Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Nim : 1610301121
Kelas : 7B3 Fisioterapi
Makul : K3
TUTORIAL 1.1
5. Peran fisioterapi sebagai konsultan dan Clinical Service, apa saja perannya ?
TUTORIAL 1.2
a. Work Conditioning
termasuk kekuatan, daya, daya tahan, mobilitas sendi, ROM, kontrol motorik, daya
Pengondisian Kerja adalah untuk mengembalikan kapasitas dan fungsi fisik agar
Fisik fokus pada peningkatan karyawan, kekuatan, fleksibilitas, dan daya tahan
hingga mereka dapat kembali dengan aman ke pekerjaan yang mereka lakukan
sebelum cedera. Sementara setiap program bervariasi, dan latihan dan gerakan yang
dipraktikkan akan spesifik untuk pekerjaan, ada beberapa kesamaan yang sebagian
pekerjaan tertentu
aman
pengawasan
b. Work Hardening
kami Work Hardening bersifat multidisiplin dan memanfaatkan aktivitas kerja nyata
atau disimulasikan yang dirancang untuk memulihkan fungsi fisik, perilaku, dan
/https://www.selectphysicaltherapy.com/services/work-health/work-hardening-
and-work-conditioning/&prev=search
Dalam melakukan suatu pekerjaan, sikap tubuh harus merupakan sikap yang
“ergonomik”, sehingga dapat dicapai suatu efisiensi dan produktifitas kerja yang
a. Sikap kerja duduk adalah lebih baik danlebih nyaman dibanding sikap kerja berdiri
b. Senantiasa diupayakan agar semua pekerjaan dilakukan dengan sikap kerja duduk,
e. Kursi kerja harus dirancang untuk dibuat sedemikian rupa sehingga tenaga kerja
yang sedang tidak dipakai, dan tidak mengalami penekanan-penekanan pada bagian
f. Meja kerja harus dirancang dibuat sedemikian rupa sehingga sesuai bagi tenaga
kerja maupun jenis pekerjaannya, dimana tenaga kerja dapat melihat seluruh
permukaan meja dengan jelas tanpa kesilauan, dan akan dapat melakukan
tidak perlu.
g. Luas pandangan adalah daerah pandangan yang jelas terlihat bila tenaga kerja
dalam keadaan berdiri tegak dan diukur dari tinggi mata, yaitu 0–30 derajat
faktor, seperti :
a. Beban diusahakan menekan pada otot tungkai yang kuat, dan sebanyak
akan dilakukan
https://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Course-949-Modul%20K3.pdf
tindakan tidak aman (unsafe act) dan kondisi yang tidak aman (unsafe condition)
yang disebabkan oleh factor pekerja (manusia). Untuk itu maka para pekerja ini
pelatihan maka Untuk mewujudkan Zero Accident para pekerja harus mengikuti
dan mentaati SOP yang berlaku serta mentaati Keselamatan dan kesehatan kerja
pada postur dan kondisi tertentu. Dalam analisis LBA, terdapat dua hal yang
menjadi fokus utama yaitu pada muscle tension yang menjelaskan mengenai gaya
yang terjadi pada beberapa otot yaitu erecctor spine, latissimus dorsi, erternal
oblique, internal oblique, dan rectus abdominus dan menggambarkan momen gaya
yang memiliki kekuatan untuk melakukan pekerjaan yang diberikan pada virtual
antropometri.
SUMBER : Ratna Purwaningsih, Dyah Ayu P., Novie Susanto Desain Stasiun
Kerja Dan Postur Kerja Dengan Menggunakan Analisis Biomekanik Untuk
Mengurangi Beban Statis Dan Keluhan Pada Otot Jurnal Teknik Industri, Vol. XII,
No. 1, Januari 2017.
5. Fisioterapi pada K3
Fisioterapis (Fisioterapi K3), sebagai sebuah profesi yang pro aktif dibidang
kerja. Melalui penelitian yang cermat dan deskripsi aktivitas kerja, ahli fisioterapi
bisa meningkatkan stress otot rangka pada tenaga kerja, sehingga dapat ditemukan
sistem kerja mempunyai resiko fisik yang rendah, seperti tidak memicu stress otot
rangka. Tantangannya, bagaimana menemukan faktor-faktor resiko utama, dan
tempat kerja, dan sebagainya, agar tercapai sebuah sistem kerja yang aman.
produksi dari suatu organisasi kerja. Bahkan, sangat mungkin, fisioterapis dapat
calon pegawai.
membutuhkan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3), karena baik dari
faktor resiko yang ada pada lingkungan kerja fisioterapi adalah faktor fisika dan
dan biologis.