i
LEMBAR PENGESAHAN
MENYETUJUI,
Dosen Pembimbing
ii
LEMBAR PENGESAHAN REVISI
Ni Made Ary Esta Dewi Wirastuti, ST, Ir. Putu Arya Mertasana, M.Si.,MT
M.Sc, Ph.D
Mengetahui
Dosen Pembimbing
iii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LAPANGAN
Menyetujui,
Pembimbing Lapangan
iv
DAFTAR ISI
v
2.6. Daya yang dibangkitkan ......................................................................... 16
2.7. Kerja Paralel Generator........................................................................... 17
2.8. Metode Sinkronisasi................................................................................ 18
BAB III LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK ....................................... 23
3.1 Kegiatan Kerja Praktek Secara Umum ................................................... 23
3.2 Kegiatan Kerja Praktek Secara Rinci ..................................................... 23
BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................................... 25
4.1. Potensi Sumber Daya Air Tukad Panji Muara ........................................ 25
4.2. Konversi Energi PLTM Muara ............................................................... 26
4.3. Komponen-komponen PLTM Muara. .................................................... 27
4.3.1. Komponen Sipil PLTM Muara. .............................................................. 27
4.3.2. Komponen Mekanikal PLTM Muara...................................................... 33
4.3.3. Komponen Elektrikal PLTM Muara. ...................................................... 34
4.4. Analisis Daya Di PLTM Muara .............................................................. 39
4.5. Pengoperasian sinkronisasi PLTM Muara dengan jaringan PLN ........... 40
4.5.1. Tahap Persiapan ...................................................................................... 40
4.5.2. Tahap Menjalankan Generator ................................................................ 40
4.5.3. Tahap Mematikan Generator .................................................................. 42
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 43
5.1. Simpulan ................................................................................................. 43
5.2. Saran ....................................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 45
LAMPIRAN .......................................................................................................... 46
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Klasifikasi PLTA………………………………………………..…...(11)
Tabel 3.1 Kegiatan Kerja Praktek di PLTM Muara……………………..……..(21)
viii
DAFTAR SINGKATAN
AC = Alternating Current
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan anugerah-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek yang
berjudul “Pembangkit Listrik Tenaga Microhidro (PLTM) Muara”.
Dalam penyusunan laporan kerja praktek, penulis banyak memperoleh
petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak. Sehingga pada kesempatan ini
perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Ir. Ngakan Putu Gede Suardana, MT., Ph.D., selaku Dekan
Fakultas Teknik Universitas Udayana.
2. Bapak Dr.Ida Bagus Gede Manuaba, ST,.MT., selaku Ketua Program Studi
Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Udayana.
3. Bapak I Made Suartika, ST., MT., selaku Dosen Pembimbing.
4. Bapak Muhammad Ridho Dewanto selaku pembimbing lapangan yang telah
memberikan dorongan, semangat, bimbingan dan saran selama
melaksanakan kegiatan kerja praktek dan penulisan laporan kerja praktek.
5. Orang tua penulis, rekan-rekan Mahasiswa Universitas Udayana, dan semua
pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu atas bantuan, motivasi,
dan saran yang diberikan sehingga laporan ini dapat selesai tepat pada
waktunya.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi
kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu
pelaksanaan dan penyelesaian laporan kerja praktek ini.
Bukit Jimbaran, 28 Juli 2019
Penulis
x
BAB I
PENDAHULUAN
PLTM Muara merupakan salah satu sumber energi alternatif dari energi
terbarukan yang mulai dikembangkan dengan skala PLTA mikrohidro, PLTA skala
mini dan PLTA skala besar. Pembangkit ini dapat terinterkoneksi dengan saluran
distribusi sehingga dapat menjadi pembangkit tersebar.
1
Di Kabupaten Buleleng telah dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Air
Skala Mini (PLTM) di Kecamatan Sukasada dengan kapasitas 2 x 1150 kW.
Selanjutnya PLTM ini diinterkoneksi dengan salah satu bus tegangan menengah 20
kV dari GI Pemaron.
Laporan praktik ini dibuat untuk mengetahui komponen-komponen yang
ada di PLTM Muara.
2
1. Direktur Utama
A. Kedudukan Direktrur Utama
1. Direktur Utama memimpin perusahaan
2. Direktur Utama dibantu oleh HR & Procurement Dept, Engineering Dept,
dan Finance Dept
B. Tugas Pokok Direktur Utama
1. Direktur Utama memimpin perusahaan dan membuat kebijakan-kebijakan
perusahaan
2. Menentukan, memilih, mengawasi pekerjaan karyawan
3. Menyetujui anggran tahunan perusahaan dan melaporkan laporan pada
pemegang saham.
2. HR & Procurement Dept
A. Keduduka HR & Procurement Dept
1. HR & Procurement Dept bertanggung jawab kepada Direktur Utama
2. HR & Procurenment Dept berkerja sama dengan Engineering Dept dan
Finance Dept
B. Tugas Pokok HR & Procurement Dept
1. Merencanakan tenaga kerja secara efektif serta efisien agar sesuai
kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya tujuan.
2. Mengorganisir semua karyawan melalui penetapan pembagian kerja,
hubungan kerja, pendelegasian wewenang, integrasi, dan koordinasi dalan
bagan organisasi
3. Mengarahkan semua karyawan agar bersedia berkerja sama, berkerja efektif
serta efisien dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan dan
masyarakat
4. Melaksanakan proses seleksi dan penarikan, penempatan untuk
mendapatkan karyawan yang sesuai kebutuhan perusahaan.
5. Pemutusan hubungan kerja yang disebaban oleh berbagai sebab seperti
keinginan perusahaan, kontak kerjanya berakhir, pensiun dan sebagainya
3
3. Engineering Dept
A. Keduduka Engineering Dept
1. Engineering Dept bertanggung jawab kepada Direktur Utama
2. Engineering Dept berkerja sama dengan HR & Procurement Dept dan
Finance Dept
B. Tugas Pokok Engineering Dept
1. Pemeliharaan dan perbaikan seluruh instalasi, alat mesin, bangunan dan
supply air
2. Memonitor proses kegiatan pelaksana pekerjaan di lapangan
3. Menyiapkan as-built drawing ketika proyek selesai
4. Menyiapkan soft copy dan hard copy untuk didokumentasikan di
departemen dan proyek
5. Melakukan studi secara pribadi untuk menambah ilmu mengenai bidang
yang dikerjakan
4. Finance Dept
A. Kedudukan Finance Dept
1. Finance Dept bertanggung jawab kepada Direktur Utama
2. Finance Dept berkerja sama dengan Engineering Dept dan HR &
Procurement Dept
B. Tugas Pokok Finance Dept
1. Mengelola fungsi akutansi dalam memproses data dan informasi keungan
untuk menghasilkan laporan keuangan yang dibutuhkan perusahaan secara
akurat dan tepat waktu
2. Mengkordinasikan dan mengontrol perencanaan, pelaporan dan
pembayaran kewajiban pajak perusahaan agar efisien, akurat, tepat waktu,
dan sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku
3. Merencanakan dan mengkordinasikan arus kasperusahaan terutama
pengelolaan piutang dan hutang, sehingga memastikan ketersediaan dana
untuk operasional perusahaan dan kesehatan kondisi uang.
4
5. Liasion Officer
A. Kedudukan Liasion Officer
1. Liaison Ofiicer bertanggung jawab kepada HR & Procurement Dept
2. Liasion ofiicer berkerja sama dengan Ops manajer dan Finance Staff
5
3. Mechanical & Ops
A. Kedudukan Mechanical & Ops
1. Mechanical & Ops bertanggung jawab kepada Ops Manajer
2. Mechanical & Ops berkerja sama dengan Spare Parts & Tools, dan Electric
& Instrument
B. Tugas Pokok Mechanical & Ops
1. Melakukan kegiatan pemeliharan alat mesin
2. Memperbaiki dan merawat peralatan-peralatan listrik yang ada di
perusahaan
3. Spare Parts & Tools
A. Kedudukan Spare Parts & Tools
1. Spare Parts & Tools bertanggung jawab kepada Ops Manajer
2. Spare Parts & Tools berkerja sama dengan Mechanical & Ops dan Electric
& Instrument
B. Tugas Pokok Spare Parts & Tools
1. Menyediakan bagian-bagian alat mesin yang mengalami masalah
2. Merawat dan memperbaiki alat mesin
3. Electric & Instrumentation
A. Kedudukan Electric & Instumentation
1. Spare Parts & Tools bertanggung jawab kepada Ops Manajer
2. Spare Parts & Tools berkerja sama dengan Mechanical & Ops dan Electric
& Instrument
B. Tugas Pokok Electric & Instrumentation
1. Mengatur kinerja dari
4. Operator Coordinator
A. Kedudukan Operator Coordinator
1. Operator Coordinator bertanggung jawab kepada Ops Manajer
2. Operator Coordinator berkerja sama dengan Security Coordinator dan
Water Supply Coordinator
B. Tugas Pokok Operator Coordinator
1. Pengontrolan aliran air dan memastikan bahwa mesin tersebut berkerja
dengan benar
6
2. Mengoperasikan instrument control untuk memastikan garis atau peralatan
dan menghubungkan sirkuit alternative
3. Memeriksa instrument dan switchboard bahwa semua sistem berkerja
dengan secara efisien, dan mendeteksi gangguan line
4. Menemukan kesalahan dan melakukan perbaikan dasar dalam peralatan
control
5. Menanggapi keadaan darurat seperti kebakaran dan bahaya lingkungan
3. Security Coordinator
A. Kedudukan Security Coordinator
1. Security Coordinator bertanggung jawab kepada Ops Manajer
2. Security Coordinator berkerja sama dengan Operator Coordinator dan
Water Supply Coordinator
B. Tugas Pokok Security Coordinator
1. Memeriksa setiap pengunjung yang datang ke perusahaan untuk
memastikan lingkungan yang aman dan aman bagi karyawan dan pelanggan
atau pengunjung
2. Mengkoordinir, mengarahkan dan melaporkan kegiatan sehari-hari dari staf
keamanan dan keselamatan
3. Menyarankan manajemen dalam meningkatkan dan melaksanakan
kebijakan sesuai dengan keamanan dan peraturan kelembagaan, negara
bagian, dan federal
3. Water Supply Coordinator
A. Kedudukan Water Supply Coordinator
1. Water Supply Coordinator bertanggung jawab kepada Ops Manajer
2. Water Supply Coordinator berkerja sama dengan Operator Coordinator dan
Security Coordinator
B. Tugas Pokok Water Supplay Coordinator
1. Memeriksa keadaan pump yang berada di headpond
2. Menjaga kualiatas air agar tidak tercemari oleh sampah.
7
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari kerja praktek di PLTM Muara adalah sebagai berikut;
1. Untuk mengetahui komponen-komponen yang ada di PLTM Muara.
2. Untuk mengetahui proses pengoperasian sinkronisasi PLTM Muara
dengan jaringan PLN.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Energi.
Energi Konvensional adalah energi yang diambil dari sumber yang hanya
tersedia dalam jumlah terbatas di bumi dan tidak dapat diregenerasi. Dikatakan tak
terbarukan karena apabila sejumlah sumbernya dieksploitasi, maka untuk
mengganti sumbernya dalam jumlah yang sama akan memerlukan waktu hingga
jutaan tahun. Jika sumber energi ini dieksploitasi secara terus–menerus pasti
persediaannya akan menipis dan mungkin akan habis. Biasanya sumber daya alam
yang tidak dapat diperbarui berasal dari barang tambang (minyak bumi dan batu
bara) dan bahan galian (emas, perak, timah, besi, nikel dan lain-lain).
Energi terbarukan adalah energi yang berasal dari sumber daya alam yang
dihasilkannya tak terhabiskan dan dapat diperbaruhi dengan proses yang
berkelanjutan. Sumber energi terbarukan ini dianggap sebagai sumber energi ramah
lingkungan yang tidak mencemari lingkungan dan tidak memberikan kontribusi
terhadap perubahan iklim dan pemanasan global. Sumber energi ini belumlah
banyak dimanfaatkan oleh banyak orang dan masih perlu terus dikembangkan.
Sumber energi ini dapat berasal dari alam sekitar yaitu angin, air, biogas, biomass
dan energi matahari.
Salah satu energi terbarukan adalah pembangkit listrik tenaga mini hidro,
yang di Indonesia dapat dibuat karena banyak sungai dan banyak daerah yang
belum terjangkau oleh jaringan listrik negara (PLN).
9
2.2. Sungai.
Sungai adalah aliran air yang besar dan memanjang yang mengalir secara
terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Kemanfaatan terbesar
sebuah sungai adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai
saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan potensial untuk dimanfaatkan
sebagai pembangkit listrik tenaga air. Jenis–jenis sungai menurut jumlah airnya.
a) Sungai permanen-yaitu sungai yang debit airnya sepanjang tahun
relatif tetap.
b) Sungai periodik-yaitu sungai yang pada waktu musim hujan airnya
banyak, sedangkan pada musim kemarau airnya sedikit.
c) Sungai intermittent atau sungai episodik-yaitu sungai yang
mengalirkan airnya pada musim penghujan, sedangkan pada musim
kemarau airnya kering.
d) Sungai ephemeral yaitu sungai yang ada airnya hanya pada saat
musim hujan. Pada hakekatnya, sungai jenis ini hampir sama dengan
jenis episodik, hanya saja pada musim hujan sungai jenis ini airnya
belum tentu banyak.
10
generator listrik. Semakin tinggi jatuhan air maka semakin besar energi potensial
air yang dapat diubah menjadi energi listrik. Pembangkit tenaga air merupakan
suatu bentuk perubahan tenaga dari tenaga air dengan ketinggian dan debit tertentu
menjadi tenaga listrik, dengan menggunakan turbin air dan generator.
Bentuk pembangkit tenaga mini hidro bervariasi, tetapi prinsip kerjanya
adalah sama, yaitu: “ Perubahan tenaga potensial menjadi tenaga elektrik (listrik)”.
Perubahan memang tidak langsung, tetapi berturut-turut melalui perubahan sebagai
berikut:
- Tenaga potensial menjadi tenaga kinetik
- Tenaga kinetik menjadi tenaga mekanik
- Tenaga mekanik menjadi tenaga listrik
Tenaga potensial adalah tenaga air karena berada pada ketinggian. Energi
kinetik adalah tenaga air karena mempunyai kecepatan. Tenaga mekanik adalah
tenaga kecepatan air yang terus memutar kincir/turbin. Tenaga listrik adalah hasil
dari generator yang berputar akibat berputarnya kincir/turbin.
Berdasarkan kapasitas keluarannya, Pembangkit Listrik Tenaga Air
(PLTA) dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Tabel 1. Klasifikasi PLTA
No. Klasifikasi PLTA Daya
1. Larger Hydro >100 MW
2. Medium Hydro 15 – 100
MW
3. Small Hydro 1 – 15 MW
4. Mini Hydro 100 kW – 1
MW
5. Micro Hiydro 5 kW – 100
kW
6. Pico hiydro < 5 kW
Sumber : ( Dwiyanto, 2016 )
11
2. Memiliki konstruksi yang sederhana dan dapat dioperasikan di
daerah terpencil dengan tenaga terampil penduduk daerah setempat
dengan sedikit latihan.
3. Tidak menimbulkan pencemaran.
4. Dapat dipadukan dengan program lainnya seperti irigasi dan
perikanan.
5. Dapat mendorong masyarakat agar dapat menjaga kelestarian hutan
sehingga ketersediaan air terjamin.
12
Gambar 2.1. Prinsip Kerja PLTM
Sumber: Notosudjono (2002)
2.5.1. Bendung.
Bendung berfungsi untuk menaikkan/mengontrol tinggi air dalam sungai
secara signifikan sehingga memiliki jumlah air yang cukup untuk dialihkan ke
dalam intake.
13
2.5.2. Saringan
Saringan ini dipasang didepan pintu pengambilan air, berguna untuk
menyaring kotoran–kotoran atau sampah yang terbawa sehingga air menjadi bersih
dan tidak mengganggu operasi mesin PLTM.
Tujuan dari bangunan intake adalah untuk memisahkan air dari sungai atau
kolam untuk dialirkan ke dalam saluran pembawa serta ke bak penampungan.
Pengambilan air adalah pintu yang dipasang diujung saluran pembawa yang
bertujuan untuk mengatur debit air yang masuk ke saluran pembawa.
14
2.5.5. Bak Penenang
Fungsi dari bak penenang adalah sebagai penyaring terakhir seperti
settling basin untuk menyaring benda-benda yang masih tersisa dalam aliran air,
dan merupakan tempat permulaan pipa pesat (penstock) yang mengendalikan aliran
menjadi minimum sebagai antisipasi aliran yang cepat pada turbin tanpa
menurunkan elevasi muka air yang berlebihan dan menyebabkan arus baik pada
saluran.
Fungsinya untuk mengalirkan air dari saluran penghantar atau kolam tando
menuju turbin. Pipa pesat mempunyai posisi kemiringan yang tajam dengan
maksud agar diperoleh kecepatan dan tekanan air yang tinggi untuk memutar turbin.
Konstruksinya harus diperhitungkan agar dapat menerima tekanan besar yang
timbul termasuk tekanan dari pukulan air. Pipa pesat merupakan bagian yang cukup
mahal, untuk itu pemilihan pipa yang tepat sangat penting.
Katub utama dipasang didepan turbin berfungsi untuk membuka aliran air,
menstart turbin atau menutup aliran (menghentikan turbin). Katup utama ditutup
saat perbaikan turbin atau perbaikan mesin dalam rumah pembangkit. Pengaturan
tekanan air pada katup utama digunakan pompa hidrolik.
15
Gambar 2.3. Turbin
Sumber: Notosudjono (2002)
16
antara debit minimum dan maksimum, tergantung fungsi yang direncanakan
PLTMH tersebut. Besarnya daya dapat dirumuskan sebagai berikut :
𝐏 = 𝛒 𝐱 𝐐 𝐱 𝐠 𝐱 𝐇 𝐱 𝛈 … … … … … … … … … … … (𝟐. 𝟏)
Dimana :ρ = densitas air ( kg/m3 )
Q = debit air (m3 /detik)
h = tinggi terjun air efektif (m)
η = efisiensi turbin
2.7. Kerja Paralel Generator
Paralel generator dapat diartikan menggabungkan dua buah generator atau
lebih dan kemudian dioperasikan secara bersama – sama dengan tujuan :
1. Mendapatkan daya yang lebih besar.
2. Untuk efisiensi (Menghemat biaya pemakaian operasional dan
Menghemat biaya pembelian)
3. Untuk memudahkan penentuan kapasitas generator.
4. Untuk menjamin kotinuitas ketersediaan daya listrik.
Jika kita hendak memparalelkan dua generator atau lebih tentunya kita
harus memperhatikan beberapa persyaratan paralel generator tersebut. Beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi adalah
a. Frekuensi
Frekuensi generator dan frekuensi sistem harus sama “match”. Pada
umumnya frekuensi yang digunakan adalah sebesar 50 atau 60 Hz sesuai dengan
standar internasional. Di Indonesia sendiri menggunakan frekuensi 50 Hz sebagai
indikator kerja pada kondisi normal. Nilai toleransi frekuensi yang diperbolehkan
adalah ± 0,2 Hz pada kondisi normal. Pada jaringan dipasang alat pembatas
frekuensi yang membatasi frekuensi pada minimal 48,5 hz dan maksimal 51,5 Hz.
b. Tegangan
Parameter kedua yang harus dipenuhi adalah tegangan. Pada proses
sinkronisasi, tegangan pada generator dan jaringan PLN harus sama. Alat ukurnya
berupa double voltmeter. Antara tegangan generator (yang akan dipararel) dengan
tegangan sistem jaringan harus sama besarnya (nilainya). Untuk menyamakan,
maka tegangan generator harus diatur, yaitu dengan mengatur arus eksitasinya.
17
Variasi tegangan yang diijinkan antara kedua sistem adalah sebesar ± 5% dari
tegangan nominalnya.
c. Sudut Fasa
Seringkali terdapat kerancuan antara perbedaan fasa dan frekuensi.
Frekuensi adalah banyaknya siklus (sinusoida) dalam satu detik dari suatu sirkuit
listrik. Sedang perbedaan fasa adalah pergeseran sudut antara satu sirkuit dengan
sirkit listrik yang lain untuk fasa yang sama.
Untuk dapat melihat perbedaan fasa secara grafis diperlukan instrumen
osiloskope. Tetapi didalam penerapannya menjadi tidak praktis untuk memasang
osiloskop pada panel listrik (alternator). Sebagai gantinya dipasang sinkroskop
dan lampu untuk mengetahui perbedaan fasa ini. Didalam sinkroskop ini hanya
ditunnjukan keterangan “slow“, dan “ fast”, serta titik atau garis yang terletak
diantaranya. Apabila jarum menunjuk kearah slow, artinya fasa alternator
tertinggal dibelakang fasa sistem, sedang apabila jarum menunjuk kearah fast,
artinya, fasa alternator lebih cepat dari fasa
18
Gambar 2.4 Skema Sinkronoskop Lampu Gelap
Pada hubungan ini jika tegangan antar fasa adalah sama maka ketiga
lampu akan gelap yang disebabkan oleh beda tegangan yang ada adalah nol.
Demikian juga sebaliknya, jika lampu menyala maka diantara fasa terdapat beda
tegangan. Ini dapat dijelaskan pada Gambar 2.2.
Gambar 2.5 Beda Tegangan Antara Fasa pada Sinkronoskop Lampu Gelap
19
Gambar 2.6 Skema Sinkronoskop Lampu Terang
20
fasa U, fasa V dengan fasa W dan fasa W dengan fasa V. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Gambar 2.8 di bawah ini.
Pada sinkronoskop ini generator siap diparalel, jika satu lampu gelap dan
dua lampu lainnya terang. Pada kejadian ini dapat diterangkan pada gambar 2.9
Gambar 2.9 Beda Tegangan Antara Fasa Sinkronoskop Lampu Terang Gelap
21
dilengkapi dengan voltmeter untuk memonitor kesamaan tegangan dan frekuensi
meter untuk kesamaan frekuensi.
Ketepatan sudut phasa dapat dilihat dari synchroscope. Bila jarum penunjuk
berputar berlawanan arah jarum jam berarti frekuensi generator lebih rendah dan
bila searah jarum jam berarti frekuensi generator lebih tinggi. Pada saat jarum telah
diam dan menunjuk pada kedudukan vertikal, berarti beda phasa generator dan
jalajala telah 0 (nol) dan selisih frekuensi telah 0 (nol), maka pada kondisi ini
sakelar dimasukkan (ON). Alat synchroscope tidak bisa menunjukkan urutan phasa
jala-jala, sehingga untuk memparalelkan perlu dipakai indikator urutan phasa jala-
jala.
c. Cara otomatis
Paralel generator secara otomatis biasanya menggunakan alat yang secara
otomatis memonitor perbedaan phasa, tegangan, frekuensi, dan urutan phasa.
Apabila semua kondisi telah tercapai alat memberi suatu sinyal bahwa sakelar untuk
parallel dapat dimasukkan.
22
BAB III
Secara rinci, kegiatan kerja praktek yang saya lakukan bersama dengan rekan
saya dapat dijabarkan sebagai berikut.
Tabel 3.1 Kegiatan Kerja Praktek di PLTM Muara
Paraf
No. Tanggal Kegiatan Pembimbing
Lapangan
23
2. 11 Juni 2019 - Mengamati proses Pergantian unit dari
generator unit 1 ke generator unit 2.
- Mengamati proses sinkronasi antara
PLTM dengan PLN
3. 12 Juni 2019 - Ikut Membersihkan di sekitaran generator
- Mengamat keadaan generator melalui
panel kontrol
24
BAB IV
PEMBAHASAN
25
yang ada di Desa Sambangan mengalami peningkatan. Sehingga PT.PANJI
MUARA RAYA membangun pembangkit yang bertujuan untuk melayani beban di
Desa Sambangan yang termasuk kedalam penyulang panji.
Pengembangan PLTM dilaksanakan oleh PT. PANJI MUARA RAYA yang
bekerjasama dengan PLN untuk melayani beban yang ada dipenyulang panji.
Kebutuhan air untuk PLTM didapatkan dari Tukad Panji Muara. Penggunaan air
untuk kebutuhan pertanian tetap tercukupi dan tidak terganggu dengan keberadaan
PLTM karena air yang sudah selesai digunakan akan dialirkan kembali ke tukad
Panji Muara. Potensi dari Tukad Panji Muara yaitu ;
Debit : 2.3 m3/s
Head : 94,5 m
26
4.3. Komponen-komponen PLTM Muara.
Komponen-komponen yang menyusun PLTM Muara terdiri dari komponen
sipil, komponen mekanikal, dan komponen elektrikal.
Saringan sampah (trash rack) pada PLTM muara memiliki 2 level. Saringan
sampah (trash rack) 1 berfungsi untuk menyaring sampah-sampah yang memiliki
volume besar misalnya kayu, buah-buahan, batu, dll. Pada saringan sampah 1 jarak
antar besi saringan 10 cm.
27
Gambar 4.3 Trash Rack 2 Pada PLTM Muara
28
Pada intake dibuat dengan 2 pintu yang bertujuan untuk mengurangi
tekanan air yang masuk pada bak penenang selain berfungsi untuk mengatur debit
air yang masuk. Intake memiliki tinggi 2,5 m dan lebar 1 meter.
29
4. Bak penenang ( headpon).
Bak penenang berfungsi sebagai tempat untuk menampung air dari sungai
yang bebas dari sampah. Selain itu, bak penenang berfungsi untuk mecegah
turbulensi air sebelum diterjunkan melalui pipa pesat.
30
Gambar 4.7 Pipa Pesat (penstock) pada PLTM Muara.
Pada pipa pesat terdapat pondasi anchor block dan saddle support yang
berfungsi untuk mengikat dan menahan penstock. Pada pipa pesat menggunakan cat
khusus yang berfungsi untuk mengurangi pemuaian.
Gambar 4.8 Anchor Block Pada Pipa Pesat (penstock) di PLTM Muara.
31
6. Rumah pembangkitan (power house)
7. Saluran Pembuangan.
Air yang sudah digunakan untuk memutar turbin selanjutnya dialirkan ke
saluran pembuangan menuju tukad panji muara. Saluran pembuangan PLTM muara
memiliki panjang 9 m, lebar 4 m, dan tinggi 4 m. Air yang keluar dari turbin sudah
dibuatkan sistem untuk mengurangi tekanan air yang keluar dari turbin.
32
Gambar 4.10 Saluran Pembuangan Pada PLTM Muara.
33
Project : HPP Muara
Type : francis spiral turbine
Year of construction : 2015
Net head : 94 m
Rated discharge : 1,3 m3/s
Turbine output : 1120,9 kw
Rated speed : 1000 rpm
Runway speed :1850 rpm
Ambient temperature : 10…400C
Humadity :30…90 % ( not condensing on electrical
equipment)
Hight above sea level : < 1000m
34
Gambar 4.12 Generator air Pada PLTM Muara.
2. Control Unit
Pada unit control yang ada di PLTM muara memiliki beberapa fungsi
berdasarkan gambar pada unit control tersebut yakni ;
35
Gambar 4.14 Control Unit pada PLTM Muara
Pada unit control di PLTM muara ada 2 unit yang masing-masing akan
mengontrol generator unit 1 dan generator unit 2. Untuk setiap item pada unit
control memiliki fungsi masing-masing yaitu sebagai berikut ;
1. Synchronizer and grid protection relay, memiliki fungsi untuk
bertanggung jawab mengenali kesalahan jaringan, dan menyinkronkan
generator dengan jala-jala PLN.
2. Unit touch panel, dalam unit touch panel memiliki 9 menu diantaranya
overview, turbine, generator, turbine-hydraulics, electric data,
settings/limits, history, alarms, analog-signals.
3. Turbine Start push button, pada turbine start push button terdapat 3
indikator yaitu berkedip lambat jika turbin dilepas untuk start. Berkedip
cepat jika turbin beroperasi. Menyala jika unit terhubung ke jaringan
4. Turbine Stopp push button, pada turbine stopp push button terdapat 2
indikator yaitu berkedip selama turbin dimatikan. Menyala jika turbin
dihentikan
5. Acknowledge push button, pada acknowledge push button memiliki 2
indikator yaitu berkedip jika kesalahan atau peringatan baru muncul dan
ternyata belum tidak diakui. Menyala jika kesalahan atau alarm aktif dan
sudah diaku.
36
6. Emergency stop button, tombol emergency stop button berfungsi untuk
melakukan shutdown darurat pada unit.
3. Commont Unit
Pada commont unit terdapat beberapa item yang memiliki fungsi tertentu
yaitu sebagai berikut ;
37
5. Emergeny generator circuit breaker off push button, pada emergeny
generator circuit breaker off push button akan menyala jika pemutus
sirkuit dalam posisi terbuka.
6. Operation mode switch, pada operation mode switch memiliki 2 mode
yaitu mode manual dan otomatis. Pada metode operasi otomatis
pergantian penukaran akan dilakukan secara otomatis. Sedangkan pada
operasi manual pergantian changeover akan dilakukan secara manual.
4. Transformator
Pada PLTM Muara memiliki 2 buah trafo yang masing-masing berjenis
trafo step-up. Trafo step-up tersebut mengubah tegangan dari 231/400V menjadi 20
kV. Spesifikasi dari masing-masing trafo adalah sebagai berikut
38
Gambar 4.17 Trafo Pada PLTM Muara
39
Berdasarkan spesifikasi turbin pada gambar 4.11 daya terpasang 1120,9 kw
dan daya mampu maksimum berdasarkan hasil perhitunan adalah 1704,024 kW.
Sehingga untuk debit 2.3 menggunakan 2 unit untuk menyuplai daya ke penyulang
panji. Untuk daya mampu minimum berdasarkan hasil perhitungan adalah 592,704
kW. Sedangkan untuk daya rata-rata yang mampu di suplai oleh PLTM Muara pada
penyulang panji adalah 900 kW
40
Gambar 4.18 Unit Generator Dalam Mode Standbay
1. Begitu tahapan persiapan telah dipenuhi, maka unit bisa distart.
2. Cara start, tekan tombol start pada Panel control unit yang akan
dijalankan sesuai dengan pilihan unit 1 atau unit 2, tergantung unit yang
dipilih. Tombol start pada angka 1 digambar 4.18.
3. Putaran Turbin akan beranjak naik, yang diatur oleh besarnya bukaan
wicket gate, dalam waktu ± 3 menit putaran mencapai 1000 RPM.
4. Pada putaran 95% speed, Secara auomatic tegangan dan frekuensi
generator naik, dan menyamakan dengan tegangan dan frekuensi jaring-
jaring/listrik PLN yaitu 50 Hz dan 20 kV, pada saat ini terjadi proses
synchronisasi, antara generator turbin dengan jaring-jaring PLN.
5. Dalam hitungan kurang dari 1 menit, generator masuk melalui circuit
breaker (52 G), generator parallel dengan listrik PLN, dan Active power
beranjak naik mengikuti gerakan/kenaikan bukaan wicketgate.
6. Naik-turunnya Active power diatur secara otomatis oleh sistem kontrol,
dimana water level mengatur bukaan wicket gate, dan besaran bukaan
wicket gate mengatur besarnya flow turbine, yang menentukan besarnya
beban generator/active power. Pengoprasian ini dilakukan dengan cara
memilih salah satu Mode operasi : mode water level governor, mode
opening turbine governor dan mode power turbine governor, tergantung
mode mana yang dipilih.
41
4.5.3. Tahap Mematikan Generator
Setelah generator baru di sinkronisasi maka unit generator sebelumnya yang
aktif akan di matikan dengan langkah-langkah sebagai berikut ;
1. Langkah 1: Tekan tombol turbine stop. Tombol turbine stop pada angka 2
di gambar 4.19
⇨ Nonaktifkan aktif governor
⇨ Wicked gate tertutup perlahan secara bersamaan
2. Langkah 2: wicked gate ditutup, atau daya aktif hampir nol,atau waktu
penutupan maksimum 5 menit terlampaui
⇨ Buka pemutus arus daya generator
3. Langkah 4: Aktivasi pengereman.
42
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil yang didapatkan dari kerja praktek yang telah
dilaksanakan didapatkan kesimpulan sebagai berikut
1. PLTM Muara mulai beroperasi tahun 2016 yang memanfaatkan potensi
aliran Tukad Panji Muara dengan debit 2,3 m3/s dan head 94,5 mdpl yang
dapat digunakan untuk membangkitkan daya 2 x 1,15 MW. PLTM Muara
digunakan untuk menyuplai beban area penyulang panji dan sekitarnya.
2. Komponen-komponen yang menyusun PLTM Muara terdiri dari
komponen sipil, komponen mekanikal, dan komponen elektrikal.
- Komponen sipil PLTM Muara yang pertama adalah saringan sampah
(trash rack) yang memiliki dua level. Level pertama memiliki jarak
antara besi 10 cm dan level kedua memiliki jarang antar besi 3 cm.
Saluran pemasukan (intake) memiliki tinggi 2,5 m dan lebar 1 m.
Saluran pembawa pada PLTM Muara memiliki panjang 10 m, lebar 3
m dan tinggi 2,5 m. Bak penenang (headpon) memiliki panjang 40 m,
lebar 30 m, tinggi 4,5 m dan kapasitas dari headpon 850 m3.Pipa pesat
(penstock) memiliki panjang 526 m dengan diameter 1,2 m. Rumah
pembangkitan pada PLTM Muara terdapat komponen elektrikal,
mekanikal dan kantor dari PLTM muara itu sendiri. Saluran
pembungan memiliki panjang 9 m , lebar 4 m dan tinggi 4 m.
- Komponen mekanikal dari PLTM Muara yaitu turbin dengan
diameter 50 cm dan jumlah bilahnya 29 buah. Turbin pada PLTM
Muara bertipe francis spiral turbine, Year of construction 2015, Net
head 94 m, Rated discharge 1,3 m3/s, Turbine output 1120,9 kw,
Rated speed 1000 rpm, dan Runway speed 1850 rpm.
- Komponen elektrikal dari PLTM Muara yaitu generator. Jenis
generator yang digunakan pada PLTM Muara yakni generator sinkron
3 phasa tanpa sikat atau brushless excitation. Generator pada PLTM
Muara memiliki apparent power 1365 kVA, current 1970A, voltage
400 VAC dan frequency 50 Hz/1000 Rpm. Control unit pada PLTM
43
Muara ada dua yang masing-masing mengontrol generator unit 1 dan
2. Trasformator pada PLTM Muara ada 2 untuk generator 1 dan
generator 2 dengan rate capacity 2 × 1600 kVA 3 phase.Common unit
pada PLTM Muara ada 2 yang masin-masing menampilkan kondisi
dari generator 1 dan generator 2.
3. Proses pengoperasian sinkronisasi PLTM Muara dengan jaringan PLN
melalui tiga tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pengoperasian, dan
tahap mematikan generator.
- Pada tahan persiapan, keselamatan kerja harus diperhatikan dalam
menjalankan sinkronisasi dengan memakai peralatan safety. Selain itu
juga memastikan unit generator yang akan dibangkitkan sudah dalam
keadaan siap dioperasikan. Memenuhi persyaratan yang sudah diset
oleh operator untuk ketinggian debit air di headpon yakni 862,22 m.
Selain itu, memastikan trafo yang akan beroperasi dalam keadaan
standbay.
- Pada tahap pengoperasian, unit generator dijalankan yang kemudian
disinkroniasasikan dengan jaringan PLN.
- Tahap mematikan generator, unit generator yang sudah lepas dari
jaringan listrik PLN kemudian diaktifkan pengereman untuk
mematikan generator.
5.2. Saran
Saran yang dapat diberikan yaitu pembangkit listrik tenaga microhidro
dapat dikembangkan lebih baik terutama di daerah yang membutuhkan listrik dan
belum mendapatkan pasokan listrik oleh jaringan PLN. Selaim itu, faktor
lingkungan sekitar sangat mempengaruhi kelangsungan PLTM. Oleh karena itu
harus dijaga kelestarian lingkungan dalam hal ini kelestarian hutan.
44
DAFTAR PUSTAKA
45
LAMPIRAN
46
Melakukan Pengamatan di Bak Mendengarkan Sistem Kerja Dari
Penenang PLTM Muara oleh Operator
47
48
49
50
51
52