PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Ibunya bernama Ummu ‘Ashim binti ‘Ashim bin Umar bin Al- Khathab.
Di wajah Umar terdapat bekas luka karena tendangan seekor binatang. Peristiwa
1
Ali Muhammad Ash-Shallabi, Biografi Umar bin Abdul Aziz, (Jakarta: Beirut, 2014),
h.1.
2
Imam As-Suyuthi, Tarikh Khulafa, Terj. Samson Rahman, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,
2003), h. 269.
3
Ali Muhammad Ash-Shallabi, Biografi Umar bin Abdul Aziz,.. h. 1.
4
Imam As-Suyuthi, Tarikh Khulafa, Terj. Samson Rahman, .... h. 169.
2
itu terjadi pada saat dia masih kanak-kanak. Pada saat ayahnya menghapus darah
yang mengalir di mukanya dia berkata, “Jika kamu adalah orang yang terluka
dikepalanya dari kalangan Umayyah, maka engkau akan menjadi orang yang
bahagia.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Asakir).
Umar bin Al-Khathab pernah berkata, “Akan ada dari keturunanku
seorang anak yang di wajahnya ada bekas luka. Dia akan memenuhi dunia
dengan keadilan.” (Diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi dalam Tarikhnya). Maka
benarlah apa yang menjadi perkiraan ayahnya.
Ibnu Sa’ad meriwayatkan bahwa Umar bin Khathab berkata, “Semoga ada
salah seorang dari keturunanku yang memiliki gelar huruf ‘syin’ yang akan
memenuhi dunia dengan keadilan sebagaimana dia diliputi dengan kelaliman.”
Dari Ibnu Umar, dia berkata, “Kita pernah berbicara bahwa dunia ini tidak
akan runtuh sebelum ada seorang laki-laki yang memimpin dari kalangan keluarga
Umar, yang berbuat sebagaimana Umar berbuat. Bilal bin Abdullah bin Umar
memiliki tahi lalat di wajahnya. Orang-orang kemudian mengira bahwa orang
yang dikatakan oleh Umar adalah dia. Hingga akhirnya Allah mendatangkan
Umar bin Abdul Aziz.”
Beliau telah berusaha menghafal Al-Qur’an sejak kecil. Kemudian
ayahnya mengirimnya ke Madinah untuk belajar berbagai ilmu di sana. Dia
banyak berguru kepada Ubaidillah bin Abdullah. Tatkala ayahnya meninggal,
Abdul Malik memintanya untuk datang ke Damaskus. Lalu dia dikawinkan
dengan anaknya yang bernama Fathimah. Sebelum dia menjadi khilafah dia
terkenal sebagai seorang yang sangat shaleh, hanya saja dia suka berfoya-foya.
Maka orang-orang yang dekat dengannya tidak mencelanya kecuali kefoya-foyaan
dan kesombongannya dalam berjalan.5
Setelah menikah, beberapa saat kemudian dia juga diangkat menjadi
Gubernur di Khusnasirah, kota besar sesudah Aleppo di bagian Syiria pada tahun
85 H.
5
Imam As-Suyuthi, Tarikh Khulafa, Terj. Samson Rahman,... h. 270.
3
Tetapi belum sampai dia bertugas selama dua tahun di sana, dia
dipindahkan ke kota suci Madinah untuk menjadi Gubernur dan menggantikan
Gubernur lama yang selalu menggelisahkan rakyat. Berkat kesuksesan dalam
tugasnya, maka kemudian diangkat untuk menjadi wali atau Gubernur untuk
seluruh Tanah Hijaz yang mewilayahi dua kota suci Islam (Haramain), Mekkah
dan Madinah.
Selama enam tahun di Madinah, dia telah banyak berbuat untuk kota itu,
terutama di bidang pembangunan dan ketentraman. Salah satu kebijakanya ketika
menjadi Gubernur adalah memperluas masjid Madinah dan membuat sumur
umum untuk kepentingan rakyat dan musyafir yang berlalu lintas.6
6
Armando, Umar Ibn Abdul Aziz dalam Ensiklopedi Islam, Vol.3, (Jakarta: PT. Ictiar
Baru Van Houve, 2005), h. 1253.
7
Ahmad Syalabi, Sejarah Kebudayaan Islam 2, (Jakarta: Pustaka Alhusna, 1983), h. 82.
8
Imam As-Syuyuthi, Tarikh Khulafa, Terj. Samson Rahman ,....h. 272.
4
tawadlu serta zuhud. Sebelum meninggal Khalifah Sulaiman menuliskan nama
penggantinya pada sebuah surat wasiat dan mengumpulkan para pembesar militer
dan sipil untuk sudi membaiat siapapun yang nantinya dia pilih, dan semuanya
setuju. Semua itu dia lakukan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Akhirnya Khalifah Sulaiman meninggal, dan semua orang di kumpulkan
di Masjid Damaskus kemudian surat wasiat yang ditulis oleh Khalifah Sulaiman
itupun dibuka, di dalamnya tertulis nama Umar Ibn Abdul Aziz.
Beliau dilantik sebagai khalifah berdasarkan wasiat tertulis Sulaiman.
Beliau dibai’at sebagai khalifah pada bulan Shafar tahun 99 H. Beliau menjadi
khalifah dalam jangka waktu dua tahun lima bulan sebagaimana masa
kekhilafahan Abu Bakar Ash-Shiddiq. Di masa pemerintahannya ini beliau telah
memenuhi dunia dengan keadilan, mengembalikan semua harta yang diambil
dengan cara yang tidak halal dan kejam. Beliau telah melakukan banyak tradisi
yang baik. Tatkala namanya dinyatakan sebagai pengganti Sulaiman beliau
terkulai lemas dan berkata, “Demi Allah, sesungguhnya saya tidak pernah
memohon perkara ini kepada Allah satu kali pun.” Orang-orang yang bertugas
untuk mengawalnya dengan kendaraan khusus khalifah, mendapatkan sesuatu di
luar dugaan tatkala beliau menolak untuk menaiki kendaraan khusus itu, dan
meminta kepada salah seorang di antara mereka untuk mendatangkan binatang
kendaraannya. Al-Hakam bin Umar berkata; “Saya menyaksikan orang-orang
yang datang dengan kendaraan khusus kepada Umar bin Abdul Aziz saat beliau
diangkat menjadi khalifah. Namun justru beliau berkata, “Kirim kendaraan-
kendaraan itu ke pasar dan juallah kemudian hasil penjualannya simpan di Baitul
Mal. Saya cukup naik kendaraanku ini saja.”9
Beliau dibaiat menjadi khalifah setelah wafatnya Sulaiman bin Abdul
Malik, sedang dia tidak menyukainya. Oleh karena itu dia mengumpulkan orang-
orang di mesjid untuk salat berjamaah lalu berpidato. Setelah menyampaikan
pujian kepada Allah dan bersalawat kepada Nabi, dalam pidatonya dia
mengatakan,“Wahai manusia! Saya telah diuji untuk mengemban tugas ini tanpa
dimintai pendapat, permintaan dari saya, atau musyawarah kaum Muslimin. Maka
9
Ibid,.
5
sekarang ini saya membatalkan baiat yang kalian berikan kepada diri saya dan
untuk selanjutnya pilihlah khalifah yang kalian suka!” Tetapi orang-orang yang
hadir dengan serempak mengatakan, “Kami telah memilih engkau wahai Amirul
Mukminin. Perintahlah kami dengan kebahagiaan dan keberkatan!” Setelah itu
beliau lalu menyuruh semua orang untuk bertakwa, untuk tidak menyukai dunia
dan menyukai akhirat, kemudian berkata, “Wahai manusia! Barang siapa menaati
Allah, wajib ditaati, siapa yang mendurhakai-Nya tidak boleh ditaati oleh
seorangpun. Wahai manusia! Taatilah saya selama saya menaati Allah dalam
memerintamu dan jika saya mendurhakai-Nya tidak ada seorangpun yang boleh
mentaati saya.” Lalu dia turun dari mimbar.10
Umar Ibn Abdul Aziz Memeritah berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah,
Hal yang dilakukan pertama kali saat ia menjadi Khalifah adalah dia berjanji akan
memerintah dengan berpedoman teguh pada Al-Qur’an dan Hadist, seperti dalam
pidatonya setelah beberapa saat terpilih, Khalifah Umar Ibn Abdul Aziz berkata,”
Rasulullah Saw dan para Khulafatur Rasyidin telah menetapkan sunahsunahnya.
Barang siapa menaatinya sama artinya dengan membenarkan kitab Allah,
menyempurnakan ketaatan kepada Allah, dan mengkokohkan agama Allah untuk
dirinya. Manusia tidak boleh mengganti, merubah ataupun mencari yang lain,
yang bertentangan dengan hal tersebut, dan barang siapa yang berpedoman
padanya dia akan memperoleh petunjuk. dan barang siapa yang memenangkannya
maka dia akan menang, dan barang siapa yang meninggalkannya, maka dia akan
masuk neraka yang seburuk buruknya hunian.” Oleh karena itulah Umar
menjalankan pemerintahan berdasarkan Al-Qu’ran dan Hadits.
Setelah berjanji akan menjalankan pemerintahan berdasarkan Al-Qur’an
dan Hadits ia sadar bahwa kehidupanya selama ini, tepatnya sebelum menjadi
Khalifah adalah kehidupan yang kurang baik, karena dulu dia hidup bergelimang
harta, sehingga terkadang ia berfoya-foya. Beberapa hal yang dilakukan untuk
menebus kesalahanya dulu ialah ia menjauhkan diri dari kenikmatan dunia.
Pertama-tama dia menjual kendaraan untuk Khalifah dan hasilnya dimasukan ke
Baitul Maal, kemudian dia mengembalikan semua perkebunan yang pernah
10
Ali Muhammad Ash-Shallabi, Biografi Umar bin Abdul Aziz,.. h. 30.
6
diberikan padanya, setelah itu ia lepaskan semua tanah dan semua benda yang
telah diwariskan padanya, karena dia yakin bahwa semua itu bukanlah harta yang
baik dan halal, ditanggalkanya semua pakaian pakaiannya yang mahal dan
digantikan dengan pakaian-pakaian yang sederhana. Bahkan ia melayani dirinya
sendiri dan tidak boleh orang lain untuk melayaninya.
11
Ali Mufrodi, Islam Dikawasan Kebudayaan Islam Arab, (Jakarta: Logos, 1997), 57.
12
Firdaus A. N, Kepemimpinan Khalifah Umar Ibn Abdul Aziz, (Jakarta: CV. Pedoman
Ilmu Jaya, 1988), 175-176.
7
Umar Ibn Abdul Aziz menghentikan peperangan terhadap orang
yang belum beragama Islam di negeri yang di taklukan. Sebagai perluasan
Islam yang melancarkan dakwah Islam dengan cara lemah lembut dan
bijak, kebijaksanaan ini membuat banyak penduduk yang belum
beragama Islam masuk ke dalam agama Islam. Diantaranya mereka
adalah Raja Sind yang kemudian diikuti oleh rakyatnya. Begitu pula
penduduk Mesir, Suriah dan Persia. Sebelumnya mereka bersetatus
sebagai Kaum Dzimmi (warga non Muslim yang berada di wilayah
negara Islam dan mendapatkan perlindungan).
Untuk melarang rakyat mencacimaki Ali bin Abi Thalib dalam
pidato atau khutbah jum’at. Sebelumnya caci maki yang dilakukan oleh
Khalifah terdahulu yaitu Khalifah Mu’awiyah sampai Sulaiman sebagai
suatu kebijakan untuk menjauhkan rakyat dari pengaruh syi’ah. Bahkan
bukan sekedar cacian tapi laknatan, ini menimbulkan dendam di keluarga
syi’ah. Maka ketika Umar memegang tampuk pemerintahan, dia segera
menghapuskan kebijakan-kebijakan itu, mengucapkan hal-hal yang jelek
dalam khutbah adalah tidak sesuai agama dan amat kasar dan keji,
kebiasaan melaknat Ali bin Abi Thalib pada setiap khutbah jum’at
dilarang dan di ganti dengan meletakkan mimbar masjid sebagai mimbar
perdamaian yaitu untuk kesatuan dan persatuan umat.
Umar Ibn Abdul Aziz cukup jenius dalam menanggapi situasi ini secara
realistis, dan mengajukan solusi yang terbaik dan merupakan satu-satunya solusi
yang memungkinkan untuk ditempuh. Umar Ibn Abdul Aziz menyadari
bahwasanya dominasi sebuah etnis lainya adalah suatu yang anakronik, dalam
pandangan Umar Ibn Abdul Aziz, problem ini tidak semata menenangkan
kelompok Arab. Sebaliknya ia berprinsip bahwasanya imperium ini bagi seluruh
warga muslim.13
13
Ira Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,1999), h.
95-96.
8
b) Dalam Bidang Ekonomi
Dalam penarikan pajak Khalifah Umar Ibn Abdul Aziz telah menekankan
bahwa pajak harus dikumpulkan dengan adil dan dalam pengambilanya tersebut
harus lemah lembut tanpa adanya tindak kekerasan ditambah lagi jangan sampai
melebihi kemampuan oarng yang dibebani. Dan yang paling penting para
pengumpul pajak tidak boleh menjauhkan rakyat dari kebutuhan pokok.
Kebijakan yang dilakukan Umar dalam bidang ekonomi diantaranya juga
sangat memperhatikan umatnya. Umar melakukan pembersihan di kalangan
keluarga Bani Umayyah. Tanah- tanah atau harta lain yang pernah di berikan
kepada orang tertentu di masukan ke dalam Baitul Māl. Terhadap para gubernur
dan pejabat yang bertindak sewenang-wenang, Ia tidak raguragu untuk mengambil
tindakan tegas, ia memecat Yazid bin Abi Muslim (Gubernur Irak) dan Assaqafi
dari jabatannya sebagai pemungut pajak di Mesir.14
Kebijakan dibidang fiskal mendorong orang non muslim untuk memeluk
agama Islam. Khalifah Umar Ibn Abdul Aziz juga Mengurangi beban pajak yang
biasa di pungut dari orang-orang Nasrani. Dan ia juga memerintahkan supaya
menghentikan pemungutan pajak dari kaum Nasrani yang masuk agama Islam.
Dengan begitu berbondong-bondonglah kaum Nasrani masuk Islam. Hal tersebut
merupakan penghargaan mereka terhadap ajaran-ajaran Islam, dan juga daya tarik
pribadi Umar Ibn Abdul Aziz sendiri. Disamping ingin bebas dari membayar
pajak.
Ada beberapa cara yang ditempuh oleh Umar bin Abdul Aziz untuk
mewujudkan rencana pertumbuhan ekonomi yang dicanangkannya, antara lain:
1) Membentuk iklim yang kondusif untuk pertumbuhan
Dalam usahanya membentuk iklim kondusif Buek untuk pertumbuhan
ekonomi Umar melakukan beberapa cara, di antaranya:
a) Mengembalikan hak kepada yang berhak menerimanya.
Sehingga tercipta suasana yang ibatrer aman dan tenteram, nilai-nilai
kebenaran dan keadilan dapat ditegakkan, hak yang pernah dirampas dari anak
negeri (mazhalim) dikembalikan kepada pemilik semula.
14
As-Syuyuthi, Tarikh Khulafa, .... h. 275.
9
b) Memberikan kebebasan berekonomi yang terikat dengan aturan syariat.
Konsep ekonomi bebas terikat yang diterapkan oleh Umar bin Abdul Aziz ini
dapat dilihat dari surat yang ditulis oleh Umar kepada pejabatnya,
“Sesungguhnya salah satu bentuk ketaatan kepada Allah yang disampaikan
melalui kitab-Nya adalah dengan mengajak orang lain untuk memeluk agama
Islam secara menyeluruh dan membiarkan orang lain untuk mengolah harta
mereka di daratan maupun di deru lautan, dengan tidak mencegah atau
menghalang-halangi mereka.”
2) Menerapkan kebijakan baru dalam bidang pertanian
Umar bin Abdul Aziz menerapkan beberapa langkah untuk meningkatkan
produksi pertanian masyarakat, berikut ini kami uraikan langkah-langkah tersebut:
a) Melarang jual beli tanah kharraj (tanah milik orang kafir yang dikenakan pajak
bumi karena berada diwilayah Islam.
b) Memerhatikan kesejahteraan para petani dan memberi keringanan pajak bagi
mereka.
c) Perbaikan, pemeliharaan, dan pembukaan lahan baru.
d) Umar dan tanah hima (tanah yang dikelilingi pembatas sehingga orang lain
dilarang untuk memasukinya atau mengembalakan ternaknya disana.
e) Proyek pembangunan infrastruktur.15
C. Usaha Yang Dilakukan Umar bin Abdul Aziz dalam Menyebarkan Islam
1. Penaklukan di Masa Pemerintahannya
Pengepungan Konstantinopel terhenti dan beliau memerintahkan agar
pasukan Islam ditarik mundur. Sementara itu, penyerangan terus dilakukan pada
pasukan Romawi yang berada di Turki. Pasukan Islam melakukan penyerangan ke
Perancis dengan menyeberang pegunungan Baranes. Mereka sampai ke wilayah
Septomania dan Profanes, lalu melakukan pengepungan Toulon--sebuah wilayah
Perancis. Namun, kaum muslimin tidak berhasil mencapai kemenangan yang
berarti di Perancis. Sangat sedikit terjadi perang di masa pemerintahan Umar
15
Ali Muhammad Ash-Shallabi, Biografi Umar bin Abdul Aziz,.. h. 292-299.
10
Dakwah Islam marak dengan menggunakan nasihat yang penuh hikmah sehingga
banyak orang yang masuk Islam.
2. Peristiwa-Peristiwa Penting di Zamannya
Masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz terhitung pendek. Pada masa
pemerintahannya tidak terjadi konflik internal yang menonjol. Sampai-sampai
orang-orang Khawarijj menghentikan semua gerakan revolusionernya dan
mendatangi Umar untuk melakukan dialog terbuka. Bahkan, banyak di antara
mereka yang kembali ke jalan yang benar bersama Umar bin Abdul Aziz.16
3. Peranan Umar bin Abdul Aziz dalam Pendidikan Suku-Suku di Wilayah
Afrika Utara
Di antara kebaikan-kebaikan Umar bin Abdul Aziz yang besar adalah
beliau mengutus sepuluh ahli fikih (al-fuqaha’ al-asyrah) ke wilayah Afrika Utara
untuk mengajarkan agama kepada para penduduknya Keberkahan-keberkahan
pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz di wilayah Afrika Utara bermula
dari mengangkat seorang pemimpin yang saleh di sana.17
16
Ahmad Al- Usairy, Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX, Terj.
Samson Rahman, (Jakarta: Penerbit Akbar Media, 2013), h. 205.
17
Ali Muhammad Ash-Shallabi, Sejarah Daulah Umawiyyah & Abbasiyah, (Jakarta:
Ummul Qura, 2016), h. 85.
18
Ibid,. h. 84.
11
BAB III
PENUTUP
Khalifah Umar bin Abdul Aziz merupakan penyelamat bagi Dinasti
Umayyah karena telah membawa rakyatnya menjadi makmur dan sejahtera.
Umar bin Abdul Aziz adalah sosok khalifah yang memiliki ahlak yang
mulia, ditengah kesibukannya mengurusi ketata negaraan,ternyata beliau pun
tidak pernah luput dari interaksinya dengan sang Maha Pencipta Allah SWT,
begitu pula dalam pemerintahannya beliau meningkatkan ahlak masyarakatnya
dalam membenahi kebenaran dan keadilan, menghormati hukum syara, serta
mengungkap yang haq dan batil.
Modal latar belakang ibadah yang baik maka akan melahirkan pula moral,
budi-pekerti, ahlak dan tingkahlaku yang mulia dan terpuji. Demikianlah ahlak
Umar bin Abdul Aziz dalam segal asepak-terjangnya.
Pada waktu terpilihnya beliau menjadi khalifah sebagai pengganti khalifah
sebelumnyapun sudah menunjukan bahwa beliau sebenarnya tidak menginginkan
jabatan yang amat berat itu. Tetapi karena rasa tanggung jawabnya dan kebijakan-
kebijakan serta sifat-sifat yang mulialah beliau mampu mensejahterakan
rakyatnya pada masa itu. Diantara keijakan-kebijakannya pada pemerintahannya
yaitu beliau menempatkan orang-orang yang sesuai pada jabatan-jabatan penting.
Karena beliau lebih memperhatikan kebijakan dalam negerilah yang akhirnya
membuat pemerintahannya lebih menonjol.
12
DAFTAR PUSTAKA
Al-Usairy, Ahmad. 2013. Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad
XX, Terj. Samson Rahman. Jakarta: Penerbit Akbar Media.
Armando. 2005. Umar Ibn Abdul Aziz dalam Ensiklopedi Islam, Vol.3. Jakarta:
PT. Ictiar Baru Van Houve.
Ash-Shallabi, Ali Muhammad. 2014. Biografi Umar bin Abdul Aziz. Jakarta:
Beirut.
As-Suyuthi, Imam. 2003. Tarikh Khulafa, Terj. Samson Rahman. Jakarta: Pustaka
Al-Kautsar.
Lapidus, Ira. 1999. Sejarah Sosial Umat Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Mufrodi, Ali. 1997. Islam Dikawasan Kebudayaan Islam Arab. Jakarta: Logos.
N., Firdaus A. 1988. Kepemimpinan Khalifah Umar Ibn Abdul Aziz. Jakarta: CV.
Pedoman Ilmu Jaya.
13