Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

DISUSUN
WITTA KANSA VIORETA
ALIFFYA CHATDRIN
RAHMAD ILAHI
HIZBUL WATHON AKBAR
DANTA YUDHA PRATAMA

TEKNIK PERTAMBANGAN
AKADEMI KOMUNITAS NEGERI SAWAHLUNTO
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
Rahmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas makalah Pengolahan Bahan Galian mengenai
peralatan yang ada di Konsentrasi. Adapun tujuan pembuatan makalah ini yaitu sebagai salah
satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengolahan Bahan Galian semester II pada
Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang 2018/2019.

Ucapan terimakasih tidak lupa kami sampaikan atas semua bantuan semua pihak, baik
yang berperan secara langsung maupun tidak langsung dalam proses pembuatan dan penyusunan
makalah ini sehingga dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Selain itu, penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
penulisan kedepannya. Demikianlah, semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana
semestinya, aamiin.

Sawahlunto, April 2019

Penyusun

Kelompok 2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II Pembahasan

1. Elektrostatik Spiral
2. Flotasi
3. Sluice box
4. Humprey Spiral

BAB III Penutup

A. Kesimpulan
B. Saran

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengolahan bahan galian merupakan metode yang dilakukan untuk mengingat
mutu dan kualitas bahan galian. Karna umumya material bahan berharga pada saat proses
penambangan masih belum bisa digunakan secara langsung karna masih bercampur
dengan impurutis atau zat pengotor (tailing) yang umumnya berasal dari material
koalisinya. Setelah proses pengolahan awal , bahan galian utama biasanya didapatkan
dalam bentuk konsentrat bahan galian.
Dari segi ekonomis pengolahan ini bertujun untuk :
1. Memudahkan dalam pengolahan lebih lanjut
Umumnya, setelah ditambang, bahan galian tidak dapat langsung digunakan.
Namun kembali digunakan sebagai bahan baku dari industri lain dengan
diadakannya pengolahan awal. Maka hal ini akan memudahkan konsumen untuk
langsung menggunakan bahan galian tersebut tanpa harus mengeluarkan cost
untuk pengolahan awal, sehingga konsumen akan dapat membeli bahan galian
dengan harga yang lebih tinggi jika disbanding dengan sebelum pengolahan awal.
2. Memaksimalkan jumlah daya angkut
Dengan dipisahkannya antara tailing dengan konsentrat, maka pada saat proses
pemindahan bahan galian, kita tidak perlu memindahkan zat pengotornya,
sehingga jumlh bahan galian yang dapat kita pindahkan menjadi maksimal dan
hal ini akan mempengaruhi pada cost transportasi pemindahan bahan galian
(hauling) yang semakin rendah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu elektrostatik separator ?
2. Apa itu flotasi ?
3. Apa itu Sluice Box ?
4. Apa itu Humprey Spiral ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui lebih dalam proses pengolahan bahan galian dengan metode
konsentrasi.
2. Proses yang terdapat dibagian konsentrasi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSENTRASI
Salah satu proses dalam pengolahan bahan galian yang mana tujuannya untuk
meningkatkan kadar suatu bahan galian.

a. Electrostatic Separator
Electrostatic separator adalah alat untuk memisahkan campuran mineral
dengan memanfaatkan perbedaan sifat hantar listrik mineral. Klasifikasi dari
material berdasarkan sifat penghantar listriknya, adalah:
1. Konduktor
2. Isolator
Mineral konduktor dapat menghantarkan elektron dengan baik, sedangkan
mineral isolator merupakan penghantar elektron yang buruk.

Electrostatic separator
sumber:Eriez Europe

Prinsip dari electrostatic separator adalah pinning effect dan lifting


effect. Lifting effect membuat mineral konduktor yang telah memiliki aliran
elektron menghantarkan kembali aliran elektronnya pada earthed roll. Sehingga
pada saat ada elektroda yang memiliki muatan berlawanan, mineral konduktor
tersebut akan cenderung terlempar dari earthed roll. Sedangkan mineral yang
tidak dapat menghantarkan elektron/isolator akan terus menempel pada earthed
roll atau disebut juga pinning effect. Akibat dari kedua efek ini maka mineral
konduktor dapat terpisah dari mineral yang bersifat isolator.

Prinsip electrostatic separator

Syarat yang harus dipenuhi oleh feed agar dapat dipisahkan dengan
menggunakan electrostatic separator adalah:
1. Ukuran partikel feed harus sesuai atau optimum.
2. Derajat liberasi atau liberasi mineral harus bagus agar pemisahan dapat
berjalan dengan baik.
3. Mineral atau feed harus memiliki sifat konduktor dan nonkonduktor
karena perbedaan sifat konduktivitas sangat menentukan dalam proses
pemisahan elektrostatik ini. Diupayakan agar beda sifat konduktifitas
antara mineral berharga dengan pengotornya tinggi.

Mineral dengan konduktivitas yang buruk :


1. Monazite
2. Cassiterite

Mineral dengan konduktivitas yang baik :


1. Magnetite
2. Zircon
3. Rutile
4. Ilmenite
5. Wolframite

b. Flotasi
Adalah suatu proses pemisahan suatu zat dari zat lainnya pada suatu cairan
/ larutan berdasarkan perbedaan sifat permukaan dari zat yang akan dipisahkan,
dimana zat yang bersifat hidrofilik tetap berada fasa air, sedangkan zat yang
bersifat hidrofobik akan terikat pada gelembung udara dan akan terbawa ke
permukaan larutan dan membentuk buih, sehingga dapat dipisahkan dari cairan
tersebut.
Secara sederhana, flotasi merupakan proses pemisahan satu mineral atau
lebih, dengan mineral lainnya melalui cara pengapungan.

Terdapat tiga fase pada proses flotasi yang dilakukan dalam media air, yaitu:

 Fase padat
 Fase cair
 Fase udara

Flotability (daya apung) adalah kemampuan butiran mineral untuk dapat


mengapung yang ditentukan oleh tendensi (hasrat) dari butiran mineral untuk
melekat (mengikat diri) pada gelembung udara yang relatif besar dan kemudian
mengapung kepermukaan cairan pulp.

Daya apung suatu butiran mineral tergantung pada sifat permukaan butiran
mineral tersebut dapat dikontrol dan diubah-ubah dalam proses flotasi dengan
mempergunakan reagen kimia yang berbeda-beda.

Pada proes ini, mineral dapat dibedakan menjadi beberapa bagian

 Mineral yang tidak senang Air (Hidrophobik) adalah mineral yang


mudah melekat pada gelembung udara pada cairan. Mineral ini umumnya
mineral yang dikehendaki.

 Mineral Senang Air (Hidrophilik) adalah mineral yang tidak mudah


melekat pada gelembung udara pada cairan.

Dengan mendasarkan sifat mineral tersebut maka mineral yang satu


dengan lainnya dapat dipisahkan dengan gelembung udara.

Prinsip Flotasi :

 Penempelan partikel (mineral) pada gelembung udara


 Gelembung mineral harus stabil.
 Ada sifat Float dan Sink
Syarat Flotasi :

1. Ada gelembung udara dalam cairan (0.5” – 1”)


2. Ukuran partikel harus halus dan disesuaikan dengan butiran mineral (48 –
50 #)
3. Derajat liberasi yang tinggi
4. Feed dalam bentuk pulp (lumpur)
5. Ada sudut kontak yang baik, yaitu sekitar 60° – 90°. Ini berarti usaha
adhesinya besar, sehingga udara dapat menempel pada permukaan
mineral, yang mengakibatkan mineral dapat mengapung. Sudut kontak
merupakan sudut yan dibentuk antara gelembung udara dengan mineral
pada suatu titik singgung. Sudut kontak mempengaruhi daya kontak antara
biji dengan gelembung udara. Untuk melepaskan gelembung dan mineral
dibutuhkan usaha adhesi.
6. pH Kritis. pH kritis ini merupakan pH larutan yang mempengaruhi
konsentrasi kolektor yang digunakan dalam pengapungan mineral.

Faktor- faktor yang mempengaruhi flotasi :

 Ukuran partikel.
Ukuran partikel yang besar membuat partikel tersebut cenderung untuk
mengendap, sehingga susah untuk terflotasi.
 pH larutan.
Partikel cenderung mengendap pada pH yang tinggi.
 Surfaktan.
Fungsi surfaktan adalah kolektor yang merupakan reagen yang memiliki
gugus polar dan gugus non polar sekaligus. Kolektor akan mengubah sifat
partikel dari hidrofil menjadi hidrofob.
 Bahan kimia lainnya, misalnya koagulan.
Penambahan koagulan dapat mengakibatkan ukuran partikel menjadi lebih
besar.
 Laju udara
Laju udara berfungsi sebagai pengikat partikel yang memiliki sifat
permukaan hidrofobik, persen padatan. Untuk flotasi pada partikel kasar,
dapat dilakukan dengan persen padatan yang besar demikian juga
sebaliknya. Besar laju pengumpanan, berpengaruh terhadap kapasitas dan
waktu tinggal. Laju udara pembilasan, berfungsi untuk mengalirkan
konsentrrat ke dalam lounder.
 Ketebalan lapisan buih
 Ukuran gelembung udara
Dengan adanya perbedaan sifat permukaan (Hidrophobik dan
Hidrophilik) tadi, perlu ada suatu reagen kimia untuk merubah permukaan
mineral. Reagen kimia yang digunakan pada proses flotasi terdiri dari :

 Kolektor (Collector): suatu bahan kimia organik yang gunanya untuk


merubah sifat permukaan mineral yang tadinya senang air menjadi tidak suka
air. Hal ini, bila mineral yang senang air itu, mineral yang diinginkan. Contoh
:solar, sabun.
 Modifier : bahan kimia an-organik yang fungsinya mempengaruhi kerja
kolektor.
 Frother (Pembusa) : suatu zat untuk menstabilkan gelembung-gelembung
udara dalam air, contohnya : deterjen.

Syarat–syarat alat flotasi :

 Mempunyai penerima pulp dan pengeluaran konsentrat.


 Dapat menghasilkan atau ada aliran udara yang dapat dimasukan ke dalam
sistem tersebut.
 Feed harus dalam bentuk pulp.

Sel flotasi berfungsi untuk menerima pulp dan dilakukan proses flotasi.
Berdasarkan cara pemasukan udaranya, jenis sel dibedakan menjadi:

1. Agitation Cell.
Alat ini jarang digunakan, sebab adanya perkembangan dengan
diketemukannya sub aeration cell. Udara masuk ke dalam cell flotasi,
karena putaran pengaduk.
2. Sub Aeration Cell:
Udara masuk akibat hisapan putaran pengaduk. Alat ini paling praktis,
sehingga banyak digunakan.
3. Pneumatic Cell
Alat ini jarang sekali digunakan, udara langsung dihembuskan ke dalam
cell
4. Vacum and Pressure Cell
Udara bisa masuk karena tangki dibuat vakum oleh pompa penghisap dan
udara dimasukkan oleh pompa injeksi.
5. Cascade Cell
Udara masuk karena jatuhnya mineral
Syarat cell :

1. Pulp tidak mengandap (dilengkapi dengan alat agitasi)


2. Ada pengatur tinggi pulp
3. Ada daerah yang relatif tenang sehingga butiran yang menempel
gelembung udara mudah naik ke permukaan
4. Konstruksi dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak terjadi short circuit
5. Mempunyai resirkulasi dan pengeluaran middling.
6. Harus mempunyai penerimaan pulp dan pengeluaran busa yang
menumpuk
7. Mempunyai permukaan bebas untuk gelembung-gelembng yang sudah
mengandung mineral, sehingga tidak mempengaruhi agitasi
8. Harus dilengkapi dengan pengeluaran froth.

Langkah-langkah Flotasi

1. Liberasi, analisis pendahuluan


Agar mineral dapat terliberasi, maka perlu dilakukan crushing atau
grinding yang diteruskan dengan pengayakan atau classifying. Ini
dimaksudkan agar ukuran butir mineral dapat seragam, sehingga proses
akan lebih sukses atau berhasil. Analisis pendahuluan dilakukan dengan
menggunakan mikroskop, sehingga dapat dilihat derajat liberasinya dan
kadar dari mineral tersebut. Diupayakan dalam tahap ini juga dilakukan
desliming, sebab slime akan mengganggu proses flotasi.
2. Conditioning
Conditioning adalah membuat suatu pulp agar nantinya pulp tersebut
dapat langsung dilakukan flotasi. Preparasi ini sebaiknya disesuaikan
dengan liberasi dalam proses basah, maka conditioning juga harus
dilakukan pada proses basah. Pada tahap pengkondisian, reagent yang
diberikan adalah modifier, collector dan terakhir frother.
3. Proses flotasi
Proses ini ditandai dengan masuknya gelembung udara ke dalam pulp.

c. Sluice Box
Sluice Box biasa digunakan pada tambang semprot untuk lapisan alluvial.
Dimana lapisan alluvial ini disemprot dengan air bertekanan tinggi menggunakan
pompa sederhana utnuk melepaskan butiran material berharga dengan fragmen
alluvial. Selanjutnya aliran lumpur alluvial ini disemprotkan ke dalam sluice box
tersebut untuk dilakuan proses pemisahan awal.
Didalam sluice box, lumpur hasil penyedotan konsentrat yang
mengandung emas yang terdapat didalam aliran lumpur dapat ditangkap
(terendapkan karena berat jenisnya tinggi) dengan bantuan dasar sluice box yang
dilapisi karpet. Setelah itu karpet dasaran dari sluice box ini kemudian dicuci
dalam drum tertutup, agar butiran material berharga telepas dan terkumpul
didalamnya. Kosentrat yang berisi campuran mineral berat selanjutnya didulang
untuk mendapatkan butiran emasnya. Pada saat proses ini biasanya masih banyak
material berharga yang ikut terbawa bersama tailing. Untuk menghindari proses
tersebut, pada saat pendulangan campuran konsentratnya dicampurkan dengan air
raksa (Hg), Hal ini memanfaatkan sifat emas yang hanya mau bersenyawa dengan
Unsur air raksa tersebut.
Pada tahapan awal pertambangan adalah menyedot air beserta material
lainnya dari daerah tambang yang berupa rawa-rawa atau kolam dengan bantuan
mesin pompa. Setelah itu air yang bercampur dengan material lain tersebut
dialirkan melalui pipa besar dengan ukuran diameter sekitar 5 inci menuju sluice
box. Disinilah pentingnya penempatan sluice box pada lokasi yang tepat agar
mudah untuk pengolahan sertalebih ekonois dan efisien.
Pada saat air yang bercampur material lain tersebut keluar dari pipa, akan
langsung mengalami proses penyaringan dengan riffle pertama untuk membuang
material atau batuan yang terlalu besar. Selanjutnya air beserta material pasir
tersebut akan melewati suatu kotak atau box yang dibawahnya terdapat beberapa
riffle, air dan material lain disini dialirkan dengan bantuan gaya gravitasi bumi
karena kemiringan dari kotak atau box yang mencapai 300. Pada bagian bawah
box tersebut juga telah disediakn riffle dengan ukuran lubang yang lebih kecil
untuk menyingkirkan material batuan yang masih terlalu besar.
Selanjutnya air beserta material pasir yang lolos dari riffle akan dialirkan
melalui kotak atau box dengan kemiringan yang lebih landai atau sekitar 100 dan
diberi alas berupa karpet atau keset yang tebal, dengan tujuan material yang
memiliki massa jenis lebih berat seperti puya akan tertinggal pada keset atau
karpet tersebut. Kemudian air dan material pasir akan dialirkan pada suatu kotak
ata wadah yang cukup besar dengan ukuran sekitar 3 x 8 meter. Pada tempat
inilah material pasir akan mengendap dan tertinggal, sedangkan air dan tanah atau
lumpur akan dialirkan atau dibuang keluar dari kotak.
Pada proses ini material endapan pada kotan akan disemprot dengan
menggunakan air dengan tekanan yang cukup tinggi yang gunanya untuk benar-
benar membersihkan material pasir dari tanah lempung. Selama proses
berlangsung pengecekan alat serta pembersihan saringan atau riffle pada sluice
box selalu dilakukan agar saringn atau riffle tidak tersumbat dan proses
pengolahan tidak terhambat. Biasanya didekat kotak penampungan pasir ini sudah
berjeret truk-truk yang siap mengangkut pasir untuk dibawa ke lokasi selanjutnya
atau langsung dikirimkan kepada pembeli material pasir.
Material lain yang dapat dihasilkan dari proses pengolahan dengan
menggunakan sluice box adalah intan dan emas. Seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya, pada kotak atau box tersebut bagian bawahnya dilapisi dengan
karpet atau keset yang tebal, sehingga material yang memiliki berat jenis yang
lebih besar akan tertinggal pada karpet atau keset tebal tersebut.
Namun demikian intan atau emas tidak dapat diambil begitu saja dari
karpet tersebut, akan tetapi masih harus melalui proses lebih lanjut, yaitu karpet
atau keset tersebut diletakkan atau direndam pada suatu lokasi yang kemudian
dilanjutkan dengan proses pendulangan.
Proses penambangan lanjutan yang dapat dilakukan setelah pelaksanaan
proses sluice box adalah pendulangan. seperti yang telah dijelaskan sebelumnya
yaitu karpet atau keset tebal yang berada pada dasar sluice box diangkat kemudian
direndam atau dibersihkan pada suatu kolam khusus yang mana pada kolam
tersebut kemudian digunakan sebagai tempat pendulangan intan atau emas. Hasil
dari proses dulang bias saja berentuk pasir halus puya yang bercampur dengan
emas atau intan.
Selama proses pengolahan berlangsung, selau disertai dengan pengecekan
alat seperti riffle, mesin pompa penyedot material, mesin pompa penyemprot air,
pipa penyalur material dan air dan lain-lain agar tidak mengakibatkan hambatan
teknis pada saat proses penammbangan berlangsung.
Kendala utama pada proses pengolahan bahan galian dengan metode
sluice box ini adalah jika terjadi kerusakan pada pompa atau terjadinya kebocoran
pada pipa penyalur air dari mesin pompa menuju sluice box maka proses
pengolahan akan langsung terhenti.
Masalah lain yang dapat menghentikan proses penambangan pasir pada
daerah cempaka ini adalah apabila terjadi hujan yang membuat lokasi
penambangan banjir serta tidak aman untuk melakukan kegiatan penambangan
karena hujan dapat membuat area disekitar lokasi penambangan rawan longsor.

d. Humprey Spiral

Pemisahan mineral-mineral dengan menggunakan humprey spiral dasar

utamanya adalah aliran fluida horizontal. Gaya-gaya yang berpengaruh dalam

proses ini adalah gaya dorong air, gaya gesek, gaya gravitasi dan gaya sentrifugal.

Bentuk alatnya berupa lounder yang melingkar membentuk spiral, makin panjang

lounder maka konsentrat yang dihasilkan akan semakin tinggi kadarnya.

Terjadinya pemisahan di dalam humprey spiral sebagai berikut.

1. Feed dimasukkan ke dalam feed tank

2. Melalui pompa, feed dihisap masuk ke dalam cyclone.

3. Di dalam cyclone cairan dengan yang kental dipisahkan, selanjutnya yang

encer dialirkan ke atas ke dalam lounder sebagai wash water, sedang pulp
yang kental melalui lounder dialirkan ke atas menuju feed box sebagai

umpan.

4. Karena bentuk lounder ini melingkar seperti spiral dari atas ke bawah,

maka terjadi gerak arus sentrifugal, sehingga material yang ringan sebagai

tailing akan terletak dibagian luar.

5. Material yang berat ada di dalam sebagai konsetrat.

6. Mineral-mineral berat akan mengalir terus dan masuk ke dalam port

penampungan konsentrat yang dihasilkan.


Gambar. Humprey spiral
Gambar. Pemisahan material dalam humprey spiral

Proses pemisahan antara material yang ringan dan yang berat dapat dilihat

pada gambar. Dari gambar terlihat bahwa mineral yang ringan terletak di bagian

luar dari lounder, di mana mineral ringan ini akan terus terbawa oleh aliran air

sebgai tailing. Sedangakan mineral yang berat berada di bagian dalam dari

lounder, di mana mineral berat ini akan terus di alirkan dan masuk di dalam port
sebagai konsentrat. Kadar konsentrat yang dapat dihasilkan pada proses humpery

spiral ini bisa mencapai 80% konsentrat.

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam mekanisme kerja humprey spiral

ini adalah :

1. Diameter bukaan luonder

2. Kemiringan dari lunder

3. Tinggi/panjang lounder

4. Keseragaman ukuran butiran material

5. Kecepatan aliran air sebagai wash water

6. Fluida yang digunakan sebagai media pemisahan mineral.

Kelebihan yang didapat pada pemisahan mineral dengan menggunakan alat

humprey spiral antara lain :

1. Ongkos instalasi

2. Ongkos perawatan rendah

3. Ongkos operasi rendah

4. Dapat memisahkan mineral berharga dengan mineral tidak berharga dalam jumlah

yang besar, kadar konsentrat yang diperoleh bisa mencapai 80%.

Kekurangan yang dihadapi pada pemisahan mineral dengan menggunakan alat

humprey spiral ini adalah :

1. Ukuran feed yang perbolehkan terbatas, biasanya ukuran feed antara 14 dan 400

mesh, tetapi bijih besi bisa di atas 10 sampai 10 mesh.

2. Diperlukan suplay air yang cukup atau sirkulasi air dan pengolahannya yang

digunakan pada proses pemisahan mineral sebagai medium wash water.


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsentrasi merupakan salah satu proses dalam pengolahan bahan galian yang
tujuannya untuk meningkatkan kadar dari suatu bahan galian. Proses dalam konsentrasi
ini yaitu ada elekrostatik separator, flotasi, sluice box, dan humprey spiral.
Electrostatic separator adalah alat untuk memisahkan campuran mineral dengan
memanfaatkan perbedaan sifat hantar listrik mineral. Flotasi adalah suatu proses
pemisahan suatu zat dari zat lainnya pada suatu cairan / larutan berdasarkan perbedaan
sifat permukaan dari zat yang akan dipisahkan, dimana zat yang bersifat hidrofilik tetap
berada fasa air, sedangkan zat yang bersifat hidrofobik akan terikat pada gelembung
udara dan akan terbawa ke permukaan larutan dan membentuk buih, sehingga dapat
dipisahkan dari cairan tersebut. Sluice Box biasa digunakan pada tambang semprot untuk
lapisan alluvial. Dimana lapisan alluvial ini disemprot dengan air bertekanan tinggi
menggunakan pompa sederhana utnuk melepaskan butiran material berharga dengan
fragmen alluvial. Pemisahan mineral-mineral dengan menggunakan humprey spiral dasar
utamanya adalah aliran fluida horizontal.
B. Saran
Adapun sarannya semoga apa yang telah kita pelajari pada matakuliah pegolahan
bahan galian ini dapat kita terapkan sesuai dengan kemampuan kita masing-masing dan
digunakan sebaik mungkin.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/mandez/makalah-pengolahan-mineral-electrostatic-separation
http://tmetalurgi.blogspot.com/2016/11/konsentrasi_11.html
https://ardra.biz/sain-teknologi/mineral/pengolahan-mineral/pemisahan-secara-flotasi/
http://smart-pustaka.blogspot.com/2013/04/flotasi.html
http://afanmining10.blogspot.com/2012/11/sluice-box.html
http://erickalfonsus.blogspot.com/2012/01/humprey-spiral.html

Anda mungkin juga menyukai