Anda di halaman 1dari 3

TUGAS TERSTRUKTUR

HUKUM PERIKATAN DAN PERSUS

DIBUAT OLEH:

NAMA : BARBARA SERNADA

NPM : 17.01.0010-IH

MATA KULIAH : HUKUM PERIKATAN DAN PERSUS

DOSEN PENGASUH : CIK MARHAYANI, S.H.,M.H.

SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM YAPERTIBA

TAHUN AJARAN 2019/2020


BAB I

Latar Belakang

Pada prinsipnya perjanjian atau kontrak adalah serangkaian janji yang dibuat berdasarkan
kesepakatan para pihak untuk menciptakan suatu alubat hukum tertentu. Dengan demikian
perjanjian hams lahir dari kehendak para pihak dan hams dilaksanakan sesuai dengan maksud
dari pihak yang membuat perjanjian. Sesuai dengan Pasal 1320 Kitab Undang-undang
Hukum Perdata (KUHPerdata) menentukan syarat sahnya perjanjian Suatu pe rjanjian
dikatakan sah jika memenuhi hal-hal sebagai berikut : 1. perjanjian didasarkan pada
kesepakatan (consensus) ; 2. perjanjian hams dibuat oleh orang yang cakap untuk membuat
perjanjian; 3. objek perjanjian hams jelas atau tertentu; dan 4. perjanjian itu memiliki kausa
yang halal. Salah satu kunci dalam perjanjian adalah kata sepalcat.

Dalam praktik sering ditemui perjanjian yang timbul dari kesepakatan yang mengandung
cacat kehendak. Menurut Pasd I321 KUHPerdata suatu kesepakatan mengandung cacat
hukum (wilsgberek) jika kesepakatan tersebut dibuat berdasarkan : 1. Paksaan (hang) 2.
Kekhilafan (dwalling) 3. Penipuan (bedrog).

Penipuan, perbuatan curang, tipu muslihat dalam masyarakat sudah seMg terdengar,
ketiganya ini bertujuan untuk memperdayakan pihak lawannya, supaya pelaku perbuatan ini
memperoleh keuntungan dari kecurangan itu. Penyelesaian sum perjanjian sering didahului
oleh perundingan-perundingan, dengan jalan rnana satu pihak membuat pernyataan-
pernyataan tentang fakta, yang dmaksudkan untuk membujuk pihak lainnya supaya
mengadakan perjanjian. Jika pernyataan semacam itu tidak benar atau palsu, maka hal ini
disebut perbuatan curang atau penipuan (misrepresentation).

B. Tujuan:

Untuk mengetahui status hukum perjanjian yang mengandung unsur penipuan.

BAB II

PEMBAHASAN

Menurut ketentuan pasal 1328 KLHPerdata, apabila tipu muslihat itu dipakai oleh salah satu
pihak sedernikian rupa, sehingga terang dan nyata membuat pihak lainnya tertarik untuk
membuat perikatan, sedangkan jika tidak dilakukan tipu muslihat itu, pihak lainnya tidak
akan membuat perikatan itu. Penipuan ini merupakan alasan untuk membatakan perjanjian6
Dari pembahasan di atas jika suatu perjanjian yang timbul dari kesepakatan kemudian
mengandung penipuan, maka kemudian pihak yang merasa dirugikan dapat merninta
pembatalan perjanjian tersebut di Pengadilan Negeri dengan cara mengajukan gugatan.
Mengenai pembahasan terjadinya penipuan dalam perjanjian, biasanya ada hal lain atau
kondisi-kondisi tertentu yang itu sifatnya mendukung untuk kemudian terjadi adanya
penipuan tersebut, hal tersebut adalah penyalahgunaan keadaan (misbruik van
omstandigheden). Tetapi hal ini dalam pralctek tidak selalu ada atau terjadi, karena dalam
praktek ada penipuan yang sejak dari awal ada niat dari pihak untuk melakukan penipuan dan
ada juga yang menggunakan keadaan-keadaan tertentu.

Perkembangan perbuatan penipuan dalam pembuatan perjanjian diatur dalam KUHPerdata


tetapi tolak ukur untuk menentukan penipuan dalam kontrak ternyata tidak dibahas dan
dijelaskan secara rinci dan jelas. Dalam hal adanya penipuan dalam perjanjian hams dibahas
secara mendalam, apakah unsur-unsumya juga ikut penipuan dalam pembahasan hukurn
pidana atau mempunyai unsur-unsur tersendiri. Banyak Putusan Pengadilan yang
memutuskan perkara-perkara seperti ini karena adanya unsur penipuan dal= pelaksanaan
pembuatan perjanjian benar terjadi dan itu disengaja, tetapi unsurunsur penipuannya tidak
dijelaskan secara j elas dalam pertimbangnya Dalam pembahasan penipuan ini, penipuan
merupakan salah satu hal dalam kesepakatan yang mengandung cacat kehendak, ha1 yang
dipersoalkan dari cacat kehendak itu adalah bagaimana sejarahnya sampai diperolehnya hak
atau kewenangan itu. Tegasnya mengenai persoalan itu adalah terletak pada sejarah
terjadinya perolehan hak (het verleden). Penipuan dari kalirnatnya berasal dari kata tipuan,
tipuan adalah suatu bentuk dari kesesatan.

BAB III

PENUTUP

Selagi penipuan belum terbukti , tidak ada status hukum yang berlaku. Status hukum yang
melakukan penipuan dari perjanjian itu masih tergugat dalam artian jika terbukti telah
melakukan kecurangan/penipuan.

Anda mungkin juga menyukai