Anda di halaman 1dari 3

MAKALAH

ILLEGAL CONTENT

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Teknologi
Informasi dan Komunikasi

Dosen Pengampu :

Bapak Sunanto M.Kom

Disusun oleh :

Titi Aniatun (13170902)

UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA


PURWOKERTO
2019
Illegal Content
Pengertian
Illegal content merupakan kejahatan dengan memasukkan data atau informasi ke internet
tentang suatu hal yang tidak benar, tidak etis, dan dapat di anggap melanggar hukum atau
mengganggu ketertiban umum.

Illegal content dapat disederhanakan pengertiannya menjadi kegiatan menyebarkan


(mengunggah,menulis) hal yang salah atau dilarang atau dapat merugikan orang lain.

Salah satu contoh kasus illegal content yang sering ditemui adalah dalam bidang pornografi
(cyberporn). Cyberporn sendiri merupakan kegiatan yang dilakukan dengan membuat,
memasang, mendistribusikan dan menyebarkan material yang berbau pornografi, cabul dan
mengekspos hal-hal yang tidak pantas. Cyberporn telah menjadi salah satu dalang rusaknya
mentalitas generasi muda bangsa.

Contoh Kasus Belakangan ini marak sekali terjadi pemalsuan gambar yang dilakukan oleh
oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dengan cara mengubah gambar seseorang
(biasanya artis atau public figure lainnya) dengan gambar yang tidak senonoh menggunakan
aplikasi komputer seperti photoshop. Kemudian gambar ini dipublikasikan lewat internet dan
ditambahkan sedikit berita palsu berkenaan dengan gambar tersebut. Hal ini sangat
merugikan pihak yang menjadi korban karena dapat merusak image seseorang. Dan dari
banyak kasus yang terjadi, para pelaku kejahatan ini susah dilacak sehingga proses hukum
tidak dapat berjalan dengan baik.

Akhir-akhir ini juga sering terjadi penyebaran hal-hal yang tidak teruji kebenaran akan
faktanya yang tersebar bebas di internet, baik itu dalam bentuk foto,video maupun berita-
berita hoax. Dalam hal ini tentu saja mendatangkan kerugian bagi pihak yang menjadi korban
dalam pemberitaan yang tidak benar tersebut, seperti kita ketahui pasti pemberitaan yang di
beredar merupakan berita yang sifatnya negatif.

Biasanya peristiwa seperti ini banyak terjadi pada kalangan selebritis, baik itu dalam bentuk
foto maupun video. Seperti yang dialami baru-baru ini tersebar foto-foto mesra di kalangan
selebritis, banyak dari mereka yang menjadi korban dan menanggapinya dengan santai karena
mereka tidak pernah merasa berfoto seperti itu. Ada juga dari mereka yang mengaku itu
memang koleksi pribadinya namun mereka bukanlah orang yang mengunggah foto-foto atau
video tersebut ke internet, mereka mengatakan ada tangan-tangan yang tidak
bertanggungjawab melakukan perbuatan tersebut.

Ada juga yang mengaku bahwa memang ponsel atau laptop pribadi mereka yang didalamnya
ada foto-foto atau video milik pribadi hilang, lalu tak lama kemudian foto-foto atu video
tersebut muncul di internet.

Yang menarik dari Hukuman atau sangsi untuk beberapa kasus seseorang yang terlibat
dalam ‘Illegal content’ ini ialah hanya penyebar atau yang melakukan proses unggah saja
yang mendapat sangsi sedangkan yang mengunduh tidak mendapat hukuman apa apa selain
hukuman moral dan perasaan bersalah setelah mengunduh file yang tidak baik.
Pemerintah telah mengeluarkan bberapa undang-undang untuk mengatasi laju
cyberporn di Indonesia, diantaranya :

a. Pasal 281-283 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP), melarang pornografi dalam
bentuk apapun.
b. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang telekomunikasi, pasal 5 ayat 1 dan pasal 13
ayat 1 huruf a.
c. Undang-undang nomor 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik (UU ITE)
d. Undang-undang nomor 44 tahun 2008 tentang pornografi.

Contoh Lain Pelaku dan Peristiwa dalam kasus Illegal Content yaitu :

Pelaku: pelaku yang menyebarkan informasi elektronik atau dokumen elektronik yang
bermuatan illegal content dapat perseorangan atau badan hukum, sesuai isi Pasal 1 angka 21
UU ITE bahwa “Orang adalah orang perseorangan, baik warga negara Indonesia, warga
Negara asing, maupun badan hukum”. Keberadaan Badan Hukum diperjelas kembali dalam
Pasal 52 ayat (4) UU ITE bahwa Korporasi yang melakukan perbuatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 27 sampai Pasal 37 UU ITE, termasuk menyebarkan informasi
elektronik atau dokumen elektronik yang bermuatan illegal content dikenakan pemberatan
pidana pokok ditambah dua pertiga.

Peristiwa: perbuatan penyebaran informasi elektronik atau dokumen elektronik seperti dalam
Pasal 27 sampai Pasal 29 harus memenuhi unsur:

1. a. Illegal Content seperti penghinaan, pencemaran nama baik, pelanggaran


kesusilaan, berita bohong, perjudian, pemerasan, pengancaman, menimbulkan rasa
kebencian atau permusuhan individu, ancaman kekerasan atau menakut-nakuti secara
pribadi
2. b. Dengan sengaja dan tanpa hak, yakni dimaksudkan bahwa pelaku mengetahui
dan menghendaki secara sadar tindakannya itu dilakukan tanpa hak. Pelaku secara
sadar mengetahui dan menghendaki bahwa perbuatan “mendistribusikan” atau
“mentransmisikan” atau “membuat dapat diaksesnya informasi elektronik atau
dokumen elektronik” adalah memiliki muatan melanggar kesusilaan. Dan
tindakannya tersebut dilakukannya tidaklegitimate interest.

Perbuatan pelaku berkaitan illegal content dapat dikategorikan sebagai berikut:

1. Penyebaran informasi elektronik yang bermuatan illegal content


2. Membuat dapat diakses informasi elektronik yang bermuatan illegal content
3. Memfasilitasi perbuatan penyebaran informasi elektronik, membuat dapat diaksesnya
informasi elektronik yang bermuatan illegal content (berkaitan dengan pasal 34 UU
ITE).

Anda mungkin juga menyukai