Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR

A. Pengertian

1. Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang rawan
epifisis baik yang bersifat total maupun parsial (Rasjad, 2007).

2. Fraktur dapat tejadi pada semua kelompok usia, terutama pada orang yang
mengalami trauma dan usia tua (LeMone & Burke, 2008).
3. Menurut Halstead (2004) Fraktur ekstremitas bawah adalah fraktur pada femur,
tibia, and fibula. Fraktur pada femur dapat tejadi pada leher femur atau pada
bagian proximal, midshaft, atau distal.Sedangkan menurut Sjamsuhidayat dan
Jong (2005) yang termasuk anggota gerak bawah adalah panggul, region sendi
panggul, femur, regio lutut, tungkai bawah (tibia dan fibula), pergelangan kaki
(maleolus), kaki (talus dan kalkaneus).

Tulang terdiri dari sel-sel yang berada pada bagian intra-seluler. Tulang tersusun
atas sel, matriks protein dan deposit mineral. Tulang berasal dari embrionic hyaline
cartilage yang mana melalui proses “Osteogenesis” menjadi tulang. Proses ini
dilakukan oleh sel-sel yang disebut “Osteoblast”. Proses mengerasnya tulang akibat
penimbunan garam kalsium. Sel-sel tulang terdiri atas tiga jenis dasar-osteoblas,
osteosit dan osteoklas. Osteoblas berfungsi dalam pembentukan tulang dengan
mensekresikan matriks tulang. Matriks tersusun atas 98% kolagen dan 2% subtansi
dasar (glukosaminoglikan, asam polisakarida) dan proteoglikan). Matriks merupakan
kerangka dimana garam-garam mineral anorganik ditimbun. Osteosit adalah sel
dewasa yang terlibat dalam pemeliharaan fungsi tulang dan terletak dalam osteon
(unit matriks tulang ). Osteoklas adalah sel multinuclear ( berinti banyak) yang
berperan dalam penghancuran, resorpsi dan remodelling tulang.

Ada 206 tulang dalam tubuh manusia, Tulang dapat diklasifikasikan dalam
lima kelompok berdasarkan bentuknya :
1. Tulang panjang (Femur, Humerus) terdiri dari batang tebal panjang yang
disebut diafisis dan dua ujung yang disebut epifisis.
2. Tulang pendek (carpals) bentuknya tidak teratur dan inti dari cancellous
(spongy) dengan suatu lapisan luar dari tulang yang padat.
3. Tulang pendek datar (tengkorak) terdiri atas dua lapisan tulang padat dengan
lapisan luar adalah tulang concellous.
4. Tulang yang tidak beraturan (vertebrata) sama seperti dengan tulang pendek.
5. Tulang sesamoid merupakan tulang kecil, yang terletak di sekitar tulang yang
berdekatan dengan persediaan dan didukung oleh tendon dan jaringan fasial,
misalnya patella (kap lutut).

Fungsi tulang adalah sebagai berikut :


1. Mendukung jaringan tubuh dan memberikan bentuk tubuh.
2. Melindungi organ tubuh (misalnya jantung, otak, dan paru-paru) dan jaringan
lunak.
3. Memberikan pergerakan (otot yang berhubungan dengan kontraksi dan
pergerakan).
4. Membentuk sel-sel darah merah didalam sum-sum tulang belakang (hema
topoiesis).
5. Menyimpan garam mineral, misalnya kalsium, fosfor.

Klasifikasi fraktur menurut Rasjad (2007) adalah sebagai berikut :


1. Klasifikasi Etiologis:
a. Fraktur traumatik : terjadi karena trauma tiba-tiba. Trauma bersifat
langsung dan tidak langsung. Trauma bersifat langsung yaitu trauma yang
menyebabkan tekanan langsung pada tulang dan terjadi fraktur pada
daerah tekanan (Fraktur yang terjadi biasanya kominutif dan jaringan
lunak ikut mengalami kerusakan).Trauma bersifat tidak langsung yaitu
trauma yang dihantarkan ke tempat yang lebih jauh dari daerah fraktur.
Misalnya jatuh dengan tangan ekstensi dapat menimbulkan fraktur
klavikula.
b. Fraktur patologis : terjadi karena kelemahan tulang akibat kelainan
patologis didalam tulang atau tulang berpenyakit (kista tulang, penyakit
paget, metastasis tulang, tumor).
c. Fraktur stres terjadi karena adanya trauma yang terus menerus pada suatu
tempat.
2. Klasifikasi Klinis:
a. Fraktur terbuka (Compound Fracture) adalah fraktur yang ada
hubungannya dengan dunia luar melalui luka pada kulit dan jaringan
lunak, dapat berbentuk from within (dari dalam) atau from without (dari
luar). Fraktur terbuka (open atau compound fracture) merupakan fraktur
dengan luka pada kulit atau membran mukosa sampai pada patahan
tulang, klasifikasi menurut (Black & Hawks,2009) berdasarkan cedera
jaringan lunak:
1) Derajat I
Fraktur terbuka diklasifikasikan derajat I, apabola luka kurang dari 1
cm dengan cedera jaringan lunak minimal dan keadaan luka bersih.
Cedera tulang tanpa atau minimal komunitif dengan waktu yang
dibutuhkan untuk penyembuhan tulang antara 21 sampai 28 minggu.
Operasi untuk debridemen sangat dibutuhkan.
2) Derajat II
Fraktur terbuka derajat II, apabila luka lebih besar dari 1 cm dengan
kerusakan jaringan lunak dan kebersihan luka yang moderat.fraktur
bersifat komunitif yang moderat dengan lama waktu penyembuhan
tulang antara 26-28 minggu. Fraktur bersifat segmental dengan
displeacement tanpa kehilangan diaphyseal dan membutuhkan
perbaikan cedera vaskuler.
3) Derajat III
Derajat III terdiri dari dua kategori yaitu III A, III B, dan III C dengan
karakteristik yang berbeda. Luka pada derajat III A apabila kurang dari
10 cm dengan keadaan jaringan yang hancur dan terkontaminasi, tetapi
masih memungkinkan tulang tertutup jaringan lunak serta
membutuhkan 30-35 minggu untuk penyatuan tulang. Periosteum
terbuka secara terbatas sehingga bersama jaringan lunak masih
menutupi tulang, dan debridement dilakukan apabila operasi tidak
dilakukan lebih dari 8 jam setelah cedera dengan tujuan untuk
penutupan jaringan lunak, perbaikan fraktur, dan laserasi jaringan lunak
eksternal. Derajat III B memiliki karakteristik luka lebih dari 10 cm
dengan hancurnya jaringan lunak dan terkontaminasi. Jaringan lunak
tidak adekuat dan membuthkan regional atau free flap serta
membutuhkan waktu untuk penyatuan tulang selama 30-35 minggu.
Grade III C memiliki karakteristik hampir sama dengan grade III B
hanya telah terjadi cedera vaskuler utama yang membutuhkan
perbaikan secara keseluruhan.
b. Fraktur tertutup adalah fraktur yang tidak ada hubungannya dengan dunia
luar
c. Fraktur dengan komplikasi adalah fraktur yang disertai dengan komplikasi
misalnya: malunion, delayed union, nonunion, infeksi tulang.
3. Klasifikasi Radiologis:
a. Lokalisasi : terbagi atas diafisial, metafisial, intra-artikuler, fraktur dengan
dislokasi
b. Konfigurasi:
1) Fraktur Transversal adalah fraktur sepanjang garis tengah tulang.
2) Fraktur Oblique atau Z adalah fraktur membentuk sudut dengan garis
tengah tulang.
3) Fraktur Spiral adalah fraktur memuntir seputar batang tulang.
4) Fraktur Segmental adalah fraktur garis patah lebih dari satu dan saling
berhubungan.
5) Fraktur Kominutif adalah fraktur tulang pecah menjadi beberapa
fragmen.
6) Fraktur Depresi adalah fraktur fragmen patahan terdorong ke dalam.
Fraktur baji adalah fraktur biasanya pada vertebra karena tulang
mengalami kompresi.
7) Fraktur Avulsi adalah fraktur tertariknya fragmen tulang oleh ligamen
atau tendon pada perlekatannya.
8) Fraktur pecah (burst) adalah fraktur dimana terjadi fragmen kecil yang
berpisah.
9) Fraktur Epifiseal adalah fraktur melalui epifisis.
10) Fraktur Impaksi adalah fragmen tulang terdorong ke fragmen tulang
lainnya.
4. Menurut ekstensi:
a. Fraktur Greenstick (salah satu sisi tulang patah sedang sisi lainnya
membengkok)
b. Fraktur total
c. Fraktur tidak total
d. Fraktur garis rambut
e. Fraktur Buckle atau torus.
5. Menurut hubungan antara fragmen dengan fragmen lainnya : terbagi atas tidak
bergeser dan bergeser.

Fraktur Avulsi Fraktur Bruckle Burst Fracture

Fraktur Depresi/ stress fracture Fraktur Impaksi Fraktur Patologis


Fraktur Komunitif Fraktur Epifisis

Gambar 1. Klasifikasi Fraktur

Anda mungkin juga menyukai