Oleh
I GUSTI AYU NOVITA AFSARI
115170026
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2019
PENGARUH PEMBERIAN AIR PERASAN JERUK LEMON
(Citrus limon) TERHADAP SEL PURKINJE PADA KORTEKS
SEREBELUM MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus) YANG
DIPAPAR MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG)
Oleh
I GUSTI AYU NOVITA AFSARI
115170026
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2019
i
LEMBAR PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH
Disusun oleh
I GUSTI AYU NOVITA AFSARI 115170026
Telah disetujui,
Pembimbing 1 Pembimbing 2
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
NPM : 115170026
1. Karya tulis saya ini adalah penelitian lanjutan yang diajukan untuk mendapatkan
gelar akademik sarjana FK Unswagati.
2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan Komisi Proposal dan Pembimbing.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai
acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh
karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di
Unswagati.
NPM. 115170026
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan tugas proposal ini. Penulisan karya tulis
ilmiah ini dilakukan untuk memenuhis salah satu syarat untuk kelulusan di Fakultas
Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon. Saya menyadari sangatlah
sulit bagi saya untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Bersama ini saya sampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
iv
7. Serta pihak lain yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu atas bantuannya
secara langsung sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan
baik.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRACT .............................................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
vi
1.4.4. Manfaat untuk Peneliti ............................................................................... 5
2.1.2. Serebelum
vii
BAB III METODE PENELITIAN
viii
4.1.1 Deskripsi Penelitian ................................................................................. 37
4.1.3 Hasil Analisis Uji Statistik Jumlah Sel Purkinje Pada Korteks Serebelum
................................................................................................................. 41
LAMPIRAN .............................................................................................................. 53
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR SINGKATAN
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
PENGARUH PEMBERIAN AIR PERASAN JERUK LEMON (Citrus limon)
TERHADAP SEL PURKINJE PADA KORTEKS SEREBELUM MENCIT
PUTIH JANTAN (Mus musculus) YANG DIPAPAR MONOSODIUM
GLUTAMAT (MSG)
I Gusti Ayu Novita Afsari*, Hikmah Fitriani**, Triono Adi Suroso**
ABSTRAK
xiv
1
THE EFFECTIVENESS OF LEMON JUICE (Citrus limon) ON PURKINJE
CELL OF WHITE MALE MICE (Mus musculus) CEREBELLAR CORTEX
THAT EXPOSED BY MONOSODIUM GLUTAMATE (MSG)
I Gusti Ayu Novita Afsari*, Hikmah Fitriani**, Triono Adi Suroso**
ABSTRACT
Background: Monosodium glutamate (MSG) is a flavoring ingredient that is often
used by people to improve food taste. Based on the results of the 2013 Riskesdas, the
risk of food consumption behavior in the population aged ≥10 years most consumed
flavorings (77.3%). Consumption of excess MSG triggers the formation of free
radicals which can have a negative effect on purkinje cells in the cerebellar cortex.
Lemon fruit is a plant that has benefits as a natural antioxidant because it contains
compounds such as vitamin C, flavonoids, and other substances.
Objective: To determine the effect of lemon juice (Citrus limon) on the number of
purkinje cells in the cerebellum cortex of white male mice (Mus musculus) that
exposed by monosodium glutamate.
Method: This study was an experimental study with a post test only control group
design. The subjects of this study were 30 white male mice grouped randomly into 5
groups: Normal control (KN), negative control (K-), group dose I (KD I), group dose
II (KD II), dose group III (KD III) . Each group was exposed by 4 mg / grBB dose of
MSG except KN. After exposure of MSG KD I, KD II, and KD III were given lemon
juice with doses of 3.33ml / kgBW, 6.67ml / kgBW, and 13.33 ml / kgBW. The
results of the study were analyzed by One Way ANOVA then followed by the
Bonferroni Post hoc test.
Results: There is an effect of giving lemon juice (Citrus limon) with doses of 3.33
ml / kgBW, 6.67 ml / kgBW and 13.33 ml / kgBW to increased the number of
purkinje cells of the cerebellar cortex of white male mice that exposed by MSG (p =
0,009)
Conclusion: Lemon juice (Citrus limon) dose of 13.33 ml / kgBB is the most
effective dose as an antioxidant to inhibit the death of purkinje cells in the cerebellar
cortex with the highest average of 17.5 cells
Keyword: Citrus limon, purkinje cell, monosodium glutamate (MSG)
1
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
selain karena jumlahnya yang paling banyak pada tubuh manusia, sel ini juga
menjadi pusat penjalaran sinyal di korteks serebelum(10).
Jurnal Neurochemistry International melaporkan bahwa pemberian MSG
sebanyak 4 mg/g berat badan ke bayi tikus menimbulkan neurodegenerasi berupa
jumlah neuron lebih sedikit dan rami dendrit (jaringan antar sel syaraf otak) lebih
renggang, sementara bila disuntikkan kepada tikus dewasa, dosis yang sama
menimbulkan gangguan pada neuron dan daya ingat. Pada pembedahan ternyata
terjadi kerusakan pada nucleus arkuatus di hypothalamus(8). Pada penelitian
Eweka et al (2007) pemberian MSG pada tikus secara histologi menunjukkan
adanya kerusakan dan kematian sel Purkinje serebelum yang menyebabkan
terjadinya perubahan fungsi koordinasi motoric(11).
Tubuh manusia menghasilkan antioksidan (antioksidan endogen) untuk
melawan radikal-radikal bebas dan molekul berbahaya lainnya yang ada di dalam
tubuh termasuk MSG, namun jika radikal bebas dan molekul berbahaya lainnya
tersebut terdapat dalam jumlah yang berlebihan maka tubuh memerlukan
antioksidan dari luar tubuh (antioksidan eksogen) untuk melawannya.
Antioksidan eksogen dapat berasal dari berbagai macam bahan yang terdapat di
alam, salah satunya pada buah lemon(12).
Buah lemon merupakan tanaman yang memiliki manfaat sebagai
antioksidan alami karena memiliki kandungan vitamin C, asam sitrat, minyak
atsiri, bioflavonoid, polifenol, kumarin, flavonoid, dan minyak-minyak volatil
pada kulitnya seperti limonen (±70%), α-terpinen, α-pinen, β-pinen, serta
kumarin, dan polifenol. Kandungan vitamin C (asam L-askorbat) pada buah
lemon merupakan antioksidan intrasel dan ekstrasel yang paling penting bagi
tubuh. Pada penelitian Rezandi (2000) pemberian vitamin C dapat menurunkan
jumlah neuron yang rusak pada pada otak mencit yang diinduksi monosodium
glutamat. Hal ini menunjukan bahwa pemberian MSG dan vitamin C berpengaruh
terhadap gambaran histologi otak mencit(13). Penelitian Krisnawan et al (2017)
4
mengenai pengujian potensi antioksidan pada buah lemon lokal dan impor
mendapatkan hasil pengujian secara kualitatif ekstrak kulit dan perasan daging
buah lemon lokal dan impor, diketahui memiliki aktivitas antioksidan dengan
menghasilkan peredaman DPPH yang ditandai dengan berkurangnya intensitas
warna ungu(12). Penelitian Anshori Ahmad (2017) mengenai pemberian ekstrak
kulit jeruk lemon secara oral mampu meningkatkan jumlah kolagen dan
menurunkan ekspresi MMP-1 pada tikus putih jantan galur Wistar (Rattus
norvegicus) yang dipajan sinar UVB(14).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya maka penelitian
ini akan mengkaji tentang pengaruh pemberian air perasan jeruk lemon (Citrus
limon) terhadap sel purkinje korteks serebelum mencit putih jantan (Mus
musculus) yang dipapar monosodium glutamat
(Rattus norvegicus)
jantan remaja.
3. Zulfiani, Pengaruh Pemberian Penelitian ini Kerusakan mikro pada
Syafruddin Vitamin C dan E menggunakan ginjal menunjukkan
Ilyas dan terhadap Gambaran rancangan acak perbedaan yang
Salomo Histologis Ginjal lengkap yang signifikan antara
Hutahaean Mencit (Mus terdiri dari 6 kelompok kontrol dan
(2013)(17) musculus L.) yang perlakuan dan 5 perawatan. Pada P1,
Dipajankan ulangan kerusakan tubulus
Monosodium proksimal adalah
Glutamat (MSG) 69,95% ± 5 dan pada P4
adalah 47,22% ± 3.
Kombinasi vitamin C
dan E dapat mengurangi
efek MSG pada ginjal.
4. Ahmad M. Pemberian oral Jenis penelitian Pemberian ekstrak kulit
Anshori, ekstrak kulit buah ialah buah lemon per oral
Anak A. G. lemon (Citrus limon) eksperimental dapat menurunkan
P. menghambat murni dengan ekspresi MMP-1 dan
Wiraguna, peningkatan ekspresi post test only meningkatkan jumlah
Wimpie MMP-1 dan control group kolagen pada tikus putih
Pangkahila penurunan jumlah design. jantan galur Wistar
(2017)(14) kolagen pada tikus (Rattus norvegicus) yang
putih galur wistar dipajan sinar UVB.
jantan (Rattus
norvegicus) yang
dipajan sinar UV B
8
5. Yohanes Daya Analgesik Sari Uji penelitian Sari buah jeruk lemon
Adi Wijaya Buah Jeruk Lemon eksperimental mempunyai daya
(2008)(18) (Citrus limon (L) murni dengan analgesik. Presentasi
Burm. F.) pada rancangan acak proteksi terhadap geliat
Mencit Putih Betina. pola searah. dosis 2; 3,33; 6,67;
13,33; 26,67 ml/kgBB
berturut-turut adalah
60,91%; 51,77%;
70,55%; 69,03%;
74,11%.
10
11
diomin pada kulit buah, kaempferol, dan myrelcetin pada jus dan kulit
buah(21).
b. Vitamin
Jeruk lemon (Citrus limon) adalah sumber vitamin bagi tubuh
terutama vitamin C, yang merupakan kandungan terbanyak pada buah
ini. Vitamin lain seperti vitamin A, B-group (B1, B2, B3, B6, dan B9)
terkandung dalam jumlah kecil pada buah jeruk lemon(21)
c. Mineral
Potasium adalah mineral utama pada jeruk lemon. Potasium
penting dalam menjaga keseimbangan asam-basa pada tubuh dan
berperan dalam transmisi impuls dari syaraf menuju otot. Kalsium,
magnesium, dan fosfor terkandung dalam buah jeruk lemon dalam
jumlah yang kecil, mineral lain seperti tembaga, besi, dan mangan
terkandung dalam trace level/sangat kecil(21)
d. Dietary Fiber
Jeruk lemon terutama tersusun dari non-starch polysaccharides
(NSP). Yang dapat terklasifikasi menjadi: soluble dietary fiber (SDF)
dan insoluble dietary fiber (IDF). Rasio SDF dan IDF yang baik dalam
makanan adalah 1:2. Lemon peel terutama tersusun oleh pectin
merupakan sumber serat yang baik bagi tubuh. Kebutuhan serat tubuh
per hari yang baik adalah 25-30 g/hari. Satu buah jeruk lemon dapat
memenuhi kebutuhan serat harian tubuh(21)
e. Essensial oils
Essensial oil adalah zat aromatik dan mudah menguap yang
terdapat pada berbagai bagian tumbuhan seperti (bunga, pucuk daun,
biji, daun, ranting, batang, herb, buah, dan akar). Komposisi utama
essensial oil jeruk lemon adalah d-lemonele (45-75%), Linalool
(0,015%), dan aldehyde-citral (trace level). Linalool dan aldehyde-
citral merupakan zat aromatik yang paling potent pada jeruk lemon.(21)
13
f. Asam sitrat
Asam sitrat adalah asam organik yang paling banyak terdapat
pada jeruk lemon. Kandungan asam sitrat pada jeruk lemon adalah 5-6
g/100ml. Asam sitrat bermanfaat bagi orang yang sering kelelahan
karena mengurangi perasaan lelah dan bermanfaat untuk terapi
urolithiasis kalsium, dengan mengurangi proses kristalisasi kalsium
pada urin(21).
g. Karotenoid
Jeruk lemon kaya akan karotenoid yang bermanfaat sebagai
photo-oxi damage protection. Jeruk lemon yang telah matang
mengandung β-cryptoxanthin sebagai carotenoids utama yang
disimpan pada flavedo dan juice sacs(21).
2.1.2 Serebelum
2.1.2.1 Anatomi Serebelum
Serebelum terletak di fossa cranii posterior dan bagian
superiornya ditutupi oleh tentorium serebeli. Serebelum merupakan
bagian terbesar otak belakang dan terletak posterior dari ventriculus
quartus, pons, dan medulla oblongata. Serebelum berbentuk agak
lonjong dan menyempit pada bagian tengahnya, serta terdiri dari dua
hemispherium serebeli yang dihubungkan oleh bagian tengah yang
sempit yaitu vermis. Serebelum berhubungan dengan aspek posterior
batang otak melalui tiga berkas serabut saraf yang simetris, disebut
pedunculus cerebellaris posterior, medius, dan inferior(23).
Serebelum terbagi menjadi tiga lobus utama: lobus anterior,
lobus medius, dan lobus flocculonodularis. Lobus anterior dapat dilihat
pada permukaan superior serebelum dan dipisahkan dari lobus medius
oleh sebuah fisura yang berbentu huruf V, disebut fissure prima. Lobus
medius (kadang-kadang disebut lobus posterior) yang merupakan
bagian serebelum paling besar, terletak diantara fisura prima dan fissure
uvulonodularis. Lobus flocculonodularis terletak di posterior fisura
uvulonodularis. Fissura horizontalis yang dalam ditemukan disepanjang
pinggir serebelum dan memisahkan permukaan superior dari
permukaan inferior, tidak mempunyai arti morfologis atau fungsional
yang penting(23).
2.4 Hipotesis
1. Terdapat pengaruh air perasan jeruk lemon (Citrus limon) terhadap jumlah sel
purkinje korteks serebelum mencit putih jantan yang dipapar MSG.
2. Dosis air perasan jeruk lemon (Citrus limon) 13,33 ml/kgBB dosis paling
berpengaruh terhadap jumlah sel purkinje korteks serebelum mencit putih
jantan yang dipapar MSG.
BAB III
METODE PENELITIAN
24
25
3.7.1.2 Bahan
Tabel 4 Bahan-bahan Penelitian
Bahan
Pembuatan
Bahan Penelitian
Preparat
Histopatologi
a) Hewan coba berupa a) Formalin 10%
mencit putih jantan b) Alkohol 70 %
(Mus musculus). c) Alkohol 80 %
b) Pakan standar dan d) Alkohol 96 %
minum. e) Xylol
c) air perasan jeruk f) Paraffin.
lemon. g) Hematoxylin
d) Monosodium Eosin (HE)
Glutamat
e) Aquades.
29
3) Pengadaptasian Mencit.
Sebelum dilakukan perlakuan kepada semua mencit
laboratorium, terlebih dahulu mencit diadaptasikan dengan
lingkungan Laboratorium Pangan dan Gizi Pusat Antar Universitas
(PAU) Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta selama tujuh
hari kemudian dilanjutkan dengan prosedur penelitian berikutnya.
4) Pemberian Monosodium Glutamat dan Air perasan jeruk lemon
a. Pemberian Monosodium Glutamat
Mencit putih jantan dipisahkan secara random menjadi
5 kelompok masing-masing terdiri dari 6 mencit. Selanjutnya
mencit akan diberikan perlakuan dengan pemberian MSG dosis
4 mg/grBB masing-masing kelompok kecuali pada kelompok
kontrol normal. Pemberian MSG dilakukan dengan cara
menyonde mencit, yaitu satu kali sehari, selama 2 minggu.
Sebagai pembanding digunakan kontrol normal yaitu tikus
yang tidak diberi MSG.
b. Pemberian Air perasan jeruk lemon
Setelah dilakukan pemaparan MSG selama 2 minggu,
selanjutnya mencit putih jantan diberi perlakuan yaitu
pemberian air perasan jeruk lemon secara oral selama 2
minggu. Kecuali pada kelompok kontrol normal dan negatif
yang hanya diberi pakan standard an aquades.
Kelompok dosis I (KDI) diberikan air perasan jeruk
lemon dosis 3,33 ml/kgBB secara oral, (KDII) diberikan air
perasan jeruk lemon dosis 6,67 ml/kgBB secara oral, dan
(KDIII) diberikan air perasan jeruk lemon dosis 13,33
ml/kgBB secara oral.
31
e. Impregnasi
Setelah jaringan di clearing, dilakukan impregnansi
dengan paraffin selama ± 1 jam yang dimasukkan ke dalam
oven.
f. Embedding
Setelah dilakukan impregnasi, organ tersebut
dimasukan ke dalam lempengan blok yang berisi parafin cair.
Setelah itu didinginkan pada mesin pendingin
g. Cutting
Dilakukan pemotongan kasar dan dilanjutkan dengan
pemotongan halus dengan ketebalan 4-5 mikron. Setelah
pemotongan dipilih lembaran jaringan yang paling baik,
diapungkan pada air dan dihilangkan kerutannya. Lembaran
jaringan tersebut dipindahkan ke dalam water bath selama
beberapa detik sampai mengembang sempurna. Dengan
gerakan menyendok, lembaran jaringan diambil dengan slide
bersih dan ditempatkan di tengah atau pada sepertiga atas atau
bawah, dicegah jangan sampai ada gelembung udara di bawah
jaringan.
h. Staining
Setelah jaringan melekat sempurna, dilakukan
pewarnaan dengan menggunakan pewarna Hematoxylin Eosin
(HE).
i. Mounting
Slide kemudian ditetesi dengan entelan dan ditutup
dengan cover glass
33
30 ekor mencit
Randomsasi
Hari ke-15
Hari ke- 29
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
37
38
A B
a a
C D
Keterangan : (A) Kelompok kontrol normal ; (B) Kelompok kontrol negatif. (C)
Kelompok dosis I perbesaran; (D) Kelompok dosis II; (E) Kelompok dosis III .
Tanda panah merupakan sel purkinje korteks serebelum. Pewarnaan HE.
39
Tabel 6. Hasil rata-rata jumlah sel purkinje pada korteks serebelum dari
masing-masing kelompok perlakuan
Rerata Jumlah Sel
Kelompok Minimum Maksimum
Purkinje ± SD
Kontrol normal 13,90 ± 2,10 10,20 16,40
Kontrol negatif 12,76 ± 2,54 8,40 15,00
Dosis I 14,10 ± 1,41 12,00 16,00
Dosis II 16,73 ± 3,76 13,40 24,00
Dosis III 17,50 ± 1,20 16,00 19,40
4.1.3 Hasil Analisa Uji Statistik Jumlah Sel Purkinje Pada Korteks
Serebelum
4.1.3.1 Uji Normalitas Jumlah Sel Purkinje Pada Korteks Serebelum
Data hasil jumlah sel purkinje diuji normalitasnya pada setiap
kelompok dengan menggunakan uji normalitas Shapirowilk. Data
terdistribusi normal apabila nilai signifikan diatas 0,05 (p > 0,05).
40
4.2 Pembahasan
4.2.1 Jumlah Sel Purkinje Pada Mencit Yang Diberi Air Perasan Jeruk Lemon
dan Mencit Yang Diberi Monosodium Glutamat (MSG)
Penelitian ini diperoleh bahwa rerata jumlah sel purkinje terendah
terdapat pada kelompok kontrol negatif dibandingkan dengan kelompok
kontrol normal, kelompok dosis I, kelompok dosis II, dan kelompok dosis III
dengan jumlah rerata sel berturut-turut sebanyak 13,9 sel, 14,1 sel, 16,73 sel,
dan 17,5 sel sedangkan pada kelompok kontrol negatif sebanyak 12,76 sel. Uji
statistik menunjukkan bahwa pemberian air perasan jeruk lemon dosis 3,33
ml/kgBB, 6,67ml/kgBB, dan 13,33 ml/kgBB berpengaruh secara signifikan
terhadap jumlah sel purkinje korteks serebelum mencit putih jantan yang
dipapar MSG dengan nilai p<0,05.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dani Prastiwi et al (2015)
menunjukkan bahwa pemberian MSG dosis 3.5 mg/gBB dapat mengurangi
jumlah sel purkinje pada korteks serebelum(16). Penelitian tentang efek MSG
terhadap kerusakan sel juga dilakukan oleh Onaolapo et al (2016) yang
menunjukkan bahwa pemberian MSG menyebabkan kerusakan sel saraf
secara histologis pada organ serebri, serebelum dan hipocampus. MSG
mempunyai komponen utama glutamat yang mungkin menjadi penyebab
perbedaan rerata jumlah sel purkinje pada kelompok kontrol negatif dengan
kelompok kontrol normal, kelompok dosis I, kelompok dosis II, dan
kelompok dosis III(34,35).
Monosodium glutamat (MSG) merupakan salah satu bahan aditif
sintetis yang banyak digunakan oleh manusia sebagai penyedap rasa pada
makanan. Penggunaan MSG dalam jumlah yang berlebihan dapat
mengakibatkan terjadinya stres oksidatif(35). Asam glutamat bebas yang
dihasilkan akibat konsumsi MSG sebagian akan terikat di usus dan selebihnya
akan dilepaskan kedalam darah. Asam glutamat bebas ini akan menyebar ke
seluruh tubuh, termasuk akan menembus sawar darah-otak (blood-brain
43
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Air perasan jeruk lemon (Citrus limon) dosis 3,33 ml/kgBB, 6,67 ml/kgBB,
dan 13,33 ml/kgBB berpengaruh terhadap lebih banyaknya jumlah sel
purkinje pada korteks serebelum mencit putih jantan yang dipapar MSG (p =
0,009).
2. Air perasan jeruk lemon (Citrus limon) dosis 13,33 ml/kgBB merupakan dosis
yang paling berpengaruh terhadap lebih banyaknya jumlah sel purkinje pada
korteks serebelum mencit putih jantan yang dipapar MSG dengan rerata
jumlah sel purkinje paling tinggi diantara dosis lainnya yaitu sebesar 17,5 sel
(p = 0,021).
5.2 Saran
1. Perlu dilakukan penghitungan jumlah sel purkinje pada kelompok kontrol
negatif setelah 14 hari pemaparan MSG.
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui pengaruh zat aktif
murni yang terdapat dalam air perasan jeruk lemon.
47
48
DAFTAR PUSTAKA
https://eprints.uns.ac.id/713/1/MSG_dan_Kesehatan_Sejarah%2C_Efek_dan_
Kontroversinya.pdf
9. Erdmann NB, Whitney NP. Potentiation of Excitotoxicity in HIV-1 Associated
Dementia and The Significance of Glutaminase. Clin Neurosci Res Elsevier.
2006;6(5):132-142.[diunduh 15 Oktober 2018]. Tersedia dari:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1832112/
10. Guyton & Hall J. Text Book of Medical Physiology. 12th ed. Saunders
Philadelphia. 2011.
11. Eweka A, Iniabohs FO. Histological Studies Of The Effects Of Monosodium
Glutamate On The Cerebellum Of Adult Wistar Rats. 2007;5(2):1-5.[diunduh
28 Agustus 2018]. Tersedia dari: https://print.ispub.com/api/0/ispub-
article/11727
12. Krisnawan AH, Budiono R, Sari DR, Salim W. Potensi Antioksidan Ekstrak
Kulit dan Perasan Daging Buah Lemon (Citrus limon) Lokal dan Impor. Pros
SEMNASTAN. 2018;0(0):30-34. [diunduh 14 Agustus 2018]. Tersedia dari:
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastan/article/view/2255
13. Aziztama R. The Influence of The Granting of Vitamin C Against Histologic
Previev of Brain Adult Male Mice’s (Mus musculus L) That Induced
Monosodium Glutamate. 2012. [diunduh 14 Agustus 2018]. Tersedia dari:
http://digilib.unila.ac.id/9732/
14. Anshori AM, Wiraguna AAGP, Penyakit D. Pemberian Oral Ekstrak Kulit
Buah Lemon (Citrus limon) Menghambat Peningkatan Ekspresi MMP-1
(Matrix Metaloproteinase-1) dan Penurunan Jumlah Kolagen Pada Tikus Putih
Galur Wistar Jantan (Rattus norvegicus) yang Dipajan Sinar UV-B. 2017;5:3-
7. [diunduh 14 Agustus 2018]. Tersedia dari:
https://www.neliti.com/publications/68325/pemberian-oral-ekstrak-kulit-
buah-lemon-citrus-limon-menghambat-peningkatan-eksp
15. Aminuddin M, Partadiredja G SD. The Effects of Black Garlic (Allium
50
sativum L.) Ethanol Extract on The Estimated Total Number of Purkinje Cells
and Motor Coordination of Male Adolescent Wistar Rats Treated with
Monosodium Glutamate. Anat Sci Int. 2015;90(2):75-81. [diakses 15 Oktober
2018]. Tersedia dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24737450
16. Prastiwi D. Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamat terhadap Koordinasi
Motorik dan Jumlah Sel Purkinje Cerebellum Tikus Wistar (Rattus norvegicus)
Jantan Remaja. 2015. [diakses 15 Oktober 2018]. Tersedia dari:
http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=Peneliti
anDetail&act=view&typ=html&buku_id=75494&obyek_id=4.
17. Zulfiani, Syafruddin I, Salomo H. Pengaruh Pemberian Vitamin C dan E
Terhadap Histologis Ginjal Mencit (Mus musculus L.) yang di Pajankan
Monosodium Glutamat (MSG). Saintia Biol. 2013;1:2-7. [diunduh 26 Agustus
2018]. Tersedia dari:
http://jurnal.usu.ac.id/index.php/sbiologi/article/view/1307.
18. Yohanes Adi Wijaya. Daya Analgesik Sari Buah Jeruk Lemon (Citrus limon
(L) Burm. F. pada Mencit Putih Betina. 2008.
19. Budiana NS. Buah Ajaib Tumpas Penyakit. Jakarta: Penebar Swadaya; 2013.
20. Manners GD. Citrus limonoids: analysis, bioactivity, and biomedical
prospects. J Agric Food Chem. 2007;55(21):8285-8294.[diakses 15 Oktober
2018]. Tersedia dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17892257
21. Monila GE, Perles RD, Monero DA VC. Natural Bioactive Compounds of
Citrus limon for Food and Health. J Pharm Biomed Anal. 2010;51(11):327-
345. [diakses 15 Oktober 2018]. Tersedia dari:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19748198
22. Anindya NP, Atik Ki LB. Screening Fitokimia, Aktivitas Antioksidan dan
Antimikroba pada Buah Jeruk Lemon (Citrus limon) dan Jeruk Nipis (Citrus
aurantiifolia). J Ilm Ibnu Sina. 2018;3(1):64-76. [diunduh 15 Agustus 2018].
Tersedia dari: http://jiis.akfar-isfibjm.ac.id/index.php/JIIS/article/view/126
23. Snell R. Neuroanatomi Klinik. 7th ed. Jakarta: EGC; 2015.
51
24. Eroschenko V. Atlas Histologi DiFiore Dengan Korelasi Fungsional. 11th ed.
Jakarta: EGC; 2014.
25. Llinas, R. & Negrello MN. Cerebellum. Scholarpedia. 2015;10(1):4606.
26. Ito M. Cerebellum : The Brain for An Implicit Self. Pearson Educ New Jersey.
2012.
27. Razali R. Monosodium Glutamat (MSG) dan Efek Neurotoksisitasnya Pada
Sistem Saraf Pusat. 2015:159-168. [diunduh 8 Agustus 2018]. Tersedia dari:
conference.unsyiah.ac.id/TIFK/1/paper/view/779/74.
28. Garattini S. International Symposium on Glutamate : Keynote Presentation
Glutamic Acid , Twenty Years Later 1. 2018;:901-909.
29. He K, Du S, Xun P, Sharma S WH. Consumption of Monosodium Glutamat in
relation to incidence of overweight in Chinese adults : China Health and
Nutrition Survey (CHNS). Am J Clin Nutr. 2011;93(6):1328-1336. [diakses 15
Oktober 2018]. Tersedia dari:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21471280
30. Husarova V, Ostatnikova D. Monosodium Glutamate Toxic Effects and Their
Implications for Human Intake: A Review. JMED Res. 2013;2013:1-12.
doi:10.5171/2013.608765. [diakses 8 Agustus 2018]. Tersedia dari:
https://www.feingold.org
31. Halomoan S, Hesanto M DP. Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamat
peroral terhadap Degenerasi Neuron Piramidal CA1 Hipokampus pada Tikus
Wistar. Medica Hosp. 2013;2(1):50-53. [diunduh 15 Agustus 2018]. Tersedia
dari: https://medicahospitalia.rskariadi.co.id/index.php/mh/article/view/67
32. Ridwan E. Etika Pemanfaatan Hewan Percobaan dalam Penelitian Kesehatan. J
indon Med Assoc. 2013;3:112-116. [diakses 16 Oktober 2018]. Tersedia dari:
http://docshare01.docshare.tips/files/30994/309947046.pdf
33. Leary, S., Underwood, W., Anthony, R., & Cartner S. AVMA Guidelines for
the Euthanasia of Animals: 2013 Edition. Am Vet Med Assoc. 2013.
doi:https://doi.org/10.1016/B978-012088449-0.50009-1. [diunduh 16 Oktober
52
LAMPIRAN 1
ETHICAL CLEARANCE
54
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
SURAT KESBANGPOL YOGYAKARTA
56
LAMPIRAN 4
SURAT PENELITIAN
57
LAMPIRAN 5
LAMPIRAN 6
60
No. Total
No Kelompok Preparat Lapang Pandang Rerata Rerata
1 2 3 4 5
1 Kontrol Normal 1 11 16 18 14 16 15 13,9
2 13 14 18 13 15 14,6
3 6 9 10 11 15 10,2
4 17 12 10 7 20 13,2
5 8 19 16 14 13 14
6 15 14 19 18 16 16,4
2 kontrol Negatif 1 10 12 13 9 13 11,4 12,76
2 12 15 12 17 19 15
3 13 10 15 18 19 15
4 12 12 10 15 15 12,8
5 7 8 22 11 22 14
6 7 10 10 6 9 8,4
3 Dosis I 1 11 8 10 12 19 12 14,1
(3,33 ml/kgBB) 2 12 13 12 15 28 16
3 14 16 14 12 15 14,2
4 16 12 13 21 11 14,6
5 12 11 13 11 18 13
6 10 14 18 20 12 14,8
4 Dosis II 1 35 20 13 29 23 24 16,73
(6,67 ml/kgBB) 2 20 11 14 14 20 15,8
3 16 12 17 18 10 14,6
4 16 30 13 14 12 17
5 19 13 15 14 17 15,6
6 16 11 12 8 20 13,4
5 Dosis III 1 18 18 21 18 14 17,8 17,5
(13,33ml/kgBB) 2 22 19 13 12 14 16
3 20 23 17 21 16 19,4
4 18 20 14 16 14 16,4
5 15 19 20 13 21 17,6
6 18 20 14 17 20 17,8
LAMPIRAN 7
61
lemonjuice Cases
Descriptives
Median 14,3000
Variance 4,428
Minimum 10,20
cellofpurkinje
Maximum 16,40
Range 6,20
Median 13,4000
Variance 6,487
Minimum 8,40
Maximum 15,00
Range 6,60
Median 14,4000
Variance 1,996
Minimum 12,00
Maximum 16,00
Range 4,00
Variance 14,139
Minimum 13,40
Maximum 24,00
63
Range 10,60
Median 17,7000
Variance 1,452
Minimum 16,00
Maximum 19,40
Range 3,40
Tests of Normality
1,128 4 25 ,366
ANOVA
Cellofpurkinje
Multiple Comparisons
Dependent Variable: cellofpurkinje
(I) lemonjuice (J) lemonjuice Mean Difference Std. Error Sig. 95% Confidence Interval
(I-J) Lower Bound Upper Bound
LAMPIRAN 8
F. Pengamatan Preparat
71
LAMPIRAN 9
BIODATA PENELITI