KESEHATAN MIGRAN
Dosen Pengampu:
Ns. Ronny Basirun Simatupang, M.Si (Han)
Disusun Oleh:
Nurhidayah Perwaningsih 1710711113
Feny Ditya Hanifah 1710711110
Farras Jihan Afifah 1710711119
Christin Natalia 1710711126
Ridha Tiomanta Purba 1710711128
Ayu Inda Puspitasari 1710711137
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani
dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada teladan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa
ajaran agama yang sempurna dan menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Akhir kata, kami memahami jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan
maka dari itu kritik dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya-karya
kami di waktu yang akan datang.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
I. 1. Latar Belakang.......................................................................... 1
I. 2. Perumusan Masalah................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................. 2
II. 1. Pengertian.............................................................................. 2
II. 2. Alasan Bermigrasi................................................................. 3
II. 3. Perbedaan Migran dan Pengungsi ........................................... 3
II. 4. Kesehatan Migran menurut Kemenkumham............................. 4
II. 5. Kesehatan Sebelum, Selama dan Setelah Proses Migrasi.......... 5
II. 6. Hubungan antara perubahan iklim, migrasi dan kesehatan........ 6
II. 7. Pemeriksaan kesehatan migrasi................................................. 10
II. 8. Isu penting pada pemeriksaan kesehatan tenaga kerja wanita... 12
BAB IV PENUTUP 13
DAFTAR PUSTAKA 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Migrasi merupakan salah satu fenomena yang menjadi isu paling penting
terutama di negara-negara berkembang. Adanya migrasi masyarakat dari desa ke kota
mengakibatkan terjadinya urbanisasi di kota-kota besar. Pada beberapa kasus di
negara berkembang, urbanisasi yang terjadi di kota-kota besar tidak diimbangi
dengan kesiapan daerah tersebut untuk menerima penduduk migran dalam jumlah
yang sangat banyak sehingga terjadilah over population yang mengakibatkan
terbentuknya daerah-daerah kumuh atau slum area di perkotaan. Penduduk yang
berada di slum area pada umumnya memiliki tingkat kebersihan yang sangat buruk
sehingga berdampak pada kondisi kesehatan mereka. Kesehatan yang kurang baik
secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi produktivitas seseorang
dalam melakukan berbagai pekerjaan. Diimplikasikan bahwa kondisi kesehatan yang
buruk akan menurunkan produktivitas seseorang sehingga menurunkan pendapatan
orang tersebut. Hal ini berarti bahwa kemiskinan yang terjadi pada warga migran,
khususnya yang berada di daerah slum, tidak hanya diakibatkan oleh tidak adanya
keterampilan yang mereka miliki akan tetapi juga diakibatkan oleh kesehatan mereka
yang buruk sehingga menjadikan mereka kurang produktif.
Transmigrasi merupakan salah satu program kependudukan yang telah lama
dirancangkan oleh Pemerintah Republik Indonesia. Secara kontekstual tujuan
pelaksanaan transmigrasi adalah untuk penyebaran penduduk secara merata di
Indonesia, pemanfaatan sumber daya alam di daerah yang masih jarang penduduknya
dengan menggunakan sumber daya yang berasal dari daerah luar. Dengan demikian
maka diharapkan kesejahteraan masyarakat lokal dapat meningkat. Dengan demikian,
maka dapat dikatakan bahwa program transmigrasi memiliki tujuan yang mulia bagi
kemanusiaan di Indonesia secara umum.
B. RUMUSAN MASALAH
A. Pengertian Migrasi
“Bermigrasi” berarti “pindah dari satu tempat ke tempat lain”.
Pergerakan orang-orang ini dapat terjadi di dalam sebuah negara-ini yang
disebut sebagai “migrasi internal”. Migrasi juga dapat terjadi ketika orang-
orang pindah dari negara asalnya ke negara lain-ini disebut sebagai “migrasi
eksternal atau “emigrasi”. (Hak-Hak Pekerja Migran, Buku Pedoman,
Organisasi Perburuhan Internasional, Mei 2006)
Transmigrasi adalah perpindahan penduduk secara sukarela untuk
meningkatkan kesejahteraan dan menetap di Wilayah Pengembangan
Transmigrasi atau Lokasi Permukiman Transmigrasi.Transmigran adalah
warga negara Republik Indonesia yang berpindah secara sukarela ke Wilayah
Pengembangan Trans-migrasi atau Lokasi Permukiman Transmigrasi melalui
pengaturan dan pelayanan Pemerintah.Wilayah Pengembangan Transmigrasi
adalah wilayah potensial yang ditetapkan sebagai pengembangan permukiman
trans-migrasi untuk mewujudkan pusat pertumbuhan wilayah yang baru sesuai
dengan Rencana Tata Ruang Wilayah.
Lokasi Permukiman Transmigrasi adalah lokasi potensial yang
ditetapkan sebagai permukiman transmigrasi untuk mendukung pusat
pertumbuhan wilayah yang sudah ada atau yang sedang berkembang sesuai
dengan Rencana Tata Ruang Wilayah.Penyelenggaraan transmigrasi bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan transmigran dan masyarakat sekitarnya,
peningkatan dan pemerataan pembangunan daerah, serta memperkukuh
persatuan dan kesatuan bangsa.
1) Peningkatan kesejahteraan transmigran dan masyarakat sekitarnya
diwujudkan melalui penyediaan kesempatan kerja dan peluang usaha,
pemberian hak milik atas tanah, pemberian bantuan permodalan dan
atau prasarana/sarana produksi, memfasilitasi pengurusan administrasi
dengan badan usaha, peningkatan pendapatan, pendidikan dan
pelatihan, pelayanan kesehatan, pemantapan ideologi, mental spiritual,
sosial dan budaya.
2) Peningkatan dan pemerataan pembangunan daerah diwujudkan
melalui pembangunan pusat pertumbuhan wilayah baru atau
mendukung pusat pertumbuhan wilayah yang sudah ada atau yang
sedang berkembang.
3) Memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa diwujudkan melalui
pengelolaan temu budaya, tata nilai dan perilaku transmigran dan
masyarakat sekitarnya untuk pemantapan rasa kebangsaan dan cinta
tanah air.
B. Alasan Bermigrasi
Orang-orang bermigrasi untuk beragam alasan. Sebagian orang
bermigrasi untuk perkembangan pribadi dan/atau profesional, dan ingin
bepergian dan melihat dunia.Sebagian orang bermigrasi karena kejadian-
kejadian yang terjadi disekeliling mereka yang berada diluar kendali mereka,
contohnya pengungsi kerusuhan sipil, bencana alam seperti kelaparan,
kekeringan, gempa bumi, banjir.
Ada juga yang bermigrasi karena menginginkan standar kehidupan
yang lebih baik untuk diri mereka sendiri dan keluarga mereka, termasuk
pekerjaan yang memberikan penghasilan yang lebih besar, pekerjaan yang
layak, keamanan manusia, dan perlindungan hak-hak dan kebebasan-
kebebasan dasar.
(Hak-Hak Pekerja Migran, Buku Pedoman, Organisasi Perburuhan
Internasional, Mei 2006)
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Migrasi
E. Menurut Kemenkumham
Menurut Kemenkumham Paragraf 2 tentang Kesehatan Migran Pasal 8:
1) Kesehatan migran merupakan Kesehatan Matra yang dilakukan terhadap
migran, yang diselenggarakan pada saat:
a. Sebelum keberangkatan;
b. Selama proses perjalanan keberangkatan mulai dari tempat
keberangkatan sampai di pelabuhan dan/atau bandar udara
pemberangkatan; dan
c. Kembali ke tanah air.
2) Kegiatan sebelum keberangkatan sebagaimana dimaksud pasa ayat (1)
huruf a paling sedikit terdiri atas;
a. Pendataan demografi;
b. Survellans kesehatan;
c. Penyuluhan kesehatan;
d. Pemberian informasi kondisi tempat tujuan;
e. Pemeriksaan kesehatan; dan
f. Pelayanan kesehatan primer.
Dalam hal dampak migran yang masuk pada profil kesehatan negara
penerima, sering diamati bahwa imigran yang tiba di negara tuan rumah lebih
sehat daripada populasi asli yang sebanding tetapi status kesehatan imigran
dapat memburuk dengan tahun-tahun tambahan di negara tersebut. 'Efek
migran yang sehat' dijelaskan melalui seleksi mandiri imigran yang positif dan
seleksi, penyaringan dan diskriminasi positif yang diterapkan oleh negara tuan
rumah. Efeknya mungkin tidak ada pada pengungsi yang jalurnya ke negara
tujuan telah termasuk tinggal lama di kamp-kamp pengungsi atau perjalanan
yang sulit. Dalam jangka panjang, kesehatan migran mencerminkan
perubahan gaya hidup, pola makan dan lingkungan di negara tuan rumah,
misalnya menyebabkan peningkatan gangguan kardiovaskular.
G. Kondisi Kesehatan Migran
Setiap negera memiliki karakteristiknya masing-masing, di negara-
negera berkembang salah satu karakteristik yang paling menonjol adalah
kondisi demografinya. Negara berkembang identik dengan dengan jumlah
penduduk yang banyak dengan angka pertumbuhan penduduk tahunan yang
cukup tinggi. Isu yang lebih menarik untuk di telusuri mengenai karakteristik
penduduk di negara berkembang adalah kualitas sumber daya manusianya
yang dapat dikatakan masih rendah. Di sisi lain pemerintah di negara-negara
berkembang belum dapat melakukan pembangunan secara merata di seluruh
wilayahnya, sehingga terciptalah daerah-daerah yang terbangun dan daerah-
daerah yang tidak terbangun dengan baik atau dapat dikatakan tertinggal.
Kondisi ketimpangan antar daerah ini menyebabkan adanya migrasi penduduk
yang menimbulkan dampak terjadinya urbanisasi, terutama di kota-kota besar.
Tingkat urbaisasi yang tinggi ini tidak selalu diimbangi oleh kesiapan
daerah tujuan migrasi utnuk menerima para penduduk migran. Di sisi lain,
tidak semua penduduk migran ini mempunyai modal ataupun keterampilan
yang dapat dipergunakannya utnuk mencari pekerjaan di kota. Akibatkanya,
pupulasi penduduk miskin meningkat yang berimplikasi pada terciptanya
daerah-daerah kumuh di perkotaan atau slum area karena para penduduk
migran yang miskin tidak mampu menjangkau perumahan yang layak.
Kebersihan penduduk di slum area ini sangatlah memprihatinkan.
Hidup di lingkungan yang sama sekali tidak bersih danjauh dari kondisi
higienis membuat kesehatan para penduduk ini menjadi taruhannya.
Kesehatan yang buruk akan meurunkan produktivitas dari orang itu sendiri
sehingga berdampak negatif pada kualitas hidupnya.
3. Pemeriksaan Fisik :
a. Tanda vital, Tingkat kesadaran
b. Status gizi
c. Kulit
d. Kepala
e. Mata : warna, visus, penglihatan 3 dimensi
f. Telinga : test berbisik, tes garpu tala
g. Hidung :
h. Pharing, laring, tonsil
i. Mulut, gusi, bibir, gigi geligi
j. Leher : kelenjar getah bening, kel tiroid, JVP, trakea
k. Tulang dan sendi : vertebra,
l. Ekstremitas atas
m. Ekstremitas bawah
n. Fungsi luhur : Daya ingat
o. Orientasi
p. Kesan Persarafan Otak : N I N V N IX N II N VI N X
q. Dada : mamae
r. Jantung :
s. Paru
t. Abdomen : Hepar, limpa, ginjal
u. Genitalia eksterna, anus, perianal N III N VII N XI N IV N VIII N XII
v. Fungsi : motorik, sensorik, vaskular
w. Status psikiatrikus : secara umum
4. Pemeriksaan Penunjang
1. Apakah identitas tenaga kerja wanita sudah diisi dengan benar dan
lengkap ? Maksudnya apakah datadata yang diberikan tersebut sesuai
dengan kenyataan dan tidak dimanipulasi ? Seringkali data umur dan
status perkawinan dituliskan secara tidak benar. Akibatnya sering kali
ditemukan umur tenaga kerja wanita masih umur anak-anak.
4. Dengan banyaknya tenaga kerja wanita yang harus diperiksa pada waktu
yang terbatas, bagaimana dengan validitas hasil yang ada? Ini memerlukan
tingkat kewaspadaan dalam memeriksa dan mendiagnosis dari dokter
pemeriksa yang relatif harus kuat dan tahan banting. Sehingga hasil yang
ada dapat diperetanggung jawabkan secara profesional.
5. Validitas dari laboratorium pemeriksa juga perlu diperhatikan. Apakah
selalu dikalibrasi ? apakah sesuai standar prosedur pemeriksaannya ?
Pemakaian alat yang tidak terkalibrasi dengan baik akan mengacaukan
hasil pemeriksaan, yang secara langsung akan mengacaukan kesimpulan
yang dibuat pada pemeriksaan kesehatan ini. Secara tidak langsung akan
berpengaruh terhadap tenaga kerja yang dikirim seandainya terjadi salah
interpretasi hasil, sehingga akan merugikan yang bersangkutan apabilaia
harus dikembalikan karena begitu di negara tujuan ditemukan adanya
kelainan. Oleh karena itu perlu diperhatikan, jangan menggunakan alat
laboratorium yang tidak terkalibrasi dengan baik.
KASUS ROHINGYA
Kronologi
1990an: Repatriasi
200.000 warga Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh dipulangkan paksa.
*Sumber: Laporan International State Crime Initiative (ISCI), 2015 dan A History of
Arakan oleh Mohammed Yunus, 1994
Adapun dalam kesehatan imigrasi terdapat proses tes kesehatan baik medical check
up visa sebelum imigrasi, selama perjalanan, dan sesudah imigrasi. Lalu dalam
kesehatan imigrasi juga harus memperhatikan antara perubahan iklim yang terjadi
dengan kesehatan pribadi seseorang saat akan melakukan imigrasi.
Saran
Masalah kesehatan adalah masalah bersama bagi semua pihak, tidak hanya bagi
individu itu sendiri melainkan juga bagi masyarakat sekitar dan pemerintah setempat.
Perlu adanya kerjasama yang baik untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di
pemukiman kumuh ini. Siapapun mereka, warga asli atau pun pendatang,
mendapatkan kesehatan yang baik merupakan hak asasi setiap manusia sehingga
semua orang wajib untuk menjaga hak asasi terebut. Selain itu, meningkatkan
kesehatan penduduk juga merupakan salah satu cara untuk mengentaskan kemiskinan
dan juga meningkatkan kualitas hidup manusia. Bagi negara, apabila kemiskinan di
negaranya rendah dan sumber daya manusia yang dimilikinya unggul maka akan turut
membantu dalam mempercepat pembangunan negara.
Peningkatan kesehatan bagi masyarakat di area pumikiman kumuh ini dapat
dilakukan dengan banyak cara dan juga dapat dilakukan oleh siapa saja, antara lain
yaitu:
1. Perbaiki kebersihan dan kesehatan lingkungan melaui optimalisasi program
pemerintah dibidang sanitasi seperti Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM), Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS), Program Penyediaan
Air Minum Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS), dan lain sebagainya.
2. Sosialisasi kesehatan kepada masyarakat di pemukiman kumuh. Intensif
posyandu dan juga pemberian vaksin.
3. Penertiban kawasan kumuh dengan cara relokasi ke tempat yang lebih baik
seperti rumah susun.
4. Penyediaan lebih banyak tempat sampah di kawasan kumuh dengan
pengelolaan yang baik dan tegas. Karena pada dasarnya masyarakat bersedia
untuk di atur asalkan ada kepastian yang jelas dari pemerintah.
5. Pemberdayaan masyarakat seperti pembuatan bank sampah, pengelohan
sampah menjadi energi lain, daur ulang sampah mejadi barang yang bernilai
dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat agar dapat saling berbagi ilmu
satusama lain.
Migrasi Dan Urbanisasi Ditinjau Dari Aspek Human Capital: Kondisi Kesehatan
Masyarakat Migran Di Slum Area Dalam Kaitannya Dengan Produktivitas
Dan Kesejahteraan, Rafika Farah Maulia, Universitas Indonesia
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6182765/
https://jakarta.kemenkumham.go.id/layanan-publik/184-layanan-keimigrasian
https://act.id/rohingya/
https://mediaindonesia.com/read/detail/128764-pengungsi-rohingya-terancam-
penyakit-menular