Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PASAR MODAL

“RISK & RETURN”

Disusun oleh :

Dania Indriasari C1C016004

Permata Keristiya C1C016009

Bya Shafira Julia Jusuf C1C016047

Mutia Arum C1C016071

Ardila Nugrahaningtyas C1C016079

Rahmi Fuadiyah C1C016118

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2019

1
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmatnya makalah ini
dapat penulis selesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada
Nabi Muhammad SAW, segenap keluarga, para sahabat dan kita umatnya.

Makalah ini berjudul “Risk and Return”. Tujuan makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas
terstruktur mata kuliah Pasar Modal. Makalah ini dapat diselesaikan baik berkat dukungan dari
berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Ratu Ayu Sri Wulandari, SE., M.Sc. yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam menyelesaikan makalah ini
2. Orang tua penulis yang senantiasa memberikan dukungan berupa motivasi kepada penulis

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena
itu masukan dari berbagai pihak sangat penulis harapkan, dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca

Purwokerto, 11 November 2019

Penulis

DAFTAR ISI

2
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ………..………………..……………………..……..4

1.2 Rumusan Masalah .………………………….…………………………...4

1.3 Rumusan Masalah .………………………….…………………………...5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Teori Investasi di Pasar Modal …………….……….…………….……6

2.2 Contoh Analisis Risk & Return ……………………....……………………...12

2.3 Teknik Analisis Saham dengan Pendekatan Tradisional & Portofolio Modern …..15

BAB III PENUTUP

1.1 Kesimpulan ………..………………..…………………………………………21

1.2 Saran .………………………….…………………………………………21

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

3
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau risiko. Pemodal tidak tahu
dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang dilakukannya. Dalam keadaan
semacam itu dikatakan bahwa pemodal menghadapi risiko dalam investasi yang dilakukannya.
Karena pemodal menghadapi kesempatan investasi yang berisiko, pilihan investasi tidak dapat
hanya mengandalkan pada tingkat keuntungan yang diharapkan. Apabila pemodal
mengharapkan untuk memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi, maka ia harus bersedia
menanggung risiko yang tinggi pula.
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan
pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Tujuan orang
melakukan investasi adalah untuk menghasilkan sejumlah uang. Sedangkan proses investasi
meliputi pemahaman dasar-dasar keputusan investasi dan bagaimana mengorganisir aktivitas-
aktivitas dalam proses keputusan investasi. Dasar keputusan investasi meliputi return
(pengembalian) dan risk (risiko) Dalam konteks manajemen investasi tingkat keuntungan
investasi disebut sebagai return. Sudah sewajarnya jika investor mengharapkan return yang
setinggi-tingginya dari investasi yang dilakukannya. Tetapi, ada hal penting yang harus selalu
dipertimbangkan, yaitu berapa besar risiko yang harus ditanggung dari investasi tersebut.
Makalah ini menjelaskan berbagai teori investasi dipasar modal, menunjukkan contoh
analiss risk (risiko) dan return (pengembalian), serta menjelaskan dan menerapkan teknik
analisis saham dengan pendekatan tradisional dan pendekatan portofolio modern dan juga
menunjukkan contoh penerapannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Teori Investasi di Pasar Modal?
2. Bagaimana Contoh Analisis Risk & Return?

4
3. Apakah yang dimaksud dengan Teknik Analisis Saham? Bagaimana Penerapan Teknik
Analisis Saham dengan Pendekatan Tradisional dan Pendekatan Portofolio Modern?
Bagaimana Contoh Penerapannya?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui Teori Investasi di Pasar Modal.
2. Mengetahui Cotoh Analisis Risk & Return.
3. Mengetahui Definisi Teknik Analisis Saham.
4. Mengetahui Bagaimana Penerapan Teknik Analisis Saham dengan Pendekatan Tradisional
dan Pendekatan Portofolio Modern.
5. Mengetahui Contoh Penerapan Teknik Analisis Saham.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teori Investasi di Pasar Modal


A. Pengertian Investasi
1. Definisi Investasi
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang
dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa
datang. Seorang investor membeli sejumlah saham saat ini dengan harapan
memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun sejumlah dividen di masa
yang akan datang, sebagai imbalan atas waktu risiko yang terkait dengan investasi
tersebut.
Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktivitas. Menginvestasikan
sejumlah dana pada aset riil (tanah, emas, mesin atau bangunan), maupun aset finansial
(deposito, saham ataupun obligasi) merupakan aktivitas investasi yang umumnya
dilakukan. Bagi investor yang lebih pintar dan lebih berani menanggung risiko,
aktivitas investasi yang mereka lakukan juga bisa mencakup investasi pada aset-aset
finansial lainnya yang lebih kompleks seperti warrants, option dan futures maupun
ekuitas internasional.
Pihak-pihak yang melakukan kegiatan investasi disebut investor. Investor pada
umumnya bisa digolongkan menjadi dua, yaitu investor individual (individual/retail
investors) dan investor institusional (institutional investors). Investor individual terdiri
dari individu-individu yang melakukan aktivitas investasi. Sedangkan investor
institusional biasanya terdiri dari perusahaan-perusahaan asuransi, lembaga penyimpan
dana (bank dan lembaga simpan pinjam), lembaga dana pensiun, maupun perusahaan
investasi.
Investasi juga mempelajari bagaimana mengelola kesejahteraan investor
(investor’s wealth). Kesejahteraan dalam konteks investasi berarti kesejahteraan yang
sifatnya moneter bukannya kesejahteraan rohaniah. Kesejahteraan moneter bisa

6
ditunjukkan oleh penjumlahan pendapatan yang dimiliki saat ini dan nilai saat ini
(present value) pendapatan di masa datang.
2. Tujuan Investasi
Tujuan orang melakukan investasi adalah untuk menghasilkan sejumlah uang.
Tujuan investasi yang lebih luas adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor.
Kesejahteraan dalam hal ini adalah kesejahteraan moneter, yang bisa diukur dengan
penjumlahan pendapatan saat ini ditambah nilai saat ini pendapatan masa datang.
Sumber dana untuk investasi bisa berasal dari aset-aset yang dimiliki saat ini,
pinjaman dari pihak lain, ataupun dari tabungan. Investor yang mengurangi
konsumsinya saat ini akan mempunyai kemungkinan kelebihan dana untuk ditabung.
Dana yang berasal dari tabungan tersebut, jika diinvestasikan akan memberikan
harapan meningkatnya kemampuan konsumsi investor di masa datang, yang diperoleh
dari meningkatnya kesejahteraan investor tersebut. Ada beberapa alasan mengapa
seseorang melakukan investasi, antara lain adalah:
a) Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang
b) Mengurangi tekanan inflasi
c) Dorongan untuk menghemat pajak
3. Proses Investasi
Proses investasi meliputi pemahaman dasar-dasar keputusan investasi dan
bagaimana mengorganisir aktivitas-aktivitas dalam proses keputusan investasi. Untuk
memahami proses investasi, seorang investor terlebih dahulu harus mengetahui
beberapa konsep dasar investasi yang akan menjadi dasar pijakan dalam setiap tahap
pembuatan keputusan investasi yang akan dibuat. Hal mendasar dalam proses keputusan
investasi adalah pemahaman hubungan antara return yang diharapkan dan risiko suatu
investasi. Hubungan risiko dan return yang diharapkan dari suatu investasi merupakan
hubungan yang searah dan linier. Di samping memperhatikan return yang tinggi,
investor juga harus mempertimbangkan tingkat risiko yang harus ditanggung.
a) Dasar Keputusan Investasi
Dasar keputusan investasi terdiri dari tingkat return yang diharapkan, tingkat
risiko, serta hubungan antara return dan risiko.
1. Return

7
Alasan utama orang berinvestasi adalah untuk memperoleh keuntungan.
Dalam konteks manajemen investasi tingkat keuntungan investasi disebut
sebagai return. Return yang diharapkan investor dari investasi yang
dilakukannya merupakan kompensasi atas biaya kesempatan (opportunity cost)
dan risiko penurunan daya beli akibat adanya pengaruh inflasi. Dalam konteks
manajemen investasi, perlu dibedakan antara return yang diharapkan merupakan
tingkat return yang diantisipasi investor di masa datang. Sedangkan return yang
terjadi atau return aktual merupakan tingkat return yang telah diperoleh investor
pada masa lalu.
2. Risiko
Sudah sewajarnya jika investor mengharapkan return yang setinggi-
tingginya dari investasi yang dilakukannya. Tetapi, ada hal penting yang harus
selalu dipertimbangkan, yaitu berapa besar risiko yang harus ditanggung dari
investasi tersebut. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya fenomena
equity premium adalah adanya fakta bahwa risiko saham lebih tinggi dari risiko
obligasi. Risiko bisa diartikan sebagai kemungkinan return aktual yang berbeda
dengan return yang diharapkan.
3. Hubungan Tingkat Risiko dan Return yang Diharapkan

Garis vertikal dalam gambar di atas menunjukkan besarnya tingkat return


yang diharapkan dari masing-masing jenis aset, sedangkan garis horizontal
memperlihatkan risiko yang ditanggung investor. Titik RF pada gambar tersebut

8
menunjukkan tingkat return bebas risiko (risk-free rate), untuk selanjutnya
akan ditulis RF. RF dalam gambar di atas menunjukkan satu pilihan investasi
yang menawarkan tingkat return yang diharapkan sebesar RF dengan risiko
sebesar 0. Selanjutnya, obligasi pemerintah terlihat mempunyai risiko yang
cenderung rendah dan tingkat return diharapkan yang tidak terlalu tinggi.
Sedangkan di sisi lain, jika kita berinvestasi pada kontrak futures misalnya,
terlihat bahwa risiko yang harus ditanggung tergolong sebagai risiko yang
tinggi, dengan tingkat return yang diharapkan tinggi pula.
Kesimpulan yang bisa ditarik dari pola hubungan antara risiko dan return
yang diharapkan adalah bahwa risiko dan return yang diharapkan mempunyai
hubungan yang searah dan linier. Artinya, semakin tinggi risiko suatu aset,
semakin tinggi pula tingkat return yang diharapkan dari aset tersebut, demikian
sebaliknya.
b) Proses Keputusan Investasi
Proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang
berkesinambungan (on going process). Proses keputusan investasi terdiri dari lima
tahap keputusan yang berjalan terus-menerus sampai tercapai keputusan investasi
yang terbaik. Tahap keputusan investasi tersebut adalah penentuan tujuan investasi,
penentuan kebijakan investasi, pemilihan strategi portofolio, pemilihan aset, dan
pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio.
1. Penentuan Tujuan Investasi
Tahap pertama dalam proses keputusan investasi adalah menentukan tujuan
investasi yang akan dilakukan. Tujuan investasi masing-masing investor bisa
berbeda-beda tergantung pada investor yang membuat keputusan tersebut.
2. Penentuan Kebijakan Investasi
Tahap kedua ini merupakan tahap penentuan kebijakan untuk memenuhi
tujuan investasi yang telah ditetapkan. Tahap ini dimulai dengan penentuan
keputusan alokasi aset (aset allocation decision).
3. Pemilihan Strategi Portofolio
Strategi portofolio yang dipilih harus konsisten dengan dua tahap
sebelumnya. Ada dua strategi portofolio yang bisa dipilih, yaitu strategi

9
portofolio aktif dan strategi portofolio pasif. Strategi portofolio aktif meliputi
kegiatan penggunaan informasi yang tersedia dan teknik-teknik peramalan
secara aktif untuk mencari kombinasi portofolio yang lebih baik.
4. Pemilihan Aset
Setelah strategi portofolio ditentukan, tahap selanjutnya adalah
pemilihan aset-aset yang akan dimasukkan dalam portofolio. Tahap ini
memerlukan pengevaluasian setiap sekuritas yang ingin dimasukkan dalam
portofolio. Tujuan tahap ini adalah untuk mencari kombinasi portofolio yang
efisien, yaitu portofolio yang menawarkan return diharapkan yang tertinggi
dengan tingkat risiko tertentu atau sebaliknya menawarkan return diharapkan
tertentu dengan tingkat risiko terendah.
5. Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Portofolio
Tahap ini merupakan tahap paling akhir dari proses keputusan investasi.
Artinya, jika tahap pengukuran dan evaluasi kinerja telah dilewati dan ternyata
hasilnya kurang baik, maka proses keputusan investasi harus dimulai lagi dari
tahap pertama, demikian seterusnya sampai dicapai keputusan investasi yang
paling optimal.
4. Tipe-tipe Investasi
Investasi ke dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung dan tidak
langsung.
a) Investasi Langsung
Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang
dapat diperjual-belikan di pasar uang (money market), pasar modal (capital
market), atau pasar turunan (derivative market).
b) Investasi Tidak Langsung
Investasi tidak langsung merupakan pembelian saham dari perusahaan investasi
yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan-perusahaan
lain. Investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli surat-surat berharga dari
perusahaan investasi.
B. Portofolio

10
Portofolio diartikan sebagai serangkaian kombinasi beberapa aktiva yang diinvestasi
dan dipegang oleh pemodal, baik perorangan maupun lembaga. Kombinasi aktiva tersebut
bisa berupa aktiva riil, aktiva finansial ataupun keduanya. Seorang pemodal yang
menginvestasikan dananya di pasar modal biasanya tidak hanya memilih satu saham saja.
Alasannya, dengan melakukan kombinasi saham, pemodal bisa meraih return yang optimal
sekaligus akan memperkecil risiko melalui diversifikasi. Dari segi lain, memilih portofolio
yang optimal bukanlah hal yang mudah, ini disebut dengan masalah pemilihan portofolio.

Pembentukan portofolio berangkat dari usaha diversifikasi investasi guna mengurangi


risiko. Terbukti bahwa semakin banyak jenis efek yang dikumpulkan dalam keranjang
portofolio, maka risiko kerugian saham yang satu dapat dinetralisir oleh keuntungan yang
diperoleh dari saham lain. Tetapi diversifikasi ini bukanlah suatu jaminan dalam
mengusahakan risiko yang minimum dengan keuntungan yang maksimum sekaligus/

Dalam konteks portofolio pasar, harus dipahami adanya risiko investasi yang terdiri
dari 2 (dua) komponen yaitu :

1. Risiko tidak sistematik (unsystematic risk) dan


2. Risiko sistematik (systematic risk)

Risiko tidak sistematik merupakan risiko yang terkait dengan suatu saham tertentu
yang umumnya dapat dihindari (avoidable) atau diperkecil melalui diversifikasi
(diversifiable), sedangkan risiko sistematik merupakan risiko pasar yang bersifat umum
dan berlaku bagi semua saham dalam pasar modal yang bersangkutan. Risiko ini tidak
mungkin dapat dihindari oleh pemodal melalui diversifikasi sekalipun.

Teori pemilihan portofolio pertama kali dikembangkan oleh Harry M. Markowitz


dengan beberapa asumsi sebagai berikut :

 Seorang pemodal mempunyai sejumlah uang tertentu


 Sejumlah uang tersebut diinvestasikan untuk jangka waktu tertentu disebut holding
period
 Pada akhir masa tertentu (holding period) pemodal akan menjual sahamnya
 Pemodal akan selalu mencoba menghindari risiko (risk averse)

11
 Untuk menghindari risiko, pemodal mencoba melakukan diversifikasi investasinya
 Pemodal menghadapi beberapa portofolio di mana harga sudah pasti. Masalahnya
adalah bagaimana mengalokasikan uang mereka diantara berbagai portofolio untuk
memaksimalkan hasil yang diharapkan
 Semua portofolio secara sempurna dapat dibagi
 Pilihan untuk investasi tidak tergantung pada pemodal lain

Asumsi tersebut di atas dipakai sebagai dasar dalam merumuskan kebijakan


portofolio investasi. Ini berarti, apabila asumsi tersebut tidak dapat dipenuhi, maka
kesimpulan yang diambil harus dengan kehati-hatian. Banyaknya asumsi yang
dipertimbangkan, menunjukkan banyaknya variabel yang dapat mempengaruhi portofolio
investasi sekaligus menunjukkan rumitnya permasalahan yang harus dipertimbangkan
analysis pasar modal.

2.2 Risk & Return


A. Definisi Risk & Return

Risk and return adalah kondisi yang dialami oleh perusahaan, institusi, dan individu
dalam keputusan investasi yaitu, baik kerugian maupun keuntungan dalam suatu periode
akuntansi. Hubungan antara risiko dengan tingkat pengembalian adalah :

1. Bersifat linear atau searah.


2. Semakin tinggi tingkat pengembalian maka semakin tinggi pula risiko.
3. Semakin besar asset yang kita tempatkan dalam keputusan investasi maka semakin
besar pula risiko yang timbul dari investasi tersebut.
4. Kondisi linear hanya mungkin terjadi pada pasar yang bersifat normal.

Risiko suatu aset dapat dianalisis dengan dua cara:

1. Secara berdiri sendiri (stand- alone), di mana aset tersebut dianggap terpisah.
2. Berdasarkan jumlah portofolio, di mana aset tersebut dianggap sebagai salah satu dari
sejumlah aset dalam portofolio.

12
Jadi aset stand alone-risk adalah risiko investor yang akan dihadapi jika seorang
investor hanya mengadakan satu aset. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar aset
diadakan di portofolio, tetapi perlu dipahami stand-alone risk berguna untuk memahami
risiko dalam konteks portofolio. Tidak ada investasi yang harus dilakukan kecuali tingkat
pengembalian yang diharapkan cukup tinggi untuk mengkompensasi para investor untuk
risiko yang diperoleh dari investasi. Misalnya, dapat dipastikan bahwa beberapa investor
akan bersedia untuk membeli saham perusahaan minyak jika pengembalian yang
diharapkan lebih besar.

B. Hubungan Karakteristik Risk and Retur


Semakin besar probabilitas berarti pengembalian aktual akan jauh di bawah
pengembalian yang diharapkan dan semakin besar stand-alone risk yang terkait dengan
aset. The average investors adalah orang yang menolak risiko, yang berarti bahwa investor
tersebut harus dikompensasi utuk melakukan aset yang berisiko. Oleh karena itu, aset yang
berisiko lebih tinggi memiliki return yang dibutuhkan daripada aset yang kurang berisiko.
Aset yang berisiko terdiri dari (1) diversiable risk, yang mana risiko dapat dihilangkan
melalui diversifikasi, kemudian (2) market risk, yang mana risiko tidak dapat dihilangkan
melalui diversifikasi
Menurut sudut pandang investor, adanya fakta bahwa suatu saham tertentu akan naik
atau turun bukanlah hal yang sangat penting; yang penting adalah tingkat pengembalian
dari portofolionya, dan portofolio tersebut. Kumpulan dari portofolio yang layak mewakili
semua portofolio yan dapat dihasilkan dari kumpulan aset yang diberikan. Portofolio yang
efisien adalah portofolio yang menawarkan banyak pengembalian dari sejumlah risiko
yang diberikan atau paling tidak risiko dari sejumlah pengembalian. Portofolio yang
optimal untuk investor adalah portofolio yang dianggap yang memiliki kemungkinan
tertinggi pada kurva indeferen yang bersinggungan dengan kumpulan portofolio yang
efisien.
Logikanya, risiko dan tingkat pengembalian dari masing-masing sekuritas harus
dianalisis dari segi bagaimana sekuritas tersebut mempengaruhi dan tingkat pengembalian
portofolio di mana sekuritas dimiliki.

C. Pengembalian portofolio

13
Tingkat pengembalian portofolio yang diharapkan (expected return on a portfolio), kp
sederhananya adalah rata-rata tertimbang dari tingkat pengembalian yang diharapkan dari
masing-masing aktiva di dalam portofolio, dengan bobotnya adalah pecahan dari total
portofolio yang diinvestasikan di setiap aktiva:

Kp = w1k1 + w2k2 + ........ + wnkn

Keterangan:

ki = tingkat pengembalian yang di harapkan dari masing-masing saham

wi = bobot

n = jumlah saham

D. Perhitungan Return
1. Perhitungan Expected Return Pada Suatu Sekuritas.
Untuk menghitung return yang diharapkan dari suatu sekuritas yang harus dipahami
oleh seorang investor adalah dengan memahami probabilitas dari kejadian yang akan
terjadi.

Keterangan:

E (R) = Expected Return atau return yang diharapkan dari suatu sekuritas

Ri = Return ke-i yang mungkin terjadi

Pri = Probabilitas kejadian return ke-i

N = banyaknya return yang mungkin terjadi

2. Perhitungan Expected Return Pada Portofolio


Maka kita dapat menggunakan rumus:
E (RP) =X A.E (RA) + X B.E (RB)

Keterangan:

14
E (RP) = Expected return portofolio
E (RA) = Expected return saham A
E (RB) = Expected return saham B
XA = Uang yang diinvestasikan pada saham A
XB = Uang yang diinvestasikan pada saham B

3. Menghitung Expected Return Dari Saham


Keterangan:
R = keuntungan yang diharapkan dari saham
D1 = Dividen tahun 1
PO = harga beli
P1 = harga jual

2.3 Teknik Analisis Saham

Menurut Sunariyah (1997) ada dua pendekatan yang paling banyak dipergunakan dalam
teknik analisis saham, yaitu pendekatan tradisional dan pendekatan portofolio modern.

A. Pendekatan tradisional.
Untuk menganalisis surat berharga saham dengan pendekatan tradisional digunakan
dua analisis, yaitu :
1. Analisis Teknikal.
Analisis teknikal merupakan suatu teknik analisis yang menggunakan data catatan
mengenai pasar itu sendiri untuk berusaha mengakses permintaan dan penawaran suatu
saham tertentu maupun pasar secara keseluruhan. Pendekatan analisis ini menggunakan
data pasar yang dipublikasikan, seperti : harga saham, volume perdagangan , indeks
harga saham gabungan dan individu, serta faktor – faktor lain yang bersifat teknis. Oleh
sebab itu pendekatan ini juga disebut pendekatan analisis pasar (market analisis) atau
analisis internal (internal analisis). Asumsi yang mendasari analisis teknikal adalah ;
 Terdapat ketergantungan sistimatik (sistematic dependencies) dalam keuntungan
(return) yang dapat dieksploitasi ke return abnormal.

15
 Pada pasar tidak efisien, tidak semua informasi harag dimasa lalu diamati ketika
memprediksi distribusi return (keuntungan) sekurutas.
 Nilai suatu saham merupakan fungsi permintaan dan penawaran.

Beberapa kesimpulan menyangkut pendekatan analisis teknikal adalah sebagai


berikut :
1. Analisis teknikal didasarkan pada data pasar yang dipublikasikan.
2. Fokus analisis teknikal adalah ketepatan waktu, penekanannya hanya pada
perubahan harga.
3. Teknik analisa berfokus pada faktor – faktor internal melalui analisis pergerakan
didalam pasar dan atau saham.
4. Para analisis teknikal cenderung lebih berkonsentrasi pada jangka pendek, karena
teknik – teknik analisa teknikal dirancang untuk mendeteksi pergerakan harga
dalam jangka waktu yang relatif pendek.

Sasaran yang ingin dicapai pada pendekatan ini adalah ketepatan waktu dalam
memprediksi pergerakan harga (price movement) jangka pendek suatu saham. Para
analisis teknikal lebih menekankan perhatian dan perubahan harga daripada tingkat
harga, oleh sebab itu analis lebih ditekankan untuk meramal trend perubahan harga
tersebut. Ada beberapa teknik analisis yang dapat digunakan dalam pendekatan
teknikal ini, antara lain adalah trend analisis, ini mengasumsikan bahwa perilaku harga
dimasa lalu bisa direfleksikan dalam harga dimasa yang akan datang.

B. Pendekatan analisis fundamental.


Pendekatan ini didasarkan pada suatu anggapan bahwa setiap saham memiliki nilai
intrinsik. Nilai intrinsik inilah yang diestimasi oleh para investor atau analis. Nilai intrinsik
merupakan suatu fungsi dari variabel – variabel perusahaan yang dikombinasikan untuk
menghasilkan suatu return (keuntungan) yang diharapkan dan suatu resiko yang melekat
pada saham tersebut. Hasil estimasi nilai intrinsik kemudian dibandingkan dengan harga
pasar yang sekarang (current market price). Harga pasar suatu saham merupakan refleksi
dari rata – rata nilai intrinsiknya. Ada dua pendekatan yang umumnya digunakan dalam

16
melakukan penilaian saham, yaitu pendekatan laba (price earning ratio) dan pendekatan
nilai sekarang (present value approach).

C. Pendekatan portofolio modern.


Pendekatan portofolio menekankan pada aspek psikologis bursa dengan asumsi
hipotesis mengenai bursa, yaitu hipotesis pasar efisien. Pasar efisien diartikan bahwa harga
– harga saham yang terefleksikan secara menyeluruh pada suatu informasi yang ada
dibursa.

Terlepas dari pendekatan fundamental mana yang digunakan, bila seorang investor
atau analis ingin menggunakan pendekatan analisis secara cermat, maka dia memerlukan
kerangka kerja (frame work). Kerangka kerja tersebut berupa tahapan analisis yang harus
dilakukan secara sistematik, yang terdiri dari :
1. Analisis Ekonomi.
Analisis ekonomi bertujuan untuk mengetahui jenis atau prospek bisnis suatu
perusahaan.

2. Analisis Industri.
Dalam analisis industri perlu diketahui kelemahan dan kekuatan jenis industri
perusahaan yang bersangkutan.

D. Contoh Teknis Analisis Saham


1. Pendekatan tradisional.
a. Analisis Teknikal.
Analisis Teknikal selalu menggunakan grafik (Chart) untuk melakukan
analisisnya. Maka dari itu, trader yang murni berpegang pada aspek teknikal saja
disebut dengan Chartist. Dulu grafik harga dibuat sendiri oleh trader. Untunglah
sekarang sudah banyak software yang memudahkan trader. Biasanya tiap produk
online trading memiliki software sendiri yang digunakan untuk Analisis Teknikal.
Analisis teknikal mengasumsikan nilai perusahaan tercermin pada pergerakan harga.

17
Contoh analisa saham teknikal dengan Fibonacci Retracement, berguna untuk menentukan
titik support.

2. Analisis Fundamental
Dalam analisa fundamental biasanya menggunakan pendekatan rasio yang
merupakan alat yang digunakan untuk membantu menganalisis laporan keuangan
perusahaan sehingga dapat diketahui kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan.
Analisis rasio juga menyediakan indikator yang dapat mengukur tingkat profitabilitas,
likuiditas, pendapatan, pemanfaatan asset dan kewajiban perusahaan.

18
Contoh analisis saham fundamental menggunakan sample perusahaan Indofood (INDF).

3. Pendekatan portofolio modern.


a. Analisis Ekonomi
Analisis Ekonomi ini bertujuan untuk mengetahui jenis prospek bisnis suatu
perusahaan, Aktivitas Ekonomi akan mempengaruhi laba perusahaan. Apabila
tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara rendah, pada umumnya tingkat laba
yang dicapai oleh perusahaan juga rendah. Jadi lingkungan ekonomi yang sehat,
akan sangat mendukung perkembangan perusahaan. Dalam analisis ini, banyak
variable yang bersifat makro antara lain pendapatan nasional, kebijakan moneter dan
fiscal, tingkat bunga, dan sebagainya.

b. Analisis Industri
Dalam analisis industry perlu diketahui kelemahan dan kekuatan jenis industry
perusahaan yang bersangkutan. Pengetahuan yang memadai mengenai sector utama
19
adalah aktivitas ekonomi perusahaan. Hal-hal penting yang perlu dipertimbangkan
para pemodal dan analis saham misalnya seperti penjualan dan laba perusahaan,
permanen industry, sikap dan kebijakan pemerintah terhadap industry, ondisi
persaingan dan harga saham perusahaan sejenis.

20
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Return & risiko mempunyai hubungan yang positif, semakin besar risiko (risk) yang
ditanggung, semakin besar pengembalian (return) yang harus dikompensasikan.
Sebaliknya, semakin kecil return yang diharapkan, semakin kecil risiko yang ditanggung.
2. Model perhitungan risiko yang paling sering dipergunakan khususnya dalam investasi,
yaitu secara standar deviasi dan varians.
3. Tingkat pengembalian faktor yang perlu diperhatikan adalah seperti harga saham, dividen
yang perlu.
4. Hubungan antar risiko dengan tingkat pengembalian adalah:
a. Bersifat linear atau searah.
b. Semakin tinggi tingkat pengembalian maka semakin tinggi pula risiko.
c. Semakin besar asset yang kita tempatkan dalam keputusan investasi maka semakin besar
pula risiko yang timbul dari investasi tersebut.
d. Kondisi linear hanya mungkin terjadi pada pasar yang bersifat normal.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini kami berharap dapat membantu pembaca untuk memperoleh
informasi mengenai Risk & Return. Namun kami sadar bahwa dalam makalah ini masih
terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan bantuan pembaca untuk
membantu kami dalam pembuatan makalah selanjutnya dengan memberikan saran. Terima
kasih atas perhatiannya, kami tunggu saran dari pembaca.

21
DAFTAR PUSTAKA

Sunariyah. 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Kelima. Bandung: CV Alfabeta

22

Anda mungkin juga menyukai