Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KEPANITERAAN

PERAWATAN ORTHODONTIK
MODUL MALOKLUSI

Disusun Oleh :
Nama : Monica Hafi Azizi
No Mahasiswa : 20184020073
Nama Pasien : Melany Ayu Octavia
No Model : 53080P19/220319

Pembimbing :
Dr. drg. Tita Ratya Utari, Sp. Ort

PENDIDIKAN PROFESI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
REKAM MEDIK PERAWATAN ORTODONTIK

No. RM : 0 5 3 0 8 0

No.Model : 53080P19/220319
Drg/Operator : Monica Hafzi Azizi

Nama : Melany Ayu Octavia


Alamat : Kota Metro, Lampung
Telepon/HP : 0821-7527-3322

DATA PASIEN

1. Tempat/tanggal lahir : Metro, 10 Oktober 1999


2. Usia : 19 tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Pekerjaan : Mahasiswi
5. Agama : Islam
6. Suku : Minang
7. Nama Ayah : H. Amrizal Koto Suku : Minang Usia : 50 thn
8. Nama Ibu : Hj. Erna Rizal Suku : Minang Usia : 57 thn
9. Pekerjaan Orang Tua : Wiraswasta
10. Alamat Orang Tua : Jl. Sakura No. 09 15 Polos Metro Pusat, Kota Metro,
Provinsi Lampung.

Tanggal Pendaftaran : 21 Maret 2019


Tanggal Pencetakan : 22 Maret 2019
DATA MEDIK UMUM

1. Golongan darah :O
2. Penyakit jantung : tidak ada
3. Diabetes : tidak ada
4. Haemophilia : tidak ada
5. Hepatitis : tidak ada
6. Penyakit lainnya : tidak ada
7. Alergi terhadap obat : tidak ada
8. Alergi terhadap makanan : tidak ada

ANAMNESIS
 Keluhan Utama :
Pasien datang mengeluhkan gigi depan bawahnya yang berjarak.

 Riwayat Perjalanan Penyakit :


Pasien merasa giginya berjarak sejak 4 tahun yang lalu. Pasien merasakan makanan
sering terselip pada gigi depan bawahnya dan memiliki kebiasaan menggigit bibir
terutama bibir bawah. Pasien belum pernah mengkonsultasikan hal ini ke dokter gigi.

 Riwayat Kesehatan Oral :


Pasien sikat gigi 1 kali sehari saat mandi pagi. Pasien terakhir datang ke dokter gigi
sewaktu kecil untuk mencabutkan gigi susunya.

Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi Geligi


a. Gigi Desidui: Pada saat masih kecil gigi rahang atas renggang, pasien mengaku
gigi susunya ada yang berlubang.
b. Gigi Bercampur: Pasien pernah mencabutkan gigi susunya yang sudah goyah ke
dokter gigi dan gigi pasien ada yang tanggal dengan sendirinya.
c. Gigi Permanen: Pasien belum pernah mencabutkan giginya ke dokter gigi dan
pasien merasakan gigi bawahnya berjarak. Gigi bungsu pasien
semuanya belum tumbuh.
 Kebiasaan Jelek yang Berkaitan Dengan Keluhan Pasien :

Jenis Kebiasaan Durasi Frekuensi Intensitas Keterangan

Mengigit Bibir 10 detik 5-6 kali sehari Sering Masih dilakukan


sampai sekarang

 Riwayat Kesehatan Keluarga :


a. Ayah: ayah dicurigai memiliki riwayat penyakit hipertensi dan keadaan gigi
geliginya tampak berjejal pada bagian bawah.
b. Ibu: ibu tidak dicurigai mempunyai riwayat penyakit sistemik dan keadaan gigi
geliginya tampak rapi.
c. Kakak: keadaan gigi geliginya tampak berjarak.

 Riwayat Kehidupan Pribadi/Sosial :


Pasien adalah mahasiswi Farmasi UMY semester 4. Pasien tinggal di Jogja kos di
dekat kampus. Pasien rutin mengkonsumsi sayur.

 Riwayat Kesehatan Umum :


Pasien tidak dicurigai mempunyai penyakit sistemik. Tidak memiliki alergi obat dan
makanan.
PEMERIKSAAN FISIK

 Vital Sign :
 Tekanan darah : 107 / 83 mmHg (normal)
 Nadi : 94x/menit.
 Pernafasan : 18x/menit.
 Suhu : afebris
 Berat badan : 50 kg
 Tinggi Badan : 153 cm

 Pemeriksaan Ekstra Oral :


(kepala/muka, kulit, mata, hidung, bibir, telinga, muskulus skeletal, sistem
pengunyahan, kelenjar ludah dan limfe).

Kepala :
Indeks Kepala = Lebar Kepala ( mm) x 100 = 14 mm x 100 = 82%
Panjang Kepala ( mm) 17 mm
Bentuk Kepala : Brakisefali

Muka :
Indek muka = Jarak N – Gn ( mm) x 100 = 10,65 mm x 100 = 78%
Lebar Bizygomatik ( mm) 13,5 mm
Bentuk muka : Hipereuriprosop

 Profil Muka :
 Garis Simon (Bidang Orbital) : Posisi rahang terhadap bidang orbital/garis Simon
Maksila Kanan : 1/3 distal C (normal)
Kiri : 1/3 distal C (normal)
Mandibula Kanan : Inter C dan P1 (normal)
Kiri : Inter C dan P1 (normal)
 Sendi Temporomandibular (TMJ) : Normal
 Tonus Otot Mastikasi : Normal
 Tonus Otot Bibir : Normal
 Bibir Posisi Istirahat : Normal
 Free Way Space : Normal

Fasial Neuromuscular K. Ludah K. Limfe Tl. Rhg TMJ


Deformitas TAK TAK TAK TAK TAK TAK
Nyeri TAK TAK TAK TAK TAK TAK
Tumor TAK TAK TAK TAK TAK TAK
Gangguan TAK TAK TAK TAK TAK TAK
Fungsi

Deskripsi lesi / kelainan yang ditemukan :


(Berikan cici-ciri dan letak lesi serta diferensial diagnosanya)
Tidak Ada Kelainan
PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Rongga Mulut (Intra Oral)

PETA MUKOSA DAN JARINGAN LUNAK :


(Mukosa bibir, pipi, dasar mulut, lidah, gingiva, palatum, Orofaring)

 2,4 terdapat lesi linier pada mukosa bukal kanan dan kiri, sewarna nukosa,
sepanjang gigi molar hingga premolar.
Assesment: Check Bite
 33,34 terdapat lidah yang berukuran lebih besar daripada lidah normal dengan ciri
ciri ketinggian dorsum lidah melebihi oklusal dan tepi lidah menutupi 1/3 oklusal
gigi
Assessment : Makroglosia
 28, 29 terdapat lesi linier berupa pelebaran pembuluh darah vena pada ventral lidah
kanan dan kiri, berwarna kebiruan.
Assesment: Varikositas
ODONTOGRAM :

Malposisi Gigi Individual :


18: normal | 28: normal
17: normal | 27: normal
16: normal | 26: normal
15: normal | 25: normal
14: mesiopalatoversi | 24: distobukoversi
13: normal | 23: normal
12: normal | 22: normal
11: normal | 21: normal
41: normal | 31: normal
42: normal | 32: normal
43: normal | 33: normal
44: mesiolabiotorsiversi | 34: normal
45: mesioliguoversi | 35: normal
46: distolinguoversi | 36: distolinguoversi
47: normal | 37: normal
48: normal | 38: normal
Torus palatinus : tidak ada
Torus mandibula : tidak ada
Palatum : sedang
Supernumerary Teeth : tidak ada
Diastema : ada : diantara gigi 11 dan 21, 34 dan 33, 33 dan 32, 32 dan
31, 31 dan 41, 41 dan 42, 42 dan 43, 43 dan 44.
Gigi anomali : tidak ada
Gigi Tiruan : tidak ada.
Oral Hygiene : baik
Relasi Gigi Gigi Pada Oklusi Sentrik
ANTERIOR
1. Overjet : 3,4 mm (dihitung dari mesial gigi 11 terhadap mesial gigi 41)
2. Overbite : 2,4 mm (dihitung dari mesial gigi 11 terhadap mesial gigi 41)
3. Palatal bite : tidak ada
4. Deep bite : tidak ada
5. Open bite : tidak ada
6. Edge to edge bite : tidak ada
7. Cusp to cusp : tidak ada
8. Cross bite : tidak ada
POSTERIOR
1. Cross bite : tidak ada
2. Open bite : tidak ada
3. Scissor bite : tidak ada
4. Cup to Cup bite : tidak ada
Relasi Molar Pertama Kanan : Kelas II Angle
Relasi Molar Pertama Kiri : Kelas II Angle
Relasi Caninus Kanan : Kelas II
Relasi Caninus Kiri : Kelas II
Garis Tengah Rahang Bawah Terhadap Rahang Atas: segaris
Garis Inter Insisivi Sentral Terhadap Garis Tengah Wajah : segaris
ANALISIS FOTO MUKA

Tampak Depan Tampak Depan Senyum

Bentuk Muka : Hipereuriprosop

Tampak Samping

Bentuk muka : Cembung


FOTO RELASI SENTRIK

Tampak Depan

Relasi Molar Dan Caninus Kanan Relasi Molar dan Caninus Kiri
SKEMA GIGI – GIGI DARI OKLUSAL

Rahang Atas

Rahang Bawah
FOTO MODEL STUDI
ANALISIS MODEL STUDI

 Bentuk Lengkung Gigi : Rahang Atas : Parabola


Rahang Bawah : Parabola

 Lebar Mesiodistal Gigi-Gigi (mm)

RAHANG ATAS RAHANG BAWAH


Gigi Kanan Kiri Normal Ket. Gigi Kanan Kiri Normal Ket.
Kanan/kiri Kanan / kiri
1 7,7 7,9 7.40 – Normal / Normal 1 5,0 5,2 4.97 – 6.60 Normal /
9.75 Normal
2 6,45 6,4 6.05 – Normal / Normal 2 6,4 6,0 5.45 – 6.85 Normal /
8.10 Normal
3 7,3 7,3 7.05 – Normal / Normal 3 6,9 6,5 6.15 – 8.15 Normal /
9.32 Normal
4 7,4 7,6 6.75 – Normal / Normal 4 7,4 7,2 6.35 – 8.75 Normal /
9.00 Normal
5 6,5 6,5 6.00 – Normal / Normal 5 7,0 7,2 6.80 – 9.55 Tidak normal /
8.10 tidak normal
6 10,2 10,4 9.95 – Normal / Normal 6 11,4 11,35 10.62 – 13.05 Normal /
12.10 Normal
7 9,1 9,0 8.75 – Normal / Normal 7 9,7 10,3 8.90 – 11.37 Normal /
10.87 Normal

Kesimpulan : Ukuran mesio distal seluruh gigi pada rahang atas dan rahang bawah normal.
PERHITUNGAN – PERHITUNGAN
 Metode Pont
Jumlah Lebar Mesiodistal 2 1 1 2 : 28,45 mm
Jarak P1-P1 pengukuran : 37,6 mm
Jarak P1-P1 perhitungan : ∑ I x 100 = 28,45 mm x 100 = 35 mm
80 80
Diskrepansi : 2,6 mm
Jarak M1-M1 pengukuran : 48,45 mm
Jarak M1-M1 perhitungan : ∑ I x 100 = 28,45mm x 100 = 44 mm
64 64
Diskrepansi : 4,45 mm
Keterangan :
1. Perkembangan lengkung gigi Inter P1 ke arah lateral mengalami distraksi ringan
karena kurang dari 5 mm (pertumbuhan dan perkembangan ke arah lateral lebih 2,6
mm)
2. Perkembangan lengkung gigi Inter M1 ke arah lateral mengalami distraksi ringan
karena kurang dari 5 mm (pertumbuhan dan perkembangan ke arah lateral lebih 4,45
mm)
 Metode Korkhaus:
Tabel Korkhaus : 17,5 mm
Jarak I – (P1-P1) pengukuran : 15,7 mm
Diskrepansi : +1,8 mm
Keterangan:
Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke arah anterior adalah mengalami
protraksi (pertumbuhan dan perkembangan gigi ke arah anterior lebih 1,8 mm)
 Metode Howes:
Jarak lebar mesiodistal M1-M1 : 91,65 mm
Jarak P1-P1 (tonjol) : 38 mm
Indeks P : Jarak P1-P1 x 100% = 38 mm x 100 = 41 %
md M1-M1 91,65
Keterangan :
Indeks P adalah 41 % , sehingga lengkung gigi tidak dapat menampung gigi geligi
dalam keadaan lengkung ideal dan stabil , karena IP < 43%.
Jarak inter fossa canina : 42 mm
Indeks FC: Jarak FC x 100% = 42 mm x 100% = 45,82 %
md M1-M1 91,65
Keterangan:
Indeks FC adalah 45,82% sehingga lengkung basal dapat menampung gigi geligi dalam
keadaan lengkung ideal dan stabil, karena IFC > 44%.
Kesimpulan :
Besarnya indeks fossa canina (45,82%) kurang dari pada indeks premolar (41%) IFC<
IP merupakan kontra indikasi perawatan dengan ekspansi.
Determinasi Lengkung Gigi
Hasil Penapakan

Lengkung ideal
Lengkung mula-mula
Jika gigi-gigi disusun dalam lengkung ideal sampai mesial P1, maka
Rahang atas :
Lengkung gigi ideal dibuat dengan lengkung gigi posterior tetap dan koreksi lengkung
gigi anterior mengikuti gigi 11,12, 21, 22. Maka didapatkan diskrepansi sebesar :
Kanan : +2,4 mm Kiri : +2,4 mm
Rahang bawah :
Lengkung gigi ideal dibuat dengan lengkung gigi posterior tetap dan koreksi lengkung
gigi anterior mengikuti gigi 31,32,41,42. Maka didapatkan diskrepansi sebesar :
Kanan : +3,5 mm Kiri : +3 mm

Dari determinasi lengkung tersebut, maka diperoleh:


Overjet awal : 3,4 mm (dihitung dari mesial gigi 11 terhadap mesial gigi 41)
Overjet akhir: 3,4 mm (dihitung dari mesial gigi 11 terhadap mesial gigi 41)
Determinasi Lengkung Retraksi
Hasil penapakan

Lengkung ideal
Lengkung mula-mula
Rahang Atas
Kelebihan ruang pada rahang atas diatasi dengan cara retraksi ke empat gigi anterior
rahang atas sebesar 2 mm dengan lengkung posterior tetap. Maka didapatkan
diskrepansi sebesar:
Kanan : 0 mm Kiri : 0 mm
Rahang Bawah
Kelebihan ruang pada rahang bawah diatasi dengan cara retraksi ke empat gigi anterior
rahang bawah sebesar 2,7 mm dengan lengkung posterior tetap. Maka didapatkan
diskrepansi sebesar:
Kanan : +0,5 mm Kiri : 0 mm
Dari determinasi lengkung tersebut, maka diperoleh:
Overjet awal : 3,4 mm (dihitung dari mesial gigi 11 terhadap mesial gigi 41)
Overjet akhir : 3,6 mm (dihitung dari mesial gigi 11 terhadap mesial gigi 41)
PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK/LABORATORIUM

Dilakukan foto rontgen OPG. Hasil foto rontgen menunjukkan bahwa benih gigi 38
dan 48 arah erupsi ke sisi mesial.
DIAGNOSIS
Maloklusi klas II angle tipe dental dengan malposisi gigi individual :

A, Malposisi gigi individual sebagai berikut:


Rahang atas : Rahang bawah :
14: mesiopalatoversi 44: mesiolabiotorsiversi
24: distobukoversi 45: mesiolinguoversi
36: distolinguoversi 46: distolinguoversi

ANALISIS ETIOLOGI MALPOSISI DAN MALOKLUSI


Malposisi gigi individual
Rahang atas :
14 : mesiopalatoversi, kemungkinan karena kebiasaan menggigit bibir.
24: distobukoversi, kemungkinan karena kebiasaan mengigit bibir.

Rahang bawah :
36 : distolinguoversi, kemungkinan karena kebiasaan mengigit bibir.
44 : mesiolabiotorsiversi, kemungkinan karena kelebihan ruang antara gigi 43 dan 44.
45: mesiolinguoversi, kemungkinan karena kebiasaan mengigit bibir.
46: distolinguoversi, kemungkinan karena kebiasaan mengigit bibir.
RENCANA PERAWATAN :
(Tuliskan rencana tindakan perawatan, rehabilitasi, edukasi, dan tindakan lanjut)
1. Penjelasan kepada pasien
Memberikan penjelasan tentang diagnosa, perawatan orthodontik yang akan
dilakukan kepada pasien dan edukasi untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut.
Pasien diberi penjelasan tentang prosedur perawatan, biaya, kemungkinan
lama perawatan, banyaknya kunjungan, cara pemakaian dan kemungkinan yang
terjadi selama perawatan dan hal-hal lain yang mempengaruhi perawatan serta
memberikan pengertian tentang penyebab dari malposisi gigi-giginya. Selain itu,
pasien juga diberi edukasi untuk tetap menjaga kebersihan mulut dan membersihkan
karang gigi minimal 6 bulan sekali.
2. Analisis Ruang
Perkembangan lengkung gigi Inter P1 ke arah lateral mengalami distraksi ringan
karena kurang dari 5 mm (pertumbuhan dan perkembangan ke arah lateral lebih 2,6
mm) dan regio M1- M1 ke arah lateral mengalami distraksi ringan karena kurang
dari 5 mm (pertumbuhan dan perkembangan ke arah lateral lebih 4,45 mm)
Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke arah anterior adalah mengalami
protraksi (pertumbuhan dan perkembangan gigi ke arah anterior lebih 1,8 mm)
Berdasarkan perhitungan determinasi lengkung RB :
Rahang Atas
Kelebihan ruang pada rahang atas digunakan untuk retraksi ke empat gigi
anterior rahang atas sebesar 2 mm dengan lengkung posterior tetap dan lengkung
anterior mengikuti lengkung ideal. Maka didapatkan diskrepansi sebesar:
Kanan : 0 mm Kiri : 0 mm
Rahang Bawah
Kelebihan ruang pada rahang bawah digunakan untuk retraksi ke empat gigi
anterior rahang bawah sebesar 2,7 mm dengan lengkung posterior tetap dan
lengkung anterior mengikuti lengkung ideal. Maka didapatkan diskrepansi sebesar:
Kanan : +0,5 mm Kiri : 0 mm
3. Koreksi malposisi gigi individual
a. Komponen Plat Aktif Rahang Atas :
 Plat akrilik pada bagian palatal
 Adam klamer yang diletakan pada gigi 16 dan 26 dengan stainless wire ɸ 0,7
mm
 Labial arch dengan u loop pada bagian 14 dan 24 dengan stainless wire ɸ 0,7
mm
b. Komponen Plat Aktif Rahang Bawah :
 Plat akrilik pada bagian lingual
 Adam klamer yang diletakan pada gigi 16 dan 26 dengan stainless wire ɸ 0,7
mm
 Labial arch dengan u loop pada bagian 14 dan 24 dengan stainless wire ɸ 0,7
mm diaktifkan
4. Jalannya perawatan
Rahang Atas (Plat Aktif) :
Mengaktifkan labial arch untuk mertraksi ke empat gigi anterior untuk menutup
ruang dengan mengecilkan U loop dan mengurangi verkelung dibagian plat palatal.
Verkelung dibagian mesial dan distal dikurangi agar gigi terdorong ke palatal oleh
labial arch.
Rahang Bawah (Plat Aktif) :
Mengaktifkan labial arch untuk mertraksi ke empat gigi anterior untuk menutup
ruang dengan mengecilkan U loop dan mengurangi verkelung dibagian plat lingual.
Verkelung dibagian mesial dan distal dikurangi agar gigi terdorong ke lingual oleh
labial arch.
4. Penyesuaian oklusi
Pengaturan malposisi gigi individual ke lengkung ideal akan menyebabkan
ketidakseimbangan oklusi sehingga terjadi traumatik oklusi. Penyesuain oklusi ini
dilakukan setelah gigi-gigi yang malposisi sudah berada di lengkung ideal.
Penyesuaian oklusi ini dilakukan dengan cara :
a. Pasien diinstruksikan untuk menggigit artikulating paper pada posisi oklusi sentris
dengan gerakan mengunyah.
b. Cek tonjol oklusal dan incisal gigi, apabila ada traumatik oklusi maka dilakukan
pengurangan dengan menggunakan bur finishing. Prosedur diulang sampai tidak ada
lagi traumatik oklusi.
c. Setelah itu dilakukan polishing dengan menggunakan enhance.

5. Penggunaan retainer
Pemakaian retainer bertujuan untuk mempertahankan gigi-gigi dan lengkung gigi
yang telah dikoreksi dan menunggu terjadinya pembentukan tulang baru melalui proses
aposisi di sekitar gigi, sehingga gigi menjadi kokoh kembali dan perawatan tidak relaps.
Untuk mempertahankan posisi gigi-gigi setelah dirawat ortodontik, digunakan Hawley
retainer yang terdiri dari :
- Plat dasar dengan verkeilung pada semua gigi.
- Adam klamer menggunakan stainless wire Ø 0,7 mm.
- Labial arch menggunakan stainless wire Ø 0,7 mm dipasang dalam keadaan pasif.
Instruksi yang diberikan pada pemakaian retainer :
a. Retainer dipakai siang dan malam (waktu tidur dipakai, hanya dilepas saat sikat
gigi) selama tiga bulan pertama. Kontrol tiap bulan sekali untuk mengetahui derajat
kegoyahan gigi yang telah dikoreksi.
b. Jika selama tiga bulan pertama masih terdapat kegoyahan gigi, maka pemakaian
dengan cara yang sama diperpanjang tiga bulan lagi. Jika kegoyahan gigi hilang,
untuk tiga bulan kedua retainer tidak perlu dipakai keluar rumah dan dipakai lagi
jika di dalam rumah. Di cek apakah setiap pemakaian kembali alat terasa sesak atau
tidak. Kontrol dilakukan setiap bulan sekali.
c. Jika setelah tiga bulan kedua alat masih terasa sesak jika dipakai kembali, maka
pemakaian diteruskan selama tiga bulan dengan kontrol tiap bulan sekali. Jika alat
sudah tidak sesak saat pemakaian kembali, untuk bulan ketiganya alat dipakai pada
malam hari dan selalu dicek oleh pasien apakah selama pemakaian kembali terasa
sesak atau tidak, kontrol dilakukan tiap bulan sekali.
d. Jika bulan ketiga alat sudah tidak sesak pada pemakaian kembali, maka retainer
dihentikan, kontrol tiga bulan berikutnya untuk pemeriksaan terakhir. Jika masih
dicurigai ada kemungkinan relaps, sebaiknya retainer tetap dipakai pada malam hari
selama tiga bulan lagi dengan kontrol tiap bulan sekali.
GAMBAR ALAT
Rahang Atas
Plat Aktif RA

Keterangan :
1. Labial arch dengan
stainless wire θ 0,7mm
2. Adam klamer dengan
stainless wire θ 0,7 mm
3. Plat akrilik setebal 1-2 mm

Rahang Bawah
Plat Aktif RB

Keterangan :
1. Labial arch dengan
stainless wire θ 0,7mm
‘ 2. Adam klamer dengan
stainless wire θ 0,7 mm
3. Plat akrilik setebal 1-2 mm
RETAINER

Rahang atas

Keterangan ;
1. Labial arch dengan
stainless wire θ 0,8mm
2. Adam klamer dengan
stainless wire θ 0,8 mm
3. Plat akrilik setebal 1-2 mm

Rahang bawah

Keterangan ;
1. labial arch dengan stainless
wire θ 0,8mm
2. Adam klamer dengan
stainless wire θ 0,8 mm
3. Plat akrilik setebal 1-2 mm
PROGNOSIS

Hasil perawatan diharapkan baik karena jaringan pendukung baik dan sehat, usia
pasien masih muda, kooperatif dan komunikatif, serta keadaan sosial dan ekonomi pasien
mendukung.

Yogyakarta, 2 April 2019

Mengetahui,
Operator Pembimbing

Monica Hafzi Azizi Dr. drg. Tita Ratya Utari , Sp. Ort

Anda mungkin juga menyukai