Anda di halaman 1dari 8

MORFOLOGI AKAR DAN PERKECAMBAHAN

Oleh : Khairunanissa

Dasar Teori

Akar adalah bagian pokok yang nomer tiga di antara samping batang dan

daun, bagi tumbuhan yang tubuhnya telah menjadi kormus. Akar pertama pada

tumbuhan berbiji berkembang dari meristem apeks diujung akar embrio dalam biji

yang berkecambah. Pada dikotil, akar tersebut berkembang dan membesar

menjadi (akar tunggang). Sedangkan pada monokotil, akar primer tidak bertahan

lama dalam kehidupan tanaman dan segera mengering. Kemudian dari dekat

pangkal akar primer tersebut akan tumbuh akar baru yang disebut sebagai akar

tambahan atau akar adventif, keseluruhan akar adventif itu disebut juga (akar

serabut) (Sudjadi, 2005).

Akar lembaga atau radikula akan tumbuh dan berfungsi sebagai akar.

Ujung akar lembaga menghadap ke arah liang biji. Pada saat biji berkecambah,

akar tumbuh menembus kulit biji dan keluar melalui liang tersebut. Peristiwa

utama pada awal pembentukan akar adalah penyusunan meristem apex. Saat biji

berkecambah, promeristem diujung akar embrio membentuk akar primer.

Sementara akar primer tumbuh, meristem apex memperoleh bentuk tertentu

(Sudjadi, 2005).

Pertumbuhan diartikan suatu proses pertambahan ukuran atau volume

serta jumlah sel secara irreversible atau tidak dapat kembali ke bentuk semula.

Perkembangan adalah suatu peristiwa perubahan biologis menuju kedewasaan

tidak dapat dinyatakan dengan ukuran tetapi dengan perubahan bentuk tubuh dan

tingkat kedewasaan (Sudjadi, 2005).


Ada dua tipe perkecambahan yaitu (perkecambahan epigeal dan

perkecambahan hipogeal). Perkecambahan epigeal adalah perkecambahan dengan

kotiledon (keping biji) terangkat ke permukaan tanah. Hal ini disebabkan karena

hipokotil tumbuh memanjang, sehingga plumula dan kotiledon terdesak ke

permukaan tanah. Sedangkan, perkecambahan hipogeal adalah perkecambahan

dengan kotiledon (keping biji) tetap di dalam tanah. Pada tipe ini plumula keluar

menembus kulit biji sehingga akan muncul di permukaan tanah. Sedangkan

kotiledon tetap di dalam tanah (Sudjadi, 2005).

Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji

baik tanah, udara, maupun media lainnya bersamaan dengan perkecambahan biji,

kulit biji robek pada ujung mikropil dan muncullah radikula. Pada umumnya

radikula menembus tanah, mengembangkan rambut-rambut akar, setelah

semuanya berlangsung terus penyobekan pada testa. Pada banyak biji, kotiledon

dan ujung pucuk timbul sementara itu hipokotil memanjang sebagai akibat

pertumbuhan interkaler, macam perkecambahan seperti ini dinamakan

perkecambahan epigeal. Kotiledon tumbuhan yang perkecambahannya secara

epigeal dapat beragam bentuk dan fungsinya. Kotiledon tumbuh berkeping dua

yang berkecambah secara epigeal (diatas permukaan tanah) mempunyai struktur

yang lebih tipis, yang bila mana muncul diatas permukaan tanah lebih mendekati

bentuk helaian daun, sedangkan pada perkecambahan hipogeal, mempunyai

struktur yang tebal dan perkecambahan ini tunas terminal embrionya terdorong

keluar melalui tanah dengan memanjangnya epikotil yang merupakan buku diatas

kotiledon (Sudjadi, 2005).

Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen biji

yang memiliki kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi tumbuhan baru.

Komponen biji tersebut adalah bagian kecambah yang terdapat di dalam biji
misalnya radikula dan plumula. Perkecambahan merupakan proses pertumbuhan

dan perkembangan embrio. Hasil perkecambahan ini adalah munculnya tumbuhan

kecil dari dalam biji. Proses perubahan embrio saat perkecambahan adalah

plumula tumbuh dan berkembang menjadi batang dan radikula tumbuh lalu

berkembang menjadi akar. Perkecambahan merupakan suatu proses dimana

radikula memanjang ke luar menembus kulit biji (Sudjadi, 2005).

Awal perkecambahan dimulai dengan berakhirnya masa dormansi pada

biji. Berakhirnya masa dormansi ditandai dengan masuknya air ke dalam biji yang

disebut dengan imbibisi. Proses tersebut akan menginduksi aktivitas enzim

(biokatalisator yang berperan dalam metabolisme) sehingga awal perkecambahan

mulai berjalan. Setelah berakhirnya masa dormansi, tahap berikutnya tumbuhan

akan melakukan proses perbanyakan sel atau pembelahan aktif, namun sel-sel

yang dibentuk belum mengalami diferensiasi. Diferensiasi merupakan proses

pertambahan jenis dan fungsi sel yang jelas. Setelah itu akan dibentuk organ-

organ melalui proses organogenesis (Sudjadi, 2005).

Adapun fungsi akar bagi tumbuhan adalah untuk memperkuat berdirinya

tumbuhan, untuk menyerap air dan zat-zat makanan yang terlarut di dalam air dari

dalam tanah, untuk mengangkut air dan zat-zat makanan ke tempat-tempat pada

tubuh tumbuhan yang memerlukan dan untuk sebagai tempat untuk penimbunan

makanan (Sudjadi, 2005).

Adapun faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

pada tumbuhan adalah sebagai berikut (Jhonson, 1985) :

1. Faktor luar.

Faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan pada tumbuhan adalah

makanan, air, suhu, kelembapan, oksigen dan cahaya.

a. Makanan.
Makanan adalah sumber energi dan sumber materi untuk menyintesis

berbagai komponen sel. Nutrient yang dibutuhkan tumbuhan bukan hanya

karbondioksida dan air tetapi juga unsur-unsur lainnya.

b. Air.

Tanpa air, tumbuhan tidak akan tumbuh, air termasuk senyawa utama

yang sangat dibutuhkan tumbuhan. Air berfungsi antara lain untuk fotosintesis,

mengaktifkan reaksi enzimatik, menjaga kelembapan dan membantu

perkecambahan biji.

c. Suhu.

Pada umumnnya tumbuhan membutuhkan suhu tertentu untuk tumbuh

dan berkembang dengan baik yang disebut suhu optimum. Suhu rendah yang

masih memungkinkan tumbuhan untuk tumbuh disebut suhu minimum,

sedangkan suhu paling tinggi yang masih memungkinkan tumbuhan untuk

tumbuh disebut suhu maksimum. Keberadaan suhu ini erat hubungannya dengan

kerja enzim, jika suhu terlalu tinggi atau terlalu rendah maka enzim akan rusak.

d. Kelembapan.

Tanah dan udara yang lembab mempengaruhi baik buruknya

pertumbuhan. Kondisi lembab menyebabkan banyak air yang diserap tumbuhan

dan lebih sedikit yang diluapkan. Kondisi tersebut mendukung aktivitas

pemanjangan sel-sel dengan demikian, sel-sel lebih cepat mencapai ukuran

maksimum sehingga tumbuhan bertambah besar.

e. Cahaya.

Tumbuhan membutuhkan cahaya, banyaknya cahaya yang dibutuhkan

tidak selalu sama pada setiap tumbuhan. Umumnya, cahaya menghambat

pertumbuhan meninggi karena cahaya dapat menguraikan auksin (suatu hormon

pertumbuhan) cahaya juga merangsang pembungaan tumbuhan tertentu.


2. Faktor dalam.

Faktor dalam juga mempengaruhi proses pertumbuhan dan

perkembangan misalnya pada gen dan hormon diantaranya :

a. Gen.

Didalam gen terkandung faktor-faktor sifat keturunan yang dapat

diturunkan. Gen berfungsi untuk mengontrol reaksi kimia didalam sel,

misalnya sintesis protein, pembentukan protein yang merupakan bagian dasar

penyusun tubuh tumbuhan yang kemudian dikendalikan oleh gen yang secara

langsung berperan di dalamnya.

b. Hormon.

Hormon adalah regulator pertumbuhan yang sangat esensial yang dibuat

pada satu bagian tumbuhan, sedangkan respons pertumbuhan terhadap hormon

terjadi dibagian tumbuhan lainnya.

Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui tipe perkecambahan

biji, proses perkecambahan dan mengetahui keadaan morfologi kecambah dari

beberapa jenis biji, serta dapat menggambarkan bagian-bagian dari akar tersebut.
BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

a. Biji Padi (Oryza sativa L.).

b. Biji Jagung (Zea mays L.).

c. Biji Kacang Nagara (Vigna unguiculata L.).

d. Biji Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.).

e. Akar Sukun (Artocarpus altilis).

f. Rootone F.

Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

a. Gelas aqua yang berisi tanah yang sudah di isi dengan media tanam dan bibit

biji yang sudah ditanam (selama 6 hari).

b. Alat tulis.

c. Lembar laporan sementara.

d. Lembar postest dan pretest.

e. Polibag yang diisi dengan tanah, pupuk kandang dan sekam padi.

Prosedur kerja

Adapun prosedur kerja pada praktikum ini adalah :

1. Ambil masing-masing benih dan kemudian rendam selama 24 jam.


2. Siapkan media tanah humus yang memiliki kandungan air yang cukup dan

masukkan kedalam gelas aqua, kemudian tanam benih pada media

perkecambahannya.

3. Letakkan masing-masing media tumbuh benih pada tempat terang dan gelap,

jaga kelembapan dan pelihara selama 6 hari.

4. Amati tipe perkecambahan pada masing-masing benih.

5. Gambarkan bagian-bagian kecambah atau akar dari masing-masing benih.

6. Tentukan bagian-bagian dan jenis akar dari leher akar, batang akar, cabang

akar, serabut akar, radikula, plumula, hipokotil dan epikotil.

Pengaplikasian Stek Akar Sukun.

1. Akar di ambil dari pohon induk yang tidak sedang berbunga atau masa berbuah

(pada bulan oktober).

2. Pohon induk sebaiknya berumur sekitar 20 tahun, karena biasanya lebih

berhasil dibandingkan pohon yang muda.

3. Pengambilan akar dilakukan secara bertahap dan tanaman tidak perlu

dibongkar. Pengambilan akar di ikuti dengan pemberian pupuk sebelum lubang

galian di tutup kembali.

4. Akar di potong secara hati-hati, di angkat dan di kumpulkan.

5. Akar di potong-potong dibuat stek dengan panjang antara 15-20 cm. Di susun

teratur searah ujung pangkalnya, sehingga mudah penanamannya.

6. Tanam stek akar ke dalam media tanam dengan kedalaman sekitar 8 cm.

Bagian akar yang lebih muda diletakkan dibagian bawah dan jangan sampai

terbalik, karena jika terbalik akar tidak dapat bertunas.

7. Agar tunas dapat tumbuh dengan cepat dapat dipacu dengan hormon Rootone F

dan disiram secara teratur.


8. Selanjutnya stek akar diletakkan di tempat yang teduh atau terhindar dari panas

matahari.

TUGAS untuk lampiran laporan

Morfologi Akar dan Perkecambahan

- Mencari gambar akar dan diberi warna gambar akarnya. Kerjakan di kertas Hvs

dengan margin kiri : 4 cm, atas, bawah dan kanan : 3 cm. Biar bisa di

lampirkan dilaporan.

- Gambar akar yang dicari :

1. Akar Bedenggol.

2. Akar Lurus.

3. Akar Bercabang.

4. Akar Berbentuk Kursi.

5. Akar Tunggang Muntir.

Anda mungkin juga menyukai