Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DI GUDANG FARMASI
RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III
HEMA NOVIA DEWANTARI K11019R116
REFFADA MAHATVA YODHYASENA I4C019026
ZULFA MAZIDAH K11019R116
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen logistic
Manajemen logistik merupakan suatu ilmu pengetahuan dan atau seni serta
proses mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan
penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan material/alat (luqman, 2017).
Menurut febriawati, (2013) Prinsip dalam manajemen merupakan pegangan
umum untuk dapat terselenggaranya fungsi-fungsi logistik yang baik, berikut
fungsi manajemen fungsi logistik :
Non E- Kasuistik
Katalog
Skema 2. Sistem Pengadaan sediaan farmasi di RSUD Prof. dr. Margono
Soekarjo
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengadaan obat perbekalan kesehatan
adalah:
1. Kriteria obat dan perbekalan kesehatan
2. Persyaratan pemasok
3. Penilaian dokumen data dan teknis
4. Penentuan waktu pengadaan dan kedatangan obat
5. Penerimaan dan pemeriksaan obat dan perbekalan kesehatan
6. Pemantauan status pesanan
Penentuan waktu pengadaan dan kedatangan obat dari berbagai sumber
anggaran perlu ditetapkan berdasarkan hasil analisa dari data:
1. Sisa stok dengan memperhatikan waktu (tingkat kecukupan obat dan
perbekalan kesehatan).
2. Jumlah obat yang akan diterima sampai dengan akhir tahun anggaran.
3. Kapasitas sarana penyimpanan.
4. Waktu tunggu
Waktu Tunggu adalah waktu yang dihitung mulai dari permintaan obat
oleh unit pengelola obat sampai dengan penerimaan obat, umumnya waktu tunggu
berkisar antara 3 s/d 6 bulan.
Secara umum pengadaan di Rumah Sakit Umum Daerah Prof. dr. Margono
Soekarjo Purwokerto sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 72 tahun
2016 mengenai Standar Pelayanan Rumah Sakit. Di dalam proses pengadaan pada
PMK RI No.72 tahun 2016 terdapat beberapa metode pengadaan yaitu,
pembelian, produksi/ pembuatan sediaan farmasi, dan hibah/sumbangan.
Pada sistem pengadaan secara pembelian terdapat beberapa tim atau pejabat
yang terlibat di dalam proses pembelian. Berikut merupakan struktur Unit
Layanan Pengadaan yang terdapat di RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo
Purwokerto.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Manajemen logistik di rumah sakit merupakan salah satu aspek penting
di rumah sakit. Ketersediaan obat menjadi tuntutan pelayanan kesehatan saat ini.
Di rumah sakit manajemen logistik meliputi tahap-tahap yaitu perencanaan,
pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, penghapusan, evaluasi dan monitoring
yang saling terkait satu sama lain, sehingga terkoordinasi dengan baik agar
masing-masing dapat berfungsi secara optimal. Salah satu faktor yang sangat
berpengaruh dalam persediaan obat di rumah sakit adalah pengontrolan jumlah
stok obat untuk memenuhi kebutuhan. Perencanaan dilakukan untuk menghindari
kekosongan obat sedangkan pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan
perencanaan. Pengadaan yang efektif harus menjamin ketersediaan, jumlah, dan
waktu yang tepat dengan harga yang terjangkau dan sesuai standar mutu. Salah
satu kegiatan pengadaan adalah pemantauan proses, yang dimaksud pemantauan
proses yaitu lamanya waktu tunggu pengadaan obat (lead time) yang dibutuhkan
dari tahap perencanaan sampai obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
sampai di gudang farmasi.
Lead time adalah waktu tunggu pemesanan obat atau waktu tunggu yang
dibutuhkan dari mulai perencanaan sampai obat diterima secara utuh beserta
dokumennya di gudang farmasi rumah sakit. Lead time merupakan salah satu
indikator penting yang berpengaruh terhadap perencanaan serta pengendalian
persediaan obat. Evaluasi waktu tunggu pengadaan obat (lead time) berfungsi
untuk membantu menentukan distributor mana yang memiliki waktu tunggu yang
cepat maupun lambat, sehingga unit layanan pengadaan (ULP) dapat
mempertimbangkan pemilihan distributor.
Gudang farmasi RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo memiliki kebijakan
tersendiri untuk pengadaan, pada tahap perencanaan dimulai dari penanggung
jawab gudang yang menyusun kebutuhan sediaan farmasi kemudian mengajukan
ke pada unit pelayanan pengadaan (ULP), selanjutnya unit layanan pengadaan
(ULP) akan membuat surat pemesanan yang kemudian akan di kirimkan kepada
industri (PRINCIPLE) atau distributor (PBF) untuk dilakukan pembelian.
Berdasarkan data yang diperoleh dapat dilakukan perhitungan lead time surat
Pesan (SP), lead time PBF, dan lead time keseluruhan ( lead time over all).
Grafik 1. Rata-rata Lead time Obat e-katalog
DAFTAR PUSTAKA
Athijah, U., Zairini, E., Sukorini, A.I., Rosita, E.M., Putri, A.P. 2010. Perencanaan
dan Pengadaan Obat di Puskesmas Surabaya Timur dan Selatan. Jurnal
Farmasi Indonesia. Vol. 5 No. 1, 15-23
Suciati, Suci dan Adisasmoto, Wiku B.B. 2006. Analisis Perencanaan Obat
Berdasarkan ABC Indeks Kritis di Instalasi Farmasi. Jurnal Managemen
Pelayanan Kesehatan. Vol. 1 No. 1. 1-6
Kepmenkes RI, 2008, Menteri Kesehatan RI, Jakarta, Menteri Kesehatan RI,
Jakarta.