PERAWATAN ORTHODONTIK
MODUL MALOKLUSI
Disusun Oleh :
Nama : Monica Hafi Azizi
No Mahasiswa : 20184020073
Nama Pasien : Melany Ayu Octavia
No Model : 53080P19/220319
Pembimbing :
Dr. drg. Tita Ratya Utari, Sp. Ort
PENDIDIKAN PROFESI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
REKAM MEDIK PERAWATAN ORTODONTIK
No. RM : 0 5 3 0 8 0
No.Model : 53080P19/220319
Drg/Operator : Monica Hafzi Azizi
DATA PASIEN
1. Golongan darah :O
2. Penyakit jantung : tidak ada
3. Diabetes : tidak ada
4. Haemophilia : tidak ada
5. Hepatitis : tidak ada
6. Penyakit lainnya : tidak ada
7. Alergi terhadap obat : tidak ada
8. Alergi terhadap makanan : tidak ada
ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Pasien datang mengeluhkan gigi depan bawahnya yang berjarak.
Vital Sign :
Tekanan darah : 107 / 83 mmHg (normal)
Nadi : 94x/menit.
Pernafasan : 18x/menit.
Suhu : afebris
Berat badan : 50 kg
Tinggi Badan : 153 cm
Kepala :
Indeks Kepala = Lebar Kepala ( mm) x 100 = 14 mm x 100 = 82%
Panjang Kepala ( mm) 17 mm
Bentuk Kepala : Brakisefali
Muka :
Indek muka = Jarak N – Gn ( mm) x 100 = 10,65 mm x 100 = 78%
Lebar Bizygomatik ( mm) 13,5 mm
Bentuk muka : Hipereuriprosop
Profil Muka :
Garis Simon (Bidang Orbital) : Posisi rahang terhadap bidang orbital/garis Simon
Maksila Kanan : 1/3 distal C (normal)
Kiri : 1/3 distal C (normal)
Mandibula Kanan : Inter C dan P1 (normal)
Kiri : Inter C dan P1 (normal)
Sendi Temporomandibular (TMJ) : Normal
Tonus Otot Mastikasi : Normal
Tonus Otot Bibir : Normal
Bibir Posisi Istirahat : Normal
Free Way Space : Normal
2,4 terdapat lesi linier pada mukosa bukal kanan dan kiri, sewarna nukosa,
sepanjang gigi molar hingga premolar.
Assesment: Check Bite
33,34 terdapat lidah yang berukuran lebih besar daripada lidah normal dengan ciri
ciri ketinggian dorsum lidah melebihi oklusal dan tepi lidah menutupi 1/3 oklusal
gigi
Assessment : Makroglosia
28, 29 terdapat lesi linier berupa pelebaran pembuluh darah vena pada ventral lidah
kanan dan kiri, berwarna kebiruan.
Assesment: Varikositas
ODONTOGRAM :
Tampak Samping
Tampak Depan
Relasi Molar Dan Caninus Kanan Relasi Molar dan Caninus Kiri
SKEMA GIGI – GIGI DARI OKLUSAL
Rahang Atas
Rahang Bawah
FOTO MODEL STUDI
ANALISIS MODEL STUDI
Kesimpulan : Ukuran mesio distal seluruh gigi pada rahang atas dan rahang bawah normal.
PERHITUNGAN – PERHITUNGAN
Metode Pont
Jumlah Lebar Mesiodistal 2 1 1 2 : 28,45 mm
Jarak P1-P1 pengukuran : 37,6 mm
Jarak P1-P1 perhitungan : ∑ I x 100 = 28,45 mm x 100 = 35 mm
80 80
Diskrepansi : 2,6 mm
Jarak M1-M1 pengukuran : 48,45 mm
Jarak M1-M1 perhitungan : ∑ I x 100 = 28,45mm x 100 = 44 mm
64 64
Diskrepansi : 4,45 mm
Keterangan :
1. Perkembangan lengkung gigi Inter P1 ke arah lateral mengalami distraksi ringan
karena kurang dari 5 mm (pertumbuhan dan perkembangan ke arah lateral lebih 2,6
mm)
2. Perkembangan lengkung gigi Inter M1 ke arah lateral mengalami distraksi ringan
karena kurang dari 5 mm (pertumbuhan dan perkembangan ke arah lateral lebih 4,45
mm)
Metode Korkhaus:
Tabel Korkhaus : 17,5 mm
Jarak I – (P1-P1) pengukuran : 15,7 mm
Diskrepansi : +1,8 mm
Keterangan:
Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke arah anterior adalah mengalami
protraksi (pertumbuhan dan perkembangan gigi ke arah anterior lebih 1,8 mm)
Metode Howes:
Jarak lebar mesiodistal M1-M1 : 91,65 mm
Jarak P1-P1 (tonjol) : 38 mm
Indeks P : Jarak P1-P1 x 100% = 38 mm x 100 = 41 %
md M1-M1 91,65
Keterangan :
Indeks P adalah 41 % , sehingga lengkung gigi tidak dapat menampung gigi geligi
dalam keadaan lengkung ideal dan stabil , karena IP < 43%.
Jarak inter fossa canina : 42 mm
Indeks FC: Jarak FC x 100% = 42 mm x 100% = 45,82 %
md M1-M1 91,65
Keterangan:
Indeks FC adalah 45,82% sehingga lengkung basal dapat menampung gigi geligi dalam
keadaan lengkung ideal dan stabil, karena IFC > 44%.
Kesimpulan :
Besarnya indeks fossa canina (45,82%) kurang dari pada indeks premolar (41%) IFC<
IP merupakan kontra indikasi perawatan dengan ekspansi.
Determinasi Lengkung Gigi
Hasil Penapakan
Lengkung ideal
Lengkung mula-mula
Jika gigi-gigi disusun dalam lengkung ideal sampai mesial P1, maka
Rahang atas :
Lengkung gigi ideal dibuat dengan lengkung gigi posterior tetap dan koreksi lengkung
gigi anterior mengikuti gigi 11,12, 21, 22. Maka didapatkan diskrepansi sebesar :
Kanan : +2,4 mm Kiri : +2,4 mm
Rahang bawah :
Lengkung gigi ideal dibuat dengan lengkung gigi posterior tetap dan koreksi lengkung
gigi anterior mengikuti gigi 31,32,41,42. Maka didapatkan diskrepansi sebesar :
Kanan : +3,5 mm Kiri : +3 mm
Lengkung ideal
Lengkung mula-mula
Rahang Atas
Kelebihan ruang pada rahang atas diatasi dengan cara retraksi ke empat gigi anterior
rahang atas sebesar 2 mm dengan lengkung posterior tetap. Maka didapatkan
diskrepansi sebesar:
Kanan : 0 mm Kiri : 0 mm
Rahang Bawah
Kelebihan ruang pada rahang bawah diatasi dengan cara retraksi ke empat gigi anterior
rahang bawah sebesar 2,7 mm dengan lengkung posterior tetap. Maka didapatkan
diskrepansi sebesar:
Kanan : +0,5 mm Kiri : 0 mm
Dari determinasi lengkung tersebut, maka diperoleh:
Overjet awal : 3,4 mm (dihitung dari mesial gigi 11 terhadap mesial gigi 41)
Overjet akhir : 3,6 mm (dihitung dari mesial gigi 11 terhadap mesial gigi 41)
PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK/LABORATORIUM
Dilakukan foto rontgen OPG. Hasil foto rontgen menunjukkan bahwa benih gigi 38
dan 48 arah erupsi ke sisi mesial.
DIAGNOSIS
Maloklusi klas II angle tipe dental dengan malposisi gigi individual :
Rahang bawah :
36 : distolinguoversi, kemungkinan karena kebiasaan mengigit bibir.
44 : mesiolabiotorsiversi, kemungkinan karena kelebihan ruang antara gigi 43 dan 44.
45: mesiolinguoversi, kemungkinan karena kebiasaan mengigit bibir.
46: distolinguoversi, kemungkinan karena kebiasaan mengigit bibir.
RENCANA PERAWATAN :
(Tuliskan rencana tindakan perawatan, rehabilitasi, edukasi, dan tindakan lanjut)
1. Penjelasan kepada pasien
Memberikan penjelasan tentang diagnosa, perawatan orthodontik yang akan
dilakukan kepada pasien dan edukasi untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut.
Pasien diberi penjelasan tentang prosedur perawatan, biaya, kemungkinan
lama perawatan, banyaknya kunjungan, cara pemakaian dan kemungkinan yang
terjadi selama perawatan dan hal-hal lain yang mempengaruhi perawatan serta
memberikan pengertian tentang penyebab dari malposisi gigi-giginya. Selain itu,
pasien juga diberi edukasi untuk tetap menjaga kebersihan mulut dan membersihkan
karang gigi minimal 6 bulan sekali.
2. Analisis Ruang
Perkembangan lengkung gigi Inter P1 ke arah lateral mengalami distraksi ringan
karena kurang dari 5 mm (pertumbuhan dan perkembangan ke arah lateral lebih 2,6
mm) dan regio M1- M1 ke arah lateral mengalami distraksi ringan karena kurang
dari 5 mm (pertumbuhan dan perkembangan ke arah lateral lebih 4,45 mm)
Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke arah anterior adalah mengalami
protraksi (pertumbuhan dan perkembangan gigi ke arah anterior lebih 1,8 mm)
Berdasarkan perhitungan determinasi lengkung RB :
Rahang Atas
Kelebihan ruang pada rahang atas digunakan untuk retraksi ke empat gigi
anterior rahang atas sebesar 2 mm dengan lengkung posterior tetap dan lengkung
anterior mengikuti lengkung ideal. Maka didapatkan diskrepansi sebesar:
Kanan : 0 mm Kiri : 0 mm
Rahang Bawah
Kelebihan ruang pada rahang bawah digunakan untuk retraksi ke empat gigi
anterior rahang bawah sebesar 2,7 mm dengan lengkung posterior tetap dan
lengkung anterior mengikuti lengkung ideal. Maka didapatkan diskrepansi sebesar:
Kanan : +0,5 mm Kiri : 0 mm
3. Koreksi malposisi gigi individual
a. Komponen Plat Aktif Rahang Atas :
Plat akrilik pada bagian palatal
Adam klamer yang diletakan pada gigi 16 dan 26 dengan stainless wire ɸ 0,7
mm
Labial arch dengan u loop pada bagian 14 dan 24 dengan stainless wire ɸ 0,7
mm
b. Komponen Plat Aktif Rahang Bawah :
Plat akrilik pada bagian lingual
Adam klamer yang diletakan pada gigi 16 dan 26 dengan stainless wire ɸ 0,7
mm
Labial arch dengan u loop pada bagian 14 dan 24 dengan stainless wire ɸ 0,7
mm diaktifkan
4. Jalannya perawatan
Rahang Atas (Plat Aktif) :
Mengaktifkan labial arch untuk mertraksi ke empat gigi anterior untuk menutup
ruang dengan mengecilkan U loop dan mengurangi verkelung dibagian plat palatal.
Verkelung dibagian mesial dan distal dikurangi agar gigi terdorong ke palatal oleh
labial arch.
Rahang Bawah (Plat Aktif) :
Mengaktifkan labial arch untuk mertraksi ke empat gigi anterior untuk menutup
ruang dengan mengecilkan U loop dan mengurangi verkelung dibagian plat lingual.
Verkelung dibagian mesial dan distal dikurangi agar gigi terdorong ke lingual oleh
labial arch.
4. Penyesuaian oklusi
Pengaturan malposisi gigi individual ke lengkung ideal akan menyebabkan
ketidakseimbangan oklusi sehingga terjadi traumatik oklusi. Penyesuain oklusi ini
dilakukan setelah gigi-gigi yang malposisi sudah berada di lengkung ideal.
Penyesuaian oklusi ini dilakukan dengan cara :
a. Pasien diinstruksikan untuk menggigit artikulating paper pada posisi oklusi sentris
dengan gerakan mengunyah.
b. Cek tonjol oklusal dan incisal gigi, apabila ada traumatik oklusi maka dilakukan
pengurangan dengan menggunakan bur finishing. Prosedur diulang sampai tidak ada
lagi traumatik oklusi.
c. Setelah itu dilakukan polishing dengan menggunakan enhance.
5. Penggunaan retainer
Pemakaian retainer bertujuan untuk mempertahankan gigi-gigi dan lengkung gigi
yang telah dikoreksi dan menunggu terjadinya pembentukan tulang baru melalui proses
aposisi di sekitar gigi, sehingga gigi menjadi kokoh kembali dan perawatan tidak relaps.
Untuk mempertahankan posisi gigi-gigi setelah dirawat ortodontik, digunakan Hawley
retainer yang terdiri dari :
- Plat dasar dengan verkeilung pada semua gigi.
- Adam klamer menggunakan stainless wire Ø 0,7 mm.
- Labial arch menggunakan stainless wire Ø 0,7 mm dipasang dalam keadaan pasif.
Instruksi yang diberikan pada pemakaian retainer :
a. Retainer dipakai siang dan malam (waktu tidur dipakai, hanya dilepas saat sikat
gigi) selama tiga bulan pertama. Kontrol tiap bulan sekali untuk mengetahui derajat
kegoyahan gigi yang telah dikoreksi.
b. Jika selama tiga bulan pertama masih terdapat kegoyahan gigi, maka pemakaian
dengan cara yang sama diperpanjang tiga bulan lagi. Jika kegoyahan gigi hilang,
untuk tiga bulan kedua retainer tidak perlu dipakai keluar rumah dan dipakai lagi
jika di dalam rumah. Di cek apakah setiap pemakaian kembali alat terasa sesak atau
tidak. Kontrol dilakukan setiap bulan sekali.
c. Jika setelah tiga bulan kedua alat masih terasa sesak jika dipakai kembali, maka
pemakaian diteruskan selama tiga bulan dengan kontrol tiap bulan sekali. Jika alat
sudah tidak sesak saat pemakaian kembali, untuk bulan ketiganya alat dipakai pada
malam hari dan selalu dicek oleh pasien apakah selama pemakaian kembali terasa
sesak atau tidak, kontrol dilakukan tiap bulan sekali.
d. Jika bulan ketiga alat sudah tidak sesak pada pemakaian kembali, maka retainer
dihentikan, kontrol tiga bulan berikutnya untuk pemeriksaan terakhir. Jika masih
dicurigai ada kemungkinan relaps, sebaiknya retainer tetap dipakai pada malam hari
selama tiga bulan lagi dengan kontrol tiap bulan sekali.
GAMBAR ALAT
Rahang Atas
Plat Aktif RA
Keterangan :
1. Labial arch dengan
stainless wire θ 0,7mm
2. Adam klamer dengan
stainless wire θ 0,7 mm
3. Plat akrilik setebal 1-2 mm
Rahang Bawah
Plat Aktif RB
Keterangan :
1. Labial arch dengan
stainless wire θ 0,7mm
‘ 2. Adam klamer dengan
stainless wire θ 0,7 mm
3. Plat akrilik setebal 1-2 mm
RETAINER
Rahang atas
Keterangan ;
1. Labial arch dengan
stainless wire θ 0,8mm
2. Adam klamer dengan
stainless wire θ 0,8 mm
3. Plat akrilik setebal 1-2 mm
Rahang bawah
Keterangan ;
1. labial arch dengan stainless
wire θ 0,8mm
2. Adam klamer dengan
stainless wire θ 0,8 mm
3. Plat akrilik setebal 1-2 mm
PROGNOSIS
Hasil perawatan diharapkan baik karena jaringan pendukung baik dan sehat, usia
pasien masih muda, kooperatif dan komunikatif, serta keadaan sosial dan ekonomi pasien
mendukung.
Mengetahui,
Operator Pembimbing
Monica Hafzi Azizi Dr. drg. Tita Ratya Utari , Sp. Ort