Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TEMA : Latihan gerak ROM aktif dan pasif


WAKTU : Jumat, 27 Desember 2019
TEMPAT : Rumah Sakit Untan

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah diberikan pendidikan kesehatan klien diharapkan dapat melakukan latihan ROM
aktif dikamarnya/ditempat tidur

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah dilakukan penyuluhan tentang latihan ROM aktif dan pasif pada lansia,
diharapkan para lansia mampu untuk:
1. Mendemonstrasikan dengan benar gerakan pemanasan/peregangan otot untuk daerah
kepala
2. Mendemonstrasikan dengan benar latihan gerakan pasif anggota gerak atas
3. Mendemonstrasikan latihan pasif anggota gerak bawah
4. Mendemonstrasikan latihan aktif anggota gerak atas
5. Mendemonstrasikan latihan aktif anggota gerak bawah
ALOKASI WAKTU

No. Komunikator Komunikan Waktu


1. Memberi salam dan Menjawab salam
memperkenalkan diri

2. Menjelaskan tujuan
penyuluhan dan tema Mendengarkan 5 menit
penyuluhan

4. Menjelaskan materi Mendengarkan


penyuluhan dan demonstrasi 10 menit
gerakan ROM aktif

5. Memberikan pertanyaan akhir Menjawab


sebagai evaluasi
6. Menyimpulkan hasil Mendengarkan
penyuluhan

7. Menutup penyuluhan dan Menjawab salam


mengucapkan salam 5 menit

STRATEGI PENYULUHAN
Demonstrasi dan diskusi

MEDIA PENYULUHAN
Leaflet
RANGE OF MOTION (ROM)

A. PENGERTIAN
ROM adalah latihan gerak sendi yang memungkinkan terjadinya kontraksi dan
pergerakan otot, dimana klien menggerakkan masing-masing persendiannya sesuai
gerakan normal baik secara aktif maupun pasif.

B. TUJUAN
- Meningkatkan atau mempertahankan fleksibilitas atau kekuatan otot
- Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan
- Mencegah kontraktur dan kekakuan pada sendi

ISTILAH-ISTILAH ANATOMI YANG BERKAITAN DENGAN RANGE OF MOTION


(ROM)
1. Sikap Anatomi
sikap tegak tubuh dengan tungkai lurus, telapak kaki menempel lantai, lengan
lurus ke bawah dengan telapak tangan menghadap ke depan memandang ke arah
budang Jerman yaitu posisi kepala menghadap depan sehingga sudut mata sebelah luar
dengan puncak atas pangkal telinga membentuk garis horizontal dengan lantai
2. Superior
letak yang paling atas. Contoh: kepala superior terhadap leher
3. Inferior
letak yang paling bawah. Contoh: vena cava inferior (vena cava yang dibawah,
sebab ada vena cava inferior ysng di atas)
4. Medial
letak yang lebih dekat dengan garis tengah. Contoh: jari telunjuk medial terhadap
ibu jari tangan
5. Lateral
letak yang lebih jauh dari garis tengah atau yang berada di sisi luar. Contoh:
malleolus lateralis (mata kiri sebelah luar)
6. Kranial
letak yang menuju ke arah kepala, sesuai arah kepala. Rostal, digunakan
untuk susunan saraf pusat menuju / sesuai ke arah otak.
7. Kaudal
letak yang menuju ke arah ekor. Walaupun manusia tidak berekor, namun yang
dimaksud adalah ke arah tulang kogsigis ( tulang ekor)
8. Anterior
letak yang sesuai dengan arah depan / muka, berada di depan. Contoh: arteri
serebri anterior
9. Posterior
letak yang sesuai dengan arah belakang atau berada di belakang. Contoh: Fosa
poplitea berada di posterior sendi lutut
10. Ventral
letak yang sesuai dengan arah dada. Karena manusia berjalan tegak, maka dalam
banyak hal vebtral akan sesuai dengan arah anterior.
11. Vorsal
letak yang sesuai dengan arah punggung, seperti halnya ventral. Karena manusia
berjalan tegak, maka dalam banyak hal dorsal akan sesuai dengan arah posterior. Dalam
hal dorsum pedis (punggung kaki), lengkung kaki dianggap tengkurap di lantai, maka
punggungnya berada di sebelah atas.
12. Proximal
letak yang lebih ke arah pangkal. Ibarat pohon, batang-tubuh kita mempunyai
cabang dan ranting. Jadi, ada proximal lengan atas proximal tungkai bawah dan ada
proximal jari-jari.
13. Distal
letak yang lebih ke arah ujung (menjauhi pangkal). Contoh: sendi lutut dibentuk
oleh ujung distal tulang femur dengan sisi proximal tulang tibia.
14. Plantar / Volar
istilah yang digunakan untuk telapak. Telapak kaki (plantar pedis), Telapak
tangan (Vola manus)
15. Bidang sagital atau Potong Sagital
bidang yang membelah tubuh menjadi dua belahan kanan dan kiri
16. Bidang Frontal atau Potong Frontal
bidang yang membelah tubuh menjadi dua belahan depan dan belakang
17. Bidang Tranversal
bidang yang membelah tubuh menjadi dua belahan atas dan bawah
18. Flexi
gerakan melipat sendi dari keadaan lurus. Contoh: flexi lengan bawah
19. Extensi
gerakan meluruskan sendi dari keadaan terlipat ke keadaan lurus, ini
mengakibatkan ukuran lengan atas tungkai menjadi lebih panjang dibanding dari
keadaan terlipat.
20. Abduksi
gerakan pada bidang frontal untuk membuka sudut terhadap garis tengah. Contoh:
merentangkan lengan, merentangkan tungkai dan merentangkan jari-jari tangan
21. Adduksi
gerakan pada bidang frontal untuk menutup sudut terhadap garis tengah. Gerakan
ini merupakan gerakan yang sebaliknya dari gerakan abduksi.
22. Pronasi
gerakan putar ke arah dalam dari lengan bawah dan tangan sehingga telapak
tangan menghadap ke arah belakang (prone = posisi tubuh tengkurap)
23. Supinasi
gerakan putar ke arah luar dari lengan bawah dan tangan sehingga telapak tangan
kembali menghadap ke depan (supine = posisi tubuh terlentang)
24. Rotasi
gerakan putar pada sumbu panjang seluruh tungkai ke arah luar

LATIHAN RENTANG GERAK

Klien yang mengalami keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau
semua latihan gerak dengan mandiri. Keterbatasan ini dapat diidentifikasi pada salah satu klien
yang ekstremitas mempunyai keterbatasan gerakan atau klien yang mengalami imobilisasi
seluruhnya.
Latihan rentang gerak dapat (ROM) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Latihan rentang gerak aktif
Yaitu, klien mampu menggerakkan seluruh sendinya dengan rentang gerak tanpa
bantuan
2. Latihan rentang gerak pasif
Yaitu klien tidak dapat menggerakkan dengan mandiri dan perawat
menggerakkan setiap sendi dengan rentang gerak Kontraktur dapat terjadi pada sendi
yang tidak digerakkan secara periodik dengan rentang gerak penuh.

LATIHAN ROM AKTIF DAN PASIF

Pasien yang mobilitasnya terbatas karena penyakit, diabilitas atau trauma memerlukan
latihan sendi untuk mengurangi bahaya imobilitas. Latihan berikut dilakukan untuk memelihara
dan mempertahankan kekuatan otot serta memelihara mobilitas persendian.
a. Flexi dan Extensi Pergelangan Tangan
Cara:
- Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
- Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dan siku menekuk dengan
lengan
- Pegang tangan pasien dengan satu tangan dan tangan lain memegang pergelangan
tangan pasien
- Tekuk tangan pasien ke depan sejauh mungkin
- Catat perubahan yang terjadi

b. Flexi dan extensi Siku


Cara:
- Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
- Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dengan telapak tangan
mengarah ke tubuhnya.
- Letakkan tangan di atas siku pasien dan pegang tangannya dengan tangan lainnya
- Tekuk siku pasien sehingga tangannya mendekat bahu
- Lakukan dan kembalikan ke posisi sebelumnya
- Catat perubahan yang terjadi
c. Pronasi dan Supinasi Lengan Bawah
Cara:
- Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
- Atur posisi lengan bawahmenjauhi tubuh pasien dengan siku menekuk
- Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan pasien dan pegang tangan pasien
dengan tangan lainnya
- Putar lengan bawah pasien sehingga telapak tangan menjauhinya
- Kembalikan ke posisi semula
d. Abduksi dan Adduksi
Cara:
- Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
- Atur posisi lengan pasien di samping badannya
- Letakkan satu tangan perawat di atas pasien dan pegang tangan pasien dengan
tangan lainnya
- Gerakkan lengan pasien menjauh dari tubuhnya kearah perawat
- Kembalikan ke posisi semula
e. Flexi dan Extensi jari-jari
Cara:
- Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
- Pegang jari-jari kaki pasien dengan satu tangan, sementara tangan lain memegang
kaki
- Bengkokkan (tekuk) jari-jari ke bawah
- Luruskan jari-jari kaki ke belakang
- Kembalikan ke posisi semula
f. Flexi dan Extensi Pergelangan Kaki Siku
Cara:
- Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
- Letakkan satu tangan perawat pada telapak kaki pasien dan satu tangan yang lain
di atas pergelangan kaki. Jaga kaki lurus dan rileks.
- Tekuk pergelangan kaki, arahkan diatas siku pasien
- Catat perubahan yang terjadi
g. Rotasi Pangkal Paha
Cara:
- Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
- Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan kaki dan satu tangan lain diatas
lutut
- Putar kaki menjauhi perawat
- Kembalikan ke posisi semula
h. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi yang diharapkan dari hasil tindakan keperawatan untuk mengatasi gangguan
mobilitas adalah sebagai berikut:
- Peningkatan fungsi tubuh
- Peningkatan kekuatan dan ketahanan
- Peningkatan fleksibilitas sendi
INDIKASI
 Stroke atau penurunan tingkat kesadaran
 Kelemahan otot
 Fase rehabilitasi fisik
 Klien dengan tirah baring lama

KONTRA INDIKASI
 Trombus / emboli pada pembuluh darah
 Kelainan sendi atau tulang
 Klien fase imobilisasi karena kasus penyakit (jantung)

Lampiran
Leaflet

Anda mungkin juga menyukai