Anda di halaman 1dari 12

Bab 2 Landasan teori

2.1 Peta kerja

Peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secar sistematis dan jelas,
(biasanya kerja produksi). Peta kerja merupakan salah satu alat yang sistematis dan jelas untuk
berkomunikasi secara luas. Melalui peta-peta kerja ini juga kita bisa mendapatkan informasi-
informasi yang diperlukan untuk memperbaiki suatu metode kerja. Contoh informasi-informasi
yang diperlukan untuk memperbaiki suatu metoda kerja, terutama dalam suatu proses produksi
yaitu, jumlah benda kerja yang harus dibuat, waktu operasi mesin, kapasitas mesin, bahan-bahan
khusus yang harus disediakan, alat-alat, dan sebagainya. Lewat peta kerja ini kita bisa melihat
semua langkah atau kejadian yang dialami oleh suatu benda kerja dari mulai masuk ke pabrik
(berbentuk bahan baku) kemudian menggambarkan semua langkah yang dialaminya, seperti
transportasi, operasi mesin, pemeriksaan dan perakitan, sampai akhirnya menjadi produk jadi,
baik produk lengkap, atau bagian dari produk lengkap. (Sutalaksana,2006)

Adapula definisi peta kerja lainnya yaitu merupakan gambaran sistematis dan logis dalam
menganalisa proses kerja dari tahap awal sampai akhir. Dengan peta ini juga didapatkan
informasi-informasi yang diperlukan untuk memperbaiki metode kerja, seperti benda kerja yang
harus dibuat, operasi untuk menyelesaikan kerja, kapasitas mesin atau kapasitas kerja lainnya,
dan urutan prosedur kerja yang dialami oleh suatu benda kerja. (Sritomo, 1992)

2.2 Lambang-lambang dalam peta kerja

Menurut catatan sejarah, peta-peta kerja yang ada sekarang ini dikembangkan oleh Gilberth.
Pada saat itu, untuk membuat suatu peta kerja, Gilberth mengusulkan 40 buah lambang kerja
yang bisa dipakai. Pada tahun berikutnya jumlah lambang tersebut disederhanakan sehingga
hanya tinggal 4 buah lambang saja. Namun, pada tahun 1947 America Society of Mechanical
Engineers (ASME) membuat standar lambang-lambang yang terdiri dari 5 macam lambang yang
merupakan modifikasi dari yang telah dikembangkan sebelumnya oleh Gilberth.

Berikut lambang-lambang peta kerja yang diusulkan oleh ASME:

a) Operasi

Suatu kegiatan operasi terjadi apabila benda kerja mengalami perubahan sifat, baik fisik
maupun kimiawi. Mengambil informasi maupun memberikan informasi pada suatu keadaan
juga termasuk operasi. Operasi merupakan kegiatan yang paling banyak terjadi dalam suatu
proses. Dan biasanya terjadi pada suatu mesin atau sistem kerja, contohnya:

1) Pekerjaan menyerut kayu dengan mesin serut.

2) Pekerjaan mengeraskan logam.

3) Pekerjaan merakit.

4) Mengebor benda kerja.


b) Pemeriksaan

Suatu kegiatan pemeriksaan terjadi apabila benda kerja atau peralatan mengalami
pemeriksaan baik untuk segi kualitas maupun kuantitas. Lambang ini digunakan jika kita
melakukan pemeriksaan terhadap suatu objek atau membandingkan objek tertentu dengan
suatu standar.

Suatu pemeriksaan tidak menjuruskan bahan ke arah menjadi suatu barang jadi, contohnya:

1) Mengukur dimensi benda.

2) Memeriksa warna benda.

3) Membaca alat ukur tekanan uap pada suatu mesin uap.

c) Transportasi

Suatu kegiatan transportasi terjadi apabila benda kerja, pekerja atau perlengkapan
mengalami perpindahan tempat yang bukan merupakan bagian dari suatu operasi.
Contohnya:

1) Benda kerja diangkut dari mesin bubut ke mesin gurdi untuk proses berikutnya.

2) Suatu objek dipindahkan dari lantai atas lewat elevator.

Suatu pergerakan yang merupakan bagian dari operasi atau disebabkan oleh petugas pada
tempat bekerja sewaktu operasi atau pemeriksaan berlangsung, bukanlah merupakan
transportasi, contohnya:

1) Keramik yang mengalami pemanasan suhu tinggi sambil bergerak di alas ban berjalan,
merupakan kegiatan operasi. Walaupun keramik tersebut mengalami perpindahan
tempat tetapi perpindahan tersebut merupakan bagian dari kegiatan pemanasan.

d) Menunggu (delay)

Proses menunggu terjadi apabila benda kerja, pekerja ataupun perlengakapan tidak
mengalami kegiatan apa-apa selain menunggu (biasanya sebentar).

Kejadian ini menunjukkan bahwa suatu objek ditinggalkan untuk sementara waktu tanpa
pencatatan sampai di perlukan kembali. Contohnya:

1) Objek menunggu untuk diproses atau diperiksa.

2) Peti menunggu untuk dibongkar.

3) Bahan menunggu untuk diangkut ke tempat lain.


e) Penyimpanan

Proses penyimpanan terajdi apabila benda kerja disimpan untuk jangka waktu yang cukup
lama. Jika benda kerja tersebut akan diambil kembali biasanya memerlukan suatu prosedur
perizinan tertentu.

Lambang ini digunakan untuk menyatakan suatu objek yang mengalami penyimpanan
permanen, yaitu ditahan atau dilindungi terhadap pengeluaran tanpa izin tertentu. Prosedur
perizinandan lamanya waktu adalah dua hal yang membedakan antara kegiatan menunggu
dan penyimpanan. Contohnya:

1) Dokumen-dokumen / catatan-catatan disimpan dalam brankas.

2) Bahan baku disimpan dalam gudang.

Selain kelima lambang standar di atas, kita bisa menggunakan lambang lain apabila merasa
perlu untuk mecatat suatu aktivitas yang memang terjadi selama proses berlangsung dan
tidak terungkapan oleh lambang-lambang tadi. Lambang tersebut adalah:

f) Aktivitas gabungan

Kegiatan ini terjadi apabila antara aktivitas operasi dan pemeriksaan dilakukan bersamaan
atau dilakukan pada suatu tempat kerja.

2.3 Macam-macam peta kerja

Pada dasarnya peta-peta bisa dibagi dalam dua kelompok besar berdasarkan kegiatannya, yaitu:

a) Peta-peta kerja yang digunakan untuk menganalisa kegiatan kerja keseluruhan.

b) Peta-peta kerja yang digunakan untuk menganalisa kegiatan kerja setempat.

Disebut keseluruhan bila melibatkan sebagian besar atau semua sistem kerja yang diperlukan
untuk membuat produk yang bersangkutan, sementara yang dimaksud dengan keiatan kerja
setempat, ialah satu sistem kerja yang biasanya melibatkan orang dan fasilitas dalam jumlah
terbatas. Hubungan antara kedua ini macam kegiatan tersebut bila untuk menyelesaikan suatu
produk diperlukan beberapa sistem kerja, dimana satu sama lainnya saling berhubungan.
Misalnya di suatu perusahaan perakitan yang mempunyai bermacam-macam mesin dalam
berproduksi.

Dalam garis besarnya, cara penerapan yang baik kedua jenis peta itu dapat dijelaskan berikut ini.
Pertama, membuat peta-peta kerja yang menggambarkan kegiatan secara keseluruhan
berdasarkan keadaan sekarang, setiap kegiatan yang berlangsung, yang terjadi dalam sistem-
sistem kerja terpisah dan telah digambarkan pada kegiatan keseluruhan di amati serinci mungkin.
Hasil perbaikannya dinyatakan juga dalam peta-peta kerja setempat, tetapi yang
menggambarkan keadaan yang diusulkan, dipetakan dalam peta kerja keseluruhan. Hasil
akhirnya dinyatakan dalam peta-peta kerja keseluruhan untuk keadaan yang diusulkan.

2.3.1 Kelompok kegiatan kerja keseluruhan

Berikut yang termasuk kelompok kegiatan kerja keseluruhan:

a) Peta proses operasi.

b) Peta aliran proses.

c) Peta proses kelompok kerja.

d) Diagram alir.

2.3.2 Kelompok kegiatan kerja setempat

Berikut yang termasuk kelompok kegiatan kerja setempat:

a) Peta pekerja, dan mesin.

b) Peta tangan kanan - tangan kiri.

Gambar 1.2.1 — Flow chart perbaikan kerja


2.4 Peta proses operasi

Peta proses operasi merupakan suatu diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses
yang akan dialami bahan baku mengenai urutan-urutan operasi dan pemeriksaan sejak dari awal
sampai menjadi produk jadi utuh maupun sebagai komponen, dan juga memuat informasi-
informasi yang diperlukan untuk analisa lebih lanjut. Jadi dalam suatu operation process chart,
yang dicatat hanyalah kegiatan-kegiatan operasi dan pemeriksaansaja, kadang-kadang pada akhir
proses dicatat tentang penyimpanan.

Peta proses operasi memiliki beberapa kegunaan yang dapat dicatat. Kegunaannya adalah bisa
mengetahui kebutuhan akan mesin dan penganggarannya, bisa memperkirakan kebutuhan akan
bahan baku (dengan menghitung efisiensi ditiap operasi / pemeriksaan), sebagai alat untuk
menentukan tata letak pabrik, sebagai alat untuk menentukan perbaikan cara kerja yang sedang
dipakai, serta sebagai alat untuk latihan kerja.

Peta proses operasi biasanya dimulai dengan bahan baku memasuki pabrik dan mengikutinya
melalui setiap langkah, seperti penyimpanan transportasi, inspeksi, operasi mesin, dan perakitan
sampai menjadi sebuah unit atau bagian dari sebuah unit yang akan dirangkai.

Adapun informasi-informasi yang bisa didapatkan dalam peta proses operasi adalah sebagai
berikut:

a) Bahan baku dan bahan penunjang yang dibutuhkan (dipresentasikan dengan garis panah
horizontal).

b) Operasi yang dibutuhkan pada masing-masing komponen atau bagian dari bahan baku
(dipresentasikan dalam lingkaran).

c) Waktu yang dibutuhkan dalam proses.

d) Mesin atau alat.

2.4.1 Kegunaan peta proses operasi

Dengan adanya informasi-informasi yang bisa dicatat melalui peta proses operasi, kita bisa
memperoleh banyak manfaat di antaranya:

a) Bisa mengetahui kebutuhan mesin dan penganggarannya.

b) Memperkirakan kebutuhan bahan baku.

c) Alat untuk menentukan tata letak pabrik.

d) Alat untuk melakukan perbaikan cara kerja yang sedang dipakai.

e) Sebagai alat untuk pelatihan kerja, dll.

2.4.2 Prinsip - prinsip pembuatan peta proses operasi

Berikut ini beberapa pokok prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan:

a) Pertama, bagian “kepala” ditulis jelas jenis peta.


b) Material di atas garis horizontal.

c) Lambang-lambang ditempatkan ke arah vertikal.

d) Penomoran operasi berurutan.

e) Penomoran pemeriksaan tersendiri.

2.5 Peta aliran proses

Peta aliran proses adalah diagram yang menunjukkan urutan-urutan dari operasi, pemeriksaan,
transportasi, menunggu dan penyimpanan yang terjadi selama satu proses atau prosedur
berlangsung. Secara terperinci dapat dikatakan bahwa peta aliran proses pada umumnya terbagi
dalam dua tipe, yaitu:

a) Peta aliran proses tipe bahan, ialah suatu peta yang menggambarkan kejadian yang dialami
bahan dalam suatu proses atau prosedur operasi.

b) Peta aliran proses tipe orang, pada dasarnya dibagi menjadi dua, yaitu:

1) Peta aliran proses pekerja yang menggambarkan aliran kerja seorang operator.

2) Peta aliran proses pekerja yang menggambarkan aliran kerja sekelompok manusia,
sering disebut Peta Proses Kelompok Kerja.

c) Peta aliran proses tipe kertas, aliran dari kertas yang menjalani sekumpulan urutan proses
mengikuti suatu prosedur tertentu secara bertahap.

2.5.1 Kegunaan peta aliran proses

Berikut kegunaan umum dari suatu peta aliran proses, yaitu:

a) Mengetahui aliran bahan, aktivitas orang atau aliran kertas dari awal masuk dalam suatu
proses atau prosedur sampai aktivitas berakhir.

b) Memberikan informasi mengenai waktu penyelesaian suatu proses atau prosedur.

c) Mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan, orang atau kertas selama proses atau
prosedur berlangsung.

d) Alat untuk melakukan perbaikan-perbaikan proses atau metode kerja.

e) Alat yang akan memudahkan proses analisis untuk mengetahui tempat-tempat dimana
terjadi ketidaksempurnaan pekerjaan.

2.5.2 Prinsip-prinsip peta aliran proses

Berikut ini prinsip-prinsip pokok pembuatan peta aliran proses:

a) Seperti pada peta proses operasi, suatu peta aliran proses pun mempunyai judul, dimana
pada bagian paling atas dari kertas ditulis kepalanya “Peta Aliran Proses”, yang kemudian diikuti
dengan pencatatan beberapa identifikasi, seperti: nomor/nama komponen yang dipetakan,
nomor gambar, peta orang atau peta bahan, cara sekarang atau yang diusulkan, tanggal
pembuatan, dan nama pembuat peta. Semua informasi ini dicatat disebelah kanan atas kertas.

b) Disebelah kiri atas kertas, berdampingan dengan informasi yang dicatat pada titik a diatas,
dicatat mengenai ringkasan yang memuat, jumlah total dan waktu total dari setiap kegiatan yang
terjadi dan juga mengenai total jarak perpindahan yang dialami bahan atau orang selama proses
atau prosedur berlangsung.

c) Setelah bagian kepala selesai dengan lengkap, kemudian di bagian badan diuraikan proses yang
terjadi lengkap beserta lambing-lambang dan informasi- informasi mengenai jarak perpindahan,
jumlah yang dilayani, waktu yang dibutuhkan dan kecepatan produksi juga ditambahkan dengan
kolom Analisa, Catatan dan Tindakan yang diambil berdasarkan analisa tersebut.

d) Salah satu cara yang sederhana dalam menganalisa peta aliran proses adalah dengan Dot and
Check Technique. Cara ini dilaksanakan dengan mengajukan enam buah pertanyaan dasar (apa,
dimana, kapan, siapa dan bagaimana) pada setiap kejadian dalam peta aliran proses tersebut,
yang kemudian setiap pertanyaan diatas diikuti oleh satu pertanyaan.

2.6 Peta proses kelompok kerja

Dalam uraian Peta Aliran Proses telah dibahas bahwa Peta Proses Kelompok Kerja merupakan
bagian dari Peta Aliran Proses. Memang pada dasarnya Peta Proses Kelompok Kerja merupakan
hasil dari perkembangan dari suatu Peta Aliran Proses. Orang yang pertama memperkenalkan
dan kemudian mengembangkan adalah John A. Adridge.

Peta ini bisa digunakan dalam suatu tempat kerja dimana untuk melaksanakan pekerjaan
tersebut memerlukan kerjasama yang baik dari sekelompok pekerja. Jenis pekerjaan atau tempat
kerja yang mungkin memerlukan analisis melalui Peta Proses Kelompok Kerja misalnya pekerjaan-
pekerjaan: pergudangan, pemeliharaan, atau pekerjaan-pekerjaan pengangkutan material. Pada
dasarnya dapat dikatakan bahwa Peta Proses Kelompok Kerja merupakan kumpulan dari
beberapa Peta Aliran Proses dimana tiap Peta ALiran Proses tersebut menunjukkan satu seri kerja
dari seorang operator. Setiap Peta Aliran Proses tersebut dipetakan dalam arah horizontal,
sehingga paraller satu sama lain, yang satu diatas atau dibawah yang lainnya. Arah kegiatan dari
sebelah kiri menuju ke sebelah kanan. Perubahan kegiatan digambarkan dengan berubahnya
lambing pada tiap Peta Aliran Proses tersebut.

2.6.1 Kegunaan peta proses kelompok kerja

Alat untuk menganalisa aktivitas suatu kelompok kerja. Banyaknya dijumpai aktivitas-aktivitas
menunggu (delay). Tujuan utama meminimumkan waktu menunggu (delay), mengurangi ongkos
produksi atau proses, dan mempercepat waktu penyelesaian produksi atau proses.

2.6.2 Prinsip-prinsip peta proses kelompok kerja

a) Lambang-lambang yang bisa digunakan dalam peta aliran proses (kecuali).

b) penyimpanan permanen bisa digunakan untuk membuat peta kelompok pekerja.

c) Tiap peta aliran proses yang menunjukkan satu seri kerja, merupakan anggota.

d) dari suatu peta proses regu kerja.


2.7 Diagram aliran

Diagram aliran merupakan suatu gambaran menurut skala, dari susunan lantai dan gedung, yang
menunjukkan lokasi dari semua aktivitas yang terjadi dalam peta aliran proses. Aktivitas, yang
berarti pergerakkan suatu material atau orang dari suatu tempat ke tempat berikutnya.

2.7.1 Kegunaan diagram aliran

Secara lebih lengkap, kegunaan suatu diagram aliran dapat diuraikan sebagai berikut:

a) Lebih memperjelas suatu Peta Aliran Proses, apalagi jika arah aliran merupakan faktor
penting, dengan adanya informasi tambahan mengenai arah aliran dari material atau orang
selama aktivitasnya, maka kita akan mendapatkan informasi yang lengkap. Makin lengkap
informasi, makin mudah untuk melakukan perbaikan. Tambahan informasi ini berguna
sebagai bahan analisis untuk bisa memperpendek jarak perpindahan.

b) Menolong dalam perbaikan tata letak tempat kerja.

2.7.2 Prinsip - prinsip diagram aliran

Terlebih dahulu kita membuat judul di kepala diagram aliran kemudian di ikuti oleh nama
pekerja, tanggal di petakan, sekarang atau usulan. Berikut ini merupakan prinsip dari diagram
aliran:

a) Harus mengidentifikasi setiap aktifitas dengan lambang dan nomor yang. sesuai dengan yang
digunakan dalam peta aliran proses.

b) Arah gerakan dinyatakan oleh anak panah kecil yang dibuat secara periodic sepanjang garis
aliran.

2.8 Peta pekerja-mesin

Informasi paling penting diperoleh melalui peta pekerja-mesin ialah hubungan yang jelas antara
waktu kerja operator dan waktu operasi mesin yang ditanganinya. Dengan informasi ini
dimilikilah data yang memadai untuk melakukan penyelidikan, penganalisaan, dan perbaikan
suatu kegiatan kerja, sehingga efektivitas penggunaan pekerja dan atau mesin bisa ditingkatkan.
Tentunya keseimbangan kerja antara pekerja dan mesin bisa lebih diperbaiki.

Peningkatan efektivitas penggunaan dan perbaikan keseimbangan kerja tersebut dapat


dilakukan, misalkan dengan cara:

a) Mengubah tata letak tempat kerjaTata letak tempat kerja merupakan salah satu faktor
yang menentukan lamanya waktu penyelesaian suatu pekerjaan. Penataan kembali
suatu tata letak tempat kerja, diharapkan dapat menempatkan elemen sistem kerja
pada suatu tempat sehingga benar-benar dapat menghemat waktu penyelesaian.

b) Mengatur kembali gerakan-gerakan kerja Pada dasarnya, gerakan-gerakan kerja juga


merupakan factor yang menentukan waktu penyelesaian suatu pekerjaan. Dengan
demikian, penataan kembali gerakan-gerakan yang dilakukan pekerja, akan sangat
membantu meningkatkan efektivitas kerjanya, dan sekaligus mempengaruhi efisiensi
penggunaan tenaga.
c) Merancang kembali mesin Keadaan mesin dan peralatan seringkali perlu dirancang kembali
untuk meningkatkan efektivitas pekerja dan mesin. Misalnya untuk mengurangi waktu
mengangkut dan sekaligus menghemat tenaga pekerja, maka pekerjaan memindahkan barang
terutama barang berat, yang tadinya menggunakan gerobak dorong, sekarang perlu
dipikirkan dengan menggunakan alat peluncur, atau yang bertenaga motor. Dengan demikian,
selain memperoleh keuntungan diatas, juga kapasitas pemindahan jauh lebih besar.

d) Menambah pekerja bagi sebuah mesin atau sebaliknya Apabila klita menemukan bahwa
efektivitas pekerja yang menangani sebuah atau beberapa mesin itu rendah, yaitu pekerja
banyak menganggur, sementara di tempat lain banyak terdapat mesin yang menganggur,
maka penambahan tugas bagi pekerja tersebut mungkin dapat meningkatkan efektivitas dan
efisiensien.

Sebaliknya jika terdapat seorang pekerja yang terlampau sibuk dalam menangani tugasnya
sehingga tidak memungkinkan baginya untuk bisa melepas lelah dan melakukan kepentingan-
kepentingan pribadi lainnya, maka tentu hal ini pun akan merugikan, baik pada pihak perusahaan
atau bagi pekerja itu sendiri. Pekerja yang terlampau lelah cenderung lebih banyak melakukan
kesalahan-kesalahan. Bisa jadi ini mengakibatkan kerusakan pada mesin atau menurunkan
kualitas produksi.

Keburukan yang dialami pekerja, terutama dirasakan dalam jangka panjang, saat pekerja
terlampau lelah, tentu akan mengakibatkan makin memburuknya kondisi tubuh pekerja tersebut.
Dengan penambahan pekerja keseimbangan antara pekerja dan mesin bisa diperoleh.

2.8.1 Prinsip-prinsip pada peta pekerja-mesin

Dibawah ini merupakan hal yang harus diperhatikan pada peta pekerja-mesin, agar diperoleh
peta yang baik, yaitu:

a) Nyatakan identifikasi peta yang dibuat. Biasanya “PETA PEKERJA-MESIN” sebagai kepalanya,
kemudian diikuti oleh informasi-informasi yang melengkapi meliputi:

1) Nomor peta.

2) Nama pekerjaan yang dipetakan.

3) Metoda sekarang atau usulan.

4) Tanggal dipetakan, dan nama orang yang membuat peta tersebut.

b) Setelah semua diidentifikasi lengkap dinyatakan, langkah berikutnya adalah menguraikan


semua elemen pekerjaan yang terjadi.

2.9 Peta tangan kanan-tangan kiri

Peta tangan kanan dan kiri adalah peta kerja setempat yang bermanfaat untuk mengnalisa
gerakan tangan manusia di dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat manual. Peta ini
akan menggambarkan semua gerakan ataupun delay yang terjadi yang dilakukan oleh tangan
kanan maupun tangan kiri secara mendetail sesuai dengan elemen-elemen Therblig yang
membentuk gerakan. Dengan menganalisa detail gerakan yang terjadi maka langlah-langkah
perbaikan bisa diusulkan. Pembuatan peta ini baru baru terasa bermanfaat apabila gerakan yang
dianalisa tersebut terjadi berulang-ulang (repetitive) dan dilakukan secara manual (seperti halnya
dalam proses perakitan). Dari analisa yang dibuat maka pola gerakan tangan yang dianggap tidak
efisien dan bertentangan dengan prinsip-prinsip ekonomi gerakan (motion economy) bisa
diusulkan untuk perbaikan. Demikian pula akan diharapkan terjadi keseimbangan gerakan yang
dilakukan oleh tangan kanan dan tangan kiri, sehingga siklus kerja akan berlangsung dengan
lancar dalam ritme gerakan yang lebih baik yang akhirnya mampu memberikan delays maupun
operator fatigue yang minimum.

Peta ini menggambarkan semua gerakan-gerakan tangan kanan dan tangan kiri secara rinci baik
saat bekerja atau waktu menganggur sehingga dapat menunjukkan perbandingan antara tugas
yang dibebankan pada kedua tangan tersebut ketika melakukan suatu pekerjaan.

2.9.1 Kegunaan pada peta tangan kanan-tangan kiri

Sebagaimana peta-peta yang lain, peta ini pun mempunyai kegunaan yang lebih khusus, di
antaranya:

a) Menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan mengurangi kelelahan.

b) Menghilangkan atau mengurangi gerakan-gerakan yang tidak efisien dan tidak produktif.

c) Sebagai alat untuk menganalisa tata letak sistem kerja.

d) Sebagai alat untuk melatih pekerja yang baru, dengan cara kerja yang ideal.

Peta ini berfungsi sebagai penuntun terutama bagi pekerja-pekerja baru sehingga akan
mempercepat proses belajar.

2.9.2 Prinsip-prinsip pada peta tangan kanan-tangan kiri

a) Pada bagian kepala, dibaris paling atas ditulis peta tangan kanan tangan kiri Setelah itu,
menyertakan identifikasi-identifikasi lainnya seperti: nama pekerjaan, nama departemen,
nomor peta, cara sekarang atau usulan, nama pembuat peta, dan tanggal dipetakan.

b) Pada bagian yang memuat bagian, digambarkan sketsa dari sistem kerja yang
memperlihatkan skala, sesuai dengan tempat kerja sebenarnya. Sketsa ini penting untuk
menunjukkan kondisi saat dilakukan studi terhadap pekerjaan tersebut.

c) Bagian Badan dibagi dalam dua pihak. Sebelah kiri kertas digunakakan untuk
menggambarkan kegiatan yang dilakukan tangan kiri dan sebaliknya.

d) Langkah selanjutnya, diperhatikan urutan-urutan gerakan yang dilaksanakan operator.


Kemudian operasi tersebut diuraikan menjadi elemen-elemen gerakan yang terdiri dari 17
elemen gerakan yang dikemukakan oleh Frank dan Lilian Gilbreth.

Dari ke 17 elemen ini merupakan studi gerakan yang dikemukakan oleh Frank dan Lilian Gilberth
dengan catatan yang dimaksud dengan menganggur di sini sudah termasuk elemen-elemen
kelambatan yang tidak dapat dihindari (UD), kelambatan yang dapat dihindarkan (AD), istirahat
untuk menghilangkan kelelahan (R). Hal lain yang perlu diperhatikan ialah bahwa tiap elemen
gerakan digambarkan dengan kolom yang berpanjang sebanding lamanya waktu pelaksanaan
yang bersangkutan.
2.10 Faktor – faktor dari perbaikan dan penganalisisan peta-peta kerja

Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya pekerjaan baik secara langsung
maupun tidak langsung. Daftar faktor ini dikemukakan agar penganalisa mempunyai bahan untuk
bisa memperbaiki dan menganalisa peta-peta pekerja yang sudah diuraikan.

a) Berhubungan dengan operasi.

b) Berhubungan dengan pemeriksaan.

c) Berhubungan dengan transportasi.

d) Berhubungan dengan menunggu dan penyimpanan.

e) Berhubungan dengan bahan.

f) Berhubungan dengan perkakas dan perlengkapan.

g) Berhubungan dengan mesin.

h) Berhubungan dengan pekerja.

i) Berhubungan dengan lingkungan kerja.

j) Berhubungan dengan fasilitas untuk pekerja.

k) Berhubungan dengan faktor manajemen.

(Bagian ini sengaja dikosongkan)


(Halaman ini sengaja dikosongkan)

Anda mungkin juga menyukai