Reaksi obat
Polifarmasi
merugikan
Alergi Duplikasi
Interaksi
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFIKASI OBAT
FAKTOR OBAT FAKTOR PASIEN FAKTOR DOKTER
Dosis Kelamin, umur, berat badan Pelatihan
Multi efek Kehamilan Keterampilan diagnostik
ADME Faktor farmakogenetik Keterampilan terapi
Rute pemberian Status biokimia Pengalaman dengan obat
Durasi Status nutrisi Terapi bersamaan
Batas keamanan Metabolisme obat Sikap pada terapi obat
Adiksi Status penyakit Sikap terhadap pasien
Toleransi Kontraindikasi Sikap terhadap penyakit
Efek samping Terapi bersamaan Pengaruh lingkungan
Toksisitas Alergi
Sifat farmaseutik Sikap thd. : penyakit, obat, dokter
Sifat kimia Pengaruh lingkungan
Interaksi obat Harga obat/biaya
KEGIATAN PTO
Identifikasi
Pengumpulan
Seleksi pasien masalah
data pasien
terkait obat
Rencana Rekomendasi
Tindak lanjut
pemantauan terapi
1. Seleksi Pasien
Seleksi dapat dilakukan berdasarkan:
1. Kondisi Pasien
§ Pasien yang masuk rumah sakit dengan multi
penyakit sehingga menerima polifarmasi.
§ Pasien kanker yang menerima terapi sitostatika.
§ Pasien dengan gangguan fungsi organ terutama
hati dan ginjal.
§ Pasien geriatri dan pediatri.
§ Pasien hamil dan menyusui.
§ Pasien dengan perawatan intensif.
1. Seleksi Pasien (Lanjutan)
2. Obat
a. Jenis Obat b. Kompleksitas regimen
Pasien yang menerima obat dengan risiko i. Polifarmasi
tinggi seperti : ii. Variasi rute pemberian
i. obat dengan indeks terapi sempit (contoh: iii. Variasi aturan pakai
digoksin, fenitoin)
iv. Cara pemberian khusus
ii. obat yang bersifat nefrotoksik (contoh: (contoh: inhalasi)
gentamisin) dan hepatotoksik (contoh:
OAT)
iii. sitostatika (contoh: metotreksat)
iv. antikoagulan (contoh: warfarin, heparin)
v. obat yang sering menimbulkan ROTD
(contoh: metoklopramid,AINS)
vi. obat kardiovaskular (contoh: nitrogliserin).
2. Pengumpulan Data Pasien
Data dasar pasien à komponen penting dalam
proses PTO.
1. rekam medik
2. profil pengobatan
Data tersebut dapat
pasien (P3)/pencatatan
diperoleh dari:
penggunaan obat
3. wawancara dengan
pasien, anggota
keluarga, dan tenaga
kesehatan lain
2. Pengumpulan Data Pasien (Lanjutan)
Rekam medik : Profil pengobatan pasien (P3) di
kumpulan data medik seorang pasien RS dapat diperoleh dari catatan
mengenai pemeriksaan, pengobatan pemberian obat oleh perawat
dan perawatannya di rumah sakit. dan kartu/formulir penggunaan
Data yang dapat diperoleh dari rekam obat oleh tenaga farmasi.
medik, antara lain: Profil tersebut mencakup data :
1. Data demografi pasien
1. penggunaan obat rutin,
2. Keluhan utama
3. Riwayat penyakit sekarang 2. obat p.r.n (obat jika perlu),
4. Riwayat penyakit terdahulu 3. obat dengan instruksi khusus
5. Riwayat penggunaan obat (contoh: insulin).
6. Riwayat keluarga
7. Riwayat sosial
8. Pemeriksaan fisik, laboratorium,
diagnostik
9. Diagnosis
10. Terapi
2. Pengumpulan Data Pasien (Lanjutan)
Semua data yang sudah diterima à
dikumpulkan à dikaji. Data yang
berhubungan dengan PTO à diringkas dan
diorganisasikan ke dalam suatu format yang
sesuai.
Sering kali data yang diperoleh dari rekam
medis dan profil pengobatan pasien (P3)
belum cukup untuk melakukan PTO à perlu
dilengkapi dengan data yang diperoleh dari
wawancara pasien, anggota keluarga, dan
tenaga kesehatan lain.
3. Identifikasi Masalah Terkait Obat
Ø Setelah data terkumpul à dilakukan analisis untuk
identifikasi adanya masalah terkait obat.
Ø Kategori masalah terkait obat (Hepler dan Strand) :
i. Ada indikasi tetapi tidak di terapi
ii. Pemberian obat tanpa indikasi
iii. Pemilihan obat yang tidak tepat
iv. Dosis terlalu tinggi
v. Dosis terlalu rendah
vi. Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD)
vii. Interaksi obat
viii. Pasien tidak menggunakan obat karena suatu
sebab (masalah ekonomi, obat tidak tersedia,
ketidakpatuhan pasien, kelalaian petugas).
3. Identifikasi Masalah Terkait Obat
(Lanjutan)
Ø Apoteker perlu membuat prioritas
masalah sesuai dengan kondisi pasien, dan
menentukan masalah tersebut sudah
terjadi (aktual) atau berpotensi akan
terjadi (potensial).
Ø Masalah yang perlu penyelesaian segera
harus diprioritaskan.
4. Rekomendasi Terapi
o Tujuan utama pemberian terapi o Beberapa faktor yang dapat
obat : peningkatan kualitas hidup mempengaruhi penetapan
pasien, yang dapat dijabarkan tujuan terapi antara lain: derajat
sebagai berikut : keparahan penyakit dan sifat
1. Menyembuhkan penyakit penyakit (akut atau kronis).
(contoh: infeksi) o Pilihan terapi dari berbagai
2. Menghilangkan atau alternatif yang ada ditetapkan
mengurangi gejala klinis berdasarkan:
pasien (contoh: nyeri) 1. efikasi,
3. Menghambat progresivitas 2. keamanan,
penyakit (contoh: gangguan 3. biaya,
fungsi ginjal)
4. regimen yang mudah
4. Mencegah kondisi yang tidak dipatuhi.
diinginkan (contoh: stroke).
5. Rencana Pemantauan
ü Tujuan perencanaan pemantauan : memastikan pencapaian efek terapi dan
meminimalkan efek yang tidak dikehendaki.
ü Langkah-langkah apoteker dalam membuat rencana pemantauan :
1. Menetapkan parameter farmakoterapi
Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih parameter pemantauan, antara
lain :
i. Karakteristik obat (contoh: sifat nefrotoksik dari allopurinol,
aminoglikosida). Obat dengan indeks terapi sempit yang harus diukur kadarnya
dalam darah (contoh: digoksin).
ii. Efikasi terapi dan efek merugikan dari regimen
iii. Perubahan fisiologik pasien (contoh: penurunan fungsi ginjal pada pasien
geriatri mencapai 40%)
iv. Efisiensi pemeriksaan laboratorium
- Kepraktisan pemantauan (contoh: pemeriksaan kadar kalium dalam darah
untuk penggunaan furosemide dan digoxin secara bersamaan),
- Ketersediaan (pilih parameter pemeriksaan yang tersedia),
5. Rencana Pemantauan (Lanjutan)
2. Menetapkan sasaran terapi (end point)
§ Penetapan sasaran akhir didasarkan pada nilai/gambaran normal atau
disesuaikan dengan pedoman terapi.
§ Hal-hal yang harus dipertimbangkan apoteker apabila menentukan
sasaran terapi yang diinginkan :
i. Faktor khusus pasien, seperti umur dan penyakit yang bersamaan
diderita pasien (contoh: perbedaan kadar teofilin pada pasien
Penyakit Paru Obstruksi Kronis/PPOK dan asma).
ii. Karakteristik obat
Bentuk sediaan, rute pemberian, dan cara pemberian akan
mempengaruhi sasaran terapi yang diinginkan (contoh: perbedaan
penurunan kadar gula darah pada pemberian insulin dan anti
diabetes oral).
iii. Efikasi dan toksisitas
5. Rencana Pemantauan (Lanjutan)
3. Menetapkan frekuensi pemantauan
§ Frekuensi pemantauan tergantung pada tingkat keparahan penyakit dan
risiko yang berkaitan dengan terapi obat. Contoh :
1) Pasien yang menerima obat kanker harus dipantau lebih sering dan
berkala dibanding pasien yang menerima asam asetil salisilat.
2) Pasien dengan kondisi relatif stabil tidak memerlukan pemantauan yang
sering.
§ Berbagai faktor yang mempengaruhi frekuensi pemantauan antara lain:
i. Kebutuhan khusus dari pasien
Contoh: penggunaan obat nefrotoksik pada pasien gangguan fungsi
ginjal.
ii. Karakteristik obat pasien
Contoh: pasien yang menerima warfarin.
iii. Biaya dan kepraktisan pemantauan
iv. Permintaan tenaga kesehatan lain
6.Tindak Lanjut
v Hasil identifikasi masalah terkait obat dan rekomendasi yang
telah dibuat oleh apoteker à harus dikomunikasikan kepada
tenaga kesehatan terkait untuk mengoptimalkan pencapaian
tujuan terapi dan untuk mencegah kemungkinan timbulnya
masalah baru.
v Kegagalan terapi dapat disebabkan karena ketidakpatuhan
pasien dan kurangnya informasi obat. Sebagai tindak lanjut
pasien harus mendapatkan Komunikasi, Informasi dan Edukasi
(KIE) secara tepat. Informasi yang tepat sebaiknya:
a. tidak bertentangan/berbeda dengan informasi dari tenaga
kesehatan lain,
b. tidak menimbulkan keraguan pasien dalam menggunakan
obat,
c. dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam penggunaan
obat.
METODA SOAP
Subjective
• Pengamatan subjective adalah gejala yang
dilaporkan pasien, tetapi tidak dapat ditegaskan
oleh pengamat
• Status subjective pasien dikaji dengan
pertanyaan : bagaimana perasaan saudara, apa
gejala yang saudara rasakan
• Contoh pada kasus pneumonia aspirasi : sakit
kepala, merasa dingin, nafas pendek, tempat
penyuntikan intra vena rasa terbakar selama
pemberian obat
Objective
Problem
Mengumpulkan dan menginterpretasikan semua informasi yang relevan untuk
mengidentifikasi masalah yang aktual dan potensial.
Assessment/Action
Mendaftar dan membuat prioritas semua masalah (aktual dan potensial).
Berhubungan dengan staf medis, perawat, pasien untuk menetapkan hasil
yang diharapkan.
Menetapkan dan melaksanakan semua tindakan yang perlu dilakukan.
Monitoring
Menilai hasil yang diperoleh dari intervensi yang telah dilakukan.
LATIHAN KASUS