Anda di halaman 1dari 29

ILMU PENDIDIKAN ISLAM

EVALUASI DALAM PENDIDIKAN ISLAM


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada Jurusan
Tadris IPA Biologi C Semester I

Dosen Pengampu :
Drs. Endang, M.Pd

Oleh :
Ilham Nurhidayah
(1608106107)
Viina Mir’atun Nisa
(1608106090)
Waryati
(1608106121)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)


SYEKH NURJATI CIREBON
TAHUN 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Evaluasi Dalam Pendidikan Islam ini dengan
baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterimakasih
kepada Bapak Drs. H. Endang, M.Pd. selaku Dosen mata kuliah Ilmu
Pendidikan Islam yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka


menambah pengetahuan dan wawasan kita mengenai berbagai Evaluasi
DalamPendidikan Islam.Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.Oleh sebab itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya.Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan makalah ini
diwaktu yang akan datang.

Cirebon, 22November 2016

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. ..................................................................................................... i


DAFTAR ISI. ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah. ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah. ................................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan. .................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi Pendidikan. ........................................................................... 3
B. Tujuan Evaluasi Pendidikan. ................................................................................. 3
C. Fungsi Evaluasi Pendidikan.......................... ......................................... .............. 7
D. Hubungan Antara Penilaian (Evaluation) dengan Pengukuran
(Measurement). ..................................................................................................... 11
E. Unsur-Unsur Evaluasi Pendidikan dan Pengembangan Serta Kedudukan
Dalam Pendidikan Islam. ...................................................................................... 13
F. Macam-macam Evaluasi Pendidikan. ................................................................... 14
G. Prinsip-Prinsip Evaluasi Pendidikan. .................................................................... 15
H. Syarat-Syarat Evaluasi Pendidikan Islam. ............................................................ 17
I. Teknik Evaluasi. .................................................................................................... 17
J. Langkah-Langkah Evaluasi Pendidikan ................................................................ 19
K. Manfaat Evaluasi Pendidikan ................................................................................ 22

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ........................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 25

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang didasarkan pada nilai-
nilai ajaran Islam sebagaimana tercantum dalam al-Qur’an dan al-Hadits serta
dalam pemikiran para ulama dan dalam praktik sejarah umat Islam.Untuk
mengetahui ketercapaian suatu tujuan kegiatan yaitu evaluasi.
Dengan evaluasi, maka suatu kegiatan dapat diketahui atau ditentukan
tarap kemajuannya. Berhasil atau tidaknya pendidikan Islam dalam mencapai
tujuannya dapat dilihat setelah dilakukan evaluasi terhadap output yang
dihasilkannya.
Dalam pendidikan Islam evaluasi merupakan salah satu komponen dari
sistem pendidikan Islam yang harus dilakukan secara sistematis dan terencana
sebagai alat untuk mengukur keberhasilan atau target yang akan dicapai dalam
proses pendidikan Islam dan proses pembelajaran.
Dalam makalah ini kami sajikan hal-hal yang menyangkut evaluasi
pendidikan Islam, dari mulai pengertian, tujuan, prinsip, fungsi dan perannya.

B. Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa Pengertian Evaluasi Pendidikan?
2. Apa Tujuan Pendidikan Islam ?
3. ApaFungsi Pendidikan Islam?
4. Apa Hubungan Penilaian dan Pengukuran?
5. Apa saja Unsur-Unsur dan Kedudukan Pendidikan Islam?
6. Apa Macam–Macam Evaluasi Pendidikan?
7. Bagimana Prinsip–Prinsip Evaluasi Pendidikan?
8. Apa Syarat-Syarat Evaluasi Pendidikan Islam?
9. Bagaimana Teknik Evaluasi Pendidikan?
10. Bagaimana Langkah-Langkah Evaluasi Pendidikan?
11. Apa Manfaat Evaluasi?

1
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Pengertian Evaluasi Pendidikan.
2. Untuk mengetahui Tujuan Pendidikan Islam.
3. Untuk mengetahui Fungsi Pendidikan Islam.
4. Untuk mengetahui Hubungan Penilaian dan Pengukuran.
5. Untuk mengetahui Unsur-Unsur dan Kedudukan Pendidikan Islam.
6. Untuk mengetahui Macam –Macam Evaluasi Pendidikan.
7. Untuk mengetahui Prinsip – Prinsip Evaluasi Pendidikan.
8. Untuk mengetahui Syarat-Syarat Evaluasi Pendidikan Islam.
9. Untuk mengetahui Teknik Evaluasi Pendidikan.
10. Untuk mengetahui Langkah-Langkah Evaluasi Pendidikan.
11. Untuk mengetahui Manfaat Evaluasi.

i
BAB II

PEMBAHASAN

EVALUASI DALAM PENDIDIKAN ISLAM

A. PENGERTIAN EVALUASI PENDIDIKAN ISLAM

Secara harfiah evaluasi belajar berasal dari bahasa inggris, evaluation,


yang berarti penilaian atau penaksiran (Jhon M,Echols dan Hassan
Shadily, 2008:220). Sedangkan istilah dalam bahasa arabnya khataman
yang berarti cara menilai hasil akhir dari proses kegiatan. (Nata,
2005:183). Evaluasi adalah suatu proses penaksiran terhadap kemajuan,
pertumbuhan, dan perkembangan peserta didik untuk tujuan pendidikan
(Abdul Mujib et al, 2010 : 211).

Evaluasi pendidikan Islam dapat diberi batasan sebagai suatu kegiatan


untuk menentukan taraf kemajuan suatu pekerjaan dalam proses
pendidikan Islam. (Nizar, 2002: 77). Evaluasi dilakukan dalam rangka
mengetahui tingkat keberhasilan pendidik dalam menyampaikan materi
pendidikan Islam kepada peserta didik.

Evaluasi dalam pendidikan Islam merupakan cara atau teknik penilaan


terhadap tingkah laku anak didik berdasarkan standar perhitungan yang
besifat komperhensif dari seluruh aspek-aspek kehidupan mental-
psikologis dan spiritual-religius, karena manusia bukan saja sosok pribadi
yang tidak hanya bersifat religious, melainkan juga berilmu dan
berketerampilan yang sanggup beramal dan berbakti kepada Tuhan dan
masyarakatnya.

B. TUJUAN EVALUASI PENDIDIKAN

Tujuan evaluasi pendidikan adalah mengetahui kadar pemahaman


peserta didik terhadap materi pelajaran, melatih keberanian dan mengajak
peserta didik untuk mengingat kembali materi yang telah diberikan dan
mengetahui tingkat perubahan perilakunya (Mujib, 2010:211).

3
Secara khusus, tujuan pelaksanaan evaluasi dalam pendidikan
Islam adalah untuk mengetahi kadar pemilikan dan pemahaman peserta
didik terhadap materi pembelajaran, baik dalam aspek kognitif,
psikomotorik, maupun afektif. Implikasi dari konsep ini adalah adanya
pemilahan perhatian terhadap peserta didik; kepada yang lemah diberi
perhatian khusus agar ia dapat mengejar dan memenuhi kekurangannya,
sedangkan kepada yang cerdas diberikan pengayaan agar ia terus
meningkatkan kemampuannya kearah yang lebih baik lagi. Kemudian
tujuan evaluasi dalam pendidikan Islam adalah untuk menilai pendidik,
yaitu sejauh mana ia telah bersungguh-sungguh dalam menjalankan
tugasnya untuk mencapai tujuan pendidikan Islam. (Umar, 2010: 197).
Dalam pendidikan Islam, tujuan evaluasi lebih ditekankan pada
penguasaan sikap (afektif dan psikomotorik) ketimbang aspek kognitif.
(Nizar, 2002: 80). Penekanan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan
peserta didik yang secara garis besar meliputi empat hal, yaitu sebagai
berikut:
a. Sikap dan pengalaman pribadinya, yaitu hubungannya dengan Tuhan.
b. Sikap dan pengalaman dirinya, yaitu hubungannya dengan
masyarakat.
c. Sikap dan pengalaman kehidupannya, yaitu hubungannya dengan
alam sekitar.
d. Sikap dan pengalamannya sendiri selaku hamba Allah dan selaku
anggota masyarakatnya serta selaku khalifah di muka bumi.

Dari keempat kemampuan dasar tersebut dapat di jabarkan dalam


klasifikasi kemampuan teknis, adalah sebagai berikut:

1. Sejauh mana loyalitas dan kesungguhan untuk mengabdikan dirinya


kepada Tuhan dengan indikasi-indikasi lahirnya berupa tingkahlaku
yang mencerminkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan.Aspek
ini berwujud dalam bentuk tingkah laku yang berwujud dalam
keimanan, ketekunan beribadah, kemampuan praktis dalam
mengerjakan syariat Islam dan cara menanggapi atau melakukan
respon terhadap permasalahan hidup seperti sabar, tawakal,
ketenangan batin, serta menahan amarah.

i
2. Sejauh mana menerapkan nilai-nilai agamanya dan kegiatan hidup
bemasyarakat, seperti berakhlak mulia dalam pergaulan, disiplin
dalam menjalankan norma-norma agama dalam kaitannya dengan
orang lain, misalnya ketepatan pada janji,menunaikan amanat, tidak
mau berdusta, egoisme (mementingkan dirinya sendiri) dan sifat
tercela lainnya.
3. Bagaimana dia berusaha mengelola dan memelihara serta
menyesuaikan dirinya dengan alam sekitar, apakah dia merusak
lingkungan hidup ataukah mengubah lingkungan sekitar menjadi lebih
bermakna bagi kehidupan diri dan bermasyarakat.
4. Bagaimana dan sejauh mana dia sebagi orang muslim memandang
dirinya sendiri (self-concept) dalam berperan sebagai hamba Allah
dalam menghadapi kenyataan bermasyarakat yang beraneka macam
budaya dan suku serta agama. Bagaimana seharusnya diamengelola
dan memanfaatkan serta memelihara kelangsungan hidup dalam
lingkungan sekitar sebagai anugerah Allah. Apakah dia memiliki self-
concept negative atau positif, memandang dirinya memiliki
kesanggupan untuk berperan positif dan partisipatif dalam pembangun
masyarakat, dan apakah dia memiliki pendirian dan pandangan yg
tetap,tak berubah-ubah ataukah dia hanya berperan sebagai
pengikut,bersikap lemah dan tidak perduli terhadap permasalahan
hidup dan lingkungannya.
Dengan diadakannya evaluasi seorang murid dan guru dapat
diketahui kemajuannya dan kemampuanyya dalam proses belajar dan
mengajar. Dalam prosesnya apakah si murid mampu menguasai materi
pelajaran atau tidak, apabila si murid belum menguasai materi pelajaran
tersebut maka akan diberikan perhatian khusus oleh gurunya yang
bertujuan untuk mengejar kekurangannya.
Sasaran evaluasi tidak hanya murid saja, seorang pendidikpun
harus dievaluasi. Evaluasi dalam penyampaian materi pelajaran dan aspek
lainya yang berkaitan dengan pembelajaran. Hal ini dilakukan karena
antara satu komponen pendidikan dan komponen pendidikan lainnya
saling berkaitan. Satu komponen pendidikan yang lemah akan berpengaruh

5
terhadap komponen penddikan lainnya, begitu juga sebaliknya. (Nata,
2010:308).

Hamzah B. Uno (2007: 69-70) komponen-kompenen evaluasi


pembelajaran meliputi komponen masukan (input) dan output. Dilihat dari
segi input sebagai berikut:

1. Aspek kemampuan
Untuk dapat diterima sebagai calon peserta didik dalam rangka
mengikuti program pendidikan tertentu,maka para calon peserta didik
harus memiliki kemampuan yang sesuai ataumemadai, sehingga
dalam mengikuti proses pembelajaran pada program pendidikan
tertentu itu nantiya peserta didik tidak akan mengalami banyak
hambatan atau kesulitan. Sehubungan dengan itu, maka bekal
kemampuan yang dimiliki calon peserta didik perlu untuk dievaluasi
terlebih dahulu, guna mengetahui sampai sejauh mana kemampuan
yang dimiliki oleh masing-masing calon peserta didik dalam
mengikuti program tertentu. Adapun alat yang biasa dipergunakan
dalam rangka mwngevaluasi kemampuan peserta didik itu adalah tes
kemampuan (aptitude test).
2. Aspekkepribadian.
Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri seseorang, dan
menampakkan bentuknya dalam tingkah laku. Sebelum mengikuti
program pendidikan tertentu, para calon peserta didik perlu terlebih
dahulu dievaluasi kepribadiannya masing-masing, sebab baik
buruknya kepribadian mereka secara psikologis akan
dapatmempengaruhi keberhasilan mereka dalam mengikuti program
pendidikan tertentu. Evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui atau
mengungkapkan kepribadian seseorang adalah dengan jalan
menggunakan tes kepribadian (personality test).
3. Aspeksikap.
Sikap pada dasarnya adalah merupakan bagian dari tingkah laku
manusia, sebagai gejala atau gambaran kepribadian yang memancar
keluar.Karena sikap ini merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan
dalampergaulan, maka memperoleh informasi mengenai sikap

i
sseorang adalah hal yang sangat penting.Karena itu maka aspek sikap
perlu dinilai atau dievaluasi terlebih dahulu bagi calon peserta didik
sebelum mengikuti program pendidikan tertentu.

Selanjutnya apabila disoroti dari segi transformasi maka obyek


dari evaluasi pendidikan itu meliputi:

a. Kurikulum ataumateri pelajaran


b. Metode mengajar dan teknik penilaian
c. Sarana atau media pendidikan
d. System administrasi
e. Guru dan unsur-unsur personal lainnya.
Adapun dari segi output, yang menjadi sasaran evaluasi pendidikan
adalah tingkat pencapaian atau prestasi belajar yang berhasil diraih oleh
masing-masing peserta didik, setelah mereka terlibat dalam proses
pendidikan selama jangka waktu yang telah ditentukan.

C. FUNGSI EVALUASI PENDIDIKAN

Ramayulis (2001: 317) menyatakan bahwa fungsi evaluasi


pendidikan, termasuk pendidikan Islam adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui murid mana yang terpandai dan yang terbodoh


dikelasnya.
2. Untuk mengetahui apakah bahan yang telah diajarkan sudah
dimilikioleh murid atau belum.
3. Untuk mendorong kompetisi yang sehat antar siswa.
4. Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan anak didik setelah
mengikuti proses belajar dan mengajar.
5. Untuk mengetahui tepat atau tidaknya guru dalam memilih bahan,
metode, dan berbagai penyesuaian dalam kelas.

Secara umum, evaluasi sebagai suatu tindakan atau proses setidak-


tidaknya memiliki tiga macam fungsi pokok yaitu;

a. Mengukur kemajuan
b. Menunjang penyusunan rencana

7
c. Memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali

Evaluasi adalah kegiatan atau proses untuk mengukur dan


selanjutnya menilai, sampai dimanakah tujuan yang telah dirumuskan
sudah dapat dilaksanakan. Apabila tujuan yang telah dirumuskan itu
direncanakan untuk dicapai secara bertahap, maka dengan evaluasi yang
berkesinambungan akan dapat di pantau, tahapan manakah yang sudah
dapat di selesaikan, tahapan manakah yang berjalan dengan mulus, dan
mana pula tahapan yang mengalami kendala dalam pelaksanaannya.
Alhasil dengan evaluasi terbuka kemungkinan bagi evaluator untuk
mengukur seberapa jauh atau seberapa besar kemajuan atau perkembangan
program yang dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
dirumuskan.
Setidaknya ada dua macam kemungkinan hasil yang diperoleh dari
kegiatan evaluasi, yaitu:

1. Hasil evaluasi itu ternyata menggembirakan, sehingga dapat


memberikan rasa lega bagi evaluator, sebab tujuan yang telah
ditentukan dapat di capai sesuai dengan yang direncanakan.
2. Hasil evaluasi ternyata tidak menggembirakan atau bahkan
mengkhawatirkan, dengan alasan bahwa adanya penyimpangan-
penyimpangan, hambatan dan kendala, sehingga mengharuskan
evaluator bersikap waspada. Ia perlu memikirkan dan dan melakukan
pengkajian ulang terhadap rencana yang telah disusun atau mengubah
dan memperbaiki cara pelaksanaannya. Berdasar data hasil evaluasi
itu selanjutnya dicari metode-metode lain yang dipandang lebih tepat
dan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan. Sudah barang tentu
perubahan-perubahan itu membawa dampak atau konsekuensi berupa
perencanaan ulang (re-plening). Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa evaluasi itu memiliki fungsi: menunjang penyusunan rencana.

Evaluasi yang dilaksanakan secara berkesinambungan, akan


membuka peluang bagi evaluator untuk membuat perkiraan, apakah tujuan
yang telah dirumuskan akan dapat di capai pada waktu yang telah di
tentukan,ataukah tidak. Apabila berdasar data hasil evaluasi itu

i
diperkirakan bahwa tujuan tidak akan dapat dicapai sesuai dengan rencana,
maka evaluator akan berusaha untuk mencari dan menemukan faktor-
faktor penyebabnya, serta mencari dan menemukan jalan keluar atau cara-
cara pemecahannya. Bukan tidak mungkin, bahwa atas dasar data hasil
evaluasi itu evaluator perlu mengadakan perubahan-perubahan,
penyempurnaan-penyempurnaan yang menyangkut organisasi, tata kerja,
atau mungkin juga perbaikan terhadap tujuan organisasi itu sendiri.Jadi,
kegiatan evaluasi pada dasarnya juga dimaksudkan untuk melakukan
perbaikan atau penyempurnaan usaha.Adapun secara khusus, fungsi
evaluasi dalam dunia pendidikan dapat ditillik dari tiga segi, yaitu:

a. Segi psikologis
b. Segi didaktik
c. Segi administratif.

Secara psikologis, kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan di


sekolah dapat disoroti dari dua sisi.Yaitu dari sisi peserta didik dan dari
sisi pendidik.

Bagi peserta didik, evaluasi pendidikan secara psikologis akan


memberikan pedoman atau pegangan batin kepada mereka untuk mengena
kapasitas dan status dirinya masing-masing ditengah-tengah kelompok
atau kelasnya. Dengan dilakukannya evaluasi hasil belajar siswa misalnya,
maka para siswa akan mengetahui apakah dirinya termsuk siswa yang
berkemampuan tinggi, berkemampuan rata-rata, ataukah berpengetahuan
rendah.

Bagi pendidik, evaluasi pendidikan akan memberikan kepastian atau


ketetapan hati kepada diri peserta tersebut. Sedangkan, sejauh manakah
kiranya usaha yang telah dilakukannya selama ini telah membawa hasil,
sehingga ia secara psikologis memiliki pedoman atau pegangan batin yang
pasti guna menentukan langkah-langkah apa saja yang dipandang perlu
dilakukan selanjutnya. Misalnya dengan menggunakan metode-metode
mengajar tertentu, hasil-hasil belajar siswa telah menunjukkan adanya
peningkatan daya serap terhadap materi yang telah diberikan kepada para

9
siswa tersebut; karena itu atas dasar hasil evaluasi tersebut penggunaan
metode mengajar tadi akan terus dipertahankan. Begitupun sebaliknya.

Bagi peserta didik, secara didaktik evaluasi pendidikan akan dapat


memberikan dorongan (motivasi) kepada mereka untuk dapat
memperbaiki, meningkatkan dan mempertahankan prestasinya.
Bagi pendidik, secara didaktik evaluasi pendidikan itu setidak-tidaknya
memiliki lima macam fungsi, yaitu:

1. Memberikan landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) yang telah


dicapai oleh peserta didiknya.
2. Memberikan informasi yang sangat berguna, guna mengetahui posisi
masing-masing peserta didik di tengah-tengah kelompoknya.
3. Memberikan bahan yang penting untuk memilih dan kemudian
menetapkan status peserta didik.
4. Memberikan pedoman untuk mencari dan menemukan jalan keluar
bagi peserta didik yang memang memerlukannya.
5. Memberikan petunjuk tentang sudah sejauh manakah program
pengajaran yang telah ditentukan telah dapat dicapai.

Adapun secara administrative, evaluasi pendidikan setidak-


tidaknya memiliki tiga macam fungsi, yaitu:

1. Memberikan laporan
2. Memberikan bahan-bahan keterangan (data)
3. Memberikan gambaran.

Semua fungsi tersebut dimaksudkan untuk mengetahui kebaikan


dan kelemahan pendidikan Islam dalam berbagai aspek dalam rangka
peningkatan kualitasnya dimasa depan. Hal ini berarti bahwa proses
evaluasi dalam pendidikan Islam memiliki umpan balik (feedback) yang
positif sifatnya kearah perbaikan pendidikan Islam secara kualitatif di
masa kini dan dimasa yang akan datang (Nizar, 2002: 77-78).

i
D. HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN (EVALUATION) DENGAN
PENGUKURAN (MEASUREMENT)
Dalam wawasan evaluasi terdapat istilah pengukuran dan penilaian.
Kedua bahasa tersebut sangat berhubungan karena sebelum menilai
pastinya kita sudah mengukur. Misalnya kita membeli buah jeruk di pasar.
Untuk membeli buah tersebut tentu kita akan memilih buah yang manis.
Dan pasti kita akan mengukur dan menilai jeruk mana yang manis. Ketika
didapat jeruk yang manis itu seperti warna kuning, kulitnya lembut dsb.
Dari contoh tersebut kita telah melakukan sebuah evaluasi yaitu mengukur
dan menilai buah jeruk. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan
satu ukuran yang sifatnya kuantitatif, sedangkan menilai adalah
memberikan keputusan untuk menentukan nilai dari sesuatu atau yang
sifatnya kualitatif.
Pengukuran dalam bahasa Inggris disebut dengan measurement dapat
diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
sesuatu.Mengukur pada hakikatnya adalah membandingkan sesuatu
dengan dasar ukuran tertentu.
Evaluasi memiliki makna yang berbeda dengan
pengukuran.Pengukuran pada umumnya berkenaan dengan masalah
kuantitatif untuk mendapatkan informasi yang diukur. Oleh sebab itu,
dalam proses penngukuran diperlukan alat bantu tertentu. Dengan
demikian, antara evaluasi dan pengukuran tidak bisa disamakan walaupun
keduanya memiliki keterkaitan yang sangat erat. Evaluasi akan lebih tepat
manakala didahului oleh proses pengukuran, sebaliknya hasil pengukuran
tidak akan memiliki arti apa-apa manakala tidak dikaitkan dengan proses
evaluasi. Jadi, pengukuran itu hanya bagian dari evaluasi dan tes bagian
dari pengukuran.Ini berarti sebelum dilakukan evaluasi, didahului oleh
pengukuran.Dan pengukuran adalah hasil dari suatu tes.

Pengukuran yang bersifat kuantitatif itu dapat dibedakan menjadi tiga


macam, yaitu:

1. Pengukuran yang dlakukan bukan untuk menguji sesuatu. Misalnya


pengukuran yang dilakukan penjahit pakaian.

11
2. Pengukuran yang dilakukan untuk menguji sesuatu. Misalnya
pengukuran untuk menguji daya tahan baja terhadap tekanan berat.
3. Pengukuran untuk menilai, yang dilakukan dengan jalan menguji
sesuatu. Misalnya pengukuran kemajuan belajar peserta didik dalam
rangka mengisi nilai rapor yang dilakukan dengan menguji mereka
dalam bentuk tes hasil belajar.

Pengukuran jenis ketiga inilah yang digunakan dalam dunia


pendidikan.Penilaian berarti menilai sesuatu.Sedangkan menilai adalah
mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan mendasarkan diri atau
berpegang pada ukuran baik dan buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh
dan sebagainya.Jadi penilaian itu sifatnya adalah kualitatif.Sedangkan
evaluasi adalah mencakup dua kegiatan tadi, yaitu pengukuran dan
penilaian.

Evaluasi adalah kegiatan atau proses untuk menilai sesuatu. Untuk


dapat menentukan nilai dari sesuatu yang sedang dinilai itu dilakukan
pengukuran, dan wujud dari pengukuran itu adalah pengujian, dan
pengujian inilah yang dalam dunia kependidikan dikenal dengan istilah
tes.Lebih lanjut dikatakan bahwa istilah penilaian mempunyai arti yang
lebih luas dibandingkan dengan istilah pengukuran.Sebab pengukuran itu
sebenarnya hanyalah merupakan suatu langkah atau tindakan yang kiranya
perlu diambil dalam rangka pelaksanaan evaluasi.Dikatakan “perlu
diambil” karena tidak semua penilaian itu harus senantiasa didahului oleh
tindakan pengukuran secara lebih nyata.

Evaluasi mengenai proses pembelajaran disekolah tidak mungkin


dapat terlaksana dengan baik apabila evaluasi itu tidak didasarkan atas data
yang bersifat kuantitatif. Inilah sebabnya mengapa dalam praktek masalah
pengukuran mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam proses
evaluasi. Baik buruknya evaluasi akan bergantung pada hasil-hasil
pengukuran yang mendahuluinya. Hasil pengukuran yang kurang cermat
akan memberikan hasil evaluasi yang kurang cermat pula; sebaliknya
teknik pengukuran yang tepat diharapkan dapat memberikan landasan
yang kokoh untuk mengadakan evaluasi yang tepat.

i
E. UNSUR- UNSUR EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SERTA
KEDUDUKAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Prof. Dr. H. Abuddin Nata,MA (2010: 185) menguraikan unsur–
unsur dan pengembangannya sebagi berikut:
1. Unsur evaluator dan pengembangan, dalam hal ini Allah SWT, yang
sekaligus merangkap sebagai guru untuk Nabi Adam As.
2. Unsur yang dievaluasi dan dikembangkan, dalam hal ini Nabi Adam
As yang juga sebagai murid mendapatkan pelajaran dari Allah SWT.
3. Unsur materi yang dievaluasi dan dikembangkan, dalam hal ini segala
sesuatu yang telah diajarkan oleh Allah SWT kepada Nabi Adam as.
4. Unsur keshohihan hasil evaluasi, dalam hal ini pengakuan dan
penilaian yang jujur dari malaikat yang mengakui kemampuan Nabi
Adam As sebagai hasil didikan yang diberikan oleh Allah SWT.
5. Unsur pengakuan terhadap hasil evaluasi dan pengembangan, dalam
hal ini para malaikat menyatakan hormat dan apresiasi yang tinggi
terhadap Nabi Adam As.
Contoh ayat yang yang berkaitan dengan evaluasi adalah surat Al
Baqarah ( 2): 31-32 ).
ٓ
‫ض ُه أمَ َعلَىَ أٱل َملَئِ َك َِةَفَقَا َلَأ َ ۢنبَِونِي‬
َ ‫َو َعلَّ ََمَ َءادَ َمَ أٱۡل َ أس َما ٓ ََءَ ُكلَّ َهاَث ُ َّمَ َع َر‬
َ‫س أب َحن ََك َََلَ ِع أل َم‬ ُ ََ‫َقَالُوا‬٣١َ َ‫ص ِد ِقين‬ َ َ‫َُل ِءَ ِإنَ ُكنت ُ أم‬ ٓ َ ‫َ ِبأ َ أس َما ٓ ِءَ َٓهؤ‬
َ َ ‫لَنَآَ ِإ ََّلَ َماَ َعلَّمأ تَنَ ۖٓا َٓ ِإنَّ َكَأ‬
َ٣٢َ‫نتَ أٱل َع ِلي ُم أٱل َح ِكي َُم‬
Dan Dia ajarkan kepada Adam nama–nama (benda) semuanya,
kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat, seraya berfirman,
“Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!”.
Mereka menjawab, “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui
selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sungguh, Engkaulah
Yang Maha Mengetahui, Maha Bijaksana”. (Departemen Agama RI. 2009.
Mushaf Al Qur’an Dan Terjemahan. Diterjemahkan Oleh Yayasan
Penyelenggara Penerjemah Al Qur’an. 2009. Jakarta: Pustaka Al-Kaustar).

Ayat tersebut menunjukan bahwa evaluasi dan pengembangan sangat


dipentingkan dalam proses pendidikan. Maka dari itu setiap melakukan

13
pendidikan, seorang guru hendaknya tidak melupakan kegiatan evaluasi
dan pengembangan.

F. MACAM –MACAM EVALUASI PENDIDIKAN


Menurut Ramayulis (2001: 324) menyatakan bahwa, macam-
macam evaluasi yang diterapkan dalam pendidikan Islam ada empat
macam yaitu :
1. Evaluasi formatif.Evaluasi ini digunakan untuk mengetahui hasil
belajar peserta didik setelah ia menyelesaikan program yang telah
dilakukan oleh guru dan dicapai oleh peserta didik. Evaluasi ini
diterapkan karena setiap manusia memiliki banyak kelemahan dan
berawal dari ketidaktahuan.
2. Evaluasi sumantif. Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui hasil
belajar peserta didik setelah mengikuti pelajaran dalam caturwulan,
semester, atau akhir tahun untuk menentukan jenjang berikutnya
3. Evaluasi placement (penempatan). Evaluasi ini dilakukan sebelum
anak mengikuti proses belajar mengajar untuk menentukan
penempatan pada bidang studi jan jurusan yang akan dipilihnya.
Evaluasi ini menitik beratkan pada penilaian tentang berbagai
permasalahan yang berkaitan dengan:
a. Ilmu pengetahuan dan keterampilan peserta didik;
b. Pengetahuan peserta didik tentang tujuan pengajaran yang telah
ditetapkan sekolah;
c. Minat dan perhatian, kebiasaan bekerja, corak kepribadian yang
menonjol yang mengandung konotasi kepada suatu metode
belajar tertentu, misalnya belajar kelompok dan sebagainya.
(Arifin, 1991: 245).
4. Evaluasi diagnosis. Evaluasi ini ditujukan untuk mengetahui dan
menganalisis tentang keadaan peserta didik, baik yang berkenaan
dengan kesulitan–kesulitan yang dihadapi, maupun hambatan yang
dijumpai dalam kegiatan belajar mengajar.

i
G. PRINSIP–PRINSIP EVALUASI PENDIDIKAN
1. Evaluasi mengacu pada tujuan
Agar evaluasi sesuai dan dapat mencapai sasaran yang diharapkan
maka evaluasi mengacu pada tujuan. Tujuan sebagai acuan ini harus
dirumuskan terlebih dahulu, sehingga dengan jelas menggambarkan
apa yang hendak dicapai. (Umar, 2010: 199).
2. Evaluasi dilaksanakan secara objektif
Menurut Drs. Bukhari Umar, M.Ag (2010: 200) objektif dalam
evaluasi antara lain ditunjukan dalam sikap evaluator sebagai berikut:
a. Sikap ash-shidiq, yakni berlaku benar dan jujur dalam
mengadakan evaluasi. Sikap ini diperintahkan oleh Allah SWT
dalam firmannyaQ.S At Taubah: 19

َ َ‫امَ َك َم أنَ َءا َمن‬ َِ ‫ارة ََ أٱل َم أس ِجد أِٱل َح َر‬ َ ٓ ‫أ َ َجعَ ألت ُ أمَ ِسقَايَةََ أٱل َحا‬
َ ‫جَِ َو ِع َم‬
َ‫ٱّللَِ ََلَيَ أست َ َُوۥنَََ ِعندََ َّه‬
ِ‫ٱّلل‬ َ‫س ِبي ِلَ َّه‬ َ َ‫ٱّللَِ ََو أٱل َي أو ِم أٱۡل ٓ ِخ َِرَ َو َج َهدََ ِفي‬
ََّ ‫َِب‬
َّ ‫ٱّللَُ ََلَ َيهأ دِيَ أٱلقَ أو َم‬
َ َ١٩َََ‫ٱلظ ِل ِمين‬ ََّ ‫ََو‬
Apakah (orang-orang) yang memberi minuman kepada orang-
orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidil Haram,
kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah
dan hari kemudian serta bejihad di jalan Allah? Mereka tidak
sama di sisi Allah; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang zalim. (Departemen Agama RI. 2009. Mushaf Al
Qur’an Dan Terjemahan. Diterjemahkan Oleh Yayasan
Penyelenggara Penerjemah Al Qur’an. 2009. Jakarta: Pustaka Al-
Kaustar).

b. Sikap amanah, yakni sikap pribadi yang setia, tulus hati, dan jujur
dalam menjalankan sesuatu yang dipercayakan kepadanya. Sikap
ini diperintahkan Allah SWT dalam Q.S An Nisa:58

‫اَو ِإذَاَ َح َكمأ تُم‬ َِ َ‫ٱّللََيَ أأ ُم ُر ُك أمَأَنَت ُ َؤدُّواَ أٱۡل َ َمن‬


َ ‫تَ ِإلَ ٓىَأ َ أه ِل َه‬ ََّ َ‫ِإ َّن‬
‫ظ ُكمَ ِب ه ِ ٓهَۦ‬
ُ ‫ٱّللََنِ ِع َّماَيَ ِع‬ َِ ‫اسَأَنَت َ أح ُك ُمواََِب أٱل َع أد ه‬
ََّ َ‫لَ ِإ َّن‬ َ ِ َّ‫َبَ أينَ َٱلن‬
ِ َ‫س ِمي ۢعَاَب‬
َ َ٥٨َ‫ص ٗيرا‬ ََّ َ‫َإِ َّن‬
َ َ َ‫ٱّللََ َكان‬
15
58. Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan
amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu)
apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah
adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (Departemen Agama
RI. 2009. Mushaf Al Qur’an Dan Terjemahan. Diterjemahkan
Oleh Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al Qur’an. 2009.
Jakarta: Pustaka Al-Kaustar).

c. Sikap rahmah dan ta’awun,yakni sikap kasih sayang terhadap


sesama dan sikap tolong menolong menuju kebaikan. Sikap ini
harus dimiliki oleh seorang evaluator.
3. Evaluasi harus dilakukan secara komprehensif
Kemampuan untuk menyimpulkan bahan yang telah diajarkan. Untuk
mencapai hasil belajar komprehensif, diperlukan pemahaman atau
daya menangkap atau mencernakan bahan, sehingga siswa mampu
memahami apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat
dipergunakannya. (Darajat, 2014: 199). Dengan demikian, evaluasi
pendidikan Islam pun harus dilakukan menyeluruh, yang mencakup
aspek kehidupan peserta didik.
4. Evaluasi dilakukan secara kontinu
Sesuai dengan ajaran Islam yang memerintahkan manusia untuk
beristiqomah. Evaluasi pendidikan Islam pun harus dilakukan secara
istiqomah juga atau secara kontinu, sehingga tujuan pendidikan Islam
dapat dicapai secara optimal. Evaluasi tidak hanya dilakukan setiap
sekali dalam satu jenjang pendidikan, setahun, catur wulan atau
perbulan. Akan tetapi harus dilakukan setiap saat setiap waktu, seperti
pada saat memulai pelajaran, menutup pelajaran, ditambah lagi
pemberian tugas yang harus diselesaikan peserta didik. (Arief, 2002:
56).

i
H. SYARAT-SYARAT EVALUASI PENDIDIKAN ISLAM
Drs. Bukhari Umar, M.Ag (2010: 205) mengemukakan bahwa syarat-
syarat yang dapat dipenuhi dalam proses evaluasi pendidikan Islam adalah
sebagai berikut:
1. Validity, Tes harus dilakukan berdasarkan hal-hal yang seharusnya
dievaluasi yang meliputi seluruh bidang tertentu, ya diselidiki
sehingga tidak hanya mencakup satu bidang. Soal-soal tes harus
memberi gambaran keseluruhan (representatif) dan kesanggupan anak
mengenai bidang tersebut.
2. Reliable, Tes yang dapat dipercaya yang memberikan keterangan
tentang kesanggupan peserta didik yang sesungguhnya. Soal yang
ditampilkan tidak membawatafsiran yang macam-macam.
3. Efisiensi, Tes yang mudah dalam administrasi, penilaian, dan
interpretasinya.

I. TEKNIK EVALUASI

Istilah teknik dapat diartikan sebagai alat.Jadi teknik evaluasi


berarti alat yang digunakan dalam rangka melakukan kegiatan
evaluasi.Dalam hal evaluasi, sekolah diberikan wewenang untuk
melakukan evaluasi, khususnya evaluasi yang dilakukan secara internal.
Evaluasi internal atau sering juga disebut evaluasi diri, dilaksanakan oleh
warga sekolah untuk memantau proses pelaksanaan dan mengevaluasi hasil
program-program yang telah dilaksanakan. Dalam konteks evaluasi hasil
proses pembelajaran di sekolah dikenal adanya dua macam teknik, yaitu
teknik tes, maka evaluasi dilakukan dengan jalan menguji peserta didik,
sedangkan teknik non test, maka evaluasi dilakukan dengan tanpa menguji
peserta didik. (Fauzi, 2015: 323).

1. Teknik tes
Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka
pengukuran dan penilaian dibidang pendidikan yang berbentuk pemberian
tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan atau
perintah-perintah oleh testee sehingga dapat dihasilkan nilai yang

17
melambangkan tingkah laku dengan nilai-nilai yang dicapai oleh testee
lainnya atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu. Teknik tes ini
dapat berbentuk ujian lisan, atau ujian perbuatan tergantung cara
menjawab dan ujian terbuka/tertutup yaitu tergantung boleh tidaknya
peserta didik membuka catatan. (Fauzi, 2015: 323).
Ditinjau dari segi yang dimiliki oleh tes sebagai alat pengukur
perkembangan belajar peserta didik, tes dibedakan menjadi empat
golongan:
a. Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-
kelemahan siswa tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan
yang tepat.
b. Tes formatif, adalah tes yang bertujuan untuk mengetahui sudah
sejauh manakah peserta didik telah terbentuk sesuai dengan
tujuan pengajaran yang telah ditentukan setelah mereka
mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Di
sekolah. Sekolah tes formatifini dikenal dengan istilah "Ulangan
Harian".
c. Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah
sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan, di
sekolah tes ini dikenal dengan "Ulangan Umum", dimana
hasilnya digunakan untuk mengisi nilai raport atau mengisi
Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) atau Ijazah.

2. Teknik non tes


Dengan teknik non tes, maka penilaian atau evaluasi hasil belajar
peserta didik dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik, melainkan
dilakukan dengan:
a. Skala bertingkat (Rating scale)
Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka
terhadap sesuatu hasil pertimbangan.
b. Quesioner (Angket)
Yaitu sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang
akan diukur (responden)

i
c. Daftar cocok (Check list)
Yaitu deretan pernyataan dimana responden yang dievaluasi
tinggal membubuhkan tanda cocok (√) ditempat yang sudah
disediakan.
d. Wawancara (Interview)
Suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan
jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak.
e. Pengamatan (observation)
Suatu tehnik yang dilakukan dengan cara mengadakan
pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.
f. Riwayat hidup
Gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa
kehidupannya.

J. LANGKAH-LANGKAH EVALUASI PENDIDIKAN


Evaluasi merupakan bagian integral dari pendidikan atau
pengajaran sehingga perencanaan atau penyusunan, pelaksanaan dan
pendayagunaannya pun tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan program
pendidikan atau pengajaran. Hasil dari evaluasi yang diperoleh
selanjutnya dapat digunakan untuk memperbaiki cara belajar siswa
(fungsi formatif).
Ditinjau dari sasaran evaluasi pembelajaran dapat kiranya kita
bayangkan banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan oleh evaluator.
Oleh karena itu evaluator dalam evaluasi pembelajaran adalah suatu tim
yang mempunyai peran penting dalam memberikan informasi mengenai
keberhasilan pembelajaran. (Fauzi, 2015: 324).
Ahmad Fauzi (2015: 324) menyebutkan prosedur evaluasi
pembelajaran terdiri dari lima tahapan yakni penyusunan rancangan
(desain), penyusunan instrumen, pengumpulan data, analisis data dan
penyusunan laporan evaluasi pembelajaran.
1. Penyusunan rancangan
Perencanaan evaluasi hasil belajar itu umumnya mencakup:
a. Merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi. Hal ini
disebabkan evaluasi tanpa tujuan maka akan berjalan

19
tanpa arah dan mengakibatkan evaluasi menjadi
kehilangan arti dan fungsinya. Tujuan evaluasi
merupakan rumusan yang sesuai dengan problematika
evaluasi pembelajaran, yakni dirumuskan tujuan umum
dan tujuan khusus.
b. Menyusun latar belakang, yaitu menetapkan aspek-aspek
yang akan dievaluasi, misalnya aspek kognitif, afektif
atau psikomotorik.
c. Tekniks analisis data, yaitu memilih dan menentukan
teknik yang akan dipergunakan didalam pelaksanaan
evaluasi misalnya apakah menggunakan teknik tes atau
non tes.
d. Instrumen adalah semua jenis alat pengumpulan
informasi yang disesuaikan dengan teknik pengumpulan
data yang diterapkan dalam evaluasi pembelajaran.
Menyusun alat-alat pengukur yang dipergunakan dalam
pengukuran dan penilaian hasil belajar peserta didik,
seperti butir-butir soal tes.
e. Populasi sampel, yakni sejumlah komponen
pembelajaran yang dikenai evaluasi pembelajaran dan
yang dimintai informasi dalam evaluasi pembelajaran.
Menentukan tolak ukur, norma atau kriteria yang akan
dijadikan pegangan atau patokan dalam memberikan
interpretasi terhadap data hasil evaluasi.
f. Probematikaberisikan rumusan
permasalahan/problematika yang akan dicari
jawabannya baik secara umum maupun secara terperinci.
(Arikunto, 2002: 44-47).
2. Penyusunan instrumen
Menurut Arikunto (2002: 48-49) langkah-langkah penyusunan
instrumen adalah:
a. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan instrumen
yang akan disusun.

i
b. Membuat kisi-kisi tentang perincian variabel dan jenis
instrumen yang akan digunakan untuk mengkur bagian
variabel yang bersangkutan.
c. Membuat butir-butir instrumen evaluasi pembelajaran
yang dibuat berdasarkan kisi-kisi, dan
d. Menyunting instrumen evaluasi pembelajaran yang
meliputi: mengurutkan butir menurut sistematika yang
dikehendaki evaluator untuk mempermudah pengolahan
data, menuliskan petunjuk pengisian, dan identitas serta
yang lain dan membuat pengantar pengisian instrumen.
3. Pengumpulan data
Pengumpulan data dapat diterapkan berbagai teknik
pengumpulan data diantaranya adalah kuisioner, wawancara,
pengamatan, dan studi kasus.
4. Analisis data
Dalam evaluasi pembelajaran, wujud nyata dari kegiatan
menghimpun data adalah melaksanakan pengukuran, misalnya
dengan menyelenggarakan tes pembelajaran.
5. Penyusuan laporan
Laporan evaluasi pembelajaran harus berisikan pokok-
pokok berikut:
a. Tujuan evaluasi, yakni tujuan yang disebutkan didalam
rancangan evaluasi pembelajaran yang didahului dengan
latar belakang dan alasan dilaksanakannya evaluasi.
b. Problematika, berupa pertanyaan-pertanyaan yang telah
dicari jawabannya melalui kegiatan evaluasi pembelajaran.
c. Lingkup dan metodologi evaluasi pembelajaran, yaitu
unsur-unsur yang dinilai dan hubungan antar variabel,
metode pengumpulan data, instrumen pengumpulan data,
teknis analisis data.

21
K. MANFAAT EVALUASI
1. Bagi siswa
Dengan diadakannya evaluasi, maka siswa dapat
mengetahui sejauh mana telah berhasil mengikuti pelajaran
yang telah diberikan oleh guru.
2. Bagi guru
a. Guru dapat mengetahui siswa mana yang sudah berhak
melanjutkan pelajarannya karena sudah berhasil
menguasai bahan, dan mengetahui siswa yang belum
berhasil menguasai bahan.
b. Guru akan mengetahui apakah metode yang digunakan
sudah tepat bagi siswa sehingga tidak perlu mengadakan
perubahan untuk memberikan pengajaran diwaktu yang
akan datang.
c. Guru akan mengetahui apakah metode yang digunakan
sudah tepat atau belum
3. Bagi sekolah
a. Apabila guru-guru mengadakan penilaian dan diketahui
bagaimana hasil belajar siswa-siswanya, dapat diketahui
pula apakah kondisi belajar yang diciptakan oleh sekolah
sudah sesuai harapan atau belum. Hasil belajar
merupakan cermin kualitas sekolah.
b. Informasi dari guru tentang tepat tidaknya kurikulum
untuk sekolah itu dapat merupakan bahan pertimbangan
bagi perencanaan sekolah untuk masa-masa yang akan
datang.
c. Informasi hasil penilaian yang diperoleh dari tahun-
ketahun dapat digunakan sebagai pedoman bagi sekolah,
yang dilakukan oleh sekolah sudah memenuhi standar
atau belum. Pemenuhan standar akan terlihat dari angka-
angka yan diperoleh siswa.

i
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari uraian di atas tentang evaluasi pendidikan Islam dapat ditarik
kesimpulan:
1. Evaluasi adalah suatu proses dan tindakan yang terencana untuk
mengumpulkan informasi tentang kemajuan, pertumbuhan dan
perkembangan (peserta didik) terhadap tujuan (pendidikan),
sehingga dapat disusun penilaiannya yang dapat dijadikan dasar
untuk membuat keputusan.
2. Evaluasi pendidikan Islamadalah suatu proses dan kegiatan
penilaian yang terencana terhadap peserta didik dari keseluruhan
aspek mental-psikologis dan spiritual religius dalam pendidikan
Islamuntuk mengetahui taraf kemajuan dalampendidikan Islam.
3. Tujuan Evaluasi yaitu:
a. mengetahui kadar pemahaman peserta didik;
b. mengetahui siapa diantara peserta didik yang cerdas dan
yang lemah;
c. mengumpulkan informasi;
d. untuk mengetahui penguasaan peserta didik dalam
kompetensi/subkompetensi tertentu;
e. untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik (diagnostic
test) dan untuk memberikan arah dan lingkup
pengembangan evaluasi selanjutnya.
4. Evaluasi dalam pendidikan Islam, secara umumsangat berguna bagi
pendidik, peserta didik, ahli fikir pendidikan Islam,politik
pengambil kebijakan pendidikan Islam, untuk membantu mereka
dalam membenahi sistem pengawasan dan mempertimbangkan
kebijakan yang akan diterapkan dalam sistem pendidikan nasional
(Islam).

23
5. Sasaran evaluasi yaitu untuk mengevaluasi peserta didik, pendidik,
materi pendidikan, proses penyampaian materi pelajaran, dan
berbagai aspek lainnya yang berkaitan dengan materi pendidikan.
6. Prinsip Evaluasi, yaitu: valid, berorientasi kepada kompetensi,
berkelanjutan/berkesinambungan(kontinuitas), menyeluruh
(Komprehensif), bermakna, adil dan objektif, terbuka, ikhlas,
praktis, dicatat dan akurat.
7. Sistem Evaluasi Pendidikan Islam, yaitu untuk menguji daya
kemampuan manusia beriman terhadap berbagai macam problema
kehidupan yang dihadapi, untuk mengetahui sejauhmana hasil
pendidikan wahyu yang telah diaplikasikan Rasulullah SAW
kepada umatnya, untuk menentukan klasifikasi atau tingkat hidup
keislaman atau keimanan seseorang, seperti pengevaluasian Allah
SWT terhadap Nabi Ibrahim yang menyembelih Ismail putera yang
dicintainya, untuk mengukur daya kognisi, hafalan manusia dari
pelajaran yang telah diberikan padanya, seperti pengevaluasian
terhadap Nabi Adam tentang asma-asma yang diajarkan Allah
SWT kepadanya dihadapan para malaikat, serta memberikan
semacam tabsyîr (berita gembira) bagi yang beraktivitas baik, dan
memberikan semacam iqab (siksa) bagi mereka yang beraktivitas
buruk.
8. Jenis-jenis Evaluasi yaitu:
a. Evaluasi Formatif
b. Evaluasi Sumatif
c. Evaluasi Penempatan (placement)
d. Evaluasi Diagnostik
9. Langkah-langkah Evaluasi: penentuan tujuan evaluasi,
penyususnan kisi-kisi soal, telah atau review dan revisi soal, uji
coba (try out), penyusunan soal, penyajian tes, scorsing,
pengolahan hasil tes, pelaporan hasil tes, dan pemanfaatan hasil tes.

Demikian makalah yang dapat kami buat, mudah-mudahan bermanfaat,


bagi penulis khususnya dan bagi insan pendidikan umumnya Allâhu a’lam.

i
DAFTAR PUSTAKA
Arief, A. 2002.Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta:

Ciputat Pers

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Edisi Revisi. Jakarta: Renika Cipta

Darajat, dkk. 2014. Metode Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta:Bumi

Aksara

Departemen Agama RI. 2009. Mushaf Al Qur’an Dan Terjemahan.

Diterjemahkan Oleh Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al Qur’an.

2009. Jakarta: Pustaka Al-Kaustar

Fauzi, Ahmad. 2015. Manajemen Pembelajaran. Yogyakarta: K-Media

Hamzah, B. Uno. 2007. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Jhon M,Echols Dan Hassan Shadily.2008. Kamus Inggris Indonesia.

Jakarta:Gramedia

Mujib, Abdul, et al. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:Kencana

Nata, Abuddin. 2010.Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:Kencana

Nata, Abuddin. 2005. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta:Gaya Media Pratama.

Ramayulis.2001. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia

Umar,Bukhari. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah

25

Anda mungkin juga menyukai