik 4.6 Jumlah Penderita Campak di Puskesmas Pauh Tahun 2018


7
6
6
5
4
4
3
2
1 1
1
0 0 0 0 0 0 0 0
0

Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa jumlah penderita campak


sebanyak 12 kasus, dan yang paling banyak kasus ada di bulan Maret yaitu
sebanyak 6 orang. Semua penderita campak telah diberikan pengobatan dan
perawatan serta telah diberikan vitamin A.

k) Infeksi Menular Seksual (IMS)


Selama tahun 2018 di Puskesmas Pauh tidak ada laporan tentang kasus atau
penyakit yang termasuk ke dalam IMS seperti sifilis, gonore, servisicitis,
trikomosiasis, herpes genital, dan kandidiasis.

3) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM)

a) Diabetes
Diabetes adalah penyakit yang ditandai dengan kadar gula (glukosa) darah
yang tinggi atau di atas nilai normal. Glukosa yang menumpuk di dalam darah
akibat tidak diserap sel tubuh dengan baik dapat menimbulkan berbagai gangguan
organ tubuh. Jika diabetes tidak dikontrol dapat menyebabkan berbagai komplikasi
yang dapat membahayakan bagi penderita. Diabetes ini terbagi menjadi 2 yaitu
diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2.
Di Puskesmas Pauh jumlah penderita diabetes yang terdeteksi dapat dilihat
pada grafik berikut ini:
25

Grafik 4.7 Jumlah Kunjungan Penderita Diabetes di Puskesmas Pauh Tahun


2018
9 8 8
8 7
7 6 6
6 5 5 5 5
5 4 4
4 3
3
2
1
0

Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa jumlah kunjungan penderita


diabetes yang ada di Puskesmas Pauh pada Tahun 2018 sebanyak 66 kasus.
Kebanyakan penderita diabetes terdeteksi melalui kegiatan rutin posbindu PTM
yang dilakukan ke seluruh desa di wilayah kerja Puskesmas Pauh.
b) Hipertensi
Hipertensi adalah kondisi dimana tekanan darah lebih tinggi dari 140/90
mmHg. Di Puskesmas Pauh jumlah penderita hipertensi dapat dilihat pada grafik
di bawah ini:

Grafik 4.8 Jumlah Kunjungan Penderita Hipertensi di Puskesmas Pauh


Tahun 2018
120 114

100 91 90
80 71 69 68 66
60
60 50
43 41 39
40
20
0

Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa jumlah kunjungan penderita


hipertensi di Puskesmas Pauh pada tahun 2018 sebanyak 802 kasus. Semua
penderita hipertensi ini ini telah diberikan pengobatan dan penyuluhan untuk diet
rendah garam dan rendah lemak serta meningkatkan aktifitas fisik.
c) Asma Bronchiale
Data jumlah kunjungan penderita asma di Puskesmas Pauh tahun 2018 dapat
dilihat pada grafik berikut ini:
26

Grafik 4.9 Jumlah Kunjungan Penderita Asma di Puskesmas Pauh Tahun


2018
9 8 8 8
8 7
7 6
6
5
4
3 2 2 2 2
2 1 1
1 0
0

Kasus asma di wilayah kerja Puskesmas Pauh pada tahun 2018 dapat dilihat
dari tabel kunjungan penderita asma di atas yaitu ada 47 kunjungan. Para penderita
asma ini telah diberikan perawatan dan pengobatan serta pendidikan kesehatan
tentang cara mengurangi sesak napas jika terjadi kekambuhan.
d) Stroke
Jumlah kunjungan penderita stroke di Puskesmas Pauh 2018 dapat dilihat pada
grafik di bawah ini:

Grafik 4.10 Jumlah Kunjungan Penderita Stoke di Puskesmas Pauh Tahun 2018

4.5 4
4
3.5 3 3 penderita
3 stroke
2.5 2 2 2 2
2
1.5 1 1
1
0.5 meninggal
00 00 00 1 0 0 0 1 0 0 0 0
0 akibat
stroke

Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa jumlah kunjungan penderita stroke
di Puskesmas Pauh tahun 2018 sebanyak 20 kunjungan. Dan ada 2 orang
meninggal yang diakibatkan oleh stroke.
e) Penyakit Tidak Menular Lainnya
Selama tahun 2018 di Puskesmas Pauh tidak ada laporan untuk penyakit
tidak menular lainnya seperti Penyakit Jantung Kronis (PJK), penyakit tiroid,
lupus, thalasemia, PPOK, osteoporosis, ginjal kronik, tumor payudara, leukemia,
dan kanker serviks.

4. Surveilans
Menurut WHO (2004) surveilans merupakan proses pengumpulan, pengolahan,
analisis, dan interpretasi data secara sistemik dan terus menerus serta penyebaran
27

informasi kepada unit yang membutuhkan untuk dapat diambil tindakan. Berdasarkan
definisi di atas dapat diketahui bahwa surveilans adalah suatu kegiatan pengamatan
penyakit yang dilakukan secara terus menerus dan sistematis terhadap kejadian dan
distribusi penyakit serta fakto-faktor yang mempengaruhinya pada masyarakat
sehingga dapat dilakukan penanggulangan untuk dapat diambil tindakan efektif.
Tujuan surveilans epidemiologi ini adalah agar tersedianya data dan informasi
epidemiologi sebagai dasar manajemen kesehatan untuk pengambilan keputusan
dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi program, dan peningkatan
kewaspadaan serta respon KLB yang cepat dan tepat secara menyeluruh.
Laporan kegiatan surveilans ini terdiri dari laporan mingguan, laporan bulanan,
dan laporan pada saat terjadi KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24
jam. Pada laporan mingguan ada 24 penyakit yang dilaporkan yaitu diare akut,
malaria konfirmasi, suspek dengue, pneumonia, disentri, suspek demam tifoid,
sindrom jaundice akut, suspek chikungunya, suspek flu burung, suspek campak,
suspek difteri, pertusis, Acute Flacid Paralysis (AFP), gigitan hewan penular rabies,
suspek antrax, suspek leptospirosis, suspek kolera, kluster penyakit tidak lazim,
suspek meningitis/encephalitis, suspek neonatus neonatorum, suspek tetanus, ILI
(penyakit serupa influenza), dan suspek HFMD. Sedangkan penyakit yang dilaporkan
setiap bulannya dalam surveilans terpadu adalah kolera, diare, diare berdarah, tifus
perut klinis, TBC paru BTA +, suspek TBC Paru, kusta (PB, MB), campak, difteri,
batuk rejan, tetanus, hepatitis klinis, malaria (klinis, vivak, falsifarum, mix), DBD,
demam dengue, pneumonia, sifilis, gonorrhoe, frambusia, filariasis, influenza,
hipertensi, dan diabetes melitus.

2. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan

a. Usaha Kesehatan Sekolah ( UKS )


Tujuan UKS adalah meningkatkan derajat kesehatan anak dan lingkungan sekolah.
Ruang lingkup kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang dilaksanakan Puskesmas
Pauh seperti:
1) Pendataan
Jumlah siswa yang di data tahun 2018 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.10 Jumlah Siswa Tahun 2018


No Jenjang Sekolah Jumlah Siswa
1 SD 1.599
2 SMP 596
3 SMA 168
Jumlah total
28

Di wilayah kerja Puskesmas Pauh pada tahun ajaran 2018 sampai dengan tahun
ajaran 2019, Jumlah siswa SD dari kelas satu sampai denga kelas enam sebanyak
1.599 siswa, SMP/sederajat dari kelas tujuh sampai dengan kelas sembilan berjumlah
596 siswa, dan SMA/sederajat dari kelas sepuluh hingga dua belas berjumlah 168
siswa.
2) Penyuluhan
Penyuluhan yang diberikan disekolah antara lain:
a) Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Pra remaja dan Remaja
b) Penyuluhan Kesehatan Lingkungan
c) Penyuluhan Gizi
d) Penyuluhan NAPZA dan Rokok
e) Penyuluhan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
f) Penyuluhan cara gosok gigi yang benar
g) Penyuluhan kesehatan indera
3) Penjaringan Anak Sekolah.
Penjaringan kesehatan dilakukan bagi siswa kelas I yang baru masuk dan
hasilnya akan dimanfaatkan untuk perencanaan, pemantauan dan evaluasi
kegiatan UKS. Inti dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui secara dini masalah-
masalah kesehatan anak sekolah, antara lain status gizi anak, kesehatan indera
penglihatan dan pendengaran yang merupakan faktor penting bagi anak dalam
proses pembelajaran

Tabel 4.11 Rekapitulasi Data Penjaringan Siswa Tahun 2018

siswa Status gizi Tajam Tajam


Jumlah Seru Karies
No Sekolah yang penglihatan OM pen- bugar
sekolah men gigi
dijaring N G K normal dengaran

1
1 SD 13 346 244 16 86 346 260 346 255 346

0
2 SMP 8 211 172 1 38 211 39 211 72 211

0
3 SMA 1 66 61 0 5 66 25 66 25 66

1
Jumlah 22 623 477 17 129 623 324 623 352 623

Penjaringan kesehatan peserta didik di wilayah kerja Puskesmas Pauh pada


tahun 2018 telah dilakukan di 22 sekolah dengan jumlah siswa yang dijaring yaitu
sebanyak 623 siswa. Dari hasil penjaringan kesehatan dapat diketahui bahwa status
gizi siswa yang normal sebanyak 477 siswa, gemuk 17 siswa, dan kurus 129 siswa.
Siswa dengan serumen di telinganya yaitu sebanyak 623 siswa, otitis media 1 orang,
dan karies gigi sebanyak 352 siswa.
29

4) Pemeriksaan berkala
Pemeriksaan berkala dilakukan oleh petugas kesehatan dan guru kepada seluruh
siswa minimal 1 tahun sekali, untuk memantau, memellihara serta meningkatkan
status kesehatan mereka. Kegiatan yang dilakukan berupa penimbangan BB,
pengukuran TB, pemeriksaan ketajaman penglihatan dan pendengaran, dan
pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut.

Tabel 4.12 Jumlah Siswa pada Pemeriksaan Berkala di Wilayah Kerja


Puskesmas Pauh Tahun 2018
No Pemeriksaan Berkala Jumlah
1 Jumlah sekolah yang melaksanakan pemeriksaan berkala 14
2 Jumlah siswa yang diperiksa secara berkala 1341
3 Jumlah siswa dengan status gizi normal 1060
4 Jumlah siswa dengan status gizi gemuk 68
5 Jumlah siswa dengan status gizi kurus 213
6 Jumlah siswa dengan serumen 542
7 Jumlah siswa dengan otitis media 4
8 Jumlah siswa dengan karies gigi 688
9 Pemeriksaan HB siswi putri 260

Dari 22 sekolah yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pauh, yang telah
melaksanakan pemeriksaan berkala hanya 14 sekolah dengan jumlah siswa yang
diperiksa yaitu sebanyak 1.341 siswa dengan gizi normal sebanyak 1.060 siswa,
gemuk 68 siswa, dan kurus 213 siswa. Sedangkan untuk pemeriksaan HB pada siswi
remaja putri sebanyak 260 siswi.
5) Imunisasi
Memberikan imunisasi DT kepada murid kelas I dan imunisasi Td kepada
murid kelas II. Tujuan pemberian imunisasi adalah untuk memberikan
perlindungan jangka panjang terhadap penyakit difteri dan tetanus dengan imunisasi
Difteri Tetanus Toxoid (DT) dan Tetanus Toxoid (TT).
6) Pembinaan UKS dan dokter kecil
Dokter kecil adalah siswa / siswi yang ikut melaksanakan sebagian usaha
pelayanan kesehatan serta berperan aktif dalam kegiatan kesehatan yang
diselenggarakan di sekolah. Dokter kecil di pilih oleh guru guna ikut melaksanakan
sebagian usaha pelayanan kesehatan terhadap diri sendiri, keluarga, teman murid
pada khususnya dan sekolah pada umunya.
Kriteria Peserta Dokter Kecil adalah:
a. Telah menduduki kelas 4 Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah.
b. Siswa kelas 5 dan 6 yang belum pernah mendapat pelatihan dokter kecil
c. Berprestasi di sekolah
d. Berbadan sehat
e. Berwatak pemimpin dan bertanggung jawab
30

f. Berpenampilan bersih dan berperilaku sehat


g. Berbudi pekerti baik dan suka menolong
h. Di izinkan orang tua
Kegiatan Dokter Kecil adalah:
a. Menggerakkan teman untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat
b. Pengamatan kebersihan dan kesehatan pribadi
c. Penimbangan dan pengukuran tinggi badan
d. Pemeriksaan penglihatan
e. Pemeriksaan kesehatan gigi
f. Pengenalan dini penyakit dan tanda-tandanya
g. Pengobatan sederhana
h. Pengamatan kebersihan ruang UKS, warung dan kebun sekolah
i. Pengamatan hygiene/ sanitasi, rumah dan sekolah, halaman ruang kelas,
perlengkapan, persediaan air bersih, tempat cucian, WC, kamar mandi, tempat
sampah, saluran pembuangan.
j. Penjagaan kesehatan terhadap kecelakaan: kotak P3K, alat pemadam kebakaran,
alat bermain, lapangan bermain.
k. Pencatatan dan pelaporan.
l. Rujukan.
b. Kesehatan Olahraga
Program kesehatan olahraga bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan
khususnya kesehatan jasmani melalui latihan-latihan fisik yang berpengaruh langsung
dan penting terhadap produktivitas kerja. Program kesehatan olahraga meliputi kegiatan
disekolah dan kegiatan olah raga di masyarakat, tetapi dalam kegiatan olahraga di
masyarakat belum terlaksana sebagaimana mestinya.
c. Kesehatan Jiwa
Upaya kesehatan jiwa adalah upaya kesehatan secara khusus yang dilaksanakan
petugas Puskesmas dengan dukungan peran serta masyarakat dengan menggunakan
teknologi tepat guna. Tujuannya agar tercapainya derajat kesehatan jiwa yang optimal
bagi seluruh masyarakat.

Tabel 4.13 Jumlah Pasien dengan Gangguan Jiwa di Puskesmas Pauh Tahun 2018
No Desa Jumlah Pasien Gangguan Jiwa Pengobatan
1 Pauh 4 2 teratur, 2 tidak teratur
2 Pauh 1 6 2 teratur, 4 tidak teratur
3 Belani 3 Tidak teratur
4 Batu Kucing 2 Tidak teratur
5 Tanjung Raja 0
6 Mekar Sari 0
7 Air Bening 0
8 Ketapat Bening 0
Jumlah 15 4 teratur, 11 tidak teratur
31

Pada tahun 2018 di wilayah kerja Puskesmas Pauh, jumlah pasien dengan
gangguan jiwa sebanyak 15 orang, dimana 4 orang pasien berobat secara teratur dan 11
tidak berobat secara teratur. Hal ini disebabkan karena selama ini program jiwa belum
melakukan kegiatan jemput bola, sehingga keluarga atau pasien dengan gangguan jiwa
yang telah terdeteksi hanya diberikan pendidikan kesehatan jiwa dan dianjurkan untuk
berobat teratur di puskesmas. Akan tetapi kebanyakan keluarga tidak membawa pasien
dengan gangguan jiwa berobat ke puskesmas karena mereka menganggap psien tersebut
tidak mengganggu lingkungan sekitarnya.
d. Kesehatan Reproduksi dan Remaja
Kegiatan dalam upaya kesehatan reproduksi remaja adalah penyuluhan-
penyuluhan tentang kesehatan reproduksi, masalah-masalah pada sistem reproduksi dan
remaja, penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS), konseling, dan pelayanan kesehatan
remaja. Kegiatan ini dilakukan baik di dalam gedung maupun luar gedung seperti ke
sekolah-sekolah SMP/sederajat dan SMA/sederajat.

Tabel 4.14 Jumlah Pelayanan Kesehatan Reproduksi dan Remaja di Wilayah


Kerja Puskesmas Pauh Tahun 2018
Jumlah remaja Remaja yang
mendapatkan Remaja
(10-18 tahun) Remaja Remaja Remaja
No Desa pelayanan yang
Laki- Perem kesehatan bersalin anemia merokok
hamil
laki puan
1 Pauh 223 220 29 1 1 0 130
2 Pauh 1 273 275 30 0 0 0 161
3 Tanjung Raja 204 185 19 2 0 0 108
4 Batu Kucing 187 195 18 1 1 0 111
5 Air Bening 254 236 14 0 0 0 147
6 Ketapat Bening 244 218 16 1 1 0 134
7 Mekar Sari 210 211 11 1 1 0 139
8 Belani 182 194 15 2 1 0 93
Jumlah 1.777 1.734 152 8 5 0 1.023

Jumlah remaja di wilayah Puskesmas Pauh pada tahun 2018 yaitu sebnayak 3.511
orang, dan yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebanyak 152 orang. Sedikitnya
remaja yang mendapatkan pelayanan kesehatan dikarenakan banyak remaja yang merasa
dirinya baik-baik saja sehingga tidak memerlukan pelayanan kesehatan, dan juga mereka
kebanyakan merasa malu jika mebicarakan tentang masalah-masalah remaja kepada
petugas.
e. Kesehatan Lanjut Usia (Lansia)
Kegiatan upaya kesehatan secara khusus yang dilaksanakan posyandu lansia,
senam lansia, penyuluhan, deteksi dan diagnosa dini usia lanjut, diagnosa kelainan usia
lanjut, proteksi dan tindakan khusus pada usia lanjut dan pemulihan. Sedangkan secara
umum dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan pokok puskesmas lainnya yang
terkait. Upaya kesehatan lansia ini sangat memerlukan dukungan dan peran serta
masyarakat baik di dalam gedung maupun di luar gedung.
Sasaran upaya kesehatan lanjut usia terdiri dari:
32

1) Kelompok usia menjelang usia lanjut (umur 45-54 tahun)


2) Kelompok usia lanjut dalam masa prasenium (55-64 tahun)
3) Kelompok usia lanjut dalam masa senescens (>65 tahun)

Tabel 4.15 Jumlah Pembinaan Lansia di Puskesmas Pauh Tahun 2018


Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Jumlah
No Desa posyandu kelompok kader kunjungan lansia
lansia
lansia senam lansia lansia
1 Pauh 518 1 1 2 758
2 Pauh 1 406 1 1 2 499
3 Batu Kucing 337 1 1 2 368
4 Belani 226 1 1 2 364
5 Tanjung Raja 125 1 1 2 386
6 Mekar Sari 224 1 1 2 229
7 Air Bening 372 1 1 2 314
8 Ketapat Bening 205 1 1 2 382
Jumlah 2.413 8 8 16 3.300

Jumlah lansia di wilayah kerja Puskesmas Pauh pada tahun 2018 yaitu sebanyak
2.413 orang. Pada program lansia terdapat program posyandu lansia yaitu satu posyandu
lansia di setiap desa, selain itu ada kelompok senam lansia juga yang kegiatannya
bersamaan dengan posyandu lansia. Jumlah kunjungan lansia pada tahun 2018 baik yang
datang ke fasilitas kesehatan maupun ke posyandu lansia yang dilaporkan sebanyak
3.300 kunjungan.

f. Upaya Kesehatan Indera


1) Upaya Kesehatan Indera Penglihatan
Upaya Kesehatan mata adalah upaya kesehatan dasar yang dilaksanakan
ditingkat Puskesmas secara terpadu dengan kegiatan pokok Puskesmas lainnya.
a) Tujuan umum: meningkatkan derajat kesehatan mata, upaya pencegahan agar tidak
berkembang menjadi lebih buruk.
b) Tujuan khusus :
1) Menurunkan prevalensi kesakitan mata dan kebutaan sehingga tidak menjadi
masalah kesehatan masyarakat.
2) Meningkatnya kesadaran, sikap dan perilaku masyarakat dalam pemeliharaan
dibidang kesehatan mata dan pencegahan kebutaan.
Kegiatan yang dilakukan adalah:
a) Penyuluhan kesehatan mata dan penyakit mata
b) Pemeriksaan kesehatan mata pada siswa
c) Pemeriksaan dan pengobatan pada pasien di puskesmas
d) Mendata pasien katarak
e) Rujukan
33

Tabel 4.16 Jumlah Kujnjungan Penyakit Mata di Puskesmas Pauh Tahun 2018
No Nama Penyakit Jumlah
1 Katarak 39
2 Konjungtivitis 117
3 Glaukoma 1
4 Pterigium 3
Jumlah 160

Jumlah kunjungan penyakit mata yang dilaporkan pada tahun 2018 yaitu
sebanyak 160 kasus yang terdiri dari katarak 39 kasus, konjungtivitis 117 kasus,
glaukoma 1 kasus, dan pterigium 3 orang.
Upaya pencegahan kebutaan di lakukan dengan pemberian Vitamian A dosis
tinggi kepada bayi dan balita pada usia 6 bulan sampai 59 bulan setiap bulan Februari
dan Agustus.

2) Upaya Kesehatan Indera Pendengaran


Kesehatan indera pendengaran merupakan hal yang sangat penting untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Gangguan pada pendengaran dapat
menimbulkan gangguan komunikasi, kognitif, tingkah laku, perkembangan sosial dan
emosional.

Tabel 4.17 Jumlah Pasien yang Mengalami Gangguan pada Indera Pendengaran di
Puskesmas Pauh Tahun 2018
No Gangguan Indera Pendengaran Jumlah Keterangan
1 Otitis media 13 -
Penjaringan
2 Serumen 324
kesehatan siswa
3 Presbikum 0 -

Jumlah kasus gangguan pada indera pendengaran yang dilaporkan pada tahun
2018 yaitu sebanyak 337 kasus yang terdiri dari 13 kasus otitis media, dan 324 kasus
serumen. Data ini sebagianbesar diperoleh dari kegiatan penjaringan kesehatan pada
peserta didik.

g.Upaya Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana


Setiap bencana selalu menimbulkan krisis kesehatan, dan di wilayah kerja
Puskesmas Pauh ada 5 desa yang merupakan desa rawan bencana terutama banjir yang
terjadi setiap tahunnya. Dalam upaya penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana,
puskesmas akan menyampaikan informasi pra bencana dan perkembangan bencana ke
Dinas Kesehatan Kabupaten. Kemudian puskesmas akan membuat posko-posko
kesehatan yang tersebar di desa yang mengalami bencana agar masyarakat yang
menbutuhkan tetap mendapatkan pelayanan kesehatan.
34

Tabel 4.18 Jumlah Laporan Krisis Kesehatan Akibat Bencana di Wilayah Kerja
Puskesmas Pauh Tahun 2018
Jenis Kerusakan rumah Korban
N Kedalam Korban Pengungsi Korban
Desa ben Terbakar/ Rusak Rusak mening
o roboh an banjir (KK) (KK) luka
cana tenggelam berat ringan gal
1 Pauh Banjir 2 0 0 0 1m 215 1 0 0
2 Pauh 1 Banjir 1 0 0 0 45 cm 93 0 0 0
Batu
3 Banjir 0 0 0 0 1m 183 0 0 0
Kucing
4 Belani Banjir 0 0 0 0 10 cm 46 0 0 0
Tanjung
5 Banjir 5 0 0 0 1m 106 1 0 0
Raja

Pada tahun 2018 di wilayah kerja Puskesmas Pauh sebagian besar terkena banjir
sedalam 10 sampai dengan 100 cm yang terjadi di 5 desa yaitu Desa Pauh, Pauh 1, Batu
Kucing, Belani, dan Tanjung Raja. Korban bencana yang dilaporkan sebanyak 643
keluarga, dan yang mengungsi ada 2 keluarga. Sedangkan kerusakan rumah akibat
tenggelam yaitu sebnayak 8 rumah.

B. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)

1. Poli Umum
Poli umum ini difungsikan untuk pemeriksaan dan pengobatan rawat jalan.
2. Unit Gawat Darurat (UGD)
Ruang UGD ini berfungsi untuk perawatan dan pengobatan kasus gawat dan darurat
yang membutuhkan penanganan segera. Kegiatan yang dilakukan di ruangan ini seperti
perawatan luka mulai dari heating sampai dengan up heating, insisi abses, pengangkatan
serumen, dan lain sebagainya.
3. Poli KIA-KB
Kegiatan di poli KIA adalah pemeriksaan kehamilan, pemberian tablet Fe dan
Calsium Laktate, pemberian vaksin TT pada ibu hamil, pelayanan KB, konseling, dan lain
sebagainya.
4. Ruang Bersalin, neonatus, dan nifas
Kegiatan di ruang bersalin adalah pertolongan persalinan, pemeriksaan neonatus, dan
perawatan ibu nifas.
5. Farmasi
a. Gudang Obat
Kegiatan yang dilakukan di gudang obat adalah:
1) Mengamprah obat setiap 3 bulan sekali ke gudang farmasi berdasarkan pemakaian
dan kebutuhan.
2) Setelah obat datang obat disimpan dalam gudang dan dicatat pada buku penerimaan
obat, kartu stok obat, buku penerimaan dan pengeluaran obat.
3) Obat disimpan menurut jenis dan kegunaan obat
4) Untuk Puskesmas Pembantu pengamprahannya diberikan setiap 1 bulan sekali sesuai
dengan obat yang dipakai dengan kunjungan pasien.
35

5) Obat yang dikeluarkan langsung dibukukan pada buku penerimaan dan pengeluaran
serta pada kartu setok obat.
6) Setiap akhir bulan mengkompilasi seluruh penggunaan obat dan sisa obat di sub unit
pelayanan yang ada.
7) Membuat laporan setiap bulan sekali dengan memakai blangko LPLPO.
8) Membuat Tabel obat dengan pemakaian 10 obat terbanyak.
9) Melaksanakan Konseling

Tabel 4.19 Daftar 10 Pemakaian Obat Terbanyak di Puskesmas Pauh Tahun 2018
No Nama Obat Jumlah Pemakaian
1 Amoxicillin 14.400
2 Asam mefenamat 10.400
3 Ranitidine 10.280
4 Vitamin B Complek 10.200
5 Dexamethasone 9.300
6 Metformin 7.350
7 Ibuprofen 8.600
8 Captopril 8.500
9 Amlodipin 8.430
10 CTM 8.000

Pemakaian obat pada tahun 2018 yang menempati posisi terbanyak yaitu
amoxicillin yaitu sebanyak 14.400 kaplet, diikuti dengan asam mefenamat sebanyak
10.400 kaplet dan ranitidin sebanyak 10.280 tablet.
b. Apotik
Kegiatan yang dilaksanakan di apotik adalah sebagai berikut:
3) Merencanakan kebutuhan obat rawat jalan dan UGD
4) Menerima resep
5) Memberikan obat dan informasi obat pada pasien.
6) Membuat rekapan harian pemakaian obat.
7) Memasukan pada register bulanan.
8) Membuat laporan bulanan.
C. Jejaring Kesehatan

Jejaring kesehatan yang ada di Puskesmas Pauh adalah:


1. Puskesmas Pembantu (Pustu)
Puskesmas Pauh memiliki wilayah kerja yang cukup luas terdiri dari 8 desa. Untuk
menjangkau ke semua desa, Puskesmas Pauh memiliki beberapa jaringan diantaranya:
Pustu Pauh, Pustu Translok Pauh, Pustu Air Bening, Pustu Ketapat Bening, Pustu Tanjung
Raja, Pustu Belani, dan Pustu Batu Kucing.
36

2. Puskesmas Keliling (Pusling)


Puskesmas keliling dilakukan sebagai upaya pelayana kesehatan yang bebasis jemput
bola ke seluruh desa di wilayah kerja Puskesmas Pauh. Kegiatan ini dilakukan setiap bulan
dengan jadwal yang telah ditentukan bersama pada saat rapat lintas sektoral.
3. Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)
Posbindu PTM dilakukan sebagai upaya deteksi dini pada penyakit-penyakit tidak
menular seperti hipertensi, diabetes, kolesterol, asam urat, dan lain sebagainya. Sasaran
posbindu ini adalah usia dari 15 tahun ke atas. Kegiatan yang dilakukan dalam posbindu
adalah:
a. Pendaftaran peserta posbindu
b. Wawancara untuk menggali faktor resiko
c. Penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan dan lingkar perut
d. Pemeriksaan tekanan darah, kadar glukosa dalam darah, asam urat, dan kolesterol.
e. Edukasi / konseling.
4. Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK)
Melalui PIS-PK, puskesmas diharapkan mengetahui keterkaitan antara satu masalah
dengan masalah lain di berbagai program, serta mencoba mencari tahu solusi serta
mengintervensi masalah tersebut. Ada 12 indikator dalam PIS-PK yaitu: KB, bersalin di
fasilitas kesehatan, imunisasi dasar lengkap, asi eksklusif, pemantauan pertumbuhan balta,
penderita TB berobat sesuai standar, penderita hipertensi berobat teratur, gangguan jiwa
tidak ditelantarkan, tidak merokok, air bersih, jamban sehat, dan Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN).

Tabel 4.20 Capaian IKS Per Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Tahun 2018
No. Nama Jumlah Jumlah Indikator bermasalah Capaian
desa estimasi KK yang IKS
KK didata
1 Pauh 483 450 Ibu bersalin di fasilitas kesehatan, 0,06
keanggotaan JKN, penderita hipertensi
berobat teratur, penderita TB berobat sesuai
standar, pertumbuhan balita dipantua setiap
bulan
2 Pauh 1 789 952 Ibu bersalin di fasilitas kesehatan, 0,05
keanggotaan JKN, penderita hipertensi
berobat teratur, penderita TB berobat sesuai
standar, pertumbuhan balita dipantua setiap
bulan
3 Batu 313 361 Ibu bersalin di fasilitas kesehatan, bayi 0,01
Kucing mendapat imunisasi dasar lengkap,
penggunaan air bersih, penggunaan jamban
sehat, dan keanggotaan JKN
4 Ketapat 252 364 Penderita TB berobat sesuai standar, rokok, 0,04
Bening ibu bersalin di fasilitas kesehatan
5 Belani 394 456 Bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap, 0,09
ASI eksklusif, rokok.
6 Tanjung 410 414 Bayi mendapatkan imunisasi daasar lengkap, 0.06
Raja ASI esklusif, rokok, jamban sehat, dan
penggunaan air bersih
7 Mekar 183 206 Bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap, 0,05
Sari keanggotaan JKN, ASI esklusif
8 Air 512 641 Rokok, keanggotaan JKN, ASI esklusif 0,05
Bening
PUSKESMAS 3.644 3.844 0,051
PAUH
37

Hasil pendataan PIS PK yang telah dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Pauh
menunjukan adanya perbedaan antara jumlah KK estimasi jumlah KK yang telah di data di
lapangan, hal ini dikarenakan data estimasi menggunakan data desa yang lama dan belum
ada update terbaru. Hasil pendataan PIS-PK yang telah diinput ke aplikasi PIS-PK dapat
disimpulkan bahwa capaian IKS perdesa masih sangat rendah yaitu antara 0,01 sampai
dengan 0,09. Sedangkan IKS secara keseluruhan di Puskesmas Pauh yaitu 0, 051.

Tabel 4.21 Capain IKS Per Indikator di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Tahun 2018
No. Indikator PIS-PK Capaian Rencana Intervensi Lanjut
1 Keluarga mengikuti program KB 70,92% -
2 Persalinan ibu di fasilitas kesehatan 31,3% Program pemberian denda bagi bidan
dan ibu yang melakukan persalinan
tidak di fasilitas kesehatan,
penggalangan dukungan dukun
kampung untuk persalinan di fasilitas
kesehatan
3 Bayi mendapatkan imunisasi dasar 21,75% Penerbitan SK kader, advokasi dana
lengkap desa untuk kader
4 Bayi mendapatkan ASI esklusif 29,06% Penyuluhan tentang ASI eksklusif,
Lomba masak MP ASI dengan
persyaratan ASI Ekslusif
5 Balita melakukan pemantauan 38,38% Pengaktifan posyandu
pertumbuhan
6 Penderita TB Paru berobat sesuai 33,33% Pengaktifan kader TB untuk
standar melakukan gerakan TOSS TB
7 Penderita hipertensi berobat secara 12,39% Peningkatan kegiatan posbindu PTM
teratur
8 Penderita gangguan jiwa mendapatkan 23,08% -
pengobatan teratur dan tidak
ditelantarkan
9 Anggota keluarga tidak ada yang 29, 53% Kampanye stop merokok, membuat
merokok kawasan tanpa asap rokok di TTU
10 Keluarga sudah menjadi anggota JKN 59,43% Puskesmas menjadi perantara untuk
pembuatan BPJS
11 Keluarga memiliki akses air bersih 44,72% Pengaktifan PANSIMAS, dengan
advokasi masyarakat untuk
bergotong royong membayar iuran
pemerliharaan Rp. 10.000,- per bulan
12 Keluarga mempunyai akses jamban 46,5% Arisan jamban sehat, kampanye
sehat ODF.

Setelah dilakukan pendataan 12 indikator PIS-PK, dapat dilihat bahwa capaian ke 12


indikator masih rendah dengan rata-rata capaian sebesar 36,69%. Indikator yang paling
rendah yaitu penderita hipertensi berobat secara teratur yaitu sebesar 12,39%. Hal ini
dikarenakan banyak penderita hipertensi tidak mengetahui bahwa mereka harus berobat
teratur dan terus menerus, dan mereka hanya berobat jika mereka merasa adanya keluhan.
Indikator dengan capaian terendah kedua yaitu bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap
yaitu sebesar 21,75%. Hal ini dikarenakan ada sebagian warga yang jaraknya dengan
tempat posyandu cukup jauh, selain itu banyak orang tua khawatir jika sudah dimunisasi
bayi mereka akan demam.

Anda mungkin juga menyukai