Anda di halaman 1dari 18

PELAYANAN LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI

RS.SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

5.1. Alur Pelayanan Laboratorium Patologi Anatomi


Patologi Anatomi ialah spesialis medis yang berurusan dengan
diagnosis penyakit berdasarkan paada pemeriksaan makroskopik,mikroskopik, dan
molekuler atas organ, jaringan, dan sel. Di berbagai negeri,dokter yang berpraktik
patologi dilatih dalam patologi anatomi dan patologi klinik,diagnosis penyakit
melalui analisis laboratorium pada cairan tubuh.
Patologi Anatomi mendiagnosis penyakit dan memperoleh informasi yang
berguna secara klinis melalui pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis pada
jaringan, dengan pengecatan khusus dan imunohistokimia yang dimanfaatkan
untuk memvisualisasikan protein khusus dan zat lain pada sekeliling sel. Kini,
Patologi Anatomi mulai menggunakan biologi molekuler untuk memperoleh
informasi klinis tambahan dari spesimen yang sama.
Secara garis besar ada 2 macam pemeriksaan dasar yang dilakukan yaitu
pemeriksaan Histopatologi dan Sitopatologi. Pemeriksaan Histopatologi adalah
pemeriksaan dari jaringan tubuh manusia, dimana jaringan dilakukan pemeriksaan
dan pemotongan makroskopis, diproses sampai siap menjadi slide atau preparat
yang kemudian dilakukan pembacaan secara mikroskopis untuk penentuan
diagnosis. Pemeriksaan Sitopatologi adalah pemeriksaan cairan tubuh manusia
yang kemudian diproses, yaitu dilakukan fiksasi dan pemberian pigmen kemudian
dilakukan pembacaan dengan mikroskop. Perbedaan utama antara pemeriksaan
Histopatologi dan Sitopatologi adalah dimana pemeriksaan Histopatologi akan
tampak struktur jaringan, sedangkan pada pemeriksaan Sitopatologi hanya tampak
gambaran sel-selnya tanpa terlihat struktur jaringannya.
Histologi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur jaringan secara
detail menggunakan mikroskop pada sediaan jaringan yang dipotong tipis, salah
satu dari cabang-cabang biologi. Histologi dapat juga disebut sebagai ilmu anatomi
mikroskopis.
Sitologi adalah ilmu yang mempelajari sel, mencakup sifat-sifat fisiologis sel
seperti struktur, intaraksi sel, daur hidup sel, pembelahan sel, hingga kematian sel.
Sitologi adalah cabang biologi yang berhubungan dengan studi sel, struktur, fungsi,
biokimia, dll. Disiplin dimulai dengan studi mikroskopis Robert Hooke dari gabus
pada tahun 1665, dan berbagai bentuk mikroskop adalah alat utama sitologi. ebuah
teknik yang sering digunakan adalah kultur jaringan.
Laboratorium patologi anatomi RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro memiliki jam
pelayanan pada hari senin hingga kamis pada pukul 07.30 – 16.00 WIB pada hari
jumat pukul 07.30- 14.00 WIB. Waktu tunggu tindakan laboratorium patologi
anatomi untuk pemeriksaan sitologi meliputi AJH, Pleura, Pap Smear dan Usapan
adalah selama 3 hari kerja sedangkan untuk pemeriksaan histologi jaringan yang
terdiri atas frozen section dengan waktu 45 menit dan block parafin selama 7 hari
kerja. Jenis pelayanan yang dapat dilakukan dilaboratorium patologi anatomi RSUP
dr. Soeradji Tirtonegoro Kabupaten Klaten.
1. Histopatologi merupakan bagian patologi anatomi yang memeriksa jaringan
tubuh manusia yang diperoleh dari hasil operasi atau bedah, eksisi dan
insisi.
2. Sitopatologi merupakan bagian dari patologi anatomi yang memeriksa
cairan tubuh secara mikroskopis dan diperoleh dari usapan maupun aspirasi
jarum halus.
3. Pap Smear merupakan pemriksa screening untuk mencegah kanker leher
rahim atau kanker serviks.
4. Biopsi atau Aspirasi Jarum Halus (AJH) merupakan pemriksaan tumor pada
tub.
Alur Pelayanan Laboraorium Patologi Anatomi RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro
Kabupaten Klaten.
5.2. Tahap Pemeriksaan Laboratorium Patologi Anatomi RSUP dr. Soeradji
Tirtonegoro.

Tahap pemeriksaan laboratorium patologi anatomi RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro


sebagai berikut :

5.2.1. Tahap Pra Analitik

Tahap pra analitik merupakan tahap persiapan awal, dimana tahap


menentukkan kualitas sampel yang akan diperiksa. Tahap praanlitik meliputi
persiapan pasien, cara dan waktu pengambilan sampel.
1. Persiapan Pasien.
Persiapan pasien merupakan suatu kegiatan yang dilakukan sebelum
melakukanpengambilan sampel pada pasien, dimana pasien yang akan
meakukan peeriksaan memenuhi beberapa prosedur guna untuk menghasilkan
sampel yang sesuai dengan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan.
Contoh : pemmeriksaan histologi, sitologi, AJH dan Papsemar memenuhi syarat
inform consent, dimana pasien memberikan persetujuan mengenai tindakan
medis yang akan dialkukan pada saat pengambilan sampel.
2. Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel untuk pemeriksaan dilaboratorium patologi anatomi
dilakukan oleh dokter klinisi atau dokter spesialis PA.
Contoh :
 Sampel pemeriksaan histologi
Sampel pemeriksaan hstologi berasal dari jaringan tubuh manusia yang
diperoleh dari operasi , biopsi, eksisi, atau kerokan. Sampel yang didapatkan
dilakukan proses fiksasi dalam formalin 10%, dengan kondisi volume 10
kali volume jaringan. Proses fiksasi bertujuan agar jaringan tidak busuk dan
bila jaringan terlalu besar lakukan lamelasi atau irisan dengan jarak 1 cm
agar cairan masuk kedalam jaringan kemudian dtutup agar tidak tumpah.
 Sampel pemeriksaan sitologi.
Sampel pemeriksaan sitologi berasal dari cairan tubuh, usapan maupun
aspirasi jarum halus (AJH).
 Sampel pemeriksaan Frozen Section atau potong beku.
Frozen section atau potong beku merupakan teknik peotongan jaringan
secara cepat pada suhu rendah -25ºC . pembuatan sediaan jaringan payudara
menggunakan suhu -20ºC, sedangkan untuk pembuatan sediaan kista
ovarium dan jaringan lainnnya menggunakan suhu -25ºC. Teknik frozen
section bertujuan untuk mengetahui adanya sel-sel, jaringan yang mengarah
pada adanya keganasan (kanker dan tumor) dan teknik frozen section
merupkan jenis pemeriksaan histologi cepat karena hasil pemeriksaan yang
harus segera dikeluarkan dengan kondisi pasien sedang berada atau
menjalani operasi. Batas tunggu maksimal untuk pemeriksaan frozen
section adalah 30-45 menit ( diharapkan segera selesai pada waktu 30
menit).
3. Pengiriman Sampel
Setelah proses pengiriman sampel, sampel yang dperoleh dibawa ke
laboratorium dalam keadaan telah dalam proses foksasi dalam formalin
10%.
4. Penerimaan Sampel
Sampel yang diterima dari poli atau pasien rawat inap/jalan dilakukan
proses administrasi yang meliputi :
 Pasien atau keluarga pasien membawa sampel beserta blanko pemeriksaan
 Petugas laboratorium melakukan proses billing atau entry data pasien
kedalam komputer.
 Sampel yang telah dilakukan prose billing diberi id dan nomor pemeriksaan.
5.2.2. Tahap Analitik
Tahap analitik merupakan tahap pengerjaan atau pemeriksaan
sampel yang kemudian menghasilkan hasil pemeriksaan.Tahap analitik
pemeriksaan sampel laboratorium patologi anatomi meliputi :
1. Sampel histologi
Pengolahan sampel hisologi dilakukan beberapa tahap yang meliputi :
 Pemberian kode sampel pada jaringan yang akan diproses menggunakan
mesin ketik. Kode SA dan KD diberikan untuk sampel berupa jaringan
tubuh.
 Mengidentifikasi jenis sampel berdasarkan jenis, warna , ukuran dll.
 Melakukan proses pemotongan jaringan.
 Jaringan yang telah dipotong oleh dokter klinisi dimasukkan kedalam
cassete yang sudah diberi identitas atau kode sampel.
 Masukkan Cassete ke dalam alat Leica ASP 200 untuk melakukan
prosessing jaringan.
Tahapan processing jaringan meliputi :
Selanjutnya dilakukan dengan processing jaringan memakai alat tissue
processor automatic yang bekerja ± 18,5 jam (bisa diubah sesuai kebutuan).
Tahapan processing jaringan yaitu : fiksasi, dehidrasi, clearing dan infiltrasi
parafin.
a. Fiksasi : Buffer Formalin 10% 2 jam
b. Dehidrasi
Tujuan : untuk menghilangkan atau menarik air dalam jaringan dengan cara
memulai konsentrasi terrendah sampai konsentrasi tinggi.
Bahan :
Alkohol 70% 1,5 jam
Alkohol 80% 1,5 jam
Alkohol 95% 1,5 jam
Alkohol Absolute I 1,5 jam
Alkohol Absolute II 1,5 jam
Alkohol Absolute III 1,5 jam
c. Clearing
Tujuan : Menarik keluar kadar alkohol yang berada dalam jaringan,memberi
warna bening/ jernih pada jaringan dan juga sebagai peratara masuknya
kedalam parafin.
Bahan :
Xylol I 1 jam
Xylol II 1,5 jam
Xylol III 1,5 jam
d. Infiltrasi parafin (Pengeblokkan)
Tujuan : Mengisi rongga atau pori-pori yang ada pada jaringan setelah
ditinggal cairan sebelumnya (Xylol). Dengan jumlah waktu 18,5 jam.
Bahan :
Parafin cair I 1,5 jam
Parafin cair II 2 jam
1. Pegeblokkan / Embedding
Tujuan : agar mudah dipotong menggunakan mikrotom untuk mendapatkan
irisan jarigan yang sangat tipis ( sesuai yang diharapkan). Parafin yang
digunakan adlah parafin yang memilki titik cair 50-56ºC bertujuan untuk
menjaga agar enzim tidak rusak.
Prosedur :
1. Hangatkan parafin cair, pinset dan penutup cetakan.
2. Parafin cair dituangkan kedalam cetakkan.
3. Jaringan dari processing dimasukkan kedalam cetakan yang telah diisi parafin
cair, tekan jaringan agar semakin menempel didasar cetakkan.
4. Tutup cetakkan diambi, letakkan diatas cetakkan dan ditekan dan pasang etiket
dipinggir.
5. Biarkan sampai membeku.
6. Setelah beku keluarkan dari cetakkan, rapikan sisi-sisi blog. Ganti etiket
dengan yang permanen.
2. Pemotongan jaringan dengan mikrotom.
1. Blok dijepit pada mikrotom kemudian dipotong dengan pisau mikrotm dengan
kemiringan ± 30ºC, tebal parafin 2-5 mikron.
2. Hasil pemotongan ( berupa pita/ irisan tipis yang saling bersambung)
dimasukkan dalam waterbath yang diisi air yang sudah dihangatkan 50ºC.
Kemudian diambil dengan kaca objek ( meletakkan potongan diwaterbath tidak
boleh terbalik).
3. Keringkan diatas hot plate untuk kemudian dilakukan pengecatan HE
Pengecatan Hematoksilin eosin (HE)
Tujuan
Untuk mengetahui ada perubahan sel-sel tubuh secara abnormal.
Prinsip
Kromatin dalam inti akan mengikat cat yang bersifat basa (hematoksilin)
dan protein sitoplasma akan mengikat cat yang bersifat asam (eosin) sehingga
sel akan berwarna merah muda dengan inti berwarna biru keunguan.
Prosedur kerja
1. Rendam dalam formalin dengan suhu 50ºC selama 1 jam.
2. Pindahkan dalam larutan ethanol 70% dengan suhu 45ºC selama 1 jam.
3. Lanjutkan proses perendaman dalam alkohol 90% dengan 45 ºC selama 1 jam
4. Rendam dalam ethanol absolute dengan suhu 45 ºC selama 1 jam ( lakukan
proses yang sama sebanyak 2 kali)
5. Rendam dalam larutan Xylene dengan suhu 50 ºC selama 1 jam (lakukan proses
yang sama sebanyak 2 kali)
6. Masukkan dalam larutan paraffin wax dengan suhu 58 ºC selam 1 jam (lakukan
proses yang sama sebanyak 2 kali).
7. Setelah serangkaian proses selesai angkat atau ambil blok tissue cassete beeisi
jaringan dan masukkan dalam alat tissue embeding.
Interpretasi hasil : Ditemukan adanya pertumbuhan sel-sel abnormal jinak atau
ganas.
2. Sampel Sitologi
Sampel sitologi dalam laboratorium patologi anatomi terbagi menjadi 3 yaitu
sebagai berikut :

Pemeriksaan Biopsi Aspirasi Jarum Halus/ FNAB

Biopsi aspirasi jarum halus atau fine needle aspiration biopsy (FNAB)
merupakan suatu metode atau tindakan mengambil sebagian jaringan tubuh
manusia dengan menggunakan jarum suntik dengan diameter kecil yang bertujuan
untuk membantu diagnosis berbagai penyakit tumor dan infeksi. Tindakan ini bisa
dilakukan untuk tumor/ benjolan yang letaknya di permukaan tubuh (superficial)
dan bisa teraba (palpable) misalnya tumor pada kelenjar getah bening, kelenjar
gondok, kelenjar liur, payudara, dan lain-lain. Prosedur FNAB dilakukan seperti
injeksi (suntik). Kulit pada daerah yang ingin diambil sampelnya dibersihkan
dengan alcohol kemudian jarum disuntikkan untuk mengambil sampel tumor.
Dengan metode FNAB diharapkan hasil pemeriksaan patologi /diagnosis pasien
dapat segera ditegakkan sehingga pengobatan ataupun tindakan operatif tidak
membutuhkan waktu tunggu yang terlalu lama. Disamping itu FNAB juga
digunakan untuk mengkonfirmasi kecurigaan klinik adanya rekurensi
(kekambuhan) lokal/ metastasis suatu kanker, tanpa membuat pasien menjalani
intervensi bedah lebih lanjut.

Alat dan Bahan yang digunakan

1. Sebuah syringe holder/ syring pistol/ terutama syring :3 cc, 5 cc, 10 cc.
2. Jarum / needle disposibble ukuran 21-25 G.
3. Kaca objek untuk pembuatan preparat apus dari aspirat jaringan dan telah
diberi nomor/ kode sitologi.
4. Kapas alkohol
5. Botol / kotak kaca berisi alkohol 95% untuk fiksasi.
6. Sarung tangan steril.
7. Botol penamnpung cairan aspirat.
8. Plester
9. Ethyl Chloride Spray
10. Tissue

Prosedur Kerja

1. Setiap kaca objek yang sudah diberi nomor ditetes dengan 1-2 tetes aspirat.
2. Aspirat diapuskan dengan merata pada kaca objek dengan menggunakan
kacaa objek yang lainnya.
3. Sediaan apus tersebut difiksasi dalam alkohol 95% untuk pewarnaan
papanicolouw, sedangkan untuk pewarnaan giemsa difiksasi daalam
metanol setelah dikeringkan terlebih dahulu.
Interpretasi Hasil : Ditemukannya sel-sel abnormal atau adanya keganasan
sel yang mengacu pada kanker atau tumor ganas.
Pap Smear
Tujuan
Untuk menilai adanya perubahan sel yang abnormal dan
berkembang menjadi kanker serviks dan mengetahui tingkat keganasan
serviks.
Prinsip
Mengambil epitel leher rahim luar (Ektoserviks) dan leher rahim
dalam (Endoserviks), diperiksa dibawah mikroskop guna untuk mengetahui
adanya kelainan yang ada seperti proses radang, kelainan pra kanker dan
kanker pada vagina dan leher rahim (serviks).
Prosedur kerja
1. Proses pengambilan sampel pap smear dilakukan oleh dokter klinisi atau
spesialis diruang khusus.
2. Sampel pap smear yang telah dibuat sediaan direndam dalam larutan
formalin 10%.
3. Dilakukkan pewarnaan papanicolou.
Teknik pewarnaan untuk standar pemeriksaan sitologi yaitu :
1. Pewarnaan Papanicolouw
Terdapat lima langkah utama dalam metode pewarnaan papanicolouw yaitu
sebagai berikut,
a. Fiksasi
b. Pewarnaan inti
c. Pewarnaan sitoplasma
d. Penjernihan (Clearing)
e. Mounting
2. Pewarnaan Giemsa
a. Fiksasi
b. Pewarnaan dengan larutan giemsa
c. Mounting
Pewarnaan Papanicolou

Pengecatan papanicolaou merupakan metode pengecatan polikromatis yang


merupakan kombinasi pengecatan hematoxilin untuk mewarnai inti sel dan
sitoplasma pada bagian pewarna lainnya. Permasalahan yang sering terjadi pada
pengecatan papanicolauo adalah nuklear terlalu pucat. Sehingga sampel akan sulit
terlihat dalam mikroskop. Hal ini terjadi karena terkontaminasi hematoxilin yang
mengurangi kemampuannya menembus nukleus dan cat mengering sebelum
difiksasi (Leopold, 2006).

Tujuan Pemeriksaan

Untuk mengetahui ada tidaknya morfologi sel abnormal dalam sampel yang
diperiksa.

Prinsip Pewarnaan Papanicolou

Kromatin didalam inti akan mengikat cat yang bersifat basa (Hematoksilin)
dan protein sitoplasma akan mengikat cat yang bersifat asam (Orange G) dan
nukleus dalam inti akan mengikat cat yang bersifat asam (EA 50) sehingga sel akan
berwarna merah muda dengan inti berwarna biru.

Prosedur Kerja

1. Sediaan apusan difiksasi dengan alkohol 95 % 15 menit (minimal)

2. Alkohol 80 % 10 celup

3. Alkohol 70 % 10 celup

4. Alkohol 50 % 10 celup

5. Aquadest 10 celup

6. Harris Haematoxylin 3-5 menit

7. Cuci dengan air mengalir

8. HCL 0,25 % 3-4 celup


9. Cuci dengan air mengair

10. Lithium 0,5 % 10 celup

11. Cuci dengan air mengalir

12. Alkohol 50 % 10 celup

13. Alkohol 70 % 10 celup

14. Alkohol 80 % 10 celup

15. Alkohol 95 % 10 celup

16. OG 3-5 menit

17. Alkohol 95 % 10 celup

18. Alkohol 95 % 10 celup

19. Alkohol 95 % 10 celup

20. EA 50 3-5 menit

21. Alkohol 95 % 10 celup

22. Alkohol 95 % 10 celup

23. Alkohol 95 % 10 celup

24. Keringkan di udara

25. Xylol 3 menit

26.Tutup dengan Entelan

3. Sampel Cairan Tubuh

Sampel cairan tubuh berupa cairan pleura, acites dll. Pengolahan sampel cairan
tubuh dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu

 Sampel cairan tubuh yang diterima diidentifikasi secara makroskopis berupa warna,
volume, ada tidaknya jendalan.
 Masukkan sampel kedalam tabung reaksi
 Centrifuge cairan dala tabung reaksi dengan keecepatan 4000 rpm selama 4 menit.
 Pisahkan bagian supernatan dan bagian palletnya.
 Ambil bagian pallet dan buat apusan diatas objek glass steril.
 Keringkan diatas hot plate dan lakukan pengecatan giemsa.

Pewarnaan Giemsa

Penggunaan utama noda tipe Romanowsky adalah untuk detail sitoplasma,


seperti mucins intracytoplasmic, tetesan lemak dan butiran neurosekresi. Zat
ekstraseluler, seperti lendir bebas, koloid, substansi tanah, dll, juga mudah
diwarnai, dan muncul metakromatik.

Tujuan Pewarnaan Giemsa

Untuk mengetahui ada tidaknya morfologi sel abnormal dalam sampel yang
diperiksa dengan detail morfologi untuk memeriksa inti sel.

Prinsip Pewarnaan Giemsa

Presipitasi hitam yang terbentuk dari penabahan larutan methylene blue dan
eosin yaang diarutkan didalam metanol.

Prosedur Kerja

1. Sediaan apus setelah benar-benar kering fiksasi dengan metanol selama 5


2. menit, angkat dan biarkan kering di udara.
3. Masukkan ke dalam larutan Giemsa yang telah diencerkan selama 30
menit,
4. Angkat, cuci dengan air mengalir, keringkan di udara.
5. Masukkan ke dalam Xylol selama 3 menit.
6. Tambahkan 1-2 tetes entelan
7. Tutup dengan cover gelas.
8. Bersihkan sisa entelan yang melekat pada kaca objek sehingga siap di beri
label.
3. Frozen section atau potong beku
Tujuan
Untuk mengetahui ada tidaknya sel-sel keganasan pada jaringan yang diperiksa.
Prinsip
Menghasilkan hasil yang baik, ketebalan pemotongan pada cryostat merupakan
salah satu syarat yang harus dipenuhi, jaringan harus dalam keadaan baik, kualitas
terbaik pada teknik cryostat section dihasilkan dari jaringan berupa fiksasi, dengan
membekukan segera. Kondisi di dalam cryostat harus optimal seperti temperature
blokharus tepat ebelum jaringan, kerja mikrotom harus baik dan penyesuaian anti-
roll plate harus tepat.
Prossedur kerja
1. Setting alat sesuai dengan temperature yang ditentukan dan siapkan peralatan
yang dibutuhkan.
2. Tambahkan gel thermostat ke dalam cetakan.
3. Masukkan jaringan kedalam cetakan
4. Tambahkan gel thermostat kembali (dilapisi bagian atasnya)
5. Tutup cetakkan hingga jaringan membeku.
6. Jika jaringan telah membeku, ambil cetakkan dan potong pada mikrotom.
7. Lakukkan proses pemotongan jaringan dengan ketebalan yang sudah
ditentukan.
8. Ambil jaringan dengan menggunakan kuas secara perlahan-lahan.
9. Ambil objek glass stereil, ditempelkan pada jaringan yang telah dipotong.
10. Keudian biarkan hingga kering dan lakukan pewarnaan HE.

Interpretasi Hasil : Apabila ditemukan sel-sel abnormal atau adanya keganasan sel
pada sampel jaringan segar tanpa fiksasi segara melaporkan hasil pada dokter bedah
dalam waaktu kurang dari 45 menit.

5.2.3. Tahap Pasca Analitik


Tahap pasca analitik merupakan tahap akhir yang dikeluarkan untuk meyakinkan
bahwa hasil pemeriksaan yang dilakukan benar-benar valid. Setelah dilakukan
pengamatan hasil pemeriksaan secara mikroskopis, membuat hasil pemeriksaan
yang dicetak sebanyak 2 kali. Kemudian akan diserahkan kepada pasien dan
sebagai arsip rumah sakit. Tahap pasca analitik terdiri dari 2 yaitu :

 Pelaporan hasil pewarnaan.


Hasil pemeriksaan akan dibeikan kepada pasien jika semua hasil dan proses
pemeriksaan telah lengkap. Laporkan hasil pemeriksaan meliputi : nama dokter
penanggung jawab, idntitas pasien, jenis spesimen, jenis pemeriksaan, hasil
pemeriksaan, tanggal spesimen diperiksa, tanggal jadi hasil pemeriksaan, nama
petugas pemeriksa, tanda tangan dokter penanggung jawab.
 Pemberlakuan sisa sampel
Sisa sampel pemeriksaan sitologi adalah langsung dibuang, sedangkan untuk
sampel pemeriksaan histologi direndam dalam formalin 10% dan disimpan dalam
kantong plastik dan diberi kode id pasien, dan diberi tanggal. Untuk jaringan blok
parafin dan slide dapat disimpan selama 5 tahun. Sedangkan jaringan basah
disimpan selama 3-5 bulan.
BAB III
DESKRIPSI KEGIATAN

A. Gambaran Umum
Praktek Belajar Lapangan (PBL) jurusan Analis Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Semarang salah satu mata kuliah yang
dilaksanakan pada semester VII. Kegiatan ini dilaksanakan di lima rumah
sakit dengan mahasiswa Jurusan Analis Kesehatan yang dibagi dalam lima
kelompok. Praktik Belajar Lapangan ini dilakukan selama 2 bulan yaitu
dimulai tanggal 25 November 2019 – 18 Januari 2020. Salah satu rumah
sakit yang menjadi tempat PKL adalah RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro
Klaten.
Laboratorium RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten mampu
mengerjakan berbagai macam pemeriksaan sendiri dan ada yang dirujuk
pada laboratorium klinik seperti prodia jika pemeriksaan diluar prasarana
laboratorium RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Laboratorium yang
tersedia di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten diantaranya laboratorium
Patologi Klinik, laboratorium Bank Darah, laboratorium Patologi Anatomi
serta Laboratorium Mikribiologi.
B. Kegiatan Praktek Belajar Lapangan
Kegitan yang dlakukan di laboratorium RSUP dr. Soeradji
Tirtonegoro Klaten diantaranya terdiri dari :
1. Administrasi Pasien
Administrasi pasien dilakukan oleh bagian administrasi laboratorium baik
pasien rawat inap maupun pasien rawat jalan.
2. Pengambilan Sampel
Sampel pemeriksaan dapat berupa darah, urine, feses, sputum, sekret, cairan
transudat dan eksudat serta sampel pada patologi anatomi. Pengambilan
sampel darah dilakukan oleh tenaga analis kesehatan yang berkompeten
dalam pengambilan sampel pada pasien rawat jalan sedangkan pada pasien
rawat inap dilakukan pengambilan sampel oleh perawat ruangan.
3. Tindakan pemeriksaan
Sampel yang didapat berupa darah, urine, feses, sputum, secret, cairan
transudat eksudat dan sampel patologi anatomi dilakukan pemeriksaan
sesuai dengan standar operasional prosedur yang digunakan sebagai
pedoman pelaksanaan kerja sehingga didapatkan hasil yang sesuai
gambaran keadaan fisiologis pasien secara akurat dan terpercaya yang
kemudian hasil akan dikeluarkan oleh laboratorium.
4. Penjaminan Mutu Internal dan Eksternal

C. Laboratorium Patologi Klinik


Laboratorium patologi klinik di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
melakukan pemeriksaan sampel yang didapat dari pasien rawat inap dan
pasien rawat jalan.
1. Alur penerimaan sampel pasien rawat inap
a. Sampel darah untuk pemeriksaan darah rutin dan kimia lengkap sampel dari
bangsal yang diambil oleh perawat dengan form permintaan pemeriksaaan
lengkap dengan identitas pasien ( Nama Pasien, No Rekam Medis, Tempat
tanggal lahir, Diagnosa, Nama Dokter yang meminta, Nama Ruang Bangsal
serta jenis pemeriksaan yang diminta)→ dikirim lewat aerocom ke
laboratorium patologi klinik → billing atau rekening → bercoding →
pemeriksaan. Sampel darah untuk pemeriksaan Analisa Gas Darah (AGD)
Sampel darah dari bangsal yang diambil oleh perawat dengan form
permintaan pemeriksaaan lengkap dengan identitas pasien ( Nama Pasien,
No Rekam Medis, Tempat tanggal lahir, Diagnosa, Nama Dokter yang
meminta, Nama Ruang Bangsal serta jenis pemeriksaan yang diminta)
diantar oleh perawat ke laboratorium patologi klinik → pemeriksaan.
b. Sampel urin dan feses
Sampel dari bangsal dikirim ke laboratorium patologi klinik dengan form
permintaan pemeriksaaan lengkap dengan identitas pasien ( Nama Pasien,
No Rekam Medis, Tempat tanggal lahir, Diagnosa, Nama Dokter yang
meminta, Nama Ruang Bangsal serta jenis pemeriksaan yang diminta) baik
lewat pneumatic tube maupun diantar oleh perawat → pemeriksaan.
2. Alur penerimaan pasien rawat jalan
a. Sampel darah untuk pemeriksaan darah rutin dan kimia lengkap pasien
mendafta dan mendapat blanko pemeriksaan dan barcode → sampling →
dikirim lewat aerocom ke laboratorium patologi klinik → pemeriksaan.
b. Sampl Urine
Pasien dengan membawa form permintaan pemeriksaan laboratorium dari
dokter klinis melakukan pendaftaran di loket pendaftaran laboratorium →
mendapat nomor ID laboratorium→ pasien diarahkan untuk masuk diruang
sampling laboratorium→ pengambilan sampling oleh patugas laboratorium
→ sample dibawa dilaboratorium sentral melalui pneumatic tube →
pemeriksaan dilakukan di laboratorium rawat jalan central sesuai dengan
form permintaan pasien → hasil pemeriksaan diserahkan pada pasien untuk
kemudian diberikan kepada dokter klinis.

Anda mungkin juga menyukai