Puji dan syukur kehadirat Tuhan YME, sebagai pencipta atas segala kehidupan yang
senantiasa memberikan rahmat sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Dalam kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih dengan hati yang tulus
kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini semoga Tuhan
senantiasa membalas dengan kebaikan yang berlipat ganda.
Saya menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna
perbaikan di masa yang akan datang. Harapan saya semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak.
1
Daftar Isi
JUDUL ................................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 1
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 2
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................................... 3
1.1 Latar belakang ............................................................................................................. 3
1.2 Rumusan masalah ....................................................................................................... 4
1.3 Tujuan penulisan ......................................................................................................... 5
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
Pada kenyataanya, goal congruence yang sempurna tidak pernah ada, karena
sumber daya untuk mencapai tujuan jangka pendek individu seringkali bertentangan
dengan tujuan perusahaan. Anggaran yang tidak memepertimbangkan goal
congruence kemungkinan besar akan menemui kegagalan. Salah satu pendekatan
yang dapat mendorong goal congruence adalah menghindari penganggaran otoritatif
dan menggunakan pendekatan penganggaran partisipatif sebanyak mungkin. Dalam
penganggaran partisipatif, karena para karyawan menganggap anggaran sebagai
anggaran mereka, maka tujuan perusahaan dan tujuan karyawan menjadi sama.
Manajemen keuangan dan akuntan manajemen terlibat secara mendalam pada
penyusunan anggaran operasional, baik dalam pengembangan anggaran maupun
dalam pelaporan kinerja setelahnya. Selain itu, manajer keuangan dan akuntan
manajemen juga terlibat dalam proses penyusunan anggaran modal (capital
budgeting). Karena keterlibatan ini, maka penting bagi mereka untuk menyadari
berbagai faktor, khususnya faktor-faktor keperilakuan, yang sangat mempengaruhi
proses penganggaran modal dan pengambilan keputusan.
4
2. Menjelaskan bagaimana tahapan proses penyusunan anggaran.
3. Memahami pentingnya faktor-faktor keperilakuan dari penyusunan anggaran
modal.
4. mengetahui konsekuensi disfungsional dari proses penyusunan anggaran
5. Mengetahui masalah prediksi yang disebabkan oleh perilaku manusia.
6. Mengetahui Perilaku Mencari Risiko dan Menghindari Risiko
7. mengetahui– saran perbaikan perilaku manusia terhadap penyusunan anggaran
modal
BAB II
PEMBAHASAN
Untuk membantu dalam pencarian ini, konsultan, peneliti, dan mereka yang
secara langsung berkaitan dengan pengambilan keputusan tersebut,
mengembangkan sejumlah teknik, yang sebagian besar berkaitan dengan
meningkatkan interpretasi ekonomi dengan data yang terkait dalam keputusan
tersebut. Beberapa teknik ini didiskontokan dengan cara mengestimasi kembali nilai
bersih saat ini, analisis sensitivitas, simulasi, dan pemrograman matematis.
5
ementara itu, literatur penuh dalam diskusi ini, menunjukkan sangat sedikit
perhatian yang terjadi pada faktor perilaku yang terlibat dalam proses tersebut.
2.2.3 Control and Performance Evaluation Stage / Tahap Pengendalian dan Penilaian
Kinerja
Anggaran yang diimplementasikan akan berfungsi sebagai unsur kunci dalam system
pengendalian. Anggaran tersebut akan menjadi tolok ukur bagi kinerja aktual dan akan
menjadi dasar penilaian bagi Management by Exception. Hal itu menunjukkan bahwa
management by exception jangan hanya melihat penyimpangan/selisih yang tidak
menguntungkan saja melainkan juga penyimpangan yang menguntungkan.
6
Penyimpangan-penyimpangan yang menguntungkan dan kinerja yang melebihi
standar akan mengindikasikan bahwa masa yang akan datang menghasilkan
keuntungan melalui pengetahuan dan teknologi pada operasi yang serupa. Sementara
penyimpangan-penyimpangan yang tidak menguntungkan dan kinerja di bawah
standar harus segera memicu perbaikan kegiatan dalam rangka menghindari
timbulnya biaya atau kerugian. Beberapa konsekuesi perilaku yang mungkin timbul
yaitu tekanan, motivasi, aspirasi dan kekhawatiran.
7
4. Anggaran secara teratur digunakan untuk menggerakkan supervisor
sehingga ukuran-ukuran kinerja dapat diperkirakan.
5. Anggaran melaporkan penekanan pada hasil bukan pada sebab.
6. Anggaran mengganggu gaya kepemimpinan para supervisor.
7. Anggaran cenderung memberi tekanan pada kegagalan.
8
Untuk mengakhiri rantai/lingkaran kemelut ini, manajemen harus
mengidentifikasi dan mendiagnosa penyebabnya. Selanjutnya dilakukan
kegiatan - kegiatan yang dapat mengurangi/menghilangkan konflik internal
serta membangun keharmonisan dan hubungan kerja yang produktif.
2.4.4 Other Unwanted Side Effects (Efek Samping Lain Yang Tidak Diinginkan)
Anggaran dapat menghasilkan efek-efek samping lainnya yang tidak
diharapkan. Salah satunya adalah terbentuknya kelompok-kelompok (informal)
kecil yang menggagalkan pencapaian sasaran-sasaran anggaran. Kelompok
karyawan ini kadang-kadang melemparkan tanggung jawab pada departemen
lain, mempertanyakan validitas data anggaran, dan mempengaruhi dengan
cara-cara yang tidak baik/perlu.
Anggaran umumnya dianggap sebagai alat manajer untuk menekan.
Orang akan merasa ditekan ketika top manajemen mencoba meningkatkan
efisiensi melalui pemberlakuan output yang optimal dari input yang minimal.
Sebenarnya tekanan diperlukan, tetapi tekanan yang berlebihan dapat
mengakibatkan frustasi, kemarahan, dan penyakit-penyakit fisik yang
diakibatkan oleh stress. Dalam kaitannya dengan penyakit fisik akibat stress
dalam pekerjaan berikut diberikan ilustrasinya.
Anggaran juga dapat menekan inisiatif individu dan inovasi-inovasi
karena lebih memilih menggunakan metode-metode usaha dengan
kemungkinan keberhasilan yang telah diketahui dari pada metode-metode
baru dengan kesempatan sukses belum pasti. Sehingga, individu-individu
dalam organisasi umumnya kehilangan semangat inovasi. Daripada
memandang anggaran sebagai suatu alat keji yang menekan karyawan, lebih
baik belajar untuk menerima anggaran sebagai alat untuk membangun
kesesuaian sasaran dan sebagai standar kinerja yang memberikan keuntungan
bagi seluruh anggota organisasi.
9
dan politik yang terjadi dalam proyek modal yang melibatkan otomasi atau tugas-tugas
klerikal yang tidak memerlukan keterampilan sebaiknya dipertimbangkan dalam
memprediksikan data untuk seleksi proyek. Juga diketahui secara umum bahwa orang-
orang belajar dengan berlalunya waktu ketika mereka mengoperasikan suatu prosedur
tertentu. Tingkat perputaran karyawan yang potensial juga harus dipertimbangkan
ketika mengembangkan estimasi yang akurat dari biaya yang berkaitan dengan proyek
tersebut.
untuk keberhasilan atau kegagalan dari proyek manapun.
Modal akan terbuang percuma jika manajer baru secara periodik membuang
proyek-proyek dari manajer sebelumnya dan memulai proyek baru, hanya untuk diikuti
oleh manajemen baru lainnya yang meneruskan siklus tersebut.
Membagi Kemiskinan
Fenomena “membagi kemiskinan” seringkali memiliki dampak yang penting
dalam proses penyusunan anggaran modal. Hal ini terjadi ketika tersedia lebih banyak
proyek anggaran modal yang potensial lebih menguntungkan dibandingkan dengan
dana yang tersedia untuk mendanainya, suatu kondisi yang disebut dengan rasionalisasi
modal.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keberhasilan anggaran terutama akan ditentukan oleh cara pembuatan anggaran itu
sendiri. Program anggaran yang paling berhasil harus melibatkan manajer dalam
tanggungjawab pengendalian biaya untuk membuat estimasi anggaran mereka
sendiri. Pendekatan dalam penyediaaan data anggaran ini penting terutama apabila
anggaran tersebut akan digunakan untuk mengendalikan dan mengevaluasi aktivitas
seorang manajer. Pendekatan penganggaran yang dianggap paling efektif adalah
anggaran yang dibuat dengan kerjasama dan partisipasi penuh dari manajer pada
semua tingkatan (Garrison and Noreen : 408).
Manajemen harus selalu menyadari bahwa dimensi manusia dalam
penganggaran merupakan faktor kunci. Mudah bagi manajer untuk menguasai aspek
teknis dari program anggaran, tetapi tidak mudah dalam memasukkan aspek manusia.
Manajemen harus ingat bahwa maksud penyusunan anggaran adalah untuk
memotivasi karyawan dan mengkoordinasikan aktivitas.
12
DAFTAR PUSTAKA
Lubis, Arfan Ikhsan. 2010. Akuntansi Keperilakuan. Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Empat.
Arifin Johan (2007), “Pengaruh Karakteristik Gaya Penyusunan Anggaran terhadap Efisiensi
Biaya”,Kajian Bisnis dan Manajemen,Vol.9, No.1
Ikhsan Arfan, Ishak Muhammad, 2005, Akuntansi Keperilakuan, Salemba Empat, Jakarta.
13