Anda di halaman 1dari 12

Islam memberikan perhatian yang sangat besar terhadap

permasalahan rumah tangga dengan menjelaskan asas pembentukannya


dan sebab-sebab yang dapat melanggengkan ikatan rumah
tangga tersebut, agar rumah tangga itu kokoh dan diliputi rasa cinta,
ketenangan, kasih sayang dan rahmat. [Redaksi KhotbahJumat.com]

NASIHAT MEMPERBAIKI RUMAH TANGGA MUSLIM

KHUTBAH JUM’AT PERTAMA

ِ ‫ست َْغ ِف ُر ُه َونَ ُع ْو ُذ بِا‬


‫هلل‬ ْ َ‫س َت ِع ْي ُن ُه َون‬ْ َ‫م ُد ُه َون‬َ ‫ح‬ْ َ‫هلل ن‬
ِ ِ ‫َم َد‬ ْ ‫ن ْالح‬ َّ ‫إ‬
ِ
َ ‫هللا َفال‬ ُ ‫َن ي َْه ِد ِه‬ ْ ‫َسي ّ َئاتِ أَ ْعمَالِنَا م‬ َ ‫سنَا و‬ ِ ‫ش ُر ْو ِر أَ ْن ُف‬ُ ‫ن‬ ْ ‫ِم‬
َّ ‫َد أَ ْن ال َ إل َه إال‬ ُ ‫ه‬ ‫ش‬ ْ َ‫ها ِديَ لَ ُه أ‬ َ َ ‫ل َفال‬ ْ ِ‫ضل‬ْ ‫َن ُي‬ْ ‫ل لَ ُه َوم‬ ّ ‫ض‬ ِ ‫ُم‬
ِ ِ
‫س ْو ُل ُه‬ُ ‫َو َر‬ ‫َع ْب ُد ُه‬ ‫م ًدا‬
ّ ‫ح‬َ ‫ُم‬ َّ َ‫أ‬
‫ن‬ ‫ش َه ُد‬ْ َ‫وَأ‬ ُ
‫هللا‬
‫ه‬
ِ ِ‫صحَاب‬ ْ َ‫ه ِوأ‬ِ ِ‫َعلَى آل‬ َ ‫م َعلَى ُم‬
َّ ‫ح‬
َ ‫م ٍد و‬ ْ َّ‫َسل‬َ ‫َل و‬ ِّ ‫م ص‬ َّ ‫اَللَّ ُه‬
.‫د ْين‬ ِّ ‫ال‬ ‫يَ ْو ِم‬ ‫إِلَى‬ ‫ن‬ َ ‫ح‬
ٍ ‫سا‬ ْ ِ‫بِإ‬ ْ ‫تَ ِب َع ُه‬
‫م‬ ْ ‫َوم‬
‫َن‬
ّ ‫ن إِال‬ ّ ُ‫م ْوت‬ُ َ‫ه َوال َ ت‬ ِ ِ‫َق ُت َقات‬
ّ ‫هللا ح‬َ ‫يَاأَيُّهَا ال ّ َذ ْينَ آ َم ُن ْوا ات ّ ُقوا‬
‫ن‬َ ‫م ْو‬
ُ ِ‫سل‬ ْ ‫ُم‬ ْ ‫وَأَ ْن ُت‬
‫م‬

ٍ‫ن نَ ْفس‬
ْ ‫م ِم‬ َ ‫م الَّ ِذي‬
ْ ‫خلَ َق ُك‬ ُ ‫يَاأَيُّهَا الن‬
ُ ‫َاس ات ّ ُق ْوا َرب ّ ُك‬
‫َث ِم ْن ُهمَا ِرجَاال ً َكثِ ْيرًا‬ َّ ‫جهَا َوب‬ َ َ ‫خل‬
َ ‫ق ِم ْنهَا َز ْو‬ َ ‫ح َد ٍة َو‬ ِ ‫وَا‬
‫هللا‬
َ ‫ن‬ َّ ِ‫ه و َْاأل َ ْرحَام َ إ‬
ِ ِ‫ن ب‬ َ ‫ساء َُل ْو‬ َ َ‫هللا الَ ِذي ت‬ َ ‫سا ًء وَات َّ ُقوا‬
َ ِ‫َون‬
‫َرقِ ْيبًا‬ ‫م‬ ْ ‫َعلَ ْي ُك‬ َ ‫َك‬
‫ان‬
‫ح‬ ْ ِ‫صل‬ َ ً ‫هللا و َُق ْو ُل ْوا َق ْوال‬
ْ ‫س ِد ْي ًدا ُي‬ َ ‫يَاأَيُّهَا ال َّ ِذ ْينَ آ َم ُن ْوا اتَّ ُقوا‬
‫هللا‬
َ ِ ‫َن ُي‬
ِ‫طع‬ ْ ‫م َوم‬ ْ ‫م ُذ ُن ْوب َُك‬ ْ ‫م َوي َْغ ِف ْرلَ ُك‬ ْ ‫م أَ ْعمَالَ ُك‬ ْ ‫لَ ُك‬
‫ أَ ّما ب َْع ُد‬،‫ما‬ ً ‫ظ ْي‬
ِ ‫َع‬ ‫َف ْو ًزا‬ ‫َفا َز‬ ‫َف َق ْد‬ ‫س ْولَ ُه‬
ُ ‫َو َر‬
ُ ‫ه ْد‬
‫ى‬ َ ‫ى‬ ِ ‫خ ْي َر ْاله َْد‬ َ ‫ َو‬،‫هللا‬
ِ ُ ‫ث ِكت‬
‫َاب‬ ِ ‫ح ِد ْي‬َ ‫َق ْال‬ َ ‫صد‬ ْ َ‫ن أ‬ َّ ‫َف ِأ‬

،‫حدَثَا ُتهَا‬ ْ ‫َش َّر ْاألُ ُم ْو ِر ُم‬


َ ‫ و‬،َ‫َسلَّم‬َ ‫هو‬ ُ ‫م ٍد صَلَّى‬
ِ ‫هللا َعلَ ْي‬ ّ ‫ح‬ َ ‫ُم‬
‫ة فِي‬ ِ َ‫ضالَل‬َ ‫ل‬ َّ ‫ و َُك‬،‫ضالَلَ ًة‬َ ‫ة‬ َّ ‫ة و َُك‬
ٍ ‫ل بِ ْد َع‬ ٌ ‫ة بِ ْد َع‬
ٍ َ‫حدَث‬
ْ ‫ل ُم‬َّ ‫و َُك‬
.‫النّاَ ِر‬

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah


Sudah menjadi kewajiban seorang hamba untuk senantiasa bersyukur
kepada Allah yang telah melimpahkan banyak sekali kenikmatan. Syukur
yang diwujudkan dalam bentuk pujian dan ketaatan terhadap perintah-Nya.
Oleh karena itu, ketakwaan menjadi salah satu wujud syukur kepada Allah
yang harus dilakukan seorang hamba dalam kehidupannya. Di antara
ketakwaan tersebut adalah membina keluarga menjadi keluarga yang
dinaungi, sakinah, mawaddah wa rahmah.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah


Keluarga Islami menjadi bibit masyarakat yang baik, karena keshalihan
individunya dipengaruhi oleh keshalihan keluarga dan keshalihan satu
masyarakat juga dipengaruhi oleh keshalihan keluarga.

Oleh karena itu, Islam memberikan perhatian yang sangat besar terhadap
permasalahan rumah tangga dengan menjelaskan asas pembentukannya
dan sebab-sebab yang dapat melanggengkan ikatan rumah tangga tersebut,
agar rumah tangga itu kokoh dan diliputi rasa cinta, ketenangan, kasih
sayang dan rahmat. Allah Ta’ala berfirman,

ْ ‫م أَ ْزوَاجاً لِّت‬
‫َس ُك ُنوا‬ ِ ‫ن أَن ُف‬
ْ ‫س ُك‬ ْ ‫ق لَ ُكم ِ ّم‬ َ ‫ه أَ ْن‬
َ َ ‫خل‬ ْ ‫َو ِم‬
ِ ِ‫ن آيَات‬
ٍ‫ك ََليَات‬ َّ ِ‫م ًة إ‬
َ ِ‫ن فِي َذل‬ َ ‫ح‬ ُ ‫ل بَ ْين‬
ْ ‫َكم َّم َو َّد ًة َو َر‬ َ ‫ج َع‬ َ ‫إِلَ ْيهَا َو‬
َّ ‫لِ ّ َق ْو ٍم يَ َت َف‬
َ ‫ك ُر‬
‫ون‬

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, ialah Dia menciptakan untukmu


istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi kaum yang berpikir.” (Ar-Rum: 21).

Dari sinilah harus ada dalam pasangan suami istri rasa saling membutuhkan
dan saling melengkapi, serta saling mengerti keadaan pasangannya dengan
terus mengingat firman Allah Ta’ala,

َ ‫ل ِم ْنهَا َز ْو‬
‫جهَا‬ َ ‫ج َع‬
َ ‫ح َد ٍة َو‬ َ ‫ه َو الَّ ِذي‬
ِ ‫خلَ َق ُكم ِ ّمن ن َّ ْفسٍ وَا‬ ُ
ً‫خ ِفيفا‬
َ ً ‫َمال‬ ْ َ‫حمَل‬
ْ ‫ت ح‬ َّ َ‫َس ُكنَ إِلَ ْيهَا َفل‬
َّ ‫ما تَ َغ‬
َ ‫شا‬
َ ‫ها‬ ْ ‫لِي‬
ً‫ن آتَ ْي َتنَا صَالِحا‬ َ ّ ‫ما أَ ْث َقلَت َّد َعوَا‬
ْ ِ‫ّللا َربَّ ُهمَا لَئ‬ َّ َ‫ه َفل‬ َ ‫َف‬
ْ ‫م َّر‬
ِ ِ‫ت ب‬
َّ
َ‫الشا ِك ِرين‬ ُ ‫لَّن‬
َّ َ‫َكون‬
َ‫ن ِمن‬

“Dialah yang menciptakanmu dari diri yang satu, dan dari padanya Dia
menciptakan istrinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dia
mencampurinya, istrinya mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah
dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat,
keduanya (suami istri) memohon kepada Allah, Rabb-nya seraya berkata,
‘Sesungguhnya jika Engkau memberi anak yang sempurna tentulah kami
termasuk orang-orang yang bersyukur’.” (Al-A’raf: 189).

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah


Kita semua mendambakan rumah tangga yang dipenuhi cinta, ketenangan,
dan kasih sayang. Satu nuansa rumah tangga yang menjadi impian dan
harapan kita semua. Namun hal itu tidak mudah diwujudkan apalagi di
zaman ini.

Perlu diketahui, rumah tangga yang sakinah dan mawaddah ini harus
ditegakkan dengan dasar saling pengertian, dan semua aktivitasnya
dilakukan dengan musyawarah dan saling ridha. Inilah yang diajarkan al-
Qur`an kepada kita berkenaan dengan satu kasus yaitu menyusui anak dan
menyapihnya. Allah Ta’ala berfirman,

‫َن أَ َرا َد‬ ْ ‫ن لِم‬ ِ ْ


‫ي‬ َ ‫ل‬ ‫م‬
ِ ‫ا‬ َ
‫ك‬ ‫ن‬
ِ ْ
‫ي‬ َ ‫ل‬ ْ
‫و‬ َ
‫ح‬ ‫ن‬َّ ُ
‫ه‬ َ
‫د‬ َ ‫ال‬‫و‬ْ َ‫ض ْعنَ أ‬ ِ ‫َات ُي ْر‬ ْ ‫و‬
ُ ‫َالوَالِد‬
‫ن‬ َّ ‫س َو ُت ُه‬ ْ ِ‫ن َوك‬ َّ ‫م ْو ُلو ِد لَ ُه ِر ْز ُق ُه‬
َ ‫ضا َع َة وَعلَى ْال‬ َّ ِ‫أَن ُيت‬
َ ‫م ال َّر‬
‫َة‬ٌ ‫ضآ َّر وَالِد‬ َ ‫س َعهَا ال َ ُت‬ ْ ‫س إِال َّ ُو‬ ٌ ‫ف نَ ْف‬ ُ َّ‫كل‬
َ ‫ف ال َ ُت‬ ْ ِ‫ب‬
ِ ‫الم َْع ُرو‬
‫ك َفإِ ْن‬ َ ِ‫ل َذل‬ ُ ‫َارثِ ِم ْث‬ ْ
ِ ‫َعلَى الو‬ َ ‫ها َوال َ َم ْو ُلو ٌد لَّ ُه بِوَلَ ِد ِه و‬ َ ‫بِوَلَ ِد‬
‫ح َعلَ ْي ِهمَا‬ َ ‫جنَا‬ ُ َ ‫شا ُو ٍر َفال‬ َ َ‫أَ َرادَا فِصَاال ً َعن تَ َراضٍ ِ ّم ْن ُهمَا َوت‬
‫م إِ َذا‬ْ ‫ح َعلَ ْي ُك‬ َ ‫جنَا‬ ُ َ ‫م َفال‬ ْ ‫وا أَ ْوالَد َُك‬
ْ ‫ض ُع‬ ِ ‫س َت ْر‬ ْ َ‫م أَن ت‬ ْ ُّ ‫وَإِ ْن أَ َردت‬
َ َّ ‫ن‬
‫ّللا‬ َّ َ‫وا أ‬ْ ‫م‬ ُ َ‫َاعل‬ْ ‫ّللا و‬
َ ّ ‫وا‬ ْ ‫ف وَاتَّ ُق‬ِ ‫الم َْع ُرو‬ ْ ِ‫م ُتم َّما آتَ ْي ُتم ب‬ ْ َّ‫سل‬
َ
‫صي ٌر‬ َ ‫بِمَا تَ ْعم َُل‬
ِ َ‫ون ب‬
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,
yaitu bagi yang ingin menyempurnakan susuan. Dan kewajiban ayah
memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang makruf.
Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.
Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan
seorang ayah karena anaknya, dan ahli waris pun berkewajiban demikian.
Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan
keduanya dan permusya-waratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan
jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa
bagimu bila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut.
Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat
apa yang kamu kerjakan.” (Al-Baqarah: 233).

Dalam ayat yang mulia ini, Allah mengajari kita semua bagaimana
pentingnya sikap saling pengertian, bermusyawarah dan keridhaan dalam
satu rumah tangga, sehingga terwujud keluarga bahagia yang dibangun di
atas sikap menghormati dan mewujudkan hak-hak suami istri, pergaulan
yang baik dan membuka cakrawala yang luas dalam rumah tangga. Dengan
demikian diharapkan rumah tangga tersebut dapat merasakan kecintaan dan
ikatan yang kokoh kuat, serta pasangan suami istri tersebut dapat merasa-
kan ketenangan dan kebahagiaan yang telah dijelaskan Allah di dalam al-
Qur`an.

Namun perlu diingat, jiwa kita terkadang egois dan emosional. Terkadang
timbul dalam perasaan kita kebencian dan ketidaksukaan terhadap istri kita
dan setan pun mendapatkan kesempatan yang ditunggu-tunggunya untuk
menghancurkan tatanan rumah tangga Muslim dan meluluh-lantakkannya.
Oleh karena itu, Allah membimbing kita semua untuk melakukan tindakan
preventif dengan berfirman,

‫سى أَن‬
َ ‫ن َف َع‬
َّ ‫ه‬ُ ‫مو‬ ْ ‫ف َف ِإن َك ِر‬
ُ ‫ه ُت‬ ْ ِ‫ن ب‬
ِ ‫الم َْع ُرو‬ َّ ‫وه‬
ُ ‫ش ُر‬ِ ‫َعا‬ َ ‫و‬
‫خ ْيراً َكثِيرا‬
َ ‫ه‬ ُّ ‫ل‬
ِ ‫ّللا فِي‬ َ ‫َج َع‬ْ ‫ش ْيئاً َوي‬ ْ ‫ه‬
َ ‫وا‬ ُ ‫تَ ْك َر‬

“Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian jika kamu tidak
menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak
menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang
banyak.” (An-Nisa`: 19).

Imam Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini dengan menyatakan, “Mungkin dalam
kesabaran kamu mempertahankan keutuhan rumah tanggamu, dan dalam
keadaan benci tersebut ada kebaikan yang besar bagimu di dunia dan
akhirat”.

Akan tetapi masih banyak kaum Muslimin yang memperturutkan emosinya


sehingga menghancurkan rumah tangganya dan menjadikan permasalahan
kecil menjadi besar, perselisihan kecil menjadi besar, sehingga
menghilangkan ikatan cinta dan kasih sayang tersebut dan
menggantikannya dengan kebencian dan kekerasan yang berakhir pada
perceraian dan kehancuran rumah tangganya.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Perlu diingat dan diperhatikan, bahwa rumah tangga Muslim memiliki peran
dan tugas dalam masyarakatnya, di antaranya:

Menegakkan hukum Allah dan merealisasikan syariat-Nya dalam


menegakkan rumah tangganya dan memperbanyak keturunan, karena hal
itu akan menjadi kekuatan dan kemulian bagi umat ini.
Rasulullah Shalallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda,

.َ‫م ْاألُ َمم‬


ُ ‫كاثِ ٌر بِ ُك‬ ْ ّ ِ‫جوا ْال َو ُد ْو َد ْالو َُل ْو َد َفإِن‬
َ ‫ي ُم‬ ُ ‫تَ َز َّو‬

“Nikahilah wanita yang penuh kasih sayang dan subur, karena aku akan
berbangga dengan banyaknya kalian terhadap umat-umat lainnya.” (HR. an-
Nasa`i).

Demikian juga membina dan mendidik anak-anak, itu menjadi tugas penting
rumah tangga Muslim, karena rumah merupakan sekolah pertama bagi sang
anak dalam menerima akidah, dasar-dasar agama dan ketentuan syariatnya.
Ini semua tidak dapat di-realisasikan dengan menyerahkannya kepada
pembantu rumah tangga atau lainnya.

Semua ini menjadi tanggung jawab setiap keluarga Muslim.


Sudahkah keluarga kita menjalankan tanggung jawab pendidikan ini
sekarang?
Sudahkah kita tanamkan kepada anak-anak kita cinta Islam dan pendidikan
agama yang cukup, sehingga mereka mampu meng-hadapi tantangan
globalisasi dan westernisasi serta gelombang penghancuran akhlak lainnya?
Apakah kita rela membiarkan anak-anak kita hidup dengan penghancur
akhlak yang sadar atau tidak sadar kita bawa ke dalam rumah kita? Ataukah
kita tanamkan adab sopan santun Islam pada mereka?

Ingatlah, pendidikan mereka adalah amanah yang harus dipertanggung-


jawabkan di hadapan Allah di Hari Kiamat nanti. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wasallam memberikan tuntunan dalam hal ini, beliau bersabda,

‫اع‬ ‫ر‬ ُ
‫َام‬ ‫م‬ ‫ْل‬ْ َ ‫ا‬ .‫ه‬ ‫ت‬َّ ‫ي‬ ‫ع‬ ‫ر‬ ‫ن‬ْ َ
‫ع‬ ‫ل‬ ٌ ‫و‬ْ ُ
‫ئ‬ ْ
‫َس‬ ‫م‬ ‫م‬ْ ُ
‫ك‬ ُّ ‫م راع و َُكل‬ ْ ‫ك‬ُ ُّ ‫ُكل‬
ٍ َ ِ ِ ِ ِ َ ٍ َ
ُ ‫ه َو‬
‫ه َو‬ ْ َ‫ل َراعٍ فِي أ‬
ِ ِ‫هل‬ ُ ‫ج‬ُ ‫ وَال َّر‬،‫ه‬ ِ ِ‫عيَّت‬
ِ ‫ن َر‬ ْ ‫ل َع‬ ٌ ‫َس ُئ ْو‬ ْ ‫َوم‬
‫جهَا‬ ِ ‫ت َز ْو‬ ِ ‫َة فِي بَ ْي‬ ِ ‫م ْرأَ ُة َرا‬
ٌ ‫عي‬ َ ‫َال‬ْ ‫ و‬،‫ه‬ ِ ِ‫عيَّت‬ ِ ‫ن َر‬ ْ ‫ل َع‬ ٌ ‫َس ُئ ْو‬ ْ ‫م‬
.‫عيَّ ِتهَا‬ ٌ َ‫َس ُئ ْول‬
ْ ‫ة َع‬
ِ ‫ن َر‬ ْ ‫َوم‬

“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai


pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Seorang imam (penguasa)
adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawabannya atas apa yang
dipimpinnya, seorang laki-laki adalah pemimpin pada keluarganya, dan ia
dimintai pertanggung-jawaban atas yang dipimpinnya. Seorang wanita
adalah pemimpin di rumah suaminya dan akan dimintai
pertanggungjawabannya atas apa yang dipimpinnya.” (Muttafaq ‘Alaihi).

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah


Di antara amanah yang dipikul setiap kepala keluarga adalah membersihkan
rumahnya dari semua kemungkaran dan mengharuskan anggota keluarga
mengamalkan kewajiban dan perkara-perkara Sunnah dalam agama.
Demikian juga membentuk ikatan yang kuat antar anggota keluarga dan
menanamkan pada mereka cinta Islam dan syariatnya.
Semua ini dalam rangka mewujudkan perintah Allah dalam Firman-Nya,

َ ‫م نَاراً و َُقو ُد‬


‫ها‬ ْ َ‫م وَأ‬
ُ ِ‫هل‬
ْ ‫يك‬ ْ ‫س ُك‬ َ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َم ُنوا ُقوا أَن ُف‬
َ ‫ص‬
‫ون‬ ُ ‫شدَا ٌد َال ي َْع‬ِ ٌ ‫غ َالظ‬ ِ ‫ة‬ ٌ ‫ك‬َ ِ‫حجَا َر ُة َعلَ ْيهَا م ََالئ‬ ْ ‫اس و‬
ِ ‫َال‬ ُ ‫ال َّن‬
َ ‫م َوي َْف َع ُل‬
َ ‫ون مَا ُي ْؤ َم ُر‬
‫ون‬ ُ ‫ّللا مَا أَ َم َر‬
ْ ‫ه‬ َ َّ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan.” (At-Tahrim: 6).

ِ ّ‫ه َو ْال َغ ُف ْو ُر الر‬


ِ ‫ح ْي‬
‫م‬ ُ ‫هللا إِن ّ ُه‬ ْ َ‫هذا أ‬
َ ‫ست َْغ ِف ُر‬ ُ ‫أَ ُق ْو‬
َ ‫ل َق ْولِي‬

KHUTBAH JUMAT KEDUA

ِ ‫ست َْغ ِف ُر ُه َونَ ُع ْو ُذ بِا‬


‫هلل‬ ْ َ‫س َت ِع ْي ُن ُه َون‬ْ َ‫م ُد ُه َون‬
َ ‫ح‬ْ َ‫هلل ن‬
ِ ِ ‫َم َد‬ ْ ‫ن ْالح‬ َّ ‫إ‬
ِ
َ ‫هللا َفال‬ُ ‫َن ي َْه ِد ِه‬ ْ ‫َسي ّ َئاتِ أَ ْعمَالِنَا م‬ َ ‫سنَا و‬ ِ ‫ش ُر ْو ِر أَ ْن ُف‬ُ ‫ن‬ ْ ‫ِم‬
َّ ‫َد أَ ْن ال َ إل َه إال‬ ُ ‫شه‬ ْ َ‫ها ِديَ لَ ُه أ‬ َ َ ‫ل َفال‬ ْ ِ‫ضل‬ ْ ‫ل لَ ُه َوم‬
ْ ‫َن ُي‬ َّ ‫ض‬ِ ‫ُم‬
ِ ِ
‫ه‬ ُ َّ ‫س ْو ُل ُه َوصَلَّى‬
ِ ‫ّللا َعلَ ْي‬ ُ ‫م ًدا َع ْب ُد ُه َو َر‬ ّ ‫ح‬ َ ‫ن ُم‬ّ َ‫َد أ‬ُ ‫شه‬ ْ َ‫هللا وَأ‬
ُ
‫ما َك ِث ْيرًا‬
ً ‫س ِل ْي‬ ْ َ‫م ت‬َ َّ‫َسل‬
َ ‫و‬

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah


Amanah yang diemban dalam rumah tangga Muslim demikian beratnya,
apalagi di zaman ini, di mana gelombang penghancur keimanan dan akhlak
demikian banyak dan beragam. Gelombang budaya jahiliyah yang
disebarkan lewat aneka bentuk media massa, baik yang dibaca maupun yang
didengar dan dilihat, mulai dari surat kabar, tabloid, majalah, radio, VCD/CD
sampai televisi dan internet. Semua ini membuat hati seorang Muslim yang
beriman kepada Allah dan Hari Akhir merasa takut dan was-was, apakah ia
dapat selamat dari implikasi buruk media massa tersebut. Dan juga sangat
mengkhawatirkan keselamatan anak-anak dan generasi penerusnya.

Apalagi bila melihat keadaan generasi muda di negara kita ini yang telah
merosot akhlaknya dan telah jauh dari agamanya.

Tidakkah kita sadari dan lihat sendiri bagaimana media-media tersebut


menghancurkan tiang-tiang rumah tangga Muslim, merusak akhlak
anggotanya dan menghilangkan rasa malu dari kaum wanita? Media-media
tersebut mengajak kaum wanita, baik yang dewasa maupun anak-anak
untuk telanjang, menampakkan auratnya dan bercampur baur serta seks
bebas dengan dalih kebebasan dan hak asasi manusia. Pornografi dan
pornoaksi dibela mati-matian dan dianggap sebagai sesuatu yang wajar dan
bagian dari seni. Ditambah penayangan gaya hidup selebritis yang dipenuhi
syahwat dan nafsu birahi di televisi, surat kabar dan media massa lainnya.

Sungguh, ini semua wahai kaum Muslimin! Adalah gelombang perusak


rumah tangga Muslim, perusak akhlak dan moral anggota keluarga kita
bahkan masyarakat dan bangsa kita. Cukuplah bagi kita, realitas yang ada
di sekeliling kita sebagai bukti bahaya dan implikasi buruk media-media
tersebut untuk menjadi pelajaran berharga bagi setiap Muslim dalam
menjaga keutuhan rumah tangga dan keluarganya.
Berhati-hatilah wahai kaum Muslimin! Dari media-media tersebut, jangan
sampai fitnah yang ad
Berapa banyak keluarga yang hancur akibat itu semua!a padanya kita
masukkan ke dalam rumah kita, sehingga merusak tatanan rumah tangga
dan keluarga kita. Setelah itu penyesalan tiadalah berguna.

Berapa banyak anak-anak rusak dan melakukan pelanggaran norma-norma


agama dan masyarakat dengan sebab media-media tersebut!

Untuk itu, marilah kita semua bertakwa kepada Allah dengan menjaga diri
kita dan keluarga kita dari api neraka. Hal ini tentunya dengan berusaha
memperbaiki rumah tangga kita dengan mengembalikan seluruh aspeknya
kepada aturan dan norma agama Islam. Aturan yang telah membentuk
generasi terbaik umat ini dan me-rubah mereka menjadi pahlawan dan
panutan yang agung setelah mereka berkubang dalam kejahiliyahan. Itulah
mereka para sahabat Rasulullah yang terbina dalam rumah tangga yang
didasari iman dan takwa.
‫‪Mudah-mudahan Allah memberikan taufik kepada kita semua untuk‬‬
‫‪membentuk dan memperbaiki rumah tangga kita menjadi rumah tangga‬‬
‫‪yang penuh ketenangan, kecintaan, dan kasih sayang dengan mengamalkan‬‬
‫‪syariat Islam.‬‬

‫م ٍد َكمَا صَل َّ ْي َ‬
‫ت‬ ‫ح َّ‬‫آل ُم َ‬ ‫َعلَى ِ‬ ‫ح َّ‬
‫م ٍد و َ‬ ‫ل ُم َ‬ ‫َل َع َ‬ ‫م ص ِّ‬ ‫اَللَّ ُه َّ‬
‫ج ْي ٌد‪.‬‬
‫م ْي ٌد َم ِ‬ ‫ك َ‬
‫ح ِ‬ ‫ه ْيمَ‪ ،‬إِنَّ َ‬ ‫َعلَى ِ‬
‫آل إِ ْب َرا ِ‬ ‫م و َ‬ ‫َعلَى إِ ْب َرا ِ‬
‫ه ْي َ‬
‫ت َعلَى‬ ‫م ٍد َكمَا بَا َر ْك َ‬ ‫ح َّ‬ ‫َعلَى ِ‬
‫آل ُم َ‬ ‫ك َعلَى ُم َ‬
‫ح َّ‬
‫م ٍد و َ‬ ‫َار ْ‬
‫َوب ِ‬
‫م ْي ٌد َمجِ ْي ٌد‪.‬‬‫ح ِ‬ ‫ك َ‬ ‫ه ْيمَ‪ ،‬إِنَّ َ‬
‫ل إِ ْب َرا ِ‬‫َعلَى آ ِ‬ ‫م و َ‬‫ه ْي َ‬‫إِ ْب َرا ِ‬
‫َان و ََال‬‫اْليم ِ‬‫سبَ ُقونَا بِ ْ ِ‬ ‫خوَانِنَا ال َّ ِذينَ َ‬ ‫اغ ِف ْر لَنَا و ِ ِ‬
‫َْل ْ‬ ‫َربَّنَا ْ‬
‫حي ٌ‬
‫م‬ ‫ك َر ُؤ ٌ‬
‫وف َّر ِ‬ ‫غ ّال ً لِّلَّ ِذينَ آ َم ُنوا َربَّنَا إِنَّ َ‬‫ل فِي ُق ُلوبِنَا ِ‬ ‫ج َع ْ‬
‫تَ ْ‬
‫ن‬ ‫َمنَا لَن ُ‬
‫َكون َ َّ‬ ‫م تَ ْغ ِف ْر لَنَا َوتَ ْرح ْ‬ ‫سنَا وَإِن لَّ ْ‬ ‫منَا أَن ُف َ‬
‫َربَّنَا ظَلَ ْ‬
‫س ِرينَ‬ ‫ْال َ‬
‫خا ِ‬ ‫ِمنَ‬
‫َس َن ًة َوقِنَا‬ ‫َس َن ًة َوفِي ْاأل َ ِ‬
‫خ َر ِة ح َ‬ ‫د ْنيَا ح َ‬
‫َربَنَا ءَاتِنَا فِي ال ّ‬
‫ه‬
‫لى آلِ ِ‬
‫َع َ‬ ‫م ٍد و َ‬ ‫ح َّ‬‫لى ُم َ‬ ‫هللا َع َ‬ ‫ُ‬ ‫ار‪َ .‬وصَل َّ‬
‫ى‬ ‫َع َذابَ النّ ِ‬
‫بِ‬‫لِل َر ّ‬ ‫ن ْالح ْ‬
‫َم ُد ِ ِ‬ ‫خ ُر د َْعوَانَا أَ ِ‬
‫ما َكثِيرًا وَآ ِ‬
‫سلِي ً‬‫ه تَ ْ‬ ‫َوص ْ‬
‫َح ِب ِ‬
‫ْال َعالمَينَ‬

Anda mungkin juga menyukai