Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Biopsi aspirasi jarum halus atau fine needle aspiration biopsy (FNAB)
merupakan suatu metode atau tindakan mengambil sebagian jaringan tubuh
manusia dengan menggunakan jarum suntik dengan diameter kecil yang bertujuan
untuk membantu diagnosis berbagai penyakit tumor dan infeksi. Tindakan ini bisa
dilakukan untuk tumor/ benjolan yang letaknya di permukaan tubuh (superficial)
dan bisa teraba (palpable) misalnya tumor pada kelenjar getah bening, kelenjar
gondok, kelenjar liur, payudara, dan lain-lain. Prosedur FNAB dilakukan seperti
injeksi (suntik). Kulit pada daerah yang ingin diambil sampelnya dibersihkan
dengan alcohol kemudian jarum disuntikkan untuk mengambil sampel tumor.
Dengan metode FNAB diharapkan hasil pemeriksaan patologi /diagnosis pasien
dapat segera ditegakkan sehingga pengobatan ataupun tindakan operatif tidak
membutuhkan waktu tunggu yang terlalu lama. Disamping itu FNAB juga
digunakan untuk mengkonfirmasi kecurigaan klinik adanya rekurensi
(kekambuhan) lokal/ metastasis suatu kanker, tanpa membuat pasien menjalani
intervensi bedah lebih lanjut.
1. Sebuah syringe holder/ syring pistol/ terutama syring :3 cc, 5 cc, 10 cc.
2. Jarum / needle disposibble ukuran 21-25 G.
3. Kaca objek untuk pembuatan preparat apus dari aspirat jaringan dan telah
diberi nomor/ kode sitologi.
4. Kapas alkohol
5. Botol / kotak kaca berisi alkohol 95% untuk fiksasi.
6. Sarung tangan steril.
7. Botol penamnpung cairan aspirat.
8. Plester
9. Ethyl Chloride Spray
10. Tissue
Prosedur Kerja
1. Setiap kaca objek yang sudah diberi nomor ditetes dengan 1-2 tetes aspirat.
2. Aspirat diapuskan dengan merata pada kaca objek dengan menggunakan
kacaa objek yang lainnya.
3. Sediaan apus tersebut difiksasi dalam alkohol 95% untuk pewarnaan
papanicolouw, sedangkan untuk pewarnaan giemsa difiksasi daalam
metanol setelah dikeringkan terlebih dahulu.
Interpretasi Hasil : Ditemukannya sel-sel abnormal atau adanya keganasan
sel yang mengacu pada kanker atau tumor ganas.
Pap Smear
Tujuan
Untuk menilai adanya perubahan sel yang abnormal dan
berkembang menjadi kanker serviks dan mengetahui tingkat keganasan
serviks.
Prinsip
Mengambil epitel leher rahim luar (Ektoserviks) dan leher rahim
dalam (Endoserviks), diperiksa dibawah mikroskop guna untuk mengetahui
adanya kelainan yang ada seperti proses radang, kelainan pra kanker dan
kanker pada vagina dan leher rahim (serviks).
Prosedur kerja
1. Proses pengambilan sampel pap smear dilakukan oleh dokter klinisi atau
spesialis diruang khusus.
2. Sampel pap smear yang telah dibuat sediaan direndam dalam larutan
formalin 10%.
3. Dilakukkan pewarnaan papanicolou.
Teknik pewarnaan untuk standar pemeriksaan sitologi yaitu :
1. Pewarnaan Papanicolouw
Terdapat lima langkah utama dalam metode pewarnaan papanicolouw yaitu
sebagai berikut,
a. Fiksasi
b. Pewarnaan inti
c. Pewarnaan sitoplasma
d. Penjernihan (Clearing)
e. Mounting
2. Pewarnaan Giemsa
a. Fiksasi
b. Pewarnaan dengan larutan giemsa
c. Mounting
Pewarnaan Papanicolou
Tujuan Pemeriksaan
Untuk mengetahui ada tidaknya morfologi sel abnormal dalam sampel yang
diperiksa.
Kromatin didalam inti akan mengikat cat yang bersifat basa (Hematoksilin)
dan protein sitoplasma akan mengikat cat yang bersifat asam (Orange G) dan
nukleus dalam inti akan mengikat cat yang bersifat asam (EA 50) sehingga sel akan
berwarna merah muda dengan inti berwarna biru.
Prosedur Kerja
2. Alkohol 80 % 10 celup
3. Alkohol 70 % 10 celup
4. Alkohol 50 % 10 celup
5. Aquadest 10 celup
Sampel cairan tubuh berupa cairan pleura, acites dll. Pengolahan sampel cairan
tubuh dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu
Sampel cairan tubuh yang diterima diidentifikasi secara makroskopis berupa warna,
volume, ada tidaknya jendalan.
Masukkan sampel kedalam tabung reaksi
Centrifuge cairan dala tabung reaksi dengan keecepatan 4000 rpm selama 4 menit.
Pisahkan bagian supernatan dan bagian palletnya.
Ambil bagian pallet dan buat apusan diatas objek glass steril.
Keringkan diatas hot plate dan lakukan pengecatan giemsa.
Pewarnaan Giemsa
Untuk mengetahui ada tidaknya morfologi sel abnormal dalam sampel yang
diperiksa dengan detail morfologi untuk memeriksa inti sel.
Presipitasi hitam yang terbentuk dari penabahan larutan methylene blue dan
eosin yaang diarutkan didalam metanol.
Prosedur Kerja
Interpretasi Hasil : Apabila ditemukan sel-sel abnormal atau adanya keganasan sel
pada sampel jaringan segar tanpa fiksasi segara melaporkan hasil pada dokter bedah
dalam waaktu kurang dari 45 menit.
A. Gambaran Umum
Praktek Belajar Lapangan (PBL) jurusan Analis Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Semarang salah satu mata kuliah yang
dilaksanakan pada semester VII. Kegiatan ini dilaksanakan di lima rumah
sakit dengan mahasiswa Jurusan Analis Kesehatan yang dibagi dalam lima
kelompok. Praktik Belajar Lapangan ini dilakukan selama 2 bulan yaitu
dimulai tanggal 25 November 2019 – 18 Januari 2020. Salah satu rumah
sakit yang menjadi tempat PKL adalah RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro
Klaten.
Laboratorium RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten mampu
mengerjakan berbagai macam pemeriksaan sendiri dan ada yang dirujuk
pada laboratorium klinik seperti prodia jika pemeriksaan diluar prasarana
laboratorium RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Laboratorium yang
tersedia di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten diantaranya laboratorium
Patologi Klinik, laboratorium Bank Darah, laboratorium Patologi Anatomi
serta Laboratorium Mikribiologi.
B. Kegiatan Praktek Belajar Lapangan
Kegitan yang dlakukan di laboratorium RSUP dr. Soeradji
Tirtonegoro Klaten diantaranya terdiri dari :
1. Administrasi Pasien
Administrasi pasien dilakukan oleh bagian administrasi laboratorium baik
pasien rawat inap maupun pasien rawat jalan.
2. Pengambilan Sampel
Sampel pemeriksaan dapat berupa darah, urine, feses, sputum, sekret, cairan
transudat dan eksudat serta sampel pada patologi anatomi. Pengambilan
sampel darah dilakukan oleh tenaga analis kesehatan yang berkompeten
dalam pengambilan sampel pada pasien rawat jalan sedangkan pada pasien
rawat inap dilakukan pengambilan sampel oleh perawat ruangan.
3. Tindakan pemeriksaan
Sampel yang didapat berupa darah, urine, feses, sputum, secret, cairan
transudat eksudat dan sampel patologi anatomi dilakukan pemeriksaan
sesuai dengan standar operasional prosedur yang digunakan sebagai
pedoman pelaksanaan kerja sehingga didapatkan hasil yang sesuai
gambaran keadaan fisiologis pasien secara akurat dan terpercaya yang
kemudian hasil akan dikeluarkan oleh laboratorium.
4. Penjaminan Mutu Internal dan Eksternal