Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

Kini kita menghadapi lembaran yang gemilang diantara lembaran-


lembaran Sejarah Islam. Yaitu lembaran yang menyambung kembali matarantai
yang telah terputus dari sejarah Abu Bakar dan Umar. Dan kita dapat menegaskan
bahwa masa pemerintahan Umar bin Abdul ‘Aziz ini, walaupun amat pendek,
namun ia mempakan suatu masa yang berdiri sendiri, mempunyai ciri-ciri sendiri
dan mengandung falsafah Islam yang murni, yang tidak terpengaruh oleh aliran-
aliran dan peraturan-peraturan Bani Umaiyah yang disesali orang. Umar bin
Abdul ‘Aziz dilahirkan di kota Hulwan, tidak jauh dari Kairo, ketika itu ayahnya
yang jadi gubemur di Mesir.
Umar bin Abdul Aziz adalah seorang khalifah dari para khalifah Bani
Umayyah yang memiliki kepribadian yang bersih, ahlak yang mulia, dan giat
dalam menyebarkan dan menegakkan agama Islam. Dalam pemerintahannya
ketika meningkatkan ahlak masyarakatnya beliau membenahi kebenaran dan
keadilan, menghormati hukum syara’, dan mengungkap yang haq dan batil.
Umar bin Abdul Aziz adalah pemimpin yang cepat mencairkan kebekuan
rakyat dengan jalan arif dan memudahkan. Pangkat dan kedudukannya tidak
menjadikannya penghalang untuk turun ke lapangan guna membantu dan
menyelesaikan segala kesulitan yang dihadapi rakyat.
Dalam makalah ini akan mengupas tentang konsep kepemimpinan dari
sang Amarul Mukminin Umar bin Abdul Aziz , yang dikenal sebagai khalifah
yang memilik akhlakul kharimah dan kepribadian yang bersih.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi Umar bin Abdul Aziz


Beliau bernama Umar bin Abdul Aziz bin Marwan. Nama lengkap beliau
adalah Umar bin Abdul Aziz bin Marwan bin Al-Hakam bin Abi Al-Ash bin
Umayyah bin ‘Abdisyasyams bin Abdil Manaf. Gelarnya adalah Al-Imam, Al-
Hafizh, Al-‘Allamah, Al-Mujtahid, Az-Zahid, Al-‘Abid, As-Sayyid, Amirul
Mu’minin Haqqan, Abu Hafsh, Al-Qursyi, Al-Umawi, Al-Madani, kemudian Al-
Mishri, Al-Khalifah, Az-Zahid, Ar-Rasyid, Asyajj Bani Umayyah. 1 Seorang
khalifah yang saleh. Sering dipanggil dengan sebutan Abu Hafsh. Disepakati
sebagai Khalifah Rasyidin kelima. Sufyan Ats-Tsauri berkata, “Para khalifah itu
ada lima; yaitu Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali dan Umar bin Abdul Aziz.”
(Diriwayatkan oleh Abu Daud dalam Sunannya).2
Beliau memiliki akhlak yang baik dan wajah yang tampan, memiliki akal
yang sempurna, kepribadian yang baik, pandai berpolitik, selalu berusaha untuk
terus bersikap adil, berpengetahuan luas, memahami ilmu Psikologi, cerdas, ahli
tobat, tunduk kepada Allah, tidak gila jabatan, selalu mengungkapkan kebenaran
walau sedikit yang mendukungnya, walau banyak pejabat zalim yang mencela dan
membencinya, dia mengurangi pemberian kepada para pejabat yang zalim dan
sering mengambil kembali dari mereka apa saja yang mereka ambil tanpa hak.3
Umar dilahirkan di Hulwan, nama sebuah desa di Mesir. Ayahnya,
Marwan pernah menjadi gubernur di wilayah itu. Dia dilahirkan pada tahun 61 H,
-ada juga yang menyatakan 63 H- Hijriyah. 4 Imam Adz-dzahabi menyebutkan
bahwa beliau dilahirkan di Madinah pada masa kepemimpinan Yazid.

Ibunya bernama Ummu ‘Ashim binti ‘Ashim bin Umar bin Al- Khathab.
Di wajah Umar terdapat bekas luka karena tendangan seekor binatang. Peristiwa

1
Ali Muhammad Ash-Shallabi, Biografi Umar bin Abdul Aziz, (Jakarta: Beirut, 2014),
h.1.
2
Imam As-Suyuthi, Tarikh Khulafa, Terj. Samson Rahman, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,
2003), h. 269.
3
Ali Muhammad Ash-Shallabi, Biografi Umar bin Abdul Aziz,.. h. 1.
4
Imam As-Suyuthi, Tarikh Khulafa, Terj. Samson Rahman, .... h. 169.

2
itu terjadi pada saat dia masih kanak-kanak. Pada saat ayahnya menghapus darah
yang mengalir di mukanya dia berkata, “Jika kamu adalah orang yang terluka
dikepalanya dari kalangan Umayyah, maka engkau akan menjadi orang yang
bahagia.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Asakir).
Umar bin Al-Khathab pernah berkata, “Akan ada dari keturunanku
seorang anak yang di wajahnya ada bekas luka. Dia akan memenuhi dunia
dengan keadilan.” (Diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi dalam Tarikhnya). Maka
benarlah apa yang menjadi perkiraan ayahnya.
Ibnu Sa’ad meriwayatkan bahwa Umar bin Khathab berkata, “Semoga ada
salah seorang dari keturunanku yang memiliki gelar huruf ‘syin’ yang akan
memenuhi dunia dengan keadilan sebagaimana dia diliputi dengan kelaliman.”
Dari Ibnu Umar, dia berkata, “Kita pernah berbicara bahwa dunia ini tidak
akan runtuh sebelum ada seorang laki-laki yang memimpin dari kalangan keluarga
Umar, yang berbuat sebagaimana Umar berbuat. Bilal bin Abdullah bin Umar
memiliki tahi lalat di wajahnya. Orang-orang kemudian mengira bahwa orang
yang dikatakan oleh Umar adalah dia. Hingga akhirnya Allah mendatangkan
Umar bin Abdul Aziz.”
Beliau telah berusaha menghafal Al-Qur’an sejak kecil. Kemudian
ayahnya mengirimnya ke Madinah untuk belajar berbagai ilmu di sana. Dia
banyak berguru kepada Ubaidillah bin Abdullah. Tatkala ayahnya meninggal,
Abdul Malik memintanya untuk datang ke Damaskus. Lalu dia dikawinkan
dengan anaknya yang bernama Fathimah. Sebelum dia menjadi khilafah dia
terkenal sebagai seorang yang sangat shaleh, hanya saja dia suka berfoya-foya.
Maka orang-orang yang dekat dengannya tidak mencelanya kecuali kefoya-foyaan
dan kesombongannya dalam berjalan.5
Setelah menikah, beberapa saat kemudian dia juga diangkat menjadi
Gubernur di Khusnasirah, kota besar sesudah Aleppo di bagian Syiria pada tahun
85 H.

5
Imam As-Suyuthi, Tarikh Khulafa, Terj. Samson Rahman,... h. 270.

3
Tetapi belum sampai dia bertugas selama dua tahun di sana, dia
dipindahkan ke kota suci Madinah untuk menjadi Gubernur dan menggantikan
Gubernur lama yang selalu menggelisahkan rakyat. Berkat kesuksesan dalam
tugasnya, maka kemudian diangkat untuk menjadi wali atau Gubernur untuk
seluruh Tanah Hijaz yang mewilayahi dua kota suci Islam (Haramain), Mekkah
dan Madinah.
Selama enam tahun di Madinah, dia telah banyak berbuat untuk kota itu,
terutama di bidang pembangunan dan ketentraman. Salah satu kebijakanya ketika
menjadi Gubernur adalah memperluas masjid Madinah dan membuat sumur
umum untuk kepentingan rakyat dan musyafir yang berlalu lintas.6

B. Proses Pembai’atan Khalifah Umar bin Abdul Aziz


Umar pernah dipecat oleh Khalifah Al Walid dari jabatannya sebagai
gubernur Madinah, karena terjadi perselisihan antara Umar dan Al Hajjaj, atau
karena Umar tidak menyetujui tindakan Al Walid untuk menurunkan Sulaiman
ibn Abdil Malik dari kedudukannya sebagai putera mahkota, dan untuk
mengangkat putera Al Walid sendiri.7
Pada saat pembai’atan Umar Ibn Abdul Aziz sebagai seorang Khalifah
adalah ketika masa pergantian Khalifah pun terjadi, setelah kematian Khalifah
Walid bin Abdil Malik dan digantikan oleh adiknya Sulaiman bin Abdul Malik,
sebelum berpulang Khalifah Sulaiman ingin menurunkan jabatannya kepada putra
semata wayangnya Ayyub bin Sulaiman, namun Ayyub lebih dahulu di panggil
oleh sang Maha Kuasa. Sehingga muncul kebingungan mencari pengganti. Lalu ia
berdiskusi dengan Menteri yang paling ia percaya Raja bin Haiwah dan mereka
memutuskan untuk memilih Umar Ibn Abdul Aziz.8
Beberapa alasan dipilihnya Umar adalah selain dia dari kalangan Bani
Umayyah karena merupakan menantu dari Khalifah sebelumnya, Ia dikenal juga
sebagai sosok pemimpin yang bijaksana, adil, jujur, sederhana, alim, wara’ dan

6
Armando, Umar Ibn Abdul Aziz dalam Ensiklopedi Islam, Vol.3, (Jakarta: PT. Ictiar
Baru Van Houve, 2005), h. 1253.
7
Ahmad Syalabi, Sejarah Kebudayaan Islam 2, (Jakarta: Pustaka Alhusna, 1983), h. 82.
8
Imam As-Syuyuthi, Tarikh Khulafa, Terj. Samson Rahman ,....h. 272.

4
tawadlu serta zuhud. Sebelum meninggal Khalifah Sulaiman menuliskan nama
penggantinya pada sebuah surat wasiat dan mengumpulkan para pembesar militer
dan sipil untuk sudi membaiat siapapun yang nantinya dia pilih, dan semuanya
setuju. Semua itu dia lakukan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Akhirnya Khalifah Sulaiman meninggal, dan semua orang di kumpulkan
di Masjid Damaskus kemudian surat wasiat yang ditulis oleh Khalifah Sulaiman
itupun dibuka, di dalamnya tertulis nama Umar Ibn Abdul Aziz.
Beliau dilantik sebagai khalifah berdasarkan wasiat tertulis Sulaiman.
Beliau dibai’at sebagai khalifah pada bulan Shafar tahun 99 H. Beliau menjadi
khalifah dalam jangka waktu dua tahun lima bulan sebagaimana masa
kekhilafahan Abu Bakar Ash-Shiddiq. Di masa pemerintahannya ini beliau telah
memenuhi dunia dengan keadilan, mengembalikan semua harta yang diambil
dengan cara yang tidak halal dan kejam. Beliau telah melakukan banyak tradisi
yang baik. Tatkala namanya dinyatakan sebagai pengganti Sulaiman beliau
terkulai lemas dan berkata, “Demi Allah, sesungguhnya saya tidak pernah
memohon perkara ini kepada Allah satu kali pun.” Orang-orang yang bertugas
untuk mengawalnya dengan kendaraan khusus khalifah, mendapatkan sesuatu di
luar dugaan tatkala beliau menolak untuk menaiki kendaraan khusus itu, dan
meminta kepada salah seorang di antara mereka untuk mendatangkan binatang
kendaraannya. Al-Hakam bin Umar berkata; “Saya menyaksikan orang-orang
yang datang dengan kendaraan khusus kepada Umar bin Abdul Aziz saat beliau
diangkat menjadi khalifah. Namun justru beliau berkata, “Kirim kendaraan-
kendaraan itu ke pasar dan juallah kemudian hasil penjualannya simpan di Baitul
Mal. Saya cukup naik kendaraanku ini saja.”9
Beliau dibaiat menjadi khalifah setelah wafatnya Sulaiman bin Abdul
Malik, sedang dia tidak menyukainya. Oleh karena itu dia mengumpulkan orang-
orang di mesjid untuk salat berjamaah lalu berpidato. Setelah menyampaikan
pujian kepada Allah dan bersalawat kepada Nabi, dalam pidatonya dia
mengatakan,“Wahai manusia! Saya telah diuji untuk mengemban tugas ini tanpa
dimintai pendapat, permintaan dari saya, atau musyawarah kaum Muslimin. Maka

9
Ibid,.

5
sekarang ini saya membatalkan baiat yang kalian berikan kepada diri saya dan
untuk selanjutnya pilihlah khalifah yang kalian suka!” Tetapi orang-orang yang
hadir dengan serempak mengatakan, “Kami telah memilih engkau wahai Amirul
Mukminin. Perintahlah kami dengan kebahagiaan dan keberkatan!” Setelah itu
beliau lalu menyuruh semua orang untuk bertakwa, untuk tidak menyukai dunia
dan menyukai akhirat, kemudian berkata, “Wahai manusia! Barang siapa menaati
Allah, wajib ditaati, siapa yang mendurhakai-Nya tidak boleh ditaati oleh
seorangpun. Wahai manusia! Taatilah saya selama saya menaati Allah dalam
memerintamu dan jika saya mendurhakai-Nya tidak ada seorangpun yang boleh
mentaati saya.” Lalu dia turun dari mimbar.10
Umar Ibn Abdul Aziz Memeritah berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah,
Hal yang dilakukan pertama kali saat ia menjadi Khalifah adalah dia berjanji akan
memerintah dengan berpedoman teguh pada Al-Qur’an dan Hadist, seperti dalam
pidatonya setelah beberapa saat terpilih, Khalifah Umar Ibn Abdul Aziz berkata,”
Rasulullah Saw dan para Khulafatur Rasyidin telah menetapkan sunahsunahnya.
Barang siapa menaatinya sama artinya dengan membenarkan kitab Allah,
menyempurnakan ketaatan kepada Allah, dan mengkokohkan agama Allah untuk
dirinya. Manusia tidak boleh mengganti, merubah ataupun mencari yang lain,
yang bertentangan dengan hal tersebut, dan barang siapa yang berpedoman
padanya dia akan memperoleh petunjuk. dan barang siapa yang memenangkannya
maka dia akan menang, dan barang siapa yang meninggalkannya, maka dia akan
masuk neraka yang seburuk buruknya hunian.” Oleh karena itulah Umar
menjalankan pemerintahan berdasarkan Al-Qu’ran dan Hadits.
Setelah berjanji akan menjalankan pemerintahan berdasarkan Al-Qur’an
dan Hadits ia sadar bahwa kehidupanya selama ini, tepatnya sebelum menjadi
Khalifah adalah kehidupan yang kurang baik, karena dulu dia hidup bergelimang
harta, sehingga terkadang ia berfoya-foya. Beberapa hal yang dilakukan untuk
menebus kesalahanya dulu ialah ia menjauhkan diri dari kenikmatan dunia.
Pertama-tama dia menjual kendaraan untuk Khalifah dan hasilnya dimasukan ke
Baitul Maal, kemudian dia mengembalikan semua perkebunan yang pernah

10
Ali Muhammad Ash-Shallabi, Biografi Umar bin Abdul Aziz,.. h. 30.

6
diberikan padanya, setelah itu ia lepaskan semua tanah dan semua benda yang
telah diwariskan padanya, karena dia yakin bahwa semua itu bukanlah harta yang
baik dan halal, ditanggalkanya semua pakaian pakaiannya yang mahal dan
digantikan dengan pakaian-pakaian yang sederhana. Bahkan ia melayani dirinya
sendiri dan tidak boleh orang lain untuk melayaninya.

C. Kebijakan Umar Ibn Abdul Aziz


Umar Ibn Abdul Aziz dikenal bukan saja pandai menciptakan peraturan-
peraturan baru, beliau juga memeperbaiki dan mengkaji ulang terhadap kebijakan
kebijakan yang telah ada.11
Selama masa pemerintahanya beliau menerapkan kembali ajaran Islam
secara utuh menyeluruh. Sedangkan kebijakan-kebijakan Umar dalam politik dan
ekonomi adalah:
a) Dalam Bidang Politik
Kebijakan yang dilakukan Umar dalam bidang politik adalah memecat
para pejabat yang zalim dan mengganti dengan pejabat-pejabat baru yang adil dan
benar walaupun bukan dari golongan Umayyah sendiri.12
Menghapuskan hak-hak istimewa yang diberikan kepada keluarganya
tidak pilih kasih terhadap semua rakyatnya. Semua politik yang dijalankan oleh
Khalifah Umar Ibn Abdul Aziz dalam menjalankan tugasnya adalah politik yang
berdasarkan amar maruf nahi munkar, yaitu sebuah sistem politik yang kebijakan-
kebijakanya itu bertujuan mengajak ke kebaikan dan memerangi segala macam
bentuk kejahatan. Terbukti ia memecat para pejabat yang zalim dan mengganti
mereka dengan orang yang alim dan para Ulama.
Selain menjalankan politik yang amar maruf nahi mungkar, sistem politik
yang dianutnya adalah sistem politik yang lebih memihak rakyat yang lemah.
Terbukti saat ia memecat kepala pegawai istana karena telah bertindak zalim
terhadap bawahanya.

11
Ali Mufrodi, Islam Dikawasan Kebudayaan Islam Arab, (Jakarta: Logos, 1997), 57.
12
Firdaus A. N, Kepemimpinan Khalifah Umar Ibn Abdul Aziz, (Jakarta: CV. Pedoman
Ilmu Jaya, 1988), 175-176.

7
Umar Ibn Abdul Aziz menghentikan peperangan terhadap orang
yang belum beragama Islam di negeri yang di taklukan. Sebagai perluasan
Islam yang melancarkan dakwah Islam dengan cara lemah lembut dan
bijak, kebijaksanaan ini membuat banyak penduduk yang belum
beragama Islam masuk ke dalam agama Islam. Diantaranya mereka
adalah Raja Sind yang kemudian diikuti oleh rakyatnya. Begitu pula
penduduk Mesir, Suriah dan Persia. Sebelumnya mereka bersetatus
sebagai Kaum Dzimmi (warga non Muslim yang berada di wilayah
negara Islam dan mendapatkan perlindungan).
Untuk melarang rakyat mencacimaki Ali bin Abi Thalib dalam
pidato atau khutbah jum’at. Sebelumnya caci maki yang dilakukan oleh
Khalifah terdahulu yaitu Khalifah Mu’awiyah sampai Sulaiman sebagai
suatu kebijakan untuk menjauhkan rakyat dari pengaruh syi’ah. Bahkan
bukan sekedar cacian tapi laknatan, ini menimbulkan dendam di keluarga
syi’ah. Maka ketika Umar memegang tampuk pemerintahan, dia segera
menghapuskan kebijakan-kebijakan itu, mengucapkan hal-hal yang jelek
dalam khutbah adalah tidak sesuai agama dan amat kasar dan keji,
kebiasaan melaknat Ali bin Abi Thalib pada setiap khutbah jum’at
dilarang dan di ganti dengan meletakkan mimbar masjid sebagai mimbar
perdamaian yaitu untuk kesatuan dan persatuan umat.
Umar Ibn Abdul Aziz cukup jenius dalam menanggapi situasi ini secara
realistis, dan mengajukan solusi yang terbaik dan merupakan satu-satunya solusi
yang memungkinkan untuk ditempuh. Umar Ibn Abdul Aziz menyadari
bahwasanya dominasi sebuah etnis lainya adalah suatu yang anakronik, dalam
pandangan Umar Ibn Abdul Aziz, problem ini tidak semata menenangkan
kelompok Arab. Sebaliknya ia berprinsip bahwasanya imperium ini bagi seluruh
warga muslim.13

13
Ira Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,1999), h.
95-96.

8
b) Dalam Bidang Ekonomi
Dalam penarikan pajak Khalifah Umar Ibn Abdul Aziz telah menekankan
bahwa pajak harus dikumpulkan dengan adil dan dalam pengambilanya tersebut
harus lemah lembut tanpa adanya tindak kekerasan ditambah lagi jangan sampai
melebihi kemampuan oarng yang dibebani. Dan yang paling penting para
pengumpul pajak tidak boleh menjauhkan rakyat dari kebutuhan pokok.
Kebijakan yang dilakukan Umar dalam bidang ekonomi diantaranya juga
sangat memperhatikan umatnya. Umar melakukan pembersihan di kalangan
keluarga Bani Umayyah. Tanah- tanah atau harta lain yang pernah di berikan
kepada orang tertentu di masukan ke dalam Baitul Māl. Terhadap para gubernur
dan pejabat yang bertindak sewenang-wenang, Ia tidak raguragu untuk mengambil
tindakan tegas, ia memecat Yazid bin Abi Muslim (Gubernur Irak) dan Assaqafi
dari jabatannya sebagai pemungut pajak di Mesir.14
Kebijakan dibidang fiskal mendorong orang non muslim untuk memeluk
agama Islam. Khalifah Umar Ibn Abdul Aziz juga Mengurangi beban pajak yang
biasa di pungut dari orang-orang Nasrani. Dan ia juga memerintahkan supaya
menghentikan pemungutan pajak dari kaum Nasrani yang masuk agama Islam.
Dengan begitu berbondong-bondonglah kaum Nasrani masuk Islam. Hal tersebut
merupakan penghargaan mereka terhadap ajaran-ajaran Islam, dan juga daya tarik
pribadi Umar Ibn Abdul Aziz sendiri. Disamping ingin bebas dari membayar
pajak.
Ada beberapa cara yang ditempuh oleh Umar bin Abdul Aziz untuk
mewujudkan rencana pertumbuhan ekonomi yang dicanangkannya, antara lain:
1) Membentuk iklim yang kondusif untuk pertumbuhan
Dalam usahanya membentuk iklim kondusif Buek untuk pertumbuhan
ekonomi Umar melakukan beberapa cara, di antaranya:
a) Mengembalikan hak kepada yang berhak menerimanya.
Sehingga tercipta suasana yang ibatrer aman dan tenteram, nilai-nilai
kebenaran dan keadilan dapat ditegakkan, hak yang pernah dirampas dari anak
negeri (mazhalim) dikembalikan kepada pemilik semula.

14
As-Syuyuthi, Tarikh Khulafa, .... h. 275.

9
b) Memberikan kebebasan berekonomi yang terikat dengan aturan syariat.
Konsep ekonomi bebas terikat yang diterapkan oleh Umar bin Abdul Aziz ini
dapat dilihat dari surat yang ditulis oleh Umar kepada pejabatnya,
“Sesungguhnya salah satu bentuk ketaatan kepada Allah yang disampaikan
melalui kitab-Nya adalah dengan mengajak orang lain untuk memeluk agama
Islam secara menyeluruh dan membiarkan orang lain untuk mengolah harta
mereka di daratan maupun di deru lautan, dengan tidak mencegah atau
menghalang-halangi mereka.”
2) Menerapkan kebijakan baru dalam bidang pertanian
Umar bin Abdul Aziz menerapkan beberapa langkah untuk meningkatkan
produksi pertanian masyarakat, berikut ini kami uraikan langkah-langkah tersebut:
a) Melarang jual beli tanah kharraj (tanah milik orang kafir yang dikenakan pajak
bumi karena berada diwilayah Islam.
b) Memerhatikan kesejahteraan para petani dan memberi keringanan pajak bagi
mereka.
c) Perbaikan, pemeliharaan, dan pembukaan lahan baru.
d) Umar dan tanah hima (tanah yang dikelilingi pembatas sehingga orang lain
dilarang untuk memasukinya atau mengembalakan ternaknya disana.
e) Proyek pembangunan infrastruktur.15

C. Usaha Yang Dilakukan Umar bin Abdul Aziz dalam Menyebarkan Islam
1. Penaklukan di Masa Pemerintahannya
Pengepungan Konstantinopel terhenti dan beliau memerintahkan agar
pasukan Islam ditarik mundur. Sementara itu, penyerangan terus dilakukan pada
pasukan Romawi yang berada di Turki. Pasukan Islam melakukan penyerangan ke
Perancis dengan menyeberang pegunungan Baranes. Mereka sampai ke wilayah
Septomania dan Profanes, lalu melakukan pengepungan Toulon--sebuah wilayah
Perancis. Namun, kaum muslimin tidak berhasil mencapai kemenangan yang
berarti di Perancis. Sangat sedikit terjadi perang di masa pemerintahan Umar

15
Ali Muhammad Ash-Shallabi, Biografi Umar bin Abdul Aziz,.. h. 292-299.

10
Dakwah Islam marak dengan menggunakan nasihat yang penuh hikmah sehingga
banyak orang yang masuk Islam.
2. Peristiwa-Peristiwa Penting di Zamannya
Masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz terhitung pendek. Pada masa
pemerintahannya tidak terjadi konflik internal yang menonjol. Sampai-sampai
orang-orang Khawarijj menghentikan semua gerakan revolusionernya dan
mendatangi Umar untuk melakukan dialog terbuka. Bahkan, banyak di antara
mereka yang kembali ke jalan yang benar bersama Umar bin Abdul Aziz.16
3. Peranan Umar bin Abdul Aziz dalam Pendidikan Suku-Suku di Wilayah
Afrika Utara
Di antara kebaikan-kebaikan Umar bin Abdul Aziz yang besar adalah
beliau mengutus sepuluh ahli fikih (al-fuqaha’ al-asyrah) ke wilayah Afrika Utara
untuk mengajarkan agama kepada para penduduknya Keberkahan-keberkahan
pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz di wilayah Afrika Utara bermula
dari mengangkat seorang pemimpin yang saleh di sana.17

D. Kisah Wafatnya Umar bin Abdul Aziz


Umar bin Abdul Aziz meninggal dunia di Khanasir (sebuah kota di Syria)
di Deir Semaan, di antara Hama dan Aleppo, pada lima hari terakhir bulan Rajab,
tahun 101 H.
Masa kekhalifahannya berlangsung selama dua tahun lebih lima bulan.
Pada saat wafat, Beliau berusia 39 tahun 6 bulan. Ada yang mengatakan sebab
kematiannya adalah anggota tubuhnya tidak dapat digerakkan. Dan ada yang
mengatakan bahwa para pemimpin Bani Umayyah membubuhkan racun padanya.
Bani Umayyah merasa sesak dengan tindakan-tindakan Umar, karena beliau telah
menghapuskan keistimewaan-keistimewaan yang mereka miliki. Allah lebih
mengetahui yang mana yang benar.18

16
Ahmad Al- Usairy, Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX, Terj.
Samson Rahman, (Jakarta: Penerbit Akbar Media, 2013), h. 205.
17
Ali Muhammad Ash-Shallabi, Sejarah Daulah Umawiyyah & Abbasiyah, (Jakarta:
Ummul Qura, 2016), h. 85.
18
Ibid,. h. 84.

11
BAB III
PENUTUP
Khalifah Umar bin Abdul Aziz merupakan penyelamat bagi Dinasti
Umayyah karena telah membawa rakyatnya menjadi makmur dan sejahtera.
Umar bin Abdul Aziz adalah sosok khalifah yang memiliki ahlak yang
mulia, ditengah kesibukannya mengurusi ketata negaraan,ternyata beliau pun
tidak pernah luput dari interaksinya dengan sang Maha Pencipta Allah SWT,
begitu pula dalam pemerintahannya beliau meningkatkan ahlak masyarakatnya
dalam membenahi kebenaran dan keadilan, menghormati hukum syara, serta
mengungkap yang haq dan batil.
Modal latar belakang ibadah yang baik maka akan melahirkan pula moral,
budi-pekerti, ahlak dan tingkahlaku yang mulia dan terpuji. Demikianlah ahlak
Umar bin Abdul Aziz dalam segal asepak-terjangnya.
Pada waktu terpilihnya beliau menjadi khalifah sebagai pengganti khalifah
sebelumnyapun sudah menunjukan bahwa beliau sebenarnya tidak menginginkan
jabatan yang amat berat itu. Tetapi karena rasa tanggung jawabnya dan kebijakan-
kebijakan serta sifat-sifat yang mulialah beliau mampu mensejahterakan
rakyatnya pada masa itu. Diantara keijakan-kebijakannya pada pemerintahannya
yaitu beliau menempatkan orang-orang yang sesuai pada jabatan-jabatan penting.
Karena beliau lebih memperhatikan kebijakan dalam negerilah yang akhirnya
membuat pemerintahannya lebih menonjol.

12
DAFTAR PUSTAKA

Al-Usairy, Ahmad. 2013. Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad
XX, Terj. Samson Rahman. Jakarta: Penerbit Akbar Media.

Armando. 2005. Umar Ibn Abdul Aziz dalam Ensiklopedi Islam, Vol.3. Jakarta:
PT. Ictiar Baru Van Houve.

Ash-Shallabi, Ali Muhammad. 2014. Biografi Umar bin Abdul Aziz. Jakarta:
Beirut.

Ash-Shallabi, Ali Muhammad. 2016. Daulah Umawiyyah & Abbasiyah. Jakarta:


Ummul Qura.

As-Suyuthi, Imam. 2003. Tarikh Khulafa, Terj. Samson Rahman. Jakarta: Pustaka
Al-Kautsar.

Lapidus, Ira. 1999. Sejarah Sosial Umat Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Mufrodi, Ali. 1997. Islam Dikawasan Kebudayaan Islam Arab. Jakarta: Logos.

N., Firdaus A. 1988. Kepemimpinan Khalifah Umar Ibn Abdul Aziz. Jakarta: CV.
Pedoman Ilmu Jaya.

Syalabi, Ahmad. 1983. Sejarah Kebudayaan Islam 2. Jakarta: Pustaka Alhusna.

13

Anda mungkin juga menyukai