Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dosen Pembimbing :
Adeni, S.Kom.I, MA.
Disusun Oleh :
Afit Afifah Fitriah (11180510000286)
Alifia Riski Monika (11180510000308)
Arya Rizki Ramadhan (11180510000309)
Ahmad Amin Anwari (111180510000312)
1
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Interaksi sosial merupakan proses komunikasi diantara orang-orang
untuk saling memengaruhi perasaan, pikiran dan tindakan. Interaksi sosial
merupakan suatu fondasi dari hubungan yang berupa tindakan yang
berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan di dalam
masyarakat. Dengan adanya nilai dan norma yang berlaku,interaksi sosial
itu sendiri dapat berlangsung dengan baik jika aturan-aturan dan nilai-nilai
yang ada dapat dilakukan dengan baik. Interaksi sosial merupakan kunci
dari semua kehidupan sosial, karena tanpa interaksi sosial tidak akan
mungkin ada kehidupan bersama.
Proses sosial adalah setiap interaksi sosial yang berlangsung dalam
suatu jangka waktu yang sedemikian rupa hingga menunjukkan pola-pola
pengulangan hubungan perilaku dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena
itu, proses sosial memiliki pengertian yang cukup luas, dimana didalamnya
mencakup hubungan timbal balik antara manusia denga segi ekonomi,
manusia dengan budaya,manusia dengan politik, dan juga antara manusia
dengan manusia lainnya didalam suatu kelompok suatu masyarakat.
Jika tidak adanya kesadaran atas pribadi masing-masing, maka
proses sosial itu sendiri tidak dapat berjalan sesuai dengan yang kita
harapkan. Di dalam kehidupan sehari-hari tentunya manusia tidak dapat
lepas dari hubungan antara satu dengan yang lainnya, ia akan selalu perlu
untuk mencari individu ataupun kelompok lain untuk dapat berinteraksi
ataupun bertukar pikiran.
2. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian proses sosial dan interaksi sosial ?
b. Apa saja faktor yang melandasi proses sosial dan interaksi sosial ?
c. Apa syarat terjadinya interaksi sosial ?
d. Apa saja bentuk-bentuk interaksi sosial ?
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Proses Sosial dan Interaksi Sosial
Proses sosial diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi
kehidupan bersama. Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat jika
individu dan kelompok sosial saling bertemu dan menetukan sistem serta bentuk-
bentuk hubungan tersebut atau apa yang terjadi apabila ada perubahan yang
menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang telah ada. Proses sosial dapat di
artikan sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama atau
didalam kehidupan sosial, misalnya saling mempengaruhi antara sosial dan politik,
politik dan ekonomi, ekonomi dan hukum, dan seterusnya1. Proses sosial juga dapat
diartikan sebagai cara-cara berhubungan dari individu dan kelompok yang saling
1
Soerjono Soekanto, Budi Sulistyowati, sosiologi suatu pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2015), hlm 54
2
bertemu dan menentukan sistem, aturan, norma, dan nilai yang dapat menciptakan
kehidupan yang dinamis.
Sejumlah ahli sosiologi mengkhususkan diri pada studi terhadap interaksi sosial.
Ini sesuai dengan padangan asli sosiologi sepertiMax Weber bahwa pokok
pembahasan sosiologi ialah tindakan sosial. 2
Interaksi sosial secara harfiah interaksi berarti tindakan (action) antara individu
atau kelompok. Sedangkan kata sosial bisa diartikan sebagai segala macam aspek
dimana berhubungan pada manusia serta kondisi sosial lingkungan. Interaksi sosial
juga merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial.3
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang dinamis antara individu dan
individu, individu dan kelompok, atau antara kelompok dengan kelompok baik
dalam kerjasama, persaingan, ataupuin pertikaian.
2
Kamanto sunarto, pengantar sosioogi, (Jakarta: FE UI,2000), hlm35.
3
Soerjono Soekanto, Budi Sulistyowati, sosiologi suatu pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2015), hlm 55
4
Soerjono Soekanto, Budi Sulistyowati, sosiologi suatu pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2015), hlm 57
5
Soerjono Soekanto, Budi Sulistyowati, sosiologi suatu pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2015), hlm 58
3
Kontak social adalah hubungan antara satu orang atau lebih, dengan saling mengerti
dan maksud dengan tujuan masing-masing. 6 Kontak sosial dapat terjadi secara
langsung maupun tidak langsung antara satu pihak dengan pihak yang lain. Kontak
sosial secara tidak langsung dapat terjadi karena adanya bantuan peralatan
komunikasi sebagai perantara misalnya : radio, telepon, e-mail, surat dan lain
sebagainya.
2) Komunikasi Sosial
Merupakan syarat pokok lain dalam proses sosial, yang mengandung pengertian
bila suatu hubungan sosial tidak terjadi komunikasi, maka dalam keadaan demikian
tidak terjadi kontak sosial. Dengan komunikasi, maka sikap dan pikiran disatu pihak
dapat diketahui oleh pihak lain. Pada dasarnya interaksi sosial/komunikasi sosial
dapat berjalan secara verbal dan non verbal. Untuk interaksi sosial yang non verbal
dapat disebutkan bahwa gerakan tubuh, merupakan bentuk komunikasi yang
dilakukan sejak zaman manusia purba.
6
Agus Sudarsono.. Pengantar Sosiologi (konsep dasar dan penerapannya).(Yogyakarta :
Universitas Negeri Yogyakarta,2016), hlm 17.
7
Soerjono Soekanto, Budi Sulistyowati, sosiologi suatu pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2015), hlm 65
8
Soerjono Soekanto, Budi Sulistyowati, sosiologi suatu pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2015), hlm 66
4
dalam taraf kemasyarakatan sehingga gotong-royong sering kali diterapkan untuk
menyelenggarakan suatu kepentingan yang bersifat kemasyarakatan.
Dalam teori-teori sosiologi kita akan menjumpai beberapa bentuk kerja sama yang
biasa dikenal dengan nama kerja sama (coorperation). Kerja sama ini dibedakan
lagi menjadi 3 bentuk: kerja sama spontan (spontaneous coorperation), kerja sama
langsung (direct coorperation), dan kerja sama tradisional (traditional
coorperation). Kerja sama sebagai salah satu dari beberapa interaksi sosial yang
merupakan gejala universal yang ada pada masyarakat di belahan dunia mana pun
juga, walaupun dengan secara tidak sadar kerja sama tadi akan memungkinkan
untuk muncul terutama di dalam keadaan-keadaan di mana kelompok tersebut
mulai merasakan adanya ancaman dari luar.
Ada lima bentuk kerja sama9, yaitu :
1. kerukunan yang mencakup gotong-royong dan tolong-menolong.
2. Bergainning yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-
barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih.
3. Kooptasi, yaitu suatu proses peerimaan unsur-unsur baru dalam
kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi untuk
menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang
bersangkutan.
4. Koalisi, yaitu kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai
tujuan yang sama.
5. Joint venture, kerja sama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu,
misalnya pengeboran minyak, pertambangan batubara,dan lain-lain.
b. Akomodasi
Perlu kita ketahui akomodasi dipergunakan dalam dua arti, yaitu digunakan untuk
menunjuk pada suatu keadaan dan digunakan untuk menunjuk dalam suatu proses.
Adanya suatu keseimbangan (equilibrium) dalam interaksi antara orang-perorangan
atau kelompok-kelompok manusia yang saling berkaitan dengan norma-norma
sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat, berarti akomodasi yang
di maksud menunjuk pada suatu keadaan. Sedangkan jika suatu akomodasi
menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan atau
pertikaian dalam usaha-usaha untuk mencapai kestabilan maka, akomodasi tersebut
masuk sebagai suatu proses. Istilah akomodasi menurut Gillin dan Gillin adalah
suatu pengertian yang digunakan oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu
proses dalam hubungan-hubungan sosial yang sama artinya dengan pengertian
adaptasi (adaptation) yang di pakai oleh ahli biologi untuk menunjukan suatu
proses dimana makhluk hidup menyesuaikan dirinya pada lingkungan sekitarnya.
Istilah akomodasi sendiri sebenarnya merupakan suatu cara untuk menyelesaikan
suatu pertentangan tanpa harus menghancurkan pihak lawan sehingga pihak lawan
tidak kehilangan kepribadiannya. Namun ada satu hal yang harus kita ketahui
9
Soerjono Soekanto, Budi Sulistyowati, sosiologi suatu pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2015), hlm 67
5
bahwa proses akomodasi tidak selamanya akan berhasil sepenuhnya, karena
mungkin sekali masih adanya benih-benih pertentangan dalam bidang-bidang
lainnya yang masih tertinggal, yang mungkin luput dari perhitungan proses
akomodasi terdahulu.
Bentuk-bentuk akomodasi yaitu10 :
a) Koersi adalah suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan oleh
adanya paksaan.
b) Kompromi adalah suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang
terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian
terhadap perselisihan yang ada.
c) Arbitrasi merupakan suatu cara untuk mencapai kompromi apabila pihak-
pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri.
d) Mediasi hampir mirip dengan arbitrasi hanya saja, disini ada pihak ketiga
yang netral dalam soal perselisihan yang ada.
e) Konsiliasi adalah suatu usaha untuk mempertemukan keinginan- keinginan
pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya tujuan bersama.
f) Toleransi merupakan suatu bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang
formal bentuknya.
g) Stalamate merupakan suatu akomodasi, dimana pihak yang bertentangan
yang mempunyai kekuatan seimbang berhenti pada suatu titik tertentu.
h) Ajudikasi yaitu penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan.
C . Asimilasi
Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia ditandai dengan adanya
usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-
perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha
untuk mepertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan
memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan bersama. 11
Proses asimilasi timbul bila ada : 12
1. Kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayannya.
2. Orang-perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara
langsung dan intensif untuk waktu yang lama.
3. Kebudayaaan-kebudayaan ddari kelompok-kelompok manusia tersebut
masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri.
10
Kimball Young dan Richard W.Mack, hlm 147 dan seterusnya.
11
Soerjono Soekanto dan Budi Sulistyowati, sosiologi suatu pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2015), hlm 73
12
Koentjoroningrat, pengantar antropologi, (Jakarta: Penerbit Universitas,1965), hlm 146.
6
Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya suatu asimilasi antara lain :13
1. Toleransi
2. Kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi.
3. Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya.
4. Sikap terbuka dari golongan-golongan yang berkuasa dalam masyarakat.
5. Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan.
6. Perkawinan campuran (amalgamasi).
7. Adanya musuh bersama dari luar.
4.2 Bentuk Proses Sosial Disosiatif14 sering disebut oppositional proceses , yang
persis halnya kerja sama, dapat di temukan di setiap masyarakat, walaupun bentuk
dan arah nya ditentukan oleh kebudayaan dan sistem sosial masyarakat
bersangkutan.
a) Persaingan (competition)
Persaingan atau kompetisi adalah suatu proses sosial dimana individu atau
kelompok-kelompok manusia yang bersaing, mencari keuntungan dengan
cara menarik perhatian publik atau mempertajam prasangka, tanpa
mempergunakan ancaman atau kekerasan (Horton and Hunt, 1992: 30-35)15
Persaingan atau competition diartikan sebagai suatu proses sosial, dimana
individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing mencari
keuntungan melalui bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu
menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun kelompok
manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam
prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan.16
Persaingan mempunyai dua tipe umum, yakni yang bersifat pribadi dan
tidak pribadi. Persaingan yang bersifat pribadi, orang perorangan atau
individu secara langsung bersaing untuk, misalnya memperoleh kedudukan
tertentu dalam suatu organisasi. Tipe ini juga dinamakan rivalry.
Di dalam persaingan yang tidak bersifat pribadi, yang bersaing adalah
kelompok. Persaingan misalnya dapat terjadi antara dua perusahaan besar
yang bersaing untuk mendapatkan monopoli di suatu wilayah tertentu.
Tipe-tipe tersebut diatas menghasilkan beberapa bentuk persaingan, antara
lain persaingan ekonomi, persaingan kebudayaan, persaingan kedudukan
dan peranan, dan persaingan ras.
Fungsi-fungsi persaingan adalah : 17
a. Untuk menyalurkan keinginan-keinginan yang yang bersifat kompetitif.
13
Soerjono Soekanto dan Budi Sulistyowati, sosiologi suatu pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2015), hlm 75
14
Soerjono Soekanto dan Budi Sulistyowati, sosiologi suatu pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2015), hlm 81
15
Ali Imron.Sumber Belajar Penunjang Plpg Mata Pelajaran/Paket Keahlian Sosiologi. hlm 8.
16
Gillin dan Gillin, op.cit, hlm 590 dan seterusnya.
17
Soerjono Soekanto dan Budi Sulistyowati, sosiologi suatu pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2015), hlm 86.
7
b. Sebagai jalan dimana keinginan, kepentingan, serta nilai-nilai yang ada
pada suatu masa menjadi pusat perhatian tersalurkan dengan sebaik-
baiknya.
c. Sebagai alat untuk mengadakan seleksi atas dasar seks dan seleksi sosial,
d. Sebagai alat untuk menyaring warga golongan-golongan karya untuk
mengadakan pembagian kerja.
b) Kontravensi
Kontravensi pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses sosial yang
berada antara persaingan dan pertentangan. Kontravensi terutama ditandai
oleh gejala-gejala adanya ketidakpastian mengenai diri seseorang atau suatu
rencana dan perasaan tidak suka yang disembunyikan.
Bentuk-bentuk kontravensi :18
1. Perbuatan penolakan, perlawanan.
2. Melakukan penghasutan.
3. Berkhianat.
4. Menyangkal pernyataan orang lain dimuka umum.
5. Mengejutkan lawan, dan lain-lain.
Kontravensi, apabila dibandingkan dengan persaingan dan pertentangan,
bersifat agak tertutup atau rahasia. Perang dingin, misalnya merupakan
bentuk kontravensi karena tujuannya adalah untuk membuat lawan tidak
tenang. Dalam hal ini, lawan tidak diserang secara fisik,tetapi secara
psikologis.
c) Pertentangan
Pertentangan adalah proses sosial yang dilakukan individu atau kelompok
dalam mencapai tujuan nya disertai dengan paksaan atau kekerasan. Sebab
pertentangan terjadi diantaranya adalah sebagai berikut :19
a) Perbedaan antara individu dengan individu.
Perbedaan pendirian dan perasaan mungkin akan melahirkan
bentrokan antara mereka.
b) Perbedaan kebudayaan.
Seseorang secara sadar atau tidak sadar, sedikit banyaknya akan
terpengaruh oleh pola-pola pemikiran dan pola-pola pendirian dari
kelompoknya. Selanjutnya, keadaan tersebut dapat pula
menyebabkan terjadinya pertentangan antara kelompok manusia.
c) Perbedaan kepentingan.
Wujud kepentingan dapat bermacam-macam, ada kepentingan
politik,dan lain sebagainya. Majikan dan buruh umpamanya,
mungkin bertentangan karena yang satu menginginkan upah rendah,
sedangkan buruh menginginkan sebaliknya.
d) Perubahan sosial.
18
Soerjono Soekanto dan Budi Sulistyowati, sosiologi suatu pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2015), hlm 89.
19
Soerjono Soekanto dan Budi Sulistyowati, sosiologi suatu pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2015), hlm 90
8
Perubahan sosial yang berlangsung dengan cepat untuk sementara
waktu akan mengubah nilai-nilai yang ada di masyarakat.
Pertentangan mempunyai beberapa bentuk khusus, yaitu :20
a. Pertentangan pribadi tidak jarang terjadi bahwa dua orang sejak mulai
berkenalan sudah saling tidak menyukai. Apabila permulaan yang uruk tadi
dikembangkan, maka timbul raasa saling membenci.
b. Pertentangan rasial.
Pertentangan antara orang-orag negro dengan orang-orang berkulit putih di
Amerika Serikat. Sebetulnya, sumber petentangan tidak hanya terletak pada
ciri-ciri badaniah, tetapi juga oleh perbedaan kepentingan dan kebudayaan.
Keadaan tersebut ditambah dengan kenyataan bahwa salah satu ras
merupakan golongan mayoritas.
c. Pertentangan antara kelas-kelas sosial
Pada umumnya, disebabkan oleh perbedaan kepentingan, misalnya
perbedaan kepentingan antara majikan dengan buruh.
d. Pertentangan politik.
Biasanya pertentangan ini menyangkut baik antara golongan-golongan
dalam suatu masyarakat, maupun negara-negara yang berdaulat.
e. Pertentangan yang bersifat internasional.
Ini disebabkan karena perbedaan-perbedaan kepentingan yang kemudian
berlanjut ke kedaulatan negara.
20
Soerjono Soekanto dan Budi Sulistyowati, sosiologi suatu pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2015), hlm 93.
9
C. PENUTUP
Kesimpulan
Proses sosial adalah setiap interaksi sosial yang berlangsung dalam suatu jangka
waktu yang sedemikian rupa hingga menunjukkan pola-pola pengulangan
hubungan perilaku dalam kehidupan masyarakat.Interaksi sosial merupakan kunci
dari semua kehidupan sosial, karena tanpa interaksi sosial tidak akan mungkin ada
kehidupan bersama.
Faktor-faktor Proses Sosial dan Interaksi Sosial yaitu Faktor imitasi, faktor sugesti,
faktor identifikasi, faktor simpati, faktor motivasi, dan faktor empati .
Bentuk proses dan interaksi sosial terbagi menjadi dua, yaitu asosiatif (kerja sama)
dan disosiatif (perpecahan).
Syarat terjadinya interaksi sosial adanya komunikasi, bila suatu hubungan sosial
tidak terjadi komunikasi, maka dalam keadaan demikian tidak terjadi kontak sosial.
Dan adanya kontak sosial yang dapat terjadi secara langsung maupun tidak
langsung. Interaksi sosial merupakan syarat utama erjadinya aktivitas-aktivitas
sosial.
10
DAFTAR PUSTAKA
Kamanto Sunarto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta : Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Soerjono Soekanto. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo.
Agus Sudarsono. 2016. Pengantar Sosiologi (konsep dasar dan penerapannya).
Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta. [online : bahan-ajar-dd-sosiologi.pdf]
Ali Imron. 2017. Sumber Belajar Penunjang Plpg Mata Pelajaran/Paket
Keahlian Sosiologi
[online :http://sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL%202017/Sosiol
ogi/BAB-IV-Proses-Proses-Sosial.pdf]
11