LP Hipertensi Goooo
LP Hipertensi Goooo
PENDAHULUAN
masyarakat yang serius, karena jika tidak terkendali akan berkembang dan
menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Akibatnya bisa fatal karena sering timbul
komplikasi, misalnya stroke (perdarahan otak), penyakit jantung koroner, dan gagal
ginjal (Gunawan, 2001). Hipertensi pada lanjut usia sebagian besar merupakan
Isolated systolic hypertension adalah bentuk hipertensi yang paling sering terjadi
pada lansia.
Pada suatu penelitian, hipertensi menempati 87% kasus pada orang yang
sistolik dan diastolik merupakan faktor risiko morbiditas dan mortalitas untuk orang
lanjut usia. Hipertensi masih merupakan faktor risiko utama untuk stroke, gagal
pada orang yang lebih muda (Kuswardhani, 2007). Kondisi yang berkaitan dengan
usia ini adalah produk samping dari keausan arteriosklerosis dari arteri-arteri utama,
terutama aorta, dan akibat dari berkurangnya kelenturan. Dengan mengerasnya arteri-
arteri ini dan menjadi semakin kaku, arteri dan aorta itu kehilangan daya penyesuaian
diri. Dinding, yang kini tidak elastis, tidak dapat lagi mengubah darah yang keluar
dari jantung menjadi aliran yang lancar. Hasilnya adalah gelombang denyut yang
tidak terputus dengan puncak yang tinggi (sistolik) dan lembah yang dalam (diastolik)
(Wolff , 2008). Hipertensi masih menjadi masalah kesehatan pada kelompok lansia.
Sebagai hasil pembangunan yang pesat dewasa ini dapat meningkatkan umur harapan
hidup, sehingga jumlah lansia bertambah tiap tahunnya, peningkatan usia tersebut
lain pada kelompok ini. Hipertensi sebagai salah satu penyakit degeneratif yang
Data WHO tahun 2000 menunjukkan, di seluruh dunia, sekitar 972 juta orang
atau 26,4% penghuni bumi mengidap hipertensi dengan perbandingan 26,6% pria dan
26,1% wanita. Angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di tahun
2025. Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639
Umur Harapan Hidup (UHH, proporsi penduduk Indonesia umur 55 tahun ke atas
pada tahun 1980 sebesar 7,7% dari seluruh populasi, pada tahun 2000 meningkat
menjadi 9,37% dan diperkirakan tahun 2010 proporsi tersebut akan meningkat
Dalam hal ini secara demografi struktur umur penduduk Indonesia bergerak
UHH akan menambah jumlah lanjut usia (lansia) yang akan berdampak pada
pergeseran pola penyakit di masyarakat. seperti kardiovaskuler, stroke. Faktor untuk
lemak tinggi, makan makanan yang berserat, dan olahraga secara teratur. Oleh karena
itu penulis tertarik untuk membuat dan melakukan asuhan keperawatan komunitas
asuhan keperawatan pada lansia dengan “Hipertensi” mulai dari pengkajian, diagnosa
1.3 Tujuan
Tujuan penyusunan dan penulisan laporan studi kasus dapat di bagi menjadi 2
1.4.1 Teoritis
Laporan studi kasus ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu acuan
hepertensi.
1.4.2 Praktis
pengetahuan khususnya ilmu keperawatan dan kesehatan pada umunya, dalam hal ini
2) Bagi mahasiswa
2.1 HIPERTENSI
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg.( Smith Tom,
1995 )
lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih
mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan
hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini
hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan pada mekanisme pengaturan
4. Hipertensi
2.1.3 Etiologi
penyebabnya,
terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer.
1) Genetik: Respon neurologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport
Na.
2) Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan
darah meningkat.
4) Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada orang tua serta pelebaran
pembuluh darah.
1) Ginjal
(1) Glomerulonefritis
(2) Pielonefritis
(4) Tumor
2) Vascular
(1) Aterosklerosis
(2) Hiperplasia
(3) Trombosis
(4) Aneurisma
(6) Vaskulitis
3) Kelainan endokrin
(1) DM
(2) Hipertiroidisme
(3) Hipotiroidisme
4) Saraf
(1) Stroke
(2) Ensepalitis
5) Obat – obatan
(2) Kortikosteroid
hipertensi yaitu :
2) Lemas, kelelahan
3) Sesak nafas
4) Gelisah
5) Mual
6) Muntah
7) Epistaksis
8) Kesadaran menurut
2.1.5 Patofisiologi
dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf
asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,
sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah.
diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra
pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada
ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya
curang jantung dan peningkatan tahanan perifer ( Brunner & Suddarth, 2002 ).
Path way
HIPERTENSI
aaa
Sklerosis
koroner Peningkatan tekanan
dinding ventrikel
Penurunan suplai
Hipertropi
oksigen miokard Hiposistole
ventrikel kiri
Dekompensasi
kordis
Iskemia miokard Peningkatan
kebutuhan oksigen
miokard
Kardiomegali
Calcium influx berlebihan
CHF
Penyakit jantung iskemik
2.1.6 Komlikasi
1) Stroke
2) Gagal jantung
3) Ginjal
4) Mata
serebral (otak), yang mengakibatkan kejang dan pendarahan pembuluh darah otak
bertambah parah dan terjadi komplikasi serius seperti gagal ginjal, serangan jantung,
stroke, lakukan pencegahan dan pengendalian hipertensi dengan merubah gaya hidup
dan pola makan. Beberapa kasus hipertensi erat kaitannya dengan gaya hidup tidak
sehat, seperti kurang olah raga, stress, minum-minuman beralkohol, merokok, dan
2) Pemeriksaan retina
jantung
(1) Diet
(2) Aktivitas.
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan dengan
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti
2.2.1 Pengkajian
2.2.1.1 Identitas
Berisi keadaan dan keluhan saat terjadi serangan, waktu dan frekuensi
dilakukan oleh pasien dan keluarga untuk mengatasi keluhan. Factor yang
menjadi penyebabnya.
(2) Sirkulasi
Tanda : Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis, takikardi,
murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis, kulit pucat, sianosis, suhu dingin
(4) Eliminasi
(5) Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat penyakit
Gejala: Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak serta
penggunaan diuretic
Tanda : Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara, efek, proses
(7) Neurosensori
(8) Pernafasan
Gejala : Dispnea yang berkaitan dari aktivitas/kerja takipnea, ortopnea, dispnea, batuk
Tujuan : Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak terjadi iskemia
miokard.
Kriteria hasil : Klien berpartisifasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah /
(1) Pantau TD
vaskular.
Kriteria hasil : Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak nyaman.
Kriteria hasil : Perfusi jaringan yang membaik, TD dalam batas yang dapat diterima,
perawatan diri
(1) Jelaskan sifat penyakit dan tujuan dari pengobatan dan prosedur.
(3) Diskusikan tentang obat-obatan yang dipakai, nama, dosis, waktu pemberian,
2.2.4 Implementasi
didasarkan pada kesimpulan atau keputusan sendiri dan bukan merupakan petunjuk
atau perintah dari petugas kesehatan lain. Tindakan kolaborasi adalah tindakan yang
didasarkan hasil keputusan bersama, seperti dokter dan petugas kesehatan lain.
2.2.5 Evaluasi
Tujuannnya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan perawatan dapat dicapai
1. Pengertian Keluarga
lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu
keluarga yang lain sebagaimana dinyatakan oleh Suprajitno (2004) yaitu suatu ikatan/
persekutuan hidup atas dasar perkawinan antar orang dewasa yang berlainan jenis
yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau perempuan yang sudah sendirian
dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi yang tinggal dalam sebuah
perkumpulan dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu
rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam peranannya masing- masing
2004:14) bahwa keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas dua
orang atau lebih yang tinggal disuatu tempat atau rumah dan berinteraksi satu sama
lain, mempunyai perannya masing-masing-masing-masing dan mempertahankan
suatu kebudayaan.
Maka untuk itu indonesia merupakan salah satu negara yang menjunjung
tinggi adat ketimuran yang menekankan bahwa keluarga harus dibentuk atas dasar
perkawinan, seperti yang tertulis dalam peraturan pemerintah (PP) No. 21 tahun 1994
Adalah suatu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak.
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek,
Adalah keluarga baru yang terbentuk dari pasangan yang telah bercerai atau
kehilangan pasangannya
d. Orang tua tunggal (single parent family) yaitu keluarga yang terdiri dari salah
pasangannya,
e. Ibu dengan anak tanpa perkawinan yang sah (the unmarried teenage mother)
f. Orang dewasa laki-laki atau perempuan yang tinggal sendiri tanpa pernah
lesbian family).
pasangannya
Beradaptasi dengan anak yang beru lahir, sementara kebutuhan anak yang
perkembangan anak.
anak remaja adalah sorang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi
menyenangkan pasangan
Menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini oleh keluarga,
dengan anak, anak dengan anak dan anggota keluarga lain dengan keluarga inti.
kesehatan.
a. Fungsi afektif
Adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk
luar rumah
c. Fungsi reproduksi
keluarga.
d. Fungsi ekonomi
antara lain:
tanpa kesehatan segala sesuatu akan tidak berarti dan karena kesehatanlah
kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga akan habis.
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan
tindakan keluarga.
Seringkali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi
keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga itu sendiri
f.
Menurut Friedman (1998:54), Proses keperawatan merupakan pusat bagi semua tindakan
keperawatan, yang dapat diaplikasikan dalam situasi apa saja, dalam kerangka referensi
Friedman dalam Proses keperawatan keluarga juga membagi dalam lima tahap proses
dengan melalui membina hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga yaitu dengan
mengadakan kontrak dengan keluarga, menyampaikan maksud dan tujuan, serta minat
Friedman (1998: 55) menjelakan proses asuhan keperawatan keluarga terdiri dari
1. Pengkajian
keperawatan keluarga. Agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai
1) Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal, dan
tipe keluarga.
yang bayak menandung garam, zat pengawet, serta emosi yang tinggi.
c. Pengobatan tradisional
a. Pendidikan
kesehatan yang unik atau berkaitan dengan kesehatan yang terjadi dalam
5) Aktiftas
6) Data Lingkungan
a. Karakteristik rumah
b. Karakteristik Lingkungan
7) Struktur Keluarga
a. Pola komunikasi
Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dengan
b. Struktur Kekuasaan
hipertensi.
c. Struktur peran
anggota keluarga puas atau tidak ada konflik dalam peran, dan
sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan tidak sesuai dengan
8) Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
b. Fungsi sosialisasi .
mudah stress.
c. Fungsi kesehatan
koping keluarga tidak efektif, maka ini akan menjadi stress anggota
2. Diagnosa keperawatan
manusia atas perubahan pola interaksi potensial atau aktual individu. Perawat
Kolaburasi dan koordinasi dengan anggota tim lain merupakan keharusan untuk
3. Intervensi Keperawatan
a. Menyusun prioritas
mendatang.
b. Menyusun tujuan
1. Tujuan jangka pendek yang sifatnya dapat diukur langsung dan spesifik
3. tujuan akhir atau jangka panjang yang sifatnya umum dan mempunyai
tujuan
Kriteria yang akan dicapai adalah respon verbal, afektif dan psikomotor
4. Implementasi keperawatan
Dalam memilih tindakan keperawatan tergantung pada sifat masalah dan sumber-
Intervensi:
1) Berikan informasi kepada keluarga mengenai: pengertian, tanda dan gejala,
hipertensi
tindakan kesehatan yang tepat terhadap anggota keluarga yang menderita post
hipertensi
Intervensi:
mengatasi hipertensi
perawatan hipertensi
Intervensi :
Intervensi :
1) Memberikan semangat pada penderita terutama yang berasal dasri keluarga
Intervensi :
5. Evaluasi
diperoleh dari pertemuan sebelumnya dan diteruskan dengan revisi setiap fase
respon keluarga terhadap implementasi yang kita lakukan sesuai dengan kriteria
penderita hipertensi dan mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan bagi
penderita hipertensi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Seseorang dikatakan terkena hipertensi mempunyai tekanan dara sistolik
≥140mmHg dan tekanan darah diastoltik ≥90mmHg. Penyakit in adalah penyakit
yang berbahaya karena merupakan salah satu faktor resiko terjadinya stroke.
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2, yaitu hipertensi primer
atau merupakan hipertensi dengan penyebab yang tidak diketahui secara pasti.
Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyebab spesifik
tertentu, misalnya penyakit ginjal, penyakit endokrin atau karena penyakit
koartasio aorta.
B. SARAN
Setelah membaca makalah ini saya berpesan kepada para pembaca :
Selalu menjaga kesehatan. Kesehatan merupakan anugrah yang tak ternilai
harganya. Karena di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.
Selalu memperhatikan asupan makanan yang masuk dalam tubuh kita.
Makanlah makanan yang bergizi tinggi yang dapat memenuhi semua
kebutuhan tubuh kita
Rajin berolahraga
DAFTAR PUSTAKA
Nasrul Effendi editor Yasmin Asih. 1998. Dasar Keperawatan Kesehatan Komunitas
edisi II: buku kedokteran EGC. Jakarta
Patologi hipertensi Lab. SMF. Penyakit jantung. RSUD. Dr. Soetomo: 1997. Surbaya
Prof. Dr. Moerdono. 1994. Masalah hipertensi: Penerbit Bhrata Karya Aksara.
Jakarta.