Pendahuluan
Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT –
Information Communication Technology) dewasa ini, tidak dapat
dipungkiri memegang peran yang sangat penting dalam kehidupan
manusia modern. Banyak sekali solusi kebutuhan komunikasi dan
informasi kita hari ini yang difasilitasi oleh kemajuan ICT ini, salah
satunya dengan penggunaan smartphone atau telepon pintar yang
terkoneksi dengan internet.
Kebutuhan masyarakat modern akan smartphone terlihat dari
penetrasi pengguna smartphone di Indonesia yang semakin meningkat
setiap tahunnya. Pada tahun 2016 lalu, pengguna smartphone di
Indonesia diperkirakan sudah mencapai 65,2 juta pengguna, dan
pada tahun 2019 diprediksi akan mencapai 92 juta pengguna1, dan
menempati peringkat ke-4 dunia setelah India sebagai negara dengan
jumlah pengguna smartphone terbanyak di dunia. Tidak mengherankan
jika di Indonesia, pertumbuhan pengguna internet pada tahun 2017
diprediksi sebanyak 112,6 juta pengguna2 (pengguna internet dengan
PC dan smartphone) dengan posisi peringkat ke-6 pengguna internet
terbesar di dunia, tepat setelah Jepang dengan selisih tipis.
Smartphone sendiri lebih banyak disukai untuk dapat terhubung
dengan jaringan internet karena kemampuannya yang canggih
1
http://databoks.katadata.co.id/datapublish/2016/08/08/pengguna-smartphone-di-
indonesia-2016-2019 [27/07/17]
2
https://kominfo.go.id/content/detail/4286/pengguna-internet-indonesia-nomor-
enam-dunia/0/sorotan_media [12/07/2017]
311
Mediamorfosa :
Transformasi Media Komunikasi Di Indonesia
Sapu.Jadi.Miliarder [14/07/2017]
312
Neneng C. Marlina, “Kuliah Whatsapp (Kulwap)”...
313
Mediamorfosa :
Transformasi Media Komunikasi Di Indonesia
314
Neneng C. Marlina, “Kuliah Whatsapp (Kulwap)”...
315
Mediamorfosa :
Transformasi Media Komunikasi Di Indonesia
316
Neneng C. Marlina, “Kuliah Whatsapp (Kulwap)”...
termediasi komputer.
3. Van Dijk (2006) mendeskripsikan bahwa komunitas virtual
diasosiasikan dengan sekumpulan individu yang tidak terikat
oleh waktu, tempat maupun keadaan fisik atau material. Mereka
dikreasikan oleh lingkungan elektronik dan berdasarkan pada
komunikasi termediasi.
4. Jordan (1999), komunitas virtual berarti komunitas yang berada di
ruang siber dan setiap anggotanya kembali dan hadir di sana dalam
ruang informasional yang sama. Individu telah menemukan bahwa
mereka tidak sendiri dan membangun relasi di antara mereka serta
menjadi bagian dari anggota komunitas virtual. Komunitas virtual
juga bisa ditinggalkan secara mudah kerena pengguna internet bisa
memilih apakah akan bergabung atau tidak.
Pada akhirnya, Nasrullah (2015: 109) menarik kesimpulan
mengenai komunitas virtual dari beberapa definisi di atas, bahwa yang
dimaksud dengan komunitas virtual adalah kumpulan pengguna yang
memiliki kesamaan dan terbentuk melalui ruang siber serta relasi yang
terjadi di antara mereka termediasi secara elektronik. Kiranya definisi
tersebut sangat mendeskripsikan karakteristik dari Whatsapp Group
Keluarga YKPI yang akan dibahas dalam penelitian ini.
Sementara itu, Quentin Jones (1997, dalam Nasrullah, 2015: 112-
112) memberikan beberapa kriteria dasar mengenai komunitas virtual:
1. Level minimum dalam interaksi. Diperlukan semacam kriteria
minimal bagaimana interaksi yang terjadi di dalam kelompok atau
grup tersebut di media sosial. Setiap konten yang dipublikasikan
oleh pengguna apabila tidak ada tanggapan dari pengguna lain,
interaksi ini tidak bisa menjadi batasan dasar sebuah komunitas.
2. Komunikator yang bervariasi yang merujuk pada sebuah komunitas
virtual harus terdiri dari partisipan yang beragam sehingga interaksi
yang terjadi di antara mereka akan membentuk dan berkembang
secara luas.
3. Adanya ruang publik umum sebagai medium interaksi bagi anggota
komunitas. Kehadiran media sosial bisa digunakan sebagai ruang
publik umum untuk berinteraksi. Namun, tidak semua jenisnya
memberikan fasilitas atau perangkat bagi terbentuknya komunitas. Ini
terkait dengan prosedur teknis yang ada di tiap-tiap media sosial.
317
Mediamorfosa :
Transformasi Media Komunikasi Di Indonesia
Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi pada sebuah
komunitas virtual yang concern pada masalah edukasi keluarga dengan
anggota keluarga penyalahguna narkoba. Konsep di atas sebenarnya
mengacu pada apa yang disebut dengan etnografi virtual dari Christine
Hine.
Hine dalam sebuah makalahnya yang berjudul Virtual
Ethnography mengatakan bahwa etnografi virtual adalah sebuah
bentuk pengambangan baru dari etnografi konvensional sebagai
respon atas kebutuhan untuk mempelajari komunitas-komunitas yang
menggunakan perangkat komunikasi elektronik berdasarkan jaringan
komputer yang digunakan dalam kegiatan rutin. Etnografi virtual tidak
diajukan sebagai metode baru untuk menggantikan yang lama - lebih
dari itu ia disajikan sebagai cara untuk memusatkan perhatian pada
asumsi dasar etnografi, dan fitur yang dianggap spesial dari teknologi
yang terkait.
Sumber data dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua jenis
data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian
merupakan data yang diperoleh secara langsung melalui pengamatan
berperan serta pada kegiatan Kuliah Whatsapp Keluarga YKPI yang
318
Neneng C. Marlina, “Kuliah Whatsapp (Kulwap)”...
319
Mediamorfosa :
Transformasi Media Komunikasi Di Indonesia
terutama bagi para orangtua dan anggota keluarga inti lainnya, yaitu
anak. Sosialisasi akan ancaman bahaya penyalahgunaan narkoba
ini seringkali tidak tersampaikan dengan baik, bukan hanya karena
masalah program-program pemerintah yang berkaitan dengan masalah
ini tidak dilakukan secara intensif dan holistik dengan menggunakan
media yang paling tepat, namun juga masalah internal dari keluarga
itu sendiri. Seringkali orangtua pada khususnya, tidak mengikuti
perkembangan dan kegiatan anak-anaknya di luar rumah, dan juga life
style generasi muda yang sangat mungkin berbeda sama sekali dengan
jamannya dulu.
Selain paparan informasi mengenai bahaya penyalahgunaan
narkoba yang memang dirasa kurang pada keluarga, pada masa-
masa tren kemunculan jenis-jenis barang haram ini, - awalnya hanya
dikenal jenis opium atau di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan
candu pada jaman penjajahan Belanda (Mitra Bintibmas, 2007: 17),
variannya semakin bervariasi di kisaran tahun 70-an4, dan semakin
berkembang dan menjadi “tren” pada awal tahun 90-an.5 Pada masa-
masa itu, banyak keluarga di Indonesia, bahkan bagi banyak keluarga
yang berdomisili di kota besar seperti Jakarta sekalipun, orangtua pada
khususnya memiliki pengetahuan yang sangat minim atau bahkan
tidak tahu sama sekali tentang bahaya penyalahgunaan narkoba pada
putra-putri mereka saat itu. Umumnya, para orangtua tidak pernah
teredukasi secara formal dan informal mengenai hal ini. Dulu, di
lembaga-lembaga pendidikan formal seperti sekolah, tidak mengenal
istilah penyuluhan atau edukasi tentang bahaya penyalahgunaan zat-
zat adiktif seperti hal-nya kita ketahui pada kurikulum pendidikan
dan beberapa program Pemerintah yang memang dikhususkan untuk
mengedukasi siswa tentang bahaya narkoba.
Ketidaktahuan tentang bahaya penyalahgunaan narkoba ini
ternyata menjadi ancaman laten yang harus dihadapi para orangtua pada
era awal tahun 90-an tersebut. Banyak di antara mereka pada akhirnya
baru mengetahui bahwa putra-putri mereka menjadi penyalahguna
narkoba bahkan setelah beberapa tahun kemudian. Mereka tidak
tahu menahu tentang apa itu narkoba atau zat-zat adiktif yang putra-
4
http://dedihumas.bnn.go.id/read/section/artikel/2011/10/31/189/sejarah-singkat-
narkoba [27/07/17)
5
Hasil wawancara dengan informan [19/01/16]
320
Neneng C. Marlina, “Kuliah Whatsapp (Kulwap)”...
putri mereka gunakan, apa akibatnya, dan harus melakukan apa agar
mereka dapat menolong putra-putri mereka untuk dapat terlepas dari
jeratan narkoba. Yang mereka ketahui hanyalah banyaknya perubahan
perilaku pada putra-putri mereka yang kemudian membawa banyak
kehancuran pada keluarga inti pada khususnya. Banyak dari keluarga
ini yang kemudian membawa anaknya untuk lepas dari jeratan narkoba
ke Pengasih, Malaysia, sebuah organisasi non-profit yang berdiri dari
tahun 1987, didirikan untuk membantu pecandu narkoba untuk dapat
pulih dan kembali menjadi manusia yang kembali berfungsi secara
sosial.
Banyaknya keluarga di Indonesia yang kemudian membawa
anggota-anggota keluarganya yang terimbas masalah narkoba untuk
direhabilitasi di Pengasih Malaysia ini karena di Indonesia sendiri
pada awal tahun 90-an itu belum ada satu pun tempat rehabilitasi
untuk membantu mereka. Dengan banyaknya keluarga Indonesia yang
mengirimkan anggota keluarganya ke Pengasih Malaysia, maka dirasa
perlu untuk mereka memiliki satu wadah bagi para keluarga ini, -
khususnya di Jakarta - untuk memudahkan mereka saling berkoordinasi,
saling berbagi informasi dan pengalaman, terutama untuk memperoleh
pengetahuan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan bahaya narkoba
dan bagaimana dapat menghadapi anggota-anggota keluarga yang
terimbas masalah narkoba selepas mereka kembali dari Malaysia
dan hidup berdampingan kembali dengan mereka di dalam keluarga
seperti biasa. Wadah keluarga ini kemudian didirikan pada tahun
1998 dengan nama Yayasan Keluarga Pengasih Indonesia (YKPI).
Saat ini, YKPI telah hadir dan aktif selama 19 tahun, menjadi pelopor
Family Support Group (FSG) bagi keluarga-keluarga Indonesia yang
memiliki anggota keluarga dengan masalah penyalahgunaan narkoba.
FSG ini kemudian berkembang tidak hanya ditujukan sebagai wadah
koordinasi para keluarga yang mengirimkan anggota keluarga terimbas
masalah narkoba ke Pengasih Malaysia saja, tetapi menjadi terbuka
bagi siapa pun yang membutuhkan pembelajaran mengenai bahaya
narkoba dan menanggulangi masalah tersebut, terutama fokus pada
anggota keluarga yang harus menghadapi anggota keluarga terimbas
masalah narkoba.
Setelah 19 tahun lamanya kegiatan-kegiatan YKPI ini dilakukan
secara offline, artinya komunitas FSG ini selalu memiliki kegiatan-
321
Mediamorfosa :
Transformasi Media Komunikasi Di Indonesia
322
Neneng C. Marlina, “Kuliah Whatsapp (Kulwap)”...
323
Mediamorfosa :
Transformasi Media Komunikasi Di Indonesia
324
Neneng C. Marlina, “Kuliah Whatsapp (Kulwap)”...
325
Mediamorfosa :
Transformasi Media Komunikasi Di Indonesia
326
Neneng C. Marlina, “Kuliah Whatsapp (Kulwap)”...
327
Mediamorfosa :
Transformasi Media Komunikasi Di Indonesia
328
Neneng C. Marlina, “Kuliah Whatsapp (Kulwap)”...
Simpulan
Kemajuan teknologi memiliki peranan dalam mengubah cara
berkomunikasi. Hambatan jarak dan waktu kini bukanlah suatu
kendala berkomunikasi. Demikian juga dengan pemanfaatan media
komunikasi yang mengandalkan kemajuan teknologi informasi
komunikasi (Information Communication Technology – ICT) yang
secara perlahan mampu menggeser ruang-ruang belajar konvensional.
329
Mediamorfosa :
Transformasi Media Komunikasi Di Indonesia
330
Neneng C. Marlina, “Kuliah Whatsapp (Kulwap)”...
Daftar Pustaka
Buku:
Mitra Bintibmas (2007). Vademecum Masalah Narkoba: Narkoba
Musuh Segala Bangsa. Cet. Kedua
Moleong, Lexy J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT.
Remaja Rosdakarya
Nasrullah, Rulli. (2015). Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya,
dan Sosioteknologi. Bandung. Simbiosa Rekatama Media
Artikel Jurnal:
Ahad, Annie Dayani and Lim, Syamimi Md Ariff (2014). Convenience
or Nuisance?: The ‘Whatsapp’ Dilemma. Procedia – Social and
Behavioral Sciences 155 (p. 189-196)
Al Hamdani, Dawood Salim (2013). Mobile Learning: A Good Practice.
Procedia – Social and Behavioral Sciences 103 (p. 665-674)
Alali, Haitham and Salim, Juhana (2013). Virtual Communities of
Pratice Success Model to Support Knowledge Sharing Behaviour in
Healthcare Sector. Procedia – Technology 11 (p. 176-183)
Kiat, Bong Way and Chen, Weiqin (2015). Mobile Instant Messaging for
Elderly. Procedia – Computer Sciences 67 (p. 28-37)
Makalah:
Hine, Christine. Virtual Ethnography. Centre for Research into
Innovation, Culture and Technology. Brunel University, Uxbridge,
Middlesex, UB8 3PH, UK
Website:
http://dedihumas.bnn.go.id/read/section/artikel/2011/10/31/189/
sejarah-singkat-narkoba [27/07/17]
http://databoks.katadata.co.id/datapublish/2016/08/08/pengguna-
smartphone-di-indonesia-2016-2019 [27/07/17]
https://kominfo.go.id/content/detail/4286/pengguna-internet-indonesia-
nomor-enam-dunia/0/sorotan_media [12/07/2017]
https://www.kominfo.go.id/content/detail/6095/indonesia-raksasa-
teknologi-digital-asia/0/sorotan_media [12/07/2017]
331
Mediamorfosa :
Transformasi Media Komunikasi Di Indonesia
332