B. TUJUAN
Mengetahui kewajiban keluarga sebagai wahana dalam realisasi pendidikan
Mengetahui peran keluarga terhadap anak dan lingkungan
Menjadikan keluarga sebagai wadah inti pendidikan anak
C. RUMUSAN MASALAH
Apa yang menjadikan keluarga sebagai wahana inti dalam realisasi kehidupan?
Bagaimana fungsi keluarga dalam menanamkan pendidikan Islam terhadap anak?
Apa tujuan menikah?
Bagaimana realisasi menikah untuk keluarga?
BAB 2. PEMBAHASAN
A. SUB BAB KELUARGA
Keluarga adalah satuan kerabat yang mendasar terdiri dari suami, istri dan anak-anak.
Keluarga dalam pandangan Islam memiliki nilai yang tidak kecil. Bahkan Islam menaruh
perhatian besar terhadap kehidupan keluarga dengan meletakkan kaidah-kaidah yang arif guna
memelihara kehidupan keluarga dari ketidakharmonisan dan kehancuran. Kemudian setiap
adanya keluarga maupun sekelompok manuusia yang terdiri atas dua individu atau lebih, tidak
bisa dipungkiri pasti dibutuhkan keberadaan seorang pemimpin atau seseorang yang memiliki
wewenang mengatur dan sekaligus membawahi individu lainnya (bukan berarti seperti
keberadaan atasan dan bawahan). Di dalam al-Qur’an disebutkan bahwa suami atau ayahlah
yang memiliki tugas memimpin keluarganya karena laki-laki adalah seorang pemimpin bagi
perempuan. Seperti yang terungkap dalam al-Qur’an sebagai berikut,
ألرجال ّ النّسآء على
ّ قوامون
Artinya:“laki-laki adalah pemimpin bagi perempuan”
Konsep keluarga menurut Islam secara substansial tidak begitu berbeda dengan bentuk
konsep keluarga sakinah yang ada pada hukum Islam yaitu membentuk rumah tangga yang
bernafaskan Islam, yang mawaddah wa rahmah. Hanya pada poin-poin tertentu yang memberi
penekanan lebih dalam pelaksanaannya, seperti hal-hal yang menyangkut tentang hak dan
kewajiban atau peran suami-istri dalam rumah tangga.
1) Kewajiban dan peran suami dalam keluarga, meliputi:
Kebutuhan yang berhubungan dengan jasadiyah
Kebutuhan yang berhubungan dengan jasadiyah/lahiriyah,seperti:
a) Kebutuhan sandang
b) Kebutuhan pangan
c) Kebutuhan tempat tinggal, dan
d) Kebutuhan yang sifatnya sosial seperti kebutuhan berinteraksi dengan sesama
Kebutuhan yang berhubungan dengan ruhiyah,
Kebutuhan yang berhubungan dengan ruhiyah,seperti:
a) Kebutuhan beragama
b) Kebutuhan aqidah atau kebutuhan tauhid
Kebutuhan yang berhubungan dengan aqliyah
Kebutuhan aqliyah adalah kebutuhan yang bersifat aqliyah yaitu kebutuhan akan
pendidikan. Namun, dari semua kebutuhan diatas, kebutuhan ruhiyah lah yang paling
penting. Yaitu apa saja yang berhubungan dengan aqidah islamiyah. Karena masalah ini
berlanjut sampai kehidupan kelak di akherat. Allah SWT berfirman:
نارا وأهليكم أنفسكم قوا آمنوا ألّذين يآأيّها
Artinya:“Hai orang-orang yang beriman jagalah diri mu dan keluargamu dari api
neraka”
Selain sebagai seorang suami dan atau ayah yang memiliki tangggung jawab terhadap
keluarga yang dipimpinnya, laki-laki sebagai seorang muslim juga mempunyai tugas yang tidak
kalah pentingnya dan merupakan tugas pokok setiap muslim atau mu’min yaitu melakukan amar
ma’ruf nahi munkar. Seperti yang tertera dalam al-Qur’an QS. Al-Imran ayat 104, yang artinya
“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang
beruntung”.
2) Kewajiban dan peran seorang Istri dalam keluarga,
Konsep lain seperti yang tertera dalam al-Qur’an ialah sakinah, mawaddah, warahmah.
Didalam islam membina keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah sangat ditegaskan dan
dianjurkan seperti yang dijelaskan dalam al-Qur’an QS. Ar-Rum ayat 21,
Allah berfirman yang artinya
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-
isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya,
dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”
Ulama tafsir menyatakan bahwa sakinah dalam ayat tersebut adalah suasana damai yang
melingkupi rumah tangga dimana masing-masing pihak (suami-isteri) menjalankan perintah
Allah SWT. dengan tekun, saling menghormati, dan saling toleransi. Dari suasana as-sakinah
tersebut akan muncul rasa saling mengasihi dan menyayangi (al-mawaddah), sehingga rasa
bertanggung jawab kedua belah pihak semakin tinggi. Sehingga ungkapan Rasulullah SAW.
“Baitii jannatii”, rumahku adalah surgaku, merupakan ungkapan tepat tentang bangunan rumah
tangga/ keluarga ideal. Dimana dalam pembangunannya mesti dilandasi fondasi kokoh berupa
Iman, kelengkapan bangunan dengan Islam, dan pengisian ruang kehidupannya dengan Ihsan,
tanpa mengurangi kehirauan kepada tuntutan kebutuhan hidup sebagaimana layaknya manusia
tak lepas dari hajat keduniaan, baik yang bersifat kebendaan maupun bukan. Keluarga sakinah,
mawaddah, wa rahmah, merupakan suatu keluarga dambaan bahkan merupakan tujuan dalam
suatu perkawinan dan sakinah itu didatangkan Allah SWT. Maka untuk mewujudkan keluarga
sakinah harus melalui usaha maksimal baik melalui usaha bathiniah (memohon kepada Allah
SWT.), maupun berusaha secara lahiriah (berusaha untuk memenuhi ketentuan baik yang
datangnya dari Allah SWT. dan Rasul-Nya, maupun peraturan yang dibuat oleh para pemimpin
dalam hal ini pemerintah berupa peraturan dan perundang-undangan yang berlaku).
Dari keempat syarat tersebut yang terpenting adalah pertimbangan agama, sebab agamalah yang
akan membawa keluarga menjadi sakinah, tenang, dan damai. Istri yang baik adalah istri yang
shalihah yang dapat membahagiakan suaminya. Istri yang shalihah nilainya melebihi nilai barang
atau benda-benda dunia seluruhnya.
Hukum pernikahan :
1) Mubah (Boleh)
Hukum asli pernikahan adalah mubah atau boleh, artinya setiap orang yang memenuhi syarat-
syarat tertentu boleh menikah dengan calon pasangannya.
2) Sunnah
Nikah hukumnya sunnah bagi mereka yang telah memenhi syarat-syarat pernikahan dan
berkeinginan untuk menikah, mempunyai kemampuan lahir (memberi nafkah) dan batin (sehat
mental dan rohaninya), serta memiliki tanggung jawab terhadap rumah tangga dan mampu
mengendalikan diri dari perzinaan walaupun tidak segera menikah.
3) Wajib
Nikah bagi mereka yang telah mempunyai kemampuan lahir dan batin, cukup umur, mampu
mencukupi kebutuhan rumah tangga, serta khawatir terjerumus kedalam perbuatan zina dan seks
bebas yang mendatangkan dosa besar maka hukumnya wajib untuk menikah.
4) Makruh
Nikah hukumnya makruh bagi mereka yang berkeinginan untuk menikah, tetapi belum
mempunyai kemampuan memberi nafkah. Dikhawatirkan setelah menikah tidak bertanggung
jawab atas rumah tangganya.
5) Haram
Nikah juga menjadi haram hukumnya ketika pernikahan tersebut dimaksudkan untuk menyakiti
atau balas dendam terhadap pasangannya, atau menikahi orang atau pasangan yang masih
mahram.
Dalil – Dalil tentang Pernikahan :
1) Surah Ar-Rum, 30:21
يَتَفَ َّك ُرونَ ِلقَوم ََليَات َٰذَلِكَ فِي ِإ َّن ۚ َو َرح َمةً َم َودَّة ً َبينَ ُكم َو َج َع َل ِإلَي َها ِلتَس ُكنُوا أَز َوا ًجا أَنفُ ِس ُكم ِمن لَ ُكم َخلَقَ أَن آيَاتِ ِه َو ِمن
Arti: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya
diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
َاس ُزيِّن
ِ َّت ُحب ِللن َ َِّاط ۡي ِر َو ۡالبَنِ ۡينَ َو الن
َّ سا ٓ ِء ِمنَ ال
ِ ش َہ َٰو ِ ط َرةِ ۡالقَن
َ ب ِمنَ ۡال ُمقَ ۡن َّ س َّو َم ِۃ ۡالخ َۡي ِل َو ۡال ِف
ِ َ ض ِۃ َو الذَّہ َ ث َو ۡاۡلَ ۡنعَ ِام َو ۡال ُم
ِ ؕ ۡال َح ۡر
ُ ّللاُ َو ۚ الد ۡنيَا ۡال َح َٰيوةِ َمتَا
َ ع َٰذ ِل
ک ٰ ب ُح ۡسنُ ِع ۡندَہ ِ ۡال َم َٰا
Arti : Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan,
berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan
perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di
sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.
4) Surah Al-Baqarah, 2:223
َ ِّللاَ َواتَّقُوا ۚ ِِلَنفُ ِس ُكم َوقَ ِدّ ُموا ۖ ِشئتُم أ َ َّن َٰى َحرثَ ُكم فَأتُوا لَ ُكم َحرث ن
سا ُؤ ُكم َّ ش ِِر ۗ ُم ََّلقُوہُ أَنَّ ُكم َواعلَ ُموا
ّ ال ُمؤ ِمنِينَ َو َب
Arti: Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah
tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang
baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan
menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman.
Hikmah Pernikahan :
a. Melaksanakan perintah Allah Swt. Dan dapat menenteramkan jiwa.
b. Menghindarkan diri dari maksiat dalam pemenuhan kebutuhan seksual.
c. Melestarikan keturunan secara sah memelihara nasab.
d. Mempererat ukhuwah (persaudaraan)
e. Menumbuhkan naluri kebapakan dan keibuan serta menumbuhkan rasa cinta kasih
f. Membentuk keluarga atau rmah tangga yang sejahtera lahir dan batin
g. Meningkatkan tanggung jawab
BAB 3. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pendidikan Islam sejak dini sangat penting terutama di dalam membentuk karakter anak.
Didik dengan cara yang baik dan benar(tanpa kekerasan), sebab didikan itulah yang
menjadikan masa depan anak itu menjadi baik atau buruk. Jadi, mendidik anak sangatlah
penting dalam membentuk manusia yang paripurna (muttaqin).