MODUL 05
FILTRASI
NIM : 15317025
Kelompok : 02
Berdasarkan data yang terdapat dari Tabel III.1 Densitas air, diperoleh grafik :
𝑦 = 996,6625 𝑘𝑔/𝑚3
Jadi massa jenis air pada temperatur 25oC adalah 996,6625 kg/m3.
2. Menghitung Viskositas Dinamis
Berdasarkan data yang terdapat dari Tabel III.2 Viskositas air, diperoleh grafik :
Jadi viskositas air pada temperatur 25oC adalah 1,075 x 10-3 Ns/m2.
Luas tabung filtrasi dicari untuk mengetahui kecepatan aliran. Luas tabung
filtrasi dihitung dengan menggunakan persamaan :
1 2
𝐴= 𝜋𝐷
4
1
𝐴 = 𝜋0,12
4
𝐴 = 0,00785 𝑚2
Luas tabung filtrasi pada percobaan kali ini sebesar 0.00785 𝑚2.
4. Perhitungan Kecepatan Aliran
𝑄
𝑉𝑠 =
𝐴
0,002
𝑉𝑠 =
0,00785
𝑉𝑠 = 0,2548 m/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑉𝑠 = 0,004246 𝑚/𝑠
Kecepatan aliran air pada percobaan kali ini sebesar 0,004246 𝑚/𝑠
𝛾 ∗ 𝜌𝑤 ∗ 𝑣𝑠 ∗ 𝑑𝑝
𝑅𝑒 =
𝜇
2,65 ∗ 996,6625 ∗ 0,004246 ∗ 0,0004
𝑅𝑒 =
1,075 × 10−3
𝑅𝑒 = 4,1731
6. Perhitungan Friksi
Friksi merupakan faktor yang mempengaruhi nilai Headloss yang terjadi. Friksi
dihitung dengan menggunakan persamaan :
150(1 − 𝜀 )
𝑓= + 1,75
𝑅𝑒
150(1 − 0,4)
𝑓= + 1,75
4,1731
𝑓 = 23,3169
Koefisien friksi pada percobaan kali ini sebesar 23,3169
7. Perhitung Headloss Teoritis
Headloss merupakan kehilangan tekan aliran fluida dalam saluran akibat friksi
yang terjadi. Nilai Headloss dicari untuk mengetahui hubungan antara headloss
dengan kedalaman filter. Nilai headloss dapat dihitung dengan persamaan :
𝑓 ∗ 𝐿(1 − 𝜀 ) ∗ 𝑣𝑠2
ℎ𝑓 =
𝜀 3 ∗ 𝑔 ∗ 𝑑𝑝
Cara yang sama digunakan untuk menghitung headloss pada L =0,02. Didapatkan
nilai headloss pada L = 0,68 sebesar 0,683030885 dan pada L = 0,02 sebesar
0,020089144.
Pada percobaan kali ini, dilakukan pengukuran nilai kekeruhan untuk setiap
kedalaman yang berbeda, kemudian hasil tersebut di plotkan menjadi grafik
sebagai berikut :
Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat bahwa semakin dalam media filter
maka semakin besar nilai tekanannya. Oleh karena itu dapat di simpulkan bahwa
headloss yang terjadi akan semakin membesar seiring dengan pertambahan
kedalaman pada filter. Akan tetapi hasil yang didapatkan tidak menunjukkan
hasil yang benar-benar linear, terdapat beberapa titik yang tidak sejajar dalam
satu garis linear, hal ini terjadi karena adanya kemungkinan terjadinya
penyumbatan (clogging) yang terjadi pada lapisan medium tertentu sehingga
diperlukan head yang lebih besar dan menyebabkan headloss pada titik tersebut
menjadi tinggi sehingga ketinggian yang terbaca pada manometer tidak sesuai
karena pada titik pertama ketinggiannya akan labih rendah dibandingkan dengan
titik selanjutnya. Hal tersebut juga dapat terjadi karena adanya udara yang masuk
ke dalam manometer.
Berdasarkan hasil pengukuran didapatkan nilai headloss aktual sebesar 0,7
m dan didapat headloss teoritis sebesar 0,68303 m. Jika kedua headloss tersebut
dibandingkan, maka dapat ditentukan galat sebagai berikut :
ℎ𝑓 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 − ℎ𝑓 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = | | × 100%
ℎ𝑓 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
0,68303 − 0,7
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = | | × 100%
0,68303
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = 2,48 %
ℎ𝑓 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 − ℎ𝑓 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = | | × 100%
ℎ𝑓 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
0,020089 − 0,0175
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = | | × 100%
0,020089
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = 12,88 %
Kesalahan
VI. Kesimpulan
1. Debit air yang melalui unit filter sebesar 0,002 m3/s
2. Bilangan Reynolds pada unit filter terhitung sebesar 4,1731
3. Headloss total aktual pada unit filter sebesar 0,7 m
Headloss total teoritis pada unit filter terhitung sebesar 0,68303 m
4. Kekeruhan air yang diukur sebelum melewati unit filter adalah 34,45 NTU
Kekeruhan air yang diukur setelah melewati unit filter adalah 28,2 NTU
DAFTAR PUSTAKA
Binnie, C. dkk. 2002. Basic Water Treatment. 3rd edition. Cambridge: Royal
Society of Chemistry
Metcalf, and Eddy, 1994, Wastewater Engineering: treatment, disposal, and reuse,
Third Edition, McGraw-Hill, Boston.