Anda di halaman 1dari 2

Mencari Tuhan dengan Tanda Bintang

Oleh Jufri Kano, CICM

Bacaan I: Yes 60:1-6


Injil: Mat 2:1-12

Saudara-saudari yang terkasih dalam Tuhan, kelahiran Yesus


di Betlehem menarik perhatian banyak orang. Tidak hanya mere-
ka yang pada saat itu kebetulan berada di Betlehem, seperti para
gembala; tetapi juga mereka yang tinggal jauh di seberang lau-
tan, seperti tiga raja dari Timur.

Bagaimana mereka bisa tahu tentang kelahiran Yesus?


Mereka tahu dari tanda-tanda. Para gembala tahu tentang
kelahiran Yesus karena mereka didatangi oleh Malaikat Tu-
han. Malaikat itu menyuruh mereka pergi melihat bayi Ye-
sus di palungan.

Tiga raja yang tinggal nun jauh di Timur bisa tahu tentang ke-
lahiran Yesus karena mereka diberi tanda. Tandanya adalah bin-
tang di Timur. Mereka pun mencari bayi Yesus dan ingin me-
nyembah Dia.

Seandainya Yesus lahir pada zaman sekarang barangkali


Tuhan tidak perlu mengirim malaikat untuk menyam-
paikan pesan kepada para gembala atau memasang tanda
bintang di Timur; karena semua orang pasti langsung tahu
dari media sosial.

Tapi, karena kejadian-Nya pada zaman dulu, maka Tuhan mem-


berikan tanda-tanda. Dan dari Injil hari ini diceritakan bahwa
tanda itulah yang dipakai oleh tiga raja dari Timur untuk sampai
kepada Yesus.

Mereka tidak tahu persis di mana Yesus lahir; karenanya


perjalanan mereka bukan perjalanan yang mudah. Mereka
hanya mengikuti petunjuk bintang yang mereka lihat di Ti-
mur. Jika saja mereka tidak mengikuti petunjuk bintang
itu, mereka pasti tersesat.
4 | Khotbah MISA | 1
Sekali lagi, jika saja kejadian seperti ini terjadi saat ini, ba- Setelah menerima rezeki, kesehatan, pekerjaan, dan se-
rangkali tidak terlalu sulit. Cukup ketik nama alamat tujuan bagainya itu, kita diharapkan sadar bahwa semua itu terjadi
di Google Map, lalu ikuti saja perintahnya. Semua beres. karena Tuhan. Lalu, dengan kesadaran itu, kita mau men-
cari Dia dan menyembah-Nya.
Tapi, ini kejadiannya zaman dulu. Orang masih
menggunakan cara-cara lama. Mereka menggunakan bin- Hanya kadang-kadang, kesadaran seperti itu tidak muncul
tang. Jangan jauh-jauh orang Majus, zaman orang tua kita karena kita menganggap bahwa semua yang terjadi pada
saja barangkali masih menggunakan petunjuk bintang ka- kita memang sudah seharusnya begitu. Kita lupa bahwa itu-
lau melaut. Dan mereka tetap sampai tujuan. lah tanda dari Tuhan kepada kita.

Begitu pula dengan orang Majus dalam Injil hari ini. Sama seperti orang Majus dari Timur dan para gembala,
Dengan bantuan bintang, mereka bisa tiba di Betlehem dan kita diharapkan datang mencari Tuhan. Pencarian akan Tu-
mendapati bayi Yesus terbaring di dalam palungan. Matius han akan kita lakukan setiap hari seumur hidup. Itulah per-
menuliskan: “Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat jalanan iman kita.
di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan
Jika orang Majus mempersembahkan emas, kemenyan, dan mur;
berhenti di atas tempat, di mana Anak itu be-
kita tidak hanya mempersembahkan keberhasilan dan
rada” (Mat. 2:9).
kesuksesan kita tetapi juga segala kegagalan, kelemahan-
Apa yang membuat mereka akhirnya bisa tiba? Mereka kelemahan kita, serta ketidakberdayaan kita agar Tuhan berkarya
atas hidup kita. Setelah bertemu Tuhan, mereka semua ber-
fokus pada bintang itu. Mungkin Via Vallen terinspirasi dari
sukacita, demikian juga dengan kita.
bacaan ini ketika menulis lagunya yang berjudul “Meraih
Bintang”. Refren dari lagu itu berbunyi: “Terus fokus satu Tapi, jangan hanya kita yang bersukacita, orang lain juga
titik. Hanya itu, titik itu. Tetap fokus kita kejar. Dan raih harus bersukacita. Makanya, kita dipanggil untuk menjadi
bintang.” Orang Majus fokus pada satu titik, mereka fokus bintang bagi yang lain. Menjadi bintang berarti menjadi
pada bintang. Alhasil, mereka bisa menjumpai Sang yang terdepan. Bintang harus bisa mengeluarkan terang
Bintang. dan menuntun jalan.
Saudara-saudari yang terkasih, cerita mengenai orang Menjadi bintang berarti kita berani menunjukkan bakat dan ke-
Majus ini adalah cerita kita juga. Perjalanan mereka adalah mampuan kita kepada orang lain; sehingga bakat dan kemampu-
perjalanan kita. Sama seperti mereka, kita ini adalah para an kita bisa berguna bagi orang banyak. Jangan pernah memen-
pencari Tuhan, Gereja yang berziarah, musafir. Sukses tid- dam bakat; sebab bintang tidak bersinar bagi dirinya sendiri,
aknya pencarian kita tergantung apakah kita mampu mem- melainkan bagi orang banyak di sekitarnya.
baca tanda-tanda dari Tuhan dan mengikutinya atau tidak.
Menjadi bintang berarti mampu membawa terang kepada
Tuhan memberi kita banyak tanda. Apa saja tanda dari Tu- orang lain, bukan kegelapan; kebenaran, bukan hoaks; uja-
han di dalam hidup kita? Banyak sekali: kesehatan yang ran-ujaran yang membangun, bukan yang merusak. Kiran-
ya kita semua mampu menjadi bintang bagi orang lain; dan
baik, nafas kehidupan, rezeki, pekerjaan, dan sebagainya.
menuntun mereka sampai kepada Tuhan. Semoga.

2 | Khotbah MISA | 3

Anda mungkin juga menyukai