Anda di halaman 1dari 5

PEMBAHASAN

Eliksir adalah larutan oral yang mempunyai rasa dan bau yang sedap, mengandung selain
obat, juga zat tambahan lain seperti gula atau zat pemanis lainnya, zat pengawet, zat warna, zat
pewangi, dan digunakan untuk obat dalam (Dirjen POM, 1978: 313). Eliksir adalah sediaan
farmasi yang mengandung akohol dengan kadar etanol 5-10% (Anief, 1993: 128). Keberadaan
alkohol dalam sediaan obat sedapat mungkin dihindari karena haram atau sekurang-kurangnya
diragukan kehalalannya (Mursyidi, 2002). Obat halal dikatakan jika memenuhi persyaratan
tertentu seperti tidak mengandung babi dan derivatnya, tidak mengandung alkohol, tidak beracun
dan berbahaya bagi tubuh, bebas dari bahan kotor atau najis, tidak menimbulkan efek berbahaya
di kemudian hari, tidak boleh mengandung organ tubuh manusia, ari-ari, dan air seni. Menurut
fatwa MUI, alkohol dari industri khamr yang digunakan sebagai bahan tambahan dan terdeteksi
dalam produk akhir hukumnya haram, sedangkan alkohol yang berasal dari industri non khamr
dimana penggunaannya sebagai bahan tambahan dan tidak terdeteksi dalam produk akhir sifatnya
boleh digunakan dan tidak bernajis (Husni et al, 2017). Rasulullah pernah bersabda bahwa
“minuman apapun kalau banyaknya memabukkan, maka sedikitpun sifatnya haram”. Sehingga
dapat dismpulkan jika seseorang minum-minuman yang haram karena memabukkan sekalipun
tidak mabuk (karena jumlahnya sedikit), tetaplah haram (Mursyidi, 2002).

Keberadaan alkohol pada obat minum yang beredar termasuk eliksir berfungsi sebagai
flourant dan kosolven untuk meningkatkan kelarutan dari bahan aktif. Asal alkohol yang berada
dalam sediaan obat, umumnya tidak berasal dari hasil fermentasi langsung, tetapi menggunakan
alkohol 95% yang diperoleh dari proses distilasi hasil fermentasi. Alkohol 95% ini memabukkan
bila diminum, sehingga keberadaannya dikatakan haram walaupun keberadaannya sedikit dalam
sediaan obat (Mursyidi, 2002). Keberadaan alkohol dalam sediaan obat eliksir dapat diganti atau
ditiadakan dengan bahan tambahan lain yang sekiranya memberikan manfaat yang sama.
KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, dapat ditarik kesimpulan bahwa sediaan
eliksir haram hukumnya karena mengandung bahan tambahan alkohol walaupun dengan jumlah
sedikit dan tidak memabukkan.

Pustaka :

Husni et al. 2017. Metode Deteksi Kandungan Babi dan Alkohol dalam Eksipien Farmasi dan
Produk Obat untuk Menjamin Kehalalan Produk Obat. Farmasetika, 2(1), hal 1-7.

Mursyidi, A. 2002. Alkohol dalam Obat dan Kosmetika. Tarjih, ed.4, hal 26-35.

Anda mungkin juga menyukai