Dini PDF
Dini PDF
SKRIPSI
Oleh:
Muhammad Yobbie Akbar
09603141035
Skripsi dengan judul “Kemampuan Daya Tahan Anaerobik dan Daya Tahan
Aerobik Pemain Hoki Putra Universitas Negeri Yogyakarta” ini telah disetujui
Pembimbing,
ii
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri.
Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau
diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata
Yang menyatakan,
iii
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Kemampuan Daya Tahan Anaerobik dan Daya Tahan
Aerobik Pemain Hoki Putra Universitas Negeri Yogyakarta” yang disusun oleh
DEWAN PENGUJI
iv
MOTTO
(Winston Churchill)
(Chairil Anwar).
“Orang yang berhasil adalah orang yang sanggup bangkit di saat mereka berada di
bawah”
v
PERSEMBAHAN
Ibunda yang telah mendidik saya sampai saat ini, dan semua keluarga yang
UNY yang telah berkenan memberikan sarana dan prasarana untuk kelancaran
Jhon Nawaeka, Doni, Agus Pribadi, Bagus Jaya, Mufiyadi, Abdul Rahman,
Rifki, dan teman-teman semua yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu.
Terima kasih atas bantuan yang diberikan kepada penulis dari proses
pelajaran penting tentang makna dari sebuah kehidupan. Makna dari sebuah
pertemanan yang tulus dan ikhlas membantu penulis dalam penulisan skripsi
ini, semua akan penulis contoh dan ingat semua pembelajaran itu. Jasa kalian
tidak akan penulis lupakan. Hanya ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
yang bisa penlis berikan kepada kalian semua. Terima kasih semua.
vi
ABSTRAK
Oleh:
Muhammad Yobbie Akbar
09603141035
Kata kunci : daya tahan anaerobik, daya tahan aerobik, pemain hoki putra
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan karunia
dan kasih sayang-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Kemampuan Daya Tahan Anaerobik dan Daya Tahan Aerobik Pemain Hoki
skripsi, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh sebab itu pada kesempatan
1. Bapak Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., MA., Rektor Universitas Negeri
2. Bapak Drs. Rumpis Agus Sudarko, M.S., Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan
3. Bapak Yudik Prasetyo, M.Kes., Ketua Jurusan PKR FIK UNY dan
4. Bapak Dr. Widiyanto, M.Kes., dosen pembimbing skripsi yang dengan sabar
5. Ibu Sri Mawarti, M.Pd., Pembina UKM Hoki UNY yang telah memberikan ijin
6. Orang tuaku yang telah memberikan doa, bimbingan, motivasi, dan kasih
viii
7. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan bekal ilmu selama penulis
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang juga telah
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Dengan menghaturkan rasa syukur kepada Allah SWT, semoga pembaca dapat
Yang menyatakan,
ix
DAFTAR ISI
Halaman
x
2. Insrtumen Penelitian Daya Tahan Aerobik .................................... 43
F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 45
1. Daya Tahan Anaerobik ................................................................... 45
2. Daya Tahan Aerobik ....................................................................... 46
LAMPIRAN ............................................................................................. 60
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
Olahraga pada dasarnya merupakan aktivitas atau kerja fisik yang dapat
yang didasari dengan gerak otot. Olahraga juga dapat melatih tubuh
dan Ali Muksum, 2007: 184). Jadi, tujuan olahraga ada bermacam-macam
sesuai dengan olahraga yang dilakukan, tetapi tujuan olahraga secara umum
baik secara individu maupun tim. Olahraga yang dikakukan secara individu
dilaksanakan secara tim antara lain sepak bola, bola voli, bola basket, dan
olah raga hoki. Olahraga hoki adalah olahraga permainan yang dilakukan oleh
pria dan wanita dengan menggunakan alat pemukul (stick) dan bola. Menurut
antara dua regu yang setiap regunya memegang sebuah tongkat bengkok yang
1
disebut stick untuk menggerakkan, menggiring, mengontrol dan memukul
bola. Bentuk permainan hoki hampir sama dengan sepak bola, yaitu membuat
gol pada gawang lawan. Tetapi dalam permainan hoki tidak menggunakan
menggunakan stick.
Setiap pemain hoki harus menguasai teknik dasar hoki. Menurut Joko
Purwanto (2004: 9) teknik dasar dalam permainan hoki yang harus dikuasai
pemain meliputi; (1) pegangan, (2) menggiring bola, (3) mengoper bola, (4)
menerima dan mengontrol bola, (5) merampas bola. Menurut Jhon Parthiban
yang dapat menunjang prestasi, yaitu : komponen fisik, teknik, taktik dan
mental. Fisik merupakan komponen yang paling dasar dalam setiap olahraga
baik. Menurut Joko Purwanto (2004: 41), kondisi fisik yang diperlukan
dalam permainan hoki meliputi : (1) daya tahan aerobik, (2) daya tahan
anaerobik, (3) kecepatan, (4) kelincahan, (5) kekuatan, dan (6) daya tahan
otot. Kualitas daya tahan yang baik sangat perlu dimiliki oleh setiap pemain
memliki daya tahan yang baik, maka pemain tersebut tidak akan mengalami
2
Permainan hoki memerlukan keterampilan yang baik serta dukungan
dari unsur-unsur kondisi fisik yang baik pula seperti daya tahan anaerobik
kompleks, sehingga menuntut kerja atau fisik akan lebih berat. Dalam
pemain harus mempunyai daya tahan anaerobik dan daya tahan aerobik yang
kondisi fisik yang bagus, baik dalam menghadapi benturan keras, lari dengan
bola dengan tiba-tiba. Disini pemain dituntut untuk mempunyai kondisi fisik
waktu yang di tentukan berakhir. Program latihan yang baik juga perlu
(1995: 9) seseorang dengan kapasitas aerobik dan anaerobik yang baik, akan
memiliki jantung yang efesien, paru-paru yang efektif, peredaran darah yang
mengalami kelelahan yang berlebihan. Daya tahan anaerobik dan daya tahan
3
Ilhamjaya Patllongi, dkk (2000: 28) sistem pada energi yang digunakan pada
saat gerak dan teknik pada cabang olahraga hoki. Permainan hoki memiliki,
60% anaerobik alaktik, 20% anaerobik laktik, dan 20% oksigen atau aerobik,
dimana pada saat melakukan push, dribbling, dan close dribbling lebih
selama satu babak, lebih dominan memerlukan energi anaerobik laktik, dan
ketika pemain hoki melakukan joging atau lari kecil-kecil untuk menunggu
dkk. (2000: 71) asam laktak dapat disingkirkan selama masa pemulihan
dengan cara dioksidasi melalui sistem aerobik yang hasilnya sekitar 50%
setelah 15 menit, 75% setelah 30 menit dan sekitar 95% setelah 60 menit.
beda, hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, yakni faktor, internal dan
eksternal. Faktor internal adalah sesuatu yang sudah terdapat dalam tubuh
fisik, pola makan, istirahat, faktor lingkungan, dan seperti kebiasan merokok.
Untuk meningkatkan daya tahan anaerobik maupun aerobik atlit harus latihan
4
Daya tahan anaerobik dan daya tahan aerobik merupakan kesanggupan
kapasitas jantung dan paru-paru serta pembuluh darah untuk berfungsi secara
optimal pada keadaan istirahat dan latihan untuk mengambil oksigen dan
metabolisme tubuh (Djoko Pekik Iriyanto, 2004: 27). Oleh karena itu, daya
tahan anaerobik dan aerobik yang baik perlu dimiliki oleh semua pemain
yang baik maka pemain hoki tidak akan mampu bekerja dengan itensitas yang
tinggi dan durasi yang pendek atau kerja yang bersifat eksplosif
anaerobik maupun aerobik. Kedua daya tahan anaerobik dan aerobik tersebut
saling berkaitan dalam sistem energi sebab, menurut Sukadiyanto, (2011: 51)
energi anaerobik. Pada dasarnya kedua macam energi anaerobik dan aerobik
5
Oleh karena itu, perlu diketahui tentang kemampuan daya tahan
anaerobik dan daya tahan aerobik pemain hoki putra Universitas Negeri
dan efisien. Untuk mengetahui kemampuan daya tahan anaerobik dan daya
tahan aerobik perlu diadakan tes pengukuran tingkat daya tahan anaerobik
dan daya tahan aerobik pemain hoki putra Universitas Negeri Yogyakarta.
tahan anaerobik dan daya tahan aerobik pemain hoki putra Universitas Negeri
kemampuan daya tahan anaerobik dan daya tahan aerobik dalam permainan
Tahan Anaerobik dan Daya Tahan Aerobik Pemain Hoki Putra Universitas
kemampuan Daya Tahan Anaerobik dan Daya Tahan Aerobik Pemain Hoki
B. Identifikasi Masalah
6
2. Belum diketahui kondisi fisik, teknik, taktik dan mental pemain hoki
3. Belum diketahui kadar asam laktat darah pemain hoki putra Universitas
Negeri Yogyakarta.
4. Belum diketahui daya tahan anaerobik dan daya tahan aerobik pemain
C. Batasan Masalah
daya tahan anaerobik dan daya tahan aerobik pemain hoki putra Universitas
Negeri Yogyakarta”.
D. Rumusan Masalah
daya tahan anaerobik dan daya tahan aerobik pemain hoki putra Universitas
Negeri Yogyakarta?
E. Tujuan Penelitian
Kemampuan Daya Tahan Anaerobik dan Daya Tahan Aerobik Pemain Hoki
7
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
b. Bagi pelatih
optimal.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Hakikat Kemampuan
(2000: 20) kemampuan gerak dasar dibagi menjadi tiga katagori, yaitu:
9
1. Kemampuan lokomotor
2. Kemampuan non-lokomotor
3. Kemampuan manipulatif
banyak melibatkan tangan dan kaki, tetapi bagian tubuh yang lain
10
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan
olahraga atau kerja dalam jangka waktu lama (Sukadiyanto, 2011: 60).
Daya tahan selalu terkait erat dengan lama kerja (durasi) dan intensitas
kerja, semakin lama durasi latihan dan semakin tinggi intensitas kerja
jangka waktu yang lama tanpa adanya kelelahan yang berati. Daya tahan
akan relatif lebih baik untuk mereka yang memiliki kebugaran jasmani
11
kelelahan yang berarti dan tubuh masih memiliki tenaga cadangan untuk
kerja otot adalah kemampuan kerja otot atau sekelompok otot dalam
Istilah ketahanan atau daya tahan dalam dunia olahraga dikenal sebagai
berkaitan erat dengan lama kerja (durasi) dan intensitas kerja, semakin
lama durasi latihan dan semakin tinggi intensitas kerja yang dapat
baik.
tenaga tanpa bantuan oksigen dari luar. Oleh karena itu daya tahan
12
anaerobik tidak seperti daya tahan aerobik, yaitu merupakan proses
menggunakan oksigen dan hal ini terjadi ketika keperluan tubuh akan
yaitu: (a) Daya tahan anaerobik laktit adalah kemampuan sesorang untuk
10 detik sampai 120 detik; dan (b) Daya tahan anaerobik alaktik adalah
13
anaerobik. Kemampuan dan kecepatan anaerobik ditentukan oleh faktor-
faktor berikut: (a) jenis serabut otot cepat; (b) koordinasi saraf; (c) faktor
biomekanika; dan (d) kekuatan otot. Menurut Djoko Pekik Irianto, dkk.
sangat singkat.
aktivitas singkat.
Menurut pendapat Djoko Pekik Irianto, dkk. (2007: 72) daya tahan
pada saat berlari, sebelum energi aerobik bekerja secara efektif terjadi
besar, sehingga sistem aerobik bisa bekerja lebih cepat. Pendapat lain
14
mengatakan bahwa daya tahan anaerobik dapat di artikan anaerobik
2007: 65).
tertentu hanya untuk waktu singkat. Namun, daya tahan anaerobik dapat
otot yang berat dalam keadaan anaerobik (tenaga yang diperoleh untuk
15
Ada beberapa cara untuk menentukan daya tahan anaerobik,
Anaerobic Sprint Test (RAST). Uji RAST merupakan suatu bentuk tes
average power atau rata-rata power dan fatigue indeks atau indek
testor yang bertugas sebagai pencatatan data hasil tes dan bertugas
sederhana dan tidak memerlukan banyak alat. Pertama, lintasan dan cone
meter, dengan fase istirahat setiap satu kali repetisi selama 10 detik.
Salah satu testor mencatat hasil tes yang berupa waktu dalam satuan detik
dan yang satunya lagi bertugas memberi aba-aba saat fase istirahat
sprint dari enam repetisi, kita dapat mengetahui power minimum yang
16
berupa nilai terendah diantara 6 kali repetisi, power maksimum yang
berupa nilai tertinggi diantara 6 kali repetisi dan indeks kelelahan yang
hasil waktu lari sprint 35 meter pertama hingga ke enam, data bisa
sebagai berikut :
power satu per satu dari enam kali repetisi, untuk menentukan power
17
indek kelelahan. Penghitungan secara rincinya dapat dicontohkan sebagai
berikut :
Power Maksimal :
Kecepatan : 35 (jarak) : 5,3 (waktu) = 6,60
Akselerasi : 6,60 (kecepatan) : 5,3 (waktu) = 1,2
Force : 60 (BB) x 1,2 (akselerasi) = 74,75
Power Maksimal : 74,75 (akselerasi) x 6,60 (kecepatan) = 493,7
Power minimal :
Kecepatan : 35 (jarak): 5,6 (waktu) = 6,25
Akselerasi : 6,25 (kecepatan) : 5,6 (waktu) = 1,11
Force : 60 (BB) x 1,11 (akselerasi) = 66.96
Power minimal : 66.96 (akselerasi) x 6,25 (kecepatan) = 418,5
kondisi fisik daya tahan anaerobik dengan r = 0,9301 dan hasil uji
validitas = 0,897 serta hasil uji reliabilitas = 0,919, dengan demikian uji
tahan anaerobik.
18
4. Pengertian Daya Tahan Aerobik
dengan oksigen), memang sekilas berbeda, tetapi istilah itu berkaitan erat
dengan lainnya (Rusli Lutan, dkk. 2001: 45). Pendapat lain mengatakan
besar otot dalam waktu tertentu, hal ini merupakan kemampuan system
terhadap efek seluruh kerja fisik (Depdiknas, 2000: 53). Menurut Djoko
Pekik Iriyanto (2004: 27) daya tahan paru jantung itu sendiri dapat di
untuk kerja otot dalam waktu lama. Seseorang yang memiliki daya tahan
paru jantung yang baik, tidak akan cepat kelelahan setelah melakukan
berarti dan masih bisa melakukan kegiatan pada waktu luang. Seperti
19
halnya yang diungkapkan Depdiknas (2000: 53) bahwa daya tahan
fisik. Dengan melakukan aktivitas gerak dan olahraga yang teratur dan
(3) kemampuan untuk menerima beban latihan yang lebih berat , lebih
Argasasmita, dkk. (2007: 65) daya tahan aerobik dapat di sebut aerobik
digunakan dalam jangka yang lama, seperti lari jarak jauh, bersepeda dan
lain–lain.
20
(2001: 5) daya tahan kardiorespirasi adalah kemampuan dari jantung,
Menurut Djoko Pekik Irianto, dkk. (2007: 72) daya tahan aerobik
dapat diartikan sebagai daya tahan seluruh tubuh yang dibutuhkan untuk
bisa menyelesaikan lari jarak jauh, renang jarak jauh, dan bersepeda jarak
energi untuk banyak otot yang bekerja. Seseorang yang memiliki sistem
jantung, pembuluh darah dan paru-paru yang baik akan efisien dari pada
orang yang tidak terlatih (Wahjoedi, 2001: 58). Seperti halnya yang
melakukan aktivitas gerak dan olahraga yang teratur dan sistematis akan
satu tujuan dari latihan ketahanan. Oleh karena itu olahragawan yang
21
kardiovaskuler bagi tubuh manusia, karena daya tahan kardiovaskuler
jantung dan paru-paru yang bekerja lebih efisien, maka akan menjadi
peredaran darah yang baik pula, yang dapat mensuplai otot-otot, sehingga
Seseorang yang memiliki daya tahan paru jantung yang baik, maka dia
pada saat naik tangga dari lantai 1 sampai lantai 4 tidak akan terengah-
22
yang dihitung saat bangun tidur pagi hari ketika belum turun dari tempat
tidur, tidak stres fisik maupun psikis, dan tidak sedang sakit, serta
angka rata-rata.
PRIA
( Usia Tahun )
mengukur daya tahan paru jantung seseorang diantaranya, yaitu: Tes lari
selama 15 menit dan dihitung total jarak tempuhnya, tes lari menempuh
jarak 1600 meter dan dihitung total waktu tempuhnya, dan dengan
Cooper), Tes naik turun bangku (Harvard Step Ups Test). Menurut
Wahjoedi (2001: 72) ada beberapa cara untuk mengukur daya tahan paru
23
(Test Cooper), Tes naik turun bangku (Harvard Step Ups Test), Tes lari
atau jalan 12 menit, dan Tes jalan cepat 4,8 km. Untuk mengetahui
tingkat daya tahan aerobik seseorang pada penelitian ini dipilih Tes Lari
Tes ini untuk mengukur daya tahan aerobik atau dayatahan jantung
paru. tes ini tergolong sederhana, karena hanya diperlukan lintasan lari
sepanjang 2,4 km, stop watch, dan alat pencatat hasil. Pelaksanaan tes,
peserta lari secepat mungkin sepanjang lintasan dengan jarak tempuh 2,4
km, apabila tidak mampu berlari secara terus menerus, maka dapat di
selingi dengan jalan kaki kemudian lari lagi. Dengan menggunakan start
berdiri, setelah diberi aba-aba oleh petugas kemudian peserta tes berlari
dalam satuan menit dan detik, kemudian dikonversikan pada tabel norma
24
a. Keturunan (genetik)
b. Umur
c. Jenis kelamin
tahan aerobik antara pria dan wanita. Setelah umur tersebut nilai
pada wanita lebih rendah 15-25 % dari pada pria. Perbedaan tersebut
d. Aktivitas fisik
25
Seseorang yang melakukan lari jarak jauh mempunyai daya tahan
stik dan bola di atas lapangan atau rumput, atau lapangan rumput
26
merupakan adu keterapilan teknik dan akal. Disebut kesatria, karena
dengan berat.
meliputi:
1) Pegangan (Grips)
pegangan dasar yang kedua yaitu tangan kiri pada ujung bagian
pegangan stik dan tangan kanan di bawah tangan kiri lebih kurang
27
2) Menggiring Bola (Dribbling)
yaitu:
a) Close Drible
selalu tertuju pada bola, tetapi harus dapat melihat bola, teman
b) Loose Dribble
28
dengan stik terlalu jauh. Pandangan diusahakan tidak tertuju
pada bola, tetapi harus dapat melihat bola, teman, lawan dan
keadaan sekitar.
badan.
c) Indian Dribble
jauh dari stik. Pandangan tidak terlalu tertuju pada bola tetapi
29
(2) Kemudian dengan berjalan atau berlari bola didorong ke
bergantian.
pegangan harus selalu rapat dan kuat, hal ini ditujukan agar
4) Merampas Bola
stik dan saling berhadapan. Salah satu cara merempas bola dalam
30
dengan tangan kiri secara tiba-tiba menyodok ke depan pada bola
pemain hoki harus memiliki daya tahan anaerobik dan daya tahan aerobik
yang baik (Joko Purwanto, 2004: 39). Pada dasarnya setiap olahraga
tidak menggunakan salah satu sistem energi saja, yaitu anaerobik atau
anaerob, dan (2) sistem energi aerob. Kedua sistem tersebut tidak dapat
31
kebutuhan energi. Sistem enargi aerob dalam proses pemenuhan
yang diperoleh dengan cara menghirup udara yang ada disekitar dan luar
(2007: 40) energi yang bekerja dari tubuh manusia dalam kegiatannya
jenis, yaitu:
tinggi dengan waktu yang sangat singkat (1-5 detik) dan tidak
anaerobik alaktik.
32
dengan sistem energi alaktik (6 detik sampai 2 menit). Menurut
rendah ke- sedang namun dengan durasi yang lama, seperti: lari jarak
jauh.
33
Gambar 1.Sumbangan atau Kontribusi Sistem Energi Berdasarkan
Waktu Aktivitas. (PB-PASI 1993: 21)
20) ada tiga sistem energi yang bekerja di dalam tubuh kita, yaitu :
asam laktat. Sistem ini menyediakan mayoritas energi bila atlet saat
34
c. Sistem anaerobik laktat, sistem ini tidak memerlukan oksigen tetapi
menumpuk atau tertimbun di dalam sel-sel otot dan darah. Hal ini
menjadi aerobik.
35
predominan energi dari anaerobik ke sistem aerobik dimana peran sistem
bahan bakar di bawa ke otot melalui darah. Latihan untuk aerobik dapat
digunakan dengan intensitas yang relatif tinggi dan volume rendah. Pada
sistem energi alaktik peran energi awal (ATP-PC) sangat besar. Istirahat
tahap selanjutnya sampai kadar asam laktat dalam darah kembali normal.
(2007: 43).
Alaktik Laktik
36
Perkiraan predominan sistem energi pada tabel di atas cenderung
berdasarkan energi yang digunakan pada saat lari dan melakukan teknik-
dimana pada saat melakukan push, dribbling, dan close dribbling lebih
normal. Menurut Joko Purwanto (2004: 40) sistem energi aerobik dapat
37
8. Penelitian yang Relevan
Pemain Depan, Pemain Tengah, dan Pemain Belakang UKM Sepak bola
dengan F hitung 0,311 lebih kecil dari F tabel 3,179. Terdapat perbedaan
daya tahan anaerobik antara pemain depan, pemain tengah, dan pemain
belakang dengan F hitung 3,962 lebih besar dari F tabel 3,179. Tidak
tengah dengan t hitung 0,890 lebih kecil dari t tabel 2,037. Terdapat
dengan t hitung 2,464 lebih besar dari t tabel yaitu 2, 037. Tidak terdapat
belakang dengan t hitung 0,590 lebih kecil dari pada t tabel 2,040. Tidak
pemain belakang dengan t hitung 1,293 lebih kecil dari t tabel 2,040.
dengan pemain belakang dengan t hitung yaitu 0,050 lebih kecil dari t
pemain tengah dengan pemain belakang dengan t hitung 1,122 lebih kecil
38
B. Kerangka Berpikir
regu atau tim terdiri atas sebelas orang. Kualitas kebugaran jasmani yang baik
sangat perlu dimiliki oleh setiap pemain hoki dalam menghadapi sebuah
yaitu: (a) daya tahan anaerobik; dan (b) daya tahan aerobik.
secara mutlak selama aktivitas berlangsung. Oleh karena itu sistem energi ini
Oleh karena itu daya tahan anaerobik dan daya tahan aerobik sangat
diperlukan oleh setiap pemain hoki, untuk menunjang daya tahan secara
optimal dalam setiap latihan ataupun turnamen. Untuk itu peneliti ingin
mengetahui kemampuan daya tahan anaerobik dan daya tahan aerobik pemain
hoki UNY. Untuk mengetahui atau mengukur kapasitas daya tahan anaerobik
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
anaerobik dan daya tahan aerobik pemain hoki putra Universitas Negeri
Sabtu dan Minggu, tanggal 29 dan 30 Juni 2013, pukul 15.00-17.00 WIB.
Agar tidak terjadi salah pengertian tentang istilah yang ada pada tiap-
tiap variabel penelitian, maka dalam penelitian ini perlu ada definisi
operasional. yaitu:
40
berlangsung dalam beberapa detik melalui tes uji Running-based
menjalani kerja fisik yang mencakup sejumlah besar otot dalam waktu
yang nyata dan mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
2009: 90). Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah pemain hoki
Sampel adalah sebagian atau perwakilan dari populasi yang akan diteliti
Dalam penelitian ini sampel yang diambil sebanyak 15 orang pemain hoki
penentuan sampel dengan sarat tertentu, yaitu masih aktif latihan dalam UKM
hoki UNY, berjenis kelamin putra, dan pemain inti hoki putra UNY
Sprint Test (RAST). Tujuan tes ini untuk mengukur daya tahan anaerobik
41
Dengan validitas = 0,897 serta hasil uji reliabilitas = 0,919 Untuk
antaranya adalah :
2) Bendera start.
3) Peluit
4) Count
5) Stop watch
6) Formulir tes
7) Alat tulis
8) Kalkulator
b. Testor
istirahat 10 detik.
c. Probandus
untuk lari.
42
dan repetisi tiap satu repetisi istirahat 10 detik dan terus dilakukan
sampai repetisi ke 6.
d. Hasil pengukuran
“YA” hingga bunyi “pluit” tanda waktu selesai yang didapat selama
kapasitas anaerobik.
daya tahan aerobik yaitu dengan tes lari cooper. Tujuan tes ini untuk
mengukur daya tahan aerobik. Tikat validitas 0,962 dan reliabilitas tes
berikut :
2) Stopwatch
3) Peluit
4) Alat tulis
5) Bendera start
b. Petugas
43
1) Pengukur jarak
2) Petugas start
4) Pencatat skor.
menit.
dinyatakan gagal.
km.
44
d. Hasil pengukuran
Hasil lari dicatat setelah masuk garis finish dan data diperoleh
dengan cara mengukur waktu yang dicapai saat lari atau jalan sejauh
diteliti, analisis data merupakan suatu langkah yang penting dalam penelitian.
Data yang sudah terkumpul tidak berarti apa-apa apabila tidak diolah, karena
norma (PAN) karena penilaian atlit dikaitkan dengan hasil penilaian seluruh
atlit yang dilakukan dengan alat yang sama yang akan dibuat menjadi 3
norma yang sudah baku (Cooper yang dikutip Wahjoedi, 2001: 72).
Baik : X ≥ M + SD
Sedang : M - SD ≤ X < M + SD
Kurang : X < M – SD
45
2. Daya Tahan Aerobik
kelompok umur dan jenis kelamin Cooper yang dikutip (Wahjoedi, 2001:
72).
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
kemampuan daya tahan aerobik, waktu sore hari, yaitu mulai jam 15.00–
17.00 WIB.
pemain inti hoki UNY dan merupakan pewakili UNY di berbagai kejuaran
47
Tabel 5. Data Kemampuan Daya Tahan Anaerobik
median 3.623, modus 2.28, dan standar deviasi 1.4956. Hasil analisis
Statistik Skor
Mean 4.0162
Median 3.6230
Mode 2.28
Standar deviation 1.49557
Minimum 2.28
Maximum 6.25
48
Distribusi pengkategorian daya tahan Anaerobik, yaitu sebanyak 4
sedang, dan 3 pemain hoki (20.00%) kategori rendah. Apabila dilihat dari
berikut:
49
b. Kemampuan Daya Tahan Aerobik
median 12.3400, modus 10.22, dan standar deviasi 1.37532. Hasil analisis
50
Tabel 9. Deskriptif Statistik Daya Tahan Aerobik
Statistik Skor
Mean 12.6347
Median 12.3400
Mode 10.22
Standar deviation 1.37532
Minimum 10.22
Maximum 15.72
pemain hoki (6.67%) kategori baik sekali, 3 pemain hoki (20%) kategori
51
50,00%
45,00%
40,00%
35,00%
30,00%
25,00%
20,00%
15,00%
10,00%
5,00%
0,00%
Baik sekali Baik Sedang Kurang
daya tahan Anaerobik dan daya tahan Aerobik pemain hoki putra UNY.
Dalam penelitian ini instrumen untuk mengukur daya tahan anaerobik peneliti
digunakan untuk mengetahui daya tahan aerobik yaitu dengan tes lari cooper
2,4 km. Tujuan tes ini untuk mengukur daya tahan aerobik (Wahjoedi, 2001:
72).
permainan hoki lebih banyak menggunakan energi anaerobik dan setelah itu
diikuti oleh energi aerobik. Menurut Ilhamjaya Patllongi, dkk (2000: 28)
menggunakan, 60% anaerobik alaktik, 20% anaerobik laktik, dan 20% oksigen
atau aerobik, dimana pada saat melakukan push, dribbling, dan close dribbling
52
lebih dominan memerlukan energi anaerobik alaktik, sedangkan kebutuhan
energi selama satu babak, lebih dominan memerlukan energi anaerobik laktik,
dan ketika pemain hoki joging atau lari kecil menunggu bola, energi yang
digunakan adalah aerobik. Menurut Joko Purwanto, 2004: 40) sistem energi
aerobik dapat mendukung kerja tubuh pada tingkat pengeluaran energi yang
rendah dalam periode waktu yang lama, tetapi untuk dapat meningkatkan
daya tahan Anaerobik yaitu 53.33 % dan Aerobik yaitu 46.66 % terlihat
Negeri Yogyakarta adalah sedang. Tingkat daya tahan anaerobik dan aerobik
tiap-tiap pemain hoki berbeda beda, hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor
yakni faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah sesuatu yang sudah
umur, jenis kelamin, durasi latihan dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternal
meningkatkan daya tahan anaerobik maupun aerobik atlit harus latihan secara
53
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
dan daya tahan Aerobik pemain hoki putra UNY di atas, maka penelitian ini
berimplikasi pada:
1. Teori
Anaerobik dan daya tahan Aerobik pemain hoki putra UNY sebagian besar
adalah sedang. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes yang sebagian besar
2. Praktis
tahan Aerobik pemain hoki putra UNY sebagian besar adalah sedang,
kemampuan daya tahan Anaerobik dan daya tahan Aerobik pemain hoki
54
program yang telah dilakukan sekaligus untuk menentukan program
agar dapat meningkatkan daya tahan para pemain menjadi lebih baik .
C. Keterbatasan Penelitian
penulis tentunya tidak luput dari kesalahan dan khilaf karena ada banyak
1. Tidak diperhatikannya pola makan dan kondisi fisik pemain hoki pada
dilakukan.
D. Saran
Aerobik yang ada pada diri pemain itu sendiri, diharapkan agar para
55
2. Penelitian ini telah mengidentifikasi kemampuan daya tahan Anaerobik
56
DAFTAR PUSTAKA
Bower R.W., & Fox, EL. (1992). Sport Physiology Human Bioenergitics and Its
Applications. New York: Jhon Willey and Sons.
Djoko Pekek Irianto. (2004). Bugar dan Sehat dengan Olahraga. Yogyakarta: CV
Andi Offset.
Janssen Peter. (1989). Training Lactate and Pulse Rate. Oule Finland: Polar
Electro.
Hendratno. (http://hendratno-fikuny.blogspot.com/2008/11/pengertian-aerob-dan-
anaerob- beserta.html) diaskes April 2013.
John Parthiban. (2012). Analysis of Selected Bio-Motor and Hockey Skills Factors
Among South Zone Inter University Men Hockey Players. Diunduh pada
hari rabu 24 April 2013 pukul 19.49 dari International Journal of
Behavioral Social and Movement Sciences.
57
PB-PASI. (1993). Pengenalan kepada Teori Pelatihan. Jakarta: Program
Pendidikan dan Sistem Sertifikasi Pelatihan PASI.
Primadi Tabrani. (2002). Hoki Kreativitas dan Riset dalam Olahraga. Bandung:
ITB
Marckenzie, Brian. (2005). 101 Performance Evaluation Tests. Electric Word 67-
71 Goswell Road London.
Toho Cholik Mutohir dan Ali Maksum. (2007). Sprort Development Index.
Jakarta : PT Indeks.
58
Widodo, A. 2007. Pengembangan rangkaian Tes Fisik untuk Pemain Sepak bola.
Surabaya: Program Studi Ilmu Keolahragaan Program Pasca Sarjana
Universitas Negeri Surabaya.
59
LAMPIRAN
60
Lampiran 1. Data Penelitian Tes Daya Tahan Anaerobik
61
Lampiran 2. Contoh Penghitungan Indeks Kelelahan kedalam Rumus
493,7 - 418,5
Indeks Kelelahan =
32,8
= 2.299
62
Lampiran 3. Contoh Penghitungan Indeks Kelelahan dengan RAST
Kakulator
63
Lampiran 4. Data Penelitian Tes Daya Tahan Aerobik
64
Lampiran 5. Statistik Penelitian
Distribusi Frekuensi
Statistics
Anaerob Aerob
N Valid 15 15
Missing 0 0
Mean 4.0162 12.6347
Median 3.6230 12.3400
Mode 2.28a 10.22a
Std. Deviation 1.49557 1.37532
Minimum 2.28 10.22
Maximum 6.25 15.72
Sum 60.24 189.52
Mean+ Std.
5.51 14.01
Deviation
Mean- Std.
2.52 11.26
Deviation
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
65
Lampiran 6. Surat Ijin Penelitian
66
Lampiran 7. Sertifikat Kalibrasi
67
68
Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian
Tes Daya tahan aerobik
Gambar 5. Pengarahan perlakuan tes Gambar 6. Pemanasan
69
Gambar 9. Pelaksanan tes lari 2,4 km Gambar 10. Pengambilan waktu tes
70
Gambar 13. Awalan tes Gambar 14. Lari ke-3 RAST
71
Gambar 17. Lari ke -6 RAST Gambar 18. Pengmbilan waktu di pos
72