Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERGLIKEMIA

I. KONSEP DASAR MEDIS


A. Defenisi Hiperglikemia
Hiperglikemia berasal dari bahasa yunani diantaranya, hyper yang artinya
lebih, glyc artinya manis dan emia yang berarti darah, jadi hiperglikemia
merupakan keadaan dimana jumlah glukosa dalam darah melebihi batas normal (>
200 mg/dl atau 11,1 mmol/L) (Reference ranges for blood tests).
Hiperglikemia adalah istilah medis untuk keadaan di mana kadar gula dalam
darah lebih tinggi dari nilai normal. Dalam keadaan normal, gula darah berkisar
antara 70 – 100 mg/dL. Kadar gula biasanya sedikit meningkat dari nilai normal
sesaat sesudah makan, tapi keadaan ini tidak dianggap hiperglikemia.
Hiperglikemi merupakan keaadaan dimana kadar glukosa darah yang tinggi
dari rentang kadar puasa normal 120 mg/ 100 ml darah.
Hiperglikemia adalah keadaan ketika kadar gula darah melonjak secara tiba-
tiba. Keadaan ini bisa disebabkan antara lain stres, infeksi, dan konsumsi obat-
obatan tertentu.
Hiperglikemia didefinisikan sebagai kadar glukosa darah yang tinggi pada
rentang non puasa sekitar 140-160 mg/100 ml darah.
B. Klasifikasi
1. Hiperglikemia sedang
Peningkatan kadar gula dalam darah pada fase awal dimana gula darah dalam
level >126 mg/dl untuk gula darah puasa.
2. Hiperglikemia berat
Peningkatan kadar gula dalam darah pada level 200mg/dl untuk gula darah
puasa setelah terjadi selama beberapa periodik tanpa adanya hypoglikemic
medication. Pada hiperglikemia kronis sudah harus dilakukan tindakan dengan
segera, karena dapat meningkatkan resiko komplikasi pada kerusakan
ginjal, kerusakan neurologi, jantung, retina, ekstremitas dan diabetic
neuropathy merupakan hasil dari hiperglikemi jangka panjang.
C. Etiologi
1. Defisiensi Insulin, seperti yang dijumpai pada DM tipe 1
2. Penurunan responsivitas sel terhadap insulin, seperti yang dijumpai pada DM
tipe II karena adanya penyebab obesitas, kurangnya aktifitas fisik
3. Stres kronis
Respon terhadap stres mencakup aktivasi sistem saraf simpatis dan pelepasan
hormon pertumbuhan (tyroid), katekolamin epinefrin dan norepinefrin dari
kelenjar adrenal yang selanjutnya akan merangsang peningkatan pemecahan
simpanan glukosa di hepar dan otot rangka.
4. Hipertiroid
Hormon-hormon tersebut menstimulasi pelepasan insulin yang berlebihan oleh
sel-sel pankreas, sehingga akhirnya terjadi penurunan respon sel terhadap
insulin
5. Autoimun
Autoimun menyebabkan kerusakan sel-sel beta pankreas yang berakibat
defisiensi insulin sampai kelainan yang menyebabkan retensi terhadap kerja
insulin.
6. Alkoholisme
Dianggap menambah resiko terjadinya kerusakan sel-sel beta pada pankreas
(ADA, 2009)
D. Patofisiologi
Hiperglikemia timbul akibat berkurangnya insulin sehingga glukosa darah
tidak dapat masuk ke sel-sel otot, jaringan adipose atau hepar. Dalam keadaan
normal kira-kira 50% glukosa yang dimakan terganggu, glukosa tidak dapat masuk
ke sel sehingga energi terutama diperoleh dari metabolisme protein dan lemak.
Lipolisis bertambah dan lipogenesis terhambat, akibatnya dalam jaringan banyak
tertimbun asetil KoA (zat yang penting pada siklus asam sitrat dan prekusor utama
dari lipid dan steroid, terbentuk dengan cara menggabungkan gugus asetil pada
koenzim A selama oksidasi karbohidrat, asam lemak atau asam-asam amino), dan
senyawa ini akan banyak diubah menjadi zat keton karena terhambatnya siklus
TCA (Tricarboxylic Acid Kreb’s Cycle).
Zat keton sebenarnya merupakan sumber energi yang berguna terutama pada
saat puasa. Metabolisme zat keton pada pasien DM meningkat, karena jumlahnya
yang terbentuk lebih banyak daripada yang dimetabolisme. Keadaan ini disebut
ketoasidosis yang ditandai dengan nafas yang cepat dan dalam disertai adanya bau
aseton (Tjay, 2007).
E. Manifestasi Klinis
1. Kadar gula darah sewaktu melebihi angka 200 mg/dl atau kadar gula darah
puasa melebihi 126 mg/dl.
2. Poliuria (banyak dan sering kencing)
3. Polipagia (banyak makan)
4. Polidipsi (banyak minum)
5. Kelemahan tubuh, lesu cepat lelah tidak bertenaga
6. Berat badan menurun
7. Rasa kesemutan, karena iritasi (perangsangan) pada serabut-serabut saraf
8. Infeksi saluran kencing
9. Glukosuria
10. Infeksi yang sukar sembuh (ADA, 2009)
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah
a. Pemeriksaan kadar glukosa darah plasma, ureum, kreatinin dan keton
serum, osmolalitas, analisa gas darah, darah lengkap.
b. Elektrolit,
c. Pemeriksaan HbA1C bermanfaat untuk menentukan apakah episode akut
dari krisis hiperglikemi ini terjadi akibat kulminasi dari proses perjalanan
penyakit DM yang tidak terdiagnosis sebelumnya atau tidak terkontrol baik
atau murni merupakan episode akut dari DM yang selama ini terkontrol
baik.
2. Pemeriksaan urine : urinalisis, keton urin
3. Pemeriksaan serologi
Biakan urine, darah dan usap tenggorok dilakukan untuk pertimbangan
pemberian antibiotika yang sesuai dengan mikroorganisme penyebab infeksi.
4. Pemeriksaan radiologi : Elektrokardiografi.
G. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi hiperglikemia adalah mencoba menormalkan aktivitas
insulin dan kadar glukosa darah dan upaya mengurangi terjadinya komplikasi
vaskuler serta neuropati. Ada 4 komponen dalam penatalaksanaan hiperglikemia :
1. Diet
a. Komposisi makanan :
Karbohidrat = 60 % – 70 %
Protein = 10 % – 15 %
Lemak = 20 % – 25 %
b. Jumlah kalori perhari
1) Antara 1100 -2300 kkal
2) Kebutuhan kalori basal :
laki – laki : 30 kkal / kg BB
Perempuan : 25 kkal / kg BB
2. Latihan jasmani
Manfaat latihan jasmani :
 Menurunkan kadar glukosa darah mengurangi resitensi insulin,
meningkatkan sensitivitas insulin).
 Menurunkan berat badan.
 Mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi aterogenik, gangguan lipid
darah, peningkatan tekanan darah, hiperkoagulasi darah.
3. Penyuluhan
Dilakukan pada kelompok resiko tinggi :
 Umur diatas 45 tahun.
 Kegemukan lebih dari 120 % BB idaman atau IMT > 27 kg/m.
 Hipertensi > 140 / 90 mmHg.
 Riwayat keluarga DM.
 Dislipidemia, HDL 250 mg/dl.
 Parah TGT atau GPPT ( TGT : > 140 mg/dl – 2200 mg/dl), glukosa plasma
puasa derange / GPPT : > 100 mg/dl dan < 126 mg/dl).
4. Medis (obat hipoglikemi)
a. Obat hipoglikemi oral :
1) Sulfoniluria : Glibenglamida, glikosit, gliguidon, glimeperide, glipizid.
2) Biguanid ( metformin )
3) Hon su insulin secretagogue ( repakglinide, natliglinide )
4) Inhibitor glucosidase
5) Tiosolidinedlones
b. Insulin
1) Insulin reaksi pendek disebut juga sebagai clear insulin, adalah jenis
obat insulin yang memiliki sifat transparan dan mulai bekerja dalam
tubuh dalam waktu 30 menit sejak dimasukan kedalam tubuh. Obat
insulin ini bekerja secara maksimal selama 1 sampai 3 jam dalam aliran
darah penderita, dan segera menghilang setelah 6 sampai 8 jam
kemudian.
2) Insulin reaksi panjang, merupakan jenis yang mulai bekerja 1 sampai 2
jam setelah disuntikan kedalam tubuh seseorang. Tetapi obat ini tidak
memiliki reaksi puncak, sehingga ia bekerja secara stabil dalam waktu
yang lama yaitu 24 sampai 36 jam didalam tubuh penderita, contohnya
lavemir dan lantus.
3) Jenis insulin reaksi menengah adalah insulin yang mulai efektif bekerja
menurunkan kadar gula darah sejak 1 sampai 2 jam setelah disuntikan
kedalam tubuh. Obat ini bekerja secara maksimal selama 6 sampai 10
jam, dan berakhir setelah 10 sampai 16 jam setelahnya. Contohnya
humulin m3, hypurin, dan insuman.
4) Insulin reaksi cepat yang bekerja 5 sampai 15 menit setelah masuk
kedalam tubuh. Ia memiliki tingkat reaksi maksimal selama 30 sampai
90 menit, dan pengaruhnya akan segera menghilanhg setelah 3 sampai 5
jam setelahnya, contohnya lispro, actrapid, novorapid dan velosulin.
II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Keluhan Utama
Adanya rasa kesemutan pada kaki / tungkai bawah, rasa raba yang
menurun, adanya luka yang tidak sembuh – sembuh, adanya nyeri pada luka
atau luka tidak terasa nyeri.
2. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
Berisi tentang kapan terjadinya luka, penyebab terjadinya luka serta
upaya yang telah dilakukan oleh penderita untuk mengatasinya
3. Riwayat Penyakit Dahulu (RPD).
Adanya riwayat penyakit DM atau penyakit – penyakit lain yang ada
kaitannya dengan defisiensi insulin misalnya penyakit pankreas. Adanya
riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun arterosklerosis, tindakan medis
yang pernah di dapat maupun obat-obatan yang biasa digunakan oleh
penderita.
4. Pemeriksaan fisik
a. System Pernafasan atau Breathing (B1)
Tachypnea.
b. System Kardiovaskuler atau Blood (B2)
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang, palpitasi,
hipertensi atau hipotensi, takikardi atau bradikardi, aritmia, dapat
menyebabkan pembesaran tiroid (peningkatan kebutuhan metabolik).
c. System Persyarafan atau Brain (B3)
Pusing, pening, sakit kepala, reflek tendon menurun, gangguan
penglihatan, anastesia atau kebas, impotensi (pada pria), kacau mental,
disorientasi, mengantuk (somnolen), letargi, stupor sampai koma.
d. System Perkemihan atau Bladder (B4)
Poliuria, nokturia, dapat berkembang menjadi oliguria atau anuria jika
terjadi hipovolemia berat, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas
atau sakit saat berkemih bila ada infeksi pada saluran perkemihan
e. System Pencernaan atau Bowel (B5)
Rasa haus atau banyak minum (polidipsi), rasa lapar (polifagi), mual,
muntah, anoreksia, perubahan berat badan.
f. System Musculoskeletal dan integument atau Bone (B6)
Lemah, letih, sulit bergerak atau berjalan, penurunan kekuatan otot,
parastesia, kesemutan, ulkus pada ekstremitas dan penyembuhannya lama,
kulit kering atau bersisik, gatal, turgor kulit jelek, nyeri.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Defesit volume cairan b/d diuresis osmotik (dari hiperglikemia).
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakcukupan
insulin (penurunan ambilan dan penggunaan glokosa oleh jaringan
mengakibatkan peningkatan metabolisme protein/lemak)
3. Intoleransi aktivitas b/d penurunan energy metabolic.
4. Ansietas b/d perubahan status kesehatan
C. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Intervensi
No Kriteria dan hasil
keperawatan
1 Defisit volume cairan NOC: NIC :
b/d diuresis osmotik  Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
 Fluid balance
(dari hiperglikemia).  Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi
 Hydration
adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika diperlukan
 Nutritional Status : Food and Fluid
 Monitor hasil lab yang sesuai dengan retensi cairan (BUN ,
Intake
Hmt , osmolalitas urin, albumin, total protein )
Setelah dilakukan tindakan
 Monitor vital sign setiap 15menit – 1 jam
keperawatan selama….. defisit volume
 Kolaborasi pemberian cairan IV
cairan teratasi dengan kriteria hasil:
 Monitor status nutrisi
 Mempertahankan urine output  Berikan cairan oral
sesuai dengan usia dan BB, BJ  Berikan penggantian nasogatrik sesuai output (50 –
urine normal, 100cc/jam)
 Tekanan darah, nadi, suhu tubuh  Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
dalam batas normal  Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul meburuk
 Tidak ada tanda tanda dehidrasi,  Atur kemungkinan tranfusi
Elastisitas turgor kulit baik,  Persiapan untuk tranfusi
membran mukosa lembab, tidak  Pasang kateter jika perlu
ada rasa haus yang berlebihan  Monitor intake dan urin output setiap 8 jam
 Orientasi terhadap waktu dan
tempat baik
 Jumlah dan irama pernapasan
dalam batas normal
 Elektrolit, Hb, Hmt dalam batas
normal
 pH urin dalam batas normal
Intake oral dan intravena adekuat
2 Ketidakseimbangan NOC: NIC :
nutrisi kurang dari  Kaji adanya alergi makanan
a. Nutritional status: Adequacy of
kebutuhan tubuh b/d  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
nutrient
ketidakcukupan nutrisi yang dibutuhkan pasien
b. Nutritional Status : food and Fluid
insulin (penurunan  Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk
Intake
ambilan dan mencegah konstipasi
c. Weight Control
penggunaan glokosa  Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.
Setelah dilakukan tindakan
oleh jaringan  Monitor adanya penurunan BB dan gula darah
keperawatan selama….nutrisi kurang
mengakibatkan  Monitor lingkungan selama makan
teratasi dengan indikator:
peningkatan  Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan
metabolisme  Albumin serum  Monitor turgor kulit
protein/lemak)  Pre albumin serum  Monitor kekeringan, rambut kusam, total protein, Hb dan kadar
 Hematokrit Ht
 Hemoglobin  Monitor mual dan muntah
 Total iron binding capacity  Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva
Jumlah limfosit  Monitor intake nuntrisi
 Informasikan pada klien dan keluarga tentang manfaat nutrisi
 Kolaborasi dengan dokter tentang kebutuhan suplemen makanan
seperti NGT/ TPN sehingga intake cairan yang adekuat dapat
dipertahankan.
 Atur posisi semi fowler atau fowler tinggi selama makan
 Kelola pemberan anti emetik:.....
 Anjurkan banyak minum
 Pertahankan terapi IV line
Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas
oval
3 Intoleransi aktivitas NOC : NIC :
b/d penurunan energy  Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas
 Self Care : ADLs
metabolic.  Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan
 Toleransi aktivitas
 Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat
 Konservasi eneergi
 Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara
Setelah dilakukan tindakan
berlebihan
keperawatan selama …. Pasien
 Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas (takikardi,
bertoleransi terhadap aktivitas dengan
disritmia, sesak nafas, diaporesis, pucat, perubahan
Kriteria Hasil : hemodinamik)
 Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien
 Berpartisipasi dalam aktivitas fisik
 Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik dalam
tanpa disertai peningkatan tekanan
merencanakan progran terapi yang tepat.
darah, nadi dan RR
 Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu
 Mampu melakukan aktivitas sehari
dilakukan
hari (ADLs) secara mandiri
 Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan
 Keseimbangan aktivitas dan
kemampuan fisik, psikologi dan sosial
istirahat
 Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan
 Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi
roda, krek
 Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai
 Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang
 Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan
dalam beraktivitas
 Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas
 Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan
penguatan
Monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual
4 Ansietas b/d NOC : NIC :
perubahan status Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
- Kontrol kecemasan
kesehatan  Gunakan pendekatan yang menenangkan
- Koping
 Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
Setelah dilakukan asuhan selama
 Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama
……………klien kecemasan teratasi
prosedur
dgn kriteria hasil:
 Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi
 Klien mampu mengidentifikasi takut
dan mengungkapkan gejala cemas  Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan
 Mengidentifikasi, mengungkapkan prognosis
dan menunjukkan tehnik untuk  Libatkan keluarga untuk mendampingi klien
mengontol cemas
 Instruksikan pada pasien untuk menggunakan tehnik relaksasi
 Vital sign dalam batas normal
 Dengarkan dengan penuh perhatian
 Postur tubuh, ekspresi wajah,
 Identifikasi tingkat kecemasan
bahasa tubuh dan tingkat aktivitas
 Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
menunjukkan berkurangnya
 Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan,
kecemasan
persepsi
 Kelola pemberian obat anti cemas:
DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi, Edisi 3. Jakarta :EGC.


Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2011. Penatalaksanaan Diabetes Melitus
Terpadu, Edisi Kedua. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Mansjoer, A, dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, jilid 1, Edisi 3. Jakarta : Media
Aesculapius
Saraswati, sylvia .2009. Diet Sehat Untuk Penyakit Asam Urat Diabetes Hipertensi dan
Stroke. Yogyakarta : A Plus
Sujono, Sukarmin . 2008. Askep pada Pasien dengan Gangguan Eksokrin dan Endokrin
pada Pankreas. Yogyakarta : Graha Ilmu
Tjay, Tan Hoan dan Raharja. 2007 . Obat-obat Penting. Jakarta : Media Komputindo
ADA (American Diabetes, Assosciation), Diagnosis and Classification Of DM. 2009.

Anda mungkin juga menyukai