Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KONSEP TERAPI KOMPLEMENTER

“IMPLEMENTASI TERAPI KOMPLEMENTER PADA BAYI”

KELOMPOK 1:

Diyah Ayu Pratiwi 152191281


Iin Rezki 152191258
Imelda J. Seingo 152191235
Jessica Florensia Lawani 152191086
Leni Herlina 152191262
Lidia Arjulia Sari 152191175
Mirda Putri Dianti 152191245
Nia Novika Pahdita 152191019
Nunky Adilia Pramita Sari 152191253
Nur Amalia Naska 152191191
Nur Gris Tanty Amin 152191104
Windi Yulita Sari 152191429
Yuliana Dewi 152191054
PENGARUH PEMBERIAN AROMATERAPI BUNGA MAWAR (Rosa Centifolia)
TERHADAP DURASI TIDUR BAYI USIA 3-12 BULAN (THE EFFECT OF ROSE
FLOWER THERAPY (Rosa Centifolia) ON THE SLEEP DURATION OF INFANTS
AGED 3-12 MONTHS)

1. Teori
Aromaterapi adalah terapi dengan memakai minyak esesnsial yang ekstrak dan unsur
kimianya diambil dengan utuh, salah satu jenisnya adalah aromaterapi mawar,
aromaterapi mawar memiliki khasiat sebagai anti depresi, menurunkan tekanan darah,
serta mampu mengatasi insomnia, migran, ketegangan saraf, stress, dan kesedihan,
aromaterapi mawar dengan kandungan utama linanool yang dihirup akan
diinterpretasikan oleh berbagai sel neurondan dihantarkan ke sistem limbik dan
hypothalamus untuk diolah dalam bentuk impuls listrik. Pesan yang dihantarkan
keseluruh tubuh memicu pelepasan substansi neurokimia otak. Bau yang
menyenangkan akan menstimulasi thalamus untuk mengeluarkan enkefalin
yang merupakan penghilang rasa sakit alami dan memberikan efek menenangkan.
Bau yang menenangkan akan merangsang daerah di otak yang disebut raphe nucleus
untuk mensekresikan serotonin yang dapat menghantarkan kita untuk tidur. Bahan-
bahan aromatik yang digunakan pada perawatan aromaterapi akan merangsang sistem
saraf otonom (Primadiati 2015, dalam Aisyah 2016).

2. Mekanisme
Koensoemardiyah (2010, dalam Aisyah, 2016) Aromaterapi mawar juga mempunyai
peran penting dalam aromaterapi karena berpengaruh sebagai penenang. Menghirup
aromaterapi akan meningkatkan gelombang alfa di dalam otak dan gelombang inilah
yang membantu kita untuk rileks, mengurangi depresi, mengatasi sulit tidur
(insomnia), stress, perasaan sedih dan sangat bermanfaat untuk meditasi.

3. Metode Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi usia 3-12 bulan Di Posyandu
Delima wilayah kerja Puskesmas Darul Azhar Kecamatan Simpang Empat Kabupaten
Tanah Bumbu pada bulan April 2018 yang berjumlah 34 bayi usia 3-12 bulan.
Adapun pengambilan sampel pada penelitian ini berjumlah 10 sampel
dilakukansecaraAccidental sampling dengan menentukan sampel sesuai dengan
kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Berdasarkan tabel 5.3di atas didapatkan bahwa
dari 10 bayi yang durasi tidur kurang normal sebelum pemberian Aromaterapi, setelah
pemberian Aromaterapi setengah dari responden durasi tidurnya menjadi normal yaitu
sebanyak 5 bayi (50%) dan setengah responden 5 bayi (50%) durasi tidur kurang
normal sebelum pemberian Aromaterapi, setelah pemberian Aromaterapi durasi
tidurnya menjadi diatas normal.

4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil jurnal yang kami analisa didapatkan bahwa :
Pemberian Aromaterapi bunga mawar direkomendasikan untuk setiap bayi yang
mengalami gangguan tidur karena aromaterapi bunga mawar dapat memberikan
relaksasi pada otak, Keadaan tenang dan rileks menyebabkan gelombang otak
melambat, semakin lambat akhirnya membuat seseorang dapat beristirahat dan
tertidur. Perubahan gelombang otak yang terjadi adalah penurunan gelombang alpha
dan peningkatkan gelombang beta theta, dimana gelombang-gelombang otak tersebut
sangat berpengaruh dalam proses tidur (Roesli, 2013 dalam Novia 2016).
IbM PENINGKATAN KESEHATAN BAYI MELALUI MASSAGE BAYI

A. Definisi
Pijat bayi adalah gerakan usapan lambat dan lembut pada seluruh tubuh bayi yang
dimulai dari kaki, perut, dada, wajah, tangan dan punggung bayi. Pijat bayi merupakan
salah satu bentuk rangsang raba. Rangsang raba adalah yang paling penting dalam
perkembangan. Sensasi sentuhan merupakan sensori yang paling berkembang saat lahir
(Liaw, 2000 dalam Hikmah, 2010).

B. Tujuan Pijat bayi


“Peningkatan Kesehatan Bayi Melalui Massage Bayi” yaitu untuk meningkatkan
pengetahuan, kesadaran dan kesehatan bayi melalui pemberian informasi tentang massage
bayi pada ibu yang mempunyai bayi, serta meningkatkan keterampilan atau praktik ibu
yang mempunyai bayi untuk dapat melakukan massage bayi.

C. Manfaat
Pijat bayi merupakan cara yang menyenangkan untuk menghilangkan ketegangan dan
perasaan gelisah terutama pada bayi. Pijatan lembut akan membantu mengendurkan otot-
ototnya sehingga bayi menjadi tenang dan tidurnya nyenyak. Bayi yang diberikan
pemijatan akan lebih lelap ketika tidur, sedangkan pada waktu bangun daya
konsentrasinya akan lebih penuh.

D. Cara pemberian
Pemijatan dapat dilakukan pada bayi usia 0-12 bulan. Untuk bayi yang berusia di bawah 7
(tujuh) bulan, pemijatan dapatdilakukan setiap hari. Waktu pemijatannya sebaiknya
dilakukan 2 (dua)kali sehari yaitu: pagi hari, pada saat orang tua dan anak siap untuk
memulai hari baru dan malam hari, sebelum tidur. Persiapan yang perlu dilakukan
sebelum melakukan massage bayi adalah sebagai berikut: mencuci tangan dan dalam
keadaan hangat, hindari kuku yang panjang dan perhiasan, persiapkan ruangan yang
hangat, bayi tidak dalam keadaan lapar, baringkan bayi di atas kain yang lembut dan
bersih, siapkan perlengapan seperti handuk,popok, baju ganti, dan minyak bayi atau baby
oil, ibu dalam posisi nyaman dan tenang, sebelum memijat, mintalah izin kepada bayi
dengan cara membelai wajah dan kepala bayi sambil mengajak bicara (Rakhmawati,
2007).

Sumber : Prafitri, Lia Dwi Dan Nurlaela Emik (2017). IBM Peningkatan Kesehatan Bayi
Melalui Massage Bayi. STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan.
PIJAT BAYI OLEH PEMIJAT BAYI TRADISIONAL
DI KECAMATAN MEDAN AREA TAHUN 2014

A. Pengertian
Pijat bayi merupakan salah satu bentuk pengobatan tradisional terapi sentuh tertua
yang dikenal manusia dan yang paling populer. Dengan kata lain pijat bayi adalah seni
perawatan di bidang kesehatan dan pengobatan tradisional yang dipraktekkan sejak
berabad-abad silam (Indah, 2010).

B. Mekanisme
Pedoman pijat bayi yaitu ada memulai pemijatan bayi; belajar rileks, memilih posisi yang
tepat. Bagian depan tubuh bayi; lengan dan tangan, bagian dada, perut, kaki dan telapak
kaki lalu usapkan akhir tubuh bayi bagian depan. Bagian belakang tubuh bayi;
punggung,pantat, kaki, kepala dan wajah.

C. Kesimpulan
Penelitian tentang Pijat bayi oleh pemijat bayi tradisional di Kecamatan Medan Area
dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengetahuan pemijat bayi terhadap cara pemijatan lebih banyak mengikuti dari
keturunan dibandingkan dengan cara yang sudah banyak dituliskan oleh buku dan
sudah sesuai dengan kemanan dan standart kesehatan pemijatan, pemijatan lebih
mengarah kepada pengobatan dari pada pencegahan,banyak cara dan bahan yang
digunakan tidak sesuai dengan buku pijat bayi.

Sumber : Bastian, Adelia, dkk. (2014). Pijat Bayi Oleh Pemijat Bayi Tradisional Di
Kecamatan Medan Area Tahun 2014. FKM USU.
PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP REFLEK HISAP DAN BERAT
BADAN BAYI PREMATUR

A. Pengertian
Bayi prematur adalah bayi yang dilahirkan dengan usia kehamilan kurang dari
37 minggu (Asuhan Neonatal Esensial, 2008). Pada umumnya bayi yang dilahirkan
prematur secara anatomi mempunya tanda- tanda berat badan lahir rendah (BBLR)
dengan berat badan kurang dari 2500 gram, kurus, poor feeding.
Di negara berkembang termasuk Indonesia, tingginya morbiditas dan
mortalitas bayi BBLR masih menjadi masalah utama. Angka IMR di Indonesia adalah
34% dan angka kejadian BBLR (termasuk kelahiran prematur) di Indonesia mencapai
29% dimana kejadian BBLR merupakan masalah kesehatan yang pertama dan sebagai
penyumbang kematian pada masa perinatal, yang kemudian diikuti oleh asfiksi 27%
dan sepsis 5,4% (SKRT Depkes, 2007).
Menurut Campbell (2000) musik-musik Mozart memiliki keunggulan akan
kemurnian dan kesederhanaan bunyi-bunyi yang dimunculkannya. Irama, melodi, dan
frekuensi-frekuensi tinggi.

B. Manfaat
Pada musik Mozart merangsang dan memberi daya pada daerah-daerah kreatif
dan motivasi dalam otak dan sesuai dengan pola sel otak manusia. Penelitian Natalia
(2000) tentang pengaruh musik gamelan terhadap emosi bayi baru lahir menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan berat badan dan pola tidur yang bermakna antara kelompok
kontrol dan kelompok perlakuan. Sedangkan penelitian Arlina Budi A (2009)
menunjukkan pemberian musik klasik pada senam bayi mempangaruhi kemampuan
motorik kasar pada bayi. Dengan adanya beberapa data penelitian tentang efek terapi
musik yang mempengaruhi dan bermanfaat bagi perkembangan bayi dan anak, maka
dalam penelitian ini peneliti memilih terapi musik klasik karya Mozart sebagai
treatment pada bayi prematur untuk mengetahui pengaruhnya terhadap reflek hisap
dan berat badan.

C. Kesimpulan
Bayi prematur adalah bayi yang dilahirkan dengan usia kehamilan kurang dari
37 minggu. Masalah yang terjadi pada bayi prematur berhubungan dengan fungsi
imatur dari sistem organ. Masalah yang terjadi pada bayi prematur tersebut adalah
tidak memadainya koordinasi antara reflek hisap dan menelan, yang mengakibatkan
bayi prematur beresiko mengalami aspirasi dan kurangnya asupan nutrisi yang akan
berdampak pada berat badan bayi prematur. Tujuan umum penelitian ini adalah
mengidentifikasi pengaruh pemberian terapi musik klasik terhadap reflek hisap dan
berat badan pada bayi prematur.

Sumber: Wahyuningsri & Ni Luh Putu Eka. 2014. Pemberian Terapi Musik Klasik Terhadap
Reflek Hisap Dan Berat Badan Bayi Prematur. Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes
Malang.
PENGARUH TERAPI PIJAT TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI

A. Teori
Peningkatan dan penurunan berat badan harus diperhatikan pada saat bayi (Mansur,
2009). Berat badan yang meningkat mengindikasikan status gizi yang baik. Status gizi
yang baik dapat dicapai bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang adekuat,
sehingga memungkinkan terjadinya pertumbuhan fisik (Depkes RI, 2006). Dengan zat
gizi yang adekuat dapat memperlancar proses pertumbuhan yang seimbang untuk
pengangkutan oksigen dan nutrisi agar sel-sel dapat tumbuh untuk
menjalankan fungsinya dengan normal (Hardiko, 2007).
Terapi sentuh dan pijat pada bayi mempunyai banyak manfaat terhadap perubahan
fisiologis bayi apalagi dilakukan sendiri oleh ibu bayi. Ibu adalah orang tua paling
dekat dengan bayi, dimana pijatan ibu kepada bayinya adalah sapuan lembut pengikat
jalinan kasih sayang. Kulit ibu adalah kulit yang paling awal dikenali oleh bayi
(Aminati, 2013). Sentuhan dan pijatan yang diberikan ibu adalah bentuk komunikasi
yang dapat membangun kedekatan ibu dengan bayi dengan menggabungkan kontak
mata, senyuman, ekspresi wajah. Jika stimulasi sering diberikan, maka hubungan
kasih sayang ibu dan bayi secara timbal balik akan semakin kuat (Dewi, 2010).
B. Mekanisme
Penelitian yang dilakukan Yuliana, Suharto, dan Handayani (2013) kepada bayi usia
3-5 bulan didapatkan peningkatan berat badan bayi dipijat selama 4 minggu yang
dilakukan secara rutin lebih tinggi dibandingkan berat badan bayi yang tidak dipijat.
Hal ini terjadi karena hormon stres pada bayi menurun, maka bayi dapat menghisap
ASI lebih banyak, sehingga produksi ASI meningkat dan berat badan akan meningkat.
C. Cara Pemberian
Pada tahap pelaksanaan terapi pijat peneliti meminta responden pada kelompok
eksperimen untuk membuat kontrak pertemuan dengan peneliti dan asisten peneliti
untuk memberikan informasi dan demonstrasi terapi pijat melalui panduan (lembar
balik dan leaflet) terapi pijat bayi sebanyak 2 kali pertemuan selama 30 menit sampai
ibu bisa melakukan terapi pijat kepada bayinya dengan benar. Setiap asisten peneliti
melakukan edukasi, dan mengontrol 4 orang responden eksperimen dan peneliti
melakukan edukasi, dan mengontrol 5 orang responden eksperimen. Demonstrasi
yang dilakukan peneliti menggunakan boneka bayi sebagai media untuk memijat,
sedangkan ibu langsung mendemonstrasikan kepada bayinya dengan sama-sama
melihat panduan terapi pijat bayi (lembar balik). Ibu bayi mendapatkan lembar
observasi penelitian, dimana orang tua wajib mengisi lembar tersebut dan mengikuti
instruksi mengenai terapi pijat yang diberikan kepada bayinya selama 2x15 menit
dalam satu hari (pagi dan sore hari) selama 2 minggu.
D. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian terapi pijat berpengaruh terhadap peningkatan berat
badan bayi yaitu sebesar 700 gram selama 2 minggu pemijatan.
PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP LAMA TIDUR BAYI DI DESA DUWET
KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN KLATEN

a. Teori
Pijat merupakan kegiatan tertua yang digunakan manusia untuk mengusir
kelelahan dan stres. Pada penelitian ini tindakan pijat bayi diberikan untuk
mengetahui pengaruhnya terhadap lama tidur bayi.

b. Mekanisme
Aktivitas pemijatan juga akan meningkatkan aktivitas neurotransmitter
serotonin, yaitu meningkatkan kapasitas sel reseptor yang berfungsi mengikat
glucocorticoid (adrenalin, suatu hormon stres). Proses ini akan menyebabkan
terjadinya penurunan kadar hormon adrenalin, penurunan kadar hormon ini akan
meningkatkan daya tahan tubuh terutama Immunoglobulin M (IgM) dan
Immunoglobulin G (IgG). Sehingga pada bayi yang mendapatkan pemijatan akan
mempunyai daya tahan tubuh yang lebih baik. (Syaukani, 2015) Hal ini menjadikan
bayi lebih sehat dan tidak mudah sakit. Pada bayi yang sehat akan mempunyai pola
tidur yang normal. Menurut Irmawati (2015), pada saat proses pemijatan pada bayi
akan membuat bayi merasa lebih tenang. Pijatan yang lembut pada kulit bayi akan
menenangkan bayi. Hal ini juga diperkuat oleh Handayani, et al., 2012), bahwa pijat
bayi akan membangun bounding lewat kontak mata, kulit, aroma tubuh dan suara
sehingga akan memberikan manfaat yang optimal bagi khususnya bagi kuantitas dan
kualitas tidur pada bayi.

c. Cara kerja
Menurut hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa rata-rata lama tidur
bayi yang diberi pemijatan adalah 11 jam dan paling lama 18 jam dengan rata-rata
tidur adalah 15,90 jam per hari. Rata-rata lama tidur ini lebih tinggi dari teori yang
ada karena menurut Potter dan Perry (2010), pola tidur normal pada bayi yaitu
biasanya beberapa kali tidur siang, namun tidur rata-rata selama 8 sampai 10 jam di
malam hari dengan waktu tidur total 15 jam setiap hari.
Sedangkan hasil penelitian pada bayi yang tidak dipijat diketahui bahwa lama tidur
paling sedikit adalah 12 jam dan paling lama 17 jam dengan rata-rata tidur adalah
13,90 jam per hari. Rata-rata lama tidur ini lebih rendah dari teori yang ada yaitu rata-
rata selama 8 sampai 10 jam di malam hari dengan waktu tidur total 15 jam setiap
hari. (Potter dan Perry, 2010).

d. Kesimpulan
Dari hasil penelitian diketahui bahwa pada kelompok bayi yang diberi
tindakan pijat bayi maka lama tidur paling sedikit adalah 11 jam dan paling lama 18
jam dengan rata-rata tidur adalah 15,90 jam per hari. Sedangkan pada bayi yang tidak
diberi pijat bayi maka lama tidur paling sedikit 12 jam dan paling lama 17 jam dengan
rata-rata tidur adalah 13,90 jam per hari.

Anda mungkin juga menyukai