Tugas Terstruktur Persus
Tugas Terstruktur Persus
DIBUAT OLEH:
NPM : 17.01.0010-IH
Latar Belakang
Pada prinsipnya perjanjian atau kontrak adalah serangkaian janji yang dibuat berdasarkan
kesepakatan para pihak untuk menciptakan suatu alubat hukum tertentu. Dengan demikian
perjanjian hams lahir dari kehendak para pihak dan hams dilaksanakan sesuai dengan maksud
dari pihak yang membuat perjanjian. Sesuai dengan Pasal 1320 Kitab Undang-undang
Hukum Perdata (KUHPerdata) menentukan syarat sahnya perjanjian Suatu pe rjanjian
dikatakan sah jika memenuhi hal-hal sebagai berikut : 1. perjanjian didasarkan pada
kesepakatan (consensus) ; 2. perjanjian hams dibuat oleh orang yang cakap untuk membuat
perjanjian; 3. objek perjanjian hams jelas atau tertentu; dan 4. perjanjian itu memiliki kausa
yang halal. Salah satu kunci dalam perjanjian adalah kata sepalcat.
Dalam praktik sering ditemui perjanjian yang timbul dari kesepakatan yang mengandung
cacat kehendak. Menurut Pasd I321 KUHPerdata suatu kesepakatan mengandung cacat
hukum (wilsgberek) jika kesepakatan tersebut dibuat berdasarkan : 1. Paksaan (hang) 2.
Kekhilafan (dwalling) 3. Penipuan (bedrog).
Penipuan, perbuatan curang, tipu muslihat dalam masyarakat sudah seMg terdengar,
ketiganya ini bertujuan untuk memperdayakan pihak lawannya, supaya pelaku perbuatan ini
memperoleh keuntungan dari kecurangan itu. Penyelesaian sum perjanjian sering didahului
oleh perundingan-perundingan, dengan jalan rnana satu pihak membuat pernyataan-
pernyataan tentang fakta, yang dmaksudkan untuk membujuk pihak lainnya supaya
mengadakan perjanjian. Jika pernyataan semacam itu tidak benar atau palsu, maka hal ini
disebut perbuatan curang atau penipuan (misrepresentation).
B. Tujuan:
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut ketentuan pasal 1328 KLHPerdata, apabila tipu muslihat itu dipakai oleh salah satu
pihak sedernikian rupa, sehingga terang dan nyata membuat pihak lainnya tertarik untuk
membuat perikatan, sedangkan jika tidak dilakukan tipu muslihat itu, pihak lainnya tidak
akan membuat perikatan itu. Penipuan ini merupakan alasan untuk membatakan perjanjian6
Dari pembahasan di atas jika suatu perjanjian yang timbul dari kesepakatan kemudian
mengandung penipuan, maka kemudian pihak yang merasa dirugikan dapat merninta
pembatalan perjanjian tersebut di Pengadilan Negeri dengan cara mengajukan gugatan.
Mengenai pembahasan terjadinya penipuan dalam perjanjian, biasanya ada hal lain atau
kondisi-kondisi tertentu yang itu sifatnya mendukung untuk kemudian terjadi adanya
penipuan tersebut, hal tersebut adalah penyalahgunaan keadaan (misbruik van
omstandigheden). Tetapi hal ini dalam pralctek tidak selalu ada atau terjadi, karena dalam
praktek ada penipuan yang sejak dari awal ada niat dari pihak untuk melakukan penipuan dan
ada juga yang menggunakan keadaan-keadaan tertentu.
BAB III
PENUTUP
Selagi penipuan belum terbukti , tidak ada status hukum yang berlaku. Status hukum yang
melakukan penipuan dari perjanjian itu masih tergugat dalam artian jika terbukti telah
melakukan kecurangan/penipuan.